You are on page 1of 104

MATERI SEJARAH

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH


Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah Indikator : Memahami pengertian sejarah Mengidentifikasikan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni Memahami guna sejarah

APAKAH SEJARAH ITU?


Untuk dapat menjawabnya, perhatikan tampilan gambar berikut :

Semua gambar tadi menunjuk kepada sejumlah ruang lingkup yang menjadi pembahasan dalam ilmu sejarah.

SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA


Sejarah merupakan rangkaian peristiwa dalam kehidupan yang tersusun secara berurutan. Bersifat unik, karena hanya terjadi sekali dan tidak terulang persis sama, abadi, tetap menjadi kenangan dan penting, karena dapat menjadi momentum SEJARAH SEBAGAI KISAH Sejarah merupakan kisah atau cerita tentang seorang pelaku sejarah, dapat merupakan riwayat hidup, atau pengalamannya dalam suatu peristiwa sejarah SEJARAH SEBAGAI SENI Sejarah sebagai seni karena menganalisis semua fakta yang berkaitan dengan hasil budaya, yang dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas tinggi SEJARAH SEBAGAI ILMU Sebagai ilmu, sejarah memiliki sejumlah masalah, bukti dan fakta, yang perlu pembuktian secara ilmiah, melalui serangkaian penelitian dan hipotesa, dengan menggunakan metode penelitian tertentu

Baiklah, setelah pengetahuan anda tentang sejarah diawali dengan pembahasan yang berkaitan dengan ruang lingkup kajiannya, maka sekarang kita bersama-sama mencari sejarah dari pengertian katanya. Dr. Kuntowijoyo, dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, mengatakan bahwa, sejarah berasal dari Bahasa Arab, Syajara, yang berarti terjadi dan Syajarah yang berarti pohon, Syajarah nasab, artinya pohon silsilah. Sejarah juga berasal dari Bahasa Inggris yaitu History, Bahasa Latin dan Yunani, Historia, dalam bahasa Yunani Histor atau Istor berarti orang pandai. Selanjutnya, Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.JS Poerwodarminto menyebutkan bahwa sejarah mengandung pengertian sebagai berikut: Sejarah berarti silsilah atau asal-usul Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau Sejarah berarti ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan Prof. Moh Ali dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah, mendefinisikan sejarah sebagai: Jumlah perubahan peristiwa, kejadian dan kenyataan di sekitar kita Cerita tentang perubahan-perubahan kejadian atau peristiwa dalam kenyataan disekitar kita Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa di sekitar kita.

Pernahkan anda berpikir untuk membuat pohon silsilah dari keluarga anda sendiri seperti contoh dibawah ini? Nah, kalau diperhatikan, bentuknya seperti pohon bukan? Tetapi dalam posisi terbalik, dapat dibuat pohon silsilah yang dimulai dari posisi nenek dan kakek sebagai akar pohon

Silahkan anda mencoba pada kertas kerja anda, buatlah silsilah keluarga anda sendiri

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia

APAKAH GUNA SEJARAH?

Kalau hanya sekedar memperoleh gambaran tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau, atau mengetahui peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau, lalu apa gunanya sejarah bagi kita untuk menghadapi kenyataan hidup sehari-hari?
INDIA EROPA Gajahmada? Luar biasa Bung Karno mengagumkan Diponegoro? Hebat Histories make men wise

AMERIKA seperti apa ya?

Guna Rekreatif Kisah, peristiwa sejarah dapat dinikmati tanpa batasan ruang dan waktu

Guna Edukatif Belajar sejarah untuk mempelajari banyak kearifan, kehebatan, kebijaksanaan tokoh dan peristiwa masa lalu

Dengan perahu bercadik berlayar ke India dan Cina? Melukis di dinding goa? Pergerakan nasional, organisasi modern

Dengan bamboo runcing melawan Belanda, mana mungkin menang?

Pembuatan logam Zaman Purba

Kapak genggam flakes? Revolusi Industri Inggris? Politik Apartheid Afrika

Guna Inspiratif Menimbulkan banyak inspirasi penting dalam menanamkan nilai-nilai positif nilai positif

Guna Instruktif Menyampaikan perkembangan, pengetahuan untuk menambah wawasan nilai positif

Guna Rekreatif Guna Edukatif Guna Inspiratif Guna Instruktif

: Kisah peristiwa sejarah dapat dinikmati tanpa batasan ruang dan waktu : Belajar sejarah untuk mempelajari banyak kearifan, kehebatan,kebijaksanaan tokoh dan peristiwa masa lalu : Menimbulkan banyak inspirasi penting dalam menanamkan nilai-nilai positif : Menyampaikan perkembangan, pengetahuan untuk menambah wawasan

DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH


Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah

Indikator : Mendeskripsikan langkah-langkah dalam penelitian sejarah Mendeskripsikan sumber bukti dan fakta sejarah Memahami sifat sejarah

SIFAT-SIFAT SEJARAH
Sebelum kita lanjut membahas tentang langkah-langkah penelitian, sebaiknya kita pahami dahulu sifat-sifat sejarah SEJARAH ITU FAKTA SEJARAH ITU DIAKRONIS SEJARAH ITU IDIOGRAFIS SEJARAH ITU EMPIRIS
Semua yang ditulis sebagai sejarah selalu didasarkan kepada adanya fakta Penulisan sejarah selalu bicara tentang waktu. Apa yang dapat dibicarakan tentang waktu? Perkembangan, kesinambungan, pengulangan dan perubahan.

Hanya memaparkan fakta saja Berdasarkan kepada pengalaman manusia yang sesungguhnya

Sejarah Ekonomi? Sejarah per kembangan Arsip-Arsip islam?


1
PEMILIHAN SUBYEK YANG AKAN DITELITI

Dokumen

Sejarah Politik?

Informas Pelaku Sejarah


2
PENGUMPULAN SUMBER (HEURISTIK)

Sejarah merika? Sejarah melawan kolonialime PENGUJIAN TERHADAP SUMBER di Indonesia


UNTUK MENGETAHUI KEASLIAN DAN KEABSAHANNYA (VERIFIKASI)

Sejarah masa Sumber HinduArkeologis Budha?


Buku-buku 5 kepustakaan
MELAKUKAN PENAFSIRAN TERHADAP SUATU PERISTIWA, DIDASARKAN PADA PEMAHAMAN KERANGKA TEORI YANG ADA (INTERPRETASI)

Media Massa

MELAKUKAN SINTESIS TERHADAP DATA-DATA YANG TELAH DI VERIFIKASI, DAN DI INTERPRETASIKAN (HISTORIOGRAFI)

LANGKAH PENTING PENELITIAN SEJARAH


Bila dilihat dari sifat, dan langkah penelitian sejarah, maka ada 3 (tiga) hal yang menjadi bagian penting, yaitu :
Sumber Primer

1
SUMBER LISAN

Jika ada pelaku sejarah yang masih hidup, dapat menceritakan pengalamannya secara langsung, ketika peristiwa sejarah itu terjadi

Sumber Sekunder Jika bukan pelaku, tetapi ia menyaksikan saat terjadinya suatu peristiwa sejarah

BUKTI
Adalah kenyataan sejarah
Perlawanan terhadap kolonialisme Belanda

Hindu, Budha?

Zaman Purba

Proklamasi

Kemerdekaan : Perjuangan bersenjata? Hadiah Jepang?

FAKTA

Hipotesa, kesimpulan dari penyelidikan dokumen-dokumen dan sumber sejarah, masih perlu kajian dan penelitian lebih lanjut Kenapa Kerajaan Majapahit hancur? : Perang Saudara? Masuknya pengaruh islam? Bencana alam?

JEJAK MASA LAMPAU


Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah

Indikator : Menganalisis peninggalan sejarah dan monumen peringatan peristiwa bersejarah yang ada di sekitar kita Memahami periodesasi dan kronologi Sejarah Indonesia

Pengertian Jejak Masa Lampau dalam sejarah lebih banyak menunjuk kepada peninggalan benda hasil budaya dari masa yang telah lalu. Untuk mengungkap apa yang telah terjadi dimasa lampau, seorang ahli sejarah tentu tidak dapat bekerja sendirian. Sejarah membutuhkan bantuan disiplin ilmu lain.

PALEONTOLOGI Ilmu yang dapat mengungkap perkiraan umur fosil ANTROPOLOGI Membantu mengungkap keadaan masyarakat dari temuan benda-benda (artefak) hasil budaya

ARKEOLOG Melakukan evakuasi di daerah-daerah dimana banyak terdapat fosil dan artefak
SEJARAH Menyusun kronologi temuan

GEOLOG Menentukan umur lapisan tanah dimana fosil/artefak ditemukan KIMIA Meneliti jenis bahan yang organic yang terdapat pada fosil-fosil artefak

Menelusuri peristiwa sejarah akan lebih mudah jika waktu yang telah berlalu itu tidak terlalu lama (kurang dari seribu tahun), karena akan dapat ditunjang oleh lebih banyak catatan peristiwa atau bangungan tua bersejarah.
Sayangnya banyak bangunan tua bersejarah yang terlantar, padahal hal tersebut dapat menjadi saksi sejarah suatu masa dan dapat mengungkap keberadaan masyarakat pada periode tertentu. Di tangan ahli, sekecil apapun fosil atau artefak yang ditemukan, akan menjadi sangat berarti, karena benda yang nampak tidak berharga, ternyata bermanfaat besar untuk menghubungkan kita dengan masa lalu.

Untuk mudah memahami pentingnya peninggalan sejarah, bagaimana kalau kita telusuri Kota Jakarta. Kota yang penuh dengan bangunan bersejarah dan monument yang memiliki nilai sejarah yang penting, sehingga banyak yang telah dijadikan sebagai cagar budaya, artinya bangunan bersejarah yang dipelihara dan dilindungi negara.

ISTANA NEGARA

GEDUNG CANDRANAYA

Pada awalnya di komplek Istana Jakarta ini hanya terdapat satu bangunan yaitu Istana Negara. Bangunan ini semula adalah milik pengusaha Belanda J A Van Braam, mulai dibangun pada 1796 (pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus Van Overstraten) selesai 1804 (pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johanes Sieberg). Pada 1816 bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda dan selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta tempat tinggal para Gubernur Jenderal Belanda. Dibangun pada abad ke-18, semula miik orang Cina bernama Khow Kim An. Sekarang kondisinya sangat memprihatinkan, karena di sekitarnya telah menjadi bangunan apartemen

MESJID AL MANSUR
Lokasinya di Kampung Jembatan Lima, merupakan mesjid pertama yang dibangun di Jakarta pada abad ke-18, keunikannya memiliki 4 Soko Guru yang kokoh dengan kontruksi bergaya barat

GEREJA SION
Gereja Portugis yang disebut gereja Sion, dibangun pada abad ke-16 merupakan gereja tertua di Kota Jakarta. Lokasinya sekarang terletak di Jl. Pangeran Jayakarta I

MONUMEN PANCASILA SAKTI


Monumen Pancasila Sakti, terletak di daerah Lubang Buaya mengandung peringatan kekejaman Partai Komunis Indonesia terhadap para pahlawan revolusi

MUSEUM PROKLAMASI
Bekas rumah Laksamana Maeda, tempat naskah proklamasi di susun, kini digunakan sebagai kantor lembaga pemilu

APAKAH PERIODESASI ITU?


Sejarah adalah ilmu mengenai waktu, artinya bahan sejarah berbicara mengenai kejadiankejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Sehingga konsep tentang waktu merupakan aspek penting dalam sejarah.

EMPAT HAL POKOK YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU DALAM SEJARAH


PENGULANGAN Peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu, dapat terulang kembali, meskipun tidak persis sama WAKTU

PERKEMBANGAN Terjadi sebagai perubahan bentuk dari yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks, tanpa pengaruh luar.

PERUBAHAN Ada hubungannya dengan aspek perkembangan, bedanya peruba han terjadi karena adanya pengaruh luar

2 KESINAMBUNGAN Aspek kesinambungan dalam sejarah, menyatakan bahwa suatu masyarakat baru hanya melakukan tindak lanjut dari lembaga-lembaga lama

Nah, periodesasi disebut juga dengan pembabakan dan berkaitan dengan perkembangan. Untuk mempermudah memahami sejarah, maka penulisan sejarah selalu dikelompok-kelompokan pada kurun waktu yang sama, atau pembabakan yang sama. PENYUSUNAN PERIODESASI DALAM SEJARAH SANGAT BERGANTUNG PADA ASPEK YANG DITINJAU Contoh : 1 Contoh : 2 Zaman prasejarah bila dilihat dari aspek kemampuan membuat alat, maka periodesasinya sebagai berikut : 1. Zaman Batu : a. Zaman Paleolithikum b. Zaman Mesolithikum c. Zaman Neolithikum d. Zaman Megalithikum 2. Zaman Logam a. Besi b. Tembaga c. Perunggu Zaman prasejarah bila dilihat dari aspek kegiatan mata pencaharian, maka periodesasinya sebagai berikut : 1. Masa berburu dan meramu Berburu meramu tingkat awal Berburu meramu tingkat lanjut 2. Masa bercocok tanam Bercocok tanam tingkat awal Bercocok tanam tingkat lanjut 3. Masa perundagian

APAKAH KRONOLOGI ITU?


Kronologi adalah ilmu bantu dalam sejarah yang bertugas mengurutkan peristiwa atau kejadian dari masa kemasa berdasarkan urutan waktu. Sejarah mengajarkan kepada kita cara berfikir kronologis, artinya cara berfikir yang runtut, teratur dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis sejarah akan memberikan gambaran utuh tentang perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu. Tujuannya agar dengan mudah kita memetik manfaat dan makna dari hubungan antar. peristiwa yang terjadi. Sebagai contoh, perhatikan kronologi Sejarah Indonesia berikut ini: 1. Zaman Kuno 2. Zaman Madya : Zaman Prasejarah : Zaman Sejarah Masuknya pengaruh Hindu Budha Masuknya pengaruh Islam : Masa Kolonialisme di Indonesia Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia Perlawanan terhadap Belanda Masa pergerakan nasional Indonesia Kolonialisme Jepang di Indonesia Masa Indonesia Merdeka

3. Zaman Modern

TRADISI SEJARAH PADA MASYARAKAT YANG BELUM MENGENAL TULISAN


Kompetensi Dasar :
Kemampuan mengeksplorasi tradisi sejarah dalam masyarakat sebelum dan sesudah mengenal tulisan

Indikator :
Mendeskripsikan cara masyarakat yang belum mengenal tulisan, mampu mewariskan masa lalunya Mengidentifikasi tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan Mengklarifikasi jejak sejarah di dalam folklore mitologi legenda, upacara dan lagu dari berbagai daerah di Indonesia Mengidentifikasikan tradisi sejarah masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

APAKAH TRADISI ITU?

Kata tradisi berasal dari bahasa latin traditio, yang artinya kabar atau penerusan, sehingga tradisi dapat berarti hal yang dikabarkan atau diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Tradisi juga dipahami sebagai adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan di dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 959) Kalau pengertian tradisi seperti diatas, lalu bagaimanakah cara masyarakat yang belum mengenal tulisan mampu mewariskan masa lalunya?

Bagaimana kita bisa mengetahui terjadinya pewarisan tradisi, pada masyarakat prasejarah, atau masyarakat yang belum mengenal tulisan yang hanya meninggalkan hasil budaya, bukan berupa dokumen atau arsip yang dapat bercerita tentang hal itu ?. Nah, untuk mengetahuinya, sudah siapkah anda mengikuti uraian berikut ini?

Sekilas anda tentu sudah memahami, ini adalah hasil budaya Zaman Prasejarah, dimana masyarakat pendukungnya adalah masyarakat yang belum mengenal tulisan. Hasil budaya ini diperoleh melalui proses belajar. Tanpa belajar dan berlatih mereka tidak mungkin dapat membuat bendabenda ini.

Untuk dapat mengajarkan membuat alat, mereka perlu komunikasi, apakah mereka memiliki kemampuan bahasa?

Catatan linguistic dan arkeologi mengisyaratkan bahwa para pemakai Bahasa Austronesia yang menyebar di Indonesia, sekitar 4000 2500 tahun yang lalu, merupakan petani-petani pertama di sebagian besar wilayah kepualauan ini. Mereka berasimilasi dengan masyarakat setempat yang masih berburu dan meramu, menyerap dan mengganti kebudayaan dan bahasa mereka Perahu bercadik tunggal, jenis perahu yang kemungkinan digunakan oleh para penjelajah Austronesia di zaman prasejarah.
Selama ribuan tahun, Bahasa Austronesia merupakan rumpun bahasa yang paling meluas di dunia. Sejarahnya mencerminkan kolonisasi dan persebaran yang luar biasa.

PERHATIKAN PETA BERIKUT :

Kalau perkiraan penyebaran antara 4000-2500 tahun yang lalu maka Indonesia telah memasuki Zaman Neolithikum, dimana manusia telah memulai hidup menetap, sehingga memiliki banyak waktu untuk membuat alat-alat yang lebih bagus dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka di bantu dengan bahasa sebagai alat komunikasi yang efektif.

PERHATIKAN BAGAN BERIKUT

GENERASI PENERUS
sebagai cara menyampaikan

KEMAMPUAN BERBAHASA

melahirkan

TRADISI LISAN

Ajaran Moral Nilai dan norma Pengetahuan Adat Istiadat Kebiasaan


Melalui :

yang diwariskan

Keluarga
SIAPA YANG BERPERAN DALAM PROSES PENYAMPAIAN Masyarakat

Kebiasaan dalam keluarga Nilai dan norma keluarga Ajaran moral

Contoh Perilaku Dongeng

yang diwariskan

Melalui :

Adat istiadat Pengetahuan Kepercayaan

Pertunjukan Hiburan

Tradisi lisan tentu saja tidak menggunakan prosedur ilmiah, kisah-kisah yang disebarkan melalui tradisi lisan seringkali memuat sesuatu yang jauh di luar jangkauan pemikiran manusia, artinya bersifat supranatural. Dalam tradisi lisan seringkali fakta, imajinasi dan fantasi bercampur baur.

Perlu kita pahami, tradisi lisan memiliki banyak versi untuk satu cerita yang sama dan sering terjadi pembiasan dari kisah aslinya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ingatan manusia dan adanya keinginan untuk menambah variasi-variasi baru dalam cerita tersebut.
Dalam ilmu modern, tradisi lisan dikenal sebagai bagian dari folklor, antara lain terdiri dari mitos, legenda dan dongeng. Tradisi lisan ini disebarkan dan diwariskan sebagai milik bersama, dan menjadi symbol identitas suatu masyarakat. Di Indonesia jumlah tradisi lisan ini masih cukup banyak dan dipertahankan secara turun temurun meskipun secara berangsur-angsur mulai hilang karena pengaruh media modern.

BEBERAPA CONTOH TRADISI LISAN DI INDONESIA 1


WAYANG

Pertunjukan ini diperkirakan berasal dari kegiatan upacara mengundang roh nenek moyang pada masa prasejarah. Sekarang tetap masih menjadi pertunjukan yang digemari orang, wilayah persebarannya meliputi, Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan. Lakon yang dimainkan dalam wayang, pada masa sekarang, mengambil kisah-kisah dari Ramayana dan Mahabarata, dua cerita epos terkenal pada masa Hindu-Budha, juga bersumber dari legenda dan tradisi lisan lainnya. Lakon wayang kaya tradisi, sehingga dapat menjadi media pendidikan atau media penyuluhan. Penggerak wayang adalah dalang, yang selalu melengkapi diri dengan melakukan ritual tertentu sebelum memainkan wayang.

Gunungan berfungsi sebagai pembuka pertunjukan, perubahan adegan, dan penutup cerita. Gunungan sarat dengan lambang, karena digunakan juga saat akan terjadi pertempuran, gejala alam atau lambang takdir yang sudah mendekat

Rama, tokoh utama dalam epos Ramayana. Satria berbudi jelmaan Dewa Wisnu, bertugas menghancurkan keangkaramurkaan di dunia

Arjuna, Satria Pandawa, sakti, berbudi luhur, tokoh utama dalam perang Bharatayuda, pada kisah epos Mahabarata

Adipati Karna, tokoh Kurawa, yang membela Negara Astina karena telah banyak diberi kemuliaan oleh Kurawa
Tokoh-tokoh dalam wayang selalu memiliki karakter-karakter tertentu yang mewakili sejumlah sifat-sifat manusia yang ada di dunia.

Rahwana, musuh Rama, raja sakti dari Alengka. Membangkitkan kemarahan Rama karena menculik istrinya, Shinta.

MAK YONG Tradisi lisan ini berasal dari Pattani Muang Thai Selatan, merupakan bagian dari kebudayaan Melayu yang masuk ke Indonesia melalui Semenanjung Melayu, menuju Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat Fungsi pertunjukan untuk memberikan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tokoh utama adalah permaisuri raja yaitu Makyong, para pengasuh atau punakawan, dan wak petanda seorang ahli ilmu pengetahuan. Semua lakon dimainkan oleh perempuan.

RABAB Rabab adalah tradisi lisan dari Sumatera Barat. Rabab nama dari seluruh alat musik gesek. Pertunjukan biasa dimulai sehabis sholat Isya dan berakhir sesudah subuh. Pemainnya adalah laki-laki yang disebut tukang Rabab. Teksnya terdiri dua unsur, yaitu dendang dan kaba. Dendang adalah, syair yang dinyanyikan dan Kaba adalah cerita. Pada saat sekarang cerita disampaikan berlatar belakang kehidupan dalam sebuah kerajaan dengan tokoh yang memililiki kekuatan gaib.

TANGGOMO Tanggomo adalah tradisi lisan berbentuk syair dari Gorontalo, Syair-syair yang dinyanyikan merupakan catatan lisan dari suatu peristiwa sejarah, bencana alam, pembunuhan, pertempuran. Bahkan pada saat sekarang mengkisahkan juga peristiwa pada masa kolonial Belanda dan penjajahan Jepang. Penyairnya disebut Tomotanggomo, yang melagukan syair itu dengan iringan gambusi . Tanpa alat musik pun dapat dilakukan dengan mengandalkan gerakan tangan, dan permainan suara untuk menghidupkan ceritanya.

DIDONG

Didong adalah kesenian tradisional orang Gayo dari propinsi Aceh. Kata Didong berasal dari kata dendang yang dalam bahasa Gayo berarti denang atau donang, yaitu menghibur diri sendiri dengan menyanyi. Isi syairnya merupakan rekaman kehidupan masyarakat agraris, kisah para petani yang sederhana. Syair Didong dinyanyikan dengan iringan hentakan kaki, tepukan tangan dan ketukan pada alat tertentu

MENELUSURI JEJAK SEJARAH DALAM FOLKLOR, MITOLOGI, LEGENDA, UPACARA ADAT DAN LAGU DARI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA
adalah bagian dari suatu kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik secara lisan atau dibantu dengan gerak isyarat dan pembantu pengingat

FOLKLOR

Punya bentuk berpola dalam pembuka katanya : seperti sahibul hikayat .. kata empunya cerita Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif, pelipur lara, alat pendidikan, protes sosial.

Pewarisan dan persebarannya secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

SIFAT FOLKLOR

Berkembang dalam versi berbeda-beda dengan bentuk dasar yang tetap bertahan
Anonim, pembuatnya sudah tidak diketahui lagi

Bersifat pralogis, mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum

Menjadi milik ber sama dari satu masyarakat tertentu

Bersifat lugu, manusia jujur

cerminan

dari

LISAN

SEBAGIAN LISAN

Bahasa rakyat, logat bahasa slank, bahasa tabu Peribahasa, sindiran Teka-teki Pantun, syair Mitos, legenda, dongeng Nyanyian rakyat

JENIS FOLKLOR

Kepercayaan dan tahyul Permainan rakyat Theatre rakyat Tarian rakyat Adat kebiasaan Upacara tradisional Pesta rakyat

BUKAN LISAN

Bangunan rumah tradisional Seni kerajinan Pakaian tradisional Obat-obatan rakyat Peralatan & senjata tradisional Makanan dan minuman tradisional

MITOS

adalah cerita prosa rakyat yang mempunyai tokoh dewa, atau manusia setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita dan penganutnya

Terjadinya manusia pertama, dan munculnya pahlawan (cultural hero)

Terjadinya makanan pokok

JENIS MITOS
Terjadinya alam semesta (Cosmogony) Terjadinya susunan dewa (Pantheon)

Bentuk binatang khas Terjadinya alam semesta Gejala alam Terjadinya dunia Terjadinya manusia pertama di dunia

KISAH KISAH DALAM MITOS

Bentuk topografi Terjadinya maut

LEGENDA

adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu legenda seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history), karena tidak tertulis sulit untuk dapat digunakan sebagai bahan Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Giri Sunan Drajat Sunan Kalijaga Sunan Kudus Sunan Muria Sunan Gunung Jati

Legenda Keagamaan (Religious Legend)

Legenda Alam Gaib (Supranatural Legend)

Jan Harold Brunvand


Menggolongkan

LEGENDA Legenda Perseorangan (Personal Legend)

Legenda Setempat (Local Legend)

Legenda Keagamaan (Religious Legend)

Legenda Wali Songo

Hantu Genderuwo Sundel Bolong Legenda Alam Gaib (Supranatural Legend) Setan Tuyul

Legenda Setempat (Local Legend)

Tangkuban perahu Asal mula nama Banyuwangi Asal mula nama Tengger

DONGENG

adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran berisikan ajaran moral, atau bahkan sindiran.

Dongeng Binatang (Fabel)

D O N G E N G

Tokohnya binatang, dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia Dongeng Biasa Ditokohi manusia dan biasanya merupakan kisah suka duka seseorang
Unpromising Heroin

Tipe

Male Cinderella

Mother Incest Prophecy

Cinderella Bawang merah, bawang putih Ande-ande lumut

Jaka Kendil I Rara Siragan

Sangkuriang Prabu Watu Gunung

UPACARA ADAT
Upacara-upacara adat yang berkembang disatu masyarakat biasanya berkaitan dengan kepercayaan. Pada umumnya melaksanakan upacara tertentu merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan Tuhan, para dewa atau mahkluk halus yang mendiami alam gaib. Upacara dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kemurahan hati para dewa, agar terhindar dari malapetaka atau bencana lainnya yang dianggap sebagai kemarahan para dewa.

ONGKEK

KIRAB PUSAKA

Ongkek, Puncak Upacara Yadnya Kasada ditandai dengan melarung ongkek atau sesaji yang terbuat dari hasil bumi masyarakat ke kawah gunung Bromo

Kirab Pusaka & Kyai Slamet, Keraton Kesunanan Solo, menyambut 1 Suro

NYANYIAN RAKYAT
Memelihara sejarah setempat Pelipur lara Pembangkit semangat Protes sosial terhadap ketidakadilan Dari berbagai jenis nyanyian rakyat yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu sumber dari penulisan sejarah adalah nyanyian rakyat yang bersifat berkisah (narrative folksong). Nyanyian rakyat tergolong dalam kelompok ini adalah Balada dan Epos. Antara Balada dan Epos memiliki perbedaan yang terletak pada tema ceritanya. Tema Balada mengenai kisah yang romantis dan sentimental, sedangkan epos mengenai cerita kepahlawanan. Keduanya memiliki bentuk bahasa yang bersajak.

FUNGSI NYANYIAN RAKYAT

Nyanyian bersifat epos banyak ditemukan di Jawa, Bali, berasal dari epos besar Ramayana dan Mahabaratha. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, nyanyian rakyat ini disebut juga Tembang

Sinom Pucung Asmaradhana

TRADISI SEJARAH PADA MASYARAKAT YANG SUDAH MENGENAL TULISAN


Kompetensi Dasar :
Menganalisis tradisi sejarah pada masyarakat Indonesia sebelum dan sesudah mengenal tulisan

Indikator :
Mengidentifikasi tradisi sejarah pada masyarakat yang sudah mengenal tulisan Mengklarifikasi perkembangan penulisan sejarah di Indonesia

KEMAMPUAN MENULIS MASYARAKAT INDONESIA

Darimana masyarakat Indonesia memperoleh kemampuan menulis?

Hubungan dagang dengan India, membawa pengaruh yang cukup banyak terhadap perkembangan peradaban di Indonesia. Tulisan awal yang ditemukan di Indonesia ditulis dalam huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Pallawa merupakan nama dari sebuah dinasti di India Selatan, sedangkan Sansekerta adalah bahasa yang digunakan hampir di seluruh India. Aksara-aksara tadi dipahatkan di atas batu atau logam dan kita menyebutnya prasasti.

PERHATIKAN CONTOH PRASASTI YANG DITULIS DENGAN HURUF PALLAWA DAN BAHASA SANSEKERTA :

PRASASTI YUPA Prasasti Yupa ditulis pada 7 buah tugu batu, ditemukan dekat Sungai Mahakam, Kutai. Berisi tulisantulisan ayat-ayat suci yang digunakan dalam ritus kurban persembahan kepada Dewa. Prasasti berangka tahun 400 Masehi, angka yang juga menandai masuknya Indonesia ke jaman sejarah

PRASASTI CIAREUTEUN

Prasasti Ciareuteun dari Tarumanegara, menunjukan gambar tapak kaki Raja Purnawarman, raja yang memerintah Tarumanegara pada abad 5 Masehi

PRASASTI TELAGA BATU

Prasasti Telaga Batu ditemukan di Sabukingking, Palembang. Berasal dari abad ke-7 Masehi, berisi catatan tentang sumpah setia seorang pemimpin Sriwijaya. Motif yang tampak pada prasasti ini mensimbolkan tujuh kepala naga, lambang air dan kesuburan. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta.

PENGARUH ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TRADISI MENULIS BANGSA INDONESIA

Sesudah pengaruh India, masuknya pengaruh Islam membawa serta kebudayaan baru. Bahasa dan tulisan Arab yang kemudian beralkulturasi dengan bahasa Melayu menghasilkan bahasa Arab Melayu yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan tradisi menulis Bangsa Indonesia.

Pemakaian aksara Arab di Jawa. Ragam hias ini dipakai sebagai lambang kerajaan Cirebon, kerajaan Islam pertama di Jawa pada pertengahan abad ke-15

Tulisan-tulisan di Indonesia tampak mengalami perubahan gaya yang cukup banyak, sepanjang sejarah tulisan selama kurun waktu 1000 tahun

SELAIN BATU, MEDIA LAIN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENULIS PADA AWAL TRADISI MENULIS DI INDONESIA ADALAH : PERUNGGU, TEMBAGA, LOGAM MULIA, RONTAL, BAMBO, KULIT POHON, DLUWANG, PALEM NIPAH, KAYU, KAIN, KERTAS
Perhatikan contoh-contoh berikut ini, penggunaan berbagai media pada tradisi menulis periode awal, pada berbagai masyarakat di Indonesia.

NASKAH DENGAN MEDIA PERUNGGU, TEMBAGA, LOGAM MULIA

Dibuat dari bahan yang sama, prasasti dari abad ke-12. Bentuknya seperti kentongan dan menggunakan huruf Kawi akhir.

Kipas upacara dari Kerajaan Johor Riau. Prasasti ini berisi asal-usul Sultan, yaitu dari Bukit Siguntang dan merupakan keturunan raja Iskandar Agung, terbuat dari logam mulia.

Prasasti Waringin Pitu Jawa Timur, berangka tahun 1447 Masehi. Bahan dasar yang digunakan adalah tembaga

Prasasti Dyah Balitung, dipahat diatas tembaga. Ditemukan di Jawa Tengah berasal dari tahun 903 Masehi. Menggunakan huruf Kawi awal dan Bahasa Jawa

Naskah budha dari Kerajaan Sriwijaya, menggunakan huruf Pallawa akhir, isi prasasti menyatakan bahwa Sriwijaya merupakan pusat pembelajaran Budha. Prasasti berangka tahun 671 Masehi, juga menggunakan bahan logam mulia.

NASKAH DENGAN MEDIA LONTAR (RONTAL)

Kitab Baratayudha, naskah ditulis diatas lontar (rontal), berupa kekawin, yaitu puisi dalam bentuk khusus, ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada tahun 1157 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Jayabaya Kediri

Negara Kertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Isinya tentang penggambaran kehidupan masyarakat Majapahit dan para leluhur raja. Judul aslinya adalah Desa Warnana (gambaran desa). Kitab ini menjadi sumber penulisan sejarah social politik Jawa abad 8 dan 15.

Kekawin Ramayana

Naskah lontar dari Jawa Barat, menggunakan huruf dan bahasa Sunda Kuno dan juga Jawa Kuno, berasal dari abad 15 dan 16 yaitu masa-masa terakhir kerajaan Sunda. Contoh naskah lainnya adalah, Kunjara Karna, Sanghyang Siksa Kandang, Karesian, Amanat dari Galunggung, Sewaka Darman, Cerita Parahyangan, Bujangga Manik dan Pantun Ramayana.
Lempir-lempir bergambar dari Baratayudha abad ke-20

Naskah Bujangga Manik

Teks Mantra Kawisesan

Penggalan Naskah La Galigo Menggunakan huruf-huruf campuran aksara Makassar kuno, Bugis, Arab dan Romawi. Namun sejak abad ke-18 aksara yang digunakan adalah aksara Bugis

NASKAH DENGAN MEDIA BAMBO

Teks Tembai dari Sumatera Selatan

Naskah Seribu Maksa dari Sumatera Selatan

NASKAH DENGAN MEDIA KULIT POHON

Primbon Jawa, naskah dengan media dari dluwang. Dluwang terbuat dari kulit kayu pohon murbei (Broussonetia papyritera). Penggunaan dluwang dalam kebanyakan naskah berbahasa Arab dan Jawa, seperti Pawukon dan Primbon.

Naskah Batak ditulis dengan Aksara Batak, diatas media kulit kayu alim (Aqualaria). Naskah Batak dikenal dengan sebutan pustaha, isinya tentang sihir, ramalan, teks upacara keagamaan, resep obat-obatan.
Naskah Lampung, naskah tertua menunjuk angka tahun 1630 yang ditulis diatas kulit kayu Lampung yang disebut Pohon Bunut. Aksara yang digunakan, Aksara Lampung, merupakan bentuk pengembangan dari Aksara India Proto Aksara Sumatera dan Aksara Lampung. Naskah Lampung berisi tentang cerita kepahlawanan tradisional, teks hukum silsilah, syair mistik Islam, mantra, sihir dan resep obat-obatan.

PERKEMBANGAN PENULISAN SEJARAH DI INDONESIA

Penulisan sejarah disebut juga dengan historiografi, perkembangannya seiring dengan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia, baik melalui upaya-upayanya maupun setelah mendapat pengaruh dari kebudayaan lain dan perkembangan ilmu pengetahuan modern
Bagaimana tahap perkembangannya?

Historiografi Tradisional Perkembangan Historiografi di Indonesia

Historiografi Kolonial
Historiografi Modern Historiografi Indonesia

Dalam Historiografi tradisional penulisan sejarah lebih merupakan ekspresi budaya daripada usaha untuk merekam masa lampau seperti apa adanya.

HISTORIOGRAFI TRADISIONAL

HISTORIOGRAFI KOLONIAL

Corak histografi tradisional, istana sentries, ada upaya untuk menunjukkan kesinambungan kronologis dengan para dewa, tokoh raja legendaris, agar dapat memberi legitimasi yang kuat kepada para penguasanya.
Ken Arok anak Dewa Brama? Raja Malaka, keturunan Iskandar Agung ?

Histografi kolonial, tidak lepas dari kepentingan penguasa kolonial untuk mengokohkan kekuasaannya di Indonesia. Kepentingan itu mewarnai interpretasi mereka terhadap suatu peristiwa sejarah yang tentunya akan berlawanan dengan histografi sejarah nasional.
Diponegoro, pahlawan atau pemberontak?

HISTORIOGRAFI MODERN Histografi Modern, muncul di dorong oleh tuntutan ketepatan teknik dalam mendapatkan fakta sejarah Penetapan metode penelitian Memakai ilmu-ilmu Bantu Teknik pengarsipan Rekontruksi melalui sejarah lisan

HISTORIOGRAFI INDONESIA Keterkaitan tokoh-tokoh sejarah lokal dengan berbagai mitos, legenda dan folklore, untuk meningkatkan solidaritas dan integrasi di bawah kekuasaan pusat. Hubungan Nyi Roro Kidul dengan raja-raja Jawa dalam Babad tanah Jawa

BAGAIMANA DENGAN PENULISAN SEJARAH NASIONAL?


Usaha penulisan sejarah nasional dimulai setelah kemerdekaan Indonesia.

TUJUAN Memberikan legitimasi tentang keberadaan bangsa yang baru Kebutuhan untuk memperoleh identitas, setelah berakhirnya pengaruh colonial yang melakukan deskriminasi rasial. Pendidikan untuk para generasi muda Berorientasi pada kepentingan integrasi nasional ACUAN
Sejarah berbagai suku bangsa dan wilayah Indonesia

Pemanfaatan sumber-sumber sejarah yang ada Penelitian yang mengacu dari berbagai aspek (ekonomi, ideologi, sosial budaya, kepercayaan)

KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA


Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia
Indikator :
Mengidentifikasi teori perkembangan bumi secara geologis Mendeskripsikan tentang keberadaan awal masyarakat Indonesia (Teori Migrasi) Mengidentifikasi pendapat ahli tentang keberadaan awal atau asal usul Bangsa Indonesia.

TAHAPAN MUNCULNYA MAHLUK DI BUMI


Kemunculan mahluk hidup di bumi melalui berbagai tahapan, berikut adalah tahapan zaman tersebut :

ARCHAEKUM, berlangsung kurang lebih sekitar 2500 juta tahun, disebut juga sebagai zaman tertua, kulit bumi masih sangat panas, karena masih dalam proses pembentukan, pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. PALEOZOIKUM (Zaman Kehidupan Tua), zaman ini berlangsung selama 340 juta tahun, keadaan bumi masih sangat labil, iklim berubah-ubah dan curah hujan sangat tinggi. Mulai muncul mahluk bersel satu (mikro organisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang punggung, jenis ikan, amphibi dan reptil. Muncul juga jenis tumbuh-tumbuhan seperti ganggang, dan rerumputan. Zaman ini disebut juga zaman primer. MESOZOIKUM (Zaman Kehidupan Petengahan), berlangsung selama 140 juta tahun, disebut juga zaman sekunder. Suhu masih berubah-ubah, sungai-sungai besar dan danau banyak yang kering dan berlumpur. Mulai muncul pohon-pohon besar dan hewan yang hidup di darat. Beberapa jenis amphibi tumbuh menjadi besar sekali seperti Dinosaurus, Tyronosaurus, Brontosaurus.

Gambar beberapa hewan purba

NEOZOIKUM. Perhatikan table berikut ZAMAN Neozoikum (Kanozoikum) SUB ZAMAN Kwarter MASA / KALA Holosen (alluvium) Pleistosen (Diluvium) Pliosen Miosen Tersier Oligosen Eosen Palaeosen SKALA WAKTU 25.000 1 juta 12 juta 26 juta 38 juta 58 juta 65 juta

Kala pleistosen yang berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu menjadi masa yang penting, karena pada masa ini mulai muncul kehidupan manusia purba. Keadaan alam masih sangat labil, karena pada masa peralihan antara dua zaman, yaitu zaman glacial dan zaman viterglacial.
ZAMAN GLACIAL.

Meluasnya lapisan es di Kutub Utara sehingga Eropa, Amerika tertutup es Permukaan air laut turun dan ada yang naik karena pergeseran bumi, banyak lautan menjadi kering, sehingga muncul paparan sahul dan paparan sunda

PERHATIKAN PETA BERIKUT

PETA PERPINDAHAN HEWAN & MANUSIA PADA ZAMAN PLEISTOSEN

Biru tua Paparan Sunda Biru muda Paparan Sahul Jalur perpindahan penduduk dan hewan

- - - - - Garis Wallace

Garis Wallace adalah garis antara Selat Makassar dan Lombok, merupakan batas antara dua jalan penyebaran binatang. Pada awal masa holosen, sebagian besar es di kutub lenyap, sehingga permukaan air laut naik, tanah-tanah rendah di wilayah Paparan Sunda dan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi, munculah pulau-pulau di Indonesia.

BERASAL DARIMANA MANUSIA PURBA DI INDONESIA?

Van Heine Geldern : berasal dari Asia, bila dilihat dari hasil penelitian artefak-artefaknya memiliki banyak persamaan Mohammad Yamin, Berasal dari Indonesia sendiri, dibuktikan dengan penemuan fosil & artefak, terbanyak ditemukan di Indonesia Prof. Dr. Kroom, asalnya dari Cina Tengah. Di Cina Tengah terdapat sumber-sumber air besar, menyebar ke Indonesia sekitar 200 1500 SM Prof. Dr. H Kern, Bangsa Indonesia berasal dari Asia, teorinya di dukung oleh perbandingan bahasa-bahasa yang di pakai di Indonesia berasal dari satu akar Bahasa Austronesia Brandes : Dilihat dari perbandingan bahasa, memiliki persamaan dengan bangsa-bangsa yang ada di daerah-daerah Pulau Formosa, sebelah barat Madagaskar Selata, Jawa, Bali sebelah timur, sampai tepi pantai barat Amerika

PERHATIKAN PETA BERIKUT

PETA PENYEBARAN MANUSIA

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA


Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia
Indikator :
Mendeskripsikan pengertian manusia purba Mengidentifikasi tokoh-tokoh peneliti manusia purba di Indonesia dan hasil temuannya Mendeskripsikan perkembangan biologis manusia purba Mengidentifikasi wilayah temuan manusia purba di Indonesia

MANUSIA PURBA
Dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat prasejarah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam dan masa perundagian.
Apa itu manusia purba?

Manusia purba atau prehistoric people adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum dikenal tulisan. Memiliki alat pendukung yang terbuat dari batu dan diyakini mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu
Terungkapnya berbagai jenis manusia purba berawal dari penemuan fosil dan artefak FOSIL ARTEFAK

Adalah tulang belulang manusia maupun hewan dan tumbuhtumbuhan yang telah membatu. Adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya.

Dari fosil dan artefak inilah para ahli dapat meneliti manusia purba untuk mengetahui usia dan keberadaannya di alam kehidupannya.

BAGAIMANA DENGAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA


Fosil-fosil yang ditemukan di Indonesia meliputi

Meganthropus Paleojavanicus, ditemukan oleh Von Koniegswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo, antara tahun 1936 1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan ia memiliki badan tegap dan rahang besar dan kuat. Dalam banyak hal, fosil ini mempunyai kemiripan dengan Homo Habilis dari Jurang Oldwai
Rekontruksi dari mahluk Homo Habilis

Pithecantropus Erectus, fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil Jawa Tengah. Berasal dari lapisan Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang pahanya, bentuk dan ukurannya jelas seperti milik manusia dan menunjukkan bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan kera hanya 600cc. Di Asia fosil Pithecantropus ditemukan di goa Chou-Kou-Tien, dan dikenal sebagai Pithecantropus Pekinensis. Di Afrika dikenal dengan sebutan Austra Lopithecus Africanus. Di Eropa Barat dan Eropa Tengah disebut sebagai manusia Piltdown dan Heidelberg
Rekontruksi dari Pithecantropus Erectus

JENIS PITHECANTHROPUS LAINNYA

Pithecanthropus Mojokertensis, ditemukan oleh Von Koenigswald di Penning, Mojokerto, pada lapisan Pleistosen Bawah. Mahluk ini diperkirakan hidup sekitar 2.5 2 juta tahun yang lal Pithecanthropus Robustus, ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis. Homo Sapiens, dari jenis ini di Indonesia ditemukan di Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen oleh Teer Haar, Oppenoorth dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu, kemudian disebut sebagai Homo Soloensis. Jenis lainnya adalah Homo Wajakensis yang ditemukan oleh Van Restchoten tahun 1990 di Desa Wajak, Tulungagung yang kemudian di teliti oleh Eugene Dubois. Hidup antara 40.000 25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Tengkoraknya mempunyai banyak persamaan dengan orang Aborigin penduduk asli Australia.
Fosil Homo Soloensis

Rekontruksi bentuk kepala Homo Soloensis oleh Eugene Dubois

Homo Floresiensis, dibanding jenis lainnya, homo ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil. Ditemukan oleh seorang pastur bernama Verhoeven pada tahun 1958 di goa Liang Bua Manggarai, Flores, dan baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada tahun 2004. Diperkirakan hidup sekitar 30.000 18.000 tahun yang lalu, telah mampu membuat peralatan dari batu, pemburu handal dan memasak dengan api, tetapi ukuran tangannya masih panjang. Manusia kerdil ini memiliki tinggi tubuh sekitar 1m, dan ukuran tengkorak seperti anak kecil. Dari cerita rakyat setempat, masyarakat Flores menyebut manusia kerdil ini dengan nama Ebu Gogo.
Situs manusia Flores di Goa Liang Bua Gambaran seniman tentang homo floresiensis yang ditemukan di kawasan Liang Bua, Flores. Tingginya diperkirakan 1 meter, umur 30 tahun, dan meninggal 18.000 tahun lalu. Perbandingan bentuk dan ukuran tengkorak manusia sekarang (kanan) dan manusia Flores (kiri)

PERKEMBANGAN BENTUK MANUSIA PURBA

Sekitar 1 juta tahun yang lalu Homo Erectus, ditemukan di Asia

Neanderthal, ditemukan di Eropa

Homo Sapiens Homo Floresiensis, hanya ada di Flores

Homo Habilis, hidup di Afrika

2,5 juta tahun yang lalu

Saat ini

EVOLUSI MANUSIA PURBA

Hasil rekonstruksi dari fosil-fosil yang ditemukan menunjukan tahap perjalanan yang panjang dari leluhur menyerupai kera sampai ke Homo Sapiens. Gambar ini merupakan tonggaktonggak sejarah evolusi primata yang masih menjadi pokok perdebatan hingga munculnya penemuan-penemuan lain yang mungkin saja masih akan terus berlangsung.

PEMBABAKAN MASA PRASEJARAH INDONESIA BERDASARKAN PENINGGALAN HASIL BUDAYA


Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia
Indikator :
Mengidentifikasi manusia purba berdasarkan peninggalan hasil budaya Hasil budaya pada zaman Paleolithikum Hasil budaya pada zaman Mezolithikum Hasil budaya pada zaman Neolithikum Hasil budaya pada zaman Megalithikum Hasil budaya pada zaman Logam

Pada zaman prasejarah ini, sebagaimana telah kita ketahui alat yang dipergunakan oleh manusia purba untuk membantu kehidupannya terbuat dari batu. Sesuai dengan perkembangan kemampuan otaknya, maka alat-alat yang dihasilkan melewati tahap-tahap tertentu. Dari yang paling kasar, sampai ke alat-alat batu yang halus buatannya. Tahap perkembangan ini tentunya melewati waktu berjuta-juta tahun lamanya.
ZAMAN PALEOLITHIKUM Alat semacam apa yang dihasilkan manusia pada zaman Paleolithikum? Alat yang terbuat dari batu dengan cara pembuatan yang masih sangat sederhana dan hasilnya pun masih sangat kasar.

Kapak Genggam yang tampil kemudian menunjukan tepi yang lebih halus, hasil teknik tongkat. Alat beraneka ragam ukuran ini mungkin dipakai untuk menguliti dan memotong binatang buruan.

Kapak Genggam primitif ini mirip beliung, kedua permukaannya agak kasar, berujung cukup runcing, dan mungkin digunakan untuk menggali akar dan umbi yang dapat dijadikan makanan.

Batu Polihedral, disebut demikian karena permukaannya terpecahpecah, mungkin dipakai sebagai pemecah tulang, ataupun peluru lempar untuk membunuh binatang atau musuh

Seorang ahli arkeologi Francois Bordes dari Bordeaux University, Perancis, melakukan percobaan membuat alat seperti yang dipergunakan manusia pada zaman purba itu
Perhatikan rangkaian percobaan pembuatan alat berikut ini Bordes memulai dengan sebongkah kuarsit bulat dan batu palu yang lebih kecil. Dengan dua tiga kali pukulan ia dapat menghasilkan pinggiran yang cukup baik untuk memotong, meskipun masih kasar. Alat ini merupakan senjata dasar dan alat berburu selama sejuta tahun lebih, dan ditemukan di Afrika, Timur Tengah, Asia dan Eropa.

Setelahmemotong ujung sebungkah batu api, Bordes mempersiapkan landasan batu yang akan dipukul, dengan batu pula ia memukul lepas beberapa serpihan besar. Hasilnya belum berupa alat. Dengan menggunakan palu dari tanduk rusa, dia mengolah alat itu supaya menjadi tipis dan sempurna tepinya. Hasil akhirnya berupa salah satu alat yang digunakan oleh Homo erectus dan pemburu-pemburu sapiens purba selama ribuan tahun. Pinggiran alat tersebut panjang, lurus serta tajam.

Dari hasil percobaan ini menunjukan bahwa untuk dapat menghasilkan sebuat alat batu sesuai dengan yang dikehendaki dibutuhkan kordinasi antara kemampuan otak dan keterampilan motorik cukup tinggi, yang jelas hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh primat

Selain perkakas dari batu ini, ditemukan pula alat serpih (Flakes) terbuat dari tulang dan tanduk, di wilayah Ngandong, sehingga sering disebut sebagai kebudayaan Ngandong. Sedangkan alat batu, berupa kapak perimbas dan kapak penetak, banyak ditemukan di wilayah Pacitan, Jawa Timur sehingga disebut sebagai Kebudayaan Pacitan

Alat serpih tulang Ngandong

Alat batu Pacitan

ZAMAN MESOLITHIKUM

Pada zaman Mesolithikum yang berlangsung pada kala Holosen, perkembangan kebudayaannya berlangsung lebih cepat daripada zaman Batu Tua, hal disebabkan antara lain oleh : Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih tenang dan dapat mengembangkan kebudayaannya Manusia pendukungnya adalah Homo Sapiens, mahluk yang lebih cerdas dari pendahulunya.
Hasil budayanya meliputi 1. KEBUDAYAAN TULANG SAMPUNG (SAMPUNG BONE CULTURE)

Banyak ditemukan di abris sous roche, hasil penelitian yang dilakukan oleh Van Stein Callenfels di Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo Jawa Timur. Bersamaan dengan penemuan alatalat dari Sampung ini ditemukan pula fosil manusia Papua Melanesoide yang merupakan nenek moyang Bangsa Papua dan Melanesia sekarang

2. KEBUDAYAAN TOALA (FLAKES CULTURE)

Kebudayaan ini merupakan hasil penelitian dua saudara sepupu berkebangsaan Swiss bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin. Penelitian dilakukan sekitar tahun 1893-1896 di goa-goa Lumancong Sulawesi Selatan yang didiami oleh suku bangsa Toala, mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flakes) mata panah bergerigi dan alat-alat tulang. Penelitian lanjutan dilakukan di wilayah Maros, Bone, Bantaeng Sulawesi Selatan
3. KEBUDAYAAN KAPAK GENGGAM (PEBBLE CULTURE)

Bekas-bekas peninggalan manusia pada zaman Batu Madya, ditemukan di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh) dan Medan. Bersama-sama dengan Kyokkenmoddinger (sampah dapur) Van Stein Callenfels menemukan : Pebble (kapak genggam Sumatera) Hache courte (kapak pendek) Batu-batu penggiling Alu dan lesung batu Pisau batu dan lain-lain

PERHATIKAN PETA BERIKUT

PETA PENYEBARAN PENINGGALAN BENDA-BENDA PURBAKALA PADA ZAMAN MESOLITHIKUM

4. LUKISAN GOA

Dalam goa tempat tinggal, banyak dijumpai lukisan-lukisan di dindingnya, yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan kepada adanya kekuatan magis. Seperti goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, terdapat cap tapak tangan berwarna merah, yang mengandung symbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat. Lukisan di goa juga terdapat di Irian Jaya, dimana terdapat lukisan-lukisan binatang seperti kadal dan cap jari tangan yang tidak lengkap, mungkin sebagai tanda berkabung

Lukisan-lukisan goa juga terdapat di Perancis, memiliki motif dan gambar yang sama dengan lukisan goa yang berada di Indonesia

Dua mamut berbulu terukir di batu ini merupakan dua diantara 70 lukisan binatang tersebut dalam goa Rouffignac, Perancis

Lukisan ikan Salem di Gorge dEnfer, Perancis, dikelilingi lubang bekas bor : para spekulan pernah mencoba mengeluarkannya

Tangan manusia ini menggapai di atas kuda, di goa Pech Merle, Perancis. Lukisan goa macam ini termasuk seni goa pertama

Lukisan Goa dengan gambar kuda terdapat di Puan Muna, Sulawesi Selatan. Sampai sekarang di tempat tersebut masih terdapat kegiatan mengadu kuda

Lukisan tapak tangan merah di Goa LeangLeang Sulawesi Selatan

5. GERABAH

Gerabah pada masa ini menjadi wadah dari tulang-belulang manusia. Perhatikan gambar berikut :

Kubur tempayan ganda (double jar burial) dari situs Plawangan. Ukuran gerabah = lebar badan 90cm, tinggi 60cm, diameter mulut 75cm. Berfungsi sebagai tempat mengubur mayat yang berposisi jongkok

ZAMAN NEOLITHIKUM

1. KAPAK LONJONG

Zaman berikut adalah zaman batu muda atau zaman Neolithikum. Manusia pendukungnya bertempat tinggal di Indonesia bagian timur, mereka berasal dari ras Proto Melayu, yang datang ke Indonesia sekitar tahun 2000 SM.
Hasil budayanya meliputi

Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur. Di Indonesia kapak lonjong persebarannya hanya terbatas di wilayah Indonesia bagian timur.
2. KAPAK PERSEGI
Pemberian nama kapak persegi berasal dari peneliti berkebangsaan Belanda, Von Heine Geldern, di Indonesia Barat terutama ditemukan di Sumatera, Jawa dan Bali, juga di Indonesia bagian timur yaitu, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan sedikit di Kalimantan

PERHATIKAN PETA BERIKUT

PETA PERSEBARAN KAPAK LONJONG DAN KAPAK PERSEGI

3. GERABAH

Pada zaman ini peranan penting gerabah adalah sebagai wadah atau tempat keperluan alat-alat rumah tangga. Gerabah di gunakan sebagai akalt sehari-hari. Banyak ditemukan di lapisan teratas bukit kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan Jawa, antara Yogyakarta dan Pacitan, Kendeng Lembu (Banyuwangi), Tangerang, dan Minanga Sipakka (Sulawesi). Di Melolo (Sumba) banyak ditemukan gerabah yang berisi tulang belulang manusia

Gerabah zaman neolitik dari situs Kelapa Dua. Bentuknya sangat sederhana tidak banyak variasi tidak memiliki hiasan dan mempunyai tingkat kerapuhan yang sangat tinggi sehingga sulit ditemukan dalam kondisi yang utuh.

ZAMAN MEGALITHIKUM Bagaimana perkembangan kebudayaan pada zaman Megalithikum? Hasil budayanya meliputi 1. MENHIR

Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan di tempatkan pada suatu tempat. Fungsi Menhir : Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang Sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal Sebagai media penghubung dengan roh nenek moyang.

2. PUNDEN BERUNDAK

Punden berundak adalah bangunan pemujaan arwah yang bertingkat-tingkat. Banyak ditemukan di Sukabumi, di daerah Cisolok.

3. DOLMEN Dolmen adalah meja tempat menaruh sesaji ketika sedang diadakan upacara. Tapi ada juga yang menggunakannya sebagai kubur batu.

4. WARUGA
Waruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup batu lain yang mempunyai bentuk seperti atap rumah. Waruga banyak ditemukan di daerah Minahasa.

5. SARKOPAGUS
Sargopagus, atau keranda adalah peti jenazah yang berbentuk palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup. Sarkopagus banyak ditemukan di Bali dan Sumatera Barat.

6. ARCA MEGALITIK
ARCA MEGALITIK, banyak ditemukan di Sumatera Selatan dan diteliti oleh Von Heine Geldern. Arca ini banyak mengambarkan bentuk-bentuk manusia dan binatang, seperti gajah, harimau, babi, rusa.

Von Heine Geldern membagi penyebaran kebudayaan Megalitik ke Indonesia menjadi dua gelombang : 1. Megalitik tua, yang menghasilkan menhir, punden berundak dan arca-arca statis dan menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (25001500 SM) 2. Megalitik muda, yang menghasilkan kbur peti batu, dolmen, waruga, sarcophagus dan arca-arca menyebar ke Nusantara pada zaman perunggu (1000 100 SM)

ZAMAN LOGAM

Setelah kita membahas tahapan hasil budaya manusia purba pada zaman batu, marilah kita sekarang menuju ke zaman logam. Kepandaian membuat logam diperoleh ketika nenek moyang kita menerima pengaruh dari kebudayaan Donson (Vietnam). Kebudayaan perunggu menyebar ke Nusantara, sekitar tahun 500 SM.
Hasil budayanya meliputi 1. KAPAK CORONG & CANDRASA Kapak Corong & Candrasa, keduanya merupakan alat yang sering digunakan sebagai tanda kebesaran atau alat upacara saja. Kapak Corong banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Selayar dan dekat Danau Sentani, Papua 2. NEKARA & MOKO
Nekara, juga memiliki fungsi sebagai alat upacara. Nekara memiliki berbagai macam tipe. Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu berpinggang di bagian tengahnya. Nekara banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Roti, Selayar dan Kepualauan Kei. Yang berbentuk lebih kecil disebut Moko, banyak ditemukan di alor dan digunakan sebagai mas kawin.

Kapak Corong

Candrasa Nekara Moko

3. BEJANA PERUNGGU

4. GERABAH

Bejana Perunggu, bejana Gerabah, pada zaman logam yang digunakan sebagai mencapai tingkat yang lebih maju dengan ragam hias yang lebih tempat air

kaya. Tempat penemuan gerabah misalnya di Gilimanuk (Bali), Leuwiliang (Bogor), Anyer (Jawa Barat), dan Kalumpang (Sulawesi Selatan)

PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA, EKONOMI & BUDAYA MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Kompetensi Dasar :
Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia Indikator :
Memahami kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan Memahami masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut Memahami masa bercocok tanam Memahami masa perundagian

Dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat prasejarah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam dan masa perundagian.
Arnorld J Toynbee Challenge and Response manusia menjawab tantangan yang ada pada alam sekitarnya

Kebudayaan tumbul dan berkembang sebagai upaya manusia menjawab tantangan yang ada pada alam sekitarnya

MASA MENGUMPULKAN MAKANAN


Keadaan bumi pada masa mengumpulkan makanan masih labil, karena perubahan bentuk permukaannya, sungai masih sering berpindah-pindah aliran, keadaan ini berlangsung selama kurang lebih 600.000 tahun. Perkembangan kebudayaan masa ini masih sangat lambat, ditambah lagi manusia yang hidup pada saat ini termasuk manusia purba seperti Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, kehidupan mereka sangat bergantung kepada alam.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh manusia purba pada masa mengumpulkan makanan dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya, antara lain dengan : Menciptakan alat dari batu dan tulang untuk membantu kekurangan fisik mereka Hidup berkelompok antara 10-15 orang Hidup berpindah-pindah tempat di daerah yang dekat dengan sumber air,seperti sungai atau danau. Satu hal yang sangat membantu kehidupan manusia purba ketika mereka menemukan api
Kapak Genggam

Alat-alat dari tulang

MASA BERBURU & MENGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT LANJUT

Tahapan selanjutnya adalah berburu, meramu tingkat lanjut, berlangsung pada zaman pasca Pleistosen. Mereka masih bergantung kepada alam, selain berburu di hutan, mereka juga menangkap ikan, mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian, buahbuahan, biji-bijian dan daun-daunan

Alat kehidupan seperti flake dan alat-alat tulang masih dikembangkan. Di samping itu mulai muncul gerabah yang kemungkinan besar digunakan sebagai wadah.

Mereka mulai lama tinggal di suatu tempat (semi sedenter) karena telah dapat mengumpulkan makanan dan kemampuan mengawetkan daging buruan dengan cara menjemur. Bertempat tinggal di ceruk goa, dengan tujuan untuk melindungi diri dari iklim dan binatang buas.
Di dalam goa ditemukan pula Kyokkenmoddinger, sampah dapur yang sudah membatu, yang berisi kulit kerang dan beberapa alat hasil budaya seperti pebble dan flakes Gambargambar lukisan Goa

Kehidupan semi sedenter membuat mereka mempunyai waktu luang yang mereka gunakan untuk menghaluskan alat-alat dan membuat lukisan di dinding goa. Lukisan yang mereka buat berkaitan dengan kepercayaan, penghormatan kepada nenek moyang, menggambarkan binatang buruan, binatang yang mereka anggap suci dan upacara penguburan.

MASA BERCOCOK TANAM

Masa bercocok tanam adalah tahapan berikutnya, merupakan masa penting bagi perkembangan masyarakat dan peradaban. Beberapa penemuan baru dalam rangka penguasaan sumber alam berlangsung cepat. Selain bercocok tanam, mereka pun mulai mengenal cara-cara berternak. Pada masa ini juga ditemukan tanda-tanda kehidupan menetap di suatu perkampungan. Di tempat-tempat tandus dan berbatu telah mulai kelompok-kelompok kerja yang menghasilkan alat-alat kerja seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Membangun rumah, menebang, membakar hutan, menanam, me manen, berburu, menangkap ikan mereka lakukan secara bergotong royong.

Pada masa ini telah muncul perdagangan barter, barang yang dipertukarkan adalah hasil bercocok tanam, hasil kerajinan dan ikan laut yang dikeringkan. Barang-barang tersebut diangkut melalui jalan darat, laut dan sungai. Sehingga perahu dan rakit pada masa ini memegang peranan penting sebagai alat transportasi.

MASA PERUNDAGIAN Hidup di desa-desa, pegunungan, dataran rendah, tepi pantai, dalam tata kehidupan yang semakin teratur dan terpimpin. Hal ini didukung oleh adanya penemuan-penemuan benda-benda perunggu, besi, gerabah yang indah dan juga berbagai macam manik-manik. Pada masa perundagian ini, kemajuan yang sangat penting pada hasil budaya manusia purba adalah kemampuannya membuat alat-alat dari logam, dan pembagian kerja yang terspesifikasi. Pengertian undagi atau tukang merupakan golongan terampil dalam melakukan pekerjaan tertentu. Mata pencaharian pada zaman logam adalah pertanian, dengan cara berladang dan bersawah. Hal ini terbukti dengan penemuan mata sabit, alat penyiang rumput dan mata bajak. Mereka telah mengenal pengaturan system air sawah atau irigasi, sehingga kegiatan pertanian tidak sepenuhnya tergantung pada hujan.

Perdagangan telah dilakukan antar pulau di Indonesia dan dengan daratan Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan penemuan bendabenda hasil budaya perunggu yang tersebar di jalur perdagangan ini. Wilayahnya cukup luas, yaitu sepanjang Sumatera Selatan menuju ke Timur sampai ke pantai barat Papua.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI & KEPERCAYAAN AWAL MASYARAKAT DI INDONESIA


Kompetensi Dasar :
Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia

Indikator :
Memahami teknologi pembuatan barang-barang logam Memahami teknologi pembuatan gerabah Mengidentifikasi sistem kepercayaan awal masyarakat prasejarah di Indonesia.

PERKEMBANGAN AWAL TEKNOLOGI


TEKNOLOGI PEMBUATAN LOGAM Zaman logam, disebut juga zaman perundagian, merupakan zaman munculnya masyarakat undagi, yaitu masyarakat yang memiliki jenis keterampilan tertentu. Pembuatan alat-alat logam memerlukan keahlian khusus, yaitu orang yang memiliki kemampuan membuat benda-benda logam. Teknologi pembuatan benda logam atau perunggu ini memiliki dua teknik yaitu teknik bivalve dan teknik a cire perdue. 1

TEKNIK BIVALVE

atau teknik cetak logam setangkap

Model terbuat dari tanah liat (1); Dibuat bagian cetakan di sekeliling mengikuti bentuk modelnya (2); Model dilepaskan, dikerik untuk di isi cairan logam disekitarnya, yang mana bagian cetakan dan pasangannya telah terbentuk (3)

TEKNIK A CIRE PER DUE

atau teknik cetak tuang

Buatlah model dari tanah liat dan bungkuslah dengan lilin. Berikan saluran udara pada ujung cetakan

Bungkuslah model dari lilin tersebut dengan lapisan dari tanah liat.
Cairkan model tersebut lapisan lilinnya meleleh. sehingga

4 5

Isilah saluran antara bagian luar dan dalam dengan lelehan emas Pecahkan bagian luarnya dan cetakan akan memperlihatkan bentuknya Cetakan akhir yang sudah sempurna

Untuk teknik a cire perdue hanya dapat dipergunakan satu kali mencetak saja, karena model harus dibuat berulangulang, sedangkan dalam teknik bivalve dapat digunakan berluang-ulang untuk bentuk benda yang sama

TEKNOLOGI PEMBUATAN GERABAH

Teknologi lain adalah teknologi pembuatan gerabah, sebagaimana telah diketahui tradisi gerabah berkembang sejak zaman prasejarah, masa klasik, masa islam dan masih berlanjut sampai sekarang. Gambar disamping ini adalah cara-cara pembuatan gerabah yang masih sangat sederhana di Penujak Lombok. Alatnya hanya papan bulat untuk landasan dan pengerik

Teknik lain dengan menggunakan roda pemutar lambat, seperti yang ditemukan di daerah Malo, Bojonegoro Jawa Timur.

TEKNOLOGI PEMBUATAN PERAHU

Perahu bercadik atau perahu bersayap adalah perahu khusus dari Indonesia, terbuat dari batang pohon yang bagian dalamnya di keruk sehingga berbentuk lesung dan diberi cadik di bagian kanan dan kirinya. Cadik digunakan sebagai alat keseimbangan agar perahu tidak mudah terbalik oleh hempasan ombak. Dengan perahu ini mereka berhasil mengarungi Samudera Hindia sampai ke India Selatan, Madagaskar dan Afrika Timur. Mereka juga sampai ke Australi Utara, Hawai dan menjelajah laut Cina Selatan hingga ke Daratan Cina Perkembangan bentuk perahu dagang pada abad ke-7, di relief Candi Borobudur

PERKEMBANGAN SISTEM KEPERCAYAAN AWAL


Konsep kepercayaan atau religi tertua adalah bentuk penyembahan kepada jiwa orang yang telah meninggal, terutama nenek moyangnya.

(E.B Tyllor)
Dimana jiwa atau roh tersebut akan memberikan kekuatan dan gerak hidup pada seluruh hal yang berada di alam semesta. Keyakinan ini disebut animisme.

Selain konsepsi-konsepsi tersebut diatas, masyarakat prasejarah juga memiliki pandangan bahwa binatang menjadi lambang dari sifat-sifat yang ditakuti ataupun di citacitakan. Dan bahwa binatang-binatang tertentu mempunyai kelebihan dari manusia, sehingga perlu untuk dimuliakan, konsepsi ini disebut totemisme

Karena roh atau jiwa orang yang sudah meninggal, dianggap memiliki kekuatan sakti, maka tempat tinggal jiwa atau roh tadi dianggap keramat. Dan tempat ini bisa berarti jimat, senjata, gunung, batu besar, sungai, pohon besar, dan lain-lain, kepercayaan ini disebut sebagai dinamisme

HUBUNGAN BUDAYA HOA BINH-BACSON, DONGSON SA HUYNH-KALANAY, INDIA DAN PERKEMBANGAN BUDAYA MANUSIA PURBA DI INDONESIA Kompetensi Dasar :
Kemampuan menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia Indikator :
Perkembangan budaya Dongson dan daerah penyebarannya Perkembangan budaya Hoabinh Bacson Perkembangan budaya Sa-huynh Kalanay Perkembangan budaya India

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN HOA BINH DAN BACSON


Letak Indonesia yang strategis, berada di antara 2 benua, Australia dan Asia, telah menjadi titik pertemuan dari berbagai bangsa. Ada yang datang dari Indocina dan menyebar ke Indonesia bagian barat, dan ada pula yang dating melalui kepulauan Philipina menyebar ke Indonesia bagian timur. Sebagian bangsa-bangsa ini kemudian menyebar ke berbagai pulau di Lautan Pasifik dan Australia. Pertemuan bangsabangsa ini mengakibatkan terjadinya percampuran kebudayaan yang dibawa dari daerah asalnya dengan kebudayaan asli Bangsa Indonesia.
PUSAT KEBUDAYAAN ASIA TENGGARA

Di Lembah Sungai Mekong, terdapat dua pusat kebudayaan yaitu Bacson Hoabinh dan Dongson. Bacson berada di daerah pegunungan, sedangkan Hoabinh berada di daerah dataran rendah. Keduanya berada di sekitar Teluk Tonkin.

Peradaban awalnya adalah peradaban Mesolithikum, alat mereka yang terkenal adalah Pebble (kapak sumatera)

Perkembangan lanjut adalah peradaban Zaman Neolithikum, dengan alat-alat berupa kapak persegi dan kapak lonjong. Dan manusia pendukungnya dari ras Papua Melanesoide Kapak Persegi Kapak Lonjong

Penyebaran kapak persegi, melalui Muangthai, Semenanjung Malaka, kemudian Indonesia bagian barat dengan manusia pendukungnya Melayu Austronesia Peta penyebaran kapak lonjong, yang menyebar melalui Taiwan, Philipina kemudian Indonesia bagian timur dengan manusia pendukungnya Melanesoide

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DONGSON


Dongson, satu wilayah yang terdapat di Indocina (Vietnam), merupakan daerah asal kebudayaan perunggu yang berkembang di Asia Tenggara, sehingga kebudayaan perunggu di Asia Tenggara disebut dengan kebudayaan Dongson, pendukung kebudayaan ini adalah Bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda) yang menyebar di Indonesia, pada sekitar 500 SM.
Hasil budaya perunggu pengaruh kebudayaan Dongson.

Selain hasil kebudayaan material, mereka juga mengenal kebudayaan lain seperti, bercocok tanam, membuat perahu bercadik, astronomi dan kepercayaan yang bersifat animisme dan dinamisme.

Budaya Dongson berkembang pesat pada sekitar abad ke-5 dan ke-2 SM. Benda-benda arkeologi Dongson sangat variatif, hal ini menunjukan adanya berbagai pengaruh dan aliran. Ciri utama benda-benda hasil kebudayaan Dongson selalu diberi hiasan dengan bentuk geometri, jalinan, arsir dan spiral. Karya utama Dongson adalah nekara, yang bila dilihat dari bentuknya menunjukan adanya pengaruh kuat dari kebudayaan Cina.

Nekara di Indonesia ditemukan tersebar di wilayah Sumatera, Jawa dan Maluku Selatan. Ragamnya jenis nekara di teliti oleh Heger.
Gambar perahu, detail hiasan Nekara Ngoc Lu, Tonkin Nekara merupakan symbol kuat terhadap adanya kepercayaan spiritual, karena dibuat untuk kepentingan ritual, seperti memanggil hujan, genderang perang, pengiring upaca kematian. Simbol-simbol dalam hiasannya berkaitan erat dengan kegiatan pertanian seperti gambar matahari, sungai, katak.

Nekara Bulan dari Pejeng Nekara ini merupakan nekara asli buatan Bali, yang diperkirakan dibuat pada abad pertama tarikh masehi. Ciri khasnya, tympaniumnya melebar melebihi nekara, diantara ke empat pegangan nekara terdapat hiasan topeng manusia. Hiasan ini melambangkan konsep Bali tentang jagat raya yang disebut Nawasanga, yang berhubungan dengan sembilan dewa penjaga arah

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN SA - HUYNH - KALANAY


Kebudayaan Sa-huynh Kalanay adalah pengembang tradisi gerabah di Indonesia (750 SM 200 M). Saltynh adalah sebuah tempat kecil di pantai Vietnam, sedangkan Kalanay terletak di Philipina. Di Indonesia gerabah sudah dikenal sejak masa bercocok tanam atau Neolithikum.
Situs-situs gerabah masa prasejarah di Indonesia

Gerabah sebagai bekal kubur, sejenis pasu (large bawl) yang diletakan tepat diatas mayat pada penguburan prasejarah di situs Plawangan

Periuk dengan hiasan tekan kuku (nail impressed) juga sebagai bekal kubur di situs Plawangan

Periuk dengan hiasan berupa gerigi-gerigi pada bagian atas. Ditemukan sebagai bekal kubur di situs Plawangan

Kendi tanpa cerat, Situs Melolo (Sumba)

Kendi tanpa cerat, Situs Gilimanuk

Cawan berkaki Situs Cipari

Gerabah banyak ditemukan di situs-situs arkeologi prasejarah di Indonesia. Di antara situs-situs prasejarah yang mengandung gerabah tersebut, ada yang termasuk situs neolitik dan sebagian besar masuk situs perundagian (paleometalic). Situs Neolithikum yang banyak mengandung gerabah
Situs Kalumpang dan Minanga Sipakka (Sulawesi Selatan) Situs bekas Danau Bandung dan Serpong (Jawa Barat) Kendeng Lembu (Jawa Timur) Situs Kelapa Dua (DKI)

INDONESIA

Situs Perundagian yang banyak mengandung gerabah

Situs Pejaten dan sepanjang sungai Ciliwung Situs Anyer, Pasir Angin, Bumi Cipari (Jawa Barat) Situs Plawangan, Gunung Wingko (Jawa Tengah) Situs Gilimanuk (Bali) Situs Melolo dan Lambanapa (Sumba) Situs Liang Bua (Flores)

PERKEMBANGAN AWAL KEBUDAYAAN INDIA


Untuk apa ya, orang-orang India datang ke Indonesia? Kepulauan Nusantara selain menjadi jembatan penghubung antara dua benua, juga terletak dalam jalur perdagangan kuno antara India dan Cina. Jadi, kedatangan orang-orang India ke Nusantara adalah untuk berdagang, dan banyak ahli berpendapat bahwa hubungan dagang, antara Indonesia dan India telah terjadi sejak zaman prasejarah.

Apa buktinya?

1.

2. 3. 4.

Di India Selatan terdapat beberapa suku bangsa yang memiliki kesamaan secara fisik dengan Bangsa Indonesia, yaitu suku bangsa Prawar dan Shanar. Sejak dulu orang Parawar dikenal sebagai penyelam mutiara di Teluk Manar, sedangkan suku Shanar hidup dari berkebun kelapa, tumbuhan yang di duga berasal dari Indonesia sampai ke India melalui Srilangka. Kitab kuno Jataka, yang berisi tentang kehidupan Budha, menyebut-nyebut tentang Suvarnabhumi, yang berarti pulau emas. Menurut S. Levi, yang dimaksud dengan Suvarnabhumi adalah sebuah negeri di timur teluk Benggala, arah itu menunjuk Sumatera. Kitab Ramayana menyebut Jawadwipa yang diperkirakan sebutan untuk pulau Jawa Dalam prasasti Canggal yang berangka tahun 654 saka atau tahun 732 masehi, pulau Jawa disebut dengan nama Dwipayawa

Menurut Van Leur, benda-benda yang dibeli oleh orang India dari Indonesia, adalah emas, kayu cendana dan cengkih dari Indonesia bagian timur. Emas merupakan salah satu alasan mengapa orang-orang India mengalihkan minat berdagang ke timur. Sebelumnya emas di datangkan ke India oleh para khalifah dari Siberia melalui Baktria, akan tetapi munculnya kerusuhan di Asia Tengah telah memutuskan jalur perdagangan para khalifah tersebut. Kemudian India mengimport mata uang emas dari Roma dalam jumlah besar, namun usaha ini kemudian di hentikan oleh Kaisar Vespa Sianus (69 79 M) karena mengalirnya emas keluar negeri membahayakan perekonomian Negara Roma. Karena itulah India mengalihkan sumber emas utamanya ke nusantara.

You might also like