You are on page 1of 33

SIKAP POSITIF TERHADAP SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

Oleh : Asmanadia Hidayat Bayu Putra Munggaran Eulis Fitri Rahayu Rilo Ilham

X.5

A. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

1. Sistem Hukum
Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk satu totalitas. Hukum adalah peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa, mengikat, dan mengatur hubungan manusia dan manusia lainnya dalam masyarakat dengan tujuan menjamin keadilan dalam pergaulan hidup dalam masyarakat. Hukum yang berlaku di Indonesia disebut Hukum Nasional.

Tata hukum nasional adalah peraturan hukum yang berlaku bagi segenap bangsa dan seluruh tanah air Indonesia. Tata hukum nasional itu terdiri atas hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Tujuan memahami tata hukum adalah mengetahui perbuatan atau tindakan manakah yang bertentangan atau sesuai dengan hukum. Selain itu, untuk memahami kedudukan seseorang dalam masyarakat.

UnsurUnsur-unsur hukum
a.

b. c. d.

Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat; Peraturan yang dibuat oleh badan-badan resmi; badanPeraturan yang bersifat memaksa; Adanya sanksi yang tegas atas pelanggaran peraturan tersebut.

CiriCiri-ciri hukum
a. b.

Adanya perintah dan/atau larangan; Perintah dan/atau larangan tersebut harus ditaati oleh setiap orang.

Fungsi hukum
a.

b.

c.

Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalm masyarakat; Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, kemakmuran, kebahagiaan, dan kebenaran; Menjaga tidak terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam masyarakat.

2. Penggolongan Hukum
A. Menurut isinya : 1. hukum publik 2. hukum privat B. Menurut bentuknya : 1. hukum tertulis, terdiri atas : a. hukum tertulis yang di kodifikasikan (dibukukan) b. hukum tertulis yang tidak di kodifikasikan (tidak dibukukan) 2. hukum tidak tertulis c. Menurut tempat berlakunya : 1. hukum nasional 2. hukum internasional 3. hukum asing

d. Menurut waktu berlakunya : 1. ius contitutum 2. ius constituendum 3. hukum asasi e. Menurut cara mempertahankannya : 1. hukum material 2. hukum formal f. Menurut sumbernya : 1. hukum undang-undang undang2. hukum kebiasaan (adat) 3. hukum traktat 4. hukum jurisprudensi g. Menurut sifatnya : 1. hukum yang memaksa 2. hukum yang mengatur (hukum pelengkap)

A. Hukum publik
MacamMacam-macam hukum publik : 1. hukum tata negara 2. hukum administrasi (tata usaha) negara 3. Hukum pidana Dalam KUHP pasal 10 dikenal dua macam hukuman, yaitu sebagai berikut: A. hukuman pokok : 1. pidana mati 2. pidana penjara a. pidana seumur hidup b. pidana penjara selama waktu tertentu 3. pidana kurungan 4. pidana denda 5. pidana tutupan B. hukuman tambahan : 1. pencabutan hak-hak tertentu hak2. perampasan barang tertentu 3. pengumuman putusan hakim

B. Hukum acara pidana


Hukum acara pidana adalah peraturan-paraturan peraturanyang berisi tata cara penyelesaian perbuatan-perbuatan perbuatanyang melanggar hukum pidana. Hukum pidana merupakan aturan-aturan yang tidak aturanada artinya atau pasal-pasal mati. pasal-

C. Hukum internasional
Hukum internasional adalah hukum yang mengatur
hubungan antara dua negara atau lebih.

D. Hukum privat
Hukum privat adalah keseluruhan hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu hubungandan orang lain menyangkut kepentingan perseorangan. hukum privat dibedakan atas : 1. hukum perdata 2. hukum dagang 3. hukum adat 4. hukum acara perdata

3. Peradilan Nasional
Lembaga peradilan diseluruh wilayah republik Indonesia adalah peradilan negara yang ditetapkan dengan undang-undang. undangPeradilan dilakukan demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Peradilan sederhana adalah sederhana peraturannya, sederhana untuk dipahami, dan tidak berbelit-belit. berbelitSidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum kecuali apabila undang-undang menentukan lain. Semua pengadilan undangmemeriksa dan memutuskan perkara dengan majelis yang sekurangsekurang-kurangnya terdiri atas tiga orang. Tujuan ketentuan tersebut adalah untuk lebih menjamin rasa keadilan.

Dalam rangka menjaga kehormatan, kaluhuran martabat, serta perilaku hakim agung dan hakim, pangawasan dilakukan oleh komisi yudisial yang diatur dalam undang-undang. undangKekuasaan kehakiman dilakukan oleh mahkamah agung. Badan peradilan yang dibawah mahkamah agung meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan hukum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.

B. PERANAN LEMBAGALEMBAGA PERADILAN NASIONAL

1. Lingkungan peradilan hukum


dilaksanakan oleh pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan putusan kasasi pada Makamah Agung. Pembinaan peradilan dilakukan oleh Mahkamah Agung. Mahkamah agung mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembinaan, organisasi, administrasi, dan keuangan peradilan. Pengadilan negeri yang berkedudukan di kabupaten atau kota, daerah hukumnya meliputi wilayah kota atau kabupaten. Susunan pengadilan negeri terdiri atas : 1. Pimpinan (ketua dan wakil ketua) 2. Hakim anggota 3. Panitera 4. Sekretaris 5. Juru sita Dalam pegadilan tinggi tidak terdapat juru sita. Juru sita bertugas melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh ketua sidang dengan cara menyampaikan pengumumanpengumumanpengumuman, teguran-teguran, pemberitahuan putusan teguranpengadilan, dan melakukan penyitaan.
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum

Syarat untuk dapat di angkat menjadi :




Hakim pengadilan negeri 1. harus sarjana hukum dan pegawai negeri 2. berumur sekurangsekurangkurangnya 24 tahun.

Hakim pengadilan tinggi 1. berumur sekurangsekurangkurangnya 40 tahun 2. berpengalaman sekurangsekurang-kurangnya 5 tahun pernah menjadi ketua/wakil ketua pengadialn negeri atau 15 tahun pernah pernah menjadi hakim pengadilan negeri.

Pengadilan negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama. Pengadilan tinggi berwenang mengadili perkara pidana dan perkara perdata dalam tingkat banding. Ketua pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas, tingkah laku hakim, panitera, sekretaris, dan juru sita di daerah hukumnya.


Ketua pengadilan negeri melakukan pengawasan atas pekerjaan penasehat hukum dan notaris di daerah hukumnya Ketua pengadilan tinggi di daerah hukumnya melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di tingkat pengadilan negeri dan menjaga proses pengadilan di selenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

2. Lingkungan peradilan agama


Pengadilan agama adalah peradilan agama Islam.

pengadilan agama mempunyai daerah hukum yang sama dengan pengadilan negeri, mengingat pelaksanaan putusan peradilan agama masih memerlukan pengukuhan dari pengadilan negeri. Tugas dan wewenang peradilan agama adalah memeriksa dan memutus sangketa antara orang-orang orangyang beragama islam mengenai bidang hukum perdata tertentu yang harus diputus berdasarkan sariat Islam. PerkaraPerkara-perkara di pengadilan agama di bagi menjadi 3, yaitu : a. perkara yang tidak mengandung sengketa b. permohonan fatwa pembagian warisan yang umumnya bukan sengketa c. perkara perselisihan pernikahan

Pada 29 desember 1989, di undangkan undangundangundang peradilan agama yaitu nomor 7 tahun 1989. Wewenang pengadilan agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara perdata antara orangorang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, warisan, wasiat, hibah, wakaf, dan shadaqoh. Dengan adanya undang-undang nomor 7 tahun undang1989 perdilan agama sejajar dengan pengadilan lain.

3. Lingkungan peradilan militer


Susunan sidang pengadilan militer dan pengadilan
militer tinggi terdiri atas tiga orang hakim : 1. seorang oditur 2. jaksa tentara 3. seorang panitera Peradilan militer mempunyai wewenang memeriksa dan memutus perkara pidana terhadap kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota militer.

4. Lingkungan peradilan tata usaha negara


Pada 29 desember 1986 telah di undangkan undangundang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang peradilan tata usaha yang merupakan pengadilan tingkat pertama dalam peradilan tata usaha negara (administrasi). Pengadilan tingkat banding adalah pengadilan tinggi tata usaha negara. Setiap putusan tingkat terakhir pengadilan dapat di mohonkan kasasi dari mahkamah agung. Sengketa tata usaha adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun di daerah.

C. SIKAP YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM YANG BERLAKU

Perilaku yang sesuai denagn hukum atau peraturan, haruslah di awali dengan membiasakan diri untuk hidup tertib dan teratur dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat dibiasakan dan dilatih seharisejak dini. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab terhadap bangsa setiap warga negara wajib memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, merasa berkewajiban untuk menjaga ketentraman masyarakat dan keamanan negara, serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa. Adapun ciri-ciri seorang yang berperilaku sesuai ciridengan hukum, yaitu sebagai berikut: 1. perilaku yang diperbuat disenangi oleh masyarakat pada umumnya. 2. perilaku yang diperbuat tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan bagi orang lain. 3. perilaku yang diperbuat tidak menyinggung perasaan orang lain. 4. perilaku yang diperbuat menciptakan kesetaraan. 5. perilaku yang diperbuat memberikan sikap sadar hukum. 6. perilaku yang diperbuat mencerminkan sikap patuh terhadap hukum.

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh dalam kehidupan di lingkungan keluarga, antara lain: 1. mematuhi perintah orang tua 2. menghormati orang tua 3. menghormati kakak atau adik 4. membantu ibu membersihkan rumah 5. belajar diwaktu yang telah ditentukan Perilaku yang mencerminkan sikap patuh di sekolah: 1. membayar SPP tepat pada waktunya 2. mengikuti pelajaran sesuai jadwal yang berlaku 3. berseragam sekolah sesuai dengan ketentuan 4. menghormati seluruh masyarakat yang ada di sekolah

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh di lingkungan masyarakat : 1. mematuhi undang-undang nomor 14 undangtahun 1992 tentang lalu lintas 2. memiliki KTP 3. memiliki SIM bagi pengemudi kendaraan bermotor 4. pejalan kaki wajib berjalan pada trotoar 5. membayar retribusi sampah dan parkir 6. membayar pajak

D. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Berbagai upaya pemberantasan korupsi telah dilakukan sejak tahun 1960-an. Pada masa orde lama 1960dibawah kepemimpinan Soekarno, tercatat sudah dua kali di bentuk Badan Pemberantasan Korupsi, tetapi ternyata pemerintah pada waktu itu setengah hati menjalankannya. Adapun perangkat hukum yang digunakan adalah Undang-Undang Keadaan Bahaya. UndangDengan produknya yang diberi nama Panitia Retooling Aparatur Negara (paran). (paran). Bagaimana semangat pemberantasan korupsi pada awal orde lama ? Pada pidato kenegaraan Soeharto di depan anggota DPR atau MPR menjelang hari kemerdekaan RI tanggal 16 Agustus 1967, menyalahkan rezim orde lama yang tidak mampu memberantas korupsi sehingga segala kebijakan ekonomi dan politik berpusat di istana. Di bentuklah Tim Pemberantas Korupsi (TPK) yang diketuai Jaksa Agung.

Bagaimana upaya pemberantasan korupsi pada masa reformasi? Jika pada masa orde baru dan sebelumnya korupsi lebih banyak dilakukan oleh kalangan pejabat, pada masa orde reformasi ini hampir diseluruh elemen masyarakat sudah terjangkit virus korupsi yang sangat ganas. Presiden BJ Habibie pernah mengeluarkan undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang undangpenyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN. Setelah itu, pembentukan berbagai komisi atau badan baru, seperti KPKPN, KPPU, atau lembaga ombudsman. Presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid membentuk TGPTPK. Namun, ditengah semangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari menggebuanggota tim melalui satu Judicial Review Mahkamah Agung, TGPTPK di bubarkan. Sejak itu, Indonesia mengalami kemunduran dalam upaya pemberantasan korupsi. Sekarang pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan perang melawan korupsi. Tekadnya tersebut di buktikan dengan membentuk Tim Pemberantas Tindak Pidana Korupsi (Tmtas Tipikor) tertuang dalam UU nomor 32 tahun 1999 dan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tertuang dalam UU nomor 30 tahun 2002.

E. PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Kerakusan dan membiarkan perilaku korupsi adalah seperti seseorang yang menunggang macan (ridding the tiger). Generasi senior, kelompok pekerja keras, dan kalangan cendekia harus berjuang merintih semangat menjinakan korupsi di negeri ini. Secara kultural dan struktural memberantas korupsi menyosialisasikan nilai baru bahwa korupsi merupakan sebuah tindakan yang bresiko tinggi dan bernilai rendah dan akan di kenakan pembuktian terbalik bahwa harta yang diperolehnya adalah barang yang halal. Oleh karena itu, untuk memberantas korupsi ada beberapa usaha dan peran serta warga negara yang harus ditampilkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yaitu sebagai berikut : 1. kontrol sosial dari masyarakat 2. sistem hukum yang berlaku 3. seleksi penerimaan pegawai negeri 4. undang-undang korupsi undang5. akses bagi masyarakat untuk melapor 6. sistem pendidikan

You might also like