Professional Documents
Culture Documents
I.KONSEP
Maraknya tingkah laku agresif akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok remaja kota
merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas. Perkelahian antar pelajar yang
pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan
keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi. Perkembangan teknologi yang
terpusat pada kota-kota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya
perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja kota.
Tujuan pembahasan ini adalah mengetahui rangsangan atau pengaruh terhadap agresivitas
yang dilakukan oleh remaja kota, membahas pengaruh identitas kelompok yang sangat
kuat yang menyebabkan timbul sikap negatif dan mengeksklusifkan kelompok lain,
mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang memicu perilaku remaja kota serta mencari
penanggulangan yang tepat dalam menyikapi kenakalan remaja kota.
Manfaat dari pembahasan ini adalah membuka cakrawala bagi semua kalangan baik
pemerintah, masyarakat maupun keluarga untuk dapat bekerja sama dalam menyiapkan
kader-kader dan generasi bangsa, untuk mengurangi tingkat agresivitas maupun
kenakalan remaja khususnya perkelahian massal yang kerap kali dilakukan oleh remaja
kota.
II FENOMENA
Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia merupakan fenomena
menarik untuk dibahas. Di sini penulis akan memberi beberapa contoh dari berita-berita
yang ada. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar
yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2,
SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (harian pagi Sumatra ekspres
Palembang). Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMK
YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi (harian pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal
19 September 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com).
Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasar
pada tanggal 12 Juli 2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran
dengan sesama rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah
(tempointeraktif.com). Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 November 2005
terjadi tawuran antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com). Masih
banyak kejadian tawuran antar pelajar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu di
sini.
V. SOLUSI
Untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar, di sini penulis akan mengambil dua
teori. Yang pertama adalah dari Kartini Kartono. Dia menyebutkan bahwa untuk
mengatasi tawuran antar pelajar atau kenakalan remaja pada umumnya adalah:
a. banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri, dan melakukan koreksi
terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
b. memberi kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan
sehat
c. memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja
zaman sekarang serta kaitannya dengan pengembangan bakat dan potensi remaja.
Teori yang kedua adalah dari Dryfoos, dia menyebutkan untuk mengatasi tawuran pelajar
atau kenakalan remaja pada umumnya harus diadakan program yang meliputi unsur-
unsur berikut:
a. program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekedar berfokus pada kenakalan
b. program harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidak ada satu pun
komponen yang berdiri sendiri sebagai peluru ajaib yang dapat memerangi kenakalan
c. program harus sudah dimulai sejak awal masa perkembangan anak untuk mencegah
masalah belajar dan berperilaku
d. sekolah memainkan peranan penting
e. upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada pada perubahan individual,
yang menjadi titik berat adalah meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak yang
kurang beruntung
f. memberi perhatian kepada individu secara intensif dan merancang program unik bagi
setiap anak merupakan faktor yang penting dalam menangani anak-anak yang berisiko
tinggi untuk menjadi nakal
g. manfaat yang didapatkan dari suatu program sering kali hilang saat program tersebut
dihentikan, oleh karenanya perlu dikembangkan program yang sifatnya
berkesinambungan.