You are on page 1of 20

ANATOMI JANTUNG

Sumber : http://www.blogger.com/feeds/3864338758176152031/posts/default

I.

Ruang Jantung

Jantung dibagi oleh septa vertical menjadi empat riang: atrium dextrum, atrium sinstrum, ventriculus sinister. Atrium dextrum terletal anterior terhadap atrium sinistrum dan vantriculus sinister. Dinding jantung tersusun atas otot jantung, myocardium, yang di luar terbungkus oleh pericardium serosum, yang disebut epicardium, dan di bagian dalam yang diliputi selapis endotel disebut
Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html

endocardium.

Atrium Dextrum Atrium dextrum terdiri dari rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricular. Pada permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium kanan dan auricular kanan terdapat sebuah sulcus vertical, sulcus terminalis, yang terdapat pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis. Bagian utama atrium yang terletak pada posterior terhadap rigi, berdinding licin dan bagian ini pada masa embrio berasal dari sinus venosus. Bagian atrium di anterior rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas serabutserabut otot, musculi pectinati, yang berjalan dari crista terminalis ke auricular dextra. Bagian anterior secara embriologis berasal dari atrium primitif. Muara pada Atrium Dextrum Vena cava superior bermuara ke dalam bagian atas atrium dextrum, muara ini tidak mempunyai katup. Vena cava superior mengembalikan darah ke jantung daro setengah badan atas tubuh. Vena cava inferior (lebih besat dari vena cava superior) bermuara ke bagian bawah atrium dextrum; dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi. Vena cava inferior mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh. Sinus coronarius yang mengalirkan sebagian besar darah dari dinding jantung bermuara ke dalam atrium dextrum, di antara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare dextrum; muara ini dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi. Ostium atrioventriculare dextrum terletak anterior terhadap muara vena cava inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis. Banyak muara vena-vena kecil yang juga mengalirkan darah dari dinding jantung bermuara langsung ke dalam atrium dextrum. Sisa Embriologis

Selain katup rudimenter vena cava inferior terdapat fossa ovalis dan anulus ovalis. Kedua struktur yang terakhir ini terletak pada septum interatriale yang memisahkan atrium dextrum dan atrium sinistrum. Fossa ovalis merupakan lekukan dangkal yang merupakan tempat foramen ovale pada janin. Anulus ovalis membentuk pinggir atas fossa. Dasar fossa merupakan septum primum persisten jantung janin, dan anulus dibentuk dari pinggir bawah septum secundum. Ventriculus Dexter Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dextrum melalui ostium atrioventriculare dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat ini disebut infundibulum. Dinding ventrikulus dexter jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium dextrum dan menunjukkan beberapa rigi yang menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot. Rigi-rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa dan dikenal sebagai trabeculae carneae. Trabeculae carneae terdiri atas 3 jenis. Jenis pertama terdiri atas musculi papillares, yang menonjol ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel; puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordae tendinae) ke cuspis valva tricuspidalis. Jenis kedua yang melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu di antaranya adalah trabecula septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa ke dinding anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus atrioventrikularis crus dextrum yang merupakan bagian dari sistem konduksi jantung. Jenis ketiga hanya terdiri atas rigi-rigi yang menonjol. Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri atas 3 cuspis yang dibentuk oleh lipatan endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya: cuspis anterior, septalis, dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis septalis terletak berhadapan dengan

septum interventriculare dan cuspis inferior atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung, sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chordae tendinae. Chordae tendinae menghubungkan cuspis dengan musculi papilares. Bila ventrikel berkontraksi, musculi papilares berkontraksi dan mencegah agar cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan terbalik waktu tekanan intraventrikular meningkat. Untuk membantu proses ini chordae tendinae dari satu musculus papilares dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan. Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas 3 valvula semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya. Pinggir bawah setiap cuspis melengkung dan melekat pada arteri. Atrium Sinistra a. Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak. b. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal daripada dinding atrium dextra. c. Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. d. Atrium kiri menerima darah yang sduah dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau posterolateral, masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis. Ventrikel Dextra

a. Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni. b. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra. c. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. d. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra. e. Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). f. Secara fungsional, ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus.

Alur

masuk

dan

keluar

ventrikel

dextra

dipisahkan

oleh

Krista

Supraventrikularis yang terletak tepat di atas daun anterior katup tricuspidalis. Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahanlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali diakhiri dengan kematian. Ventrikel Sinistra a. Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi Apex Cordis. b. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. c. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. d. Batas dinding medialnya berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta. e. Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus.

f. Pada dua pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang. II. Katup Jantung Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilikbilik jantung. Ada dua jenis katup jantung yaitu: a. Katup Atrio-Ventrikularis (katup AV) : memisahkan atria dengan ventrikel b. Katup Semilunaris : memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik-bilik jantung dan pembuluh darah. Katup Atrio-Ventrikularis Aliran darah yang melewati katup mitral dan tricuspidalis diatur oleh interaksi antara atrium, annulus fibrosus, daun katup, cordae tendinea, otot papillaris, dan otot ventrikel. Keenam komponen ini membentuk kompleks mitral dan tricuspidalis yang secara fungsional harus diperhitungkan sebagai satu unit. Gangguan salah satu bagian tersebut akan mengakibatkan gangguan hemodinamik yang serius.

Cordae tendinea akan mengalami perluasan menjadi otot papillaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Cordae tendinea menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Kalau cordae tendinea atau otot papillaris mengalami kerusakan atau gangguan, maka darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi. Katup Mitral

a.

Terdiri dari dua bagian yaitu:

daun katup mitral anterior dan posterior. b. Terletak diantara Atrium dan Ventrikel Sinistra. Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html c. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur keluar. Alur masuk ventrikel sinistra berbentuk seperti corong, mulai dari annulus mitral, kemudian dengan daun katup mitral melekat pada otot papillaris melalui cordae tendinea. Alur keluar ventrikel sinistra dibatasi oleh daun katup anterior, septum, dan dinding depan ventrikel sinistra. Daun katup anterior berbentuk segitiga, dihubungkan dengan kedua bibir daun katup posterior melalui comissura. d. Daun katup posterior berbentuk segi empat, lebih panjang, lebih kaku, dan menempati dua pertiga lingkaran cincin mitral. Daun katup posterior mitral melekat pada otot papillaris melalui cordae tendinea. Daun katup posterior terdiri dari 3 lengkungan yang tidak terpisah satu sama lain, yaitu Scallop Lateral, Intermedial, dan Medial.

Katup Tricuspidalis

Katup trikuspid berada di antara atrium kanan danm ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html

ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup utama yang ukurannya tidak sama, yaitu a. Anterior i. ii. b. Septal i. ii. c. Posterior i. ii. Paling kecil Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-inferior. Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun Sering menutupi VSD kecil tipe alur keluar membraneus. Paling lebar Melekat dari daerah Infundibuler kearah kaudal menuju inferolateral dinding ventrikel dextra.

Perbedaan utama katup tricuspidalis dengan katup mitral adalah katup tricuspidalis lebih tipis, lebih bening, dan pertautan antara ketiga daun katup itu dihubungkan oleh comissura. Katup Semilunaris

a. Bentuk katup semilunaris aorta dan pulmonal sama, tetapi katup aorta lebih tebal dibandingkan katup pulmonal. Terdiri dari 3 daun katup simetris menyerupai corong yang tertambat dengan kuat pada Annulus Fibrosus. b. Katup aorta terletak diantara ventrikel sinistra dengan aorta, sedangkan katup pulmonal terletak diantara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. c. Kedua katup ini terletak pada masing-masing ventrikel dengan katup pulmonal yang terletak lebih antero-superior dan agak ke kiri. d. Setiap katup terdiri dari 3 lembar jaringan ikat daun katup yang berbentuk huruf U. e. Pinggir bawah tiap daun katup melekat dan bergantung pada Annulus Aorta dan Annulus Pulmonal, dimana pinggir atas mengarah ke lumen. f. Di belakang tiap daun katup, dinding pembbuluh darah melebar dan berbentuk seperti kantong, dikenal sebagai Sinus Valsalva. Muara arteria coronaria terletak pada sinus valsalva ini. Sinus ini berfungsi untuk melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup pada waktu katup aorta terbuka g. Ujung bebas tiap daun katup berbentuk konkaf (cembung), dan terdpat nodul pada pertengahannya, yang dikenal sebagai Nodulus Aranti. h. Ketiga daun katup aorta dikenal sebagai daun katup kororner kanan, kiri, dan daun katup non koroner. i. Katup pulmonal terdiri dari daun katup anterior, daun katup kanan, dan kiri. Perhatikan gambar !

10

Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html

j. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Perhatikan gambar!

Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html

Otot Papillaris a. Terletak pada kedua dinding ventrikel, di bawah comissura, dan merupakan proyeksi penonjolan Trabeculae Carnae, baik berbentuk tunggal atau ganda. b. Pada ventrikel sinistra terdiri dari bagian anterior dan posterior. Otot papillaris anterior terletak pada Comissura Antero-Lateral, sedangkan otot papillaris posterior terletak pada Comissura Postero-Medial. c. Penonjolan otot papillaris pada ventrikel sinistra pada bagian sepertiga distal dan pertengahan ventrikel sinistra. d. Di dalam ventrikel dextra terdapat 3 macam otot papillaris, yaitu a) Otot papillaris anterior i. ii. iii. Paling besar Terletak di bawah comissura Berhubungan dengan Trabeculae Septomarginalis

b) Otot papillaris posterior c) Otot papillaris septal (paling kecil).

11

Cordae Tendinea a. Jaringan ikat kuat yang berbentuk tali pengikat yang melekat pada ujung-ujung otot papillaris. b. Menghubungkan katup mitral dan katup tricuspidalis dengan otot papillaris. c. Di dalam ventrikel sinistra ditemukan Cordae Tendinea Anterior yang melekat pada otot papillaris anterior menuju ujung daun katup mitral anterior dan posterior. d. Cordae Tendinea Posterior melekat pada otot papillaris posterior menuju pinggir kedua daun katup mitral.

e. Seluruh pinggir daun katup bertaut melalui serabut-serabut kecil tali cordae untuk bertemu dengan serabut yang lebih besar, kemudian melekat pada otot papillaris. f. Pada saat systole, tekanan ventrikel sinistra akan menyebar ke permukaan daun katup secara merata dan menyebabkan ketegangan pada seluruh serabut cordae, bilaman terjadi disfungsi otot papillaris atau terputusnya tali cordae, maka akan terjadi insufisiensi katup. III. Innervasi Jantung Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Pengaturan sistem saraf ototnom terhadap sistem kardiovascular membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut: 1. Sensor 2. Lintasan aferen 3. Pusat integrasi 4. Lintasan eferen

12

5. Reseptor Ada dua buah kelompok sensor utama, yaitu: Baroreseptor dan Kemoreseptor. Baroreseptor (pressoreseptor) terletak di Lengkung Aorta dan Sinus Caroticus. Reseptor ini peka sekali terhadap peregangan atau perubahan bentuk didnding pembuluh darah akibat perubahan tekanan arteria. Stimulasi reseptor ini pada peningkatan tekanan arteria memberikan aba-aba pada pusat pengaturan jantung untuk menghambat kegiatan jantung; sebaliknya, pengurangan tekanan arteria memulai refleks kegiatan jantung. Kemoreseptor terletak di dalam Badan Carotis (Carotid Body) dan Lengkung Aorta. Reseptor ini terangsang oleh penurunan kadar oksigen dalam arteria, peningkatan tekanan karbondioksida, dan peningkatan kadar-kadar ion hydrogen (pH darah yang menurun). Pengaktifan kemoreseptor akan merangsang pusat pengaturan jantung untuk meningkatakan kegiatan jantung. Reseptor lain yang peka terhadap regangan akibat perubahan volume darah terletak pada pertemuan vena-vena yang besar dan atria. Apabila reseptor ini terangsang, akan timbul 2 jenis respons refleks, yaitu: Refleks Bainbridge (peningkatan kecepatan denyut jantung) dan Diuresis. Sistem saraf ototnom dapat dibagi menjadi 2, yaitu: a. Saraf simpatis a) Mempersarafi daerah atrium dan ventrikel (seluruh sistem miocard) termasuk otot polos arteri dan vena coronaria. b) Simpatis Eferen Pre-Ganglionik berasal dari medulla Spinalis Thoracal 3-6. Sebelum mencapai jantung, saraf simpatis eferen preganglionik ini akan melalui Pleksus Cardialis kemudian berakhir pada Ganglion Cervicalis Superior, Medial, atau Inferior. c) Serabut Post-Ganglionik akan menjadi saraf Cardialis untuk masuk ke dalam jantung. d) Rangsang simpatis akan dihantarkan oleh Nor-Epinephrin (NE). e) Pada orang normal, kerja saraf simpatis adalah mempengaruhi kerja otot ventrikel.

13

f) Stimulasi

simpatis

akan

memacu

denyut

jantungdengan

meningkatkan kecepatan denyut jantung, konduksi impuls melalui AV Node, dan meningkatkan kekuatan kontraksi miocard. g) Respons terhadap stimulasi simpatis dikenal dengan Respons Adrnergik. h) Respons jantung terhadap stimulasi simpatis disalurkan melalui reseptor jantung yang dikenal sebagai Reseptor Beta. Pembuluh darah memiliki dua jenis reseptor yaitu: Reseptor Alfa dan Reseptor Beta. Rangsangan simpatis pada Reseptor Alfa akan menghasilkan Vasokonstriksi. Sedangkan rangsangan simpatis terhadap Reseptor Beta akan menimbulkan Vasodilatasi. Reseptor beta pada pembuluh darah dan jantung dapat dibedakan menjadi dua yaitu Reseptor Beta1 dan Reseptor Beta2. Stimulasi selektif pada reseptor-reseptor ini, bersama dengan variasi dalam intensitas kegiatan simpatis, dapat mengatur intensitas penyempitan pembuluh darah. Dengan demikian dapat mengatur juga kapasitas jaringan pembuluh darah, serta mempengaruhi resistensi pembuluh darah terhadap aliran darah. Akibatnya juga mempengaruhi tekanan arteria. Misalnya: penyempitan arteria akan meningkatkan tekanan arteria dan resistensi perifer terhadap aliran darah. Penyempitan vena akan mengurangi b. Saraf parasimpatis a) Mempersarafi Nodus Sino-Atrial, Atrio-Ventricular, dan Serabutserabut otot atrium. Dapat pula menyebar ke dalam Ventrikel Sinistra. b) Berasal dari pusat Nervus Vagus di Medulla Oblongata. c) Serabut-serabutnya akan bergabung dengan serabut simpatis di dalam Pleksus Cardialis. d) Rangsang parasimpatis akan dihantarkan oleh Asetilcholin (Ach) kapasitas jaringan vena, dan degan demikian meningkatkan alur balik vena menuju jantung.

14

e) Pada Orang normal, kerja saraf parasimpatis mengontrol irama dan laju denyut jantung. f) Stimulasi parasimpatis mengahambat kegiatan jantung dengan mengurangi kecepatan denyut jantung, kecepatan konduksi impuls melalui AV Node, dan juga mengurangi kekuatan kontraksi atrium dan mungkin juga ventrikel. g) Respons terhadap stimulasi parasimpatis dikenal dengan sebutan Respons Kolinergik atau Respons Vagal. Lengkung refleks kardiovascular bekerja untuk menstabilkan tekanan arteria dan curah jantung, dan untuk mengatur perubahan-perubahan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Curah jantung dan tekanan arteria dapat ditingkatkan lewat rangsang simpatis dan denyut hambatan jantung parasimpatis. Dengan demikian kecepatan

ditingkatkan, kekuatan kontraksi meningkat dan timbul vasokonstriksi. Sebaliknya, peningkatan tekanan darah yang tidak normal akan berakibat timbulnya refleks untuk mengurangi kecepatan denyut jantung, kontraktilitas, dan terjadinya vasodilatasi.

15

IV.

Vaskularisasi Jantung

Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html

Arteri

Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html

Perdarahan otot jantung berasal dari Aorta melalui dua pembuluh koronoer utama, yaitu a. Arteri Coronaria Dextra a) Berjalan di dalam Sulcus Atrio-Ventricular ke kanan bawah mencapai Kruks. b) Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB=Right Atrial Anterior Branch) dan Arteri Coronaria

16

Descendens Posterior (PDCA=Posterior Descending Coronary Artery) c) RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. d) PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus AtrioVentricular. b. Arteri Coronaria Sinistra a) Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA=Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. b) Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx=Left Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD=Left Anterior Descendens Artery). c) LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. d) LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex. e) Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darha diantara kedua sulcus tersebut. Kedua arteri coronaria ini keluar dari Sinus Valsalva Aorta. Vena

Sumber : http://www.alwia.com/jantunganda.html

Aliran darah balik dari otot jantung dan sekitarnya melalui Vena Coronaria yang berjalan berdampingan dengan Arteri Coronaria, akan masuk ke dalam

17

Atrium Dextra melalui Sinus Coronarius. Selain itu juga terdapat vena-vena kecil yang disebut Vena Thebesii, yang bermuara langsung ke dalam Atrium Dextra. Pembuluh Limfe Pembuluh limfe pada jantung terdiri dari 3 kelompok pleksus, yaitu Pleksus Sub-Endocardial, Pleksus Miocardial, dan Pleksus Sub-Epicardial. Penampungan cairan limfe dari kelompk yang paling besar adalah Pleksus Sub-Epicardial, dimana pembuluh-pembuluh limfe akan membentuk satu truncus yang berjalan sejajar dengan Arteri Coronaria kemudian meninggalkan jantung di depan Arteri Pulmonalis dan berakhir pada kelenjar limfe antara Vena Cava Superior dan Arteri Inominata. Aorta Aorta adalah arteri terbesar dalam badan manusia. Bersumber dari bilik kiri jantung dan membawa darah beroksigen kepada semua bagian tubuh dalam peredaran sistemik. Jalur Aorta Bagian awal aorta, aorta menaik, muncul keluar dari ventrikel kiri, yang diasingkan oleh katup aorta. Kedua arteri coronaria jantung bercabang dari pangkal aorta, di atas katup aorta. Aorta kemudian melengkung balik mengelilingi arteri pulmonalis. Tiga pembuluh darah muncul keluar dari arcus aortae ini, yaitu arteri brachiocephalica, arteri carotis communis sinistra, dan arteri subclavia sinistra. Pembuluh-pembuluh ini memasok darah ke kepala dan bagian lengan.

18

Aorta kemudian menuruni badan. Bagian atas diafragma (dalam dada) dipanggil aorta pars thoracalis dan bagian bawah diafragma (dalam abdomen) dipanggil aorta pars abdominalis. Saat bergerak ke bawah dinding posterior abdomen, aorta abdomen beredar pada kiri vena cava inferior, bercabang-cabang menjadi saluran darah utama pada perut dan usus, dan juga ginjal. Terdapat banyak bentuk cabang yang dapat diketahui dalam vaskulatur sistem pencernaan. Bentuk yang paling umum ialah cabang aorta membentuk truncus celiacus, arteri mesenterica superior, dan juga arteri mesenterica inferior. Arteri renalis biasanya bercabang dari aorta abdominalis di antara truncus celiacus dan arteri mesenterica superior. Aorta berakhir dengan percabangan 2, yaitu arteri iliaca communis sinistra dan arteri iliaca communis dextra untuk memasok darah ke anggota tubuh bagian bawah dan pelvis. Ciri-ciri Aorta Aorta adalah arteri kenyal, dan dengan itu dapat mengembang sedikit. Apabila ventrikel kiri berkontraksi untuk memaksa darah mengalir ke aorta, aorta mengembang. Regangan ini memberikan energi potensial yang akan membantu mempertahankan tekanan darah sewaktu diastole, karena saat itu, aorta akan berkontraksi secara pasif.

19

DAFTAR PUSTAKA Snell RS. Anatomi Klinik. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006. p. 101-122. Carleton, Penny Ford. Anatomi sistem Kardiovascular. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 4 by Sylvia A Price and Lorraine M Wilson. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta, 1995. Holt JP. The Normal Pericardium. AM J Cardiol., 1970:26;455. Johnson RA, and Blake TM. Lymphatics of The Heart. Circulation, 1966:33;137. Mc Alpine WA. Heart and Coronary Arteries. Springer-Verlag New York Inc. New York, 1975. Merklin RJ. Position an Orientation of The Heart Value. Am J Anat, 1969:125;375. Oemar, Hamed. Buku Ajar Kardiologi, Anatomi Jantung dan Pembuluh Darah. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2003:7-13. Silverman ME, and Hurst JW. The Mitral Complex. Am Heart J, 1968:76;399 Splatelholz W. Hand Atlas and Textbook of Human Anatomy, rev.by R. Spannder Little. Brown and Company. Boston, 1954. Walmsley R, and Watson H. The Medial Wall of The Right Atrium. Circulation, 1966:34;400. Mengenal Jantung Anda [homepage in the Internet]. Palembang : FKUNSRI; 2006. [cited : 2008 February 15]. Shahab A. Available at : http://www.alwia.com/jantunganda.html

20

You might also like