You are on page 1of 5

Riwayat Hidup Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad Ahmad Pendiri Jemaat Ahmadiyah bernama Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.

Nama beliau yang asli hanyalah Ghulam Ahmad. Mirza melambangkan keturunan Moghul. Kebiasaan beliau adalah suka menggunakan nama Ahmad bagi diri beliau secara ringkas. Maka, waktu menerima baiat dari orang-orang, beliau hanya memakai nama Ahmad. Dalam ilham-ilham , Allah Taala sering memanggil beliau dengan nama Ahmad juga. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. lahir pada tanggal 13 Februari 1835 M, atau 14 Syawal 1250 H, hari Jumat, pada waktu shalat Subuh, di rumah Mirza Ghulam Murtaza di desa Qadian. Beliau lahir kembar. Yakni beserta beliau lahir pula seorang anak perempuan yang tidak berapa lama kemudian meninggal dunia. Demikianlah sempurna sudah kabar-ghaib yang tertera di dalam kitab-kitab agama Islam bahwa Imam Mahdi akan lahir kembar. Qadian terletak 57 km sebelah Timur kota Lahore, dan 24 km dari kota Amritsar di propinsi Punjab, India.

Perlu rasanya disebutkan disini, anak kedua Ghulam Mutaza, bernama Ghulam Ahmad adalah orang yang mendirikan jemaat Ahmadiyah yang mashur ini dalam Islam. beliau lahir pada tahun 1835, dan memperoleh pelajaran serta pendiidikan yang baik. Pada tahun 1891 beliau menda'wakan diri sebagai Imam Mahdi atau Masih Mau'ud menurut agama Islam. Beliau adalah seorang yang pandai dan alim, sehingga perlahan-lahan banyaklah orang yang mengikuti beliau. Dan sekarang Jemaat Ahmadiyah di Punjab serta kawasan-kawasan lainnya di India telah melebihi tiga ratus ribu orang. Mirza Ghulam Ahmad mengarang benyak buku dalam bahasa Arab, Farsi dan Urdu, serta memberikan penjelasan yang benar tentang masalah jihad. Orang-orang berpendapat buku-buku itu sungguh telah menguntungkan orang-orang Islam. Lama beliau mengalami penderitaan karena perlawanan pihak lain. Acapkali beliau diseret ke pengadilan maupun ke dalam perdebatan-perdebatan. Akan tetapi sebelum beliau wafat pada tahun 1908, beliau telah memperoleh kedudukan yang demikian rupa sehingga orang-orang yang menentang pun menghormati beliau. http://www.ahmadiyya.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=67:riwayat-hiduphadhrat-mirza-ghulam-ahmad&catid=34:ahmadiyah&Itemid=56 Ahmadiyah : Agama Buatan Inggris Untuk Meruntuhkan Islam Apa yang dilakukan oleh agama Ahmadiyah bukan urusan kebebasan HAM, melainkan justru penodaan sebuah agama kepada agama yang dianut oleh mayoritas yang dipeluk oleh bangsa Indonesia, yaitu agama Islam. Penodaan ini sudah berlangsung sejak masa penjajahan Barat yaitu Inggris kepada umat Islam di India. Kemudian penodaan Islam yang sistematis ini diperluas ke hampir semua negeri Islam. Uniknya, penodaan ini didesain oleh Inggris agar tetap dilakukan oleh orang-orang yang mantan-mantan umat Islam dengan dibayar uang berlimpah. Karena itu belum pernah ada cerita para aktifis Ahmadiyah rela meninggalkan status Islamnya. Di seluruh dunia mereka tetap ngotot dan memaksakan diri mengakungaku muslim. Padahal di seluruh dunia Islam, tidak ada satu pun pemerintahan yang mengakui keislaman mereka. Semua pemerintahan Islam di dunia ini sudah sampai ijma` sejak zaman dahulu kala untuk mengatakan bahwa Ahmadiyah adalah agama tersendiri di luar agama Islam.

Kecuali pemerintahan negara yang tidak jelas identitas keislamannya, seperti Indonesia, yang ngotot memaksakana diri untuk mengakui Ahmadiyah sebagai bagian dari kebebasan beragama. Maksudnya, bebas untuk melecehkan agama Islam dengan tetap mengakui Ahmadiyah sebagai agama Islam. Kira-kira kalau kita bandingkan, bila seorang berkata kepada temannya bahwa ayah temannya itu adalah seekor monyet, tentu si teman itu berhak marah. Dan kalau si pengejek itu dipukul, rasanya tidak salahsalah amat. Sebab mencela seperti itu sangat menyinggung perasaan orang lain, apa pun alasan yang dikemukakan. Dan si pengejek jelas tidak boleh berlindung di balik Hak Asasi Manusia (HAM), atau kebebasan berekspresi, atau kebebasan beragama. Agama apa pun tentu tidak terima kalau diejek-ejek seperti itu, lalu si pengejek malah mengaku sebagai pemeluk agama itu juga. Pelaku penodaan agama Islam ini memang bukan hanya dilakuan oleh pihak agama Ahmadiyah semata, melainkan ada kekuatan asing, dalam hal ini Inggris, yang menjadi cukong atau dalang di balik semua penodaan ini. Penguasa kolonial Inggris ketika masih menjajah India secara fisik kala itu, tegas mengakui diciptakannya agama baru, Ahmadiyah, tetapi dengan menyamar dan mencatut nama agama Islam, merupakan instrumen efektif untuk merusak tatanan agama Islam di negeri itu. Hal itu dilakukan penjajah Inggris dengan sengaja dan sistematis, lantaran kekuatan umat Islam selalu menjadi halangan besar imperialme Inggris di India. Ibarat menyerang sistem komputer, penjajah Inggris membuat virus yang mematikan untuk mengacaukan agama Islam dan memporak-porandakan umatnya, lewat berbagai fasilitas yang digelontorkan bagi para pembela agama Ahmadiyah. Di Indonesia, apa yang dilakukan oleh Komnas HAM jelas-jelas merupakan pembelaan kepada agama Ahmadiyah. Tentunya cara-cara yang mereka tempuh amat jauh dari kesan ilmiyah, tidak rasional, terlalu memaksakan diri, tidak melihat kenyataan dan sangat kuat terkesan dibayar. Sebab sejak awal masuknya agama Ahmadiyah di Indonesia, belum pernah tercatat melahirkan perdamaian. Dimana ada agama Ahmadiyah, pasti disitu terjadi kerusuhan, muncul keresahan dan selalu ada keributan. Realitas ini nampaknya tidak pernah dipikirkan oleh Komnas HAM yang sudah terlanjur membabi buta dalam membela agama Ahmadiyah. Sungguh keji apa yang dilakukan oleh penjajah Inggris. Tidak mampu mengalahkan perlawanan umat Islam, lalu cara-cara curang dipakainya. Tetapi penguasa Kerajaan Belanda juga pernah melakukannya, ketika mereka menjajah Aceh. Kala itu, Dr. Snouck Hurgronje yang jelas-jelas kafir itu sampai pura-pura masuk Islam, berangkat haji ke Mekkah, belajar bahasa Arab, dan konon sampai banyak menghafal ayatayat Al-Quran. Dengan cara itu, kemudian penasehat militer penjajah itu memainkan peran yang amat menentukan dalam jatuhnya tanah Rencong ke pihak penjajah.

http://www.ustsarwat.com/web/berita-109-ahmadiyah--agama-buatan-inggris-untuk-meruntuhkan-islam.html

Politikus PPP: Ahmadiyah Dibekingi Inggris JAKARTA Politikus PPP Hasrul Azwar mengatakan Ahmadiyah adalah buatan Inggris untuk memecah muslim di Hindustan. Melalui taktik pecah-belah tersebut, Inggris berhasil melemahkan kekuatan Islam saat mereka menjajah India. Ahmadiyah itu dibekingi Inggris, itu pada masa pendudukan Inggris di India," katanya dalam rapat dengar pendapat Komisi VIII DPR dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Rabu (16/2/2011). "Islam kuat karena Alquran, rasul, tanah suci, ukhuwah Islam dan jihad dan Inggris berhasil memecah itu," lanjutnya. Namun, pernyataan ini dibantah oleh Amir Ahmadiyah Abdul Basit. Menurutnya sudah 100 tahun memang Islam di India terpecah-belah. "Sejak 100 tahun lalu Islam sudah terpecah-pecah di Hindustan, seperti Syiah dan Sunni," katanya. Lagipula, kata Abdul, tak ada yang bisa membuktikan teori Hasrul. "Tak ada itu datang Inggris denga Mirza Gulam Ahmad untuk memecah Islam. tidak ada itu Inggris beking Ahmadiyah. Tidak tepat Mirza Gulam Ahmad didirikan Inggris. Sampai sekarang tidak terbukti dananya dari Inggris," ujarnya. http://news.okezone.com/read/2011/02/17/337/425559/politikus-ppp-ahmadiyah-dibekingi-inggris Ba'asyir: Ahmadiyah itu Buatan Inggris Sosbud / Kamis, 10 Februari 2011 11:45 WIB Metrotvnews.com, Jakarta: Berbeda dengan banyak pihak, Abu Bakar Ba'asyir memiliki pendapat yang unik tentang Ahmadiyah. Menurut pemimpin Jemaah Anshorut Tauhid ini, Ahmadiyah harus dibubarkan. "Ahmadiyah itu kafir, buatan Inggris yang harus dibubarkan atau dinyatakan agama sendiri, baru selesai," kata Ba'asyir di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/2), sebelum menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Mengapa Ahmadiyah harus dibubarkan? Menurut Abu Bakar Ba'asyir, karena Ahmadiyah merusak Islam. Sebelumnya, Menteri Agama Suryadharma Ali menawarkan empat opsi untuk menghentikan eskalasi kekerasan terhadap Ahmadiyah. Empat opsi itu adalah, pertama, Ahmadiyah bisa menjadi sekte atau agama tersendiri dengan konsekuensi tidak menggunakan atribut agama Islam, seperti masjid, Al Quran, dan lain-lain. Kedua, Ahmadiyah bisa kembali menjadi umat Islam yang sesuai tuntunan Al Quran. Ketiga, Ahmadiyah bisa dibiarkan saja karena ada yang berpandangan hal itu merupakan bagian dari hak asasi manusia. Dan keempat, Ahmadiyah dibubarkan. Kekerasan terhadap Ahmadiyah kembali meledak. Sekitar 1.000 warga menghajar puluhan penganut Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Tidak hanya rumah, kekerasan itu juga merenggut korban jiwa sebanyak tiga orang. Di luar itu, puluhan korban terluka juga jatuh. Mereka masih dirawat di rumah sakit.

http://metrotvnews.com/read/news/2011/02/10/42166/Ba-asyir-Ahmadiyah-itu-Buatan-Inggris/ Sejarah Ahmadiyah, Tak Lepas dari Kepentingan Inggris Sejarah berdirinya Ahmadiyah, tidak terlepas dari sejarah Mirza Ghulam Ahmad sendiri sebagai pendiri aliran ini. Ia dilahirkan di Qadian tahun 1835, ayahnya bernama Mina Ghulam Murtada. Nenek moyangnya berasal dari Samarkand yang pindah ke India pada tahun 1530, yaitu sewaktu pemerintahan dinasti Mughal. Mereka tinggal di Gundaspur, Punjab India. Di situ mereka membangun kota Qadian. FAMILI Ghulam Murtada masih keturunan Haji Barlas dari dinasti Mughal, dan oleh karenanya didepan nama keturunan keluarga ini terdapat sebutan Mirza. Keluarga Mirza pernah menjadi pembantu setia pemerintah kolonial Inggris di India. Jauh sebelum itu, keluarga tersebut sudah menjalin kerja sama yang erat dengan pimpinan kaum Sikh, Ranjat Singh. Dengan demikian, tidak pelak lagi jika aliran Ahmadiyah bersikap kooperatif dengan pemerintah Inggris. Tentunya sikap kooperatif tersebut, berbeda dengan sikap kooperatif yang dijalankan oleh Sayyid Ahmad Khan, sekalipun keduanya sama-sama mendapat reaksi keras dari ummat Muslim India. Apabila Ahmad Khan menginginkan agar ummat Muslim bisa memperoleh kemajuan dan kesuksesan sebagaimana yang dicapai oleh bangsa Eropa, dengan mendirikan Universitas Aligarh, maka Mirza Ghulam Ahmad dengan Ahmadiyahnya ingin mendapat perlindungan secara politis, sehingga ia bebas menyebarkan ide kemahdiannya dan dapat mempertahankan aliran yang didirikannya. Bahkan dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa kedekatan keluarga Mirza dengan kolonial Inggris ini lah yang menyebabkan lahirnya ajaran Ahmadiyah. Inggris yang memang dikenal sebagai pendiri agama baru, sengaja mencetak Mirza Ghulam Ahmad sebagai pemuka agama Islam. Kemudian mendorongnya untuk mendirikan ajaran sendiri yang bertujuan untuk memecah belah Islam, yang saat itu melakukan perlawanan terhadap kolonial Inggris. Agar setiap ungkapannya dipercaya dan diyakini kebenarannya, Mirza Ghulam Ahmad didorong agar mengakui dirinya sebagai nabi, merujuk pada hadist Nabi Muhammad SAW tentang akan turunnya Isa Almasih dan Imam Mahdi. Melalui dalil itulah, kemudian Mirza Ghulam Ahmad mengkampanyekan dirinay sebagai Imam Mahdi. Bahkan, lebih ekstrim lagi, dia mengaku dirinya bertemu dengan Tuhan dan telah diangkat menjadi nabi. Lihat pernyataannya dalam Tazkirah (kitab suci AHmadiyah): Aku adalah Imamuzzaman pada abad sekarang dan Allah telah menghimpun tanda-tanda pada diriku. Dia (Tuhan) menamakanku sebagai nabi. Jadi, sesuai dengan perintah-Nya bahwa aku adalah nabi. Dengan dokrin itulah, kemudian Mirza Ghulam Ahmad mulai menyiarkan kenabiannya. Dakwah sesatnya itu terus mendapat dukungan dari kolinilis Inggris. Disamping itu, pendiri Ahmadiyah juga ingin melestarikan tradisi keluarganya yang telah lama menjalin hubungan mereka dengan pemerintah Inggris, sebagaimana pernyataan Mirza Ghulam Ahmad sendiri:

Sungguh sejak masa mudaku sampai hari ini, aku dalam usia 60 tahun, aku menjadi orang yang gigih berjuang dengan lisan dan penaku supaya aku dapat memalingkan keikhlasan hati kaum Muslimin kepada pemerintah Inggris karena kebaikannya, dan bersikap lunak kepadanya. Dan aku mengajak mereka, agar mereka menghilangkan pikiran untuk berjihad (terhadap Inggris), dimana pikiran seperti itu masih diikuti oleh sebagian mereka yang bodoh-bodoh, dan pikiran semacam itulah yang mencegah mereka tidak mau patuh kepada pemerintah Inggris. Demikian pula halnya dengan pernyataan Basyiruddin Mahmud putera Mirza Ghulam Ahmad, yang sewaktu Putera Mahkota Kerajaan Inggris berkunjung ke India, menyatakan: Kami atas nama seluruh warga Ahmadiyah mengucapkan Selamat datang atas kunjungan Tuan ke India, dan kami tegaskan kepada Tuan bahwa warga Ahmadiyah adalah setia kepada pemerintah Inggris. Dan insyaallah kesetiaan warga Ahmadiyah ini akan tetap untuk selama-lamanya. Sosok Mira Ghulam Ahmad ternyata memang menjadi hamba pemerintah Inggris. Hal ini bisa dibuktikan dari tulisan-tulisannya yang menunjukkan kesetiaan, ketundukan serta penyerahan diri totalnya kepada sang penjajah. Sebagian besar perjalanan hidupku ialah mendukung dan membela pemerintah Inggris Saya selalu menganjurkan agar setiap Muslim haruslah menjadi pengabdi pada pemerintah ini, dan sanubari mereka janganlah ada sedikitpun niat meniru-niru perbuatan menumpah- numpahkan darah oleh Imam Mahdi atau Messiah yang begitu fanatik memberi ajaran-ajaran bodoh dan sempit. (Lihat Tiryacal-Qulub halaman 15 blirza) Di lain tulisan, dia juga mengatakan bahwa bangsa India seharusnya berterima kasih kepada penjajah Inggris: Sesungguhnya tidak menyempurnakan hak atau tidak berterima kasih kamu pada Inggris berarti tidak menyempurnakan hak atau tidak berterima-kasih kamu kepada ALLAH. (Lihat At-Tabligh halaman 41) http://monitorindonesia.com/2011/02/sejarah-ahmadiyah-tak-lepas-dari-kepentingan-inggris/ Fatwa tentang aliran AHMADIYAH : MUl menyatakan, bahwa Aliran Ahmadiyah berbeda di luar Islam, sesat dan menyesatkan, serta orang Islam yang mengikutinya adalah murtad (keluar dari Islam). Dan pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran faham Ahmadiyah di seluruh Indonesia dan membekukan organisasi serta menutup semua tempat kegiatannya.

You might also like