You are on page 1of 21

Penerapan Peer Feedback sebagai Sarana Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Penulisan Report Text di Kelas XI IPA 3 SMA

Negeri 1 Lamongan
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam program pengalaman lapangan II (PPL II)

Oleh: Eka Febri Lestari 062084032

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 2009

Daftar Isi Halaman Pengesahan..............................................................................................1 Kata Pengantar........................................................................................................2 Abstrak....................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... A. Latar Belakang.......................................................................................4 B. Perumusan Masalah................................................................................7 C. Tujuan Penelitian....................................................................................7 D. Metode...................................................................................................7 BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................9 BAB III PANYAJIAN DAN ANALISIS DATA................................................... A. Deskripsi Kegiatan.................................................................................13 B. Analisis Data..........................................................................................14 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................15 Daftar Pustaka.........................................................................................................16 Lampiran.................................................................................................................19

Halaman Pengesahan
Laporan yang berjudul Penerapan Peer Feedback sebagai Sarana Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Penulisan Report Text di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan yang telah disusun oleh Eka Febri Lestari, telah disetujui dan diterima dalam memenuhi persyaratan mata kuliah Program Pengalaman Lapangan II periode 2009-2010 dan telah mendapat pengesahan pada September 2009

Lamongan, September 2009 Guru Pamong, Penyusun

Bambang Suhadi S.pd NIP. 19670216 199601 1002

Eka Febri Lestari NIM 062084032

Dosen Pembimbing,

Kepala SMA Negeri 1 Lamongan,

Tri Sudarwanto, S.Pd. NIP. 19750309 200501 1002

Wantono Gono Putro, M.Pd. NIP. 19671119 199001 1 001

KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmad serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan individu kegiatan Program Pengalaman Lapangan II (PPL II) yang berjudul Penerapan Peer Feedback sebagai Sarana Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Penulisan Report Text di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah program pengalaman lapangan II (PPL II) periode 2009-2010 jurusan pendidikan bahasa inggris, Universitas Negeri Surabaya. Penyusunan laporan ini berdasarkan data serta pengamatan yang diperoleh dan dilakukan di lapangan selama melaksanakan kegiatan PPL II yang berlangsung selama dua setengah bulan di SMA Negeri 1 Lamongan. Pengalaman mengajar yang didapatkan ini tentu saja sangat bermanfaat bagi para calon guru yang memiliki pengalaman mengajar nyata sangat terbatas dan masih sangat awam terhadap dunia pendidikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan individu PPL II ini, yang antara lain: 1. Allah SWT, atas Rahmat serta Hidayah-Nya yang begitu besar 2. Tri Sudarwanto S.Pd., selaku dosen pembimbing lapangan 3. Wantono Gono Putro M.Pd., selaku kepala sekolah SMAN 1 Lamongan 4. Bambang Suhadi S.Pd., selaku guru pamong bahasa inggris di SMAN 1 Lamongan 5. Bapak dan Ibu guru SMAN 1 Lamongan 6. Rekan-rekan PPL II di SMAN 1 Lamongan 7. Siswa-siswi kelas XI IPA 3 dan XI IPS 3 khususnya, serta siswa siswi SMAN 1 Lamongan umumnya 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan PPL II ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi hasil yang lebih baik di kemudian hari. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Lamongan, September 2009 4

ABSTRAK Judul : Penerapan Peer Feedback sebagai Sarana Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Penulisan Report Text di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan Nama : Eka Febri Lestari NIM : 062084032 : S1 : Pendidikan Bahasa Inggris : Bahasa dan Seni : Universitas Negeri Surabaya Program studi Jurusan Fakultas Lembaga

Tujuan dari pembelajaran Bahasa Inggris adalah siswa mampu berkomunikasi, yakni mampu menghasilkan teks baik lisan maupun tulis yang dapat digunakan sebagai sarana bermasyarakat. Dalam sebuah produk dibutuhkan suatu feedback atau timbal balik untuk mengukur kualitas dari produk tersebut, begitu halnya dengan pembelajaran Bahasa Inggris. Teacher feedback, timbal balik yang bersumber dari guru, selama beberapa decade ini mendominasi pembelajaran kemampuan menulis dalam pengajaran bahasa Inggris. Namun seiring perkembangan zaman, metode ini bertransformasi dengan pemberian feedback/komentar dari guru yang dikombinasikan dengan komtar/timbale balik dari teman sebaya (peer feedback), self-monitoring, teacher-student conference atau computer-mediated feedback. Laporan ini menitikberatkan penggunaan metode kombinasi teacher feedback dan peer feedback. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa timbal balik yang dilakukan oleh rekan sebaya (peer feedback) yang dikombinasikan dengan teacher feedback memberikan kontribusi positif dalam penulisan report text di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan daripada timbal balik yang dilakukan hanya oleh guru (teacher feedback). Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui keefektifan dari penerapan peer feedback dalam penulisan report text. Hasil observasi ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran writing of report text di kelas XI.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, social, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Bahasa inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secra lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan menggungkapkan informasi , pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan maupun tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahas inggris pada literasi tertentu. Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dengan symbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic, orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran. Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi informational, karena mereka disiapkan 6

untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Selain itu peserta didik juga diharapkan memiliki kesadaraan tentang hakikat pentingnya bahasa inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global serta mampu mengembangkan pemahaman mereka tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya. Sayangnya, dalam dunia pendidikan di Indonesia, Bahasa Inggris masih menjadi momok bagi sebagian peserta didik. Hal ini disebabkan pembelajaran bahasa inggris masih diajarkan secara klasik dimana guru menjadi pusat dari pembelajaran itu sendiri. Kekhawatiran akan paradigma bahwa penguasaan bahasa Inggris sulit telah mempengaruhi minat belajar bahasa Inggris itu sendiri. Selama ini para ahli cenderung menitikberatkan kekhawatiran tersebut berasal dari kemampuan berbicara maupun mendengarakan. Walaupun demikian peneliti beberapa dekade ini menemukan kekhawatiran dalam kemampuan dalam menulis teks berbahasa Inggris (writing anxiety). Thompson (1980) mengatakan bahwa kekhawatiran dalam menulis adalah parasaan tidak mampu untuk membuat sebuah karya tulis karena kekhawatiran akan tidak dimilikinya kemampuan menulis dalam dirinya. Tsui (1996) menambahkan, belajar menulis bahasa asing lebih menghasilkan kekhawatiran sendiri daripada kekhawatiran dalam belajar skil yang lain. Hal ini disebabkan kemampuan menulis berorientasi pada penghasilan produk (predominantly product-oriented) dan kemampuan ini membutuhkan kemampuan inidvidu, dimana siswa diharuskan untuk tidak mendapat bantuan dari pihak lain. Sebagai akibatnya, siswa tidak mampu menikmati proses menulis itu sendiri. Ketimpangan kemampuan antara siswa dengan kemampuan menulis yang tinggi dengan siswa dengan kemampuan rendah pun tidak dapat dikendalikan dalam proses menulis karena tidak adanya interaksi antara keduanya. Guru pun menerapkan sebuah pandangan yang negatif mengenai pembelajaran writing konvensional ini. Guru mengesankan bahwa writing adalah skill pasti dimana hanya satu pandangan saja yang mampu menilai benar tidaknya atau bagus jeleknya sebuah tulisan. Gere, Schuessler dan Abbott (1984) menemukan bahwa guru dengan kekhawatiran menulis yang tinggi menyebabkan dirinya lebih ketat dalam penilaian kepada siswa. Hal ini mengakibatkan siswa merasa terhakimi saat mereka mendapatkan timbal balik (feedback) dari guru mereka.

Untuk

mengatasi

permasalahan

ini

diupayakanlah

sebuah

metode

pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk salinmg berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnay sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada kalau dia mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif juga bisa digunakan sebagai sarana untuk menanamkan sikap inklusif, yaitu siakp yang terbuka terhadap berbagai perbedaan yang ada pad diri sesama siswa di sekolah. Pengalaman bekerja sama dengan teman yang memiliki perbedaan dari segi agama, suku, prestasi, jenis kelamin, dan lain-lain diharapkan bisa membuat siswa menghargai perbedaan tersebut. Selain itu pembelajaran kooperatif juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Penerapan pembelajaran kooperatif akan memberikan hasil yang efektif apabila ada saling ketergantungan yang positif dan adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability). Ketergantungan yang positif disini berarti semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok. Sedangkan yang dimaksud dengan tanggung jawab pribadi adalah setiap anggota kelompok harus berkontribusi aktif dalam bekerja sama. Apabila ada anggota kelompok yang tidak berkontribusi maka tujuan kelompok tidak akan tercapai Di dalam sebuah pembelajaran kehadiran feedback sangat diperlukan dalam pemberian refleksi sehingga bisa mendorong dan mengkonsolidasikan pembelajaran bahasa Inggris. Dalam proses pembelajaran kemampuan menulis, feedback memegang peranan penting untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Peer Feedback sebagai Sarana Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Penulisan Report Text di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan berikut: 1. Bagaimana penerapan Peer Feedback sebagai sarana peningkatan kemampuan siswa dalam penulisan report text di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan? 2. Apakah penerapan Peer Feedback mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam penulisan report text di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah: 1. Mengetahui penerapan Peer Feedback sebagai sarana peningkatan kemampuan siswa dalam penulisan reprt text di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan. 2. Mengetahui kefektifan penerapan peer feedback dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam penulisan report text di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan. D. Metode Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan bebrapa metode untuk membnatu penyusunan laporan ini. 1. Setting penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan. 2. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah 44 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Lamongan, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. 3. Sumber data Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan 2 sumber data yaitu: 9

a. Data kepustakaan. Sumber data ini digunakan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai masalah yang akan dibahas dalam pelaksanaanya. Penulis melakukan studi pustaka dengan membaca sumber-sumber yang relevan yang dapat menndukung penyusunan laporan ini. b. Data primer Data primer yaitu data yang diambil langsung dari lapangan berdasarkan pengamatan langsung dan hasil tugas siswa. 4. Teknik pengumpulan data Penulis melakukan penelitian tindakan (action research) yakni dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. 5. Prosedur penelitian Data dikumpulkan pada pertemuan ke 8 dalam semester gasal. Sebagai persiapan siswa membuat sebuah teks report dengan tema The Incredible Creature

10

BAB II KAJIAN TEORI


Akhir tahun 1980, terjadi pergantian dalam pengajaran kemampuan menulis (writing) dari yang terfokus pada produk (product focus approach) menjadi terfokus pada proses (process focus approach). Metode pendekatan ini terpusat pada instruksi yang diberikan kepada siswa untuk menghasilkan teks tulis selama proses menulis, yang melingkupi prewriting, drafting, revising dan editing stages. Feedback atau timbal balik menjadi salah satu faktor penting dalam proses kepenulisan dan membutuhkan perhatian yang besar dari guru. Selama beberapa lama, product-approach didominasi oleh penulisan pedagogy dan hanya mengandalkan timbal balik dari guru (teacher feedback) dalam pemberian respon terhadap hasil kerja siswa. Dengan berkembangnya pola pedagogy dalam kepenulisan, berkembang pula beberapa model feed back. 1. Teacher written feedback Feedback ini merupakan tipe pemberian feedback traditional. Tipe feedback ini paling umum dan sering digunakan dalam pengajaran writing. As a traditional feedback, it bears many advantages that other feedback techniques cannot surpass. It provides a critical instructional opportunity for students and offers a convenient avenue to achieve one-on-one communication that is rarely possible in the day-to-day operations of a class. Li Mi-mi (2009). Namun dalam pelaksanaannya Teacher feedback kurang bervariasi. Review yang diberikan oleh guru lebih berkonsentrasi pada tiap kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan ini membutuhkan banyak waktu dan tenaga yang sayangnya tidak berarti apa-apa karena feedback ini jarang memberikan gambaran kepada siswa atas kesalahan yang telah dibuatnya. Selain itu, seringkali guru memberikan penilaian mereka dengan menggunakan tinta merah yang berakibat pada pengurangan ketertarikan dan motivasi siswa untuk belajar. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik menggunakan metode feedback ini, harusnya guru mengkombinasikan antara strategy langsung dan tidak langsung, sehingga guru tidak perlu mengevaluasi setiap kesalahan yang dilakukan siswa.

11

2. Self-monitoring and teacher-student conference Cresswell (2000) mengatakan bahwa self-monitoring adalah kegiatan dimana siswa membuat catatan mengenai kesulitan-kesulitan yang ia hadapi selama proses menulis untuk kemudian direspon oleh guru. Self-monitoring memungkinkan siswa menjadi berpikir kritikal dan analitikal terhadap pekerjaannya sendiri. Dalam hal ini feedback yang diberikan oleh guru hanya melingkupi permasalahan yang diajukan siswa. Permasalahannya adalah, aktivitas ini tidak dapat deterapkan kepada semua siswa. Beberapa orang tidak bisa menjelaskan kesalahan mereka sendiri yang ditanayakan oleh mereka adalah pertanyaan umum dan sebagian besar menulisnya dengan bahasa yang teramat kasual. Beberapa siswa akan lebih mengandalkan teacher feedback daripada harus menganalisis pekerjaannya sendiri. Hal ini bisa diselesaikan denagn pengkombinasian self monitoring dengan teacher students conference. WANG (2004), via group discussion and annotating trial, students are instructed to use self-monitoring in their writings. After the introduction of self-monitoring knowledge, they are trained to attend both local and global features and make comprehensive annotations, ranging from content, organization, to grammar, vocabulary and spelling Kefektifan self monitoring ini bergantung pada feedback yang diberikan oleh guru. Li Mi-mi (2009) First, students read the writing, underline and annotate the problems for teacher feedback; then, teacher responds to the writing and replies the written queries briefly and also adds further comments; finally, teachers and student schedule a time to meet and teacher explain the solution to students problems and pointed out the other important issues that students may have ignored. Selama diskusi antara guru dan siswa, guru hendaknya menciptakan kondisi yang memancing siswa untuk bernegosiasi, sehingga tercipta komunikasi aktif di dalamnya.. 3. Computer-mediated feedback Sebagai salah satu bagian dari teknologi, penggunaan computer semakin diperlukan dalam segala hal. Dalam pembelajaran bahasa inggris, khususnya untuk kemampuan menulis, computer bisa dijadikan sebagai media pemberian

12

feedback. Namun penggunaan computer-mediated feedback ini tidaklah efektif apabila dilakukan di sebuah kelas besar. Hendaknya penggunaan metode ini hanya sebagai sarana pemberian feedback dan bukan pengganti metode feedback selama ini. 4. Peer feedback Peer feedback adalah salah satu strategi pemberian feedback dimana siswa saling mmeberikan komentarnya terhadap pekerjaan temannya. Siswa membaca hasil kerja temannya kemudian memberikan komentar. Cognitively, peer feedback can force students to exercise their thinking and help them enhance audience awareness. Linguistically, students experience through peer review valuable opportunities to improve their reading and writing ability as they discuss such issues as writing contents, organizational patterns, grammatical structures and appropriate word choices. Affectively, through peer feedback, students gain confidence and reduce apprehension by seeing peers strengths and weaknesses in writing and therefore generate more positive attitudes toward writing. Li Mi-mi (2009) Namun sayangnya sebagian besar siswa tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tulisan yang baik. Sehingga hendaknya guru memberikan kisikisi pengamatan terlebih dahulu kepada siswa mengenai apa saja yang harus ia respon. Pemberian instruksi dalam peer feedback sangatlah diperlukan. Berikut ini adalah instruksi yang harus diberikan guru kepada siswa sebelum menerapkan peer feedback di kelas untuk pembelajaran writing. 1. Before you begin to offer comments and suggestions on the draft, read the paper all the way through once and then, during the second reading, write comments for yourself. 2. After you have read through the paper twice and jotted down comments for yourself at this one sitting, put your classmate's paper and your comments away for a day. The next day, re-read the paper and the feedback you wrote. Double-check your feedback for content and language. Then you can post it. 3. Help each other improve your writing by giving constructive feedback. Tell the writer how, in your opinion, s/he can improve her paper. Don't hold back

13

on writing about good points of the paper; the writer needs to know what is good as well as what needs to be improved. 4. When making comments and offering suggestions for improvement, do it in an encouraging manner. Make your comments text-specific, referring to line numbers and suggesting ways to make the content clearer. 5. Be sensitive to your classmates' feelings and use appropriate language in telling them what, in your opinion, needs to be modified and improved. 6. In your comments, relate to the paper, not to yourself. There's no need to write, "I would write xxx." Make suggestions for improvement; however, it is up to the writer to decide if s/he will make use of them. 7. In the feedback, do not offer your own opinion as to the content of what is written. If you disagree with the writer on some points s/he's made, accept her point of view and relate only to the way the paper is written. Don't give your own opinion on the writer's opinion. 8. In order to give good feedback, you need to understand the assessment rubric and in particular Moon's 6 stages. Relate to these stages in your feedback. 9. Don't write too much. If, in your view, there are many problems with the draft, just mention the major points. 10. Enjoy the process of reading and analyzing your classmate's draft and use it to see how your comprehension of your classmate's writing can help you with yours.

14

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA


A. Deskripsi kegiatan Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan pengurangan kesalahan-kesalahan kecil dan meningkatkan kemampuan dalam menjelaskan konsep, Peer feedback mampu memberikan informasi yang membangun terhadap kegiatan menulis siswa. Pertama, Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuata sebuah report teks. saat tugas tersebut sudah selesai, siswa saling menukar draft mereka dengan teman sebangkunya lalu memberikan komentar. Setelah siswa mendaapt feedback dari rekan sebayanya, siswa diperbolehkan memperbaiki pekerjaannya berdasarkan feedback yang telah ia dapat. Kemudian guru menerima semua hasil akhir pekerjaan siswa, dengan demikian guru dapat menghemat waktu dan tenaga untuk mengkoreksi kesalahankesalahan sederhana. Siswa harus diberikan pedoman dalam memberikan peer feedback untuk mengetahui apa saja informasi yang harus ia amati, seperti, spelling and grammatical errors, format, incomplete ideas, sentence clarity, citations and overall quality of the writing. 1. Draft of peer feedback OPEN-ENDED FORM (leave space for review comments)Author____________ Reviewer_____________ The goals of peer review are 1) to help improve your classmate's paper by pointing out strengths and weaknesses that may not be apparent to the author, and 2) to help improve editing skills. INSTRUCTIONS Read the paper(s) assigned to you twice, once to get an overview of the paper, and a second time to provide constructive criticism for the author to use when revising his/her paper. Answer the questions below.

15

ORGANIZATION (10%) Were the basic sections (Introduction, Conclusion, Literature Cited, etc.) adequate? If not, what is missing? Did the writer use subheadings well to clarify the sections of the text? Explain. Was the material ordered in a way that was logical, clear, easy to follow? Explain. CITATIONS (20%) Did the writer cite sources adequately and appropriately? Note any incorrect formatting. Were all the citations in the text listed in the Literature Cited section? Note any discrepancies. GRAMMAR AND STYLE (20%) Were there any grammatical or spelling problems? Was the writers writing style clear? Were the paragraphs and sentences cohesive? CONTENT (50%) Did the writer adequately summarize and discuss the topic? Explain. Did the writer comprehensively cover appropriate materials available from the standard sources (e.g., UH, NMFS, FWS libraries)? If no, what's missing? Did the writer make some contribution of thought to the paper, or merely summarize data or publications? Explain. B. Analisis data Dari 44 karya siswa, didapatkan data sebagai berikut: Vocabulary Organization Citations Grammar and style Content : 100 kata : 89 % : 30 % : 55 % : 77 % : 15 kata

Jumlah kata yang digunakan dalam feedback

Peer feedback yang diterapkan di kelas XI IPA 3 memberikan kontribusi positif dalam pembelajaran writing of report text. Melalui peer feedback siswa berperan aktif dalam pembelajaran 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


B. Kesimpulan

Dari pembahsan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Peer Feedback di kelas yang mampu meningkatkan kemampuan menulis teks report siswa kelas XI IPA 3. 2. Metode ini membuat siswa lebih awas terhadap kesalahan-kesalahan dalam penulisan report text baik dari segi content/isi, grammar, struktur teks dan kesatuan teks. 3. Penerapan peer feedback ini juga mmapu meningkatkan motivasi belajar siswa karena metode ini memungkinkan siswa untuk menjadi lebih aktif dalam menyampaikan gagasannya, serta lebih terbuka dalam menerima saran dari orang lain. C. Saran menerima pelajaran dam diharapkan guru menerapkan metode-metode pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga mampu mnearik perhatian siswa dan meningkatkan motivasi siswa. 2. Guru hendaknya mampu memilih dan memilah metode yang dipakai berdasarkan kebutuhan siswa. 1. Guru diharapkan lebih kreatif dalam mengatasi masalah murid dalam

17

DAFTAR PUSTAKA
Abbott, G., et al. 1981. The Teaching of English as an International Language. Great Britain: William Collins Sons and Co. Ltd. Agustien, H. I. R. 2nd October 2004. The 2004 English Curriculum in a Nutshell. A paper presented at the 50th anniversary of Universitas Negeri Malang. Atay, D. & Kurt, G. (2006).Prospective teachers and L2 writing anxiety. Asian EFL Journal, 8 (4), 100-118. Berg, C. E. (1999). The effects of trained peer response on ESL students revision types and writing quality. Journal of Second Language Writing, 8, 215 237. Bline, D., Lowe, D. R., Meixner, W. F., Nouri, H., & Pearce, K. (2001). A research note on the dimensionality of Daly and Millers writing apprehension scale. Written Communication, 18, 61-79. Burgoon, J. K., & Hale, J. L. (1983). A research note on the dimensions of communication reticence. Communication Quarterly, 31, 238-248. Caulk, N. (1994). Comparing teacher and student responses to written work. TESOL Quarterly, 28, 181-188. Cheng, Y. S. (2004). A measure of second language writing anxiety: Scale development and preliminary validation. Journal of Second Language Writing, 13, 313-335. Claypool, S. H. (1980). Teacher writing apprehension: Does it affect writing assignments across curriculum? (ERIC Document Reproduction Service No: ED 216 387). Cresswell, A. 2000. Self-monitoring in student writing: developing learner responsibility. ELT Journal, 54(3), 235-244 Dally, J. A. (1977). The effect of writing apprehension on message encoding. Journalism Quarterly, 54, 566-572. Daly, J. A. (1978). Writing apprehension and writing competency. Journal of Educational Research, 72, 10-14. Daly, J. A., & Miller, M. D. (1975). Apprehension of writing as a predictor of message intensity. Journal of Psychology, 89, 75-177. Daly, J. A. & Shamo, W. (1978). Academic decisions as a function ofwritingapprehension. Research in the Teaching of English, 2 (2), 119-126. Daly, J. A., Vangelisti, A., & Witte, S. P. (1988). Writing apprehension in the classroom context. In B. A. Rafoth & D. L. Rubin (Eds.), The Social Construction of Written Communication (147-171). Norwood, NJ: Ablex Publishing.

18

Daly, J. A., & Wilson, D. A. (1983). Writing apprehension, self-esteem, and personality. Research in the Teaching of English, 17, 327-341. Freedman, S.W., & Sperling, M. (1985). Written language aacquisition: The role of response and the writing conference. In S. W. Freedman (Ed.), The Acquisition of Written Knowledge. Response and Revision (106-30). Norwood, NJ: Ablex, 10630. Dubin, F. and E. Olshtain. 1986. Course Design: Developing programs and material for language learning. Cambridge: Cambridge University Press. Gere, A. R., Schuessler, B. R., & Abbott, R. D. (1984). Measuring teachers attitudes toward writing instruction . In R. Beach & L. Bridwell (Eds.), New Directions in Composition Research (348-361). New York: Guilford. Grabe, W., & Kaplan, R. B. (1996). Theory and Practice of Writing. The USA: Longman. Greenwood, J. 1981. Comprehension and Reading. In G. Abbott, et al.,. The Teaching of English as an International Language. Great Britain: William Collins Sons and Co. Ltd. Leki, I. (1990). Coaching from the margins: issues in written response. In Kroll, B. (Ed.), Second Language Writing. Research Insights for the Classroom (57-68). Cambridge: Cambridge University Press. Li Mi-mi. (2009). Adopting varied feedback modes in the EFL writing class. USChina Foreign Language. Jan. 2009, Volume 7, No.1 (Serial No.64). Madigan, R., Linton, P., & Johnson, S. (1996). The paradox of writing apprehension. In L. W. Gregg & E. R. Steinberg (Eds.), Cognitive Processes in Writing (pp. 295-307). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum. Mendona, C., & Johnson, K. E. (1994). Peer review negotiations: Revision activities in ESL writing instruction. TESOL Quarterly, 28 (4), 745- 69. Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis. Thousand Oaks, CA: Sage. Mittan, R. (1989). The peer review process: Harnessing students communicative power. In D.M. Johnson, & D. H. Roen (Eds.), Richards, J. C. 2001. Curriculum Development in language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Richness in writing: Empowering ESL students (207219). New York: Longman. Palmquist, M., & Young, R. (1992). The notion of giftedness and student expectations about writing. Written Communication, 9, 137-169.

19

Reid, J. (1994). Responding to ESL students texts: the myths of appropriation. TESOL Quarterly, 28, 27394. Rollinson, P. (2005). Using peer feedback in the ESL writing class. ELT Journal, 59 (1), 23-30. Thompson, M. O. (1980). Classroom techniques for reducing writing anxiety: A study of several cases. Paper presented at the annual conference on College Composition and Communication, Washington, D.C. (ERIC Document Reproduction Service No. ED 188 661). Topping, K. J. (1998) Peer assessment between students in college and university, Review of Educational Research, 68 (3), 249267. Topping, K. J. (2000). Peer Assisted Learning: A Practical Guide for Teachers. Cambridge, MA: Brookline Books. Tsui, A. B. M. (1996). Reticence and anxiety in second language learning. In K. M.Bailey& D. Nunan (Eds.). Voices from the Language Classroom (145-168). Cambridge: CUP. Villamil, O. S., & de Guerrero, M. C. M. (1996). Peer revisions in the L2 classroom: Social cognitive activities, mediating strategies, and aspects of social behavior. Journal of Second Language Writing, 5 (1), 51- 75 WANG X. 2004. Encouraging self-monitoring in writing by Chinese students. ELT Journal, 58(3), 238-246. (in Chinese) Wingard, P. 1981. Writing. In G. Abbott, et al.,. The Teaching of English as an International Language. Great Britain: William Collins Sons and Co. Ltd

20

21

You might also like