You are on page 1of 18

Kristalisasi Fundamental dan sekilas teori tentang kristalisasi dapat disimak di sini....

Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Contoh proses kristalisasi : pembuatan gula pasir dari jus tebu/beet, pembuatan kristal pupuk dari larutan induknya, dll. Kristal itu sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang bentuknya dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin, triklin dan trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses downstream (pemurnian) yang dilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan pasar. Syarat utama terbentuknya kristal dari suatu larutan adalah larutan induk harus dibuat dalam kondisi lewat jenuh (supersaturated). Yang dimaksud dengan kondisi lewat jenuh adalah kondisi dimana pelarut (solven) mengandung zat terlarut (solute) melebihi kemampuan pelarut tersebut untuk melarutkan solute pada suhu tetap. Atau kalau diilustrasikan dengan sebuah kelas, jika kapasitas suatu kelas adalah 80 mahasiswa, karena hanya ada 80 kursi. Maka mahasiswa ke-81 yang masuk ke kelas adalah mahasiswa yang membuat kondisi kelas lewat jenuh. Selanjutnya, bagaimana cara untuk mencapai kondisi supersaturasi yang diinginkan ? Berdasarkan teori, solubilitas padatan dalam cairan akan menurun seiring dengan penurunan suhu (pendinginan). Seiring dengan penurunan suhu, saturasi akan meningkat sedemikian hingga, sampai tercapai kondisi supersaturasi. Pendinginan adalah salah satu dari 4 cara yang dapat digunakan untuk mencapai kondisi supersaturasi. Akan tetapi cara ini hanya dapat dilakukan jika, solubilitas padatan dalam larutan sangat dipengaruhi oleh suhu. Dan

untuk senyawa Ce2(SO4)3 cara ini tidak berlaku, karena kelarutan senyawa ini dalam air akan berkurang dengan kenaikan suhu. Tiga metode lain yang dapat digunakan untuk mencapai kondisi supersaturasi adalah penguapan solven sehingga konsentrasi larutan menjadi makin pekat, penambahan senyawa lain, non solven, ke dalam larutan yang akan menurunkan solubilitas padatan dan reaksi kimia. Setelah kondisi supersaturasi dicapai, bagaimana kita menumbuhkan kristal ? Langkah pertama adalah membentuk inti kristal primer, yang akan merangsang pembentukan kristal. Untuk membentuk inti kristal primer, jika dibuat dari larutan induk, maka beda konsentrasi larutan lewat jenuh dengan konsentrasi jenuh (C-C*) sebagai driving force proses kristalisasi harus dibuat besar. Dan ini membutuhkan energi yang sangat besar. Sehingga untuk skala industri, tidak efisien. Lebih disukai cara penambahan kristal yang sudah jadi, untuk menginisiasi pembentukan inti kristal primer. Pemodelan matematis yang mewakili proses nukleasi primer, sulit untuk dibuat. Oleh karena itu, perhitungan waktu tinggal semata-mata didasarkan dari hasil eksperimen. Mekanisme kristalisasi selanjutnya adalah nukleasi sekunder. Pada fase ini, kristal tumbuh dikarenakan kontak antara kristal dan larutan. Terjadi pada kondisi supersaturasi yang lebih rendah yang memungkinkan kristal tumbuh dengan optimal. Nukleasi sekunder membutuhkan bibit atau kristal yang sudah jadi untuk merangsang pertumbuhan kristal yang baru. Fase inipun juga sulit dibuat pemodelannya, sehingga sama dengan nukleasi primer, penentuan waktunya dilakukan dengan eksperimen. Jenis-jenis Kristaliser: 1. Kristaliser Tangki Kristaliser yang paling kuno. Larutan jenuh, panas dibiarkan berkontak dengan udara terbuka dalam tangki terbuka. 2. Scraped Surface Crystallizers

Contoh kristaliser jenis ini adalah Swenson-Walker crystallizer. Berupa saluran dengan lebar 2 ft, dengan penampang berbentuk setengah lingkaran. Bagian luar dinding dilengkapi dengan jaket pendingin dan sebuah pisau pengeruk yang akan mengambil produk kristal yang menempel pada dinding. 3. Forced Circulating Liquid Evaporator-Crystallizer Kristaliser jenis ini mengkombinasikan antara pendinginan dan evaporasi untuk mencapai kondisi supersaturasi. Larutan terlebih dulu dilewatkan pemanas HE, kemudian menuju badan kristaliser. Di sini terjadi flash evaporation, mengurangi jumlah pelarut dan meningkatkan konsentrasi solute, membawa ke kondisi supersaturasi. Selanjutnya larutan ini mengalir melalui area fluidisasi dimana kristal terbentuk melalui nukleasi sekunder. Produk kristal diambil sebagai hasil bawah, sedangkan larutan pekat direcycle, dicampur dengan umpan segar. 4. Circulating Magma Vacuum Crystallizer Pada tipe kristaliser ini, baik kristal ataupun larutan disirkulasi diluar badan kristal. Setelah dipanaskan larutan akan dialirkan ke badan kristaliser. Kondisi vakum menjadi penyebab menguapnya pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh. . JASA EKSTRAKSI Apa yang dimaksud dengan jasa ekstraksi? Bagaimana proses ekstraksi itu? * Ekstraksi merupakan: proses penyarian dardengan penarikan zat berkhasiat atau andungan dari bahan baku obat baik yang berasal dari tanaman obat maupun dari hewan dengan menggunakan pelarut yang sesuai dimana zat yang diinginkan dapat larut dalam pelarut tersebut. * Bahan baku tanaman obat memiliki berbagai kandungan zat yang sangat aktif dan memiliki efek farmakologi, seperti: alkaloid, glikosida, minyak atsiri, tanin, flavonoid, dsb. Dengan dilakukan proses ekstraksi maka akan diperoleh sari / hasil ekstrak yang mengandung zat aktif berkhasiat obat tanpa adanya zat yang tidak diinginkan dan ampas dari bahan baku obat tersebut. * Tahapan proses ekstraksi : bahan baku herbal penghalusan ukuran serbuk bahan penambahan bahan pelarut yang sesuai dan proses ekstraksi (maserasi/perkolasi/ digestive) hasil ekstrak cair proses destilasi ekstrak kental/ liquid kental. Harga jasanya berapa? * Jasa ekstraksi sangat tergantung dari kapasitas jumlah bahan yang akan dijasakan * Perbedaan harga terjadi pada: a. skala Riset; b. skala 50 kg; c. skala 100kg;

d. skala 200kg; e. skala produksi secara kontinyu; * Yang pasti harga sangat kompetitif dan dapat dilakukan negosiasi lebih lanjut; karena harga sangat tergantung pada bahan baku itu sendiri. Hasil ekstraksi dalam bentuk apa? * Proses ekstraksi menggunakan metode yang berbedabeda sangat tergantung pada kandungan pada bahan baku tanamannya * Beberapa metode yang dilakukan antara lain: maserasi, perkolasi, digestive, dll. * Hasil akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi adalah: ekstrak kental / liquid kental yang mengandung sari / kandungan dari bahan baku tanaman tanpa adanya ampas tanaman. * Hasil ekstrak / liquid kentak diatas dapat dilanjutkan ke proses lebih lanjut, seperti: a. Dibuat ekstrak fine powder u/ kapsul ekstrak b. Ekstrak granul instant c. Ekstrak powder instant untuk minuman d. Kaplet ekstrak Bisa atau tidak saya membuat ekstrak powder dari buah? * Untuk ekstrak powder buah sangat tergantung pada kandungan dari buah tersebut; ada beberapa buah yang telah kami lakukan riset. * Sebaiknya bahan buah apa yang akan diproses ekstrak powder dan sebelum melagkah ke sakla produksi sebaiknya dilakukan riset dahulu. Saya tertarik membuat liquid ekstrak u/ pelangsing, tetapi terdiri dari beberapa bahan jamu. Bisa tidak diproses ekstraksi? * Kami bisa memproses ekstraksi dari bahan baku tunggal maupun formulasi dari bahan baku yang terdiri dari beberapa bahan baku jamu * Apabila baru merupakan produk baru sebaiknya dilakukan riset dahulu untuk menetahui hasil yang paling optimal dengan harga yang kompetitif, dimana biaya risetakan dikembalikan apabila terjad kerjasama jasa skala produksi minimal 150 kg bahan baku pada satu kali produksi. Apakah kmposisi dari bahan baku / formula bahan saya formulasi sendiri dan saya kirim langsung dalam bentuk serbuk untuk di proses ekstraksi? Bisa. Dan kami akan menjamin kerahasiaanya tentang formulasi dari proses jasa yang telah dilakukan di kami. Berapa lama proses ekstraksi berlangsung? * Umumnya Proses ekstraksi antara 8 hari kerja * Hal-hal yang sangat mempengaruhi lama waktu proses ekstraksi antar lain: a. Kapasitas produksi mesin b. Jenis bahan baku herbal c. Kandungan zat aktif bahan herbal d. Pelarut yang dipakai; yang sesuai dengan kandungan zat aktif Apakah harga bisa berubah dengan saya menjasakan bahan lebih banyak misalkan dengan jumlah 50 kg bahan dengan 150 kg bahan? * Jasa ekstraksi sangat tergantung dari kapasitas jumlah bahan yang akan dijasakan * Perbedaan harga terjadi pada: a. skala Riset; b. skala 50 kg; c. skala 100kg; d. skala 200kg; e. skala produksi secara kontinyu; * Yang pasti harga sangat kompetitif dan dapat dilakukan negosiasi lebih lanjut; karena harga sangat tergantung pada bahan baku itu sendiri. Saya tertarik bentuk produk ekstrak dan saya tertarik dengan bentuk sediaan ekstrak kaplet; apa yang sebaiknya saya lakukan untuk awal? Karena produk ini yang diperlukan adalah khasiat / efek famakologi dari produk, sebaiknya dilakukan riset dahulu terhadap produk tersebut; yang mana bisa memiliki khasita / efek

farmakologi yang bagus tetapi harga dapat kompotetif dengan produk lain, dan memperoleh hasil produk yang bagus dan murah. Kalo saya akan merisetkan bahan untuk dibuat ekstrak kental / ekstrak powder, ekatrak instant, berapa bahan baku jamu yang saya kirim u/ riset? Bahan baku jamu yang diperlukan untuk proses riset kurang lebih 1 2 kg bahan baku Bisa tidak apabila saya akan menjasakan dalam 1 bulan 500kg bahan? Kapasitas 1 kali produksi kurang lebih 200 kg bahan; dalam 1 bulan kurang lebih 600 kg bahan baku dapat diproses ekstraksi.

EKSTRAKSI MINYAK KELAPA A. TUJUAN 1. Membuat minyak dengan cararenderi ng dan mechanical expression 2. Menerangkan perbedaan prinsip ekstraksi antara cararendering danme chanical ekspresion 3. Membandingkan kualitas dna rendemen produk minyak yang dihasilkan pada kedua cara tersebut B. PRINSIP 1. Ekstraksi cara basah : pemecahan system emulsi santan melalui denaturasi protein 2.Mechanical expression : ektraksi dengan cara pengepressan dengan tekanan secara mekanik C. TINJAUAN PUSTAKA Minyak kelapa merupakan salah satu jenis minyak makan yang telah lama dikenal dan dikonsumsi masyarakat, dibuat dari daging buah kelapa dengan cara ekstraksi. Pemanfaatan minyak buah kelapa terutama sebagai minyak goreng untuk makanan atau bahan baku pembuatan produk seperti sabun, margarine, kosmetika, obatobatan dan lain-lain. Menurut SNI 01-2902-1992 tentang Mutu dan Cara Uji

Minyak Kelapa, minyak kelapa adalah minyak yang diperoleh dengan cara mengepres kopra yang telah dikeringkan atau hasil ekstraksi bungkil kopra. Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri, atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar, atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan (kopra). Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63-72%
2

Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Berikut syarat mutu minyak kelapa berdasarkan SNI 01-2902-1992 tentang Mutu dan Cara Uji Minyak Kelapa Tabel 1. Syarat mutu minyak kelapa berdasarkan SNI 01-29021992 Syarat Mutu Kelapa y Air maks. 0,5% y Kotoran maks. 0,05% y Bilangan jod (g jod/100 g contoh) 8 10,0 y Bilangan penyabunan (mg KOH/g contoh) 255 265 y Bilangan peroksida (mg oksigen/g contoh) maks. 5,0 y Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat) maks. 5% y Warna, bau normal y Minyak pelikan negative y Untuk industri makanan tidak boleh mengandung logamlogam berbahaya dan arsen Sumber : Badan Standarisasi Nasional

Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,060,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai antioksidan (Ketaren, 1986). Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 C14), khususnya asam laurat dan asam meristat.Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil).
3

Ekstraksi minyak merupakan suatu cara untuk mendapatkan minyak dari bahan yang diduga mengandung minyak. Cara ekstraksi ini bermacam-macam, yaiturende ring,mechanical expression, dan solvent extraction. Rendering merupakan salah satu cara ekstraksi minyak dari bahan yang diduga mengandung minyak dengan kadar air tinggi. Pada semua cararenderi ng, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik, yaitu bertujuan untuk menggumpalkan protein yang terdapat pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak yang terkandung di dalamnya.

Menurut pengejaannya rendering dibagi dalam dua cara, yaitu wet rendering, dandry rendering. Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut, minyak diperoleh dengan cara memanaskan santan. Sedangkan Dry rendering adalah cara rendering tanpa adanya penambahan air selama proses berlangsung, minyak diperolah dengan cara mengepress kelapa parut yang telah digoreng atau disangrai. Pengolahan minyak secara rendering ini merupakan cara pengolahan tradisional yang banyak dilakukan perusahaanperusahaan minyak kelapa rakyat. Pengepressan mekanik (Mechanical Expression) merupakan suatu cara ekstraksi minyak dengan cara melakukan pengepressan, terutama dilakukan pada bahan yang umumnya berkadar minyak cukup tinggi (30-70%) terutama biji-bijian dan sering juga diterapkan pada kopra. Proses pengepressan mekanik ini terdiri dari dua cara, yaitu pengepressan hidraulik (Hydraulic Pressing) serta pengepressan sekrup dan ulir (Screw atau Expeller Pressing). Pada cara pengepressan hidraulik, bahan dipress dengan tekanan sekitar 2000 pound/inch2. Banyaknya minyak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepressan dan tekanan yang dipergunakan untuk mengepress. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi antara 46%, tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidraulik. Pada cara pengepressan sekrup ataupun ulir memerlukan perlakuan pendahuluan dari bahan yang dipress, yaitu dengan pemasakan ataut emperi ng. Pada proses

pemasakan dipergunakan temperatur 240oF (115,5oC). Tekanan yang dipergunakan biasanya 15-20 ton/inch2. Minyak
4

yang dihasilkan pada cara ini kadar airnya berkisar antara 2,5 s/d 3,5% sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak antara 4-5%. D. ALAT & BAHAN Alat Bahan Pemarut kelapa Kelapa parut tanpa kulit Kain saring Papaya Pisau Nanas Screw press Timbangan Wajan + sotil Kompor E. PROSEDUR 1. EkstraksiMechanical Expression a. Kelapa parut disiapkan kemudian ditimbang b. Sangrai diatas api kecil sampai kelapa berwarna kecoklatan dan tidak lengket di wajan c. Masukan kelapa sangrai kedalam kain saring kemudian tempatkan di wadah screw press d. Minyak yang keluar ditampung kemudian ditimbang e. hitung rendemen minyak 2. Ekstraksi dengan Enzim Papain a. Kelapa parut disiapkan kemudian ditimbang b. Buat santan, dengan menambahkan air, meremas-remas dan memeras. Lakukan penambahan air lagi dan ekstraksi santan hingga santan terlihat jernih (tidak mengandung minyak). Total penambahan air diperkirakan sebanyak 2 kali berat kelapa parut.

c. Masak santan dalam wadah terbuka (wajan) pada suhu 95100oC selama 3-4 jam atau sampai terbentuk blondo yang berwarna coklat d. Cara pemasakan yang lain yaitu dilakukan dalam 2 tahap : pemanasan pendahuluan (15 menit mendidih), biarkan santan memisah skim dan krimnya. Minyak akan
5

terpisah pada bagian krim santan. Setelah pemisahan krimnya, panaskan lagi hingga blondonya menggumpal dan berwarna coklat e. Timbang minyak yang diperoleh F. DATA HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Rendemen dan bobot minyak yang dihasilkan masingmasing metode ekstraksi
JenisBahan Mechanical Expression Cara basah Cara Basah Dengan enzim Papain Cara Basah dengan enzim Bromelin Kelapa parut 1600 g 1600 g 1600 g 1680 g Minyak 250 g 285 g 280 g 265,4 g Ampas/Blondo 450 g 180 g 40 g Missing data Rendemen 15,63% 17,81% 17,5%

15,80%

Tabel 2. Organoleptik minyak yang dihasilkan masing-masing metode ekstraksi


Parameter Mechanical Expression Cara basah Cara Basah Dengan enzim Papain Cara Basah dengan enzim Bromelin Warna kuning pekat Putih kekuningan Kuning keemasan Kuning keemasan sedikit pekat Kejernihan Sedikit keruh Jernih Jernih Jernih Aroma Bau khas minyak kelapa Bau minyak kelapa sangat tajam Bau minyak kelapa sangat tajam Bau minyak kelapa sangat tajam

Gambar 1. Minyak Kelapa hasil ekstraksi (Kiri-Kanan) : mechanical expression, cara basah, cara basah enzimatis dengan enzim papain, cara basah enzimatis dengan enzim bromelin
6

G. PEMBAHASAN Praktikum pembuatan minyak kelapa ini menggunakan bahan baku kelapa parut tanpa kulit arinya, sehingga berpenampakan bersih. Proses pembuatan minyak kelapa ini menggunakan 4 proses berbeda dan masing-masing dilakukan oleh

kelompok yang berbeda. Proses pembuatan minyak yang dilakukan yaitu yang pertama dengan caramechanica l expression, cara basah biasa, cara basah dengan penambahan enzim papain dari buah papaya, dan terakhir dengan cara basah dengan penambahan enzim bromelin dari buah nanas. Secara garis besar proses pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan dua cara: a. Minyak kelapa diekstrak dari daging kelapa segar, atau dikenal dengan proses basah. Untuk menghasilkan minyak dari proses basah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
y y y y

Cara Basah Tradisional Cara Basah Fermentasi Cara basah Sentrifugasi Cara Basah dengan Penggorengan b. Minyak kelapa diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan (kopra) atau dikenal proses kering. Untuk menghasilkan minyak dari proses basah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
y y

Ekstraksi secara mekanis (press) Ekstraksi menggunakan pelarut Dari keterangan tersebut diketahui bahwa seharusnya proses pengpressan ataumechanical expression dilakukan pada bahan daging kelapa yang sudah dikeringkan (kopra) akan tetapi saat praktikum kelapa yang dipergunakan sama dengan kelapa yang diproses dengan cara basah dll, yaitu menggunakan kelapa parut.

1. Mechanical Expression

Saat praktikum, proses ekstraksi minyak dengan metode mechanical expression ini dilakukan dengan cara menyangrai atau memanaskan bahan tanpa minyak diatas api. Proses ekstraksi dengan metode ini termasuk kedalam ekstraksi minyak cara kering, hal ini dikarenakan pada proses ektraksi dengan metode mechanical expression tidak dilakukan penambahan air terlebih dahulu. Sebelum dipress, kelapa parut dipanaskan terlebih dahulu, proses pemanasan kelapa parut ini dilakukan sampai kelapa berubah warna menjadi kecoklatan dan mengeluarkan sedikit minyak diatas permukaan wajan. Gambar 1. Proses sagrai (a) Bahan disangrai menggunakan api kecil (b) kelapa parut berubah warna dan siap dipress Setelah kelapa parut berubah warna menjadi kecoklatan, kemudian dimasukan kedalam kain saring dan lalu dimasukan kedalam mesin pengepress. Minyak yang dihasilkan lalu ditampung dalam wadah, minyak yang dihasilkan dari proses ekstraksi dengan menggunakan metode ini berwarna orange pekat, dan agak keruh dibandingkan dengan hasil ekstraksi lainnya.
8

Gambar 2. ProsesMechanical expression Bobot bahan yang dipergunakan untuk ekstraksi minyak dengan metode mechanical expression ini adalah sebanyak 1600 gram (1,6 kg), dan dihasilkan minyak sebanyak 250 gram. Dari data tersebut diketahui bahwa rendemen ektraksi kelapa dengan metode mechanical expression adalah 15,63%. Rendemen dari proses ekstraksi dengan metode

mechanical expression paling sedikit dibandingkan dengan ekstraksi metode lainnya, hal ini menandakan bahwa ekstraksi dengan metode mechanical expression ini tidak dapat mengekstrak minyak dalam kelapa dengan maksimal. 2. Ekstraksi Cara Basah Saat praktikum, pembuatan minyak kelapa dengan cara basah dilakukan melalui pembuatan santan terlebih dahulu. Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelanpelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak dengan bagian yang miskin dengan minyak. Bagian yang kaya dengan minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang miskin dengan minyak disebut dengan skim. Krim lebih ringan dibanding skim, karena itu krim berada pada bagian atas, dan skim pada bagian bawah.
9

Proses pembuatan santan merupakan tahap yang paling penting dalam pembuatan minyak. Untuk dapat membuat minyak yang lebih banyak maka jenis buah kelapa yang dipilih yaitu kelapa yang setengah tua dan kelapa tua. Santan itu sendiri merupakan jenis emulsi minyak dalam air (M/A), dimana yang berperan sebagai media pendispersi adalah air dan fasa terdispersinya adalah minyak. Proses ekstraksi cara basah yang dilakukan saat praktikum merupakan metode cara basah tradisional. Pada cara ini, mula-mula dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut. Kemudian santan dipanaskan untuk menguapkan air dan menggumpalkan bagian bukan minyak yang disebutblondo.B londo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir,blondo diperas untuk mengeluarkan sisa minyak.Akan tetapi saat

praktikum proses pemerasan tidak dilakukan, santan hanya dipanaskan sampaiblondo berwarna kecoklatan. Minyak yang dihasilkan adalah 285 gram dari 1600 gram kelapa parut, dan bobotblondo yang dihasilkan adalah 180 g. dari data tersebut diketahui bahwa rendemen ekstraksi minyak kelapa dengan cara basah adalah 17,81%. Hasil tersebut merupakan rendemen terbesar dari semua metode ekstraksi minyak kelapa yang dipergunakan. Sedangkan dari hasil organoleptik, minyak kelapa yang dihasilkan dari hasil ekstraksi dengan cara basah ini berwarna putih kekuningan dan cukup jernih, akan tetapi aroma khas minyak kelapa paling menyengat jika dibandingkan dengan minyak hasil ekstraksi dengan metode lain. 3. Ekstraksi Cara Basah Enzimatis Dengan Enzim Papain Cara basah ini dapat dilakukan secara kimiawi, mekanik, thermal, biologis/enzimatik. Globula-globula minyak dalam santan dikelilingi oleh lapisan tipis protein dan fosfolida. Lapisan protein menyelubungi tetestetes minyak yang terdispersi di dalam air. Untuk dapat menghasilkan minyak maka lapisan protein itu perlu dipecah sehingga tetes-tetes minyak akan bergabung menjadi minyak. Seperti halnya ekstraksi minyak kelapa dengan cara basah biasa, ektraksi minyak kelapa dengan penambahan enzim papain dari buah papaya juga mengasilkanblondo. Enzim papain ditambahkan pada santan kelapa yang akan dipanaskan, enzim papain yang dipergunakan
10

diambil dari buah papaya yang masih mentah, hal ini dikarenakan jumlah enzim papain dalam buah papaya mentah lebih banyak daripada buah papaya yang sudah matang. Enzim papain didapatkan dengan cara menghaluskan buah pepaya mentah

menggunakan blender, kemudian disaring. Produksi minyak kelapa dengan bantuan buah pepaya atau papain menghindari pemanasan berlebih. Sebab, tanpa pemanasan pun 'pengikat' antara minyak dan air telah rusak. Enzim papain mendegradasi komponen protein dan memecah dinding sel santan sehingga minyak terpisah dari air. Papain yang merusak protein itu tidak hanya terdapat di bagian buah, tetapi juga di batang dan daun pepaya. Berdasarkan hasil praktikum diketahui, bobot minyak kelapa yang dihasilkan dari ekstraksi cara basah enzimatis dengan enzim papain adalah 280 gram dari bobot kelapa parut sebanyak 1600 gram, dan beratblondo yang dihasilkan adalah 40 gram. Dari hasil tersebut diketahui bahwa rendemen minyak kelapa yang dihasilkan dari ekstraksi cara basah enzimatis dengan enzim papain ini adalah 17,5%. Rendemen dari ekstraksi metode ini merupakan terbesar kedua setelah ekstraksi cara basah biasa. Sedangkan dari hasil organoleptik minyak kelapa yang dihasilkan, warna minyak kuning keemasan dan memiliki tingkat kejernihan paling tinggi jika dibandingkan dengan minyak hasil ekstraksi dengan metode lain.Akan tetapi aroma yang dihasilkan juga sangat kuat dan khas minyak kelapa. 4. Ekstraksi Cara Basah Enzimatis Dengan Enzim Bromelin Salah satu metode ekstraksi minyak kelapa murni adalah penggunaan protease, diantaranya bromelin dari buah nanas, untuk memecah emulsi santan Seperti halnya ekstraksi minyak enzimatis dengan enzim papain, ektraksi minyak dengan enzim bromelin ini juga ditambahkan pada santan yang akan dipanaskan. Selain pada bagian buah, enzim bromelin juga dapat berasal dari akar dan bonggol nanas.

Dari hasil penelitian, minyak hasil ekstraksi menggunakan nanas memiliki kandungan asam laurat yang tinggi. yakni berkisar antara 5558%, dengan total kandungan asam lemak rantai sedang (Medium Chain Fatty Acid, MCFA) berkisar antara 59-83%. Kandungan asam laurat
11

dan MCFA total tertinggi dihasilkan oleh minyak hasil ekstraksi menggunakan ekstrak buah nanas. Berdasarkan hasil praktikum diketahui, bobot minyak kelapa yang dihasilkan dari ekstraksi cara basah enzimatis dengan enzim bromelin adalah 265,4 gram dari bobot kelapa parut sebanyak 1680 gram, dan beratblondo yang dihasilkan tidak diketahui (missing data). Dari hasil tersebut diketahui bahwa rendemen minyak kelapa yang dihasilkan dari ekstraksi cara basah enzimatis dengan enzim bromelin ini adalah 15,80%. Rendemen dari ekstraksi metode ini merupakan terbesar ketiga. Sedangkan dari hasil organoleptik minyak kelapa yang dihasilkan, warna minyak kuning keemasan dan warnanya lebih pekat jika dibandingkan dengan minyak hasil ekstraksi dengan enzim papain. Tingkat kejernihan tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan minyak ekstraksi dengan enzim papain, aroma yang dihasilkan juga sangat kuat dan khas minyak kelapa. H. KESIMPULAN Dari hasil praktikum diketahui bahwa rendemen minyak kelapa yang paling tinggi dihasilkan pada ekstraksi minyak kelapa dengan cara basah biasa, yaitu 17,81%. Dan mutu organoletptik minyak kelapa yang paling baik, dihasilkan pada ekstraksi minyak kelapa dengan cara basah enzimatis dengan enzim papain.

I.DAFTAR PUSTAKA http://digilib.sunan-ampel.ac.id http://eprints.undip.ac.id/1455/1/MAKALAH_PENELITIAN_format_ba ru2902_pd f.pdf. http://diploma.chemistry.uii.ac.id/index2.php? option=com_content&do_pdf=1&id=48. http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/2003-6-rasmiyati.pdf. http://dekindo.com/content/teknologi/Proses_Pengolahan_Minyak_ Kelapa.pdf.

You might also like