You are on page 1of 28

http://hotfile.com/dl/52224444/d8ef89b/kis11.0.0.232en.rar.

html

PENAMBAHAN PENDUDUK DI DAERAH KOTA & KAB. JAYAPURA MEMPERSEMPIT DAN MERUSAK DANAU SENTANI Danau Sentani merupakan sebuah danau yang sangat terkenal di Papua, Indonesia bahan sampai ke Manca Negara. Danau Sentani terletak antara dua wilayah administrasi yaitu Wilayah Kabupaten Jayapura dan Wilayah Kota Jayapura. Saya sendiri sudah delapan tahun berada di Jayapura, hampir sebagian daerah Jayapura sudah saya sampai, mulai dari daerah kota hingga kedaerah pelosok. Bahkan pada ulang tahun saya yang ke Sembilan belas, saya rayakan di tengah hutan Jayapura yaitu disekitar daerah Kaki Gunung Cykloop mendekati daerah Ormu. Waktu itu tanggal 24 Mei 2007, kami ada kegiatan Eksplorasi Nikel dengan Geologist Cina. Sebagian orang yang tinggal di Jayapura mengatakan, Jayapura sangat Indah dan khas dengan kehadiran Danau Sentani. Terutama orang asli Suku Sentani sangat menghormati dan menjaga Danau Sentani, menurut hasil diskusi saya beberapa pekan lalu dengan sebuah keluarga orang asli Sentani yang tinggal disekitar daerah Yoka. Mereka mengatakan bahwa Danau Sentani sangat berarti bagi kehidupan mereka, sehingga banyak leluhur mereka yang sudah menjadi korban untuk memperebutkan Danau Sentani. Pertambahan penduduk yang kian hari-kian bertambah di daerah daerah Kota Maupun Kabupaten Jayapura. Mengakibatkan sehingga pencemaran dan kerusakan lingkungan disekitar daerah Jayapura sangat meningkat.

Kerusakan Danau Sentani.!!!


Kerusakan Danau Sentani sudah sangat terlihat jelas, dari hasil penelitian saya bahwa; ada sebagian daerah yang dulunya merupakan daerah danau kini telah berubah bentuk menjadi daerah daratan untuk lokasi pemukiman, dengan demikian sehingga luasan Danau Sentani sudah semakin berkurang yaitu 36,78 km2. Nilai luasan ini merupakan data tahun 2008, diperkirakan luasan ini berbeda dengan data dibeberapa tahun sebelumnya. Beberapa muara sungai-sungai besar yang berada disekitar daerah Expo Waena (Kota Jayapura), Jembatan II, Kali Harapan dan Daerah Kabupaten Jayapura merupakan pintu masuk berbagai sampah dan kotoran yang mengakibatkan sehingga sedikit demi sedikit Danau Sentani sudah mulai tercemar. Infomasi ini didasarkan atas hasil penelitian pribadi saya dan data penelitian terakhir dari sebuah istansi pemerintah terkait yang mengatakan hal sama, ketika saya mewakili sebuah perusahaan Gol Placer (perusahaan emas) untuk melakukan persentase laporan Eksplorasi dan Laporan Studi Kelayakan di sekitar daerah Sentani Kabupaten Jayapura beberapa lalu. Laporan dinas terkait bahwa kadar garam, PH, salinitas, pencahayaan dan suhu pada Air Danau Sentani sudah mengalami perubahan sehingga ada

sebagian ikan serta biota danau lainya yang mati secara perlahan dan sedikit demi-sedikit mulai punah. Aktifitas penambangan, pembakaran hutan dan penebangan pohon secara liar mengakibatkan berkurangnya debit air yang masuk kedaerah Danau Sentani, sehingga mempercepat proses pendangkalan pada beberapa daerah disekitar danau. Misalnya disekitar daerah Jembatan II yang terletak di Jln. Abepura-Sentani selalu berwarna coklat , karena hulu sungai yang berada disekitar daerah Buper terdapat beberapa tambang liar emas (pendulangan) dan beberapa perusahaan lain disekitar Kali Harapan. Menurut informasi masyarakat bahwa Kali Harapan merupakan sebuah sungai Permanen yang menagalir tiap tahun, sehingga dulu Masyarakat bisa menggunakan perahu sampai kedaerah Hulu Sungai Harapan. Namum dengan adanya perusahaan tambang, dengan sistem penambangan yang tidak sempurna mengakibatkan debit air sungai berkurang bahkan kering total. Selain pada kedua daerah tersebut masih terdapat, beberapa perusahaan tambang dan penambang-penambang liar batuan serta emas yang berada disekitar Kab. Jayapura yang menyebabkan proses sedimentasi dan Pendangkalan Danau Sentani.

Peta kedalaman (batimetri) Danau Sentani pada tahun 2008 (sumber data peta topografi Kab. Jayapura).

Foto udara lokasi penambangan emas/lok. dulang disekitar daerah Buper yang menyebabkan pencemaran disekitar daerah Jembatan II.

Kondisi air disekitar daerah muara sungai Jembatan II Jln. Abepura-Sentani yang selalu berwarna coklat akibat aktifitas penambangan emas didaerah Buper.

Lokasi penambangan disekitar daerah Harapan Kab. Jayapura, yang juga berpotensi mempercepat proses sedimentasi pada daerah muara yang berhubungan dengan Danau Sentani.

Ini adalah sekedar masukan buat semua pembaca blog ini yang kebetulan bertempat tinggal di Jayapura

Papua, untuk tolong menjaga kelestarian dan keindahan Danau Sentani. Kepada pemerintah dan Dinas terkait untuk memperhatikan muara-muara sungai yang masuk ke daerah Danau Sentani kemudian, membatasi masyarakat pendatang yang ingin bertampat tinggal disekitar pinggiran Danau Sentani. Biar keidahan Danau yang cantik bagaikan ratu ini tetap terjaga. Saya inggin sekali menghitung jumlah material dan sampah yang tiap harinya masuk ke Danau Sentani, Saya juga ingin melakukan beberapa pengujian-pengujian leb, PH, Suhu dan lain-lain serta pengukuran batimetri ulang disekitar Danau Sentani. Namun terkendala peralatan dan biaya. Ini hanya garis besar penelitian saya, mudah-mudahan ini bermanfaat guna penelitian lebih lanjut. Mohon maaf jika terjadi kesalahan pengetikan, pengurangan huruf dan pengulangan kata yang berlebihan.

STUDI EKOSISTEM KAWASAN DANAU SENTANI


Posted on December 18, 2010 by suwandi

1.1 LATAR BELAKANG Danau Sentani merupakan Danau yang terletak di antara Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura Provinsi Papua. Danau tersebut merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat potensial jika dikelola dengan baik, diantaranya sumber air bersih, perikanan, dan pariwisata. Bertolak dari ekosistem dan lingkungan hidup sesuai dengan GBHN yang menyebutkan antara lain bahwa keserasian antara kegiatan-kegiatan manusia dan pembinaan kualitas lingkungan merupakan pengarahan pembangunan jangka panjang yang harus diikuti. Dengan demikian setiap pemanfaatan sumberdaya alam perlu memperhatikan patokan-patokan sebagai berikut : ? Daya guna dan hasil guna yang dikehendaki harus dilihat dalam batas-batas yang optimal sehubungan dengan kelestarian sumberdaya alam yang mungkin tercapai. ? Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumberdaya alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem. ? Memberikan kemungkinan mengadakan pilihan penggunaan dalam pembangunan di masa depan.

Kerusakan hutan lindung Cycloop dan kawasan khusus yang mempunyai fungsi perlindungan di dalam kawasan Danau Sentani masih berlangsung akibat penggarapan lahan oleh penduduk yang dilakukan tanpa disertai usaha pelestarian. Disamping itu pengaturan, pembangunan berwawasan lingkungan belum berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga perlu adanya Kajian Ekosistem Danau Sentani secara terpadu yang dapat menghasilkan rekomendasi cara penanganannya. Dalam rangka pemeliharaan dan pemantauan kondisi ekosistem di Kawasan Danau Sentani agar tidak mengalami degradasi kualitas lingkungan yang semakin buruk, maka Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Propinsi Papua bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM-ITB) melakukan Studi Ekosistem Kawasan Danau Sentani. Studi ini diharapkan mampu memberi gambaran bagi Pemerintah Daerah mengenai kondisi ekosistem dan lingkungan yang ada sekarang, serta memberi masukan untuk pengendalian lingkungan dan perencanaan pembangunan di kawasan tersebut. 1.2 MASALAH Permasalahan yang terjadi pada Kawasan Danau Sentani antara lain: ? Adanya pemukiman liar. ? Adanya aktivitas penambangan galian golongan C pada sungai yang bermuara ke danau dan penambangan liar di sepanjang jalan sekitar danau. ? Penebangan liar (hutan di bagian atas). ? Timbulnya pendangkalan akibat erosi dan sedimentasi. ? Munculnya gulma serta pembuangan limbah rumah tangga yang belum tertata. ? Penurunan kualitas air akibat limbah dari berbagai kegiatan kota. ? Perkembangan penyakit menular melalui media air. 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dan manfaat pengkajian Ekosistem Danau Sentani : ? Mengkaji pengelolaan sumberdaya alam dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, pelestarian lingkungan, manfaat yang berkeadilan, serta memperhatikan tata ruang. ? Menginventarisasi sumber kerusakan Danau Sentani berdasarkan prinsip ekologi. ? Menjawab permasalahan yang timbul pada Kawasan Danau Sentani. 1.4 HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil pengkajian ekosistem Danau Sentani diharapkan memberikan rekomendasi teknis yang dapat dijadikan sebagai dasar operasional pengelolaan (pemanfaatan, pelestarian, pemulihan, dan pengendalian pencemaran) sumberdaya alam khususnya Danau Sentani ke depan. Dengan mengacu kepada peraturan perundangan tentang pengelolaan lingkungan hidup, serta memperhatikan hak-hak dasar masyarakat sebagai pemilik hak ulayat. 1.5 LINGKUP PEKERJAAN Ruang lingkup kajian meliputi : ? Kondisi lingkungan (biologi, geofisik, kimia) ? Kondisi sosial, budaya, kesejahteraan masyarakat. ? Kondisi ekonomi. 1.6 METODOLOGI Dalam rangka mendapatkan hasil yang diharapkan sesuai dengan situasi daerah penelitian, keterbatasan waktu dan dana, maka penelitian akan dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang melibatkan ketersediaan data sekunder dan hasil survei lapangan (data primer).

Metodologi yang digunakan adalah: 1. Kompilasi, studi, dan analisis semua data sekunder yang ada untuk mendapatkan gambaran awal kondisi Geo-fisik, Biologi, Kimia dan Sosial-Ekonomi-Budaya daerah penelitian serta perencanaan survei lapangan. 2. Melakukan survei di lapangan dan pengambilan data lapangan mengenai kondisi ekosistem di Kawasan Danau Sentani. Data yang akan diambil antara lain meliputi : ? Kondisi Geo-Fisik, yaitu data geologi, kondisi tanah, data aliran sungai, dan pengamatan kondisi geologi teknik untuk memperkirakan erosi alami dan hasil kegiatan penambangan yang akan mengotori Danau Sentani. ? Identifikasi tipe dan komponen ekosistem di Kawasan Danau Sentani. ? Identifikasi daerah sumber-sumber kerusakan lingkungan, seperti data pemukiman liar, data kegiatan penambangan dan industri lain yang dapat menimbulkan pendangkalan dan pencemaran di Kawasan Danau Sentani. ? Pengukuran langsung beberapa parameter kualitas air dengan menghitung Total Dissolved Solid (TDS), pH, dan Eh di beberapa titik di sekitar danau. ? Pengambilan sampel air dan atau hasil sedimentasi di dasar danau untuk dilakukan pengujian di laboratorium, untuk menentukan kualitas air Danau Sentani. 3. Melakukan analisis dan evaluasi dari data sekunder dan data lapangan untuk mendapatkan gambaran kondisi ekosistem Kawasan Danau Sentani, serta aktivitas yang dapat merusak lingkungan di sekitarnya. 4. Menentukan alternatif pemecahan masalah sehingga aktivitas pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam di Kawasan Danau Sentani tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. 1.7 TAHAPAN PEKERJAAN Tahapan pekerjaan yang akan dilakukan adalah : 1. Tahap Persiapan ? Menentukan batas kajian ekosistem Danau Sentani dengan cara kompilasi peta batas administrasi, peta tataguna lahan, peta geologi, peta topografi, peta geologi teknik, dan peta jenis tanah serta peta lain yang berkaitan dengan lingkungan di Danau Sentani. ? Menentukan tipe ekosistem yang tercakup dalam kegiatan ? Kompilasi data ekosistem di sekitar lokasi penelitian ? Menentukan lokasi/titik sampling ? Melengkapi data terkait yang dibutuhkan seperti data iklim, curah hujan, kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di Kawasan Danau Sentani. ? Perencanaan survei lapangan 2. Tahap Survei Lapangan ? Pengamatan kondisi morfologi untuk memperkirakan dampak penambangan terhadap ekosistem danau. ? Identifikasi tipe ekosistem di kawasan Danau Sentani. ? Identifikasi komponen biologi utama atau karakteristik pada tiap tipe ekosistem Danau Sentani. ? Identifikasi komponen kimia yang mempengaruhi kualitas lingkungan Danau Sentani. ? Peninjauan ke lokasi yang diidentifikasi sebagai sumber pencemaran dan sumber kerusakan lingkungan di Kawasan Danau Sentani. ? Pengukuran parameter kualitas air di beberapa titik di Danau Sentani. ? Pengambilan sampel air dan sedimen untuk dianalisis di laboratorium. ? Dokumentasi kondisi lapangan. 3. Tahap Analisis dan Evaluasi Data Lapangan

? Analisis sampel di laboratorium. ? Memberikan gambaran kualitas air Danau Sentani secara umum. ? Membuat gambaran kondisi ekosistem Kawasan Danau Sentani ditinjau dari sudut pandang ekologi. ? Memberikan informasi tentang parameter yang berpotensi merusak kondisi ekosistem jika tidak dikendalikan. (Untuk lebih lengkap bisa menghubungi via email)
http://suwandi.web.id/?p=29

SALAH SATU LAHAN BASAH DI PAPUA SEBUAH DANAU SENTANI

Lahan basah, dua kata yang mungkin tidak asing bagi kita dan mungkin asing bagi sebagian orang, tapi tahukah anda apa sesungguhnya lahan itu?. Sejenak timbul dalam pikiran kita, mungkin saja lahan basah itu adalah suatu tempat yang di situ terdapat air (terendam air). Tak ada yang salah memang, yang namanya basah selalau berhubungan dengan air. Kalau begitu berarti kita sering tentunya melihat lahan basah, atau mungkin disamping rumah anda. Lalu timbul lagi permasalahan, seberapa lama tempat itu terendam air atau seberapa kedalaman air sehingga tempat tersebut dikatakan lahan basah?. Banyak definisi tentang lahan basah, walaupun demikian sebuah konvensi tentang wetland dalam perjanjian antara pemerintah dan UNESCO telah diputuskan sebuah konvensi Ramsar. Definisi lahan basah menurut Konvensi Ramsar 1991 adalah daerah payau, paya, tanah gambut atau perairan, baik yang bersifat alami maupun buatan, tetap ataupun sementara, dengan perairannya yang tergenang ataupun mengalir, tawar, agak asin ataupun asin, termasuk daerahdaerah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut. Luas lahan basah (wetland) di dunia mencapai 8.558.000 km2 atau lebih dari 6% luas permukaan bumi yang terbagi atas zona polar 200.000 km2; Boreal 2.558.000 km2; sub Boreal km2; sub tropis km2 dan zona tropis 2.638.000 km2 (Maltby and Tuner, 1983). Indonesia termasuk ke dalam tujuh negara di Asia Pasifik yang mempunyai lahan basah yang didukung oleh keanekaragaman lahan basah yang luas. Di Indonesia sendiri mempunyai lahan basah sekitar 30,3 juta ha, dengan berbagai tipe lahan basah, diantaranya danau, rawa, sungai, lahan gambut, bakau, rawa buatan. Salah satu danau yang ingin saya kemukakan adalah danau Sentani. Danau Sentani berada di Distrik Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua dengan kapasitas tampungan sekitar 2,716 Juta. Letaknya 233'-241'S, 14023'-14038'E; 12 km southwest of Jayapura, northeastern Irian Jaya.

Tipe lahan basahnya freshwater lakes and associated marshes (lacustrine), kondisi iklimnya Humid tropical climate. Danau Sentani secara administratif berada di daerah pegunungan Cycloops yang telah ditetapkan menjadi cagar alam pada tahun 1995, sebagai pusat penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Komunitas perairan danau Sentani merupakan danau yang komplek dan terbesar terletak di Papua, secara geografis memanjang dari timur ke barat sepanjang 26,5 km, lebar antara 0,75 6 km dengan kedalaman maksimum mencapai 51,8 m. Luas Danau sekitar 9.630 Ha. Tingkat kedalaman danau berkisar antara 6 meter 140 meter, terletak pada ketinggian 75 m dpl. Danau Sentani menerima air dari beberapa sungai yang bermuara dari gunung Cycloops dan pegunungan di sekitarnya. Danau ini mengalirkan airnya ke lautan Pasifik melalui sungai Djafuri. Dengan keadaan topografi, geografi dan klimatologi, danau Sentani mempunyai potensi Sumber Daya Air yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat. Luas DAS sekitar 571 km2 dengan 11 Sub DAS yang merupakan potensi Ketersediaan Sumber Daya Air yang dapat dikembangkan untuk kebutuhan di sektor Domestik, Irigasi, Industri, PLTM dan fidak terlepas dari faktor konservasi ekologi. Curah hujan rata-rata tahunan sekitar 1691,7 mm/thn. Proyeksi Ketersediaan air rata-rata per tahun di Danau Sentani sebesar 404, 31 m3/dt dan Proyeksi Kebutuhan air per tahun untuk Domestic 7,554.639 m3/thn , Penggelontora; kebuWhannya menggunakan 10 % air dari Qmin Inflow, Irigasi, kebutuhan air irigasi adalah 12,28 I/dt/ha untuk polo tanam PalawijaPalawija dan Padi, Industri ; kebutuhan air industri adalah 2,190 m3, PLTM ; tinggi jatuh (Head) potensial adalah 35 m dengan kapasitas turbin K-P / 6 dan membangkitkan Daya Listrik (N) adalah 12,052 kW setinggi 35 m. Proyeksi laju erosi lahan setiap tahunnya 4,643 ton/thn yang menyebabkan terjadinya sedimentasi di Danau. Biologi Danau Sentani sangat unik, terlihat dari kelompok biota yang ditemukan dan daerahdaerah penyebaran jenis biota. Danau Sentani memiliki sekitar 6 tumbuhan air yang tersebar di danau, antara lain: Eichornia crassipe, Ceratophylum demersum, Myriophyllum brasiliense, Hydrilla verticillata, Potamogeton malainu, Vallisneria america. Jenis ikan diantaranya adalah ikan-ikan endemik, misalnya Oxyleleotris heteredon, Giurus margeritaceus, Chilaterina sentaniensis, Glossolepis incius. Kergaman biota lain adalah Kelompok moluska seperi: Melanoides sentaniensis, Melanoides tuberkulata, Melanoides granifera, Melanoides copalis, Melanoides canalis, Thiara scabra, Metilus sp. Belamiya sp. Pomacea canaliculata. Keberadaan kelompok Gasropoda: Thiaridae, saat ini mulai terancam karena kehadiran moluska eksotik

seperti kelompok Ampularidae: Pomacea canaliculata (keong mas), kehadiran kelompok eksotik ini menjadi ancaman yang besar terhadap kebaradaan moluska lainnya, Kondisi ekologi danau Sentani mengalami banyak perubahan setelah bergulirnya otonomi khusus, beberapa program pemerintah yang membutuhkan pembukaan lahan baru untuk pemukiman, pembangunan infrastruktur dan areal pertanian menyebabkan terjadi konversi hutan sagu, sungai, rawa, hutan bakau dan danau menjadi tempat pemukiman baru dan pusat perbelanjaan akibatnya degradasi danau Sentani tidak dapat dihindari. Danau digunakan sebagai sarana transfortasi, obyek wisata, sumber air bersih dan MCK bagi keluarga sekitar, sebagai tempat membuat kramba, disisi lain sebagi tempat aliran limbah dari perumahan. Danau Sentani mendapatkan suplai air dari sekitar 34 sumber mata air dari pegunungan Cyclop. Pihak aktivis lingkungan hidup mengumumkan sekitar 20 sumber air diantaranya dinyatakan telah mengering akibat penebangan dan permukiman penduduk. Permasalahan yang selama ini terjadi di danau Sentani adalah pendangkalan danau, pencemaran, eutrofikasi, introduksi spesies asing, eksploitasi sumber daya, penurunan permukaan air danau, dan terjadinya konflik pemanfaatan air. Kondisi di atas berdampak pada punahnya keanekaragaman fauna terutama terutama spesies endemik dan jenis-jenis yang dimanfaatkan dan bernilai ekonomi bagi warga di sekitar danau. Pengamatan kecerahan air pada stasiun 1, 2, 3, (45 - 65 cm dengan ratarata 55 cm ) pH pada stasiun (6,1- 6,8), oksigen terlarut 3,6-4,8 mg/l rata-rata 4,2 mg/l, pH pada stasiun 4, 5, 6 (6,8), oksigen terlarut 2,6 - 3,2 mg/l dengan nilai rata-rata 2,9 mg/l, kecerahan (123 - 250 cm dengan rata-rata 195,25 cm), kisaran suhu di danau 29-31 (suhu rata-rata 30OC). Di sungai kisaran suhu 25-27 (suhu rata-rata 260C) hampir sama pada setiap stasiun. Pada beberapa stasiun pengamatan terjadi pendangkalan akibat pengendapan (sedimentasi) di Danau Sentani, dari laporan BPDAS (2002) yang diacu dalam Mandosir dijelaskan bahwa sedimentasi mencapai 90 ton per tahun. Tanah yang terlarut akibat erosi pada akhirnya akan mengalami sedimentasi di bagian hilir badan air sehingga mengakibatkan pendangkalan di danau. Sebagian bahan sedimentasi itu diakibatkan oleh penggalian, penambangan, penebangan hutan, pembukaan lahan, dan pembangunan jalan di Pegunungan Cycloops. Erosi tanah yang memasuki badan air dapat menimbulkan dampak positif, yakni peningkatan kandungan unsur hara di perairan. Namun disisi lain, erosi tanah juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

kualitas perairan, lain penurunan nilai kecerahan serta peningkatan nilai kekeruhan dan padatan tersuspensi. Kondisi ini diakibatkan oleh vegetasi hutan yang rusak, dan berpengaruh kepada keberadaan Thiaridae. Terjadi penekanan terhadap spesies asli danau Sentani sehingga populasinnya berkurang, disisi lain diakibatkan hilang dan rusaknya lahan basah sekeliling danau, prilaku masyarakat di sungai tanpa memperhitungkan keberlanjutan biota danau, dan perubahan drastis. Dampak langsung dari pengrusakan lingkungan di sekitar danau adalah turunnya kualitas kimia seperti pH air ratarata sekitar 5,9-6,3 kondisi fisika seperti kecerahan rata-rata hanya 0,5 m serta suhu 29,5OC, DO rata-rata 3,2-5,6 dan kondisi biologi stasiun ditemukan ikan-ikan dan tumbuhan air seperti seperti enceng gondok (Eichoria crassipes), hidrila (Hydrilla verticillata), Myriophyllum brasiliense, lamun (Potomogeton malainus), Ceratophylum demorsom, Vellisneria americana. Berbagai ancaman seperti penurunan populasi Thiaridae berdampak pada pendapatan keluarga terutama Thiaridae yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai, dan disepanjang pantai danau Sentani terhadap nilai pelestarian lingkungan, untuk mengurangi degradasi yang berdampak pada kegiatan ekonomi dan kelestarian sumberdaya alam. Kondisi di atas mengakibatkan berkurangnya pendapatan masyarakat yang hidup di sekitar danau Sentani, karena mata pencaharian utama mereka adalah mencari keong (Thiaridae). Terus dijaga kebersihan danau sehingga dapat dirasakan manfaatnya. Gambar di bawah ini adalah foto danau Sentani dari samping. Wah, sungguh menawan dan mempesona. Ternyata ada sebuah danau yang sangat indah di Papua.

Di bawah ini adalah gambar pada google earth, setelah diukur memanjang dari timur ke barat ternyata panjangnya adalah 26,5 km, data ini sesuai dengan referensi.

Danau Sentani setelah di ukur menurut google earth adalah sekitar 96,8 km2. Ini lebih luas daripada referensi yang saya dapatkan, karena pengukuran yang saya lakukan ini DAS juga dihitung, menimbang begitu rumitnya danau sentani. Dapat disimpulkan pengukuran ini hanya cukup baik karena kesalahannya hanya sedikit.

http://ristijimah.blogspot.com/

Berita Terpopuler
Pemerintah Tetapkan 3 Juni Cuti Bersama Hormat Bendera Dinilai Musyrik PSSI: Ribut, Ribut, dan Ribut... Izin Sekolah Penolak Hormat Bendera Dicabut Mendiknas Dukung Siami Ramai-ramai Dukung Kejujuran Siami di MK Pendaftaran Seleksi Masuk UI Dibuka Tuty Alawiyah Kecam Agni Putri Indonesia Film Kentut Beraroma Komedi dan Kritik Sosial

<script language=JavaScript src="http://a.admaxserver.com/servlet/ajrotator/349215/0/vj? z=admaxasia2&dim=280733&pid=918cb7ec-d584-475f-8f1de03191dd03e1&asid=f5de8e37-f91b-4878-be44da652eac2f4c&abr=$scriptiniframe"></script><noscript><a href="http://a.admaxserver.com/servlet/ajrotator/349215/0/cc? z=admaxasia2&pid=918cb7ec-d584-475f-8f1d-e03191dd03e1&asid=f5de8e37f91b-4878-be44-da652eac2f4c"><img src="http://a.admaxserver.com/servlet/ajrotator/349215/0/vc? z=admaxasia2&dim=280733&pid=918cb7ec-d584-475f-8f1d-

e03191dd03e1&asid=f5de8e37-f91b-4878-be44-da652eac2f4c&abr=$imginiframe" width="300" height="250" border="0"></a></noscript>

Danau Sentani Tercemar Limbah Domestik


M.I. Stephen V.

Artikel Terkait Kapal Penghisap Pasir Timah Rusak Biota Laut Pemerintah Dinilai Kurang Serius Lestarikan Lingkungan Tanggul Lapindo Jebol, Kompensasi Nihil Beruang Jarah Makanan di Rumah Warga Tumpukan Sampah di Bandung Mencapai Tiga Meter

04/01/2011 10:32 Liputan6.com, Jakarta: Pembuangan limbah sawit dan kegiatan penambangan disebut-sebut mendominasi pencemaran lingkungan selama 2010. Rupanya, tak hanya sungai-sungai di Indonesia yang dipastikan tercemar akibat aktivitas perkebunan sawit dan penambangan. "Lima danau juga tercemar limbah," kata Kepala Departemen Advokasi Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Mukri Friatna di Jakarta, awal Januari 2011. Kelima danau yang tercemar itu adalah Danau Sentani di Jayapura, Provinsi Papua, tercemar limbah domestik, Danau Universitas Hasanuddin di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, yang tercemar limbah logam berat, dan Situ Rawabadung di Jakarta Timur yang dipastikan tercemar mercuri. Selain itu Danau Sembuluh di Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, juga tercemar limbah minyak kelapa sawit (CPO) dan Danau Penantian di Muaraenim, Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, tercemar limbah Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Pencemaran air danau tersebut dilihat dari tingginya tingkat BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan keasaman air (PH) yang melampaui baku mutu yang ditetapkan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002, tingkat keasaman air (PH) harus antara 6,5 hingga 8,5. Nilai ini sama dengan yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu air bisa diminum jika PH 6,5 hingga 8,5. Walhi mendata selama 2010 telah terjadi 75 kali pencemaran yang mengakibatkan 65 sungai dan lima lokasi perairan laut tercemar. Pencemaran air di danau, Mukri menambahkan, menyebabkan masyarakat setempat tak bisa lagi memanfaatkan air danau untuk kebutuhan sehari-hari. Baik untuk konsumsi maupun sumber nafkah dalam membudidayakan ikan. Selain lima danau tersebut, sejumlah sungai juga turut tercemar selama 2010. Misalnya Sungai Batota di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dan 18 sungai lainnya di sejumlah daerah tercemar limbah tambang batubara. Selain itu, lima sungai tercemar tambang emas, Sungai Rembang dan Indralaya di Ogan Ilir, Provinsi Sumsel tercemar minyak, Sungai Nuangan di Manado, Sulawesi Utara, tercemar limbah B3, dan Sungai Bali di Kotabaru, Kaltim, tercemar bijih besi, serta Sungai Ulu Muntok di Bangka, Provinsi Bangka-Belitung, tercemar timah. Sebanyak 21 sungai, 18 di antaranya di wilayah Sumatra dan lainnya di Provinsi Kalimantan Barat dipastikan tercemar limbah sawit. Dan 22 sungai lainnya juga tercemar limbah industri dan campuran.(ANT/EPN) http://berita.liputan6.com/read/314305/danau_sentani_tercemar_limbah_domestik

Rabu, 26 Januari 2011


Lima Danau Tercemar Limbah Selama 2010 Jakarta - Limbah sawit dan kegiatan penambangan yang mendominasi pencemaran lingkungan selama 2010, selain mencemari sungai-sungai juga turut mencemari lima danau besar di Indonesia. "Selain sungai, terdapat lima danau yang juga tercemar limbah," kata Kepala Departemen Advokasi Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Mukri Friatna di Jakarta, Senin. Danau yang tercemar tersebut yaitu Danau Sentani di Jayapura Provinsi Papua tercemar limbah domestik, Danau Unhas di Makassar Provinsi Sulawesi Selatan yang tercemar limbah logam berat, Situ Rawabadung di Jakarta Timur tercemar mercury. Selain itu juga Danau Sembuluh di Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah

yang tercemar limbah CPO dan Danau Penantian di Muaraenim Palembang Provinsi Sumatera Selatan yang tercemar limbah PLTU. Pencemaran air di danau tersebut menyebabkan masyarakat setempat tidak bisa lagi memanfaatkan air danau untuk kebutuhan sehari-hari baik untuk konsumsi maupun membudidayakan ikan. Pencemaran air dilihat dari tingginya tingkat BOD (Biological Oxygen Demand.), COD (Chemical Oxygen Demand) dan PH melampaui baku mutu yang ditetapkan. Bila mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 menyebutkan, tingkat keasaman air (PH) harus antara 6,5 hingga 8,5. Nilai ini sama dengan yang telah ditetapkan oleh badan kesehatan dunia (WHO) yaitu air bisa diminum jika PH 6,5 hingga 8,5. Walhi mendata selama 2010 telah terjadi 75 kali pencemaran yang mengakibatkan 65 sungai dan lima lokasi perairan laut tercemar. Selain lima danau tersebut, sejumlah sungai juga turut tercemar selama 2010 seperti sungai Batota di Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur dan 18 sungai lainnya di sejumlah daerah yang tercemar limbah tambang batubara. Di samping itu, lima sungai tercemar tambang emas, sungai Rembang dan Indralaya di Ogan Ilir Provinsi Sumatra Selatan yang tercemar minyak, sungai Nuangan di Manado tercemar limbah B3 dan sungai Bali di Kotabaru Kaltim tercemar bijih besi serta sungai Ulu Muntok di Bangka yang tercemar timah. Sementara itu, 21 sungai dimana 18 di antaranya di wilayah Sumatra dan lainnya di Provinsi Kalimantan Barat tercemar limbah sawit serta 22 sungai juga tercemar limbah industri dan campuran http://mediaswaraindonesia.blogspot.com/2011_01_01_archive.html 2.1 KONSEP DANAU Arti danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang memiliki kriteria, yaitu: - Air cukup dalam dan sudah menunjukkan adanya strata temperatur bedasarkan kedalamannya - Vegetasi atau tumbuhan almatik yang mengapung di atas permukaan air tidak cukup menutupi seluruh permukaan air dan hanya berada pada pinggiran saja. - Sudah menunjukkan adanya gelombang yang sudah mampu membentuk barrens, waresweptshore, atau shoal. Danau berada tersebar di seluruh permukaan bumi. Luas seluruh danau di permukaan bumi kurang lebih 6,1% dari seluruh permukaan bumi. Danau tersebut

tersebar di berbagai tempat seperti pegunungan, plateau, lembah, dataran, gunung api dan sepanjang pantai. Prakiraan jumlah air danau di dunia ialah 91000 km2 (Cannadian Resources, Mc Healey dan Wallace, 1998). 2.2 ANALISIS PERSEBARAN SUMBER DAYA AIR DANAU DI INDONESIA Berdasarkan pada proses terjadinya, Jenis-Jenis / Macam-Macam Danau yang ada di Indonesia : 1. Danau Buatan / Waduk Danau buatan adalah danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya. Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat. 2. Danau Karst Danau karts adalah danau yang berada di daerah berkapur di mana yang berukuran kecil disebut doline dan yang besar dinamakan uvala. Contoh : danau atau telaga di pegunungan seribu, DI Yogyakarta. 3. Danau Tektonik Danau tektonik adalah danau yang terjadi akibat adanya aktivitas / peristiwa tektonik yang mengakibatkan permukaan tanah pada lapisan kulit bumi turun ke bawah membentuk cekung dan akhirnya terisi air. Contoh yakni : Danau Toba di Sumatera Utara, Danau singkarak, Danau Kerinci, Danau Poso dan Danau towutti. 4. Danau Vulkanik / Danau Kawah Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk pada bekas kawah gunung berapi. Contoh yaitu : Danau Batur di Bali, Danau Kelud yang merupakan kawah gunung kelud, Danau Segara Anakan yang merupakan kawah gunung Rinjani, Danau Telaga di Pegunungan Dieng. 5. Danau Bendungan Alami Danau bendungan alami terbentuk karena adanya longsoran dari tebing, sehingga menutupi aliran sungai. Contoh ; Danau pengilon di Dieng dan telaga Sarangan di perbatasan Jawa Tengah dan jawa Timur. Daftar persebaran danau yang ada di Indonesia dapat dilihat pada lampiran. Secara umum tiap propinsi yang ada di Indonesia berpotensi untuk terdapat anau baik danau alami maupun danau buatan. Sehingga dapat disimpulakan bahwa Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi sumberdaya air danau. 2.3 ANALISIS KUALITAS SUMBER DAYA AIR DANAU DI INDONESIA Untuk menganalisis kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia telah dilakukan beberapa penelitian mengenai kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia. Berikut hasil penelitian kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia. Periode tahun 1928 -1993, Penelitian kualitas air danau di Indonesia sesungguhnya sudah dilakukan sejak tahun 1928 yang dikenal dengan Sunda Expedition. Pada penelitian tersebut studi yang dilakukan baru pada taraf penelitian sifat fisika, kimia, dan biologi. Sesudah

tahun tersebut penelitian danau dilakukan sporadis artinya hanya satu atau dua danau saja yang diteliti dan dilakukan oleh beberapa instansi termasuk Puslitbang Sumber Daya Air, yang dahulu dikenal dengan Direktorat Penelitian Masalah Air, yang diwakili oleh seksi Hidrokimia, kemudian pada tahun 1985 berubah menjadi Balai Lingkungan Keairan. Danau yang diteliti pada waktu itu antara lain Danau Batur, Bratan, Buyan, Tamblingan di Bali (1980), Danau Maninjau, Singkarak, Diatas, Dibawah di Sumatra Barat (1983 - 1984). Pada periode 1993 - 2000, Penelitian danau diseluruh Indonesia baru dilaksanakan kembali pada tahun 19921994 dengan kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Finlandia. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air. Jumlah danau alamiah yang diteliti ada sebanyak 19 buah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke . Fokus penelitian masih terfokus pada karakteristik fisika, kimia, biologi, belum meneliti tentang beban pencemaran, dan daya dukung danau dan waduk. PENELITIAN KUALITAS AIR WADUK Periode 1970-1980, Penelitian kualitas air waduk yang dilakukan Puslitbang Sumber Daya Air sudah dilakukan sejak tahun 1970-an. Jumlah waduk yang diteliti tidak banyak mengingat waduk yang sudah selesai dibangun pada periode tersebut juga tidak banyak. Waduk yang sudah terbangun pada priode tersebut adalah Waduk Darma, Jatiluhur di Jawa Barat, Karangkates di Jawa Timur (1972). Penelitian kualitas air waduk dilakukan terhadap waduk yang baru beroperasi digenangi dan waduk yang sudah lama beroperasi. Berdasarkan hasil penelitian pada periode tersebut kondisi kualitas air waduk masih bagus baik pada lapisan epilimnion dan hypolimnion, atau dengan kata lain masih tercemar ringan. Hal ini kita dapat mengerti oleh karena penduduk, industri, perambahan hutan belum banyak sehingga limbahnya masih dapat dibersihkan oleh sungai atau waduk itu sendiri (self purification). Periode 1980 - 1995, Penelitian kualitas air waduk awal tahun 80-an dilakukan oleh Puslitbang Sumber Daya Air dan hasilnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan tahun periode 70-an. Akan tetapi penelitian kualitas air waduk yang dilakukan pada 90-an bersama Pemerintah Filandia hasilnya mengalami perubahan dibandingkan dengan hasil tahun 80-an. Hasil penelitian kualitas air waduk 90-an menunjukkan bahwa kualitas airnya sudah banyak menurun. Penurunan kualitas air waduk tersebut disebabkan oleh pencemaran organik terutama senyawa nitrogen dan posfat yang berasal dari air limbah industri, penduduk, pertanian dan aktifitas perikanan KJA. Tingkat pencemaran waduk yang diakibatkan senyawa nitrogen, posfat, dan zat organik dapat dibagi 3 kategori yaitu: pencemaran amat sangat berat (hypertrophic = penyuburan amat sangat berat), pencemaran berat (eutrophic = penyuburan berat), dan lain-lain pencemaran sedang (oligotrophic = penyuburan sedang), dan mesotrophic (belum tercemar). Waduk yang masuk tingkat eutrophic adalah Waduk Saguling, Cirata, Karangkates, dan Sengguruh. Kategori oligotrofik adalah Waduk Lahor, Jatiluhur, Muara Nusa Dua, Mrica, Kedungombo, dan yang termasuk

mesotrophic adalah Waduk Palasari, Wlingi, Malahayu, dan lain-lain. Dari hasil penelitian kualitas air danau dan waduk di atas dapat disimpulkan bahwa semakin lama telah terjadi penurunan pada kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya pencemaran bahan organik pada air danau dan waduk yang disebabkan oleh limbah industri, pertanian, dan penduduk. 2.4 ANALISIS POTENSI SUMBER DAYA AIR DANAU DI INDONESIA Sumber air danau dapat berasal dari berbagai sumber. Adapun sumber-sumber air danau terdiri dari: a. Air sungai yang mengalir ke dalam basin dan sebagi inflow b. Air yang berasal dari hasil pencairan salju dan es c. Air hujan yang tertangkap langsung oleh basin danau tersebut d. Air dari aliran permukaan (over land flow)yang berasal dari air hujan yang berasal dari dari air hujan yang jatuh di sebut danau e. Air yang berasal dari dalam tanah (air tanah) yang permukaannya lebih tinggi dari pada permukaan air danau sehingga air mengalir ke dalam danau f. Air yang berasal dari mata air atau spring yang masuk ke danau tersebut Jumlah air danau tidak selalu tetap, tetapi permukaan air danau selalu mengalami fluktuasi yaitu bertambah pada musim basah (hujan) dan berkurang pada musim kering (kemarau). Penyusutan air danau dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu: a. Penguapan dari permukaan danau b. Pengaliran air danau melalui outlet menuju sungai dibawahnya c. Perembesan air danau ke dalam tanah d. Khusus untuk bendungan dan waduk terdapat penyusutan air akibat dimanfaatkan untuk air minum, irigasi, dan sebgainya Penyusutan air danau melalui perembesan tergantung pada karakteristik batuan atau tanah penyusun lahan sekitarnya, selain itu faktor ketinggian air tanah di sekitar danau juga menentukan besar kecilnya kehilangan air danau tersebut. Sedangkan penyusutan air danau oleh penguapan dipengaruhi oleh temperature, perbedaan tekanan udara, kelembaban udara, angin dan kualitas air. Volume air danau selalu mengikuti perubahan musim. Pada danau alam, ketinggian permukaan air maksimum dicapai pada musim penghujan, sebaliknya ketinggian air minimum dicapai pada musim kemarau (kering). Berbeda dengan danau buatan manusia yang memiliki pintu airsehingga ketinggia permukaan air dapat diatur sedemikian rupa seperti kepentingannya. Indonesia dikarunia tampungan alami yang tersebar luas. Inventarisasi tampunngan air tawar dipermukaan air tanah telah dilakukan sejak lama. Bahkan sudah didapatkan. Tabulasi yang sangat rinci, misalnya untuk kawasan Jabotabek. Di kawasan tersebut terdapat 219 tampungan alami(situ), namun saying sekali banyak dari tampungan tersebut yang sudah mengering sehingga kini tinggal 164 buah dengan luas total tidak lebih dari 1990 ha. Pengetahuan lebih mendalam mengenai potensi yang terkandung di danau - danau Indonesia masih terbatas. Bahkan untuk beberapa daerah seperti papua misalnya, pengetahuan itu masih sangat terbatas. Dapat diberikan gambaran umum misalnya

danau terbesar di Indonesia adalah danau Toba (luas 112.970 ha) terbesar kedua adalah towuti (56.108 ha) dan paling dalam adalah matono (590 m) dengan ketinggian permukaan air danau matano sebenarnya jauh di bawah dasar laut. Adapun manfaat danau adalah untuk Irigasi, Perikanan, PLTA, Rekreasi, Olahraga, Pelayaran, dan penampungan air untuk mencegah banjir. Potensi beberapa danau dan waduk untuk PLTA no Danau / waduk propinsi Potensi(mw) alami Buatan Kerinci Jambi 180 Poso Sulut 640 Lindu Sulut 15 tondano Sulut 68,88 Rogamandala Jabar 47 Asahan III Sumut 150 Jatigede Jabar 108 Cisokon jabar 1000 Beberapa danau/waduk yang dimanfaatkan untuk PLTA no Danau / waduk propinsi Potensi(mw) alami Buatan Toba 640 Singkarak 172 maninjau 68 Saguling 700 Cirata 1000 Jatiluhur 165,5 Tampungan alami (danau) Utama di Indonesia no Propinsi Nama danau Luas (ha) Kedalaman maksimal (m) Evaluasi (dpl) DI Aceh Laut Tawar 7000 80 + 1100 Sumut Toba 112.790 529 +905 sumbar Maninjau 9790 169 +465 Singkarak 10780 269 +362 Dibawah 1120 309 +1462 Di atas 1230 44 +153 Jambi Kerinci 4600 97 +78 Sumsel Ranau 12590 229 +540 Kalbar Sentarum 27.500 8 +35 Kalteng Sembuluh 7500 ? +30 Kaltim Semayang 12000 6 ? Jempang 15000 6 ? Sulut Tondano 5000 20 +600 Lomboto 5600 3 +25 Sulteng Poso 32320 450 +500

Lindu 3200 100 +1000 Sulsel Matano 16408 590 +382 Mahalona 2440 73 +310 Towuti 56108 203 +293 Tempe 35000 2 +5 Bali Batur 1590 88 +1031 papua Ayamaru 2200 20 +250 Anggi 4500 ? +1780 Yamur 3750 ? +90 Tigi 3000 ? +1650 Paniai 19550 50 +1742 Rombebai 14000 ? ? Sentani 9360 52 +70 Selain tampungan alami, usaha untuk menambah ketersediaan air permukaan juga direkayasa dengan membangun waduk-waduk. Usaha pembangunan waduk telah dimulai sejak zaman kolinial Belanda, namun hasil yang memenuhi kebutuhan masyarakat baru berhasil dibangun akhir-akhir ini . waduk multiguna pertama yang diseleseikan pada zaman modern adalah waduk Jatiluhur . Pada tahun 1967, waduk tersebut merupakan gabungan dari dua rencana waduk, yakni pasi Gombrong dan Ubrug yang memiliki volume tampunganseliuruhnya sekitar 2,97 miliar m3 Tampungan buatan (waduk) utama di Indonesia no Provinsi Nama waduk Nama sungai Tampungan tinggi (m) Volume 106 m3 Luas danau Jabar Darma Lisanggarung 36 40 .. Jatiluhur Citarum 96 2970 Saguling Citarum 98 982 Cirata Citarum 125 2165 Jateng Sempor jatinegara 49 52 Wonogiri Bebgawab solo 32 736 garung Menjer 36 27 Wadaslintang Bedegolan 121 443 Mrica Serayu 110 165 Kedunggombo Serang 66 723 Sermo Ngrancah 52 52 jatim Selorejo Konto 46 62 Karangkates Brantas 98 343 Lahor Lahor 74 37 Wlingi Brantas 28 24 Ladoyo Brantas 12 5,8 Bening Widas 35 37 Senggurung Lesti 34 22 wonorejo gondang 97 106 PENGELOLAN DANAU DAN WADUK

Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi. Sesuai dengan UU. No. 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air, yang terdiri 3 komponen utama yaitu konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air. Waduk embung, situ dan danau yang merupakan sumber daya air telah banyak banyak mengalami penurunan fungsi dan kerusakan ekosistem. Hal ini disebabkan oleh karena pengelolan waduk/danau yang banyak mengalami kendala. Dalam UUSumber Daya Air telah mengamanatkan untuk melakukan pengelolaan waduk dengan melakukan konservasi, pemanfaatan, pengendalian daya rusak air. Selain itu masih ada peraturan lain seperti P P. No. 51 Tahun 1997, tentang Lingkungan Hidup; PP. No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; PP. No. 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung; Kep. Pres No.123/2001, tentang koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat Propinsi, Wilayah Sungai, Kabupaten dan Kota serta Keputusan Menteri yang terkait tentang pengelolaan sumber daya air. Walaupun sudah banyak undangundang atau peraturan yang diundangkan tentang pengelolaan sumber daya air dan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air akan tetapi pada kenyataannya konservasi sumber daya air, pengendalian daya rusak air terhadap sumber daya air pada danau dan waduk, situ, embung dan sungai masih jauh dari harapan malahan semakin rusak baik kuantitas maupun kualitas airnya. Beberapa faktor yang menyebabkan kendala dalam melakukan pengelolaan sumber daya air antara lain: a. Banyaknya instansi yang terkait dalam melakukan pengelolaan DAS waduk, yaitu setiap instansi lebih mementingkan sektornya dari pada konservasinya. b. Banyaknya instansi yang terkait dalam pemanfaatan air danau atau waduk sehingga menimbulkan konflik kepentingan. c. Perbedaan batas ekologis dan administratif, sehingga ada keengganan pemerintah tempat berlokasinya danau/waduk untuk melakukan upaya konservasi yang optimal. d. Masih lemahnya kapasitas kemampuan instansi pengelola dalam melakukan konservasi. e. Kurangnya pemahaman dan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan konservasi bagi penduduk yang ada di sekitar DAS ataupun penduduk yang bermukim di sekitar danau/waduk. 2.5 ANALISIS MASALAH DAN SOLUSI TERHADAP KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR DANAU DI INDONESIA Secara umum dapat dicontohkan bahwa masalah keadaan danau di Indonesia saat ini adalah : Di daerah Jawa Tengah ada beberapa DAS yang rusak, tingkat sedimentasi yang tinggi terdapat di daerah Merawu dan Serayu sehingga menyebabakan pendangkalan waduk Mrica sehingga daya tampung air berkurang dari 143 juta m3 menjadi 100 juta m3. Penyusutan air juga terjadi di waduk Kedung ombo dari 723

juta m3 menjadi 450 juta m3. Di daerah Jawa Timur beberapa DAS yang rusak antara lain DAS Brantas hulu, Kali Konto dan Kali Madiun. Volume tampungan air waduk di DAS kali Brantas juga berkurang dari tahun ke tahun, misalnya waduk Sengguru dari 21,5 juta m3 pada tahun 1988 menjadi 4,3 juta m3 pada tahun 2003 dan Waduk Karang Karang Kates dari 343 juta m3 pada tahun 1972 menjadi 176 juta m3 pada tahun 2003. Beberapa waduk di Indonesia seperti Waduk Jati Luhur, Waduk Sutami tampak mengalami fenomena eutrofiksi. Peningkatan kadar nitrogen dan phosphate menyebabkan eutrofikasi sehingga menyebabakan algae blooming yang juga menyebabkan banyak ikan mati dan alga yang mati akan menimbulkan bau busuk. Hal ini sangat merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar waduk, baik karena menurunnya tangkapan ikan, timbulnya penyakit kulit, maupun berkurangnya wisatawan yang mengunjungi waduk. Kelebihan kadar nutrisi yakni N2P dan ditumbuhinya enceng gondok yang berlebihan. Adapun beberapa solusi untuk mengatasi masalah danau 1. Pengolahan daerah tangkapan hujan untuk menjaga fungsi daerah resapan air yang dilakukan melalui usaha konservasi sumber daya air, pengendali erosi dan sedimentasi serta pengendalian tata guna lahan. 2. Pengolahan kuantitas air, apabila menghadapi musim kemarau maka dilakuakan upaya efisiensi air secara maksimal dengan memperhatikan prioritas penggunaan air. 3. Pengolahan kualitas air dengan cara dengan cara pengendalian pencemaran air danau. 4. Pengolahan lingkungan sungai.

3.1 KESIMPULAN Arti danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi. Secara umum tiap propinsi yang ada di Indonesia berpotensi untuk terdapat anau baik danau alami maupun danau buatan. Sehingga dapat disimpulakan bahwa Indonesia termasuk negara yang kaya akan potensi sumberdaya air danau. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi. Namun, dari hasil penelitian kualitas air danau dan waduk disimpulkan bahwa semakin lama telah terjadi penurunan pada kualitas air danau dan waduk yang ada di Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya pencemaran bahan organik pada air danau dan waduk yang disebabkan oleh limbah industri, pertanian, dan penduduk. Adapun beberapa solusi untuk mengatasi masalah danau antara lain pengolahan daerah tangkapan hujan untuk menjaga fungsi daerah resapan air, Pengolahan kuantitas air, pengolahan kualitas air degan cara pengendalian pencemaran air danau dan pengolahan lingkungan sungai.

3.2 SARAN Setiap manusia tidak dapat lepas dari air, karena air merupakan investasi untuk masa depan manusia maka hendaknya dalam menggunakan dan memanfaatkan sumberdaya air khususnya air danau harus tetap menjaga kualitas air serta menjaga kondisi geografis daerah yang ada di sekitarnya agar kuantitas air tetap terjaga dan tidak terjadi kerusakan baik pada daerah tangkapan hujan maupun pada DAS sekitar waduk / danau. DAFTAR RUJUKAN Sunaryo, Trie M, Ir. M.Eng. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Air. Malang : Bayumedia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi. Namun bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Apa pengertian polusi air? Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air? Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar? Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air? Agar manusia lebih dapat memahami bahaya polusi air Agar dapat membedakan air yang bersih dan air yang sudah tercemar Dapat lebih berhati- hati dalam menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi Dapat mengetahui kandungan air yang terpolusi BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Polusi Air Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain

1.3 Tujuan

yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan. Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zatzat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera. Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 ) 2.2 Macam- Macam Sumber Polusi Air Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahanbahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas. Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir. Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan. Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir genangan. Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 ) BAB III PEMBAHASAN 3.1 Bahaya dari Polusi Air Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon,

tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut. Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal. Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya: 1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen 2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air 3. Pendangkalan dasar perairan 4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi 5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat 6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator 7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung 8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia 3.2 Usaha- Usaha untuk Mencegah dan Mengatasi Polusi Air Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya: 1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan 2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem 3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran 4. Memperluas gerakan penghijauan 5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan 6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya 7. Melakukan intensifikasi pertanian Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir. Banjir ada dua macam yaitu banjir banding dan banjir genangan. 1. Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu 2. Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang mengakibatkan air meluap

Banyak orang mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengatasi, hal ini berlaku pula pada banjir genangan. Ada beberapa langkah- langkah yang dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu: 1. Dalam perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn rongga- rongga resapan air disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut 2. Apabila di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang terbuka, buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut: Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan- lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur- sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan air tanah Apabila air banjir masuk ke rumah menapai ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendetail. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa: Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan Polusi air adalah pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam air sehingga kualitas air terggangu Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah pertanian, limbah industri dan sebagianya Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain- lain

4.2 Saran Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut: Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak

Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air DAFTAR PUSTAKA

Djambur. W. Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuan Ahya M Salman. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Umum, Dekdibud, Jakarta Santiyono. 1994. Biologi 1 untuk sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga Http: //www. Google.com

You might also like