You are on page 1of 6

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

Latar belakang Salah satu pusat dimana pelayanan kesehatan, pendidikan serta penelitian diselenggarakan adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat orang mencari dan menerima pelayanan kesehatan serta tempat

pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit memerlukan masyarakat pengelola rumah sakit yang terdiri dari para penentu kebijakan, para pelaksana pelayanan medis dan para pelaksana pelayanan non medis. Pencapaian tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi dalam menugaskan setiap orang yang terlibat diperlukan organisasi (Azwar, 1999). Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orangorang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi institusi pelayanan kesehatan yang tenaganya multi disiplin, sarat dengan dana dan teknologi sehingga tidak menutup kemungkinan adanya konflik antar pihak yang berkepentingan, baik antara konsumen dengan pelayanan, maupun antara pemilik dengan pengelola atau pengelola dengan stafnya. Terkait dengan hal tersebut diperlukan peran organisasi yang mampu mengatur pembagian seluruh tugas ke dalam berbagai kerja personil dengan wewenang dan tanggung jawab tertentu (Gibson, dkk, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Salah satu unsur organisasi yang terkandung pada tiap personil adalah desain pekerjaan. Dasar pemikiran pengelompokkan pekerjaan atau desain pekerjaan terletak pada keperluan terhadap menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi (Gibson, 1987). Sulipan (2000) menjelaskan bahwa desain pekerjaan merupakan penetapan kegiatan atau aktivitas kerja seseorang atau sekelompok karyawan secara organisasional yang tujuannya adalah untuk mengatur penugasan kerja agar dapat memenuhi kebutuhan informasi. Desain pekerjaan dapat juga diartikan rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan (Herjanto,2001). Desain pekerjaan akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh setiap karyawan, apabila desain pekerjaan yang diberikan kurang jelas akan mengakibatkan karyawan kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal tersebut akan mempengaruhi kinerja karyawan (Gibson, 1987). Kinerja perawat merupakan kemampuan melaksanakan proses

keperawatan yang mengandung arti penerapan proses pemecahan masalah keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasikan masalah-masalah proses, merencanakan secara sistematis, dan melaksanakan serta mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan (Mariner, 2004). Sejalan dengan Effendy (1995) yang menyatakan bahwa kinerja seorang perawat dapat dilihat dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Depkes (2001) menjelaskan bahwa penilaian keperawatan yang seharusnya terlihat dari kinerja perawat terdiri dari kesesuaian asuhan

Universitas Sumatera Utara

keperawatan dengan standar asuhan keperawatan, evaluasi persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan, evaluasi kesesuaian tindakan perawat dengan standar operasional prosedur. Mengacu pada peraturan Menkes RI No.749 a tahun 1989 mengenai rekam medis, maka tenaga perawat berkewajiban mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien disarana pelayanan kesehatan, dengan demikian dokumentasi asuhan keperawatan adalah sesuatu yang mutlak dan harus ada disetiap pelayanan kesehatan rumah sakit (Depkes, 2001). Gibson (1987) menjelaskan terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja seseorang perawat yaitu variabel individu, variabel psikologi dan variabel organisasi. Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Variabel psikologi terdiri dari sub variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel organisasi digolongkan dalam sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi dan desain pekerjaan. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi perilaku kerja yang akhirnya akan berpengaruh pada kinerja personil dalam mencapai tujuan pekerjaan. Berdasarkan pendapat Gibson tersebut, maka unsur desain pekerjaan yang merupakan substansi dari variabel organisasi memiliki pengaruh terhadap pencapaian hasil kinerja seorang perawat. Pembuktian hubungan desain pekerjaan terhadap kinerja perawat telah diteliti oleh Firmansyah (2009) yang menunjukkan bahwa variabel desain pekerjaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat dengan nilai p=0,001. Perawat yang merasakan bahwa desain pekerjaan yang

Universitas Sumatera Utara

ada di rumah sakit dalam kategori baik, kinerjanya juga baik yaitu sebanyak 90,7% . Sejalan dengan penelitian Vera (2009) tentang pengaruh desain pekerjaan terhadap gairah kerja menyatakan bahwa desain pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap gairah kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,942. Hal ini berarti dengan adanya kejelasan desain pekerjaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan akan meningkatkan gairah kerja karyawan. Meningkatnya gairah karyawan membuat kinerja karyawan menjadi lebih baik. Penelitian Hotmida (2009) juga menyimpulkan bahwa kinerja perawat memang dipengaruhi oleh desain pekerjaan dan beberapa unsur lain seperti umur, lama kerja, pendidikan,status pernikahan, status kepegawaian, persepsi seorang perawat terhadap kepemimpinan, imbalan, fasilitas kerja , struktur organisasi, supervisi dan penghargaan. Penelitian yang disebutkan diatas memperlihatkan bahwa desain pekerjaan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kinerja perawat. Rumah sakit Islam Malahayati Medan sebagai suatu organisasi yang bergerak dalam bidang kesehatan memiliki desain pekerjaan yang dijalankan perawat pelaksana. Desain pekerjaan yang dijalankan perawat pelaksana menurut Gibson (1996) akan mempengaruhi kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan hal tersebut peneliti merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh desain pekerjaan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan Penelitian 2.1. Tujuan Umum

Tujuan Umum penelitian ini untuk melihat bagaimana pengaruh desain pekerjaan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitan ini adalah: 2.2.1. Mengidentifikasi karakteristik data demografi perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2.2.2. Mengidentifikasi desain pekerjaan perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2.2.3. Mengidentifikasi kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2.2.4. Mengidentifikasi pengaruh desain pekerjaan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 3. Pertanyaan Penelitian 3.1. Bagaimana desain pekerjaan perawat pelaksana di Rumah Sakit

Islam Malahayati Medan? 3.2. Bagaimana kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam

Malahyati Medan? 3.3. Bagaimana pengaruh desain pekerjaan terhadap kinerja perawat

pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan?

Universitas Sumatera Utara

4. Manfaat Penelitian 4.1. Bagi pendidikan keperawatan. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan untuk menambah wawasan keilmuan keperawatan manajemen tentang desain pekerjaan dan kinerja perawat. 4.2. Bagi penelitian keperawatan. Penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan disain pekerjaan dan kinerja perawat. 4.3. Bagi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi terkait pentingnya pengaruh desain pekerjaan dengan peningkatan kinerja perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi lebih baik. bidang

Universitas Sumatera Utara

You might also like