You are on page 1of 31

Isolasi kuinon dari akar kelembak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia bahan alam sangat penting peranannya dalam rangka pemanfaatan zat-zat kimia yang tersedia di alam, terutama senyawa-senyawa yang aktif secara farmakologi sangat penting ditinjau dari berbagai segi, misalnya senyawa alam hayati umumnya memiliki efek samping yang ringan atau hampir tidak ada dibandingkan dengan senyawa sintetik. Mengingat lebih dari 250.000 jenis tumbuhan tinggi terdapat di muka bumi ini, sehingga logis untuk menduga bahwa masih banyak obat-obatan berguna yang akan ditemukan dari dunia tumbuhan. Kelembak merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan. Bagian yang digunakan dalam tanaman ini adalah akar dan rhizomanya. Dengan indikasi untuk mengobati konstipasi, jaundice, amenorea (tidak haid). Zat aktif yang ada dalam tanaman ini antara lain : turunan antrakinon (termasuk glikosida), rhein, emodin, chrysophanol, aloe- emodin, physcion.Kuinon berfungsi dalam metabolisme sebagai agen pentransfer satu elektron untuk membentuk radikal semiquinon yang kurang stabil. 1.2 1. 2. 1.3 a) Rumusan Masalah Bagaimana cara mengetahui mengisolasi senyawa kuinon yang terkandung pada akar kelembak ? Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa kuinon berdasarkan metode ekstraksi dan kromatografi? Tujuan Tujuan Percobaan Karakterisasi Simplisia 1. Memahami pentingnya uji kebenaran simplisia 2. Dapat melakukan uji kebenaran simplisia secara kimia 3. Dapat menjamin kebenaran simplisia

b)

Tujuan Percobaan Skrining Fitokimia

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


1. Dapat mendeteksi senyawa kimia tumbuhan berdasarkan golongannya dan mengidentifikasikan senyawa kimia tersebut 2. Menjadi informasi awal untuk mengetahui senyawa kimia yang mempunyai aktivitas biologis. c) Tujuan Percobaan Ekstraksi 1. Mengerti prinsip kerja ekstraksi dan cara panas 2. Dapat menentukan metode ekstraksi yang sesuai 3. Mengerti prinsip kerja alat refluks

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM 2.1.1. Deskripsi Tumbuhan Kelembak merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan di Indonesia. Bagian yang digunakan dalam tanaman ini adalah akar dan rhizomanya. Dengan indikasi untuk mengobati konstipasi, jaundice, amenorea (tidak haid). Zat aktif yang ada dalam tanaman ini antara lain : turunan antrakinon (termasuk glikosida), rhein, emodin, chrysophanol, aloe- emodin, physcion. Rheum officinale atau kelembak ini tergolong tanaman C3 fiksasi karbonnya terjadi melalui rubisko,enzim siklus Clvin yang menambahkan CO2 pada ribolusa bifosfat . produk fiksasi karbon organikn pertamanya ialah senyawa berkarbon 3 (3-fosfogliserat).Tumbuhan tipe C3 memproduksi sedikit makanan apabila stomatanya tertutup pada hari yang panas dan kering. Tingkat CO2 yang menurun dalam daun akan mengurangi bahan ke siklus Calvin. Yang membuat tambah parah, rubisko ini dapat menerima O2 sebagai pengganti CO2 . Karena konsentrasi O2 melebihi konsentrasi CO2 dalam ruang udara daun, rubisko menambahkan O2 pada siklus Calvin dan bukannya CO2 CO2 . Produknya terurai, dan satu potong, senyawa berkarbon 2 dikirim keluar dari . Proses ini yang disebut Fotorespirasi. Akan tetapi tidak seperti respirasi sel, kloroplas. Mitokondria dan peroksisom kemudian memecah molekul berkarbon 2 menjadi fotorespirasi tidak menghasilkan ATP. Dan tidak seperti fotosintesis, fotorespirasi tidak menghasilkan makanan, tapi menurunkan keluaran fotosintesis dengan menyedot bahan organic dari siklus Calvin. Tahapan siklus Calvin pada tanaman C3; Fase 1: fiksasi karbon, Siklus calvin memasukkan setiap molekul CO2dengan menautkannya pada gula berkarbon 5 yang dinamai ribose bifosfat(RuBP). Enzim yang mengkatalis langkah ini adalah rubisko.produknya adalah intermediet berkarbon 6 yang
[Type text]
Gambar 1 : Kelembak

Isolasi kuinon dari akar kelembak


demikian tidak stabil hinggga terurai separuhnya untuk membentuk 2 molekul 3fosfogliserat. FaseII: reduksi, setiap molekul3-fosfogliserat menerima gugus fosfat baru. Suatau enzim mentransfer gugus fosfat dari ATP membentuk 1,3-bifosfogliserat sebagai produknya. Selanjutnya sepasang electron disumbangkan oleh NADPH untuk mereduksi 1,3bifosfogliserat menjadi G3P. G3P ini berbentuk gula berkarbon 3. Hasilnya terdapat 18 karbon karbohidrat , 1molekulnya keluar dan digunakan oleh tumbuhan dan 5 yang lain didaur ulang untuk meregenerasi 3 molekul RuBP FaseIII: Regenerasi RuBP, Dalam suatu rangkaian reaksi yang rumity, rangkan karbon yang terdiri atas 5 molekul G3P disusun ulang oleh langkah terakhir siklus Calvin menjadi 3 molekul RuBP. Untuk menyelesaikan ini, siklus ini menghabiskan 3 molekul ATP . RuBP ini siap menerima CO2 kembali

2.1.2. Klasifikasi Tumbuhan dan sinonim Klasifikasi Divisi Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Polygonales : Polygonaceae : Rheum : Rheum officinale Baill.

Nama Ilmiah : Rheum officinale Baill.

Gambar 2

Sinonim :

Akar Kelembak

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Sinonim: Rhizoma Rhei (ekspresi botanikal salah), Rhei Radix sinensis, Radix Rhabarbari (Lat.), rimpang atau akar Rhubarb (Engi.), Rhabarberwurzel (Ger.), Racine de rhubarbe (Fr.).,

Nama Daerah Melayu Sunda Jawa Tengah Madura Ciri-ciri Habitus Batang Daun : Semak, tahunan, tinggi 25-80 cm. : Pendek, terdapat di dalam tanah, beralur melintang, masif, coklat. : Tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung dan berbulu, ujung runcing, tepi rata, bertangkai 10-40 cm, pangkal tangkai daun memeluk batang, panjang 10-35 cm, lebar 8-30 cm, hijau. Bunga : Majemuk, berkelamin dua atau satu,bergabung menjadi malai yang bercabang, mahkota enam helai tersusun dalam lingkaran, benang sari sembilan, bakal buah bentuk segi tiga, tangkai putik melengkung, kepala putik tebal, putih kehijauan. Buah: Padi, bersayap tiga, bulat telur, merah. Akar: Tunggang, lunak, bulat, coklat muda 2.1.3 Daerah penyebaran Asal: Native di Cina utara-barat dan Tibet, dibudidayakan sampai batas tertentu di Eropa. Obat ini diimpor dari China dan India, Pakistan juga memasok kelembak, yang kebanyakan tidak memenuhi standar farmakope . Tentang kompleksitas sistem grading untuk kelembak Cina 2.1.4 Kandungan kimia : Kelembak : Kalembak : Kalembak : Kelembak

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Secara umum tanaman ini mengandung kandungan : Asam Krisofat,krisofanin,rienemodin, aloe-emodin, reokristin, alizarin, glukogalin, tetrazin, katekin, saponin, tannin 11,80%, amilum dan kuinon. Setiap bagian bagian tubuhnya mengandung zat-zat kimia yang berbeda; Akar dan daunnya mengandung flavonoida, di samping itu akarnya juga mengandung glikosida Reumemodin, krisofanol, rafontisin dan saponin, sedangkan daunnya sendiri mengandung polifenol, Antraglikosida dan frangula-emodin.Pada batangnya mengandung asam Krisofhanat ,Emodian dan Rhein. Antrakinon bebas sebagai krisofanol, aloe-emodin, rhein, emodin, dan emodin monoetil eter (physcion). Senyawa tersebut juga terdapat dalam bentuk glikosida. Sejumlah glikosida dengan aglikon yang berhubungan dengan antrasena ditemukan dalam tanaman obat kelembak. Glikosida ini jika hidrolisis menghasilkan aglikon di-, tri-, atau tetrahidroksi antrakuinon atau modifikasinya. Contohnya jika frangulin dihidrolisis maka akan mengasilkan emodin (1,6,8-trihidroksi-3-metil antrakuinon) dan rhamnosa. Antrakuinon bebas hanya memiliki sedikit aktivitas terapeutik. Residu gula memfasilitasi absorpsi dan translokasi aglikon pada situs kerjanya. Glikosida antrakuinon adalah katartik stimulant dan bekerja dengan cara meningkatkan tonus otot halus dari usus besar. Biosintesis antrakuinon ditemukan dari studi mikroorganisma seperti Penicillium islandicum, spesies yang memproduksi derivate antrakuinon melalui pembentukan unit asetat melalui kondensasi dari kepala ke ekor. Yang pertama dibentuk adalah intermediet asam poli-ketometilen yang kemudian memberi variasi senyawa aromatic teroksigenasi mengikuti kondensasi intramolekular. Intermediet antranol dan antron akan membentuk antrakuinon. Emodin, senyawa seperti antrakuinon, dibentuk pada tanaman tinggi dengan jalur yang sama. Reaksi transglikosilasi membentuk glikosida muncul pada tahap akhir setelah inti antrakuinon terbentuk. 2.1.5 Data Fisiko Kimia Ekstrak dipantau dengan menggunakan KLT menggunakan pelat lapis silica gel GF254, dengan menggunakan pengembang etil asetat metanol (3:2) terdapat senyawa coklat kemerahan,biru, dan kuning dibawah lampu uv 254nm. Kromatgorafi cair vakum dengan menggunakan pengelusi landaian (n-heksan:etil asetat metanol). Kromatografi kolom menggunakan silica gel 60G menggunakan pengelusi n-heksan:etilaset) spektrum ultraviolet pada serapan 224,246,394 nm berdasarkan spektrum isolat pd serapan khas flavonoid pita 1 falvo terletak 300-400 nm pita II terletak pd 204-285nm) spektrum infra merah adanya gugus
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Hidroksi (OH) pda 3427,51 cm-1,karbon alifatik (C-H) pada 2947,94-2858,51 cm -1. Puncak 736,81-1000 cm-1 menunjukan kemungkinan adanya gugus aromatik Rf:0,4.

Analisis kandungan antrakuinon dalam ekstrak dilakukan dengan KLT. Eluen pengembang yang di gunakan adalah etil asetat-air-metanol 8:1:1 dengan menggunakan penyangga aluminium dan fase diam silika gel Gf 254 karana lempengan ini mengandung indikator fluoresensi yang akan membuat lempengan tersebut bersinar jika di kenai sinar yang tepat pada daerah UV dengan panjang gelombang 254 akan menghasilkan warna bercak yaitu orange dengan nilai Rf 0,32. Kelarutan kuinon larut dalam air. Antrakinon Rumus molekul Massa molar Penampilan Kepadatan Titik lebur Kelarutan dalam air Titik nyala Terkait senyawa : C 14 H 8 O 2 : 208,21 g mol -1 : kuning solid : 1.308g/cm3 : 286 C : larut : 185C : kuinon

Quinones diperoleh dalam bentuk kristal berwarna, yang memiliki bau tajam. Sebagai contoh, para-benzoquinon (I), dengan titik leleh 116 C, dan 1,4-naftoquinon (II), dengan titik leleh 128,5 C, berwarna kuning, sedangkan orto-benzoquinon (III), dengan titik lebur 70 -80 C (dengan dekomposisi), dan antrakuinon berwarna merah.

2.1.6 Khasiat dan Kegunaan Tanaman ini mmiliki manfaat untuk: purgatif, antipiretik, antispamodik, stomakik antimutagen, tonik, astringent, antiinflammatory, antikolesterol, antiseptic, anti-hipertensi
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


antitumor dan antioksidan. Banyak digunakan untuk memudahkan air besar dan sebagai pencahar.

Mengobati konstipasi, jaundice, amenorea, akar kelembak menjadi komponen dalam rokok klembak menyan yg populer di kalangan masyarakat menengah ke bawah di DIY dan jateng kelembak juga dijadikan campuran dlm pembuatan jamu. Khasiat obatnya adalah sbg laksatif penenang. Mengobati sembelit (konstipasi) dan membantu mengatasi penggumpalan darah dan nanah serta Pengobatan hepatitis B. Masing-masing manfaat terperinci tiap bagiannya adalah sebagai berikut;Batangnya dapat mengobati malaria, sariawan dan batuk, Akarnya mengandung glikosida adstringent yang berkelakuan sebagai zat penyamak. Pada akarnya pula mengandung antrkuinon yang berefek purgative,dan tannin yang berefek melawan astringen atau dapat disebut sebagai adstringent,tapi dalam jumlah kecil efek astringen juga dibutuhkan,tapi jika terlalu banyak maka dapat menimbulkan efek laksatif 2.1.7 Efek Farmakologis Berbagai efek farmakologi telah banyak diketahui dari tanaman ini seperti : Katartika ringan : efek cholinergic emodin pada otot usus (dapat dihambat dengan menggunakan atropin). Retensi air dealam lumen usus. Tidak mengganggu absorpsi nutrien. Senyawa katartika lain (turunan anthraquinones) : anthranol, anthrone, anthraquinones,sennoside A & B. ED50 (katartik) sennosida A : 15 (gastric) mg/kg (ip), 14 (subkutan) mg/kg (ip), 27 mg/kg (ip). Efek antiplasmodik emodin 5 kalidari efek papaverin. Efek antimikroba Zat aktifyang bersifat penghambat mikroba (bakteria, fungi, dan virus) adalah struktur 1,9 di OH- anthraquiinones (IC50 1,5-50 ug/mL tgt mikroba). Anti neoplatik (anti kanker) :

Rhein dan emodin menghambat melanoma mencit (5mg/kg = 75%)

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Emodin (75 mg/kg; ip) dengan dosis beruang untuk breast carcinoma pada mencit Ekstrak kelembak (sc) : menghambat sarcoma 37 pada mencit Kardiovaskular Ekstrak dan tingtur kelembakmemiliki efek hipotensif (vasodilatasi) Emodin : stimulan (pada dosis rendah), depresif (pada dosis tinggi) D-catechin sebagai vasokonstriktor Ekstrak herba (po) : menurunkan kolesterol pada kelinci hiperkolesterolemia. Kontraindikasi kelembak adalah untuk Penderita astheric syndrome (lemah, tak bertenaga) justru mengalami konstipasi karena terjadi perlambatan peristaltik. Selain itu tanin yang terdapat dalam jumlah besar dalam akar/rhizoma menyebabkan konstipasi. Dengan dosis konstipasi antara 0.05-0.3 g akar / rhizoma. Farmakokinetik Absorpsi turunan anthraquinones cepat, mencapai puncak hanya dlam waktu2 jam. Feliminasi anthraquinones dlam feses dan urin : 23%. Toksisitas LD50 (po) emodin, physcion, dan chrysophanol sebesar 560, 1150 mg/kg dan 10 g/kg. Efek klinik kelembak - Indigesti dan konstipasi Dosis 0,3 g sebagai appetizer; 1-2 g sebagai laxatif ringan Dosis besar : kolik usus (kontraksi, kejang), tapi dapat diatasi dengan belladona (atropin) atau mentol, minyak cengkeh. - Hepatitis : antivirus, anti inflamasi, dan choleretic - Hemoragia dan trombositopenia : Herba digunakan untuk pendarahan eksternal dan internal. Chrysophanol untuk thrombositopenia, menorea, pendarahan setelah melahirkan. - Luka terbakar dan penyakit kulit - Penurun kolesterol dan antihipertesi
[Type text]

dapat

Rhein lebih mudah diabsorpsi dari pada emodin. Rhein cepat dieliminasi (pada kelinci).

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Efek samping : Efek toksik terjadi pada dosis tinggi terutama herba segar yakni nausea (mual), vomit (muntah), pusing, kolik abdomen (kejang perut), jaundice.Penggunaan lama menyebabkan cirrhosis & hipokalemia 2.2 TINJAUAN KHUSUS 2.2.1. Kuinon Kuinon diturunkan dari anggota yang paling sederhana, p-benzoquinon, yang ditemukan oleh Woskresnsky dalam tahun 1838 (Torsell, 1938) sebagai hasil oksidasi asam quinat. Strukturnya terdapat dalam bagian pigmen, antibiotik, vitamin K, koenzim (ubiquinon dan plastoquinon). Quinon berfungsi dalam metabolisme sebagai agen pentransfer satu elektron untuk membentuk radikal semiquinon yang kurang stabil pada reduksi yang dapat balik. Kuinon salah satu dari kelas diketones siklik yang baik karbonil (C = O) kelompok dalam suatu sistem ikatan rangkap terkonjugasi. Quinones diperoleh dalam bentuk kristal berwarna, yang memiliki bau tajam. Sebagai contoh, para-benzoquinon (I), dengan titik leleh 116 C, dan 1,4-naftoquinon (II), dengan titik leleh 128,5 C, berwarna kuning, sedangkan orto-benzoquinon (III), dengan titik lebur 70 -80 C (dengan dekomposisi), dan antrakuinon berwarna merah. Berbagai pigmen di alam adalah turunan dari kuinon, misalnya, muscapharin, substansi pewarna dari Agaric terbang, merupakan turunan butir-benzoquinon. Quinones dapat segera berkurang untuk menghasilkan fenol diatomik [misalnya, dalam industri, hidrokuinon diperoleh dari (I) dengan cara ini]. Mereka secara aktif masuk dalam sintesis diena, serta membentuk kompleks molekul dengan fenol. Mereka digunakan dalam kimia analitik.

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak

Gambar 3 : (I) para-benzoquinon

Gambar 4 : (III) orto-benzoquinon

Gambar 4 :(II) 91,4-naftoquinon

Kuinone didapat dengan beberapa metode, termasuk oksidasi hidrokarbon aromatik atau hidroksi atau turunannya amino, misalnya, (I) diperoleh dengan oksidasi anilin, sementara (II) dan antrakinon yang diperoleh oleh oksidasi naftalena dan antrasena, masingmasing. Quinones dan turunannya mereka produk antara dalam produksi zat warna. Mereka juga digunakan sebagai fungisida, insektisida, dan agen penyamakan. 2-Methyl-1,4naphthoquinone is a vitamin of the vitamin K group. 2-Methyl-1 ,4-naftoquinon adalah vitamin dari kelompok vitamin K.

Biosintesis quinon menunjukan gambaran sangat bervariasi. Biosintesis sering berbeda dalam mould dan tanaman yang tinggi dan struktur senyawa sering memberikan sedikit petunjuk tenteng asal mula senyawa tersebut. Plumbagin dan 7-metil-juglon dalam plumbago europala berasal dari pintas poliketida, tetapi juglon dalam julans regia diturunkan dario asam shikimat. Kebanyakan quinon tinggi diperoleh dari jalan pintas poliketida atau dari campuran beberapa reaksi pintas. Ubiquinon dan platoquinon keduanya mempunyai biogenesis campuran dengan rantai samping poliprenoid, sedangkan inti benzoquinon diturunkan dari asam shikimat.

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak

Biosintesis quinon terutama dielusi dengan cara isolasi metabolit dalam fotosintetik bakteri Rhodospirillum rubrum dan dengan menggunakan Eschericia coli. Antrakinon, juga disebut anthracenedione atau dioxoanthracene adalah aromatik senyawa organik dengan formula C
14

H8O

2,

yang dapat dipandang sebagai diketon turunan dari antrasena (dengan

kehilangan salah satu-pi obligasi sentral dalam antrasena tersebut). Istilah ini biasanya mengacu pada salah satu isomer tertentu, 9,10-antrakuinon atau 9,10-dioxoanthracene, yang keton kelompok pada cincin pusat. Senyawa ini adalah anggota penting dari kuinon keluarga. Ini adalah sebuah blok bangunan banyak pewarna dan industri digunakan dalam pemutihan pulp untuk pembuatan kertas. Ini adalah kuning yang sangat kristalin padat, kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik panas. Sebagai contoh, hampir sepenuhnya larut dalam etanol dekat suhu ruang tetapi 2,25 g akan larut dalam 100 g etanol mendidih. Beberapa isomer antrakinon lain yang mungkin, seperti 1,2 - , 1,4 - dan 2,6antrakinon , tetapi mereka adalah penting relatif kecil. Istilah ini juga digunakan dalam arti yang lebih umum dari setiap senyawa yang dapat dilihat sebagai antrakinon dengan beberapa hidrogen atom digantikan oleh atom lain atau kelompok-kelompok fungsional . Derivatif ini meliputi berbagai zat yang secara teknis berguna atau memainkan peran penting dalam makhluk hidup. 9,10-Antrakinon diperoleh industri oleh oksidasi antrasena , reaksi yang terlokalisasi di cincin pusat. Chromium(VI) is the typical oxidant. Kromium (VI) adalah oksidan khas. Hal ini juga disiapkan oleh reaksi Friedel-Crafts dari benzena dan anhidrida ftalat di hadapan AlCl
3.

Asam o-benzoylbenzoic yang dihasilkan kemudian mengalami siklisasi, membentuk

antrakuinon. Reaksi ini berguna untuk menghasilkan anthraquinones diganti. The -Alder Reaksi Diels dari naftoquinon dan butadiena diikuti oleh dehidrogenasi oksidatif juga akan menghasilkan 9,10-antrakuinon. Terakhir, BASF telah mengembangkan suatu proses yang hasil-katalis melalui dimerisasi asam stirena untuk memberikan 1,3-diphenylbutene, yang
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


kemudian dapat diubah menjadi anthaquinone tersebut. Hal ini juga muncul melalui -Alder reaksi Ricky , retro -Diels reaksi-Alder.Antrakuinon mengembun dengan gliserol membentuk benzanthrone . Pada reaksi ini, kuinon ini pertama dikurangi dengan tembaga logam di asam sulfat (mengkonversi satu keton kelompok menjadi metilen kelompok) setelah itu gliserol akan ditambahkan. BAB III METODOLOGI 3.1. Organoleptik a. Makroskopik Rheum officinale, kelembak ini biasanya hidup (habitat) di daerah semak tahunan sedang asanya dari China,Tibet ,tingginya dapat mencapai 25-28cm. Tergolong jenis terna, yaitu perdu /pohon dengan daun tersebar dan selaput bumbung yang membalut batang. Bentuk batang dari tanaman ini terlihat pendek,beralur melintang dan tertanam dalam tanah, juga berbentuk masif dan berwarna coklat. Batangnya biasanya rasanya pahit. Daun dari kalembak ini berjenis daun tunggal, bentuknya bulat telur tapi pada pangkalnya berbentuk jantung, daun ini diselimuti bulu2 halus, ujung daun berbentuk runcing dan tepi daun bergigi/utuh(rata). Rata2 tanaman ini beranting 10-40 cm, tangkai daunnya juga terlihat memeluk batang,panjang daunnya sendiri sekitar 10-35cm, dan lebarnya 830cm,tentunya warna daun ini tidak berbeda dari tanaman lain. Bagian atas tanah terdiri daridaun-daun bertangkai yang keluar dari rimpangnya,tunas pendukung juga keluar dari rimpang tersebut. Dilihat dari sisi bunganya , tanaman ini dapat tergolong hermaprodit / kelamin ganda/banci tapi juga ada yang hanya berkelamin satu, aktinomorf. Bunga2 berwarna putih kehijauan/ putih kemerahan itu bergabung menjadi satu malai bercabang. Bunganya memiliki tenda bunga, mahkotanya terdiri dari 6 helai yang tersusun dalan lingkaran, bunga ini memiliki 9 benang sari,tangkai putik yang melengkung, kepala putik yang tebal, dan bakal buahnya dikelilingi cakram, mempunyai 2-3 tangkai putik, beruang 1 dengan bakal biji pada dasar yang dapat atrop /anatrop.

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Buahnya mirip padi tapi sedikit bulat telur,punya 3 sayap dan berwarna merah. Buahnya keras, pipih, bersegi 3 sering dibalut oleh tenda bunga/ sisa-sisa hiasan bunga. Bijinya memounyai endosperm tanpa perisperm. Sedang mengenai akarnya, tergolong tunggang, lunak,berbentuk bulat, dan berwarana coklat muda, tumbuh menyebar. Tumbuhan ini terkenal dengan rimpang serta akarnya, yang bernama Rhei Radix .

b. Mikroskopik Dari sisi anatominya, menjelaskan tentang anatomi dari bagian yang terkenal dari tanaman kalembak ini, yaitu akarnya. Dari tampak makroskopiknya potongan akar terlihat padat, keras,berat, bentuknya hampir silindrik, serupa kerucut atau bentuk kubus cekung, pipih, dan tidak beraturan. Kadang berlubang, panjangnya 5cm sampai 15cm, lebar 3cm-10cm, permukaan yang terkupas agak bersudut,umumnya diliputi serbuk berwarna kuningkecoklatan terang, bagian dalam berwarna putih keabuan dengan garis-garis coklat kemerahan. Dari tampak mikroskopik seperti gambar di bawah ini, pada penampang melintang akar tampak jaringan gabus, berdinding tipis, bentuk segi 4 memanjang , letaknya teratur. Sel parenkim korteks berdinding tipis,berisi butir pati, bentuknya bundar atau setengah bundar mempunyai hilus, tunggal/berkelompok ,juga terdapat Kristal kalsium oksalat bentuk roset besar dan tersebar. Floemnya terdiri dari sel parenkim floem dan lebih kecil dari sel parenkim korteks, jari-jari empulur terdiri dari 1-2 lapis sel. Bagian endodermisnya terdiri dari 1 sampai beberapalapis sel berdinding tipis, pada parenkim floem juga terdapat butir pati dan Kristal kalsium oksalat bentuk roset besar. Xilem terdiri dari sel parenkim xylem berdinding tipis, berisi butir pati dan Kristal oksalat besar, trakea besar bernoktah,jari-jari empulur terdiri dari 1-2 baris

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak

3.2. Skrining Fitokimia Skrining fitokimia bertujuan untuk menentukkan golongan metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologis yang ada dalam tumbuhan . Metode yang digunakan dalam penapisan fitokimia harus selektif, sederhana, cepat serta hanya memerlukan sedikit alat dan bahan.Skrining Fitokimia meliputi : 1. Identifikasi lignin Serbuk simplisia ditetesi dengan larutan floroglusin dalam asam klorida membentuk warna merah. 2. Identifikasi alkaloid 500 mg serbuk simplisia dibasakan dengan 1ml ammonia pekat, digerus dengan 5 ml kloroform, disaring kemudian dikocok dengan 1 ml asam klorida 2N. diambil lapisan anorganik, ditetesi : Pereaksi Mayer atau pereaksi Pereaksi Mayer atau pereaksi Bouchardat membentuk endapan putih kekuningan. Pereaksi Dragendorff membentuk endapan kuning kecoklatan. 3. Identifikasi kuinon. 500mg serbuk simplisia ditambah 50mL aquadest panas, dididihkan selama 5 menit. Sedikit fittrat ditetesi dengan larutan natrium hidroksida 1 N membentuk warna merah. 4. Identifikasi tannin

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


500mg serbuk simplisia ditambah 50mL aquadest panas, dididihkan selama 15 menit kemudian didinginkan. Sedikit fiitrat : Ditetesi larutan besi klorida 1% membentuk warna hitam kehijauan menunjukkan tanin total. Ditetesi pereaksi Steasny membentuk wama merah muda menunjukkan tannin katekat. Dijenuhkan dengan natrium asetat clan ditetesi larutan besi kkuida 1% membentuk wama biru tinta menunjukkan tanin galat. 5. ldentifikasi flavonoid 500mg serbuk simplisia direfluks dengan 10mL metanol selama 10 menit, disaring clan diencerkan dengan 10m1 air, didinginkan. Tambah 5mL eter minyak bumi, dikocok. Diambil tapisan metanol kemudian diuapkan. Sisanya dilarutkan dengan 5mL etil asetat.

Filrat ditambah 500mg serbuk zink dan 2mL asam klorida 2N, didiamkan selama 1 menit. Ditambah 10 tetes asam klorida pekat membentuk wama merah intensif. Filtrat diuapkan, sisanya dilarutkan dalam etanol drtambah 100mg serbuk magnesium dan 10 tetes asam klorida pekat membentuk : - Wama merah jingga sampai merah ungu untuk flavonoid. - Wama kuning jingga untuk flavon, halkon dan auron.

6.

Identifikasi glikosida 500mg serbuk simplisia direfluks dengan 30mL metanol 70% selama 10 menit, didinginkan clan disaring. Fiitrat ditambah 25mL aquadest clan 25mL timbal asetat 0,4N, dikocok clan didiamkan selema 5 menit, disaring.

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Filtrat diekstraksi tiga kali dengan dan 20mL ditambah campuran natrium kioroform sulfit : isopropanol (3:2), ekstrak dikumpulkan kemudian disaring dan diuapkan. 1. Sisanya dilaruttkan dengan 3mL metanol, setiap pengujianmemerlukan 3 tetes filtrat.

anhidrat

Filtrat diuapkan, sisanya dilarutkan dengan 5mL asam asetat glasial ditambah 10 tetes asam sutfat pekat membentuk wama biru atau hi~au menunjukkan glikosida (reaksi Liebemiann-Buchard).

Filtrat diuapkan, sisanya dilanAkan dengan 2mL air ditambah 5

tetes pereaksi Mollisch. Ditambahkan 2mL asam sutfat pekat dengan hati-hati sehingga terbentuk cincin benvama ungu pada batas cairan menunjukkan ikatan gula.

Filtrat diencerkan dengan 3mL metanol ditambah pereaksi Bafjet wama jingga menunjukkan glikosida dan aglikon

membentuk

kardenolida (glikosida jantung).

Filtrat ditambah 2mL pereaksi Kedde dan 2mL kalium hidroksida 1

N membentuk wama merah ungu sampai biru ungu menunjukkan glikosida dan aglikon.

Filtrat diuapkan, sisanya ditambah larutan xantidrol 0,01 % dalam

asam asetat dan 1 tetes asam klorida pekat membentuk wama kuning intensif, dipanaskan dalam penangas air selama 3 menit berubah menjadi merah intensif menunjukkan glikosida dan glikon-2desoksi gula.

Filtrat diuapkan, sisanya dilanitkan dengan 3mL asam asetat encer

dengan pemanasan, didinginkan, ditetesi besi klorida 0,3M kemudian ditambah campuran 3mL asam sulfat pekat dan 1 tetes besi klorida 0,3M membentuk
[Type text]

cincin

berwama

merah

coklat

pada batas

cairan

Isolasi kuinon dari akar kelembak


menunjukkan glikosida dan glikon-2-desoksi gula (reaksi KellerKillidein). 7. Identifikasi saponin. 500mg serbuk simplisia ditambah l0 mL aquadest panas kemudian didinginkan dan dikocok kuat selama 10 detik. Terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama 10 menit. Pada penambahan 1 tetes asa^i klorida 2N, busa tidak hilang.

8. Identifikasi sterois/triterpernoid 500mg serbuk simplisia dii-naserasi dengan 20mL eter selama 2 jam. Sedikit fiitrat ditetesi dengan 5mL asam asetat glasiat ditambah 10 tetes asam sulfat pekat membentuk wama merah atau hijau. 3.3 Karakteristik simplisia 1. Penentuan organoleptik

- Pemeriksaan warna, rasa dan bau simplisia dengan panca indera - Pemeriksaan tekstur simplisia dengan indera peras 2. Makroskopik - Ambil simplisia utuh - Lakukan karakterisasi makroskopik dengan membandingkan karakterisasi simplisia dengan pustaka 3. Mikroskopik - Sedikit serbuk simplisia pada kaca objek diberi satu tetes aquades
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


- Lakukan karakterisasi mikroskopik dengan membandingkan karakterisasi simplisia dengan pustaka. 4. Kadar abu Prosedur penetapan kadar abu yaitu lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama, masukkan ke dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan, timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa dan kertas saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Kadar abu yang tidak larut dalam asam Prosedur: Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 ml asam klorida encer P selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam. Saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu yang tidak larut dalam asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Kadar sari yang larut dalam air Prosedur: Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi selama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 ml air kloroform P, menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara, panaskan sisa pada suhu 1050C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam air, dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Kadar sari yang larut dalam etanol Keringkan serbuk (4/18) di udara, maserasi selama 24 jam 5,0 g serbuk dengan 100 ml etanol (95%), menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selma 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol (95%), uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


telah ditara, panaskan sisa pada suhu 1050C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol (95%), dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Bahan organik asing Timbang antara 25 g dan 500 g simplisia, ratakan. Pisahkan sesempurna mungkin bahan organik asing, timbang dan tetapkan jumlahnya dalam persen terhadap simplisia yang digunakan. Makin kasar simplisia yang diperiksa makin banyak jumlah simplisia yang ditimbang. 2. a. Kadar Air Cara Titrasi Pereaksi dan larutan yang digunakan peka terhadap air, hingga harus dilindungi dari pengaruh kelembaban udara.Pereaksi Karl Fischer disimpan dalam botol yang diperlengkapi dengan buret otomatik. Untuk melindungi dari pengaruh kelembaban udara, buret dilengkapi dengan tabung pengering. Labu titrasi kapasitas lebih kurang 60 ml, dilengkapi dengan 2 elektroda platina, sebuah pipa pengalir nitrogen, sebuah sumbat berlubang untuk ujung buret dan sebuah tabung pengering. Zat yang diperiksa dimasukkan ke dalam labu melalui pipa pengalir nitrogen atau melalui pipa samping yang dapat disumbat. Pengadukan dilakukan dengan mengalirkan gas nitrogen yang telah dikeringkan atau dengan pengaduk magnit. Penunjuk titik akhir terdiri dari batere kering 1,5 volt atau 2 volt yang dihubungkan dengan tahanan variabel lebih kurang 2.000 ohm. Tahanan diatur sedemikian rupa sehingga arus utama yang cocok yang melalui elektroda platina berhubungan secara seri dengan mikroammeter. Setelah setiap kali penambahan pereaksi Karl Fischer, penunjuk mikroammeter menyimpang akan tetapi segera kembali ke kedudukan semula. Pada titik akhir, penyimpangan akan tetap selama waktu yang lebih lama.Untuk zat-zat yang melepaskan air secara perlahan-lahan, maka pada umumnya dilakukan titrasi tidak langsung. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi maka penetapan kadar air dilakukan dengan titrasi langsung. Cara Penetapan: Titrasi langsung
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Kecuali dinyatakan lain, masukkan lebih kurang 20 ml methanol P ke dalam labu titrasi. Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer hingga titik akhir tercapai. Masukkan dengan cepat sejumlah zat yang ditimbang saksama yang diperkirakan mengandung 10 mg sampai 50 mg air, ke dalam labu titrasi, aduk selama 1 menit. Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer yang telah diketahui kesetaraan airnya. Hitung jumlah air dalam mg dengan rumus : VxF V adalah volume dalam ml pereaksi Karl Fischer pada titrasi kedua, F adalah faktor kesetaraan air . Titrasi tidak langsung Masukkan lebih kurang 20 ml metanol P ke dalam labu titrasi. Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer hingga titik akhir tercapai. Masukkan dengan cepat sejumlah zat yang ditimbang saksama yang diperkirakan mengandung 10 mg sampai 50 mg air, campur. Tambahkan pereaksi Karl Fischer berlebihan dan yang diukur saksama, biarkan selama beberapa waktu hingga reaksi sempurna. Titrasi kelebihan pereaksi dengan larutan baku air-metanol. Hitung jumlah dalam mg air dengan rumus : FV1-aV2 F adalah faktor kesetaraan air pereaksi Karl Fischer, V1 adalah volume dalam ml pereaksi Karl Fischer yang diukur saksama, a adalah kadar cair dalam mg tiap ml dari larutan baku air-metanol dan V2 adalah volume dalam ml larutan baku air-metanol. Pereaksi Pereaksi Karl Fischer Larutkan 60 g yodium P dalam 100 ml piridina mutlak P, dinginkan dalam es, alirkan belerang dioksida P hingga bobot bertambah 32,3 g sambil dilindungi dari pengaruh kelembaban udara. Tambahkan metanol mutlak P secukupnya hingga 500 ml, biarkan selama 24 jam. Lakukan pembakuan sebagai berikut: Masukkan lebih kurang 20 ml metanol mutlak P ke dalam labu titrasi. Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer tanpa mencatat volume yang digunakan. Masukkan air yang ditimbang saksama sejumlah yang cocok. Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer. Hitung kesetaraan air dalam mg tiap ml pereaksi. Pereaksi Karl Fischer harus dibakukan segera sebelum digunakan.
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Peraksi Karl Fischer harus disimpan di lemari yang dingin pada suhu antara 20-80C, terlindung dari cahaya. 1 ml pereaksi Karl Fischer segar setara dengan lebih kurang 5 mg air. Larutan baku air metanol Encerkan 2 ml air dengan metanol P secukupnya hingga 1.000,0 ml. Titrasi 25,0 ml larutan dengan pereaksi Karl Fischer. Hitung kadar air dalam mg tiap ml dengan rumus (VF/25). V adalah volume dalam ml pereaksi Karl Fischer, F adalah faktor kesetaraan air b. Cara Destilasi Alat : Sebuah labu 500-ml (A) dihubungkan dengan pendingin alir balik (C) dengan pertolongan alat penampung (B). Tabung penerima 5 ml (E), berskala 0,1 ml. Pemanas yang digunakan sebaiknya pemanas listrik yang suhunya dapat diatur atau tangas minyak. Bagian atas labu tabung penyambung (D) sebaiknya dibungkus dengan asbes. Gambar 11. Alat Destilasi Pereaksi Toluen. Sejumlah toluen P, kocok dengan sedikit air, biarkan memisah, buang lapisan air suling. Cara Penetapan Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan asam pencuci, bilasi dengan air, keringkan dalam lemari pengering. Ke dalam labu kering masukkan sejumlah zat yang ditimbang saksama yang diperkirakan mengandung 2 ml sampai 4 ml air. Jika zat berupa pasta, timbang dalam sehelai lembaran logam dengan ukuran yang sesuai dengan leher labu. Untuk zat yang dapat menyebabkan gejolak mendadak, tambahkan pasir kering yang telah dicuci secukupnya hingga mencukupi dasar labu atau sejumlah tabung kapiler, panjang lebih kurang 100 mm yang salah satu ujungnya tertutup. Masukkan lebih kurang 200 ml toluen ke dalam labu, hubungkan dengan alat. Tuang toluen ke dalam tabung penerima melalui alat pendingin. Panaskan labu hati-hati selama 15 menit .
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Setelah toluen mulai mendidih, suling dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes tiap detik, hingga sebagian besar air tersuling, kemudian naikkan kecepatan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air tersuling, cuci bagian dalam pendingin dengan toluen sambil dibersihkan dengan sikat tabung yang disambungkan pada sebuah kawat tembaga dan lebih dibasahi dengan toluen. Lanjutkan penyulingan selama 5 menit. Biarkan tabung penerima pendingin hingga suhu kamar. Jika ada tetes air yang melekat pada pendingin tabung penerima, hosok dengan karet yang diikatkan pada sebuah kawat tembaga dan basahi dengan toluen hingga tetesan air turun. Setelah air dan toluen memisah sempurna, baca volume air. Hitung kadar air dalam %. 3. Penetapan Susut Pengeringan Berdasarkan Materia Medika Indonesia, susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu zat. Kecuali dinyatakan lain, suhu penetapan adalah 105oC dan susut pengeringan ditetapkan sebagai berikut: Timbang saksama 1 g dan 2 g zat dalam bobot timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu penetapan selama 30 menit dan telah ditara. Jika zat berupa hablur besar, sebelum ditimbang digerus dengan cepat hingga ukuran butiran lebih kurang 2 mm. Ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm, masukkan ke dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam desikator hingga suhu kamar. Jika suhu lebur zat lebih rendah dari suhu penetapan, pengeringan dilakukan pada suhu antara 5o dan 10oC dibawah suhu leburnya selama 1 jam sampai 2 jam, kemudian pada suhu penetapan selama waktu yang ditentukan atau hingga bobot tetap. Dari hasil pustaka didapatkan bahwa akar kelembak memiliki : [Type text]

Kadar abu tidak lebih dari 10% Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih 1 % Kadar sari larut etanol tidak kurang dari 5% Kadar sari larut air tidak kurang dari 8% Pemeriksaan susut pengeringan 8%

Isolasi kuinon dari akar kelembak

3.4 Proses Isolasi


SIMPLISIA EKTRAKSI EKSTRAK [Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak

EVAPORASI EKSTRAK KENTAL

FRAKSINA SI

Fraksi A

Fraksi B

Fraksi C

Fraksi D

ISOLASI

ISOLAT

A. Ekstraksi Antrakuinon didalam akar kelembak di ekstraksi dengan menggunakan cara panas yaitu refluks, Refluks adalah penyarian untuk mendapatkan ekstrak cair yaitu dengan proses penguapan dengan menggunakan alat refluks. Prinsip kerja refluks yaitu dengan cara cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia diisikan pada tabung dari kertas saring atau tabung yang berlubang-lubang dari gelas, baja tahan karat atau bahan lainya yang cocok. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap penyari akan naik ke atas melalui serbuk simplisia. Uap penyari mengembun karena didinginkan oleh pendingin balik. Embun turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan zat aktifnya dan kembali ke labu. Cairan akan menguap kembali berulang seperti proses di atas. Keuntungan dari metode refluks ini yaitu menggunakan pelarut yang sedikit, hemat serta ekstrak yang didapat lebih sempurna. Sedangkan kerugian metode ini yaitu uap panas langsung melalui serbuk simplisia Metoda refluks dilakukan pada proses isolasi senyawa kuinon dari akar kelembak ini di sebabkan karena senyawa kuinon pada akar kelembak memiliki sifat yang
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


tahan panas dan memiliki titik didih sebesar 379,8 C dan titk leleh sebesar 286 C . Senyawa antrakinon dan turunannya seringkali bewarna kuning sampai merah sindur (oranye), senyawa antrakuinon bersifat larut dalam air panas atau alkohol encer. Sehingga pada proses refluks sampel di refluks menggunakan pelarut air sebanyak 750 ml sampai tersisa ekstrak 200ml. Pelarut yang di gunakan bersifat polar sehingga di harapkan dapat menarik antrakuinon pada akar kelembak. Antrakuinon sendiri bersifat polar karena pada gugus antrakuinon memiliki gugus karboksil. Cara kerja refluks
Sampel ditimbang 100 g Di refluks dengan air 750 ml

Sampai kira-kira menghasilakn 200ml

Didinginkan

Analisis dengan KLT. Analisis kandungan antrakuinon dalam ekstrak dilakukan dengan KLT. Eluen pengembang yang di gunakan adalah etil asetat-air-metanol 8:1:1 dengan menggunakan penyangga aluminium dan fase diam silika gel Gf 254 karana lempengan ini mengandung indikator fluoresensi yang akan membuat lempengan tersebut bersinar jika di kenai sinar yang tepat pada daerah UV dengan panjang gelombang 254 akan menghasilkan warna bercak yaitu orange dengan nilai Rf 0,32, b. Evaporasi Evaporasi yaitu proses untuk mendapatkan senyawa ekstrak yang lebih kental pada proses evaporasi hasil dari ekstraksi diuapkan dengan menggunakan cawan penguap,

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


sebelum dilakukan penguapan cawan penguap sebaiknya di timbang terlebih dahulu kemudian ekstrak diuapkan sekitar 15 menit sampai ekstak benar-benar kental. Cara kerja dari proses penguapan

Setelah mendapatkan ekstrak kental sebelum di lakukan tahap selanjutnya yaitu proses fraksinasi. Harus dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan mengunakan KLT. Eluen pengembang yang di gunakan adalah etil asetat-air-metanol 8:1:1 dengan menggunakan penyangga aluminium dan fase diam silika gel Gf 254 indikator fluoresensi yang akan membuat lempengan tersebut bersinar jika di kenai sinar yang tepat pada daerah UV dengan panjang gelombang 254 akan menghasilkan warna bercak yaitu orange dengan nilai Rf 0,32, c. Fraksinasi Setelah di dapatkan ekstrak kental kemudian ekstrak kental dari akar kelembak tersebut di fraksinasi untuk mendapatkan senyawa yang di inginka. Metode yang digunakan pada proses fraksinasi adalah menggunakan kromatografi kolom Kromatografi kolom bertujuan untuk mengisolasi komponen kuinon dari campurannya. Pada kromatogarfi kolom digunakan kolom dengan adsorben sillika gel karena kolom yang dibentuk dengan silika gel memiliki tekstur dan struktur yang lebih kompak dan teratur. Silika gel memadat dalam bentuk tetrahedral raksasa, sehingga ikatannya kuat dan rapat. Dengan demikian, adsorben silika gel mampu menghasilkan proses pemisahan yang lebih optimal. Pada proses fraksinasi untuk mendapatkan kuinon dari ekstark kelembak menggunakan metode kromatografi kolom. Dengan menggunakan Fase diam pada kromatografi kolom adalah silika gel, sedangkan fase geraknya fase gerak n-heksan:etil asetat (1 : 1 ). Kolom yang digunakan sepanjang 25 cm, dengan diameter kurang lebih 2 cm. Silika gel 60 (70-100) mesh kering terlebih dahulu dimasukkan ke dalam kolom hingga tinggi 25 cm, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 1100 C, kemudian ditambahkan sedikit fase
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


geraknya sehingga menjadi bubur. Pelarut (fase gerak yang digunakan) dimasukkan ke dalam kolom sampai hampir penuh dan keadaan kran kolom tertutup. Setelah itu kecepatan aliran kolom diatur dan bubur dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kolom sampai keseluruhan bubur masuk ke dalam kolom. Setelah bubur masuk, fase diam ini dielusi hingga homogen (kolom didiamkan selama 1 hari sehingga diperoleh pemampatan yang sempurna). Sementara itu sampel dilarutkan dalam pelarut, kemudian sampel dimasukkan dengan hati-hati melalui dinding kolom dan aliran fase gerak diatur. Begitu sampel masuk ke dalam fase diam, fase gerak ditambahkan secara kontinyu sampai terjadi pemisahan. Eluat ditampung pada botol penampung fraksi setiap 5 mL dan kemudian keseluruhan fraksi yang dihasilkan dilakukan KLT.

Cara kerja fraksinasi

4.5 Isolasi kuinon (Kromatografi Kolom)


[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


Skema Kerja: Silika gel 60 dipanaskan dalam oven pada suhu 1100

Ditambahkan fase gerak sampai menjadi bubur

Fase gerak dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kolom sampai hampir penuh (keadaan kran kolom tertutup)

Kecepatan aliran kolom diatur dan bubur dimasukkan sedikit demi sedikit sampai seluruh bubur masuk ke dalam kolom Fase diam dielusi hingga homogen (didiamkan kuvetama 1 hari)

Sampel dilarutkan di dalam pelarut dan di masukan sedikit demi sedikit ke dalam kolom

Fase gerak ditambahkan secara kontinyu sampai terjadi pemisahan

Eluent di tampung 5 ml

Eluen di tampung 5ml

Eluent di tamping 5

Eluent di tampung

Eluent ditampung

F1

F2

F3

F4

F5

Setelah mendapatkan fraksinasi sebelum di lakukan tahap selanjutnya. Harus dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan mengunakan KLT. Eluen pengembang yang di gunakan adalah etil asetat-air-metanol 8:1:1 dengan menggunakan penyangga aluminium dan fase diam silika gel Gf 254 indikator fluoresensi yang akan membuat lempengan tersebut
[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak


bersinar jika di kenai sinar yang tepat pada daerah UV dengan panjang gelombang 254 akan menghasilkan warna bercak yaitu orange dengan nilai Rf 0,32. E. Isolasi kuinon dengan KLT Preparatif Untuk pemurnian senyawa, diambil dari fraksi yang benar benar terdapat senyawa kuinon hasil dari kromatografi kolom kemudian dilakukan pemurnian dengan Pemisahan dengan KLT preparatif menggunakan plat silika gel 60 GF254 dengan ukuran 10 x 20 cm. Hasil fraksinasi kromatografi kolom dilarutkan dengan etanol, kemudian ditotolkan (8-10) sepanjang plat pada jarak 1 cm dari garis bawah dan 1 cm dari garis tepi dan jarak satu sama lainnya 1 cm. Selanjutnya dielusi dengan menggunakan dengan eter bensin--eter, 7:3. kuinon terdeteksi dengan bantuan sinar UV (254 nm) dan dengan penyemprotan dengan larutan 2,4dinitrofenilhidrazin dan reagen chioranil. (Dibuat dengan melarutkan 0,5 chioranil g dalam 10 ml methanol). Kemudian noda yang diperoleh dikerok dan dilarutkan dalam etanol. Masing-masing noda yang telah dikerok dan dilarutkan dalam etanol, disentrifuge untuk mengendapkan silikanya. Masing-masing supernatant yang diperoleh dipekatkan dengan desikator vacum sehingga diperoleh isolat dari masing-masing noda berdasarkan harga Rf nya. F. Identifikasi senyawa kuinon. Pada proses identifikasi senyawa kuinon dari akar kelembak mengunakan spektrum ultraviolet pada serapan 224,246,394 nm berdasarkan spektrum isolat pd serapan khas flavonoid pita 1 falvo terletak 300-400 nm pita II terletak pd 204-285nm). Dan selain mengunakan spektro uv di gunakan juga spektrum infra merah adanya gugus Hidroksi (OH) pda 3427,51 cm-1,karbon alifatik (C-H) pada 2947,94-2858,51 cm -1. Puncak 736,81-1000 cm-1 menunjukan kemungkinan adanya gugus aromatik Rf:0,4.

DAFTAR PUSTAKA

[Type text]

Isolasi kuinon dari akar kelembak

[Type text]

You might also like