You are on page 1of 2

Sejarah Lambang Lewis Pada tahun 1916, Lewis dan Langmuir serta Kossel dari Jerman mengemukakan bahwa

: 1. Atom-atom unsur gas mulia sukar bereaksi dengan atom-atom lain maupun dengan atom-atom sejenis, sehingga di alam gas mulia cenderung dalam keadaan atom tunggal. 2. Keadaan stabil gas mulia disebabkan oleh keunikkan konfigurasi elektronnya. 3. Karena gas mulia stabil, maka konfigurasi elektron atom gas mulia dijadikan rujukan bagi konfigurasi elektron atom yang ingin lebih stabil. Jika unsur-unsur selain gas mulia bergabung dengan atom lain membentuk senyawa, maka konfigurasi elektron atom-atom yang berikatan pada umumnya mengalami perubahan menyerupai konfigurasi elektron atom gas mulia. Gagasan-gagasan tersebut berkembang menjadi teori berikut ini: 1. Elektron pada kulit terluar mempunyai peran besar dalam pembentukan ikatan 2. Ikatan terbentuk karena perpindahan satu atau lebih elektron suatu atom ke atom lain yang diikatnya. 3. Ikatan terbentuk karena pemakaian bersama pasangan elektron di antara dua atom yang berikatan. 4. Perpinahan atau pemakaian bersama elektron berlangsung sedemikian rupa sehingga setiap atom yang terlibat mempunyai konfigurasi elektron serupa gas mulia. Lambang Lewis Lambang Lewis dibuat dengan cara menuliskan lambang atom dikelilingi oleh sejumlah titik atau garis untuk menyatakan atom valensi. Contoh, unsur Hidrogen mempunyai satu elektron dalam kulit valensinya, maka diberi lambang H. Cara membuat lambang lewis untuk unsur golongan utama adalah sebagai berikut : 1. Jumlah titik sesuai dengan golongan ( jumlah elektron valensi) 2. Tempatkan 1 titik untuk setiap atom maksimum sampai 4 titik, kemudian titik selanjutnya dipasangkan(berpasangan) sampai mencapai oktet Lambang Lewis unsur-unsur golongan utama adalah sebagai berikut :

Sumber : http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706614/lambanglewis.html

You might also like