You are on page 1of 45

ASKEP GANGGUAN JIWA PADA USILA

* KONSEP DASAR USILA * JENIS GANGGUAN JIWA PADA USILA * ASKEP PADA USILA
R. SAMSON MANAO

A. KONSEP DASAR USIA LANJUT


Definisi : Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima

sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

Batasan Usia Lanjut (WHO):


Usia Pertengahan (Middle Age), adalah

usia antara 45-59 tahun Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas

Tipe Usia Lanjut (Menurut Nugroho W, 2000) :


Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman,

menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati, menjadi panutan. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan, mempunyai kegiatan. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, pasif, dan kaget.

TEORI-TEORI PROSES PENUAAN


A. TEORI BIOLOGI Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory) : Menurut teori ini menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang terprogram oleh molekul2 atau DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Teori radikal bebas : Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
Teori autoimun :

Penurunan sistem limfosit T dan B mengakibatkan gangguan pada keseimbangan regulasi system imun (Corwin, 2001

Teori stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai. Teori telomere Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak mampu membelah lagi. Teori apoptosis Pada teori ini lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis diberbagai organ tubuh.

B. TEORI KEJIWAAN SOSIAL


Aktifitas atau kegiatan (Activity theory)

bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan social. Keperibadian lanjut (Continuity theory) bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yg dimilikinya. Teori pembebasan (Disengagement theory)
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.

C. TEORI LINGKUNGAN
Exposure theory: Paparan sinar matahari dapat

mengakibatkat percepatan proses penuaan. Radiasi theory: Radiasi sinar y, sinar x dan ultrafiolet dari alat-alat medis memudahkan sel mengalami denaturasi protein dan mutasi DNA. Polution theory: Udara, air dan tanah yang tercemar polusi mengandung subtansi kimia, yang mempengaruhi kondisi epigenetik yang dpat mempercepat proses penuaan. Stress theory: Stres fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol dalam darah. Kondisi stres yang terus menerus dapat mempercepat proses penuaan.

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA USIA LANJUT

1. Perubahan Fisik
Sel: Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih

besar, Sistem Persyarafan: Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%. Sistem Penglihatan: Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna menurun. Sistem Pendengaran: Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti

Sistem Cardiovaskuler: Katup jantung menebal dan

menjadi kaku, Kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah. Sistem pengaturan temperatur tubuh: Pada pengaturan suhu hipotalamus, kemunduran terjadi krn beberapa factor: Temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot. Sistem Respirasi: Paru-paru kehilangan elastisitas. Sistem GI: Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun.

Sistem Genitourinaria: Otot-otot pada vesika urinaria

melemah, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual. Sistem Endokrin: Produksi hampir semua hormon menurun dan penurunan sekresi hormone kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan testoteron. Sistem Kulit: Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi. System Muskuloskeletal: Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.

2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi: Perubahan fisik. Kesehatan umum. Tingkat pendidikan. Hereditas. Lingkungan. Perubahan kepribadian yang drastis namun jarang terjadi misalnya kekakuan sikap. Kenangan, kenangan jangka pendek yang terjadi 0-10 mnt Kenangan lama tidak berubah. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi, dan ketrampilan, psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan dari factor waktu.

3. Perubahan Psikososial
Ketergantungan fisik dan sosioekonomi. Pensiunan, kehilangan financial, pendapatan

berkurang, kehilangan status, teman atau relasi Sadar akan datangnya kematian. Perubahan dalam cara hidup, kemampuan gerak sempit. Ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup tinggi. Penyakit kronis. Kesepian, pengasingan dari lingkungan social. Gangguan syaraf panca indra. Gizi Kehilangan teman dan keluarga.

PERAWATAN LANSIA
Pendekatan Psikis : Perawat punya peran penting

untuk mengadakan edukatif yang berperan sebagai support system, interpreter dan sebagai sahabat akrab. Pendekatan Sosial : Perawat mengadakan diskusi dan tukar pikiran, serta bercerita, memberi kesempatan utk berkumpul bersama dengan klien lansia, rekreasi, menonton televise, perawat harus mengadakan kontak sesama mereka, menanamkan rasa persaudaraan. Pendekatan Spiritual : Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan dan Agama yang dianut lansia, terutama bila lansia dalam keadaan sakit.

B. JENIS GANGGUAN JIWA PADA USIA LANJUT


1. GANGGUAN DEMENSIA
Suatu gangguan intelektual yang umumnya

progresif dan ireversibel, meningkat prevalensinya dgn bertambahnya usia. Perubahan karakteristik dari demensia melibatkan fungsi kognisi, daya ingat, bahasa dan fungsi visuospasial. Gangguan perilaku adalah yg paling sering berupa agitasi, kegelisahan, berkelana, penyerangan, kekerasan, berteriak, disinhibisi social dan seksual, impulsivitas, gangguan tidur dan waham .

Terbagi 2 yaitu :
1. Demensia Tipe Alzheimer Ditandai oleh penurunan fungsi kognitif dengan onset yang bertahap dan progresif dan daya ingat mengalami gangguan. Awalnya, pasien mungkin memiliki suatu ketidakmampuan mempelajari dan mengingat informasi baru, selanjutnya gangguan penamaan, dan selanjutnya ketidakmampuan untuk mencontoh gambar. Penyebab: pemeriksaan neuropatologi dan biokimiawi postmortem menemukan kehilangan selektif neuron kolinergik dan penurunan volume girus pada lobus frontalis dan temporalis, dengan relatif terjaganya korteks motorik dan sensorik primer. Terapi: nutrisi yang tepat, latihan dan pengawasan aktifitas

2. Demensia Vaskular
adalah tipe demensia kedua yang tersering yg ditandai

oleh defisit kognitif yang sama seperti demensia tipe Alzheimer, tetapi demensia ini memiliki tanda dan gejala neurologis fokal, seperti meningkatnya reflex tendon dalam, respon plantar ekstensor, palsi pseudobulbar, kelainan gaya berjalan, dan kelemahan pada anggota gerak. Dibandingkan dengan demensia tipe Alzheimer, demensia faskuler memiliki onset yang tiba-tiba dan merupakan penyebab pemburukan yang bertahap. Dapat dicegah dengan menurunkan factor resiko yang diketehui seperti hipertensi, diabetes, merokok, dan aritmia. Diagnose dapat ditegakkan dengan pencitraan resonansi magnetic (MRI) dan pemeriksaan aliran darah

2. GANGGUAN DEPRESIF
Tanda dan gejala yang sering adalah penurunan

energy dan konsentrasi, gangguan tidur (terutama terbangun dini hari dan sering terbangun di malam hari), penurunan nafsu makan, penurunan BB dan keluhan somatik. Lanjut usia rentan terhadap episode depresif berat dengan ciri melankolik, ditandai dengan harga diri yang rendah, perasaan tidak berharga dan kecenderungan menyalahkan diri sendiri dengan ide paranoid dan bunuh diri (perasaan kesepian, tidak berguna, tidak berdaya, putus asa terutama bila hidup sendirian, kematian pasangan). Depresi juga kemungkinan berhubungan dengan penyakit fisik yang dialami dan medikasi yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut.

3. GANGGUAN BIPOLAR I
Biasanya dimulai pada masa dewasa

pertengahan, walaupun prefalensi seumur hidup sebesar 1 % adalah stabil sepanjang hidup. Tanda dan gejala mania pada lanjut usia adalah serupa dengan tanda dan gejala pada orang dewasa yang lebih mudah dan berupa mood yang meninggi, ekspansif dan mudah tersinggung, penurunan kebutuhan akan tidur, distrakbilitas, impulsivitas dan sering sekali asupan alcohol yang berlebihan. Lithium tetap merupakan terapi terpilih untuk mania tetapi pemakaiannya pada lanjut usia harus dimonitor dengan cermat, karena penurunan klirens pada lanjut usia menyebabkan toksisitas lithium adalah resiko yang bermakna.

4. SKIZOFRENIA
Biasanya mulai pada masa remaja akhir atau

masa dewasa muda dan menetap seumur hidup. Kira-kira 20 persen orang skizofrenia tidak menunjukkan gejala aktif pada usia 65 tahun, 80 persen menunjukkan gangguan dengan berbagai tingkatan. Psikopatologi menjadi kurang jelas saat pasien bertambah tua. Pasien yang tidak mampu merawat dirinya sendiri, dianjurkan dirawat di rumah sakit dalam waktu jangka panjang. Orang lanjut usia dengan skizofrenik adalah berespon baik terhadap obat antipsikotik. Medikasi harus diberikan dengan hati-hati.

5. GANGGUAN DELUSIONAL
biasanya antara usia 40 dan 55tahun; tetapi,

gangguan ini dapat terjadi kapan saja dalam periode geriatrik. Gangguan delusional terjadi dibawah stress fisik dan psikologis pada orang yang rentan dan mungkin dicetuskan oleh kematian pasangan, kehilangan pekerjaan, pensiun, isolasi sosial, keadaan finansial yang tidak baik, penyakit medis atau pembedahan yang menimbulkan kecacatan, gangguan penglihatan, dan ketulian. Gangguan ini timbul selama beberapa tahun dan tidak disertai dengan demensia. Sindroma delusional mungkin juga diakibatkan oleh medikasi atau merupakan tanda awal tumor otak. Prognosis cukup baik pada sebagian besar kasus, dengan hasil terbaik dicapai melalui kombinasi

6. GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan kecemasan berupa gangguan panic, fobia,

gangguan obsesif kompulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut,dan gangguan stress pascatraumatik. Menurut ECA, gangguan paling sering adalah fobia sebanyak 4 persen dan gangguan panik sebanyak 1 persen. Menurut Erik Erikson, tanda dan gejala fobia pada usia lanjut kurang parah dibandingkan pada orang yang lebih mudah tetapi efeknya sama. Gangguan paska traumatic sering lebih parah pada usia lanjut dibandingkan pada orang muda karena adanya kecatatan fisik yang menyertai pada usia lanjut.

7. GANGGUAN SOMATOFORM
Ditandai oleh gejala fisik yang

menyerupai penyakit medis,


Gangguan biasanya kronis dan

pemeriksaan fisik ulang berguna untuk menenteramkan pasien bahwa mereka tidak memiliki penyakit yang mematikan. Tetapi prosedur invasif yang memiliki resiko tinggi, harus dihindari.

8. GANGGUAN TIDUR
Fenomena yang berhubungan dengan

tidur yang lebih sering adalah gangguan tidur, mengantuk di siang hari dan tidur sejenak di siang hari . Disamping perubahan fisiologis dan sistem regulasi, penyebab gangguan tidur pada lanjut usia adalah gangguan tidur primer, gangguan mental lain, kondisi medis umum, dan faktor sosial dan lingkungan.

ASKEP GANGGUAN JIWA PADA USIA LANJUT


1. Tujuan Asuhan Keperawatan lanjut usia:

Meliputi :
Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-

hari secara mandiri dengan: Peningkatan kesehatan (health promotion) Pencegahan penyakit Pemeliharaan kesehatan sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hidup Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan seharihari secara mandiri dengan mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dgn jln perawatan dan

Membantu mempertahankan serta

membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia (life support) Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit dan mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut) Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit/gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)

2. Fokus Keperawatan Lanjut Usia


a. Peningkatan kesehatan (helath promotion) b. Pencegahan penyakit (preventive) c. Mengoptimalkan fungsi mental d. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum

3. Pengkajian
Tujuan: Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.

Focus Pengkajian
Fisik / biologis : 1. Wawancara riwayat kesehatan Pandangan lansia tentang kesehatannya : Kegiatan yang mampu dilakukan lansia Kekuatan fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan). Kebiasaan lansia merawat diri sendiri . Kebiasaan makan , minum , istirahat /tidur ,BAB / BAK . Kebiasaan gerak badan / olah raga . Perubahan2 fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan. Kebiasaan lansia dalam memelihara kes dan kebiasaan minum obat

2.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh. Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah metode head to toe dan sistem tubuh yang meliputi: Sistem intergumen / kulit Muskuluskletal Respirasi Kardiovaskuler Perkemihan Persyarafan Fungsi sensorik (penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman).

Psikologis :
Dilakukan saat berkomunikasi untuk

melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses fikir Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas , kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Perubahan umum yang terjadi meliputi: penurunan daya ingat, proses pikir lambat, adanya perasaan sedih dan merasakan kurang perhatian Hal hal yang perlu dikaji meliputi :

Apakah mengenal masalah masalah

utamanya Apakah optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak Bagaimana mengatasi , masalah atas stress yang dialami Apakah mudah untuk menyesuaikan diri Apakah usila untuk menyesuikan diri Apakah usila menggali kegagalan

Sosial Ekonomi :
Bagaimana lansia membina keakraban

dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organi sosial. Penghasilan yang diperoleh Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain :

Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang

. Sumber keuangan . Dengan siapa yang ia tinggal . Kegiatan organisasi sosial yang diikuti Pandangan lansia terhadap lingkungannya Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah Siapa saja yang bisa mengunjunginya Seberapa besar ketergantungannya Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada

Spiritual
Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana

keyakinan tersebut dapat diterapkan. Hal hal yang perlu dikaji antara lain : Kegiatan ibadah setiap hari, apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya. Kegiatan keagamaan, apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya pengajian. Cara menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa Apakah terlihat sabar dan tawakal

DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Fisik / Biologis Gangguan nutrisi (kurang/berlebihan dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat) Gangguan persepsi sensorik b/d gangguan pendengaran/penglihatan sampai dengan hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan.. Kurangnya perawatan diri b/d menurunnya minat dalam merawat diri. Resiko cidera fisik (jatuh) b/dpenyesuaian terhadap penurunan fungsi tubuh tidak adekuat. Perubahan pola eliminasi b/d pola makan yang tidak efektif. Gangguan pola tidur b/d kecemasan atau nyeri. Gangguan pola nafas b/d penyempitan jalan nafas.

B. Spiritual
Reaksi berkabung / berduka b/d ditinggal

pasangan. Penolakan terhadap proses penuaan b/d ketidaksiapan menghadapi kematian. Marah terhadap Tuhan b/d kegagalan yang dialami. Perasaan tidak tenang b/d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tidak tepat.

C. Psikososial
Isolasi Sosial berhubungan dengan perasaan

curiga Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu Depresi berhubungan dengan isolasi sosial Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak Koping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan perasaan secara tepat. Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas

RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan perencanaan :

Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan :

Tujuan tindakan keperawatan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar antara lain:

1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi


Intervensi : Berikan makanan porsi kecil tapi sering. Usahakan makanan banyak mengandung serat. Batasi makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak, makanan berlemak). Kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori, wanita 1700 kalori: KH 60% dari jumlah kalori Lemak 15 20% Protein 20 25% Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda. Air 6 8 gelas/hari. Membatasi minum kopi dan teh.

2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan


Intervensi: biarkan menggunakan alat bantu latih untuk / mobilisasi menggunakan kaca mata menemani bila berpergian meletakkan bel dibawah bantal tempat tidur tidak terlalu tinggi lantai bersih, rata dan tidak licin / basah Peralatan yang menggunakan roda dikunci Pasang pengaman dikamar mandi Hindari lampu yang redup dan yang menyilaukan ( sebaiknya lampu 70-100 watt) Gunakan sepatu dan sandal yang beralat karet

3. Memelihara kebersihan diri


Intervensi : Mengingatkan / membantu lanjut usia untuk melakukan upaya kebersihan diri Menganjurkan lanjut usia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak atau gunakan skin lotion. Mengingatkan lanjut usia untuk membersihkan lubang telinga, mata dan gunting kuku.

4. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.


Intervensi : Menyediakan tempat/waktu tidur yang nyaman Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan Melatih lanjut usia untuk melakukan latihan fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll) untuk melancarkan sirkulasi dan melenturkan otot. Memberikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangat.

5. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.


Intervensi: Berkomunikasi dengan kontak mata Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan lanjut usia. Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk mengekspresikan perasaan Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia Menghargai pendapat lansia Melibatkan lansia dalam kegiatan seharihari sesuai dengan kemampuan.

THANKS

You might also like