You are on page 1of 16

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

Pelaksanaan pemilihan umum merupakan salah satu indikator adanya keikutsertaan rakyat dalam sistem pemerintahan. Adanya partisipasi rakyat ini dapat membentuk suatu pola pikir dan orientasi rakyat atas berjalannya sistem politik pemerintahan. Misalnya rakyat bersikat kritis akan selalu menilai kebijakan atau tindakan yang dilakukan pemerintah, terutama yang menyangkut kehidupan rakyat banyak. Jika rakyat menganggap pemerintah melakukan penyimpangan atau merugikan rakyat, maka mereka akan melancarkan aksi protes terhadap pemerintah. Dengan cara ini, maka rakyat dapat ikut mengontrol atas jalannnya sistem politik pemerintahan. Sebaliknya, rakyat yang bersikap apatis akan berlaku masa bodoh dan acuh tak acuh atas apa yang dilakukan pemerintah, meskipun sering kali merugikan rakyat . Partisipasi rakyat secara keseluruhan ini lama-kelamaan akan membentuk suatu pola orientasi rakyat terhapat pemerintah yang dijalankan. Inilah yang dimaksud budaya politik. A. BUDAYA POLITIK DI INDONESIA 1. Pengertian Budaya Politik Sistim politik berkembang dalam sebuah negara mencerminkan budaya politik yang berkembang dalam masyarakat. Almond dan Verba mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Dengan kata lain, bagaimana distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat bangsa itu. Lebih jauh mereka menyatakan, bahwa warga negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka di dalam sistem politik. Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarkat berbeda pula budaya politiknya. Seperti antara masyarakat umum dengan para elitnya. Ada pengertian beragam tentang budaya politik. Beberapa diantaranya sebagai berikut : a. Budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. (G.A Almond dan S.Verba). b. Budaya politik adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap, orientasi, dan pilihan politik seseorang, dan budaya politik ini lebih mengutamakan dimensi psikologis dari suatu siste politik yaitu sikap, sistem kepercayaan, simbol yang dimiliki individu dan yang dilaksanakan dalam masyarakat. (Marbun). c. Budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai nilai, ide ide, sentimen dan evaluasi suatu masyarakat tentang sistem politik negeri mereka dan peran masing masing individu dalam sistem itu. (Larry Diamond). d. Budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya (Mochtar Massoed dan Colin Mac Andrews) e. Budaya politik adalah suatu konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan,nilai nilai, dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat, termasuk pola kecenderungan kecenderungan khusus serta pola pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok kelompok dalam masyarakat (Almond dan Powell) Menurut Parsons and Shils, orientasi itu mengacu pada aspek-aspek dan objek yang dibakukan serta hubungan antarkeduanya, yang meliputi sebagai berikut. Orientasi kognitif Orientasi afektif Orientasi evaluatif : : : yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya. yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan penampilannya. yaitu keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan. 1

2. Ciri-ciri Budaya Politik Ciri-ciri budaya politik dalam masyarakat antara lain sebagai berikut : a. Adanya nilai-nilai keyakinan dan sikap emosi terhadap pemerintah. b. Adanya Sikap dan orientasi warga negara terhadap sistem yang dijalankan. c. Adanya kepedulian dan kesadaran individu, masyarakat dan warga negara terhadap proses penyelenggaraan negara. d. Adanya keinginan Individu atau warga negara untuk mempengaruhi atau mengendalikan pemerintah. 3. Manfaat budaya Politik Manfaat penting dalam konsep budaya politik adalah sebagai berikut : a. Mengetahui sikap-sikap warga negara terhadap sistem politik yang akan memperngaruhi tuntutan, tanggapan, dukungan, dan orientasi terhadap sistem politik itu. b. Memahami hubungan melakukan kegiatan dalam sistem politik sehingga dapat diketahui maksud individu melakukan kegiadatan dalam sistem politik atau adanya faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan terjadinya pergeseran politik. 4. Faktor Penyebab Berkembangannya Budaya Politik Faktor-faktor yang mempengaruhi lahir dan berkembannya budaya politik dalam masyarakat adalah sebagai berikut : a. Pendidikan dan modernasi (perkembangan zaman). b. Perubahan struktur kelas sosial ekonomi. c. Pengaruh kaum intelektual dan elit politik. d. Berkembangnya sistem komunikasi dan media informasi. e. Munculnya konflik antar elit politik. f. Keterlibatan pemerintah dalam berbagai bidang komunikasi semakin luas. B. Tipe-Tipe Budaya Politik Yang Berkambang Dalam Masyrakat 1. Tipe-tipe Budaya Politik Adapun tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam suatu negara dapat dibedakan menjadi berikut ini
a. 1) Berdasarkan Sikap yang ditunjukkan Budaya politik militan

Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. 2) Budaya Politik Toleransi Budaya politik dimana pemikiran pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajat yang mana selalu membukan pintu untuk kerjasama b. Berdasarkan Orientasi Politiknya 1) Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah). Ciri-cri budaya politik parokial ditandai sebagai berikut : a) Orientasi parokial menyatakan alpanya harapan-harapan akan perubahan yang komparatif yang diinisiasikan oleh sistem politik. b) Frekuensi orientasi terhadap sistem sebagai obyek umum, obyek-obyek input, obyek-obyek output, dan pribadi sebagai partisipan aktif mendekati nol. c) dalam masyarakat. d) dari sistem politik. Tidak terdapat peran-peran politik yang khusus Kaum parokial tidak mengharapkan apapun

e) Budaya Politik Parokial berlangsung dalam sistem tradisional yang lebih sederhana dimana spesialisasi politik berada pada jenjang sangat minim. 2

2) Budaya politik subjek(subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif. Ciri-cri budaya politik Subjek ditandai sebagai berikut a) Hubungannya terhadap sistem plitik secara umum, dan terhadap output, administratif secara esensial merupakan hubungan yang pasif. b) pemerintah. c) normatif daripada kognitif. Masyarakat menyadari akan otoritas

Orientasi subyek lebih bersifat afektif dan

3) Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi. Ciri-cri budaya politik Subjek ditandai sebagai berikut a) Frekuensi orientasi politik sistem sebagai obyek umum, obyek-obyek input, output, dan pribadi sebagai partisipan aktif mendekati satu. b) politik. c) Anggota masyarakat partisipatif terhadap obyek Masyarakat berperan sebagai aktivis.

2. Budaya Politik yang berkembang di Indonesia Budaya politik yang diterapkan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut : a. Konfigurasi subkultural di Indonesia masih beragam, walaupun tidak semudah yang dihadapi India b. Budaya politik di Indonesia yang bersifat parokial-kaula di satu pihak dan budaya poltitik partisipan di lain pihak. c. Sifat ikatan primordial yang masih kuat berakar. d. Kecenderungan budaya politik Indoneisa yang masih mengukuh sikap paternalisme dan sifat primordial Masyarakat Indonesia secara sosio-kultural mempunyai pola budaya politik dengan elemen pada prinsipnya bersifal dualistis, yang berkaitan dengan tiga hal sebagai berikut : a. Dualisme kebudayaan yang mengutamakan keharmonisan dengan kebudayaan yang mengutamakan kedinamisan (konfliktual). b. Dualisme antara budaya dan tradisi yang mengutamakan keleluasaan dengan mengutamakan keterbatasan. c. Dualisme implikasi masukanya nilai0nilai barat kedalam masyarakat Indonesia C. SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK 1. Pengertian Sosialisasi Politik Sosialisasi politik sangat penting dalam penanaman kesadaran kepada warga Negara tentang betapa pentingnya partisipasi mereka dalam system politik. Berikut beberapa pandangan ahli mengenai sosialisasi sebagai berikut : a. David F. Aberle, dalam Culture and Socialization Sosialisasi politik adalah pola-pola mengenai aksi sosial, atau aspek-aspek tingkah laku, yang menanamkan pada individu-individu keterampilan-keterampilan (termasuk ilmu pengetahuan), motif-motif dan sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan perananperanan yang sekarang atau yang tengah diantisipasikan (dan yang terus berkelanjutan) sepanjang kehidupan manusia normal, sejauh peranan-peranan baru masih harus terus dipelajari. 3

b. Irvin L. Child Sosialisasi politik adalah segenap proses dengan mana individu, yang dilahirkan dengan banyak sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya. c. S.N. Eisentadt Sosialisasi politik adalah komunikasi dengan dan dipelajari oleh manusia lain, dengan siapa individu-individu yang secara bertahap memasuki beberapa jenis relasi-relasi umum. Oleh Mochtar Masoed disebut dengan transmisi kebudayaan. d. Gabriel A. Almond Sosialisasi politik menunjukkan pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya. 2. Makna Sosialisasi Kesadaran Politik Sosialisasi Kesadaran politik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana proses yang ditempuh atau cara-cara yang dilakukan agar seseorang (individu) dan masyarakat belajar mengenal politik dan memiliki kepedulian terhadap politik. Sosialisasi amatlah penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, hal ini disebabkan oleh : a. Sosialisasi politik dapat berfungsi untuk melihat agar suatu dapat berjalan dengan baik dan lancer, sehingga sosialisasi politik merupakan alat agar individu sadar dan merasa sesuai dengan system serta gaya budaya politik yang ada. b. Sosialisasi politik ingin menunjukkan ketertarikannya dengan system politik yang ada untuk perkembangan yang akan datang. 3. Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik Berikut beberasa mekanisme dan sarana untuk sosialisasi politik : a. Keluarga Keluarga merupakan media penanaman (sosialisasi) nilai-nilai yang paling efektif dan murah. Dalam keluarga, pengetahuan politik anan terjadi tanpa disadari b. Sekolah Di sekolah melalui pelajaran civics education (pendidikan kewarganegaraan), siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis. Dengan demikian, siswa telah memperoleh pengetahuan awal tentang kehidupan berpolitik secara dini dan nilainilai politik yang benar dari sudut pandang akademis c. Masyarakat Dalam masyarakat, Individu menyerap nilai-nilai budaya politik dari anggota LSM, parpai Politik. Kegiatanyya seperti proses pilkada, pilkades serta pemilu. d. Partai Politik Salah satu fungsi dari partai politik adalah sebagai lembaga formal untuk memperkenalkan dan menyadarkan serta merekrut kader politik agar mampu memiliki nilai-nilai dan norma-norma politik yang baik. e. Media Massa Media massa merupakan sarana/alat untuk menyampaikan pesan atau menanamkan nilainilai politik yang sangat efektif karena jangkaunnya luas dan universal. 4. Fungsi dan Peranan Partai Politik Partai politik memiliki fungsi sebagai Berikut : a. Sebagai salah satu lembaga untuk menampung dan menyaluran aspirasi masyarakat. b. Untuk membina anggotanya menjadi warga negara yang mengetahui hak dan kewajibannya c. Sebagai wadah untuk mendidik kesadaran politik rakyat 4

Adapun peran partai politik adalah sebagai fasilitator pendapat dan aspirasi yang berbeda sehingga dapat terarah dan diharapkan cita-cita negara dapat tercapai. D. Budaya Politik Partisipan Partisipasi politik merupakan kegiatan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Bentuk dah hierarki partisipasi politik itu sendiri, menurut Rush dan Althoff adalah sebagai berikut : 1. Voting (pemberian suara) 2. Partisipasi dalam diskusi politik informasi, minat umum dalam politik 3. Partisipasi dalam rapat umum 4. Keanggotaan aktif suatu organisasi politik 5. Keanggotaan pasif suatu organisasi politik 6. Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik 7. Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik 8. Mencari jabatan politik atau administrasi 9. Menduduki jabatan politik atau administrasi Menurut Almond bentuk partisipasi politik digolongkan menjadi dua (yaitu) Bentuk Partisipasi Politik Konvensional 1. Pemberian suara 2. Diskusi politik 3. Kegiatan kampanye 4. Membentuk dan bergabung dalam kelomok kepentingan 5. Komunikasu individual dengan pejabatpolitik dan administratif Non-konvensional 1. Pengajuan petisi 2. Berdemonstrasi 3. Mogok 4. Tindakan kekerasan politik harta benda(pengeboman, pembakaran) 5. Tindakan kekerasan politik terhadap manusia (penculikan, Pembunuhan)

Untuk mengetahui keberadaan partisipasi politik warga negara dapat dikatahui dari aktivitas warga negara dalam : 1. Pembentukan organisasi politik 2. Mendorong lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 3. Penyelenggaraan Pemilu yang LUBER JURDIL

BAB II BUDAYA DEMORASI MENUJU MASYARAKAT MADANI Sistem pemerintahan yang demokratis merupakan corak pemerintahan yang didalamnya mengikutsertakan peran dan partisipasi dari rakyatnya. Rakyat yang memegang kedaulatan tertinggi dalam Negara. Dengan system ini dipercaya bahwa roda pemerintahan akan stabil dan tujuan nasional akan lebih muda tercapai. A. Pengertian dan Prinsip Budaya Demokrasi Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa yunani yakni demos dan cratos. Demos berarti rakyat dan Cratos berarti kekuasaan. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa demokrasi adalah kekuasaan ada ditangan rakyat dan dilakukan oleh, dari dan untuk rakyat. 1. Prinsip-Prinsip Demokrasi Prinsip-prinsip demokrasi secara umum: a. Adanya pengakuan harkat martabat manusia atau HAM dalam segala bidang b. Adanya partisipasi dan dukungan rakyat dalam pemerintahan Menurut Hendry B. Mayor dalam bukunya Introduction to Democratic Theory, ada beberapa nilai dasar demokrasi yaitu: a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah c. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur d. Membatasi pemakaian kekerasan secara minimum e. Mengakui adanya keanekaragaman f. Menjamin tegaknya keadilan 2. Macam-macam Demokrasi a. Menurut Cara Penyaluran Rakyat 1) Demokrasi Langsung Demokrasi langsung berarti paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara. Demokrasi langsung ini dilakukan pada negara yang sempit dan penduduk yang sedikit. Demokrasi in pernah dilakukan di negara kota Athena di Yunani Kuno 2) Demokrasi Tidak Langsung Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Penerapan demokrasi ini berkaitan dengan kenyataan suatu negara yang jumlah penduduknya semakin banyak, wilayahnya semakin luas, dan permasalahan yang dihadapinya semakin rumit dan kompleks. 3) Demokrasi dengan sistem referendum Dalam sistem demokrasi ini rakyat memilih para wakil mereka untuk duduk di parlemen, tetapi parlemen tetap dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum (pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara langsung). Sistem ini digunakan di salah satu negara bagian Swiss yang disebut Kanton. b. Menurut Paham atau Ideolgi yang dianut 1) Demokrasi Liberal, yaitu paham demokrasi yang mengutamakan kebebasan dan kepentingan individu, demokrasi ini banyak dilaksanakan dinegaranegara Amerika dan Eropa 2) Demokrasi sosialis, yaitu paham demokrasi yang mengutamakan kepentingan social atau masyarakat luas. Demokrasi ini telah meruntuhkan Negara Blok Uni Soviet 3) Demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi yang bersendikan nilai-nilai dasar pancasila, demokrasi Ini bercirikan musyawarah untuk mufakat. Demokrasi ini mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Demokrasi ini dilaksanakan di Indonesia c. Menurut Penerapannya 1) Demokrasi Parlementer Demokrasi yang penerapan fungsi kedaulatannya dalam system pemerintahan menekankan pada pertanggung jawaban pemerintah kepada parlemen atau DPR. 6

2) Demokrasi dengan system pemisahan kekuasaan Demokrasi yang penerapan fungsi kedaulannya dilakukan dengan cara mengadakan pemisahan kekuasaan antara kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif. Demokrasi ini dilaksanakan di Negara Amerika Serikat. Demokrasi ini juga sering disebut demokrasi presidensial 3. Keterkaitan Prinsip-prinsip Demokrasi dengan prinsip-prinsip demokrasi pancasila a. Pengertian Demokrasi Pancasila Demokrasi Pancasila adalah pemerintahan yang berkedaulatan rakyat dilandasi ketuhanan Yang Maha Esa. Menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab dan menjaga persatuan yang menciptakan keadilan social bagi seluruh rakyat indoneisa. Yaitu demokrasi yang memiliki nilai-nilai luhur pancasila. b. Prinsip-Prinsip demokrasi Pancasila 1) Adanya Persamaan 2) Adanya Keseimbangan hak dan kewajiban 3) Adanya Kebebasan yang bertanggung jawab 4) Musyawarah untuk mufakat. 5) Mewujudkan rasa keadilan sosial. 6) Mengutamakan persatuan nasional 7) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional. 4. Keterkaitan Prinsip Demokrasi secara umum dengan demokrasi Pancasila Demokrasi secara umum sangat memperhatikan sekali HAM. Begitu pula Pancasila yang sangat menjunjung tinggi HAM. Demokrasi secara umum memberi pengakuan rakyat serta dukungan rakyat dalam pemerintah. Dan pancasila pun begitu..ini dibuktikan dengan jaminan warga negara untuk berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran sebagaimana ditetapkan undang-undang (pasal 28 UUD 1945) B. Cirri-cici Masyarakat Madani Masyarakat madani merupakan suatu kondisi masyarakat beradab (civility). Istilah civil society pertama kali digunakan oleh filsuf dari Skotlandia, Adam Furguson untuk menunjukkan masyarakat kota yang sudah tersentuh peradaban maju, yaitu masyarakat yang beradab yang memberdakan dengan masyarakat pedalaman yang belum tersentuh maju 1. Pengertian Masyarakat Madani Istilah civil society atau masyarakat sipil secara substansi disampaokan aritoteles yaitu masyarakat dipimpin dan taat pada hulum, sehingga penguasa, rakyat dan masyarakat serta siapapun harus taat dan patuh pada hukum yang telah dibuat secara bersama-sama. Cirri-ciri masyarakat madani : a. Memiliki kemandirian b. Toleran c. Memiliki keswadayaan d. Kerelaan menolong satu dengan lainnya (wollingness to do more) e. Menjunjung tinggi moral dan etika disepakati bersama. Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut. a. Free public saphire (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berkumpul, serta mempublikasikan informasi kepada publik. b. Toleransi, yaitu kesadaran individu untuk menerima pandangan- pandangan politik dan sikap sosial yang berada dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain. c. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disetau dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. d. Keadilan Sosial (sosial justice), yaitu keseimbangan dan pembagian proposional antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.

e. Partisipasi Sosial, yaitu pastisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi, penguasa. Sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertangung jawab. f. Supremesi Hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. 2. Proses demokrasi menuju masyarakat madani. Pembentukan masyarakat madani dilakukan dengan memprkuat sendi-sendi kehidupan demokrasi. Demokrasi, yaitu proses menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga mewujudkan masyarakat demokratis Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di indonesia anata lain : a. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata b. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat c. Kondisi ekonommi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter d. Tingiinya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan yang terbatas e. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah besar. f. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi. 3. Masyarakat yang baik Masyarakat yang aktif sering disebut dengan masyarakat yang baik (good community) dan populer di Indonesia dengan sebutan msayarakat madani atau cicil society. Alexis De Tocqueville kesuka relaan, keswadayaan, keswasembadaan, kemandirian tinggi terhadap negara terikat norma / nilai hukum. Menurut Warren dan Lyon masyarakat madni yang baik mengandung 9 nilai yang baik, yaitu : a. Berkomunikasi secara intensif b. Otonom c. Mandiri d. Kekuasaan bersifat distributif e. Parsitipatoris f. Masyarakat memberikan makna kepada anggotanya g. Menghormati perbedaan h. Mengunakan fasilitas umum i. Mampu mengelola konflik Masyarakat demokratis menurut Jeff Hoyness merupakan masyarakat yang mampu menerapkan prinsip-prinsip demokratis. C. Pelaksanaan demokrasi Di Indoneisa sejak Orde Lama, Orde Baru dan reformasi. Macam-macam demokrasi yang bernah berlaku di Indonesia antara lain : 1. Demokrasi Di Awal Kemerdekaan Ppraktik demokrasi indonesia sebenarnya telah dilaksanakan menjelang proklamasi kemerdekaan. Bangsa Indonesia atau bahkan jauh sebelum itu. Hhal ini terlihat dalam : a. Rembug Desa dalam masyarakat pedesaan. b. Sidang BPUPKI dalam rangka menyusun dasar negara dan UUD 1945, melalui musyawarah dengan prinsip demokrasi c. Sidap PPKI yang memutuskan UUD 1945 serta memilih presiden dan wakilnya. 2. Demokrasi dari tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 Setelah terbentuknya pemerintahan Negara Ri tanggal 18 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka disitulah pemerintahan RI diatur berdasarkan hukum nasional. Namun karena MPR belum tebentuk, maka segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden. Sehingga pada era ini demokrasi belum dilaksanakan sesuai dengan UUD 1945 karena kekuasaan presiden terlalu luas. Untuk itu diupayakan langkah-langkah sebagai berikut guna mengembalikan prinsip demokrasi : a. KNIP diberi wewenang menjalankan fungsi legislatif b. Rakyat diberi kebebasan untuk mendirikan partai politik 8

c. Sistem pemerintaan presindensial manjadi parlementer

3. Demokrasi dari tanggal 18 Agustus sampai 27 Desember 1949 Demokrasi Liberal lebih sering disebut sebagai Demokrasi Parlementer, demokrasi ini dilaksanakan setelah keluarnya Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945. Pada sistem ini menteri-menteri bertanggung jawab kepada parlementer, Pada sistem ini bentuk negara berubah menjadi RIS dan UUD 1945 berubah menjadi Konstitusi RIS, hal ini berlangsung tanggal 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950 saat berlakunya UUDS. Penerapan UUDS 1950 tidak bertahan lama, hal ini ditandai dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kita kembali ke UUD 1945. Dengan kita melaksanakan UUD 1945 tersebut, maka berakhirlah Demokrasi Liberal. Dekrit Presiden Berisikan sebagai berikut : a. Pembubaran Konstituante b. Pemberlakuan kembali UUD '45 dan tidak berlakunya UUDS 1950 c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya 4. Demokrasi Terpimpin (Tahun1959-196S) Pada sistem ini berlaku sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juni Dalm demokarsi terpimpin ini menggunakan sistam presidensil. Presidensil ini mempunyai 2 hal yang perlu diingat, sebagai berikut: a. Kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. b. Para menteri bertanggungjawab kepada presiden. Adapun ciri-ciri demokrasi terpimpin sebagai berikut: a. Dominasi presiden, Presiden Soekarno berperan besar dalam penyelenggaraan pemerintahan. b. Terbatasnya peran partai politik. c. Meluasnya peran militer sebagai unsur politik. d. Berkembangnya pengaruh Partai Komunis Indonesia. Di dalam pelaksanaan demokrasi terpimpin banyak mengalami penyimpangan sebagai berikut: a. Kaburnya sistem kepataian dan lemahnya peranan partai politik. b. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah. c. Terbatasnya kebebasan-kebebasan perssehingga banyak media massa yang gagal terbit. d. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan pusat dan daerah. Pemerintah memiliki kewenangan besar dalam mengatur daerah. 5. Demokrasi Pancasila (1965-1998/Orde Baru) Dengan terjadinya penyimpangan yang menonjol terhadap Pancasila dan UUD 1945 menyebabkan terjadinya kekacauan dari seluruh masyarakat, bangsa dan negara yang meliputi segala aspek kehidupan bahkan hampir saja menghancurkan negara proklamasi atau NKRI. Hal ini mendorong munculnya TRITURA yang akhirnya menaldari lahirnya Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Pada masa ini terjadi perubahan yang mendasar. Partai politik mengalami penyederhanaan, sehingga peran partai politik dalam negara menjadi maksimal. Pembagunan berjalan lancar dan ekonomi tumbuh dengan baik. Demokrasi pancasila pada masa Orde Baru memiliki ciri-ciri a. Pelaksanaan UUD 1945 secara formalitas b. Pemilu berjalan secara periodik dan lancar c. Kontrol sosial dari masyarakat kurang berjalan lancar d. Stabilitas politik dan keamanan terjamin e. Munculnya praktek-praktek KKN Masa Reformasi Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi Pancasila. Selain itu juga lebih ditekankan pada : 9

a. Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik, dan kemasyarakatan. b. Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. c. Penghormatan kepada keberadaan asas, ciri aspirasi, dan program parpol yang multipartai. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia selama kurun waktu 60 tahun terakhir telah banyak mengalami perubahan yang mencakup berbagai hal, yaitu sebagai berikut : a. Periode 1945-1949 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun dalam penerapan berlaku demokrasi liberal b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal. c. Periode 1950-1959 dengan UUDS 1950 berlaku demokrasi liberal dengan multipartai. d. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharus berlaku demokrasi Pancasila, namun yang diterapkan demokrasi terpimpin (cebderung otoriter). e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter). f. Periode 1998 sampai sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung ada perubahan menuju demokratisasi). Pelaksanaan Pemilu pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Sejak Indonesia merdeka telah melaksanakan pemilu sebanyak sembilan kali. a. Pengertian Pemilihan Umum Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaan eksekutif baik itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah. jadi, Pemilu adalah sarana untuk mewujudkan demokrasi disamping sarana lain b. Asas Pemilu Berdasarkan UUD 1945 pasal 22E ayat 1, pemilu dilaksanakan secara luber dan jurdil. Pengertian asas pemilu : 1) Langsung Rakyat memilih wakilnya secara langsung sesuai dengan hati nuraninya tanpa perantara. 2) Umum Semua warga negara yang sudah memenuhi persyaratan untuk memilih berhak mengikuti pemilu. Kesempatan memilih ini berlaku untuk semua warga negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, dan lain-lain. 3) Bebas Setiap warga negara bebas menentukan pilihannya tanpa ada tekanan atau paksaan dari siapapun juga. 4) Rahasia Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. 5) Jujur Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta pemilu, pengawas pemilu, pemantau pemilu, pemilih serta semua pihak yang berkaitan harus bersikap dan bertindak jujur. 6) Adil Dalam penyelenggaraan pemilu setiap peserta dan pemilih, mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Tujuan dan Fungsi Pemilu Tujuan Pemilu a) Melaksanakan kedaulatan rakyat. b) Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat. c) Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR. 10

d) Melaksanakan pemerintahan secara damai, aman, dan tertib (secara konstitusional). e) Menjamin kesinambungan pembangunan nasional. Fungsi Pemilu a) Mempertahankan dan mengembangkan sendi-sendi demokrasi di Indonesia b) Mencapai suau masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila c) Menjamin suksesnya perjuangan bangsa Indonesia d. Pelaksanaan Pemilu di Indonesia. 1. Pemilihan Umum Pertama dilaksanakan tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen (DPR), tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante. Diikuti 28 partai politik. 2. Pemilihan Umum Kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 1971 yang diikuti sebanyak 10 partai politik. 3. Pemilihan Umum Ketiga dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 1977 yang diikuti oleh dua Parpol dan satu Golkar. Hal ini dikarenakan terjadi fusi parpol dari 10 parpol peserta pemilu 1971 disederhanakan menjadi 3 dengan ketentuan sebagai berikut. 4. Pemilihan Umum Keempat dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1982. 5. Pemilihan Umum Kelima dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987. 6. Pemilihan Umum Keenam dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 1992, peserta pemilu masih dua parpol (PPP dan PDI) serta satu Golongan Karya. 7. Pemilihan Umum Ketujuh dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1997. Peserta pemilu adalah PPP, Golkar, dan PDI. Jumlah anggota DPR 500 orang dan anggota MPR 1.000 orang 8. Pemilihan Umum Kedelapan (Era Reformasi) dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 yang diikuti sebanyak 48 partai politik. Pada pemilu ini telah terpilih jumlah anggota DPR sebanyak 500 orang dan jumlah anggota MPR sebanyak 700 orang dengan rincian DPR dipilih 462 orang, DPR unsur TNI/Polri 38 orang, utusan daerah 135 orang, dan utusan golongan 65 orang. 9. Pemilihan Umum Kesembilan dilaksanakan tanggal 5 April 2004 yang diikuti 24 partai politik. Ini telah terjadi penyempurnaan pemilu, yakni pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta memilih presiden dan wakil presiden. 10. Pemilihan Umum Kesepuluh dilaksanakan tanggal 8 Juli 2009 yang diikuti 38 partai dimana Partai Demokrat memenangkan suara terbanyak, diikuti dengan Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).. D. Perilaku Budaya Demokrasi dalam Lingkungan Keluarga 1. Lingkungan Keluarga a. Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya. b. Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat. c. Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga. d. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. 2. Lingkungan Sekolah a. Berusaha selalu berkomunikasi individual. b. Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan. 11

c. Berani mengajukan petisi (saran/usul). d. Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. e. Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS. f. Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS dan sebagainya. 3. Lingkungan masyarakat a. Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat. b. Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih. c. Mengikuti kegiatan rembug desa. d. Mengikuti kegiatan kerja bakti. e. Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat. Ada beberapa contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya prinsip-prinsip demokrasi, antara lain sebagai berikut : a. Menghindarkan perbuatan otoriter. b. Mengembangkan toleransi antarumat beragama. c. Menghormati pendapat orang lain. d. Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi misalnya OSIS, Pramuka, PMR dan sebagainya. e. Menentukan pemimpin dengan jalan damai melalui pemilihan.Menerima perbedaan pendapat.

12

BAB III KETERBUKAAN DAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA A. Pengertian Pentingnya Keterbukaan dan Keadilan dalam berbangsa dan bernegara 1. Pengertian Keterbukaan Tap MPR No. XI/MPR/1998 yang selanjutnya diatur dalam UU RI Nomor 28 Tahun 1999 Pasal 3 mengenai asas-asas umum penyelenggaraaan Negara, diantaranya asa keterbukaan dan transparansi. Keterbukaan atau transparansi adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak deskriminatid tentang penyelenggaraan Negara dengan memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara. Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia. Trtbuka mempunyai arti tidak terbatas pada orang tertentu atau tidak dirahasiakan. Era keterbukaan ini dibarengi dengan pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi sehingga mempengaruhi kebijakan suatu negara 2. Pengertian Keadilan Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata keadilan yang berasal dari kata dasar adil, mempunyai arti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan yang tidak berat sebelah. Sedangkan di dalam Ensiklopedi Indonesia, disebutkan bahwa kata adil (bahasa Arab ; adl) mengandung pengertian sebagai berikut : a. Tidak berat sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak. b. Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya. c. Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah ditetapkan. Tidak sewenang-wenang dan maksiat atau berbuat dosa. d. Orang yang berbuat adil, kebalikan dari fasiq (orang yang tidak mengerjakan perintah). Aristoteles seorang ahli kenegaraan memberikan penggolongan mengenai keadilan sebagai berikut : a. Keadilan Komutatif, Yaitu, perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa-jasanya misalnya, sangsi yang diberikan kepada seseorang sebagai akibat pelanggaranya tanpa memandang kedudukannya. b. Keadilan Ditributif, Yaitu, perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasajasanya, misalnya seorang karyawan diberi upah sesuai masa kerja, jenis kerja, atau pangkatnya c. Keadilan Kodrat Alam, Yaitu, memberi sesuatu sesuai dengan yang diberi-kan oleh orang lain kepada kita. Misalnya menjawab salam yang diucapkan orang lain d. Keadilan Konvensional. Yaitu, jika seorang warga negara telah menaati peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan.misalnya dalam menggunakan kendaraan bermotor wajib membawa kelengkapan dokumen kendaraan dan helm sebagai pelindung e. Keadilan Perbaikan, yaitu keadilan yang diberlakukan kepada seseorang yang mencemarkan nama baik orang lain, misalnya permintaan maaf melalui media amssa karena mencemarkan nama naik seseorang. 3. Keterbukaan bagi penyelenggara Negara Dalam undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang PROPENAS (Program Pembangunan Nasional) pada tujuan dan sasaran pembangunan nasional disebutkan terwujudnya aparatur Negara yang berfungsi melayani masyarakat, professional berdaya guna, produktif, transparan dan bebas dari KKN. Tanpa keterbukaan, segala sesuatu menjadi kabur, peluang penyimpanangan norma, praturan, atau prosedur menjadi sangat terbuka. Sehingga mudah mendorong perbuatan yang tidak bertanggung jawab seperti KKN. Penyelenggara Negara adalah sebagai berikut : a. Pejabat Negara pada Lembaga tertinggi Negara b. Pejabat Negara pada Lembaga tinggi negara c. Menteri 13

d. Gubernur e. Hakim f. Pejabat Negara lain, misalnya. Duta Negara, wakil gubernur, bupati/walikota g. Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara. Misalnya para pemimpin BUMN, BUMD, BANK Indonesia. Pejabat Kepolisian, Jaksa, penyidik. Lingukngan sipil dan lain sebagainya. 4. Pemerintahan yang bersih (good governance) Pemerintahan yang bersih (good governance) adalah cita-cita Negara. Penyelenggaraan good governance tidak dapat dilepaskan dari terlaksananya asas keterbukaan dan keadilan. Sebagai perwujudan tata pemerintahan yang baik adalah keterbukaan, keterlibatan, dan kemudahan akses bagi masyarakat terhadap proses-proses pengambilan kebijakan publik, khususnya dalam penggunaan berbagai sumber dayaSebagai perwujudan tata pemerintahan yang baik adalah keterbukaan, keterlibatan, dan kemudahan akses bagi masyarakat terhadap proses-proses pengambilan kebijakan publik, khususnya dalam penggunaan berbagai sumber daya yang berkaitan langsung kepentingan public. Selain asas keterbukaan atau transparansi, asas-asa umum dalam penyelenggaraan Negara adalah sebagai berikut. a. Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara. b. Asas Kepentingan Umum, adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. c. Asas Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara. d. Asas Profesionalitas, yaitu asas yanng mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Asas Akuntabillitas, adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. B. Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Tidak Transparan Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal yang paling utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan). Adapun indikasi dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah apabila di dalam penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan. Berbagai informasi harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, otoriter, atau diktator. Akibat tidak adanya keterbukaan dalam suatu pemerintah adalah : 1) Pemerintah sangat tertutup dalam segala keburukannya 2) Banyaknya pejabat yang terlibat KKN 3) Pemerintah cenderung otoriter. 4) Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga negara terhadap pemerintah. 5) Rendahnya partisipasi warga negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah 6) Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum dan hak asasi manusia. 7) pelaksanaan pembangunan tidak merata, dan sebagainya Agar tidak terjadi hal-hal diatas, hendaknya semua elemn bangsa melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, jujur, ikhlas mengabdu untuk kepentingan bangsa dan negara. Tidak perlu mencari-cari kesalahan orang lain. Tapi evaluasi diri sendiri agar lebih baik. Sehingga good governance yang dicita-citakan dapat terlaksana. 1. Ciri-ciri Keterbukaan a. Jujur dan demokratis dalam kehidupan 14

b. Ikhlas dalam melakukan perbuatan, apalagi yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab c. Menghargai dan menghormati pendapat orang lain. d. Lapang dada dalam menerima saran dan kritik dari orang lain yang bersifat konstruktif e. Mau bekerja sama dalam memecahkan masalah disalam maupun luar negeri 2. a. b. c. d. e. 3. Manfaat keterbukaan dan Keadilan Kerukunan sesama umat beragama Saling menghormati Tertib, aman dan akur Menerima dan melaksanakan keputusan Kekeluargaan dan gotong royong.

Dampak penyelenggaran pemerintahan yang tidak transparan a. Kebijakan-kebijakan yang bermuatan kepentingan individu atau golongan. Bukan untuk kepentingan bangsa b. Banyaknya KKn yang sangat merugikan bangsa dan negara c. Menimbulkan adanya ketidakadilan dan ketidakpastian hukum d. Timbulnya instabilitas dan berbagai bidang kehidupan. Kasus lain yang terjadi akibat ketidaktransparan adalah : a. Manipulasi pajak b. Memalsukan Ijazah c. Praktik Penyelundupan d. Menyuap Petugas e. Menyontek pada saat ujian f. Kasus uang palsu dan sebagainya. C. Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Keterbukaan dan jaminan keadilan warga negara dalam mendukung persatuan dan kesatuan. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masalah keadilan menjadi masalah penting dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih mudah menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun. Aspirasi dan pendapat itu ditampung dan diseleksi. Kemudian dijadikan suatu keputusan bersama. Jaminan keadilan bagi warga negara, dapat ditemukan dalam beberapa contoh peraturan perundang-undangan antara lain sebagai berikut : a. Undang-Undang Dasar 1945 : 1) Bidang Hukum dan Pemerintahan (Pasal 27); 2) Bidang Politik (Pasal 28); 3) Bidang Hak Asasi Manusia (Pasal 28A 28J); 4) Bidang Keagamaan (Pasal 29); 5) Bidang Pertahanan Negara (Pasal 30); 6) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Pasal 31 dan 32); 7) Bidang Kesejahteraan Sosial (Pasal 33 dan 34). b. Undang-Undang : 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). 2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung. 3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain Yang Kejam, Tidak Manusiawi , atau Merendahkan Martabat Manusia. 4) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum. 5) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 Tentang Kekuasaan Kehakiman. 6) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak-hak Asasi Manusia. 7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. 15

8) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Partai Politik. 9) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Pertahanan Negara. 10) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan di Indoenesia pasca gerakan reformasi nasional, prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dalam Pasal 3 dan Penjelasannya ditetapkan mengenai asas asas umum pemerintahan yang mencakup: 1) Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara. 2) Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara. 3) Asas Kepentingan Umum, adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. 4) Asas Keterbukaan, adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. 5) Asas Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara. 6) Asas Profesionalitas, yaitu asas yanng mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7) Asas Akuntabillitas, adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

16

You might also like