You are on page 1of 7

KETELADANAN RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH

I. Sejarah Dakwah Rasulullah saw. Periode Madinah 1. Arti dan Tujuan Rasulullah saw dan Umat Islam Berhijrah Ada tiga pengertian hijrah dalam agama Islam. Pertama, hijrah adalah meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan yang diperintahkan-Nya. Sebagaimana sabda Nabi saw. Orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang Allah telah melarang darinya (HR Bukhari) Hal ini wajib dilakukan oleh setiap umat Islam. Kedua, Hijrah berarti mengasingkan diri dari pergaulan orang-orang musyrik yang memfitnah orang-orang yang memeluk agama Islam. Hijrah ini dilakukan oleh sebagian kaum muslimin ketika berhijrah dari Kota Mekah ke Habsyah sampai dua kali karena boikot yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Ketiga, hijrah berarti berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam) ke negeri Islam yang aman agar mendapat kebebasan dalam beribadah serta menyiarkan agama Islam, seperti yang dilakukan Rasulullah saw yang melakukan hijrah dari Kota Mekah ke Kota Madinah. Orang yang berhijrah dinamakan Muhajirin, sedangkan orang yang menerima, menjadi penolong serta penyokong para muhajirin disebut Anshar. Tujuan dari hijrah Nabi saw dan umat Islam Kota Mekah adalah: Menyelamatkan diri dari tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafir Quraisy Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam beribadah serta berdakwah. Hal ini dijelaskan dalam Surat An-Nahl, 16: 41-42, Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami berikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui. (Yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. 2. Peristiwa Hijrah Rasulullah saw. beserta Abu Bakar Pengaruh ajaran Islam telah sampai ke luar kota Mekah. Hingga sampailah ke kota Madinah dimana terdapat dua bangsa besar yang saling berseteru, Aus dan Khazraj. Setelah 75 orang dari kaum Aus dan Khazraj memeluk agama Islam maka menyebarlah agama Islam dengan cepat di Madinah. Kekejaman bangsa kafir Quraisy terhadap umat Islam mendorong Rasulullah saw. menyuruh umat Islam di Kota Mekah untuk berhijrah ke Madinah. Kaum muslim di Madinah pun menyatakan kesediaannya untuk menerima serta melindungi orang muslim dari Mekah. Umat Islam hijrah ke Madinah secara bertahap-tahap. Nabi Muhammad saw. masih belum berhijrah karena belum mendapat perintah dari Allah SWT. Akhirnya turunlah wahyu yang menyatakan waktunya Rasulullah saw. untuk berhijrah karena kaum kafir Quraisy telah menyiapkan 10

orang pembunuh yang akan berjaga di depan rumah Rasulullah saw. Dengan ditemani Abu Bakar, beliau hijrah ke Madinah dan sempat bermalam di Gua Hira untuk melindungi diri dari kejaran para pembunuh bayaran. Saat itu yang menjadi penunjuk jalan bagi mereka adalah Abdullah bin Urasqith dan Amir bin Fuhairah. Di dalam perjalanan, Rasulullah saw. bertemu kafilah Bani Sahmin berjumlah 70 orang yang dipimpin Buraidah bin Al-Hashib yang kemudian masuk Islam. Rasulullah saw. sampai di Quba pada 12 Rabiul Awal tahun ke 13 kenabian (20 September 622 M). Rasulllah saw. tinggal selama beberapa hari di Quba, dan kemudian membangun Masjid Quba. Rasulullah saw. kemudian meneruskan perjalanan ke Madinah. Beliau disambut oleh penduduk Madinah dengan sukacita, beliau kemudian tinggal di rumah Al-Ayyub. Rasulullah saw. bersama kaum muslim membangun masjid pertama di Madinah, yang diberi nama Masjid Nabawi. Peletakkan batu pertama dilakukan oleh Rasulullah saw. kemudian Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib. Mengenai hal ini, Rasulullah saw bersabda, Mereka itulah khalifah-khalifah setelahku. Kemudian dibangunkan pondok-pondok di samping masjid tersebut sebagai tempat tinggal istri-istri Rasulullah saw. 3. Dakwah Rasulullah saw Periode Madinah Dakwah Rasululllah saw periode Madinah berlangsung selama 10 tahun dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1 Hijriah sampai tanggal 13 Rabiul Awal 13 Hijriah, wafatnya Nabi saw. Surat-surat Madaniyah yang berjumlah 25 surat, umumnya berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan. Dakwah Rasulullah saw disampaikan kepada : Umat Islam (Muhajirin dan Anshar), bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari Bukan umat Islam (Yahudi di Madinah, bangsa Arab maupun bukan bangsa Arab), bertujuan agar mereka bersedia memeluk agama Islam, mempelajari serta mengamalkan ajaran Islam Dengan ini, jelas bahwa Rasulullah tidak hanya diutus untuk satu golongan tertentu, namun bagi seluruh manusia. Seperti yang tertera dalam Surat AlAnbiya:107 Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam semesta. 4. Perang yang Dilakukan Kaum Muslimin Dakwah yang dilakukan Rasulullah saw menemui banyak tekanan, ancaman, serta kekerasan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Mereka berusaha menghalangi dan melenyapkan agama Islam berikut pengikutnya. Sehingga perang pun tidak dapat dihindari setelah turunnya firman Allah SWT, dalam surat Al-Hajj: 39 dan Surat AlBaqarah: 190, yang isinya tentang izin Allah SWT bagi umat Islam untuk memerangi kaum kafir yang memerangi mereka. Namun, juga tidak boleh melampaui batas. Tujuan dari peperangan yang dilakukan umat Islam adalah: Membela diri, kehormatan, dan harta Menjamin kelancaran dakwah dan memberi kesempatan bagi orang yang ingin memeluknya

kafir

Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh orang-orang

Peperangan yang pernah dilakukan Rasulullah saw beserta umat Islam: Perang Badar Al-Kubra Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 H. peperangan tersebut terjadi di lembah Badar, yakni daerah antara Mekah dan Madinah. Latar belakang terjadi Perang Badar, yaitu ketika kaum muslimin mendengar bahwa kafilah dagang kafir Quraisy akan melewati Madinah, maka kaum muslimin karena ingin menjaga daerah Madinah berangkat bersama sekitar 313 orang. Tetapi, Abu Sufyan ternyata tidak melewati Madinah. Dan iapun meminta bantuan orangdi Mekah. Maka, penduduk Mekah bersama sebanyak 1000 orang dipimpin Abu Jahal berangkat ke Madinah. Kemudian, terjadilah peperangan ketika kaum kafir sebanyak 900 orang bertemu kaum muslim sebanyak 313 orang di Badar. Pada peperangan ini, kaum kafir yang gugur sebanyak 70 orang termasuk Abu Jahal. Sedangkan, kaum muslim yang mati syahid sebanyak 14 orang. Perang Uhud Perang Uhud terjadi pada 11 Syawal 3 H. terjadi di Bukit Uhud sekitar 3 mil dari Madinah. Kaum kafir, sebanyak 3000 orang yang dipimpin Abu Sufyan ingin menuntut balas atas kekalahan mereka pada perang Badar. Paman Rasulullah saw. di Mekah, Abbas bin Abdul Muthalib memberitahukan rencana kaum kafir kepada Rasulullah saw. di Madinah. Kemudian, Rasulullah saw. bersama 1000 orang pergi ke menuju Bukit Uhud. Pimpinan Madinah diserahkan kepada Abdullah bin Ummi Makhtum. Kemudian, terjadilah peperangan antara 3000 orang kaum kafir dengan 700 orang kaum muslim. Kaum muslim mengalami kekalahan karena tidak mengikuti pesan Rasulullah saw. dan tergiur pada harta. Kaum muslimin yang mati syahid sebanyak 70 orang termasuk Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi. Rasulullah saw. sendiri mengalami luka parah. Perang Khandaq Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal 5 H. Perang Khandaq disebut juga Perang Ahzab. Khandaq artinya parit dan Ahzab artinya golongan-golongan. Disebut Ahzab karena peperangan terjadi antara kaum muslimin yang diserang beberapa golongan, yaitu kaum kafir Mekah, kaum Yahudi, Bani Salim, Bani Asad, Gathfan, Murrah, dan Bani Asyja yang jumlahnya mencapai 10.000 orang. Atas usul seorang sahabat bernama Salman Al-Farisi, dibangunlah parit di sekeliling Kota Madinah. Selama berhari-hari kaum muslimin dikepung oleh kaum kafir. Kaum Yahudi Bani Khuraizah yang telah mengikat janji dengan Rasulullah saw. untuk tidak saling menyerang, akhirnya mengingkarinya. Sehingga, kaum muslimin kekurangan bahan pangan akibat ditahan oleh Bani Khuraizah. Pihak muslim ditolong oleh Allah SWT dengan badai yang menhancurkan kaum kafir sehingga mereka pergi dari Madinah.

Setelah kaum kafir Mekah pergi, Bani Khuraizah yang berada dalam Madinah dihukum oleh Rasulullah saw. atas pengkhianatannya, yaitu dengan membunuh 400 orang laki-laki dari Bani Khuraizah. Sedang Perang Mutah Perang Mutah dilakukan pada Jumadil Awwal 8 H. Latar belakang terjadinya perang Mutah adalah karena utusan Rasulullah saw. yang bernama Al-Harits bin Umair untuk menyampaikan surat dakwah pada Negeri Mutah yang berada di bawah jajahan Romawi Timur dibunuh oleh pembesar Mutah yang bernama Syurahbil. Rasulullah saw. memerintahkan 3000 umat muslim yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah menuju Mutah. Romawi Timur mengumpulkan pasukan sebanyak 200.000 orang. Melawan tentara Romawi yang 70 kali lipat banyaknya menyebabkan banyak umat muslim yang gugur. Pemimpin kaum muslim, Zaid bin Haritsah terbunuh dan digantikan Jafar bin Abu Thalib, kemudian terbunuh dan digantikan Abdullah bin Ruwahah. Ia kemudian terbunuh dan digantikan Khalid bin Walid. Dengan siasat yang dilakukan Khalid bin Walid, tentara Romawi akhirnya mundur. Umat muslim yang mati syahid berjumlah 12 orang, sedangkan tentara Romawi berjumlah ratusan. Perang Hunain Setelah peristiwa penaklukkan kota Mekah, kaum kafir yang berasal dari suku Tsaqif dan Hawazin merencanakan penyerangan terhadap umat muslim. Rasulullah saw. menghimpun 12.000 orang menuju Thaif, banyaknya pasukan muslim membuat sebagian umat muslim yang baru memeluk Islam menjadi sombong. Ketika sampai di Bukit Hunain, pasukan kaum Tsaqif dan Hawazin sebanyak 20.000 orang yang dipimpin Malik bin Auf menyerang umat muslim secara tibatiba, menyebabkan umat muslim yang sombong kabur. Namun, atas seruan dan teriakan umat muslim yang masih setia bersama Rasulullah saw. maka barisan umat muslim kembali tertata rapi. Umat muslim akhirnya memenangkan peperangan sehingga dapat menawan 6000 orang serta merampas 24.000 unta, 40.000 kambing dan 4000 perak Perang Tabuk Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab 9 H. Perang ini berlangsung di kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan diri sebanyak 30.000 orang. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam barisan Islam.

5.

Terjadinya Perjanjian Hudaibiyah dan Fathul Makkah Pada tahun 6 Hijriah, Rasul beserta umat Islam berjumlah 1000 orang pergi ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Pada saat rombongan umat Islam sampai di Hudaibiyah, sebelum kota Mekah, Rasulullah mengutus Utsman bin Affan untuk memberitahu maksud kedatangan umat Islam. Utsman yang tidak kunjung kembali dikabarkan sudah dibunuh, maka tercetuslah sumpah Baiatur Ridwan yang berarti umat Islam bersumpah akan memerangi kaum kafir. Namun, ternyata Utsman kembali dan membawa berita perundingan. Perundingan terjadi dengan diwakili oleh Rasulullah dari pihak Islam dan Suhail Ibnu Umar dari pihak Quraisy. Perundingan tersebut menghasilkan Perjanjian Hudaibiyah yang isinya: i. Selama 10 tahun kaum Quraisy Mekah dan umat Islam Madinah melakukan gencatan senjata ii. Orang Quraisy yang ingin masuk Islam dan datang ke Madinah tanpa seizin walinya, harus dikembalikan pada kaum Quraisy iii. Umat Islam tidak boleh menahan orang yang ingin kembali pada kaum Quraisy iv. Setiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan umat Islam maupun kaum Quraisy dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan v. Umat Islam tidak diperbolehkan untuk berhaji tahun itu, dan baru boleh melakukan haji pada tahun berikutnya, dengan syarat: Umat Islam memasuki kota Mekah setelah penduduknya keluar sementara dari kota Mekah Tidak boleh membawa senjata Tidak boleh berada di dalam kota Mekah lebih dari 3 hari Dari perjanjian ini terlihat bahwa kaum Quraisy lebih diuntungkan, namun kaum kafir Quraisy pulalah yang banyak melakukan pelanggaran dengan cara menyerang Bani Khuzaah yang berada dalam perlindungan umat Islam. Maka, tercetuslah rencana penaklukkan kota Mekkah. Selama kepergian Rasulullah saw. kepemimpinan di Madinah diberikan sementara kepada Kaltsum bin Husain. Rasulullah saw berangkat dari Madinah bersama 10.000 pasukan. Rasululah saw tidak ingin terjadi pertumpahan darah, maka ketika sampai di suatu lembah, beliau memperlihatkan pada Abbas bin Abdul Muthalib dan Abu Sufyan-yang menjadi perantara bagi umat Islam dan Quraisy pada saat kedatangan Rasulullah saw- besarnya pasukan yang beliau bawa. Kedua orang itupun lantas menyatakan diri masuk Islam. Mereka membawa berita kepada penduduk Mekah tentang rencana penaklukkan kota Mekah dan membawa peringatan agar tidak melakukan perlawanan, juga bahwa umat Islam menjamin keselamatan kaum Quraisy dengan 3 syarat: Siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, ia aman Siapa yang menutup pintu rumahnya, ia aman Siapa yang masuk ke Masjidil Haram, ia aman

Akhirnya kaum Muslimin berhasil melakukan Fathul Makkah, dan kemudian menghancurkan seluruh berhala yang ada di sekeliling Kabah 6. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arab Rasulullah saw. melakukan dakwah keluar dari Jazirah Arab dengan cara mengirimkan surat kepada para penguasa dan pembesar negara lain. Diantaranya penguasa tersebut: Heraclius, Kaisar Romawi Timur Melalui utusan Rasulullah saw. bernama Dihijah bin Khalifah. Heraclius menolak dakwah tersebut dengan cara yang baik Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir Melalui utusan Rasulullah saw. bernama Hatib. Muqauqis menolak dakwah tersebut dengan cara yang baik Syahinsyah, Kaisar Persia Melalui utusan Rasulullah saw. bernama Abdullah bin Hudzafah as Sahmi. Syahinsyah menolak dakwah tersebut dan merobek-robek surat dari Rasulullah saw. Karena kejadian tersebut, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa Syahinsyah akan mati terbunuh oleh anaknya sendiri pada malam Selasa 10 Jumadil Awal tahun ke 7 H. ucapan Raulullah saw. tersebut menjadi kenyataan. Al-Haris Al-Ghassani, Gubernur Romawi di Syam Melalui utusan bernama Syuja bin Wahb Al-Asadi. Al-Haris menolak seruan tersebut dan mengancam untuk memerangi Madinah. Namun, setelah tahu bahwa Kaisar Heraclius juga mendapat surat dakwah yang sama, AlHaris mengirimkan berbagai macam hadiah sebagai permintaan maaf atas ancamannya. An-Najsyi, Raja Habsyah Melalui utusan Rasulullah saw. bernama Amr bin Umayyah ad-Dhamri. AnNajsyi menerima seruan tersebut dan meletakkan surat tersebut di keningnya sebagai bentuk penghormatan. Ia kemudian menyeru rakyatnya untuk masuk Islam Al-Harits Al-Himyari, Pemimpin Yaman Hudzah Al Hanafi bin Ali, Raja Yamamah Melalui utusan bernama Salith bin Amr Al Amiri. Raja Yamamah ini bersedia masuk Islam Al-Munzir bin Sawi, Raja Bahrain Al-Munzir menerima dakwah Rasulullah saw. dan masuk Islam serta mengajak para pembesar dan rakyatnya masuk Islam

II. Strategi Dakwah Rasulullah saw Periode Madinah

You might also like