You are on page 1of 13

FANTOM

KURETASE

Penyaji:
1. N

ur Dewi Anggraini
2. Almubdi Jaya 3. Intan Noor Indah 4. Lili Suci Adianti

04104705016 04104705109 04104705111 54071001028 54071001090

5. Veni Rosita Dewi

Pembimbing:

dr. Awan Nurtjahyo Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT DR.MOHAMMAD HOESIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011 LEMBARAN PENGESAHAN

Fantom dengan judul: Kuretase

Disusun oleh :
1.

Nur Dewi Anggraini


2. Almubdi Jaya 3. Intan Noor Indah

04104705016 04104705109 04104705111 54071001028 54071001090

4. Lili Suci Adianti 5. Veni Rosita Dewi

Yang akan dipresentasikan pada tanggal 17 Juni 2011 Telah disahkan sebagai syarat dalam menyelesaikan KKS di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 06 juni 01 agustus 2011. Pembimbing

dr. Awan Nurtjahyo SpOG (K)

KURETASE
Prosedur kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) ke dalam kavum uteri. Sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara sistematik. INDIKASI Kuretase pada Abortus: o o Abortus inkomplit Abortus septik

Kuretase pada Paska Persalinan: o Sisa Plasenta o Sisa Selaput Ketuban

Gunakan secara hati-hati pada o Abortus yang disertai cedera intra abdomen (perlu tindakan laporotomi). o Abortus mola. o Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat di koreksi.

PROSEDUR KURETASE PASCA PERSALINAN PENGERTIAN Pada prinsipnya, tindakan kuretase adalah serangkaian proses dengan memanipulasi jaringan dan instrumen untuk melepas jaringan yang melekat pada dinding uteri, dengan jalan mengerok jaringan tersebut secara sistematis. Kuretase pascapersalinan menjadi khusus karena dilakukan setelah lahir dan sebagian dari jaringan plasenta masih melekat pada dinding kavum uteri.Uterus masih berukuran cukup besar dan lunak sehingga risiko tindakan ini cukup

tinggi.Instrumen atau sendok kuret yang dipergunakan adalah sendok besar dengan tangkai yang lebih panjang dan (dirancang khusus). Untuk fiksasi porsio, digunakan klem ovum (Fenster atau Foerster clamp). INDIKASI Sisa plasenta (pascapersalinan). Sisa selaput ketuban.

Gunakan secara hati-hati pada Sisa plasenta dengan keadaan umum yang jelek atau dengan komplikasi : o Syok hipovolemik, o Syok septik, o Infeksi berat. Sisa plasenta akreta yang melekat erat/tertanam pada dinding uterus.

Alat-alat kuret: a. Cunam tampon: 1 b. Cunam peluru atau tenakulum: 1 c. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 2 d. Sendok kuret: 1 set e. Penala kavum uteri (Uterine Sound/Sondage): 1 f. Spikulum Sims atau L dan kateter karet: 2 dan 1 g. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2

Kassasteril

KURETASE PADA ABORTUS INKOMPLIT

LANGKAH/KEGIATAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK 1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah petugas yang akan melakukan tindakan medik. 2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan Abortus Inkomplit 3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga sebelumnya maupun tidak. 1. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas. 5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti. 6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis, dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan. 7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik pasien. 8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN A. PASIEN 9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun. 10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardipulmoner. 11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah 12. Medikamentosa a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kgBB, Ketamin HCl 0,5 mg/kgBB, Tramadol 1-2 mg/kgBB) b. Sedativa (Diazepam 10mg) c. Atropin Sulfat (0,25-0,50mg/ml) 13. Larutan antiseptik (Povidon iodin 10%) 14. Oksigen dengan regulator 15. Instrumen a. Cunam tampon: 1 b. Cunam peluru atau tenakulum: 1 c. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 2 d. Sendok kuret: 1 set e. Penala kavum uteri (Uterine Sound/Sondage): 1 f. Spikulum Sims atau L dan kateter karet: 2 dan 1 g. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2 B. PENOLONG (Operator dan Asisten) 16. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, marker dan kacamata

KASUS

pelindung: 3 set 17. Sarung tangan DTT/Steril: 4 pasang 18. Alas kaki (Sepatu/boot karet): 3 pasang 19. Instrumen a. Lampu sorot: 1 b. Mangkok logam: 2 c. Penampung darah dan jaringan: 1 PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN 20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air mengalir 21. Keringkan tangan dengan handuk DTT/Steril 22. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker, dan kacamata pelindung 23. Pakai sarung tangan DTT/Steril 24. Pasien dengan posisi lithotomi, pasangkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain (ingat: sarung tangan tidak boleh menyentuh bagian yang tidak aman) TINDAKAN 25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetika melalui karet infus (Pethidin diberikan secara intramuskuler) 26. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri sisihkan labium mayus ke kiri dan kanan ke lateral hingga tampak muara urethra. Masukkan kateter ke urethra dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan hingga 0,5cm. Pindahkan telunjuk kiri ke dinding depan vagina (dasar urethra) dorong kateter (dengan tuntunan telunjuk kiri) hingga memasuki kandung kemih (keluar air kemih) 27. Setelah kandung kemih dikosongkan, lepaskan kateter, masukkan ke dalam tempat yang tersedia. Buka introitus vagina dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke dalam lumen vagina, pindahkan tangan kiri ke perut bawah (suprasimfisis) untuk memeriksa besar dan lengkung uterus, bukaan serviks, jaringan yang terkumpul di vagina atau terjepit di kanalis servisis (pemeriksaan dalam) 28. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan darah atau jaringan yang melekat di sarung tangan, lepaskan sarung tangan secara terbalik 29. Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru 30. Pegang speculum Sims/L dengan tangan kanan masukkan bilahnya secara vertical kedalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga posisi bilah menjadi transversal 31. Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya 32. Dengan sedikit menarik spekulum bawah (hingga lumen vagina tampak jelas) masukkan bilah spekulum atas secara vertikal kemudian putar dan tarik keatas hingga jelas terlihat serviks. 33. Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya 3 34. Jepit kapas (yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan jaringan dan darah dalam vagina.

Tentukan bagian serviks yang akan dijepit (posisi jam 11 dan 13) 35. Dengan tangan kanan, jepit serviks dengan tenakulum, setelah terjepit dengan baik pegang gagang tenakulum dengan tangan kiri 36. Lakukan pemeriksaan dalam dan lengkung uterus dengan penala (Uterine Sound/Soundage) 37. Sementara tangan kiri menahan serviks, masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan kanalis servisis hingga menyentuh fundus uteri keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis) 38. Lakukan pengambilan jaringan dengan jalan membuka dan menutup klem (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus kemudian tutup dan tarik). Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan bulatan, halus, rata, agar tidak melukai dinding dalam uterus 39. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi jaringan yang terjepit/keluar 40. Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk, masukkan ujung sendok kuret (sesuai lengkung uterus) melalui kanalis servisis kedalam uterus hingga menyentuh fundud uteri 41. Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam, hingga bersih (seperti mengenai bagian bersabut) 42. Untuk dinding cavum uteri yang berlawanan dengan lengkung cavum uteri, masukkan sendok kuret dengan lengkung uteri, setelah mencapai fundus, putar gagang sendok 180 derajat baru lakukan pengerokan 43. Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen vagina bagian belakang 44. Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks 45. Lepaskan spekulum atas 46. Keluarkan spekulum bawah 47. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan dan masukkan instrumen kedalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% 48. Kumpulkan bahan habis pakai yang terkena darah atau cairan tubuh pasien, masukkan ketempat sampah yang tersedia 49. Bubuhi benda-benda dalam kamar tindakan yang terkena cairan tubuh atau darah pasien dengan cairan klorin 0,5% 50. Bersihkan sarung tangan dari noda darah dan cairan tubuh pasien kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam cairan klorin 0,5% CUCI TANGAN PASKA TINDAKAN 51. Setelah melepas sarung tangan, cuci tangan kembali dengan sabun, dibawah air mengalir 52. Keringkan tangan dengan handuk/tissue yang bersih 53. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri instruksi apabila terjadi kelainan/komplikasi 54. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan didalam kolom yang tersedia dalam status pasien. Bila keadaan umum pasien cukup baik, setelah cairan habis, lepaskan peralatan infus

55. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan pasien 56. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilakukan tetapi pasien masih memerlukan perawatan 57. Bersama petugas yang akan merawat pasien, jelaskan jenis perawatan yang masih diperlukan 58. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila pemantauan lanjut ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan pasca tindakan

KURETASE PASCA PERSALINAN

LANGKAH/KEGIATAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK 1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah petugas yang akan melakukan tindakan medik. 2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan sisa plasenta 3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga sebelumnya maupun tidak 2. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas 5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti 6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis, dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan 7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik pasien 8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN A. PASIEN 9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun 10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner. 11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah 12. Medikamentosa a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kgBB, Ketamin HCl 0,5 mg/kgBB, Tramadol 1-2 mg/kgBB) b. Sedativa (Diazepam 10mg) c. Atropin Sulfat (0,25-0,50mg/ml) 13. Larutan antiseptik (Povidon iodin 10%) 14. Oksigen dengan regulator 15. Instrumen a. Cunam tampon: 1 b. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 1 c. Sendok kuret pasca persalinan: 1 set d. Spikulum Sims atau L dan kateter karet: 2 dan 1 e. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2 B. PENOLONG (Operator dan Asisten) 16. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, marker dan kacamata pelindung: 3 set 17. Sarung tangan DTT/Steril: 4 pasang 18. Alas kaki (Sepatu/boot karet): 3 pasang 19. Instrumen

KASUS

a. Lampu sorot: 1 b. Mangkok logam: 2 c. Penampung darah dan jaringan: 1 PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN 20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air Mengalir 21. Keringkan tangan dengan handuk DTT/Steril 22. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker, dan kacamata Pelindung 23. Pakai sarung tangan DTT/Steril 24. Pasien dengan posisi lithotomi, pasangkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain TINDAKAN 25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetika melalui karet infus (Pethidin diberikan secara intramuskuler) 26. Sisihkan labium mayus kiri dan kanan ke lateral hingga muara urethra tampak jelas. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, masukkan kateter hingga 0,5cm. Pindahkan telunjuk kiri ke dinding depan vagina (dasar urethra) dorong kateter ke kandung kemih 27. Setelah kandung kemih dikosongkan, cabut kateter, dan letakkan di dalam wadah yang tersedia. Buka introitus vagina dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan jari telunjuk dan tengah ke dalam lumen vagina. Pindahkan tangan kiri ke suprasimfisis (pemeriksaan bimanual). Tentukan besar uterus dan bukaan serviks. Setelah pemeriksaan selesai, masukkan tangan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan bekas cairan tubuh pasien, kemudian lepaskan sarung tangan tersebut secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% 28. Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru 29. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, buka labium mayus kanan dan kiri ke lateral sehingga introitus vagina tampak dengan jelas, ambil spekulum Sims atau L dengan tangan kanan, masukkan bilahnya secara vertikal, kemudian putar ke bawah 30. Ambil speculum Sims berikutnya dengan tangan kiri, masukkan bilahnya secara vertical (di atas bilah spekulum bawah) kemudian putar dan tarik keatas sehingga portio tampak dengan jelas 31. Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan pada posisinya semula 32. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik kemudian bersihkan lumen vagina dan portio. Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang tersedia, kembalikan cunam ke tempat semula 33. Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas portio (perbatasan antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12) 3 34. Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret

4 5 6

pasca persalinan dengan tangan kanan, pegang diatara ibu jari dan telunjuk (gagang sendok berada pada telapak tangan) kemudian masukkan hingga menyentuh fundus 35. Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum, telapak tangan kiri menahan bagian atas fundus uteri (sehingga penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret) 36. Memasukkan lengkung sendok kuret, disesuaikan dengan lengkung kavum uteri kemudian lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah jarum jam, secara sistematis. Keluarkan jaringan plasenta (dengan sendok kuret) dari kavum Uteri 37. Memasukkan ujung sendok sesuai dengan lengkung kavum uteri, setelan sampai fundus, kemudian putar 180 derajat lalu bersihkan dinding belakang uterus. Keluarkan jaringan yang ada 38. Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, pegang kembali gagang klem ovum dengan tangan kiri 39. Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan darah dan jaringan dalam lumen vagina 40. Lepaskan jepitan klem ovum pada portio 41. Lepaskan spekulum atas dan bawah 42. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% 43. Bersihkan noda darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik DEKONTAMINASI 44. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan semua instrumen dan masukkan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% 45. Kumpulkan bahan habis pakai, masukkan ke dalam tempat sampah yang tersedia 46. Bubuhi larutan klorin 0,5% pada benda atau bagian-bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh pasien 47. Masukkan tangan ke dalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% bersihkan sarung tangan dari darah atau cairan tubuh pasien kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam di dalam wadah tersebut CUCI TANGAN PASKA TINDAKAN 48. Cuci tangan dan lengan (hingga siku) dengan sabun, dibawah air yang mengalir 49. Keringkan tangan dan lengan dengan handuk/tissue yang bersih PERAWATAN PASCA BEDAH 50. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri instruksi apabila terjadi kelainan/gangguan pasca tindakan 51. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang tersedia dalam catatan medik pasien 52. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien (bila diperlukan pitosin drip atau pemberian obat melalui infus, pertahankan peralatan infus. Bila keadaan umum pasien baik, lepaskan peralatan infus)

53. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dan pasien masih memerlukan perawatan lanjutan 54. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan kepada pasien jenis dan lama perawatan serta laporkan pada petugas tersebut bila ada keluhan/gangguan pasca tindakan 55. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi pengobatan dan perawatan dan laporkan segera bila pada pemantauan lanjut, ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan pasca tindakan

You might also like