You are on page 1of 13

[Type the document title]

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui oleh, Guru pembimbing Bidang Studi

Dra. Tintin NIP :

Mengetahui, Wali Kelas XII IPA 1

Dra. Helfi M. ilfa NIP :

[Type the document title]

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami telah menyelesaikan makalah atau laporan kimia, ini yang judul Sifat Koligatif Larutan, Mencari Titik Didih dan Titik Beku Larutan. laporan ini dibuat berdasarkan hasil praktkum yang telah kami lakukan sebelumnya dan dari referensi lainya seperti bku dan internet. Isi pembahasan laporan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana cara menghitung atau menentukan titik didih, titik beku serta membuktikan sifar koligatif dari sebuah larutan. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan, doa, materi, izin hingga dalam tahap penyelesaian tugas ini berjalan dengan lancer. 2. Ibu Dra. Selaku guru pembimbing mata pelajaran kimia. 3. Teman-teman yang telah membantu terselesaikanya laporan ini. 4. Dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu terselesaikanya laporan ini. Kami menydari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kami dapat memperbaiki pada laporanlaporan berikutnya.

Cibinong, Agustus 2011

Penyusun

[Type the document title]

DAFTAR ISI

Kata pengantar Dafra Isi Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percobaan 1.2 Tujuan Percobaan 1.3 Metode Praktikum BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sifat Koligatif Larutan 2.2 Macam-Macam Sifat Koligatif Larutan 2.3 Percobaan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Kelalain Daftar Pustaka

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ini akan menguraikan mengenai : Latar Belakang Tujuan Percobaan Metode percobaan 1.1. Latar Belakang Percobaan Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan guru yang bersangkutan, mengenai percobaan sifat koligatif larutan pada mata pelajaran kimia, dan membuktikan sifat-sifat koligatif larutan yang menyatakan bahwa Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan yang tidak tergantung pada jumlah jenis zat terlarut. serta untuk menembah pemahaman dan wawasan kami dalam pembahasan tentang sifat koligatif larutan yang telah kami lakukan pada praktikum sifat kolihatif larutan untuk menentukan titik didih suatu larutan sebelumnya.

1.2. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk mengetahui: y Sifat koligatig larutan y kenaikan titik didih 1.3. Metode Praktikum Laporan ini kami selesaikan berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan di laboratorium kimia SMA NEGERI 2 CIBINONG pada tanggal 25 juli 2011. Selain itu kami juga memperoleh dasar teori dari barbagai referensi untuk menambah pemahaman kami mengenai percobaan kali ini. Prinsip dari percobaan sifat koligatif larutan yaitu berdasarkan hokum Raoult yang berbunyi Tekanan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni. Hukum Raoult berlaku hamya untuk larutan yang zat terlarutnya bersifat tidak menguap. Prinsip percobaan Sifat Koligatif Larutan berdasarkan Hukum Roult : a. Penurunan tekanan uap P = XP0, b. Penurunan titik beku Tf = Kf.m, c. Kenaikan titik didih Tb= Kb.m, dan d. Tekanan osmotik = MRT.

[Type the document title]

BAB II PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai: 1.Pengertian Sifat Koligatif larutan, dan 2.Macam-macam Sifat Koligatif Larutan. 2.1. Pengertian Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif merupakan beberapa sifat fisis larutan yang bergantung pada jumlah patikel zat terlarut, tetapi tidak tergantung pada jenis zat terlarut tersebut sifat fisik suatu larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Sebagai contoh, air murni yang membeku pada suhu 0C, sedangkan larutan yang menggunakan pelarut air membeku lebih dari 0C. Kata koligatif berasal dari bahasa latin Colligare yang berarti berkumpul bersama,hal ini dikarenakan sifat koligatif bergantung pada pengaruh kebersamaan (kolektif), semua partikel dan tidak pada sifat dan keadaan partikel. Larutan yang mengandung jumlah partikel zat terlarut yang sama, akan mempunyai sifat koligatif yang sama, meskipun jenis zat yang dilarutkan pada masing-masing larutan itu berbeda-beda. Makin banyak jumlah partikel zat terlarut makin besar pula harga sifat koligatifnya. Sifat koligatif merupakan beberapa sifat fisis larutan yang bergantung pada jumlah patikel zat terlarut, tetapi tidak tergantung pada jenis zat terlarut tersebut. Bila zat non elektrolit, dimasukkan kedalam pelarut murni, maka akan merubah sifat-sifat larutan tersebut.

2.2. Macam-Macam Sifat Koligatif Larutan 2.2.1. Tekanan Uap Jenuh Larutan Tekanan uap jenuh adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh, yang bergantung pada suhu dan jenis zat terdebut. Nilai tekanan uap pelarut murni itu sendiri dinamakan tekanan uap pelarut murni yang diberi lambang p. Tekanan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap pelarut murni (Hk Raoult). Tepatnya bunyi hukum Raoult menyatakan bahwa, Tekanan uap suatu larutan sama dengan hasil kali antara fraksi mol pelarut dan tekanan uap pelarut murninya. Nilai tekanan uap jenuh pelarut murni ( p ) selalu lebih besar daripada tekanan uap jenuh larutan (p).

P = P - xP
dengan : P = tekanan uap jenuh larutan P = tekanan uap pelarut murni xP = fraksi mol zat pelarut

Tekanan uap larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni oleh adanya zat terlarut

[Type the document title] 2.2.2. Penurunan Titik Beku Penurunan tekanan uap juga menyebabkan penurunan titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Titik beku larutan adalah suhu pada nilai tertentu, saat terjadi perubahan wujud suatu zat dari cair menjadi padat. Tekanan titik beku air murni pada 76 mmHg adalah 0C. Penurunan titik beku berbanding lurus dengan meningkatnya kemolalan larutan. Sehingga diperoleh persamaan:

Tf = Kf m
dengan : Tf = penurunan titik beku larutan (C) Kf = tetapan (kostanta) penurunan titik beku molal pelarut (C/m) m = kemolalan (m) Tf = Kf x m

Harga titik beku dari Kf dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

Tf = Kf gram 1000 Mr p
Dengan : gram = massa zat terlarut (g) Mr = massa molekul relatif p = massa pelarut (g) m= molalitas larutan

atau

Tf = Kf . m

Hukum Raoult mengenai penurunan titik beku larutan, menyatakan bahwa Penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan, yang dinyatakan dengan molaritas. Berdasarkan hukum Raoult diatas mengenai penurunan titik beku, dapat disimpulkan bahwa : a. Pada tekanan tetap, penurunan titik beku suatu larutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi massa. b. Larutan encer semua zat terlarut yang tidak mengion, dalam pelarut yang sama, dengan konsentrasi molal yang sama, mempunyai titik beku yang sama, pada tekanan yang sama.

2.2.3. Kenaikan Titik Didih Titik didih larutan suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan luarnya (tekanan atmosfernya). Kenaikan titik didih larutan adalah selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut. Harga kenaikan titik didih berbanding lurus dengan kemolalan larutan, sehingga didapat rumus:

[Type the document title]

Tb = Kb . m
dengan : Kb = konstanta (tetapan) kenaikan titik didih molal pelarut m = kemolalan (m)

dengan menggunakan penjabaran didapat rumus :

Tb = Kb . gram .1000 Mr p
Dengan : gram = massa zat terlarut (g) Mr = massa molekul relatif P = massa pelarut (g)

Titik didih yang diukur pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih normal. Adanya zat terlarut, titik didih larutan tidak akan sama dengan titik didih pelarut murninya. Dengan demikian, adanya zat terlarut akan mengakibatkan kenaikan titik didih larutannya.

2.2.4. Tekanan Osmotik Tekanan osmotik larutan adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran air dari air murni menuju larutan. Sedangkan osmosis adalah merebesnya atau mengalirnya pelarut kedalam selaput semi permiabel atau proses menembusnya larutan yang mempunyai konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi. Berdasarkan hukum Vant Hoff persamaan dari tekanan osmotik sama dengan persamaan pada gas ideal, gas ideal (P) diganti oleh tekanan osmotik ( ). Dengan rumus sebagai berikut : dengan : = tekanan osmotik (atm) M = kemolaran larutan (mol/L) R = tetapan gas (0,082 L atm/mol K) T = suhu dalam satuan Kelvin (K)

 = M . R . T

Jika osmosis berhenti, aliran molekul pelarut tetap berlangsung, tetapi laju mengalir molekul pelarut dari kedua arah adalah sama. Molekul-molekul pelarut bergerak masuk dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Molekul pelarut yang masuk ini membuat permukaan larutan pekat naik. Kenaikan permukaan ini disebabkan oleh adanya suatu tekanan yang melawan gaya hidrostatis larutan pekat. Gaya inilah yang disebut tekanan osmosis.

[Type the document title] 2.3. Percobaan

Judul

: Sifat koligatif larutan, melihat pengaruh titik didih dan titik beku larutan murni yang ditambahkan zat terlarut.

Tanggal percobaan : 25 Juli 2011 Tujuan : Menentukan titik didih dan titik beku larutan dan melihat sifat koligatif larutan : y Alat -Rak Dan Tabung Reaksi -Gelas Ukur -Pipet Tetes -Pembakar Spiritus -Kaki Tiga -Korek Api -Toples -Termometer

Alat dan bahan

Bahan -Es Batu -Garam -Larutan Glukosa -Larutan Urea -Larutan NaCl

[Type the document title]

Langkah kerja

: 1. Semua peralatan gelas yang akan digunakan dikeringkan dengan menggunakan tisu 2. Tabung reaksi dalam keadaan kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dicatat
beratnya

3. Tabung reaksi diisi dengan 10 mL Glukosa. Tabung reaksi yang telah berisi Glukosa ditimbang
kembali beratnya

4. Diisi gelas beker(tabung reaksi) besar dengan es batu, ingat ketinggian es batu kira-kira lebih
tinggi dibandingkan tinggi larutan dalam tabung reaksi

5. Dimasukkan tabung reaksi ke dalam gelas beker(tabung reaksi). Dicatat suhu awal larutan
sebelum tabung reaksi dimasukkan

6. Diaduk perlahan glukosa dalam tabung dengan menggunakan thermometer atau pengaduk
gelas

7. Diamati perubahan suhu yang terjadi dan dicatat 8. Dilakukan pengamatam selama kurang lebih 10 menit

[Type the document title]

Data Hasil Pengamatan

Data hasil perhitungan fraksi mol dan penentuan TB (Titik Beku) sebuah larutan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Senyawa C6H12O6 C6H12O6 NaCl NaCl Urea Urea Volume (ml) 500 500 1000 1000 1000 500 Gram 90 180 58.5 117 60 60 mol 1 2 1 2 1 2 TB -3o -2o -2o -2o -5o -7o TB air 0o 0o 0o 0o 0o 0o TB -3o -2o -2o -2o -5o -7o

Data hasil perhitungan fraksi mol dan penentuan TD (Titik Didih) sebuah larutan. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Senyawa C6H12O6 C6H12O6 NaCl NaCl Urea Urea Volume (ml) 500 500 1000 1000 1000 500 Gram 90 180 58.5 117 60 60 mol 1 2 1 2 1 2 TB 98o 99o 102o 97o 109o 101o TB air 100o 100o 100o 100o 100o 100o TB 2o 1o -2o 3o -9o -1o

BAB III

[Type the document title]

PENUTUP
3.1. Kesimpulan 1. 2.
Penurunan titik beku bergantung pada konsentrasi zat terlarut Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan hanya oleh kebersamaan (jumlah partikel) dan bukan oleh ukurannya.Sifat koligatif tergantung pada konsentrasi zat terlarut

3.

Besar berat molekul suatu senyawa bergantung pada titik beku larutan dan titik beku pelarut

\ 3.2. Kelalaian 1. Tabung reaksi besar 1 pecah 2. Tabung reaksi kecil 1 pecah

[Type the document title]

Daftar Pustaka

Pendamping buku BSE. LKS Kharisma KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1. Solo.HaKa MJ.

www.google.com www.chem-is-try.org www.wikipedia.org

[Type the document title]

You might also like