You are on page 1of 12

SEKOLAH TINGGI ABDIEL

KESELAMATAN CALVIN VS SCHELEIERMACHER

PAPER DIAJUKAN KEPADA SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA ABDIEL SEBAGAI TUGAS AKHIR DALAM MATA KULIAH TEOLOGIA MODERN OLEH PETRUS PURNOMO

UNGARAN JAWA TENGAH MEI 2011

ISI BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan 2. KEHIDUPAN TOKOH SERTA AJARANNYA 5 1

Latar Belakang Tokoh Pandangan Calvin dan Calvinisme Schleiermacher dan Armenianiame 3. CALVIN VS SCHELEIERMACHER Pandangan Schleiermacher Menurut Alkitab Pandangan Calvin Menurut Alkitab Pandangan Schleiermacher Menurut Teologi Sistematika Pandangan Calvin Menurut Teologi Sistematika 4 . KESIMPULAN.

BAB I PENDAHULUAN Kata keselamatan sangat digemparkan oleh agama-agama, lalu apa itu keselamatan? Keselamatan berasal dari Kata Ibrani YESYUAH dan kata Yunani SOTERIA, berarti tindakan atau hasil dari pembebasan atau pemeliharaan dari bahaya atau penyakit, mencakup keselamatan, kesehatan dan kemakmuran1. Dalam Perjanjian Baru keselamatan tertuju pada lepasnya manusia dari dosa karena penebusan. Keselamatan ini adalan kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari karena keselamatan banyak dibicarakan baik dalam agamaagama maupun para teolog-teolog dan filsuf sejak awal. Terutama dalam agamaagama, dimana setiap agama menawarkan keselamatan kepada setiap pengikutnya sebagai suatu jaminan. Orang Kristen mengatakan kalau kita percaya Tuhan Yesus maka kita akan diselamatkan. Dari sini kita bisa melihat bahwa setiap agama menawarkan suatu pembebasan atau lebih lagi yaitu keselamatan. Itulah yang dicari manusia dalam agama, bahwa mereka akan diselamatkan. Begitu pun dengan cara mendapatkannya, setiap agama mempunyai cara yang berbeda. Orang mencari keselamatan dengan cara masing-masing. Kebanyakan dari mereka lari kepada agama dan mencari Tuhan sebagai penyelamat (teosentris), namun ada juga yang berpandangan bahwa keselamatan bisa didapat oleh

www.sarapanpagi.org/keselamatan-vt3275.html

manusia tanpa bantuan Tuhan (antroposentris). Dari kedua pandangan ini sering terjadi perdebatan karena keduannya mempertahankan pandangannya masingmasing. Pernah juga dalam sejarah perpecahan gereja diabad pertengahan dimana keselamatan sangat digemparkan oleh manusia (paus) yang mengaku sebagai wakil Tuhan dibumi, sehinga dibuat surat penghapusan dosa atau Idulgensia sebagai tiket masuk surga. Hal inilah yang menyebabkan gereja harus pecah. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan menjadi suatu hal yang sangat penting dan dicari oleh manusia, sehingga sampai menjadi buta, asal mendapatkan keselamatan. Pandangan manusia semakin hari semakin menjauh dari kebenaran Alkitab. Semua dipengaruhi karena rasio yang semakin berkuasa atas kehidupan manusia, bukan roh Allah yang berkuasa, sehingga mereka mengajarkan dalam gereja-gereja yang kemudian diikuti oleh banyak orang. Dari satu orang yang memiliki pemikiran seperti ini membuat banyak orang menjadi buta akan kebenaran. Perlu diingat dalam Yohanes 14:6 Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Ini perlu dicermati dan perlu kita ketahui bahwa Tuhan lah yang memberikan keselamatan dan Dialah sumber dari kebenaran, dan bukan manusia. Dikatakan juga dalam Alkitab bahwa bukan karena perbuatan baik, kita diselamatkan tetapi karena Tuhan. Hari-hari ini kita melihat dan mendengar suatu pandangan atau aliran yang bernama Armenianisme, dimana manusia juga berpengaruh dalam keselamatan. Berbeda dengan pandangan Calvin bahwa Tuhanlah yang yang menyelamatkan manusia, karena manusia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya

tanpa Tuhan dan karena itu adalah pilihan Allah2 . Kedua pemikiran ini banyak diikuti oleh teolog-teolog, sehingga juga muncul rumusan-rumusan baru sekitar pandangan ini. Gereja saat ini juga banyak membicarakan hal ini. Mereka mencari jawab atas pertanyaan apakah manusia juga mempengaruhi keselamatan. Namun jika kita melihat gereja sekarang, banyak gereja yang mengikuti Armenianisme3. Pernah suatu kali seorang dosen bercerita, bahwa disuatu ibadah seorang ibu menangis histeris. Setelah dosen atau pendeta ini bertanya, ia menjawab saya takut kehilangan keselamatan. Dilihat dari cara ibu ini, kita juga melihat gereja saat ini. Seperti inilah pandangan yang banyak diikuti gereja saat ini. Bahwa keselamatan adalah sesuatu yang bisa hilang dari manusia, bahkan manusia bisa menolak Tuhan, jika Ia memberi keselamatan kepada manusia, jika seperti ini sungguh manusia lebih berkuasa dari Tuhan. Sedikit gereja saat ini yang menyuarakan bahwa keselamatan hanya Anugerah Tuhan semata. Dari kedua pandangan ini kita melihat perbedaan cara seseorang memandang keselamatan. Salah seorang teolog yang bernama Scheleiermacher memiliki pandangan yang sama dengan armenianisme dimana manusia bepengaruh terhadap keselamatan. Schleiermacher banyak menekankan perasaan manusia. Bahkan pandangannya lebih ekstrim dari armenianisme. Namun pandangan seperti ini lah yang banyak diikuti. Sekarang apakah manusia sungguh berpengaruh dalam keselamatan atau apakah Tuhan yang berkarya seratus persen dalam karya keselamatan manusia?
Curtis, A. Kenneth, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, cet 4 (Jakarta : BPK, 2004) 81-83. Berkhof. Louis, Teologi Sistematika(Doktri Keselamatan), cet 5, (Surabaya : Momentum, 2004) 19-21
3 2

Kita akan melihat dari kedua pandangan besar dari Calvin dengan teologi yang teosentris dan scheleiermacher dengan teologi yang antroposentris.

BAB II

KEHIDUPAN CALVIN DAN SCHLEIERMACHER SERTA AJARANNYA Penting untuk mengetahui kehidupan dan latar belakang mereka karena itulah yang membentuk pemikiran dari mereka. Karena dari situlah akan muncul pemandangan-pemandangan yang tentunya berbeda dengan pandangan lain. Kita dapat melihat dalam penjelasan-penjelasan dibawah ini.

2.1 Kehidupan dan Karyanya Kehidupan menjadi suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap pandangan seseorang. Friedrich Daniel Sclheiermcer (1768-1834) seorang anak pendeta tentara di Silesia Utara. Kakek dan ayahnya seorang pietis yang kuat mengirimnya ke Moravian Barby. Dia dinjurkan membaca buku Kant supaya ia dapat menangkal liberalisme moderen. Namun justru dari belajanya itu Schleiermacher melawan pendidikan pietisnya. Ia mengklaim dirinya seorang Moravian yang lebih tinggi. Banyak perubahan yang dialami, bahkan ia berusaha menggabungkan moderat liberalisme dengan pietis injili sesuai yang dianjurkan oleh kaum terpelajar saat itu. Sclheiermacher juga belajar di Halle, dan setelah pulang ia menjadi pendeta dari Rumah Sakit Charity. Ia juga ikut dlm perkumpulan penilis pujangga romantic yang pandai. Dari tulisannya itu ada dua yang paling terkenal yaitu On religion dan Christian faith. Itu adalah sedikit pengalaman dari sclheiermcher4.

Beown, Colin, Filsafat dan Iman Kristen, (Jakarta : Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1994) 150-151.

2.2 Pandangan Slheiermacher tentang Keselamatan Dalam teologinya Scleiermacher sangat menekankan perasaan bergantung mutak ( sense of absolute dependence). Menurutnya ide dapat menjadi pengalaman agamawi dan pengukur agama Kristen dan inilah yang menjadi titik berangkat dari teologia Schleiermcher. Menurutnya keselamatan bisa didapat tanpa harus percaya kepada Yesus, namun cukup dengan mengembangkan God-consciousness dari anugerah umum. Keselamatan tidak didapat dari anugerah khusus hasil penebusan Yesus di kayu salib, namun Yesus hanyalah suatu teladan baginya. Keselamtan yang sejati bukan dari Yesus namun hasil dari memperkembangkan God-consciousness yang menjadi serupa dengan Yesus. Dosa yang membinasakan itu menurut Schleiermcher akan binasa oleh kesdran manusia akan Allah, ini adalah sumber mengapa ia tidak percaya akan penebusan Kristus. Bukan hanya semua itu saja banyak ajaran tau dogma Kristen yang ditolaknya seperti Alkitab yang hanya catatan pengalaman agamawi saja. Ini dalah contoh dari penolakan Schleiermacher terhadap doktrin Kristen. Salvation atau keselamatan bukanlah berasal dari luar manusia namun pengalaman dengan Allah atau (inner self), dengan ketergantungan total (felling of absolute dependency) inilah yang dapat membawa kepada Tuhan dan meyelamatkannya.

2.3. Shleiermacher dan Armenianisme Melihat disini bahwa armenianisme juga menekankan pada perasaan manusia yang menjadi titik tolak sorang mendapatkan keselamatan maka kita bisa

menghubungkan dengan Scheleiermacher dimana perasaan juga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk mendapatkan keselamatan. Schleiermacher yang sangat megutamakan perasaan menjadikan karya penebusan Yesus menjadi tak berarti lagi. Baginya tidak ada suatu yang bisa menyelamatkan manusia kecuali dirinya sendiri, memang dia adalah seorang yang lahir Kristen namun pengetahuanya membuat dirinya kepada suatau paham seperti yag ia alami. Ini bisa dikatakan dan bisa disimpulkan bahwa pengetahuan Scheleiermacher tidak membawa kepada pengenalan yang benar. Dan bagaimana dengan armenianisme dan apa hubungannya? Kita dapat menyelidiki apa itu armenianisme dan bagaimana pandangannya tentang keselamatan. Armenianime memiliki pandangan bahwa manusia dapat kehilangan keselamatan yang dimilikinya. Jadi kita tahu disini bahwa antara Schleiermacher dan armenianisme sama-sama memulai ajarannya dari perasaan. Jadi keselamatan adalah sesuatu yang bisa hilang dan kembali lagi. Jika kita sedikit berpikir, maka kita akan merasa bahwa Tuhan memberikan seselamatan dan mengambilnya kembali dan itu diatur oleh oleh manusia. Anugerah Tuhan menjadi sesuata yang bisa diatur oleh manusia, jika kita berpikir, siapakah manusia sehingga ia bisa mengatur keselamatan dalam hidupnya. Jadi baik dari armenianisme atau schleiermacher sama-sama mempunyai titik tolak keselamata yang dapat hilang, namun armenianisme tidak seradikal Schleiermacher dalam beberapa hal lain. Dalam hal keselamatan terdapat kesamaan, tapi jika direnungkan, suatu anugerah bisa kita kehendaki dan kita dapat menentukan keelamatan, alangkah luar biasanya jika manusia dapat menolak apa yang dianugerahkan oleh Allah. Seakan-akan Allah tak berkutik

terhadap ciptaannya sendiri, sehingga keselamatan yang diberikan itu dapat ditolakbya. Tentunya juga pandangan ini menggunakan nats dalam alkitab juga da ini sangat mengerikan jika seorang Kristen sampai ada dalam lingkaran pengajaran ini. Allah tidak pernah gagal dalam segala apa yang Ia rencanakan. Apa yang Allah ingin lakukan pasti terjadi. Jadi jika Allah menganugerahkan keselamatan maka tak akan ada satu pun yang dapat menolaknya. Seperti pemilihan Allah kepada Israel dimana bukan karena mereka baik sehingga mereka dipilih tetapi Tuhan yang menentukan karena kasih anugerahnya.

KEHIDUPAN CALVIN PANDANGANNYA Johannes Calvin lahir di Noyon (Perancis Utara) pada tahun 10 Juli 15095. Pada tahun tahun 1523, ia masuk sekolah Latin (Sekolah dengan bahasa pengantar bahasa Latin) di Paris. Ditempat itu ia belajar ilmu Humanisme dan Scholastik. Namun karena desakan ayahnya ia sekolah di Orleans, tapi setelah ayahnya meninggal ia kembali ke paris untuk mendalami ilmu Humanisme. Perubahan dalam hidup Calvin terjadi pada tahun 1533, namun kita tidak tahu dengan jelas bagaimana proses pertobatan Calvin. Dengan demikian bukan lagi Erasmus yang menjadi pemimpin Calvin namun Lutherlah yang menjadi pemimpinnya. Itu merupakan hidup Calvin, kemudian berangkat dari sana Tuhan memimpinnya juga untuk terjun pada perjuangan reformasi. Dalam bukunya
Berkhof. H dan Enklaar.I.H, Sejarah Gereja, cet 18. (Jakarta: BPK, 2001). 157-158.
5

Instutio (Pengajaran Agama Kristen), Calvin mengungkapkan pandanganpandangannya. Namun kita akan tertuju pada pandangannya tentang Keselamatan atau yang sering dikenal Presdetinasi (bahasa Latin prae-destinatio, penentuan sebelumnya). Calvin mendeskripsikan presdetinasi sebagai Keputusan allah yang kekal yang dengannya Ia menetapkan untuk diri-Nya sendiri, apa yang menurut kehendak-Nya akan terjadi atas setiap orang (Inst, III,xxi,5)6. Hal ini memperlihatkan bahwa keslamatan manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, bukan karena perbuatan baik manusia (Titus 3 : 5) pandangan ini yang menjadi ciri dari Calvin. CALVIN DAN CALVINISME Terutama harus kita ketahui bahwa bahwa pusat ajaran Calvin, tidak lain dari Luther yaitu pembenaran orang berdosa oleh karena Yesus Kristen, hanyalah karena iman saja. Bagi Calvin keselamatan hanya semata-mata karena anugerah Tuhan. Calvin tidak memikirkan keselamatan dari segi filsafat tapi ia mendasarkan pandangannya dari Alkitab. Dengan demikian apa yang diajarkan ini bukanlah pengajaran dari Calvin atau suatu konsep yang abstrak dari Calvin tetapi dari Yesus Kristus sendiri. BAB III CALVIN VS SHLEIERMACHER Antara kedua pandangan ini saling bertolak belakang, dapat dikatakan antara keselamatan manusia hanya anugerah Tuhan atau atas inisiatif Allah dan bahwa
6

Jonge, C. De, Apa itu Calvinisme, cet 3. ( Jakarta : BPK, 1999), 60-66.

keselamatan manusia dapat ditentukan manusia, artinya manusia dapat menolak dan dapat menerima keselamatan yang dari pada Tuhan. Kita dapat melihat pandangan ini dari segi bibikal dan sistematika Pandangan Schleiermcher dari pandngan Biblikal

Pandangan Calvin dari pandangan Biblikal

You might also like