Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
bergerak dalam kegiatan perkreditan, dan berbagai jasa yang diberikan bank
Syariah Islam sebagai suatu syariah yang dibawa oleh rasul terakhir,
komprehensif tetapi juga universal. Karakter istimewa ini diperlukan sebab tidak
akan ada syariah lain yang datang untuk menyempurnakannya. Syariah Islam
(muamalah) dan dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari
akhir nanti. 2
sektor finansial dengan fokus bank bebas bunga (Free interest banking) atau
1
Mohammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya, Jakarta, 1993,
h. 1.
2
Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Gema Insani,
Jakarta, 2001, h. 4.
1
2
secara luas dikenal dengan bank Islam (Islamic Banking).3 Secara umum
No. 10 Tahun 1998 (selanjutnya untuk kepentingan tulisan ini disingkat UUP),
menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah,
modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh
3
Muhammad, Bank Syari ah Problem Dan Prospek Perkembangan di Indonesia,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, h. 73
4
Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di
Indonesia , http://omperi.wikidot.com/sejarah-hukum-perbankan-syariah-di-indonesia
3
muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait)
adalah:5
1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara
(ketidakjelasan/samar-samar).
Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank
Perbedaan pokoknya terletak dalam jenis keuntungan yang diambil bank dari
usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fee), tetapi berdasarkan pada prinsip
syariah yaitu prinsip pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss
5
Muhammad Budi Setiawan, Pengantar Manajemen Investasi (Manajemen Investasi
Syariah Bag. 1) , http://cakwawan.wordpress.com/2007/11/24/manajemen-investasi-syariah-
bagian-1/
6
Sutan Remi Syahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1999, h. 1.
7
Ibid.
4
Ide dasar adanya bank syariah ini adalah upaya untuk menangkal sistem
ribawi yang ada pada bank-bank konvensional sebagaimana kita saksikan dewasa
ini. Sebab dalam perspektif Islam terhadap persoalan ini sudah jelas, yaitu Allah
secara utuh dan total sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam surah AL-
Baqarah ayat 208: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
menerapkan Islam secara parsial, kita akan mengalami keterpurukan duniawi dan
kerugian ukhrowi. Hal ini sangat jelas karena Islam hanya diwujudkan dalam
negara peserta menjadi embrio berdirinya bank Islam pada tingkat intenasional.
1. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi. Jika tidak
demikian, maka hal itu termasuk riba, dan riba itu sedikit atau banyak
hukumnya haram.
2. Diusulkan supaya dibentuk suatu bank Islam yang bersih dari sistem riba
3. Sementara bank Islam belum berdiri, bank bank yang menerapkan sistem
ekonomi yang halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun
cara penggunaannya. Selain itu, prinsip investasi syariah juga harus dilakukan
tanpa paksaan (ridha), adil dan transaksinya berpijak pada kegiatan produksi dan
jasa yang tidak dilarang oleh Islam, termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.11
Ghamr Local Saving Bank. Didirikan di Mesir pada tahun 1963, dengan bantuan
permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr.
karena persoalan politik, pada tahun 1967 Bank Islam Myt-Ghamr ditutup.
Kemudian pada tahun 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam
dengan nama Nasser Social Bank, hanya tujuannya lebih bersifat sosial daripada
komersil.12
11
Muhammad Budi Setiawan, loc.cit.
12
Ibid.
6
Rahardjo, AM Saefuddin, dan M Amien Azis.13 Akan tetapi prakarsa lebih khusus
untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990,
dengan hasil pembentukan Tim Perbankan MUI. Dari hasil pendekatan serta
konsultasi yang dilakukan Tim Perbankan MUI tersebut kemudian didirikan Bank
mekanisme bunga (interest free), posisi unik lainnya dari bank syariah
suatu bank syariah bukan saja dapat memberikan jasa-jasa suatu bank konvesional
melainkan juga dapat memberikan jasa-jasa yang tidak dapat diberikan suatu bank
pembiayaan nonbank.15
Para ulama telah merumuskan suatu kaidah dalam syariat, yang disebut
dengan dua hukum asal, yakni hukum asal ibadat dan hukum asal muamalat.
kecuali yang ada petunjuknya dalam Qur an atau sunnah. Karena itu, masalah-
masalah ibadat sudah diatur rinci tata caranya, sehingga tidak diperbolehkan lagi
melakukan penambahan dan atau perubahan (bid ah). Sedangkan hukum asal
larangan dalam Qur an atau sunnah. Jadi sesungguhnya terdapat lapangan yang
Selain yang haram-haram tersebut, kita boleh melakukan apa saja, menambah,
yang dilakukan oleh ulama karena diperlukan perangkat ilmu-ilmu tertentu dalam
masyarakat.16
Dalam sektor ekonomi, misalnya, yang merupakan prinsip adalah larangan riba,
prinsip syariah pada perbankan didasari keinginan umat muslim untuk menjadi
yang berkaitan dengan muamalah. Hal ini tentunya didasarkan adanya doktrin
dalam syariah islam yang mengatakan bahwa bunga bank adalah haram karena
16
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analis Fiqih dan Keuangan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta 2006, h. 9.
17
Muhammad Syafi I Antonio, op.cit., h. 5.
8
termasuk riba.18 Sehinggga pengkajian mengenai riba sendiri dalam syariah dan
Didalam Al Qur an term riba dapat dipahami dalam delapan macam arti
meningkat (rising), menjadi besar (being big), dan besar (great), dan juga
digunakan dalam pengertian bukit kecil (hillock), walaupun istilah riba tampak
dalam beberpa makna, namun dapat diambil satu pengertian umum yaitu
adalah sesuatu yang mustahil dan tidak lazim, sehingga timbul pula pertanyaan
Disinilah PLS masuk, menggantikan sistem bunga dengan sistem profit and loss
sharing (bagi untung dan rugi) sebagai metode alokasi sumber daya.21
Pada dasarnya dalam prinsip bagi hasil ada empat akad utama yaitu al
18
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang bunga
(intersat/fa idah).
19
Abdullah Saeed, Islamic Banking and Interest a Study of The Prohibition of Riba
and Contempory Intrepretation, E.J BRIIL-NEWYORK-KOLN, 1996, h.10.
20
Sutan Remi Syahdeni, op.cit., h. 6.
21
Abdullah Saeed, op.cit., h. 90.
9
mudharabah.22
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, apabila
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Sedangkan
mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu dan tempat usaha.25
22
Trisadini Prasastinah Usanti, Perkuliahan Hukum Perbankan Syariah, Fakultas
Hukum Universitas Airlangga, (selanjutnya disingkat Trisadini Prasastinah Usanti I), 14 April
2008.
23
Muhammad Syafi I Antonio, op.cit., h. 95
24
Ibid, h. 90.
25
Trisadini Prasastinah Usanti I, loc.cit.
10
Prinsip bagi hasil dalam bank syariah diterapkan pada simpanan nasabah
sebagaimana diatur dalam pasal 2 UUP terhadap calon pengelola dana.26 Hal ini
karena dana yang dipergunakan oleh bank syariah dalam menyalurkan dana pada
Setiap pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah tidak lepas dari
risiko yang timbul. Jaminan merupakan hal penting untuk diperhitungkan bagi
pembiayaan syariah. Hal ini berkaitan juga dengan perwujudan mengenai rambu-
apapun dari nasabah yang bersangkutan yang bertujuan untuk menjamin modal
(dari bank yang di berikan kepada nasabah), dalam hal terjadi kerugian dimana
26
Ibid.
27
Trisadini Prasastinah Usanti, Penanganan Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah , Juridika, Vol. 19 No.1, Januari-Pebruari 2004, (selanjutnya disingkat Trisadini
Prasastinah Usanti II), h. 39.
28
Trisadini Prasastinah Usanti I, loc.cit.
29
Ibid.
11
2. Penjelasan Judul
sebelumnya judul ini akan dibahas berdasarkan pengistilahan kata ataupun frase
sebagai berikut:
kerjasama antara dua pihak atau lebih, yang memperkenankan mereka untuk
perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung
Prinsip Bagi Hasil adalah perjanjian kontraktual antara dua orang atau
dalam pasal 1 ayat (12) UUP sehingga pembiayaan dalam judul ini memiliki
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil .
c. Bank syariah, yang dimaksud dengan bank syariah dalam judul skripsi ini
merujuk pada pasal 1 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2005
sehingga bank syariah dalam judul ini memiliki pengertian bank umum yang
Syariah .
Bank Syariah didasari atas pemikiran bahwa penulis ingin membahas tentang
karakteristik prinsip bagi hasil (Profit and Lost Sharing Principle) dan
hasil apabila dibandingkan dengan penggunaan prinsip bunga yang ada selama ini
memiliki perbedaan yang signifikan. Salah satunya yaitu menyangkut resiko yang
timbul dari penerapan prinsip itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam penerapan
berbagi dalam untung dan rugi harus menjadi landasan filosofis dilakukannya
kerjasama tersebut. Selain itu juga, adanya perbedaan antara prinsip dasar
4. Tujuan Penelitian
a. Mencari dan menganalisa karakteristik prinsip bagi hasil (Profit and Loss
Sharing Principle)
5. Metode Penelitian
a. Pendekatan Masalah
b. Bahan Hukum
Bahan Hukum yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini meliputi bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder. Adapun bahan hukum primer
1. Al Quran, Hadist
Penyelesaian Sengketa.
Syariah.
11. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 07/DSN-
12. Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang
antara lain:
2. Jurnal Hukum
3. Kamus Hukum
dengan permasalahan.
4. Wawancara
d. Analisa Hukum
kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Setelah itu dianalisa secara
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, sehingga diharapkan akan lebih
bab terdiri dari beberapa sub bab. Penulisan skripsi ini dimulai dengan Bab I,
materi yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Diawali dengan latar
belakang dan rumusan permasalahan dari skripsi ini. Penjelasan judul dan alasan
pemilihan judul menjadi sub bab berikutnya. Kemudian akan dilanjutkan dengan
penjelasan tujuan dari penulisan skripsi ini, metode yang dipergunakan dalam
penulisan skripsi ini, yang terdiri dari pendekatan masalah, sumber bahan hukum,
hukum, dan bab ini akan diakhiri dengan pembahasan sistematika dari skripsi ini.
yaitu membahas karakteristik prinsip bagi hasil. Dengan melakukan analisis dan
memahami prinsip bagi hasil (Profit and Loss Sharing Principle) sebagai salah
yaitu pembahasan mengenai pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Pada bab ini
dikupas mengenai aplikasi pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dalam perbankan
18
perhitungan bagi hasil, fungsi agunan pada pembiayaan dengan prinsip bagi hasil,
semua permasalahan yang dibahas pada Bab II dan Bab III. Kesimpulan yang
didapat akan disusun secara sistematis dan obyektif, sehingga akan didapat
konklusi yang utuh, singkat, padat, dan obyektif. Saran diajukan guna
yang terjadi.