You are on page 1of 80

Tidak banyak Pendeta dan Penulis Kristiani di Indonesia yang mengetahui atau peduli dengan Freemasony.

Silahkan Anda mencari di toko-toko buku Kristen maka Anda akan kesulitan mencari referensi perihal Freemasonry. Demikian pula saat searching di internet, Anda akan kesulitan menemukan kajian-kajian penulis Kristen yang meminati mengenai Freemasonry.

Namun penulis-penulis Kristen di Barat sangat produktif dalam mengkaji apa dan bagaimana Freemasonry. Kajiankajian mereka lebih memfokuskan pada aspek religius yaitu penyingkapan ritual rahasia mereka yang bersifat okultis. Sementara penulis Muslim khususnya di Indonesia lebih memfokuskan pada aspek religius dan politis. Mereka sangat getol mengamati dan mengkaji Freemasonry khususnya dikaitkan dengan teori-teori konspirasi serta kaitannya dengan Zionisme.

Tahun 2011 ini telah diterbitkan novel karya Rizki Ridyasmara dengan judul THE JACATRA SECRET. Novel setebal 524 halaman ini memberikan banyak informasi dan kejutan luar biasa. Betapa tidak? Kita selama ini memiliki informasi standar dalam buku sejarah bahwa Jakarta sebagai pusat ibukota pada zaman kolonial adalah Kota Batavia peninggalan VOC (Vereinigde Oost-Indische Compagnie) yang disebut juga dengan Kompeni yang terbentuk pada tahun 1602. Namun kali ini kita dikejutkan dengan kenyataan yang dikemas dalam novel thriler bahwa Jakarta adalah kota Masonik yaitu organisasi rahasia dan persaudaraan yang terkenal dengan istilah Freemasonry dalam bahasa Inggris atauVrijmetselarij dalam bahasa Belanda. Simbol-simbol Masonik tersebut dapat terlihat jelas dalam jejak-jejak keberadaan bangunan dan kuburan bekas Belanda seperti Stadhuis (sekarang Gedung Balai Kota Jakarta dan Museum Jakarta), Adhucstat Logegebouw (sekarang gedung BAPENNAS),Kerkhof Laan(sekarang Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober yang kemudian sejak tahun 1977 diganti menjadi Museum Taman Prasasti), Bundaran Hotel Indonesia.

Namun sayangnya banyak uraian dan pemikiran penulisnya yang diselipkan dalam ucapan-ucapan tokoh DR. Grant Whitemaker dan Kasturi yang bias dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara historis maupun teologis ketika Kekristenan dihubung-hubungkan dengan keberadaan Freemasonry dan darimana Freemasonry berakar. Sebagaimana penulis novel ini mengatakan, Semua deskripsi tata ruang kota, arsitektur museum, monumen dan

prasasti makam dalam novel ini adalah NYATA (hal 9) maka saatnya saya akan mengajak pembacara kajian saya
untuk memisahkan antara mana yang FAKTA dan mana yang FIKSI dalam novel ini. Bahkan apa yang diyakini sebagai fakta dan realita oleh penulis novel ini akan saya buktikan sebagai fiksi karena didasarkan pada kajian yang distortif dan subyektif. Saya membatasi diri untuk memberikan kajian kritis yang berkaitan dengan ranah teologi dan agama dalam hal ini Kekristenan yang disinggung-singgung dalam novel ini dan tidak akan memberikan kajian kritis yang terkait dengan rumor politik yang sematkan dalam novel ini.

Anda dapat membaca kajian atas novel tersebut di teguhhindarto.blogspot.com dengan lingkup pembahasan sbb:

PENGARUH NOVEL DA VINCI CODE ATAS THE JACATRA SECRET

http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/08/resensi-dan-tinjauan-kritis-terhadap.html

APAKAH FREEMASONRY BERASAL DARI KNIGHT TEMPLAR DAN KABALAH? http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/08/resensi-dan-tinjauan-kritis-terhadap_08.html

APAKAH VOC MERUPAKAN ORGANISASI LAYAR FREEMASONRY? http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/08/resensi-dan-tinjauan-kritis-terhadap_8480.html

FREEMASONRY: ANCAMAN BAGI SELURUH AGAMA

http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/08/resensi-dan-tinjauan-kritis-atas-novel.html

MENJAWAB BERBAGAI DAKWAAN NOVEL THE JACATRA SECRET TERHADAP KEKRISTENAN http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/08/resensi-dan-tinjauan-kritis-atas-novel_08.html

Akhir kata, selamat mengkaji dan menjelajahi pertarungan ide dan pemikiran dalam tulisan-tulisan tersebut.

PENGARUH NOVEL DA VINCI CODE ATAS THE JACATRA SECRET

Novel dengan judul The Jacatra Secret dengan tebal 524 halaman memberikan banyak informasi dan kejutan luar biasa. Betapa tidak? Kita selama ini memiliki informasi standar dalam buku sejarah bahwa Jakarta sebagai pusat ibukota pada zaman kolonial adalah Kota Batavia peninggalan VOC (Vereinigde Oost-Indische Compagnie) yang disebut juga dengan Kompeni yang terbentuk pada tahun 1602. Namun kali ini kita dikejutkan dengan kenyataan yang dikemas dalam novel thriler bahwa Jakarta adalah kota Masonik yaitu organisasi rahasia dan persaudaraan yang terkenal dengan istilahFreemasonry dalam bahasa Inggris atau Vrijmetselarij dalam bahasa Belanda. Simbol-simbol Masonik tersebut dapat terlihat jelas dalam jejakjejak keberadaan bangunan dan kuburan bekas Belanda seperti Stadhuis (sekarang Gedung Balai Kota Jakarta dan Museum Jakarta), Adhucstat Logegebouw (sekarang gedung BAPENNAS),Kerkhof Laan (sekarang Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober yang kemudian sejak tahun 1977 diganti menjadi Museum Taman Prasasti), Bundaran Hotel Indonesia. Pada halaman 9, penulis novel ini memberikan pemaparan awal yang bagi saya merupakan maksud dan tujuan novel ini ditulis, dengan mengatakan fakta mengenai apa dan bagaimana Batavia sbb: Batavia dibangun VOC menurut cetak biru Freemasonry Hindia Belanda. Kelompok persaudaraan okultis ini menyisipkan aneka simbol Masoniknya di berbagai tata ruang kota, arsitektur gedung dan monumen, prasasti makam dan lainnya, yang masih bisa disaksikan hingga sekarang. Kisah ini diawali sebuah prolog dengan setting historis tahun 60-an mengenai kekecewaan pimpinan tertinggi Freemasonry di Indonesia bernama Valentijn de Vriesatas surat keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno dengan nomor 18.1961 yang memerintahkan pembubaran organisasi-organisasi seperti Vrikjmentselaren -Loge, Moral Rearmemant Movement, Ancien Mystical

Organization of Sucen Cruiser (Amorc) sehingga de Vries akhirnya menginstruksikan pada para anggotanya untuk membubarkan diri secara formal namun tetap memelihara keberadaan organisasi tersebut secara non formal. Kisah dimulai dengan setting historis tahun 2011 diawali dengan tewasnya salah satu tokoh mazhab ekonomi Neo Liberal (NeoLib) bernama Profesor Sudrajat Djoyonegoro ditangan seorang anggota persaudaraan rahasia bernama Drago. Peristiwa pembunuhan terjadi di pelataran Gedung Balai Kota Jakarta atau Museum Jakarta yang pada zaman Belanda disebut dengan Stadhuis. Kematian misterius ikon NeoLib tersebut menggemparkan Jakarta dan polisi cukup kesulitan memecahkan siapa pelaku pembunuhan keji tersebut. Posisi tubuh Profesor Sudrajat Djoyonegoro yang tewas di depan pintu gerbang menyisakan satu misteri yang akan menuntun pada sebuah petualangan pemecahan makna simbolik dan keterlibatan Freemasonry. Tangan kanan menunjuk di atas kepala dan pada tembok putih pagar gerbang Stadhuis tertulis sebuah anagram AS AT DUTCH. Sebelum ditembak mati, sang pembunuh mencari keberadaan sebuah medalion yang dipercayakan oleh persaudaraan rahasia kepada Profesor Sudrajat. Adalah DR. Grant Whitemaker seorang pakar simbolog dari Universitas George Washington yang sedang berada di Jakarta untuk memenuhi undangan Conspiratus (pertemuan para peminat teori konspirasi) terlibat dalam pemecahan makna simbolik yang ditinggalkan Profesor Sudradjat. Keterlibatannya atas referensi seorang gadis peranakan Minangkabau dan Prancis bernama Angelina Dimitrea seorang mahasiswa Paska Sarjana yang sedang mendalami Psikologi Kriminal dan magang di Bareskrim Polda Metro Jaya. Penokohan dan latarbelakang peristiwa dalam novel ini sama persis dengan novel Da Vinci Code karya Dan Brown yang menuai kontroversi dan menimbulkan skeptisme dalam kalangan Kekristenan. Dalam novel Da Vinci Code, peristiwa diawali dengan terbunuhnya seorang kurator bernama Jacques Sauniere di Louvre Prancis dengan tanda-tanda simbolik dan penuh teka teki di sekitar mayatnya. Polisi memanggil Robert Langdon seorang dosen simbologi agama dari Harvard untuk memecahkan simbol dan petunjuk misterius disekitar mayat. Usaha Langdon ditemani oleh seorang kriptografer polisi bernama Sophie Neveu. Sauniere yang tewas di museum tersebut bukan saja kakek dari Sophie melainkan seorang Grand Master disebuah kelompok persaudaraan yang dipercaya menjaga rahasia purba yang jika diungkapkan akan mengancam keberadaan Gereja. Sauniere tewas karena melindungi lokasi dimana rahasia Cawan Suci berada. Bedanya dalam novel Da Vinci Code, Robert Langdon dan Sophie Neveu terlibat petualangan menyusuri jalanan di kota Paris hingga sampai di kediaman Leigh Teabing yang eksotik dengan diapit dua buah danau pribadi bahkan sampai pergi menuju London dan terlibat pengejaran oleh polisi, maka kisah DR. Grant dan Agelina lebih banyak berputar di kota Jakarta khususnya beberapa lokasi bangunan yang diduga sebagai pusat Freemasonry di zaman Belanda seperti Stadhuis, Adhucstat Logegebouw, Kerkhof Laan serta Bundaran Hotel Indonesia. Upaya DR. Grant dan Agelina untuk memecahkan simbol misterius yang ditinggalkan Profesor Sudradjat menuntun mereka dalam petualangan mendebarkan yang akan mempertemukan mereka dengan sejumlah nama seperti Sally Kostova

perempuan Uzbekisten yang menjadi sekretaris pribadi sekaligus istri simpanan Profesor Sudradjat, Drago sang pembunuh Profesor Sudradjat, kemudian Kasturi seorang pensiunan AURI yang tinggal di pangkalan Halim Perdana Kusuma yang setara dengan Leigh Teabing dalam novel Da Vinci Code karena dari Kasturi, DR. Grant dan Angelina banyak mendapatkan informasi penting terkait dengan misteri kematian Profesor Sudradjat. Medalion di tangan Sally Kostova yang ditemukan secara tidak sengaja dalam tasnya paska kematian Profesor Sudradjat menjadi fokus dalam novel ini karena dalam medalion tersebut tersimpan sebuah peta mengenai lokasi yang diincar oleh para pengusaha yang berkuasa di Washington yang memiliki jaringan persaudaraan rahasia Freemasonry. Lokasi rahasia tersebut akhirnya terbongkar melalui pemecahan sandi-sandi yang rumit dari satu tempat ketempat lainnya berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ditinggalkan Profesor Sudradjat dalam rekaman video yang dipercayakan pada orang kepercayaan lainnya yang akhirnya terbunuh yaitu Doni Samuel. Kisah ini diakhiri dengan tertangkapnya pembunuh Profesor Sudradjat dan terbongkarnya misteri dibalik medalion dengan sebuah pengejaran yang membawa para pembaca novel ini pada sebuah lorong-lorong rahasia di bawah tanah Jakarta yang telah dibuat kaum Freemasonry Belanda yang tidak banyak diketahui banyak orang di Jakarta. Novel ini tidak hanya berkisah mengenai bahaya konspirasi kaum Freemasonry dengan setting kota Jakarta lama yaitu Batavia namun di dalam novel ini banyak dikaji mengenai seluk beluk Batavia dan misteri simbol-simbol yang terpampang di beberapa lokasi penting seperti Stadhuis, Adhucstat Logegebouw, Kerkhof Laan serta Bundaran Hotel Indonesia yang luput dari pemantauan buku-buku dan kajian sejarah di negeri ini . DR. Grant yang menjadi nara sumber pemaparan latar belakang Batavia dan simbol-simbol Masonik rupanya mewakili pemikiran penulisnya yaitu Rizki Ridyasmara yang berusaha untuk meyakinkan pembacanya akan keberadaan dan keterkaitan Freemasonry di Indonesia sejak keberadaan VOC hingga jaringan Internasional yang berusaha membuat negeri Indonesia terpuruk dalam kelumpuhan ekonomi, sosial, politik, kebudayaan. Namun sayangnya banyak uraian dan pemikiran penulisnya yang diselipkan dalam ucapan-ucapan tokoh DR. Grant Whitemaker dan Kasturi yang bias dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara historis maupun teologis ketika Kekristenan dihubung-hubungkan dengan keberadaan Freemasonry dan darimana Freemasonry berakar. Sebagaimana penulis novel ini mengatakan, Semua deskripsi tata ruang kota, arsitektur museum, monumen dan prasasti makam dalam novel ini adalah NYATA(hal 9) maka saatnya saya akan mengajak pembacara kajian saya untuk memisahkan antara mana yang FAKTA dan mana yang FIKSI dalam novel ini. Bahkan apa yang diyakini sebagai fakta dan realita oleh penulis novel ini akan saya buktikan sebagai fiksi karena didasarkan pada kajian yang distortif dan subyektif. Saya membatasi diri untuk memberikan kajian kritis yang berkaitan dengan ranah teologi dan agama dalam hal ini Kekristenan yang disinggung-singgung dalam novel

ini dan tidak akan memberikan kajian kritis yang terkait dengan rumor politik yang sematkan dalam novel ini. APAKAH FREEMASONRY BERASAL DARI KNIGHT TEMPLAR DAN KABALAH? Rizki Ridyasmara dalam novelnya menyisipkan pesan dan penilaiannya pada para pembacanya bahwa akar dari Freemasonry adalah mistik Yahudi bernama Kabalah yang kemudian diadopsi melalui Ksatria Templar yaitu prajurit perang salib. Karena mereka ditolak keberadaannya dan dituduh sebagai pelaku sihir maka mereka dikucilkan dan dihukum. Pada tanggal 13 Oktober 1307 Raja Philip IV dari Prancis bersekutu dengan Paus Clement IV menumpas Templar dari Eropa. Para Templar melarikan diri dan menyebar di di Malta dengan sebutan Knight of Rhodes dan menyebar ke Spanyol, Italia, Portugis dengan menyebut diri mereka Knight of Christ. Mereka yang menyebar ke Indonesia masuk dalam lingkungan VOC dan membangun gedung-gedung dengan simbol Masonik[1]. Mengenai Kabalah, Rizki dengan menggunakan mulut tokoh rekaannya bernama John Grant, pakar simbologi Universitas George Washington mendefinisikan Kabalah sebagai, ...sesuatu yang mengikat Templar dengan kepercayaan Osirian Mesir Kuno...[2] Nama Freemasonry sering dihubungkan dengan masyarakat rahasia yang terdiri dari orang-orang Yahudi yang memiliki sejumlah rencana dan agenda untuk menggiring dunia ini dalam agenda mereka. Kalangan Muslim paling sensitif dan kritis dalam mempersoalkan keberadaan mereka. Di Indonesia ada beberapa buku utama dari pihak Muslim yang membahas keberadaan Freemasonry al.,
1. 2. 3.

4. 5. 6.

Sorotan Terhadap Freemasonry: Organisasi Rahasia Yahudi. Disusun oleh LPPA Muhammadiyah Jakarta tahun 1979. Freemasonry di Asia Tenggara oleh Abdullah Patani Freemasonry in Indonesia from Radermacher to Soekanto, 17621961 sebuah paper tipis karya Paul W van der Veur terbitan Ohio University Center for International Studies tahun 1976 Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962 karya Th Stevens Gerakan Freemasonry (Al Masuniyah)karya Muhammad Shafwat asSaqa Amini dan Sadi Abu Habib Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club karya seorang ulama Mesir Muhammad Fahim Amin dan diterbitkan oleh Pustaka alKautsar.

Ada dua buku yang akhir-akhir ini menjadi rujukan di Indonesia yaitu karya Henry Nurdi dengan judul Jejak Freemason & Zionis di Indonesia[3] dan sebuah novel yang hendak mengungkap simbol-simbol Masonik di Jakarta karya Rizki Rydasmara dengan judul The Jacatra Secret[4]. Ringkasan buku Jejak Freemason & Zionis di Indonesia sbb:

1.

2. 3. 4.

5.

6. 7. 8.

9. 10. 11.

12.

13.

Pelarangan Presiden Soekarno atas tiga organisasi bernama Vrikjmentselaren -Loge, Moral Rearmemant Movement, Ancien Mystical Organization of Sucen Cruiser (Amorc) dengan nomor 18.1961 dan penulis buku ini menghubungkan ketiga organisasi tersebut dengan gerakan zionis Yahudi Internasional (hal 1-2) Mengupas makna Freemason dan Vritjmetselarij dan menghubungkan istilah ini dengan Raja Salomo dan Knight of Templar di Era Perang Salib (hal 8) Mengupas simbol-simbol piramida dan All Seeing Eyes (mata yang meihat) sebagai simbol Zionisme (hal 10) Mengacu pada buku Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962 karya Th Stevens yang diterbitkan oleh Sinar Harapan tahun 2004 penulis buku ini menyimpulkan bahwa (1) Yahudi dan Zionis telah memberi pengaruh atas para pendiri bangsa (2) Freemasonry masih berkiprah hingga kini di Indonesia (hal 11-14) Penulis buku ini menggambarkan karakteristik Vritjmetselarij berupa pola ibadah dan kegiatan religius non agama Yahudi yag dilaksanakan di loji. Sikap Vritjmetselarij terhadap agama-agama adalah meniadakan perbedaan dan berusaha menyatukannya (hal 17-18) Vritjmetselarij dikatakan sebagai kepanjangan tangan Zionisme (hal 27) Vritjmetselarij memiliki kaitan dengan gerakan Theosofi pimpinan Madam Blavatsky seorang Yahudi Rusia (hal 36) Penulisnya menghubungkan Boedi Oetomo dengan Vritjmetselarij dikarenakan (1) Kongres II Boedi Oetomo di Loji Mataram (2) Kongres Pemuda I di Loji Roederkarten 1926 Partai Kuomintang disinyalir sebagai kaki tangan Zionis (hal 75-76) Mengaitkan tokoh pekabar Injil Jawa di Abad XIX bernama Kiai Sadrach Soeropranoto dengan Vrijmetselarij (hal 103) Merujuk buku karya DR. Abdullah Tal yang menulis artikel dalam bahasa Arab, Al Afal Yahudiyah fi Maaqalil Islami mengatakan bahwa Soekarno berasal dari keturunan Yahudi Dunamah di Turki. Penulis buku ini menyimpulkan bahwa Soekarno memiliki sikap mendukung Yahudi dikarenakan beliau pro Komunisme dalam doktrin Nasakomnya (hal 118-119) Ada kaitan antara rumusan doktrin Pancasila oleh Soekarno dengan Vrijmetselarij. Terbukti adanya telegram dari Pengurus Besar Provinsial Vrijmetselarij bernama Dr. A.H.J. Lovink yang mengatakan bahwa asas-asas pendirian negara memiliki resonansi dalam asas-asas Tarekat Mason Bebas (hal 117-118) Penulis buku ini menghubungkan lambang burung Garuda yang diperkenalkan Soekarno pada tanggal 15 Februari 1950 di Hotel Des Indies dengan lambang Horus dewa Mesir yang kemudian banyak diadatasi menjadi simbol gerakan-gerakan rahasia di bawah Zionisme Yahudi (hal 120-125)

Freemasonry: Definisi, Sejarah, Karakteristik Freemasonry adalah organisasi persaudaraan (fraternal organisation) yang muncul dari asal usul yang tidak jelas yaitu sekitar Abad XVI dan XVII. Freemasonry sekarang ini muncul dalam beragam bentuk di seluruh dunia dengan keanggotaan sekitar 6 juta termasuk di Skotlandia dan Irlandia sebanyak 150.000 dan lebih dari juta berada di wilayah yuridiksi Kesatuan Loji Agung Inggris (United Grand Lodge of England) serta sebanyak 2 juta berada di Amerika Serikat[5]

Persaudaraan diorganisir secara administratif ke dalam Loji Agung (Grand Lodges) atau Orient-orient yang masing-masing memerintah berdasarkan wilayah yuridiksinya yang terdiri dari logji-loji bawahan. Berbagai Loji Agung mengakui keberadaan satu sama lain atau menolaknya berdasarkan kesetiaan kepada penunjuk (Loji agung biasanya akan menganggap Loji Agung lainnya yang berbagi penunjuk yang sama, sebagai anggota tetap dan mereka yang tidak akan dianggap sebagai bukan anggota atau penyusup). Ada juga anggota-anggota tambahan yang organisasi-organisasinya berhubungan dengan cabang utama Freemasonry namun dengan adminsitrasi yang berdiri sendiri. Freemasonry menggunakan ungkapan-ungkapan kiasan pekerjaan perkakas tukang batu dan perkakas-perkakas lainnya pada latar belakang kiasan bangunan Bait Suci Salomo, sebagai apa yang digambarkan baik oleh para anggota Mason maupun pengritiknya, sebuah sistem moralitas yang diselubungi dalam kiasan dan gambaran simbolik[6]. Dari definisi dan deskripsi di atas kita mendapatkan beberapa kata kunci penting yaitu persaudaraan, perkumpulan rahasia, sarat dengan tanda simbolik, anggota tersebar luas di berbagai negara. Sejarah Singkat Asal usul dan sejarah awal perkembangan Freemasonry merupakan persoalan yang masih menjadi perdebatan dan dugaan. Sebuah puisi yang dikenal dengan sebutanRegius Manuscript yang diperkirakan dari tahun 1390 merupakan naskah Masonik paling tua[7]. Ada bukti untuk menduga bahwa sudah ada loji Masonik di Skotlandia pada awal abad XVI. Ada juga referensi kehadiran loji di Inggris pada pertengahan Abad XVII. Loji Agung pertama adalah Loji Agung Inggris (Grand Lodge of England - GLE) yang didirikan pada tgl 24 Juni 1717 saat empat Loji London bertemu untuk makan malam bersama. Ini kemudian berkembang secara cepat ke dalam badan pengaturan dimana banyak Loji-loji Inggris bergabung. Namun demikian beberapa loji marah atas beberapa tindakan modernisasi yang disahkan oleh GLE seperti pembentukan Derajat Tiga (Third Degree) dan membentuk Loji Agung tandingan pada tanggal 17 Juli 1751yang mereka namakan Loji Agung Kuno Inggris (Antient Grand Lodge of England). Keduanya berlomba memperebutkan kekuasaan yaitu Modern dan Antient atauAncient (Kuno), sampai kemudian keduanya bersatu kembali pada tanggal 23 November 1813 dengan nama Kesatuan Loji Agung Inggris (the United Grand Lodge of England - UGLE)[8] Berturut-turut pada tahun 1725 dibentuklah Loji Agung Irlandia dan pada tahun 1736 dibentuklah Loji Agung Skotlandia. Freemasonry kemudian disebarluaskan ke Amerika Utara pada tahun 1730-an baik oleh loji Antient maupun Modern. Setelah Revolusi Amerika, dibentuklah Loji Agung Amerika di masing-masing negara. Beberapa orang mengagas untuk membentuk Loji Agung Amerika Serikat dengan George Washington (anggota Loji Virginia) sebagai Guru Agung (Grand Master) pertama namun gagasan tersebut hanya berusia pendek. Beberapa Loji Agung di Amerika Serikat tidak berkeinginan mengurangi pengaruh kekuasaan mereka terhadap pembentukan loji tersebut.

Sekalipun ada istilah Modern dan Antient namun tidak ada perbedaan signifikan yang dikerjakan oleh Freemasonry. Beberapa sisa-sisa perpecahan ini masih dapat dilihat dalam beberapa nama loji seperti F.& A.M. menjadi Free and Accepted Masons dan A.F.& A.M. menjadi Antient Free and Accepted Masons. Yuridiksi paling tua di benua Eropa didirikan tahun 1728 dengan nama Bintang Timur Agung Prancis (the Grand Orient de France - GOdF). Namun demikian kebanyakan yuridiksi yang berbahasa Ingris memutuskan hubungan resmi dengan GOdF sekitar tahun 1877 , ketika GodF membuang persyaratan anggota yang memiliki kepercayaan pada Tuhan sehingga dengan cara demikian menjadikan mereka Atheis. The Grande Loge Nationale Franaise (GLNF) sekarang ini hanyalah Loji Agung Prancis yang masih memiliki hubungan keanggotaan persahabatan dengan UGLE dan banyak yuridiksi konkordant seluruh dunia. Di hampir seluruh dunia kebanyakan menghubungkan diri mereka dengan gaya UGLE sekalipun dengan beberapa perbedaan yang masih dipertahankan. Struktur Organisasi Loji Agung dan Loji Bintang Timur berdiri sendiri dan memerintah anggota di mana Masonik berada di setiap kota besar, kota kecil maupun wilayah geografis tertentu. Tidak ada satu pengaruh yang memimpin Freemasonry di seluruh dunia. Hubungan dinatara masing-masing yuridiksi hanyalah didasarkan pada pengakuan yang timbal balik belaka[9]. Loji Masonik Loji, merupakan unit organisasi dasar dari Freemasonry. Setiap loji harus memiliki surat perintah atau Piagam yang dikeluarkan oleh Loji Agung yang memberikan kuasa untuk melakukan pertemuan dan pekerjaan. Barangsiapa yang tidak memiliki kelengkapan tersebut maka dianggap sebagai Klandestine atau pertemuan gelap. Tiap-tiap loji harus memelihara pertemuan rutin di tempat yang sudah ditetapkan dan diumumkan. Mereka yang ingin bergabung menjadi anggota hanyalah mereka yang telah diinisiasi (ditahbiskan) di loji dimana dia brjanji untuk menjadi anggota selama hidupnya. Guru Mason dapat mengunjungi tiap-tiap loji yang berada dibawah yuridiksinya yang mengadakan persahabatan dengannya. Kebanyakan loji terdiri dari para Mason dengan latar belakang beragam yang saling berbagi keperluan. Da juga Loji Riset dimana para anggotanya merupakan Guru Mason yang interest dengan Riset yang berkaitan dengan Mason (baik sejarah maupun filsafat). Kaum Freemason meluruskan istilah pertemuan sebagai Loji dan bukan di dalam Loji karena istilah Loji menunjung pada lebih dari beberapa orang yang berkumpul dibandingkan tempat itu sendiri. Namun demikian dalam penggunan bersama, pemikiran dasar Masonik terkadang disebut sebagai Loji dan bangunan Masonik biasanya disebut dengan Bait atau Kuil[10]. Tingkatan Ada tiga tingkatan Keahlian (Craft) atau Loji Biru (Blue Lodge) dari Freemasonry yaitu:

1. 2. 3.

Entered Apprentice Tingkatan inisiasi atau penahbisan seseorang menjadi anggota Freemasonry Fellow Craft Tingkatan menengah Master Mason Tingkatan ketiga dimana sudah mulai banyak terlibat dalam banyak aspek dari kegiatan Freemasonry

Dalam beberapa wilayah khususnya mereka yang berada di benua Eropa, para Freemasonry bekerja melalui berbagai tingkatan yang diminta untuk memnyiapkan sejumlah paper yang berkaitan dengan sejumlah topik filsafat dan menyajikan paper tersebut dalam loji terbuka. Ada sejumlah literatur yang berlimpah dari paper-paper Masonik baik majalah dan penerbitan yang berkisar dari abstraksi yang aneh yang mengandung berbagai nilai yang beraneka ragam mengenai konsep spiritual dan pelajaran moral - sampai kepada kajian serius mengenai sejarah dan filsafat yang dikaitkan dengan kegiatan akademis[11]. Tanda dan Lambang Para anggota Freemason menggunakan sejumlah tanda-tanda isyarat berupa cengkaraman atau tanda-tanda ayunan tangan serta kata-kata sebagai prasyarat masuk dalam pertemuan-pertemuan dan identitas sah para pengunjung. Namun sekarang para pengunjung yang tidak dikenal perlu mengeluarkan sertifikat, kartu bea atau sejumlah dokumen keanggotaan untuk menambah pada pengetahuan mengenai tanda-tanda atau pasword[12]. Ritual dan Kepercayaan Para anggota Mason mengadakan pertemuan dengan mempergunakan format ritual. Tidak ada satu ritual yang baku dan masing-masing wilayah bebas untuk menetapkan atau tidak menetapkan ritual milik mereka sendiri. Namun demikian ada kesamaan yang tetap ada diantara berbagai wilayah tersebut. Kesamaan itu adalah penggunaan simbol arsitek alat kerja para tukang batu Abad Pertengahan. Simbol ini mengajarkan mengenai moral dan etika dari sebuah prinsip yaitu persaudaraan cinta, pembebasan dan kebenaran atau dalam bahasa Prancis "Liberty, Equality, Fraternity yang artinya Kebebasan, Kesetaraan, Persaudaraan. Dua simbol prinsipil yang selalu dtemukan dalam tiap loji adalah jangka dan kompas. Beberapa loji menjelaskan arti alat-alat tersebut sbb: Para Mason harus mengukur tindakannya dengan jangka kebaikan dan belajar untuk membatasi keinginan mereka serta menjaga hasrat mereka dengan tidak melampui batas terhadap semua umat manusia. Namun demikian sebagaimana Freemasonry bersifat non dogmatik maka tidak ada penafsiran umum terhadap alat-alat tersebut (Jangka dan Kompas) yang dipergunakan oleh Freemasonry secara keseluruhan.

Para calon yang akan menjadi anggota Freemasonry perlu menyatakan dirinya terhadap kepercayaan akan adanya Keberadaan Tertinggi (Supreme Being). Namun demikian para calon anggota tidak akan ditanyai penjelasan atau penafsiran mereka mengenai apa yang disebut dengan Keberadaan Tertinggi. Mengenai diskusi politik dan keagamaan dilarang di dalam loji Masonik sehingga para Mason tidak akan diletakkan pada situasi untuk membenarkan penafsiran pribadinya. Oleh karena itu pengertian mengenai Keberadaan Tertinggi dapat bermakna Trinitas Kristen bagi para Mason yang beragama Kristen atau Allah Islam bagi seorang Mason yang beragama Islam. Atau Para Brahman bagi para Mason yang beragama Hindu dst. Sementara kebanyakan para Mason akan menyamakan begitu saja istilah Keberadaan Tertinggi sebagai Tuhan namun banyak juga yang mempertahankan penafsiran filsafat yang rumit mengenai istilah tersebut. Dalam ritual tersebut Keberadaan Tertinggi dianggap sebagai Arsitek Agung Alam Semesta yang berkaitan dengan penggunaan simbol arsitek dalam tubuh organisasi Freemasonry[13]. Oleh karenanya sukar mengidentifikasi sepenuhnya ritual Freemasonry ini apakah sepenuhnya bersumber dari agama pagan atau berasal dari agama-agama tertentu. Mereka lebih membuat pernyataan universalitas atau sebuah gejala dalam sebuah agama khususnya Tuhan yang digantikan dengan istilah The Supreme Being. Sikap universalitas terhadap Kitab Suci agama-agama diperlihatkan dalam salah satu artikel yang dikelola sebuah situs internet Freemason dijabarkan megenai ritual Freemason sbb: If the Holy Book within your religion is the Torah, the Veda, the Koran or any other of the Holy Books within the major religions of the world, (for which I have not yet written a page), Freemasonry's non-sectarian (no single religion) teachings also wholly embrace each of these religions[14] (Jika Kitab Suci yang Anda miliki adalah Torah atau Veda atau Quran atau Kitab Suci lainnya [yang mana saya belum menuliskan dalam halaman ini0, maka Freemasonry sesungguhnya pengajarannya non sektarian (tidak memihak salah satu agama) juga meliputi seluruh agama-agama). Bahkan mereka pun meyakini bahwa Kitab Suci yang dipercaya banyak orang Kristen pun diklaim sebagai sumber keimanan mereka terkhusus bagi mereka yang memiliki latar belakang keagamaan Kristen sebagaimana kutipan tanya jawab berikut:

Q: Why is a basic understanding of Bible genealogy important to a Freemason, today? (mengapa pemahaman dasar mengenai asal usul Kitab Suci Torah dan Injil sangat penting bagi kaum Freemason sampai hari ini?) A: The reason is that Freemasonry has biblical foundations (alasannya karena Freemasonry memiliki landasan dalam Kitab Suci Torah dan Injil) Q: Is a Freemason Bible any different than a regular Bible? (Apakah Kitab Suci Freemason berbeda dengan Kitab Suci Kristen lainnya) A: No. (Tidak) ....Much of Freemasonry is based upon biblical scripture and biblical characters[15] (Kebanyakan Freemasonry didasarkan pada Kitab Suci Kristen dan karakter-karakter yang terkandung di dalamnnya) Bahkan lambang All Seing Eye (Mata yang melihat kemanapun) diklaim sebagai simbol bersama yang diwarisi peradaban kuno maupun agama-agama sebagaimana dikatakan dalam artikel sbb: Both the Hebrews and Egyptians appear to have derived the use of the Masonic Eye from the natural inclination of figurative minds to select a human organ as the symbol of its closest matching function...much as the foot denotes swiftness, the arm, strength and the hand, fidelity[16] (Baik orangorang Ibrani dan Mesir nampaknya memperoleh pemakaian lambang Mata Mason dari kecenderungan alamiah pemikiran simbolik untuk memilih salah satu bagian tubuh manusia sebagai lambang yang menghubungkan secara dekat dengan fungsinya...seperti kaki melambangkan kecepatan dan jemari sebagai lambang kekuatan serta tangan sebagai lambang ketaatan atau kesetiaan). Russ Wise mengulas dalam artikelnya dengan judul, Freemasonry And Christian Church bahwa para pemimpin Masonik dari Abad XVIII-XIX mendasarkan pemahaman Masonik mereka pada Kitab Suci Kristen seperti Rev. James Anderson, William J. Hughan, William Hutchinson, Rev. George Oliver[17]. Bahkan tokoh Great Awakening II yaitu Charles G. Finney pernah tergabung menjadi anggota Freemasonry sebelum dia menjadi tokoh Kristen. Dalam buku berjudul The Memoirs of Charles G. Finney, The Complete Restored Text, oleh Garth Rosell dan Richard Dupuis dikatakan bahwa Finney pernah menjadi anggota perkumpulan rahasia Fremasonry tingkat 3 selama 8 tahun namun kemudian dia meninggalkannya[18]. Finney pernah mengatakan demikian, "I soon found that I was completely converted from Freemasonry to Christ, and that I could have no fellowship with any of the proceedings (cara kerja) of the lodge. Its oaths appeared to me to be monstrously profane (sangat duniawi) and barbarous."[19] (Segera saya mendapatkan bahwa saya harus bertobat dari Freemasonry kepada Mesias dan saya tidak dapat melakukan persekutuan dengan berbagai cara kerja loji. Sumpah Freemasonry nampak bagiku menjadi seperti sangat duniawi dan barbarik). Finney mendapati bahwa organisasi ini sangat berbahaya dan menentang pemerintahan terbukti dengan dugaan keterlibatan organisasi ini dalam pembunuhan William Morgan[20]. Finney secara luas menuliskan perihal Freemasonry, dan dia menjadi pelawan yang kokoh. Ada sekitar 200 surat terkait Masonrydalam artikel-artikel pribadinya dan

diapun menerbitkan buku dengan judul The Character, Claims, and Practical Workings of Freemasonry pada tahun 1869[21]. Kembali kepada artikel Russ Wise. Beliau menjelaskan bahwa sejak Abad 20 hingga sekarang ini terjadi pergeseran dan dikuasai oleh para pemikir okultis (sihir, magis) seperti Albert Pike. Beliau mengatakan sbb: As the evolution of modern Freemasonry took place over a period of several hundred years, it continued to be influenced by those who held an occultic world view. For them, the Craft was a revival of the ancient mysteries[22]( evolusi modern Freemasonry mengambil alih selama lebih dari beberapa periode tahun kemudian itu dilanjutkan oleh mereka yang memiliki pemahaman mengenai okultisme). Konsep-konsep mistik dan magis serta agama misteri dimasukkan dalam berbagai buku Albert Pike. Lambang ular menempati peranan penting. Dalam bukunya yang terkenal,Morals And Dogma dia menyatakan bahwa Freemasonry identik dengan Agama Misteri kuno[23]. Dalam bukunya yang lain yaitu Knight of the Brazen Serpent dikatakan: "The serpent entwined around the egg, was a symbol common to the Indians, the Egyptians, and the Druids. It referred to the creation of the Universe" [24] (ular yang melilit dirinya di sekeliling telur merupakan simbol umum bagi orang-orang india dan Mesir serta Druid. Itu menunjuk pada penciptaan dunia). Freemasonry pun mengadaptasi lambang Ouroboros. Dalam salah satu buku dengan judul Magic Symbol dijelaskan makna Ouroboros sbb: "This snake, sometimes called the Ouroboros, is a symbol of Time, from which alone Wisdom springs. The snake encircles the two symbols of the extremes of created life -- the child and the death-symbol of the skull. Between them, the child and skull are intended to symbolize the 'beginning and then end.' As a whole, the emblem may be interpreted as meaning, 'In the end, is my beginning', or 'The End is Found in the Beginning', which is approximately what the Latin around the circle means"[25] (Ular ini terkadang disebut dengan Ouroboros adalah lambang Waktu dari mana Hikmat berasal. Ular melingkari dua simbol kehidupan yang ekstim yaitu anak dan kematian yang disimbolkan dengan tengkorak. Diantara mereka, anak dan tengkorak, melambangkan permulaan dan akhir. Secara keseluruhan lencana berisi lambang tersebut dapat diartikan dalam akhir inilah permulaan saya atau yang akhir ditemukan di permulan demikian kira-kira maknanya dalam bahasa Latin yang mengelilingi lencana tersebut).

Knight of Templar: Definisi, Sejarah, Karakteristik Nama asli Knight of Templar adalah The Poor Fellow-Soldiers of Christ and of the Temple of Solomon (Latin: Pauperes commilitones Christi Templique Solomonici) atauOrder of the Temple (Prancis: Ordre du Temple or Templiers). Didirikan oleh Roma Katolik tahun 1129 dan bukan hanya berfungsi sebagai prajurit dalam masa Perang Salib namun sebagai ordo yang bergerak dibidang sosial dan keuangan yang dikelola oleh mereka yang tidak terlibat dalam peperangan. Cara ini merupakan bentuk awal dari perbankan modern[26]. Mereka memiliki pakaian khas berupa mantel berwarna putih dengan salib berwarna merah. Mereka banyak telibat membuat benteng-benteng di sepanjang Eropa.

Keberadaan prajurit Templar erat kaitannya dengan Tanah Suci Yerusalem. Ketika Tanah Suci di Yerusalem jatuh ke tangan Muslim maka keberadaan Templar semakin surut pengaruhnya. Dikarenakan keterlibatan mereka dalam upacara religius rahasia maka keberadaan mereka pada tanggal 13 Oktober 1307 dimusnahkan oleh Raja Philip IV dari Prancis dengan cara dibakar dan disalib. Kegiatan rahasia Templar dijadikan alasan Raja Philip IV yang berhutang uang pada Templar untuk melenyapkan keberadaan mereka. Pada tahun 1312 Paus Klement V membubarkan ordo ini dan menyatakannya sebagai terlarang. Namun sejak itu banyak sekali infrastruktur Eropa lenyap secara misterius. Peristiwa ini menimbulkan spekulasi dan berbagai rumor. Ketika tahun 1099 pasukan Perang Salib berhasil menguasai Yerusalem, kondisi Yerusalem belum sepenuhnya terkendali dan aman. Masih banyak ditemui terjadinya perampokan dan pembunuhan terhadap para peziarah terutama di garis pantai Yaffa menuju Yerusalem. Hal ini mendorong mantan prajurit Perang Salib pertama dari Prancis bernama Hugues de Payens and saudaranya bernama Godfrey de Saint-Omermengusulkan pembentukan ordo biara yang menjaga dan mengawal para peziarah. Raja Baldwin II menyetujui permintaan mereka dan memberikan sebuah tempat untuk markas yaitu di Bukit Bait Suci dimana Masjid Al Aqsa berdiri. Para prajurit perang salib menamai Masjid Al Aqsa sebagai Bait Suci Salomo. Karena lokasi markas mereka berada di wilayah Bait Suci Salomo tersebut maka mereka memberikan nama mereka dengan julukan The Poor Fellow-Soldiers of Christ and of the Temple of Solomon. Keberadaan mereka disuplai oleh sumbangan kerajaan. Mereka hanya memiliki sembilan pasukan dengan simbol prajurit mengendarai seekor kuda sebagai lambang kemiskinan dan kemurnian.

Bernard de Clairvaux pada tahun 1135 dalam bukunya De Laude Novae MilitaeIn Praise of the New Knighthood dan mengatakan bahwa prajurit Templar tidak memiliki rasa gentar karena mereka berjuang dengan senjata iman sebagaimana mereka memiliki proteksi atas tubuh mereka berupa lapis baja. Ini merupakan dua senjata sehingga tidak perlu takut akan keberadaan satan maupun manusia.

Kondisi kemiskinan prajurit Templar tidak berlangsung lama sejak Bernard de Clairvaux yang adalah kemenakan Andr de Montbard membela keberadaan prajurit Templar dan kepentingan mereka sehingga akhir pada tahun 1129 melalui Konsili Troyes keberadaan prajurit Templar berubah menjadi organisasi yang kaya dan bergerak dibidang sosial. Mereka menerima banyak tanah, bangunan serta anakanak bangsawan yang siap membela kepentingan Tanah Suci. Keuntungan lainnya pada tahun 1139 Paus Inocent II mengeluarkan bula Omne Datum Optimum yang membebaskan mereka dari kewajiban hukum lokal. Konsekwensi logisnya prajurit Templar bisa bepergian leluasa tanpa dibatasi oleh wilayah dan kewajiban membayar pajak kecuali terhadap Paus. Saat Perang Salib berlangsung mereka memainkan peranan kunci dalam penentuan kemenangan peperangan. Saat prajurit perang salib bertempur melawan pasukan Sultan Saladin yang berjumlah 26.000 maka prajurit Templar menyediakan kuda perang dan menolong 500 prajurit perang salib untuk mendapatkan kemenangannya pada perang Montgisard tahun 1177. Sekalipun prajurit Templar bercorak militer namun banyak dari mereka yang tidak terlibat pertempuran. Mereka inilah yang telibat dalam pengelolaan inrastruktur. Sekalipun mereka disumpah untuk hidup miskin namun mereka kerap mendapatkan perhatian atas kemakmuran mereka melampui sumbangan yang diberikan. Bahkan para bangsawan yang terlibat perang salib kerap menitipkan perbendaharaan mereka yang berharga kepada prajurit Templar. Akibat akumulasi keuntungan ini maka pada tahun 1150 prajurit Templar membuat sebuah mekanisme manajemen baru yang kelak menjadi pola bagi perbankan modern dan juga munculnya surat cek. Mereka mengeluarkan letter of credit kepada para peziarah yang menitipkan barangbarangnya pada mereka. Mereka akan mengeluarkan dokumen yang memiliki nilai seharga dengan barang yang disimpan sehingga dapat dipergunakan saat berada di Tanah Suci. Gabungan antara sumbangan kerajaan dan gereja serta bisnis yang mereka kelola membuat prajurit Templar membangun jejaring keuangan yang melintasi Eropa

hingga Timur Tengah. Mereka banyak menerima sebidang tanah, membangun gereja dan kastil. Merekapun terlibat dalam memproduksi barang dan melaksanakan ekspor impor, menguasai pulau Cyprus menjadi milik mereka, memiliki jumlah konvoi kapal laut yang banyak. Tidak dapat disangkal bahwa pada zamannya prajurit Templar merupakan korporasi multinasional yang pertama. Namun kejayaan prajurit Templar menjadi surut menjelang pertengahan Abad XII dikarenakan kekuatan pasukan Muslim dibawah pimpinan Sultan Saladin semakin solid. Belum lagi konflik diantara faksi-faksi Kristen memperlemah kedudukan mereka di Yerusalem. Prajurit Templar sendiri berselisih dengan the Knights Hospitaller dan theTeutonic Knights. Setelah berbagai kampanye yang gagal termasuk dalam peperangan sengit yaitu perang Horn di Hattin maka pada tahun 1187 Yerusalem jatuh ke tangan Sultan Saladin. Tahun 1129 prajurit perang salib berhasil merebut Yerusalem tanpa bantuan Templar. Namun hanya berlangsung singkat karena pada tahun 1244 pasukan Khwarezmi Turki merebut kembali dan bangsa Barat tidak pernah memiliki kembali Yerusalem sampai tahun 1917 Inggris berhasil merebut dari pemerintahan Ottoman Mesir. Peristiwa ini memaksa ksatria Templar memindahkan markasnya ke utara yaitu pelabuhan Acre namun pada tahun 1291 mereka kehilangan wilayah tersebut dan diikuti dengan lepasnya Tortosa (sekarang Syria) dan Atlit. Kemudian mereka mendirikan markas di Limmasol di pulau Ciprus dan membentuk pasukan kecil di pulau Arwad. Tahun 1300-an mereka berusaha untuk berkolaborasi dengan pasukan Mongol melalui penyerbuan baru ke pulau Arwad. Sekitar 1302-1303 ksatria Templar pulau Arwad dan jatuh ke tangan orang-orang Mamluk Mesir. Dengan jatuhnya pulau tersebut ke tangan musuh maka prajurit perang salib kehilangan pijakan terhadap Yerusalem. Sekalipun dukungan finansial terhadap ksatria Templar merosot namun mereka masih tetap dapat menjalankan bisnis mereka di sepanjang wilayah Eropa. Tahun 1305 Paus Klement V yang tinggal di Prancis mengirim surat kepada Jacques de Molay Grand Master Templar dan kepada Fulk de Villaret Grand Master Hospitaller agar meleburkan diri. Tanpa meminta persetujuan keduanya maka tahun 1306 Paus memanggilk keduanya. Tahun 1307 hanya de Molay yang datang sementara de Villaret tidak bisa datang. Namun de Molay dan Paus Klemen V telah mendiskusikan terlebih dahulu persoalan pengusiran Templar. Sekalipun keputusan tersebut keliru namun Paus Klemen V telah menulis surat kepada Raja Philip IV di Prancis untuk membantu melakukan investigasi. Namun Philip memanfaatkan momentum tersebut untuk memusnahkan ksatria Templar karena dia memiliki hutang teramat banyak kepada Templar ditambah lagi sejumlah rumor yang beredar mengenai Templar[27]. Tanggal 13-13-1307 Raja Philip menangkap de Molay dan memenjarakan ksatria Templar Prancis lainnya. Surat penangkapan dimulai dengan kata-kata: "Dieu n'est pas content, nous avons des ennemis de la foi dans le Royaume" (Tuhan tidak berkenan. Kami memiliki musuh-musuh iman di kerajaan ini). Ksatria Templar dibebani tuntutan al., penyembahan berhala, upacara rahasia, kemurtadan, ritual cabul, homoseksualitas, dll. Berbagai pengakuan atas tuntutan tersebut dilakukan dibawah ancaman dan pembakaran sehingga menyebabkan berbagai skandal di Paris. Setelah peristiwa tersebut maka pada tanggal 22-11-1307 Paus Klemen V

mengeluarkan bula Pastoralis Praeeminentiae dan memerintahkan seluruh kerajaan Kristen menangkap ksatria Templar dan menyita harta mereka[28].

Paus Klemen memberikan kesempatan kepada ksatria Templar untuk membela diri untuk memisahkan mana yang bersalah dan mana yang tidak bersalah. Namun tahun 1310 Raja Philip mengabaikan ketentuan tersebut dan membakar banyak sekali ksatria Templar di tiang gantungan. Paus Klemen V mengeluarkan bula tahun 1312 dengan nama Vox in excelso yang memerintahkan pelarangan ordo ini dan Ad providam yang berisikan penyitaan aset Templar ke Hospitaller. Jacques de Molay dan Geoffrey de Charney yang semula mengakui kesalahan di bawah paksaan sekarang menarik kembali pernyataan mereka. Akhirnya kedua orang tersebut dituduh kambuh sifat bidatnya maka dibakar. Keduanya menjelang kematian tetap menyangkali semua tuduhan yang dialamatkan pada mereka dan menjelang kematiannya mereka tetap menegadahkan wajah kearah Katedral Notre Dame dan mengangkat tangan berdoa. Legenda menyatakan (sebagaimana tertulis dalam perkamen) bahwa saat dibakar pada tanggal 18-3-1314, Jacques de Molay berkata dari dalam api sbb: "Dieu sait qui a tort et a pch. Il va bientot arriver malheur ceux qui nous ont condamns mort" (Tuhan mengetahui siapa yang bersalah dan siapa yang berdosa. Segera sebuah malapetaka akan dialami atas mereka yang menuntut kematian kami). Satu bulan kemudian Paus Klemen meninggal dan menjelang akhir tahun Raja Philip tewas melalui sebuah kecelakaan saat berburu). Setelah kematian pemimpinya banyak dari ksatria Templar yang tersisa terpikat untuk bergabung ke Knight Hospitaller, sebagian ada yang pensiun dan hidup damai sementara yang lainnya mengungsi ke wilayah yang terbebas dari pengaruh kepausan yaitu Skotlandia dan mereka membentuk ordo Knight of Christ. Pada tahun 2001 sebuah dokumen yang disebut dengan Chinon Perkamen ditemukan di perpustakaan arsip rahasia Vatikan yang disimpan secara keliru di tahun 1628. Dalam dokumen tersebut berisikan upaya Templar untuk meminta pengampunan dan penghapusan kesalahan yang berkaitan dengan bidat yang dilakukan Paus Klemen pada tahun 1308 sebelum secara formal dilarang pada tahun 1312. Posisi Roma Katolik saat ini menganggap keputusan Paus Klemen sebagai tidak adil. Tidak ditemukan kesalahan yang berarti terhadap Ordo tersebut. Namun karena tekanan skandal publik dan besarnya pengaruh Raja Philip, maka keputusan tidak adil tersebut dimungkinkan terjadi. Apakah Knight of Templar Identik Dengan Freemasonry dan Kabalah?

Dikarenakan berbagai ritual rahasia yang melingkupi sejarah Ksatria Templar dan berbagai upaya pemusnahan keberadaan mereka Raja Philip IV dari Prancis dan Paus Klemen V maka berbagai spekulasi dan dongeng beredar dengan menghubunghubungkan keberadaan Ksatria Templar dengan keberadaan Freemasonry. Pada Abad XVIII sejumlah organisasi Freemasonry menghubungkan lambang dan ritual mereka dengan Ksatria Templar. Namun sebenarnya tidak ada hubungan yang membuktikan adanya keterkaitan historis antara Ksatria Templar yang dimusnahkan keberadaannya di Abad XIV dengan keberadaan Freemasonry yang lahir disekitar Abad XVIII. Ksatria Templar mulai dihubung-hubungkan dengan keberadaan Freemasonry dimulai dari novel Abad XIX seperti Ivanhoe, Foucault's Pendulum, dan di Abad XXI The Da Vinci Code karya Dan Brown dan berbagai film modern seperti National Treasure sertaIndiana Jones and the Last Crusade, bahkan permainan video dengan judul Broken Sword and Assassin's Creed. Rizki Rydasmara terpengaruh banyak dengan novel Da Vinci Code nya Dan Brown sehingga mempercayai begitu saja keberadaan Biarawan Sion yang turut melahirkan Ksatria Templar. Berikut kutipan jawaban Angelina Dimitrea kepada DR. John Grant saat menjelaskan asal usul Ksatria Templar dan hubungannya dengan Kabalah, Ya, John. Ksatria Templar memang lahir dari rahim para Biarawan[29]. Sementara Dan Brown sendiri banyak mendasarkan buku Holy Blood, Holy Grail karya Michael Baigent, Richard Leigh, Henry Lincoln. Priory of Sion (Biarawan Sion) menurut The Da Vinci Code, adalah salah satu masyarakat rahasia yang msih ada sampai sekarang. Organisasi inilah yang diberi tanggung jawab untuk menjaga rahasia Cawan Suci, dimulai pada tahun 1099 saat Knight of Templar menemukan dokumen yang telah lama hilang di bawah reruntuhan Bait Salomo. Brown bergantung pada buku terbitan 1982, Holy Blood, Holy Grail untuk mendapatkan informasi tentang Priory of Sion. Sementara penulis Holy Blood, Holy Grail bergantung pada dokumen yang disediakan bagi mereka oleh Pierre Plantard, seorang Prancis Anti Semit yang menghabiskan waktu di penjara karena penipuan pada tahun 1953. Plantard dan tiga orang temannya mendirikan sebuah klub sosial kecil yang pada tahun 1954 disebut Priory of Sion, mengambil nama dari sebuah gunung dekat situ. Tujuan klub tersebut adalah meningkatkan jumlah rumah berbiaya murah di Prancis. Klub ini bubar tahun 1957 tetapi Plantard mempertahankan nama ini. Sepanjang tahun 1960-an dan 1970-an, Plantard menciptakan serangkaian dokumen yang membuktikan adanya garis darah dari Maria Magdalena, melalui raja-raja di Perancis, sampai pada Pierre Plantard. Dia mulai mempergunakan nama Plantard de Saint-Clair berkata bahwa marga Saint-Clair adalah keturunan langsung dari Yesus dan Maria. Pada tahun 1993, nama Plantard sekali lagi muncul berkaitan dengan satu skandal politis yang melibatkan seorang teman dekat presiden Perancis waktu itu, Francois Mitterand. Plantard telah, di dalam salah satu daftar terdokumentasi Priory of Sion, memasukkan nama Roger Patrice Pelat sebagai seorang Grand Master. Saat

dipanggil kehadapan pengadilan untuk bersaksi, Plantard, di bawah sumpah mengakui bahwa dia telah membuat sendiri seluruh skema Priory of Sion[30]. Kabalah: Definisi dan Sejarah serta Karateristik Apakah sebenarnya Kabalah itu? Kabalah didefinisikan sbb: Disiplin dan sekolah pemikiran mengenai dan yang berkaitan dengan aspek mistis dari Rabinik Yudaisme. Kabalah adalah sistem yang sepenuhnya bersifat teosofis dan muncul pada Abad XI-XII Ms di Prancis Selatan dan Spanyol dan dituangkan kembali pada Abad XVI Ms di masa Kaisar Otomman di Palestina meskipun memasukkan bentuk-bentuk mistik Yahudi awal. Kemudian Kabalah menjadi landasan mendasar bagi perkembangan mistik Yahudi dikemudian hari. Kabalah adalah seperangkat pengajaran esoteris yang bermaksud menjelaskan hubungan antara Pencipta yang kekal dan misteri dengan ciptaannya yang fana dan terbatas [31]. Mengenai asal usul Kabalah dijelaskan: Asal usul istilah Kabalah sendiri tidak diketahui dan menjadi perdebatan sejak pemikir Yahudi Solomon ibn Gabirol (10211058) sampai penganut Kabalah Spanyol di Abad XIII bernama Bahya ben Asher. Sekalipun istilah tersebut telah dipergunakan dalam banyak dokumen keagamaan dari Abad II Ms sampai hari ini, namun istilah Kabalah telah menjadi pengambaran utama bagi pengetahuan dan praktek esoteris bercorak Yahudi. Literatur Yahudi yang dipergunakan sebagai dasar pengembangan pemikiran Kabalah, berkembang melalui tradisi teologi yang dapat dikenali dalam berbagai sekolah dan langkah-langkah bertingkat. Literatur ini meliputi karya awal dari Abad I-II Ms (seperti Sefer Hekhalot dan Sefer Yetsirah) dan literatur modern awal seperti tulisan dari Safed di abad XVI (karya Ishak Luria) serta karya Eropa Timur Abad XVIII (Khasidiq baru)[32] . Dari aspek definisi dan asal usul, ternyata tidak ada kaitan historis antara Kabalah dan Freemasonry. dSekalipun Freemasonry berbicara perihal simbol-simbol mistis dan magis namun berbeda dengan Kabalah karena Kabalah berakar pada Yudaisme yang setara dengan penggalian aspek esoteris dalam agama-agama lain seperti Tasawuf dalam Islam, Kharismatik dalam Kekristenan, Hesykiasme dalam gereja Ortodok, dll. Mendefinisikan Kabalah sebagai Mistik Yahudi, terlalu menyempitkan essensi Kabalah. Kabalah lebih luas dari sekedar mistik dan perihal supranatural. Kabalah adalah pendalaman aspek esoteris untuk menghayati hubungan dengan Tuhan secara personal. Kabalah setara dengan Tasawuf dalam Islam atau Hesykiasme dalam Gereja Ortodok dimana istilah-istilah tersebut mewakili sebuah kerinduan untuk menghayati Tuhan secara esoteris (aspek pendalaman batin). Ada dua kata kunci yang khas dalam ajaran Kabalah yaitu Ein Sof dan Sefirot. Torah mengajarkan bahwa YHWH adalah kekal (Ul 33:27). Dari sini kita memahami bahwa YHWH adalah tak terhingga atau tak terbatas. Dalam mistisisme Yahudi istilah Eyn Sofdigunakan untuk menerangkan YHWH sebagai yang kekal, tak terhingga dan tak terbatas. Eyn adalah kata Ibrani yang berarti tidak adaatau tanpa, sementara Sof berarti akhir, batas, atau definisi. Jadi YHWH adalah Eyn Sof, YHWH adalah tidak terdefinisi. Hal ini menciptakan suatu persoalan. Pada saat kita berusaha menerangkan YHWH, kita terdorong untuk memberikan-Nya suatu definisi sehingga kita berbicara di luar konteksEyn Sof. Tidak ada satu pun cara bagi

manusia untuk menerangkan Eyn Sof, menerangkan YHWH, apalagi dengan kapasitas daya pikir kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. YHWH senantiasa tidak dapat ditangkap oleh pemikiran manusia. Sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan untuk itu. Karena Eyn Sof tidak dapat diterangkan dengan sifat apapun, dalam mistisisme Yahudi keilahian-Nya diterangkan oleh sepuluh Sefirot (yang bercahaya) yang memancar keluar dari Eyn Sof, yang disebut Eser Sefirot (sepuluh pancaran cahaya). Sefirot ini mungkin sebaiknya dimengerti sebagai hakikatYHWH. Berikut ini adalah kesepuluh Sefirot itu yang masing-masing diasosiasikan dengan nama-nama YHWH:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Keter (Mahkota) - Ehyeh Asher Ehyeh (Aku Adalah Aku)Chokmah (Hikmat) - Yah Binah (Wawasan) - YHWH Elohim Chesed (Karunia) - El Gevurah (Kekuatan) - Elohim Teferet (Keindahan) - YHWH Adonai Hod (Kemuliaan) - Adonai Tzvaot (TUHAN Balatentara Sorga) Natzach (Kemegahan) - Elohim Tzvaot (Elohim Balatentara Sorga) Yesod (Fondasi) - Shaddai / El Chai (Yang Maha Kuasa / Elohim Yang Hidup) Malkut (Kerajaan) - Adonai

Hakikat keilahian yang serupa juga dijelaskan di dalam Tanakh seperti dalam ayatayat berikut:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Roh YHWH akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian (Chokmah/Binah), roh nasihat (Atzah) dan keperkasaan (Gevurah), roh pengenalan (Daat) takut (Yirah) akan YHWH (Yesaya 11:2) Ya YHWH, punya-Mulah kebesaran (Gedulah) kejayaan (Gevurah), kehormatan (Tiferet), kemasyhuran (Natzakh) keagungan (Hod), Ya YHWH, punya-Mulah kerajaan (Malkut) (1 Tawarikh 29:11)

YHWH meletakkan sebagai dasar (yesod) di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar (yesod) yang teguh (Yesaya 28:16) Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi YHWH bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (chesed)!(2 Tawarikh 20:21) Jika divisualisasikan, gambaran sefirot akan menghasilkan ets khayim (pohon kehidupan) sebagaimana di bawah ini:

Namun Eser Sefirot pun dapat dihubungkan dengan unsur-unsur dalam diri manusia yang meliputi, pikiran, keputusan, kebijaksanaan, kepemimpinan, dll. Perhatikan gambar berikut:

Apakah Kabalah Identik Dengan Freemasonry? Rabbi Ariel Bar Tzadok seorang Kabalist mengingatkan bahwa tidak semua yang mengklaim sebagai Kabalah adalah Kabalah yang sebenarnya. Beliau mengatakan sbb:It must be made known what is legitimate Kabbalah and what are the impostors and forgeries. Only in this way can the true and holy Kabbalah, ordained and given by G-d, be preserved, treasured and safeguarded (perlu diketahui apa yang merupakan Kabalah yang sah dan apa yang merupakan kebohongan dan dusta. Hanya dengan cara demikian Kabbalah yang sejati dan suci diturunkan dan

diberikan oleh Tuhan, menjadi terpelihara, diwariskan dan terjamin)[33]. Perkumpulan Kabalah belakangan ini terkadang tidak ada kaitannya dengan Kabalah yang benar. Rabbi Ariel menggunakan istilah Cabbala dan Qabbala untuk membedakan antara praktek-praktek sihir mengatasnamakan Kabalah dengan Kabalah yang benar sebagaimana beliau jelaskan:This led to the rise of another form of Kabbalah, one which today is spelled with a C i.e., Cabbala. This Christian school of Cabbala also incorporated many ideas, doctrines and teachings that were not of Jewish origins[34] (ini menuntun kepada kebangkitan beraneka ragam bentuk lain dari Kabalah yang sekarang ini kerap disebut dengan huruf C seperti Cabbala. Sekolah Kristen Cabbala juga banyak memasukan berbagai gagasan, doktrin serta ajaran yang tidak memiliki akar dalam Keyahudian) Kabalah sejati menurut Rabbi Ariel diturunkan melalui para nabi dan berisikan konsep mengenai keadilan sosial, moralitas dan hak asasi sebagaimana beliau jelaskan sbb:Authentic Jewish Kabbalah, as handed down by the Biblical prophets, contains great concepts of social justice, morality and human rights. These teachings have had a tremendous influence on the development of post Renaissance western philosophy. Yet the role of Kabbalah in influencing these matters is known to only a small few[35] (Kabalah Yahudi yang autentik, diturunkan melalui para nabi dalam Kitab Suci dan terdiri dari konsep agung mengenai keadilan sosial, moralitas serta hak-hak asasi. Ajaran ini memiliki pengaruh luar biasa terhadap perkembangan filsafat Barat setelah Renaisance. Namun pengaruh Kabalah dalam persoalan ini hanya dketahui sedikit orang saja). Menurut Rabbi Ariel, pada era Renaisance banyak bermunculan kelompok esoteris yang meminati berbagai hal terkait mistik dan kebatinan yang bersifat bukan Yudaisme. Kelompok-kelompok tersebut kerap mengindentifikasi diri mereka dengan masyarakat rahasia Kabalah. Salah satunya adalah Freemasonry. Banyak buku ditulis yang memberikan penjelasan keterkaitan pendiri negara Amerika dengan Masonik dan Kabalah. Bahkan simbol-simbol negara serta lembaran uang 1 dollar Amerika menyematkan lambang Masonik dan Kabalah. Beberap buku tersebut al.,Albert Mackey, The History of Freemasonry (1996), Manly P. Hall, The Secret Destiny of America (1972), Paul Foster Case, The Great Seal of the United States - Its History, Symbolism and Message for the New Age (1935)[36] Dalam buku-buku tersebut diulas mengenai angka 13 yang muncul secara menonjol di berbagai lambang-lambang Freemasonry dan lambang negara Amerika Serikat. Dalam gematria Yahudi abjad mewakili angka dan makna. Piramida berjumlah 13 bermakna bukan saja jumlah koloni yang menyebrang dari Inggris ada 13 kelompok namun mengandung makna yang dalam bahasa Ibrani Ekhad(Alef=1, Khet=8, Dalet=4. Jadi 1+8+4=13) yang artinya Esa sebagaimana tertulis dalam Ulangan 6:4, Dengarlah Israel Yahweh itu Tuhan kita Yahweh itu Esa) dan Ahavah(Alef=1, Heh=5, Bet=2, Heh=5. 1+5+2+5=13) yang artinya Mengasihi atau Kasih. Tanggal 4 Juli sebagai tanggal berdirinya negara Amerika Serikat dalam bahasa Inggris July the Fourth jika dihitung ada 13 huruf. Tahun 1976 dimana angka 76 jika dijumlahkan akan menunjukkan angka 13.

Sebuah catatan menarik berkaitan dengan astrologi menyatakan bahwa ketika Deklarasi Kemerdekaan ditandatangani sehingga melahirkan negara baru, posisi matahari berada pada tiga belas derajat ke arah rasi Cancer, dan karena itu kekuasaan berada pada tiga belas derajat ke arah rasi Scorpio.

Lambang burung rajawali dengan tulisan E Pluribus Unum tidak terlepas dari angka 13. Perhatikan jumlah bintang di atas kepala rajawali ada 13 buah dengan mengikuti formasi dari atas kebawah 1,4,3,4,1. Kemudian perhatikan di cakar kanan sang rajawali mencengkram 13 daun zaitun dan buah zaitun sebanyak 13 buah. Kita jumlahkan 13+13=26. Angka 26 mewakili nama Tuhan bernama Yahweh (Yod=10, Heh=5, Waw=6. Heh=5. Jadi 10+5+6+5=26). Ada 13 busur panas dicengkram di cakar kiri. Maka jika dijumlahkan akan menemukan angka 26 (Yahweh) dan 13 (Esa) yang bermakna Yahweh itu Esa (Ul 6:4). Frasa E Pluribus Unum jika dihitung ada 13 huruf. Adapun lambang mata dalam bahasa Ibrani adalah Ayin dan lambang segitiga menunjukkan derajat ke 3. Huruf Ayin dalam abjad Ibrani bernilai 70. Jika 70 ditambah 3 menghasilkan angka 73 dimana nilai 73 adalah menunjuk pada Hikmat atau Khokmah (Khet=8, Kaf=20, Mem=40, Heh=5. Jadi 8+20+40+5=73). Berarti lambang mata yang melihat (All Seeing Eye) bermakna Hikmat Surgawi yang memberikan inspirasi.

Menanggapi signifikasi simbol-simbol tersebut Rabbi Ariel Bar Tzadok memberikan kesimpulan demikian: So what can be concluded from all this? The influence of Kabbalah on Masonic symbolism is quite clear. Yet, in spite of words, was there a Kabbalistic influence on Masonic action?[37] (Apa yang dapat kita simpulkan dari semua ini? Pengaruh Kabalah terhadap simbol-simbol Masonik sangat jelas. Namun demikian adakah pengaruh Kabalah pada tindakan Masonik?). Beliau memberikan jawaban tidak atas pertanyaan tersebut. Beliau berkata, The Kabbalah, like general Judaism, proclaims mercy and compassion to all as the highest of spiritual attributes. Did the Masons show equality, mercy and compassion to all? History bears witness that they did not[38] (Kabalah sebagaimana Yudaisme pada umumnya, menyatakan kasih dan pengampunan atas apa yang berhubungan dengan sifat-sifat kerohanian. Apakah Mason menunjukkan kesetaraan, belas kasih dan pengampunan terhadap semua orang? Sejarah membuktikan mereka tidak melakukan itu). Pada tahun 1970 dan 1980 sebuah loji Masonik di Italia disebut P2 menjadi ke pusat perhatian dunia. Hal ini berkaitan dengan runtuhnya bank Italia, Banco Ambrosiano. Direkturnya yang bernama Robert Calvi, yang adalah seorang Katolik setia juga "tokoh terpandang dalam loji P2". Investigasi atas runtuhnya bank ini dan hilangnya multi-jutaan dolar, menyebabkan a hubungan klandestin (rahasia) antara loji Masonik P2 (Freemasonry), Bank Vatikan, Badan Intelejen Amerika C.I.A. serta Mafia. Sebelum Robert Calvi bisa bersaksi di pengadilan tentang apa yang terjadi terhadap bank tersebut dan terhadap semua uang yang hilang, dia ditemukan tergantung di bawah Jembatan Blackfriars di London. Rumor mengatakan bahwa "bunuh diri" nya adalah sebenarnya merupakan pembunuhan. Dia diduga dibungkam agar tidak mengungkapkan rahasia Freemasonry internasional. Paus Yohanes Paulus I terpilih sebagai Paus yang baru. Bagi masyarakat kebanyakan, dia merupakan pribadi yang menawan, namun orang dalam Vatikan menganggapnya sebagai sosialis. Mereka takut atas pendirian liberal pada tradisi Katolik. Hanya tiga puluh hari dalam pemerintahannya dia ditemukan tewas di tempat tidurnya. Selama tahun 1970-an kekuatan Komunis Italia partai besar. Ada kekhawatiran banyak tentang kemampuan mereka untuk mengambil alih pemerintah Italia. Pendukung seperti individualisme pribadi dan hak asasi manusia sebagai Mason mungkin telah ditemukan diri mereka sebagai "tidak wajar" sesuai dengan lainnya akan memiliki kekuatan yang ditakuti seorang Italia pengambilalihan komunis, seperti Vatikan di Roma dan pemerintah Amerika melalui nya badan intelijen itu, C.I.A. Oleh karenanya Rabi Ariel Bar Tzadok berkesimpulan bahwa Freemasonry tidak ada kaitannya dengan Kabalah sekalipun mereka mempergunakan simbol-simbol Kabalah. Freemasonry sepenuhnya bergerak dibidang politik tinimbang spiritual sebagaimana beliau menjelaskan sbb: Masonic prejudice throughout the 19th and early 20th centuries demonstrates that while Masonry might make use of Kabbalistic symbolism, they certainly did not live up the what those symbols were to represent. This is a great shame. So close and yet so far. Where and how the Masons went wrong, I cannot say. Perhaps, rather than being a true spiritual

order, the Masons were (are?) more interested in politics. This is what appears to be[39] (Prasangka sepanjang Abad XIX dan awal Abad XX terhadap Freemason menunjukkan bahwa sekalipun Freemasonry mempergunakan simbol-simbol Kabalah namun mereka sama sekali tidak menghadirkan makna simbol-simbol tersebut. Ini sangat memalukan. Tidak kurang tidak lebih. Dimana dan bagaimana letak kesalahan Freemasonry saya tidak dapat mengatakannya. Agaknya Freemason lebih tertarik dengan persoalan politik tinimbang tataran kerohanian yang sesungguhnya) Kesimpulan Setelah kita mengkaji perihal Freemasonry dan Knight of Templar serta Kabalah, kita mendapatkan benang merah yang menjelaskan bahwa tidak ada sama sekali hubungan apapun diantara ketiganya. Kesamaan-kesamaan yang ada masih bersifat umum dan tidak menjelaskan apapun perihal keterkaitannya satu sama lain. Apalagi jika dikatakan keberadaan yang satu (Freemasonry) berakar dari keberadaan yang lain (Knight Templar dan Kabalah). Kabalah berlatar belakang Yudaisme. Karena wilayah pembahasan Kabalah meliputi persoalan-persoalan esoteris, wajar jika kita menemui berbagai ekspresi heretik dalam Kabalah sebagaimana kita menemuinya dalam Tasawuf. Ekspresi heretik tersebut dikaitkan dengan usaha untuk mendapatkan penyatuan monistik alias wihdatul wujud.Namun essensi Kabalah bukanlah okultisme. Sementara Freemasonry dalam perjalanan sejarahnya yang diselimuti rahasia dengan berbagai ritual yang tidak direferensikan dalam agama tertentu serta penggunaan simbolsimbol non religius, sangat kuat memiliki kecederungan kearah okultisme dan gnostisisme (kebatinan). Sangat tidak mungkin Knight Templar mengembangkan ritualnya dengan mengambil unsur-unsur Kabalah karena pada zaman itu sikap anti Yahudi masih berkembang kuat sehingga tidak mungkin sebuah ordo Kristen menghubungkan dirinya dengan ritual Kabalah End Notes:
[1] Op.Cit., Jacatra Secret, hal 188-192 [2] Ibid., hal 189 [3] Jakarta: Cakrawala Publishing 2005 [4] Jakarta: Salsabila 2011 [5] http://en.wikipedia.org/wiki/Freemasonry [6] Ibid., [7] The Regius Manuscript, (http://www.masonicsites.org/blue/regius1.htm) [8] Op.Cit., http://en.wikipedia.org/wiki/Freemasonry [9] Ibid., [10] Ibid.,

[11] Ibid., [12] Ibid., [13] Ibid., [14] Freemason Ritual: The Fastest Way to Learn Degree Ritual (http://www.masonic-lodge-ofeducation.com/freemason-ritual.html) [15] Freemasonry And The Bible:Masonic Bibles in History (http://www.masonic-lodge-ofeducation.com/freemasonry-and-the-bible.html [16] The Masonic Eye is symbolic of the Eye of God. It is the symbol of His Divine watchfulness and His ever present care of the universe (http://www.masonic-lodge-of-education.com/masoniceye.html) [17] http://www.leaderu.com/orgs/probe/docs/masonry.html [18] Charles Grandison Finney (http://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Grandison_Finney) [19] Ibid., [20] Ibid., [21] Ibid., [22] Op.Cit., Freemasonry And Christian Church [23] Rituals Freemasonry(http://www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/sociopol_brotherhoodss01d.htm) [24] Ibid., [25] Ibid., [26] http://en.wikipedia.org/wiki/Knights_Templar.htm [27] Ibid., [28] Ibid., [29] Op.Cit., The Jacatra Secret, p.188 [30] James L. Garlow & Peter Jones, Cracking the Da Vinci Code: Mematahkan Teori-teori Spekulatif Dalam The Da Vinci Code, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer 2005, hal 113-117 [31] http://en.wikipedia.org/wiki/Kabbalah [32] Ibid., of

[33] The Role of Kabbalah in the Founding of the United States of America (www.koshertorah.com), p.2 [34] Ibid., [35] Ibid., [36] Ibid., p. 8-10 [37] Ibid., [38] Ibid., [39] Ibid., p. 14

PAKAH VOC MERUPAKAN ORGANISASI LAYAR FREEMASONRY?

Dalam novel ini dikisahkan saat DR. Grant White Maker memberikan ceramah di pertemuan Conspiratus, pakar simbologi rekaan Rizki Ridyasmara menjelaskan kepada peserta seminar demikian: Saudara-saudaraku sekalian, VOC Vereenigde Oost-Indische Compagnie adalah organisasi layar Vrijmetselaren, kelompok persaudaraan Mason Bebas Belanda. Salah satu bukti, kemiripan antara simbol VOC dengan simbol Freemasonry, sebuah heksagram. Coba kita lihat bersama-sama simbol itu...[1]

Sebelumnya dalam prolog pengantar novelnya, Rizki Ridyasmara mengatakan sbb: Batavia dibangun VOC menurut cetak biru Freemasonry Hindia Belanda. Kelompok persaudaraan okultis ini menyisipkan aneka simbol Masoniknya di berbagai tata ruang kota, arsitektur gedung dan monumen, prasasti makam dan lainnya, yang masih bisa disaksikan hingga sekarang[2]. Simbol-simbol Masonik tersebut dapat terlihat jelas dalam jejak-jejak keberadaan bangunan dan kuburan bekas Belanda seperti Stadhuis (sekarang Gedung Balai Kota Jakarta dan Museum Jakarta), Adhucstat Logegebouw (sekarang gedung

BAPENNAS),Kerkhof Laan (sekarang Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober yang kemudian sejak tahun 1977 diganti menjadi Museum Taman Prasasti), Bundaran Hotel Indonesia yang melambangkan mata horus jika dilihat dari udara, simbol Baphomet (Setan dengan kepala kerbau) di gedung Stadhuis [3]. Dalam novel tersebut diulas secara detail lambang-lambang Masonik tersebut dengan latar belakang kisah thriler yang nyaris sama dan mengadopsi novel kontroversial the Da Vinci Code karya Dan Brown. Beberapa lambang tersebut mengekspresikan kecenderungan angka 13 yang muncul di sejumlah tempat bekas peninggalan VOC tersebut, kemudian lambang Ouroborous (ular melingKar menelan ekornya), lambang salib Templar, lambang Star of David, lambang Mawar, dll

VOC: Definisi, Sejarah dan Karakteristik

Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) didirikan tanggal 20 Maret 1602 dan merupakan perusahaan dagang yang semula hanya memfokuskan pada perdagangan semata dan bukan penaklukan wilayah[4]. Beberapa ahli sejarah kurang sepakat apakah VOC pada mulanya tidak memiliki motif-motif lain selain perdagangan. Beberapa ahli sejarah menghubungkan dengan tiga istilah 3-G (Gold, Glory, Gospel). DR. Verkyul pun memberikan konfirmasi dengan menggunakan istilah sbb: motif merkantil-ekonomis, motif teokratis,motif kultural, motif imperial[5].

Sekalipun perusahaan dagang, tidak dapat disangkal bahwa VOC mirip sebuah pemerintahan Kristen yang mempunyai kekuasaan politis untuk mengadakan perjanjian dengan pemerintahan lain, mengambil keputusan perang, mengadakan dan memelihara tentara, membuat dan mengedarkan uang[6]. Pada 1669, VOC merupakan perusahaan pribadi terkaya dalam sepanjang sejarah, dengan lebih dari 150 perahu dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja, angkatan bersenjata pribadi dengan 10.000 tentara, dan pembayaran dividen 40%[7].

VOC mempunyai kewajiban agamawi karena diwajibkan oleh pemerintah Belanda melakukan pengawetan atau pemeliharaan kepercayaan umum dalam hal ini agama Kristen sebagai agama yang diakui sah oleh pemerintah kerajaan Belanda yang beraliran Calvinis. Pemeliharaan kepercayaan umum tersebut selaras dengan bunyi pengakuan iman Belanda pasal 36 (Nederlandsche Geloofsbelijdenis). Berdasarkan perintah tersebut maka VOC mengeluarkan berbagai peraturan al., memelihara gereja yang kudus, menolak dan membasmi segala rupa penyembahan berhala dan agama palsu bukan saja Islam dan agama kafir namun Katolik dan aliran Lutheran dan diluar Calvinis serta membiayai berbagai kegaiatan agamawi seperti ibadah, pengajaran agama, pemeliharaan rohani serta penyebaran agama. Hanya terkait tugas penyebaran agama, VOC kerap melalaikan tugas ini jika sudah berbenturan

dengan kepentingan perdagangannya. Bahkan orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC mengabaikan nurani Kristennya[8].

Tugas penyebaran Injil tidak hanya dilaksanakan oleh VOC. Dalam perkembangannya khususnya setelah VOC bangkrut dan diambil alih pemerintahan Belanda, tugas penyebaran Injil dilakukan baik oleh badan gereja resmi dalam hal ini olehNetherlandsche Hervormde Kerk (NHK) maupun kelompok-kelompok di luar gereja resmi seperti Het Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), Nederlandsch Gereformeerde Zendings Vereeniging (NGZV), Doopsgezinde Zendings Vereeniging(DZV) serta kelompok awam yang tidak terikat dalam organisasi tertentu seperi F.L. Anthing (1820-1883),C.P. Stevens-Philips (1824-1876), J.C. Philips-van oostrom (1815-1877), E.J. De Wildt-Le Jolle (1824-1906), Tunggul Wulung (1800-1885) seorang pribumi jawa yang menjadi pertapa dan guru ngelmu sebelum masuk Kristen[9].

Di zaman VOC berkuasa, gereja yang terikat dengan VOC kerap mendapatkan benturan. Keterikatan dan kebergantungan gereja yang dikuasai VOC terutama dalam hal keuangan seperti memberi gaji pendeta. Kerap terjadi bahwa pendeta tidak berkutik menghadapi kebobrokan moral pejabat VOC yang secara kepangkatan berada di atasnya[10]. Namun tidak semua pendeta bersikap tutup mulut dan berdiam diri. Seorang pendeta VOC bernama Justus Heurnius kerap memberikan kritik atas ketimpangan sosial dan ketidakadilan sosial. Heurnius kerap membela rakyat Nusantara yang tertindas oleh VOC. Ketika Batavia diserbu Sultan Agung dari Mataram tahun 1628, beliau memberikan komentar: Kenyataan ini merupakan hukuman yang adil bagi umat yang celaka, yaitu umat yang hidupnya sehari-hari, tidak mau mengamalkan perintah Tuhan...[11]. Akibat pernyataannya beliau diasingkan ke Indonesia Timur (1632-1638) dengan harapan tidak lagi kembali ke negeri Belanda.

Freemasonry (Vrijmetselarij) di Masa VOC

Paska kekalahan VOC terhadap Inggris pada perang keempat (1780-1784) mengakibatkan perubahan peta kekuatan ekonomi dari VOC ke Inggris. Tahun 1795 VOC meninggalkan hutang sebesar 120 gulden dan akhirnya diambil alih oleh pemerintahan Belanda. Negara mengambil alih seluruh pengelolaan VOC yang masih tersisa. Tahun 1811 Inggris merebut pulau Jawa dan mengambil alih kepemimpinan di bawah Gubernur Thomas Raffles.

Loji pertama di dirikan di Batavia saat Gubernur Jendral dipimpin oleh Petrus Albertus van der Parra (1761-1775). Kepemimpinannya dianggap kurang baik karena

bersifat otoriter bahkan para pendeta mendapat perlakuan kurang baik sehingga para pendeta menganggapnya sebagai penguasa teladan.[12] Keadaan tidak lebih baik disaat kepemimpinan dikendalikan oleh Jeremias van Riemsdijk (1775-1777). Sifat kepemimpinan Oligarkis. Sejarawan Stapel memberikan pujian kepada Reynier de Klerk (1777-1780) sebagai gubernur pengganti. Stapel menyebutnya sebagai orang yang jujur, rendah hati, pekerja keras. Banyak pengembangan dibidang seni dan ilmu pengetahuan digiatkan pada zaman Reynier.

Dibawah kepemimpinan Willem Arnold Alting (1780-1796) Hindia Timur mengalami kemerosotan yang paling menyedihkan.Demikian pula di zaman Petrus Gerardus van Overstraten (1796-1801).

Pengambilalihan peran VOC oleh pemerintah Belanda baru terjadi tahun 1808-1811 oleh Daendles. Perang Eropa berakhir setelah perang Napoleon berhenti pada tahun 1815. Wilayah yang pernah direbut Inggris dikembalikan kepada Belanda. Di Den Hagg terjadi keputusan baru yang bersifat liberal humanistis diman pemerintah Belanda berhak atas hasil usaha di Hindia Belanda namun tidak boleh merugikan pribumi.

Peraturan pemerintah tahun 1811 (pasal 77) dikeluarkan perundangan baru yang berpihak pada kepentingan rakyat pribumi. Pajak yang menyiksa dan memberatkan tidak diperbolehkan. Namun demikian saat Cultuurstelsel (perundangan pembudidayaan tanaman atau sistem Tanam Paksa) dikembangkan pada tahun 1830-1870 sangat bertentangan dengan peraturan pemerintah tahun 1811 tersebut sehingga membuat Douwes Dekker melakukan perlawanan dan membuka aib pemerintah kolonial terhadap penduduk di wilayah Lebak.

Pemicu penyimpangan pemerintah adalah pecahnya perang di Belgia tahun 1830 sehingga menghabiskan kas negara Belanda sehingga harus mengubah kebijakan menjadi eksploitatif seperti di zaman VOC. Penggagas Cultuurstelsel adalah Van den Bosch sehingga menghasilkan gulden yang berlimpah bagi Belanda. Sistem ini dikenal dengan sebutan tanam paksa dimana pemerintah Belanda memaksakan pribumi menanam apa yang mereka mau dalam jumlah besar namun pribumi memperoleh hasil yang kecil. Kebijakkan ini diteruskan melalui para pemimpin lokal. Jawa menjadi pelampung yang menyelamatkan Nederland dari bahaya tenggelam[13]

Loji La Choisie di Batavia (1764-1766)

Sebelum tahun 1756 di Hindia Timur telah berkembang pengikut Mason Bebas. Sejarawan Hageman mengatakan bahwa keberadaan para Mason di Batavia berasal dari Inggris[14].

Sejarawan Van der Veur mengatakan bahwa loji pertama yang didirikan adalah La Choisie di Batavia tahun 1762 atas prakarsa J.C.M. Radermacher (1741-1780) seorang syahbandar Batavia. Beliau adalah anak Suhu Agung pertama dari Tarekat Mason di Belanda bernama Joan Cornelis Radermacher. Tidak ada kesepakatan diantara sejarawan mengenai persisnya lembaga ini didirikan. Ada yang mengatakan 1762 (Van der Veur dan Gelman Taylor) dan ada yang mengatakan 1764 (literatur Masonik). Kemudian terjadi pembagian antara Loji Solomon di Benggala India dan Loji La Choisie.

Sejarawan de Geus mengatakan bahwa pembangunan loji La Choisie, dikatakan sebagai langkah berani karena situasi jaman tersebut keberadaan Tarekat Mason di musuhi baik di negeri induknya di Belanda maupun di Batavia dan oleh para rohaniawan gereja, Tarekat Mason Bebas dianggap sebagai mahluk-mahluk berbahaya bagi negara dan gereja [15]. Sementara sejarawan Gelman Taylor memandang bahwa keberadaan Tarekat Mason Bebas khususnya pada saat pendirian loji La Choisie terjadi karena munculnya perkembangan mestizo (keturunan darah campuran) yang mencapai kejayaan di Abad XVIII sehingga menjauhkan mereka dari kebudayaan asli di Belanda dan membuat mereka terkucil.

Gubernur Jendral van Imhoff (1743-1750) ingin menguasai koloni dagang tersebut menjadi koloni warga Belanda di Jawa. Van Imhoff banyak mendatangkan petani Belanda dan memajukkan modernitas di Hindia Timur sehingga menggeser kedudukan para mestizo. Kebijakkan van Imhoff diteruskan oleh Jacob Mossel (1750-1761) dengan memberikan pembatasan-pembatasan kepemilikan oleh para mestizo.

Keberadaan Tarekat Mason menjadikan seseorang yang bergabung ke dalamnya (termasuk para mestizo) memiliki perilaku kebelandaan dan membuat seseorang memiliki status tinggi karena dapat dekat ke elit pemerintahan[16]

Loji ini berdiri tidak lama. Ada yang mengatakan Loji ini sudah berhenti tahun 1766, ada yang mengatakan 1767 (Hageman) dan ada yang mengatakan bahwa sebelum menerima surat konstitusi tahun 1770, loji itu telah tidak berfungsi (De Visser Smits). Tidak ada kata sepakat mengenai berhentinya keberadaan loji tersebut. Ada yang mengatakan karena larangan pemerintah. Ada yang mengatakan ketidakmampuan menampung kehadiran anggota yang pluralis sebagaimana pernah dilakukan Radermacher[17] .

Loji La Fidele Sincerite (1767) dan Loji La Vertueuse (1769)

Keanggotaan loji La Fidele Sincerite sebagian besar dari La Choisie maka dikatakan bahwa loji ini adalah penerus dari La Choisie (hal 66). Loji ini diresmikan oleh Abraham van der Weyden wakil Suhu Agung Provinsial di Batavia dan peresmian dilaksanakan di sebuah losmen dengan nama Heerenlogement tempat dimana para Masonik La Choisie dulunya kerap mengadakan pertemuan.

Beberapa peneliti Masonik menyimpulkan bahwa keberadaan loji La Fidele Sincerite sebagai tempat orang kurang berada (tempat pelarian bagi para tentara, burger, orang mardika, pelaut serta pegawai VOC menengah ke bawah) sehingga kerap menimbulkan perselisihan karena perbedaan status dan agama sehingga terciptalah loji La Vertueuse yang lebih homogen dalam hal status sosial. Ketua pertamanya bernama Hasselaar seorang administratur gudang gandum[18].

Hageman menilai peresmian La Fidele Sincerite 1772 bukan oleh Suhu Agung melainkan hanya wakilnya Abraham van der Weyden mrupakan ketidaan hubungan yang mendalam antara Loji Agung dan Loji Hindia Timur. Heren Zeventien (Tuantuan Tujuhbelas yang merupakan penentu kebijakan kompeni) tidak membolehkan keikutsertaan loji Hindia Timur di luar sepengetahuan mereka[19].

Daftar keanggotaan Tarekat Mason Bebas di Loji La Fidele Sincerite sangat beragam mulai dari pegawai pemerintahan sampai, tentara, pengacara, swasta sebanyak 48 anggota[20]. Kedudukan mereka lebih rendah dari anggota di Loji La Vertueuse meskipun jumlahnya hanya 38 anggota[21].

Pada tahun 1815 loji La Fidele Sincerite pindah dari Amanusgracht ke Tijgergracht dan diresmikan oleh pemerintahan Ingris melalui Thomas Standford Raffles seorang anggota Mason yang kemudian sebulan kemudian membuat dia naik pangkat dan diangkat sebagai meester (suhu) di

loji Vriendschap di Surabaya. Tahun 1819 dipindah ke sebuah rumah anggota Mason dan sampai tahun 1837 menjadi tempat pertemuan loji.

Tahun 1786 merupakan tonggak keemasan Freemason karena peresmian gedung baru diresmikan oleh Gubernur Willem Alting dihadiri oleh para pejabat tinggi. Freemason mulai dkenal khayalak [22].

Pelukis Prancis bernama Piron sekitar tahun 1794-1795 melukis 12 gambar simbolik bercorak Masonik dan dipindah ke gedung De Ster in Het Oosten (loji Bintang Timur). Lukisan tersebut melambangkan: hikmat, kekuatan, keindahan, kebajikan, amal, persatuan,kehati-hatian, pengharapan, keadilan, kedamaian, keadilan, sifat berdiam diri[23]

Berturut-turut kemudian didirikan loji-loji Freemasonry atau Vrijtmetselarij atau Tarekat Mason Bebas antara lain dengan nama: Loji La Constante et Fidele di Semarang (1801), Loji De Vrienschap di Surabaya (1809), Peleburan loji loji di Batavia ke dalam loji baru De Ster in het Oosten (1837), Loji Mata hari di Padang (1858)[24]

Berbeda dengan DR. Th. Steven yang memusatkan Loji La Choisie, Loji La Fidele Sincerite di Batavia, Loji La Vertueuse, Loji La Constante et Fidele di Semarang, Loji De Vrienschap di Surabaya, Loji De Ster in het Oosten , Loji Mata hari di Padang,maka Rizki Ridyasmara dalam novelnya justru menyatakan bahwa Loji Adhucstat (sekarang gedung Bappenas , Jakarta) sebagai pusat Freemasonry di zaman Hindia Belanda sebagaimana dikatakan, Freemasonry di zaman Hindia Belanda memusatkan aktivitasnya di loji Adhucstat itu. Dan sekarang, loji itu, gedung yang sama, dijadikan pusat perencanaan pembangunan negeri ini...Mason dan Bappenas sama-sama berfungsi sebagai Perencana dan Pembangun. Keduanya, yang dipisahkan zaman dan generasi, telah menghuni gedung yang sama dan mempunyai tugas yang sama. Apakah ini suatu kebetulan?[25]. Pada bagian lain ditegaskan ulang mengenai fungsiAdhucstat sbb: Adhucstat dirancang oleh Ir. N.E. Burkoven Jaspers. Adhucstat memiliki arti sebagai Kami Masih Berdiri di Sini. Setelah selesai pada tahun 1934, gedung ini langsung difungsikan sesuai dengan perencanaan semula yakni sebagai Loji atau markas persaudaraan Mason Bebas Hindia Belanda[26] Orang-orang Indonesia yang menjadi anggota Freemasonry Pada zaman Jepang sudah ada beberapa orang Indonesia bergabung dengan Tarekat Mason Bebas sebanyak 50 orang [27].

Raden Saleh anggota Mason Bebas ditahbiskan tahun 1836 di Loji Eendracht Maakt Macht. Abdul Rahman buyut Sultan Pontianak tahun 1844 menjadi anggota Mason di Loji Vriendschap dan dia adalah Muslim pertama yang ikut Mason Bebas[28]. Bupati Surabaya bernama R.A. Pandji Tjokronegoro menjadi anggota tahun 1908. Loji Vriendschap merupakan pusat anggota Mason dari Indonesia dan pada tahun 1870 didirikan Loji Mataram di Jawa. Pangeran Soerjodilogo (keturunan Paku Alam) tahun 1871 menjadi anggota Mason. Persemian Loji Mataram dilaksanakan dengan rumah pinjaman dari HB VI di Malioboro[29]. Abdurachman Surjomihardjo memberikan deskripsi pengaruh Freemasonry di wilayah Yogyakarta sbb: Sejak akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1891, beberapa anggota gerakan itu telah berhubungan dan menanam bibit di lingkungan keluarga Paku Alam. Paku Alam V telah resmi menjadi mason yang kemudian diikuti oleh Paku Alam VI dan Paku Alam VII secara aktif[30] Salah satu keluarga Paku Alam yaitu K.P.H Notodirdjo menjadi anggota Mason sekaligus sebagai ketua pengurus besar Boedi Oetomo. Abdurachman Surjomihardjo kembali menjelaskan: Sejak awal paham Budi Utomo memang berhubungan dengan Mason. Ketua Budi Utomo yang pertama, K.R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar di Banyumas, mempunyai hubungan perkawinan dengan keluarga Paku Alam[31]

Raden Sujono menulis di Indisch Maconniek Tijdscrift (IMT) menulis bahwa tahun 1928 ada 43 orang Jawa ikut Mason Bebas. Empat dari keturunan raja, dua puluh pegawai pemerintah orang indonesia, sepuluh memegang jabatan yang biasanya dipegang orang Eropa dan tujuh berprofesi sebagai dokter hewan[32]. Loji sebagai pusat kegiatan Freemasonry kerap mendapatkan sorotan negatif dari masyarakat dengan sebutan Omah Setan karena kerap dijadikan media pemanggilan

arwah. Abdurachman Surjomiharjo mendeskripsikan sbb: Pertemuan kaum mason diadakan di loge atau Loji Mataram di Jalan Malioboro. Pada waktu Yogyakarta menjadi ibukota Republik Indonesia, gedung ini dipakai oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Loji Mason di kalangan masyarakat bumiputera disebut sebagai Rumah Setan. Upacara penerimaan anggota baru mason diliputi oleh keanekaan dan kerahasiaan. Upacara ini diadakan di loji, dalam bahasa Belanda disebut Huis van Overdenking atau dalam bahasa Jawa disebut Omah Pewangsitan[33]. Beberapa pengikut Freemasonry (Vrijmetselarij) membela bahwa istilah rumah setan merupakan pengrusakan istilah dari rumah pamagsitan atau rumah permenungan[34] Bukan hanya di Batavia dihampir seluruh Jawa sudah tersebar loji-loji sbb:[35] Loji tertua di Yogyakarta terletak persis di seberang Kantor Pos Besar, yaitu sebuah bangunan yang kini dinamai Benteng Vredeburg. Bangunan benteng yang sering disebut Loji Besar atau Loji Gede itu dibangun pada tahun 1776 - 1778, hanya dua tahun berselang setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, salah satu pecahan kerajaan Mataram. Benteng yang semula bernama Rustenburg itu konon sengaja didirikan di poros Kraton - Tugu agar bisa mengawasi gerak-gerik Kraton.

Dari Vredeburg, sebuah loji yang paling terlihat adalah Loji Kebon, kini dikenal dengan nama Gedung Agung. Bangunan yang juga bergaya eropa itu didirikan tahun 1824 dan digunakan sebagai Gedung Karesidenan. Halaman Loji Kebon sangat luas dan dihiasi arca-arca yang dikumpulkan para pejabat Belanda dari penjuru kota Yogyakarta. Tahun 1912, kompleks Loji Kebon dilengkapi dengan bangunan Societeit de Vereniging, tempat pejabat Belanda berdansa dengan iringan biola.

Seperti halnya Loji Besar, Loji Kebon pun juga menjadi saksi sejarah. Pembangunan gedung yang dirancang A. Payen ini sempat berhenti karena Perang Diponegoro

tahun 1825 - 1830 yang hampir membuat pemerintah Belanda bangkrut. Pada Masa Jepang, gedung ini menjadi kediaman petinggi Jepang bernama Koochi Zimmukyoku Tyookan. Demikian pula sejak ibukota Indonesia berpindah ke Yogyakarta tanggal 6 Januari 1946, gedung ini menjadi istana kepresidenan. Hingga kini, meski ibukota Indonesia berpindah lagi ke Jakarta, gedung ini tetap berstatus istana kepresidenan.

Kawasan loji lain adalah Loji Kecil yang berlokasi di sebelah timur Vredeburg kini, tepatnya wilayah Shopping hingga hampir perempatan Gondomanan. Berbeda dengan Loji Besar yang berfungsi sebagai benteng dan Loji Kebon yang berfungsi sebagai gedung pemerintahan, Loji Kecil berfungsi sebagai wilayah hunian. Kini, meski tinggal segelintir, kita masih bisa menikmati beberapa bangunan lawas itu, di antaranya yang berada di kompleks Taman Pintar. Di kawasan itu juga terdapat Gedung Societet Militair yang dulu digunakan sebagai tempat para serdadu militer Belanda bersantai.

Kawasan Loji kecil merupakan pusat kawasan hunian orang Belanda pertama di Yogyakarta. Sejumlah fasilitas pendukung kini juga masih bisa dinikmati keindahannya, misalnya gereja Protestansche Kerk yang berdiri tahun 1857 (kini menjadi Gereja Kristen Marga Mulya, berlokasi di utara Gedung Agung) dan Gereja Fransiscus Xaverius Kudul Loji (bangunan lama) yang berdiri tahun 1870, berada di sebelah selatan kawasan Loji Kecil.

Satu kawasan loji lain yang menarik adalah Loji Setan. Dinamakan demikian karena gedung yang hingga kini nggak tahu kapan tahun pembangunannya itu dikenal angker. Banyak orang mengatakan, pada ruang sebelah timur dan aula tengah sering terdengar suara orang minta tolong dan suara iringan musik dansa. Gedung yang kini berfungsi sebagai kantor DPRD ini menurut cerita pernah disinggahi Gubernur Jendral Raffles pada tanggal 15 Mei 1812, saat Belanda sudah berkuasa di Yogyakarta.

Loji Setan sejak beberapa lama memiliki beragam fungsi. Di masa lalu, gedung ini sering digunakan untuk tempat bermeditasi dan sebagai ruang pameran, misalnya pameran oleh Luch Bescherming Dienst pada tahun 1940. Pasca kemerdekaan, gedung yang pada awalnya bernama Loji Marlborough ini digunakan sebagai kantor Komite Nasional Indonesia (1945-1949), kantor Dewan Pertahanan Negara dan penyelenggaraan sidang Kabinet (1948).

Bahkan Tugu Yogyakarta dihubung-hubungkan dengan keberadaan organisasi Vrijmetselarij atau Freemasonry. Ini terkait dengan lambang Bintang Daud di tubuh tugu ini[36].

Tugu Jogja dikenal sebagai salah satu simbol (land mark) kota Yogyakarta. Dibangun oleh Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengkubuwono I), pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat untuk memperingati perjuangan bersama-sama rakyat dalam melawan penjajah. Tugu Jogja menjadi sebuah poros yang membagi antara Kraton Kasultanan, Panggung Krapyak, Monumen Jogja Kembali, Laut Kidul dan Gunung Merapi. Semboyan yang diusung Pangeran Mangkubumi dalam rangka simbol perlawanan rakyat melawan Pemerintahan Hindia Belanda adalah Golong Gilig artinya bersatu padunya rakyat dalam melaksanakan perjuangannya. Simbol ini digambarkan dengan tiang silinder (gilig) dan sebuah bola (golong). Sayang sekali bentuk asli ini sudah tidak dapat dilihat lagi karena gempa yang menghancurkan tugu tersebut di tahun 1867.

Renovasi dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1889 (pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII). Renovasi ini dilakukan dengan merubah beberapa aspek penting sehingga bentuk dari tugu jogja menjadi yang kita lihat sekarang ini. Sejauhmana hubungan lambang Bintang Daud dengan keberadaan dan aktivitas organisasi Vrijmetselarij atau Freemasonry atau lebih jauh lagi dengan keberadaan Yahudi dan Yudaisme, masih samar. Beberapa gedung Freemasonry di Jawa dapat kita lihat sbb:[37]

Vrijmetselaarsloge Ster in het Oosten in Weltevreden te Batavia

Vrijmetselaarsloge de Ster in het Oosten in Weltevreden te Batavia verlicht ter gelegenheid van het huwelijk van pinses Juliana en prins Bernhard.

De Loge St. Jan te Bandoeng; vermoedelijk een vrijmetselaarsloge

Vrijmetselaarsloge Arbeid Adelt te Makassar

Vrijmetselaarsloge Tidar te Magelang

Vrijmetselaarsloge La Constante et Fidele te Semarang

Loji Menteng

Loji Mataram

Loji Harmoni, Jakarta

Loge de Vriendschap di Toendjoengan, Surabaya, tahun 1900

Lambang Freemasonry (Vrijmetselarij) di Loge de Vriendschap, Toendjoengan- Surabaya

Kesimpulan Dari pemaparan perihal kelahiran VOC dan pengaruhnya di Indonesia, nampaklah pada kita bahwa VOC memang memiliki fungsi bukan hanya sebagai perusahaan dagang melainkan merangkap seperti negara dalam negara yang juga turut mengemban tugas pemeliharaan agama para anggota VOC yang kemudian berkembang untuk disebarluaskan kepada para penduduk Nusantara. Adalah keliru mengatakan bahwa VOC adalah organisasi layar Vrijmetselarij atau Freemasonry. Beberapa keberatan perlu dikemukakan sbb: Pertama, jika keberadaan loji sebagai tolok ukur keberadaan Freemasonry atau Vrijmetselarij maka loji yang pertama didirikan menurut sejarawan Van der Veur adalah La Choisie di Batavia tahun 1762 atas prakarsa J.C.M. Radermacher (1741-1780) seorang syahbandar Batavia, menyusul loji-loji lainnya. Padahal VOC didirikan tahun 1602. Jika demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan organisasi rahasia Freemasonry nampaknya membonceng di dalam tubuh VOC daripada mengatakan VOC adalah Vrijmetselarij. Kesamaan simbol antara Freemasonry dan VOC tidak membuktikan apapun karena penyamaan simbol dapat dipersepsikan sesuai kebutuhan si penafsir. Kedua, Bagaimana mungkin VOC yang tunduk dibawah pemerintahan Belanda menjadi sebuah organisasi layar Vrijmetselarij padahal pemerintah Belanda sendiri

mengutuk keberadaan Vrijmetselarij atau Freemasonry dan menjulukinya sebagai mahluk-mahluk berbahaya bagi negara dan gereja?[38] Ketiga Vrijmetselarij lebih merupakan kelompok Gnostik (kebatinan) yang berusaha menggali akar-akar spiritual dengan menggabungkan banyak unsur-unsur mistik dari berbagai agama dan negara yang dituangkan dalam simbol-simbol tertentu. Tidak ada kaitan antara Vrijmetselarij dengan kegiatan politis apalagi makar dan konspirasi. Dengan bergabungnya sejumlah tokoh keraton Yogyakarta dan pelopor organisasi Boedi Oetomo yaitu DR Soetomo membuktikan bahwa mereka menganggap organisasi ini lebih bercorak spiritual non agama yang mendorong pada usaha-usaha pencerahan. Jika organisasi ini lebih mendorong kepada konspirasi dan makar lalu siapa yang akan dikudeta sedangkan organisasi ini lahir di kalangan orang Belanda yang notabene sebagai penjajah kala itu? Keberadaan loji-loji yang kerap disebut Rumah Setan semakin menguatkan karakteristik organisasi yang bercorak gnostik daripada politik. Keempat, jika menggunakan jumlah pemakai simbol-simbol Masonik yang tertera pada kuburan orang Belanda di Taman Prasasti sebagaimana Rizki Ridyasmara asumsikan maka dari 1734 koleksi makam hanya ada 5 prasasti yang menggunakan simbol-simbol Masonik sebagaimana Rizki Ridyasmara akui sendiri dalam novelnya sbb: Diantara 1734 buah koleksi yang terdiri dari berbagai jenis prasasti bentuk nisan, tugu atau monumen, piala, patung, karangan bunga, kijing, lempeng batu persegi, replika serta miniatur berbagai bentuk, Drago (tokoh Masonik dalam novel ini) ada lima prasasti yang memiliki simbol Grand Master Freemasonry: The Skull and Bone Symbol. Simbol Tulang dan Tengkorak[39]. Apa artinya ini? Artinya tidak semua orang Belanda atau orang VOC adalah anggota Freemasonry atau Vrijmetselarij. Buku Th. Stevens telah mengungkapkan jumlah anggota Freemasonry atau Vrijmetselarij baik di zaman VOC maupun pemerintahan Belanda. Jumlah tersebut tidak mewakili kepentingan Freemasonry atau Vrijmetselarij. Penemuan simbol-simbol Masonik di Batavia yang terukir dalam berbagai gedung peninggalan Belanda seperti Stadhuis (sekarang Gedung Balai Kota Jakarta dan Museum Jakarta), Adhucstat Logegebouw (sekarang gedung BAPENNAS), maupun pekuburan Belanda seperti Kerkhof Laan (sekarang Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober yang kemudian sejak tahun 1977 diganti menjadi Museum Taman Prasasti) serta Bundaran Hotel Indonesia selayaknya menjadi sebuah kajian khusus dan akademis dalam bidang sejarah daripada menghubung-hubungan dengan teori konspirasi serta mengaitkannya dengan agama tertentu dalam hal ini Yudaisme dan Kekristenan. Upaya Rizki Ridyasmara yang seharusnya memberikan pencerahan baru dibidang sejarah melalui penelusuran simbol-simbol Masonik di Jakarta, bergeser menjadi isu teologis yang menyudutkan agama tertentu dalam hal ini Yudaisme dan Kekristenan. Literatur sejarah di negeri kita hanya membahas perihal aktivitas VOC namun tidak membahas organisasi rahasia Gnostik yang menunggangi aktifitas VOC. Sudah saatnya penulis sejarah Indonesia memasukkan data-data serta kajian baru seputar apa dan bagaimana mengenai keberadaan organisasi rahasia yang bercorak Gnostik

dengan nama Freemasonry atau Vrijmetselarij tanpa ditunggangi pengkajian teologi yang bias.

End Notes:
[1] Op. Cit., The Jacatra Secret, hal 37

[2] Op.Cit., Jacatra Secret, hal 9

[3] Ibid., hal 83-104

[4] Bambang Ruseno Utomo, Hidup Bersama di Bumi Pancasila: Sebuah Tinjuan Hubungan Islam dan Kristen,Malang: Pusat Studi Agama dan Kebudayaan 1993, hal 98

[5] DR, J. Verkyul, Ketegangan Antara Imperialisme dan Kolonialisme Barat dan Zending Pada Masa Politik Kolonial Etis, Jakarta: BPK Gunung Mulia 1990, hal 14-20

[6] Op.Cit.,Hidup Bersama di Bumi Pancasila, hal 98-99

[7] Vereenigde Oostindische Compagnie (http://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie

[8] Ibid., hal 99

[9] DR. Soetarman Soediman Partonadi, Komunitas Sadrach dan Akar Kontekstualnya: Suatu Ekspresi Kekristenan Jawa Pada Abad XIX, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2001, hal 26-46

[10] Op.Cit.,Hidup Bersama di Bumi Pancasila, hal 102

[11] Ibid., hal 102-103

[12] DR. Th. Stevens, Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, Jakarta: Sinar Harapan 2004, hal 51

[13] Ibid., hal 54

[14] Ibid., hal 56

[15] Ibid., hal 60

[16] Ibid., hal 62-63

[17] Ibid., hal 65

[18] Ibid., hal 69

[19] Ibid., hal 70

[20] Ibid., hal 73-75

[21] hal 75

[22] Ibid., hal 90

[23] Ibid.,

[24] Ibid., hal 90-138

[25] Jacatra Secret,Jakarta: Salsabila 2011, hal 200

[26] Ibid., hal 337

[27] Ibid., hal 299

[28] Ibid., hal 300

[29] Ibid., hal 301

[30] Kota Yogyakarta Tempoe Doeloe: Sejarah Sosial 1880-1930,Depok: Komunitas Bambu 2008, hal 49

[31] Ibid.,

[32] Op.Cit., Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal 314

[33] Op.Cit., Kota Yogyakarta Tempoe Doeloe: Sejarah Sosial 1880-1930, hal 51

[34] Op.Cit., Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal 320

[35] Loji, The Old Building In Jogja (www.thickchek.blogspot.com/2010/02/loji-old-building-injogja.html)

[36] http://aninditasaktiaji.blogspot.com/2011/02/simbol-freemason-di-tugu-jogja.html

[37] http://www.kaskus.us/ kaskus loji.htm

[38] Op.Cit., Tarekat Mason Bebas dan Kehidupan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal 54

[39] Op.Cit., The Jacatra Secret, hal 6

FREEMASONRY: ANCAMAN BAGI SELURUH AGAMA Diperlukan sebuah kajian yang jujur dan obyektif mengenai Freemasonry dan segala aktifitas serta pengaruhnya di dunia. Novel Rizki Rydasmara mengingatkan kita mengenai keberadaan Freemasonry yang nyata bahkan sudah berkativitas di Indonesia paska kemerdekaan. Sayangnya ada tendensi agama tertentu dibalik penulisan ini sehingga menyudutkan Yudaisme dan Kekristenan sebagaimana saya telah buktikan. Sekalipun penulis Kristen di Indonesia banyak yang belum menyadari (atau tidak peduli) keberadaan dan pengaruh Freemasonry namun berbagai penulis Kristen di luar negeri banyak yang memberikan ulasan kritis dan mengingatkan berbagai bahasa dari aspek religius dan politis.

Bahkan William J. Whalen dalam bukunya Christianity and American Freemasonrymenjelaskan bahwa setelah sekitar 20 tahun berdirinya organisasi Freemasonry tahun 1717, Paus Klemen XII pada tahun 1734 telah melarang umat Katolik mengikuti organisasi tersebut. Larangan ini telah diikuti oleh tujuh Paus lainnya[1]. Fr. William Saunders seorang penulis Katolik mengatakan, The history of Freemasonry has proven its anti-Catholic nature[2](sejarah Freemasonry menunjukkan sifat yang anti Katolik). Russ Wise dalam artikelnya Freemasonry and the Christian Church menyatakan bahwa, The god of Freemasonry and the God of the Bible are not one and the same. There is a great difference between the two concepts of God. The Masonic god, "The

Great Architect of the Universe" (G.A.O.T.U), is believed to be above all other gods[3] (tuhan Freemasonry dan Tuhan menurut Bible tidak sama dan tidak serupa. Ada perbedaan besar antara dua konsep mengenai Tuhan. Tuhan menurut kaum Mason adalah Arsitek Besar Alam Semesta yang dipercaya sebagai di atas semua tuhan). Russ Wise mengutip pandangan Albert Pike tokoh Freemasonry seorang jenderal Amerika di Abad XIX yang merupakan anggota Freemasonry. Pike bergabung dengan Freemasonry tahun 1840 dan pada tahun 1871 menuliskan panduan Freemasonry dengan judul, Morals and Dogma of the Ancient and Accepted Scottish Rite of Freemasonry. Dalam buku tersebut pada halaman 26 dikatakan, "orang Kristen, orang Ibrani, orang Muslim, pengikut Brhama dan pengikut Kong Hu Cu serta Zoroaster dapat bergabung sebagai saudara dan bersatu dalam doa kepada satu Tuhan yang mengatasi segala Baal [4]Pernyataan ini menghilangkan keunikan konsep Tuhan dalam setiap agama bahkan Kekristenan dan mereduksinya menjadi konsep yang universal. Steve Keohane dalam Christians Beware of Freemasonry menyatakan, Masons repeatedly are directed to the Mystery Religion and the time man found God in nature. Almost none of Masonry's teachings come from Christianity. This 'mystery religion' Masons have joined originated from pagans in ancient Egypt, Chaldea, and in China. The Mystery Religion, Freemasonry and all 'ancient' secret societies have one thing in common[5] (kaum Mason secara berulang menghubungkan diri mereka secara langsung dengan Agama Misteri dan waktu manusia yang akan menemukan Tuhan secara alami. Tidak ada satupun ajaran Masonik berasal dari Kekristenan. Agama Misteri kaum Mason berasal dari kaum kafir Mesir kuno, Khaldea dan Cina. Agama Misteri dan Freemasonry serta semua masyarakat rahasia kuno memiliki kesamaan). Demikian pula David J. Stewart dalam artikelnya, Why No Christians Should be a Freemason, mengatakan demikian: Few masons rise above the first few levels, 33rd being the highest level. At the higher levels, members are made aware of the true god of Freemasonry--Lucifer, the angel of light[6](Beberapa Mason sangat sedikit yang dapat mencapai derajat 33 yaitu tingkatan paling tinggi. Pada tingkatan yang tertinggi, para anggota akan dibuat menyadari tentang tuhan Freemasonry yang sebenarnya yaitu Lucifer, malaikat terang). Karena tulisan ini lebih bersikap apologetik terhadap tuduhan adanya kaitan antara Freemasonry dengan Knight Templar, Kabalah, Yudaisme dan Kekristenan maka kajian khusus mengenai konsep-konsep Freemasonry tidak akan dikaji secara khusus. Dalam kesempatan lain akan dituliskan kajian-kajian terkait konsep-konsep Freemasonry yang membahayakan atau setidaknya harus diwaspadai dalam terang keagamaan.
End Notes: [1] http://www.ewtn.com/library/NEWAGE/PACONDEM.TXT [2] Catholics and the Freemason 'Religion'What are the Masons? Are Catholics allowed to belong to this organization? (http://www.clearlightcatholic.com/masonic/whataremasons.htm) [3] Op.Cit., Freemasonry and the Christian Church (http://www.leaderu.com/orgs/probe/docs/masonry.html)

[4] Ibid., [5] http://www.jesus-is-savior.com/False%20Religions/Freemasonry/lodges.htm [6] http://www.bibleprobe.com/freemasonry.htm

MENJAWAB BERBAGAI DAKWAAN NOVEL THE JACATRA SECRET TERHADAP KEKRISTENAN

Ada sejumlah pernyataan tendensius terkait Kekristenan yang memerlukan beberapa tanggapan serius agar tidak menimbulkan bias pemahaman terhadap eksistensi Kekristenan. Kebanyakan tuduhan yang dialamatkan kepada Kekristenan dalam novel ini, banyak mengadaptasi dari gagasan novel Da Vinci Code selain sumbersumber lainnya. Ada beberapa dari dakwaan tersebut yang benar namun banyak pula yang tidak akurat. Kita akan memeriksa satu persatu dalam kajian berikut ini. Apakah Kekristenan Merupakan Bentuk Lain Ritual Pagan Dewa Matahari? Kedua mata Grant sekarang menatap lurus bagai menusuk ke dalam bola mata gadis di depannya. Dia terdiam sesaat. Dengan suara rendah, lelaki itu berkata serius, Dan ingat Angelina...banyak peneliti agama yakin jika kekristenan sekarang merupakan bentuk lain dari ritus pagan Dewa Matahari ini. Apa? Maksudnya Yesus sebagai Anak Dewa Matahari? Anggelina Dimitrea memekik tidak percaya. Untung kedai tidak begitu ramai. Tak ayal, beberapa pengunjung sempat mengerling ke arah mereka[1] Tidak dapat disangkal bahwa banyak pengaruh paganisme merusak wajah Kekristenan yang berakar pada budaya Semitik Yudaik sehingga sedikit banyak mendistorsi historitas dan pesan Kristiani yang sejati. Namun kekeliruan yang fatal jika semua ekspresi Kekristenan masa kini merupakan adopsi berbagai ritual pagan atau kekafiran. Sebelum kita mengkaji berbagai unsur pagan mana saja yang merusak Kekristenan, kita harus melihat secara utuh sejarah dan kepercayaan serta peribadatan Kristen yang berakar pada budaya Semitik Yudaik. Kenyataan ini pun tidak banyak diketahui oleh masyarakat Kristen di Indonesia. Kekristenan Sebagai Anak Kandung Yudaisme

Hans Ucko mengulas secara kritis mengenai akar dan sumber Kekristenan sbb: Gereja Kristen, teologi Kristen dan Kekristenan secara keseluruhan, tidak

terpisahkan dengan umat Yahudi atau Yudaisme. Orang Yahudi dan Kristen memiliki Kitab Suci yang sama. Iman Kristen lahir dalam lingkungan Yahudi. Gereja masih saja ragu apakah kenyataan tersebut dinilai sebagai berkat atau kutuk. Sejumlah kecil orang Kristen melihat hubungan diatas sebagai suatu masalah dan berupaya memecahkannya dengan membatasi kitab Perjanjian Lama dan agama umat Israel di satu sisi dan Yudaisme di sisi lainnya. Dengan cara ini, seseorang sebenarnya membebaskan orang Israel dari keyahudiannya. Pendekatan tersebut mencerminkan sebentuk rasa sulit [bagi orang Kristen atas hubungannya yang terlalu dekat dengan umat Yahudi dan dengan Yudaisme yang hidup saat ini. Seseorang memang tidak mudah mengakui akibat dari memilih Tuhan Yahudi itu[2].

TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) dan Kitab Perjanjian Baru, tidak pernah memberikan penamaan terhadap perilaku religius umat Yahweh dan umat Mesias dengan sebutan Mesianik atau Kristen. TaNaKh maupun Brit ha Khadasha justru memberikan identifikasi dengan sebutan DEREK/DARKEY YAHWEH ( band. 2 Sam 22:22, Yer 5:4, Ul 8:6, Mat 22:16, Kis 9:2, Kis 13:10). Sebab aku tetap mengikuti jalan Yahweh ( ) dan tidak menjauhkan diri dari Tuhanku sebagai orang fasik (2 Sam 22:22).

Dalam perkembangannya, sebutan Yudaisme lebih kerap ditujukan pada religiusitas Bangsa Yishrael yang menyembah Yahweh dan berpusat pada ibadah di Bait Suci. Istilah Yudaisme pertama kali muncul dalam Kitab 2 Makabe 2:21 dan 2 Makabe 8:1 serta 2 Makabe 14:38 dengan sebutan tou Iaudaisemou dan toi Iaudaismoi sbb:

tentang penampakan-penampakan dari sorga guna orang-orang berani yang bertindak dengan gagah perkasa untu k kepentingan penganut agama Yahudi ( ) sehingga mereka, meskipun hanya sedikit jumlahnya, berhasil merebut kembali seluruh wilayah serta mengusir gerombolan orang asing

Adapun Yudas yang disebut juga Makabe serta para pengikutnya pergi menyusupi kampung-kampung. Dipanggilnyalah kaum kerabatnya dan dengan menggabungkan dengan mereka semua orang yang tetap teguh dalam agama Yahudi ( ), maka dikumpulkannya lebih kurang enam ribu orang

Oleh karena Nikanor ingin membuat permusuhan yang ditaruhnya kepada penganut agama Yahudi () menjadi nyata, maka disuruhnya lima ratus lebih prajurit menangkap Razis

Bahkan Rasul Paul mengidentifikasi bahwa dia pun seorang penganut agama Yahudi yang taat sebagaimana dikatakan dalam Galatia 1:13 sbb: Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: ( /) tanpa batas aku menganiaya jemaat (Tuhan) dan berusaha membinasakannya

Ketika Yesus memberitakan Kerajaan Tuhan dan Injil dan setiap orang mulai mempercayai bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Kethuvim), maka terbentuklah dua golongan orang yang menerima Dia sebagai Mesias. Golongan pertama adalah golongan Yahudi dari berbagai sekte dan kelas sosial yang berbeda dan kedua golongan non Yahudi dari berbagai kelas sosial yang berbeda. Sebutan Christianoi muncul di Anthiokhia (Kis 11:26), yaitu julukan bagi Pengikut Mesias dari kalangan non Yahudi. Sementara sebutan Nazoraios atau Netsarimmerupakan julukan bagi Pengikut Mesias dari kalangan Yahudi (Kis 24:5). Sebutan-sebutan seperti Christianoi atau Nazoraios, tidak memberikan suatu pemahaman pada waktu bahwa mereka aalah orang-orang yang terlepas dari Yudaisme. Mereka berada dan beraktivitas dalam bingkai Yudaisme. Kekristenan pada waktu itu adalah salah satu sekte dari Yudaisme.

Yesus Dan Para Rasul Mengajar Dalam Konteks Yudaisme Anton Wessel mengatakan sbb: Yesus bukan orang Kristen, tetapi orang Yahudi!Ucapan Jullius Wellhausen ini menjadi terkenal dan sering dikutip orang. Pernyataan ini pada dasarnya sangat sederhana dan jelas, sekalipun tidak dapat dikatakan bahwa orang Kristen selalu menyadari betapa luas arti pernyataan ini. Ungkapan ini menyatakan-betapa mungkin secara mengejutkan-betapa sering orang Kristen kira, bahwa mereka sudah memahami dan mengetahui seluruh pribadi-Nya. Mereka lupa bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana terungkap dalam percakapan Yesus di sumur dengan perempuan Samaria itu (Yoh 4:22)[3] Robert dan Remy Koch menguatkan kembali ulasan Wessel sbb: To recap what we have spoken of earlier, Yeshua (Jesus) was from the tribe of Judah, the direct line of David, fulfilling prophetic Tanakh (OT) Scriptures regarding the promised Messiah. He observed the Torah (Law) perfectly, celebrated all the Feasts of the Lord and the Sabbath and was respected as Rabbi who spoke with authority even by those who did not believe His Message. During His lifetime, His teachings were considered well within Judaic tradition and his followers were regarded as a sect of Judiasm by the Jewish community. This sect, called the Nazarenes,[4]

Bukti-bukti bahwa Yesus seorang Yahudi dan melakukan karya mesianik dalam bingkai kebudayaan Yahudi dan Yudaisme, nampak dalam beberapa hal berikut:[5] Apakah bukti-bukti yang menguatkan bahwa Yesus adalah Ish Yehudi (seorang Yahudi)? Pertama, garis silsilah Yesus (Mat 1:1-17, Luk 3:23-28). Silsilah yang dilaporkan oleh Matius mengambil garis Yesus dari Salomo anak Daud, Raja Israel (Mat 1:6) dan jika ditarik terus ke atas, sampailah pada leluhur Mesias, yaitu Yahuda yang merupakan anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, sebagai anak pewaris perjanjian kekal Yahweh dengan keturunan Abraham. Sementara silsilah yang dilaporkan Lukas mengambil garis dari Natan anak Daud yang lain (Luk 3:32), hingga sampai Avraham dan terus sampai kepada Adam. Asal-usul kesukuan Yesus ditegaskan kembali dalam Ibrani 7:14, Sebab telah diketahui semua orang, bahwa (Junjungan Agung) kita berasal dari suku Yahuda dan mengenai suku itu Moshe tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam. Kedua, gaya berpakaian yang mencirikan seorang Yahudi. Dilaporkan dalam Matius 9:20, Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan (zavat dam) maju mendekati Yahshua dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Apa yang dimaksudkan dengan jumbai jubah-Nya? Itulah ujung tepi jubah dimana terikat Tsit-tsit yang mencirikan seorang laki-laki Yahudi berpakaian. Kita tidak tahu apakah perempuan ini seorang Yahudi atau non Yahudi, namun nubuatan Zakaria secara tidak langsung genap dalam diri Yesus. Ketiga, Mengalami prosesi Brit Millah atau Sunat pada hari ke delapan, sesuai Torah, sebagai bagian dari tanda fisik perjanjian antara keturunan Avraham dengan YHWH Semesta Alam. Lukas 2:21-24 melaporkan, Dan ketika genap delapan hari dan Dia harus disunatkan, Dia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Dia dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran , menurut Torah Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Yahweh, seperti ada tertulis dalam Torat YHWH: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Tuhan", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam Torat YHWH, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Keempat, mengalami prosesi Bar Mitswah dalam Lukas 2:41-52, di mana Yahshua mulai muncul pada usia 12 tahun dan kemunculan di usia 12 tahun itu dimulai di Bait Suci, saat kedua orang tuanya melaksanakan perayaan tahunan Pesakh. Kelima, membaca Torah dan beribadah Sabat. Dikatakan dalam Lukas 4:16, Da datang ke Nazaret tempat Dia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Dia masuk ke Sinagog, lalu berdiri hendak membaca dari Gulungan Kitab. Yesus melakukan Aliyah (menaikkan Torah) di Sinagog Yahudi yang jatuh pada tiap hari Shabat.

Keenam, melaksanakan Sheva Moedim atau Tujuh Hari Raya yang ditetapkan YHWH. Sheva Moedim artinya Tujuh Hari Raya yang merupakan ketetapan Yahweh (Imamat 23:1-44). Sheva Moedim bukan hanya merupakan perayaan panen, namun suatu perayaan momentum perbuatan Yahweh bagi umat-Nya di masa lalu serta perayaan yang bersifat propetik Mesianik. Nama ketujuh Hari Raya tersebut adalah: Pesakh , Hag ha Matsah (Roti Tidak Beragi), Hag Sfirat ha Omer (Buah Sulung), Hag Shavuot(Pentakosta), Hag Rosh ha Shanah/Yom Truah (Tahun Baru/peniupan Sangkakala),Hag Yom Kippur (Pendamaian) dan Hag Yom Sukkot (Pondok Daun). Dari ketujuh Hari Raya tersebut, ada tiga Hari Raya besar yang diperingati setiap tahun dengan berkumpul di Yerusalem, yaitu Pesakh, Shavuot dan Sukkot (Ulangan 16:16-17). Kitab Perjanjian Baru (Brit ha Khadasha) mencatat tiga perayaan penting tersebut dihadiri oleh Yesus, baik saat Yesus mulai beranjak remaja maupun sudah mulai dewasa dan melakukan karya Mesianik-Nya. Yesus menghadiri Perayaan Pesakh bersama kedua orang tua-Nya (Luk 2:41-42). Yesus merayakan Sukkot bersama murid-murid-Nya (Yoh 7:1-13). Kesimpulan apakah yang dapat kita peroleh setelah kita melakukan induktifikasi data sebagaimana telah dilakukan di atas? Bahwasanya Yesus secara genealogis antropologis dan sosiologis merupakan seorang Yahudi sejati dan Dia berkarya dalam kultur Yahudi dan bingkai Yudaisme. Ibadah Kekristenan Awal Berakar Pada Yudaisme Beberapa tradisi liturgis dalam gereja Katholik, Orthodox dan Protestan, sebenarnya berakar dari Yudaisme. Pdt. Theo Witkamp, Th.D., menjelaskan dalam artikelnya,Mazmur-Mazmur Kekristenan Purba Dalam Konteks Yahudi Abad Pertama, sbb: Gereja Kristen dimulai sebagai suatu sekte Yahudi. Oleh karena itu, kalau kita ingin tahu tentang asal-usul dan latar belakang ibadah Kristen awal, kita terutama harus memandang kebiasaan-kebiasaan liturgis dan musikal dari agama Yahudi pada Abad Pertama Masehi[6] Dalam perkembangannya, akibat suasana Anti Semit yang berkembang kuat di luar Yerusalem, Gereja dari kalangan non Yahudi (Christianos, Kis 11:26) mulai melepaskan diri dari lingkungan Yudaisme dan Gereja dari kalangan Yahudi (Netsarim, Notsrim, Nazoraios, Kis 24:5,11). Ketika Gereja non Yahudi berkembang di luar Yerusalem, khususnya di Roma dan seluruh wilayah jajahannya dan berkembang sampai Eropa, maka Gereja mulai mengembangkan liturginya yang melepaskan banyak unsur-unsur dalam Yudaisme dan Keyahudian. Nelly Van Doorn-Harder, MA., dalam artikel berjudul Akar-Akar Keyahudian Dalam Liturgi Kriste, mengatakan: Bila Liturgi Protestan dilihat sebagaimana yang ada sekarang, sulit dibayangkan bahwa akar dari semua kehidupan liturgis Kristen, dapat ditemukan dalam Liturgi Yahudi. Karena memang Yesus adalah

seorang Yahudi. Ia selalu mengutip dan menggunakan cerita-cerita, tema-tema dan simbol-simbol dari Perjanjian Lama. Perayaan-perayaan perjamuan kudus dan rumusan doa sehari-hari gereja purba diambil dari cara YudaismeProses melupakan warisan keyahudian ini, berawal dari pengajaran mengenai amanat Kristen di luar tanaah asalnya sendiri, tanah Palestina, yakni ketika pesan Kristen ini dikontekstualisasikan dengan cara menyerap budaya-budaya dan ide-ide lokal seperti ide-ide filsafat Yunani[7]. Fakta penting pertama dari penjelasan Nelly Van Doorn-Harder adalah bahwasanya berbagai liturgi Kekristenan merupakan WARISAN yang BERAKAR dari Yudaisme, dimana Yesus Sang Mesias pun menggunakannya dalam ibadah harian (tefilah) maupun sabat di Sinagog-Sinagog Yahudi di Yerusalem. Selanjutnya Nelly mengatakan: Reformasi Protestan memiliki tujuan untuk kembali kepada tradisi-tradisi Kristen yang murni. Sayangnya, pada zaman para reformator, terdapat sedikit informasi mengenai isi dari tradisi Kristen ini. Dalam kenyataan, yang terjadi adalah para reformator bahkan membawa gereja keluar jauh dari warisan aslinya karena mereka dipengaruhi oleh suatu budaya yang berorientasikan ilmu pengetahuan sebagai hasil Renaisance. Sehingga keaslian sikap Kristen Yahudi yang senantiasa berdialog secara konstan dengan (Tuhan) yang penuh simbol dan misteri, sama sekali hilang dari kehidupan liturgi protestan dan diganti oleh penekanan ala Protestan, yakni doktrin[8] Cara Gereja mula-mula dalam beribadah tetap mengikuti tradisi Yudaisme, meskipun dikemudian hari dikembangkan sesuai dengan keyakinan terhadap Yesus sebagai Mesias. Rashid Rahman mengatakan, Praktek ibadah harian gereja awal dilatarbelakangi oleh praktek ibadah harian Yudaisme hingga abad pertama. Latar belakang tersebut dapat berupa kontinuitas, diskontinuitas atau pengembangan dari ibadah Yudaisme[9] Selanjutnya dikatakan, Gereja awal tidak memiliki pola ibadah tersendiri dan asli. Mereka beribadah bersama dengan umat Yahudi dan kemudian mengambil beberapa ritus Yahudi untuk menjadi pola ibadah harian[10] Fakta ini membawa kita pada pemahaman bahwa para reformator tidak menguasai hakikat liturgi Yudaisme dan mengabaikan peran penting liturgi sebagai suatu bentuk tata ibadah yang hidup antara umat dan Tuhanya, dan menitik beratkan pada doktrin. Penjelasan Nelly berikutnya yang tidak kalah menarik untuk kita simak: melupakan akar-akar keyahudian, memberikan konsekuensi-konsekuensi serius terhadap kehidupan liturgi Kristen. Bila orang-orang Kristen tidak lagi memahami arti sepenuhnya latar belakang keyahudian dalam kehidupan liturgi mereka, kontroversi-kontroversi seperti yang ada dalam interpretasi mengenai perjamuan kudus, mulai nampak diantara orang-orang Kristen. Akibat dari kontroversikontroversi ini adalah munculnya perpecahan-perpecahan dan aliran-aliran dalam gereja[11]. Fakta ketiga yang teramat penting, bahwa terputusnya

Kekristenan reformasi yang melahirkan gereja-gereja beraliran Lutheran, Calvinis, Baptis, Menonit, Moronite, dalam menerapkan tradisi tata ibadah warisan Yudaiknya, telah menyebabkan berbagai PERPECAHAN DENOMINASI. Padahal, pada mulanya para pengikut Mesias di Abad I Ms beribadah di sinagog, menggunakan tata ibadah Yudaik serta doa-doa Yudaik, namun dikarenakan ketidak mengertian Kekristenan terhadap akar-akar Yudaiknya, mengakibatkan timbulnya perpecahan dan berbaga penafsiran gereja-gereja reformasi yang bertumbuh di Eropa, Amerika dan Afrika serta Asia, terhadap tata ibadah Kekristenan yang mulamula. Beberapa denominasi Kristen non Orthodox, Katholik, Protestan seperti Pentakostal dan Kharismatik, melepaskan diri dari suatu keterikatan terhadap liturgi dalam beribadah. Liturgi dipandang sebagai suatu kebekuan dalam beribadah. Sikap-sikap negatif terhadap liturgi dalam ibadah, sebenarnya dikarenakan ketidakmengertian hakikat dan makna liturgi dalam kehidupan ibadah Gereja pada awal pertumbuhannya.. Van Olst mengatakan sbb:

Liturgi, seperti yang ditekankan oleh Cromphout dalam bukunya tentang Kitab Wahyu, adalah mengaku dan menyanyi di hadirat (Tuhan) bahwa ada keselamatan; dan mengatakan bahwa Dia sajalah penguasa asas segala sesuatu dan dengan demikian mematahkan daya tarik dunia dan kekuatannya. Tata cara (setting) liturgis ini pada saat yang sama, membentuk relevansi praktis dari Kitab Wahyu.Pasal 5 menerangkan tentang suatu peristiwa/kegiatan liturgis yang akbar. Keempat mahluk itu dan dua puluh empat tua-tua menyanyikan satu lagu baru (ayat 9) diikuti dengan suatu puji-pujian agung untuk Sang Anak Domba lagu pujian yang dikenakan dengan relevansi politis yang besar karena kekuasaan dari sang kaisar secara jelas diberikan kepada Sang Anak Domba. Dalam hal ini, sama seperti dalam pasal sebelumnya, kita menyaksikan bagaimana liturgi itu dirayakan di sorga - oleh para malaikat, keduapuluh empat tua-tua itu, orangorang suci, keempat mahluk hidup itu secara singkat, oleh segenap ciptaan (keempat mahluk hidup itu mewakili kosmos)[12] Dari penjelasan Van Olst, kita melihat bahwa Liturgi berakar bukan hanya dari Yudaisme dan Sinagoga, melainkan berakar dari Kitab Suci. Bahkan liturgi adalah suatu percakapan yang hidup dan interaktif di Sorga. Komunitas orang beriman kepada Yesus Sang Mesias, memiliki beberapa karakteristik khas sbb: Keyakinan terhadap Torah: Sebagaimana pada umumnya orang-orang Yahudi yang mendasarkan pada TaNaKh, demikianlah pengikut Mesias di Abad 1 Ms. Mereka tetap memelihara Torah sebagaimana dilaporkan dalam Kisah Rasul 21:20 sbb:Mendengar itu mereka memuliakan (Tuhan). Lalu mereka berkata kepada Paulus, Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara Torah.

Berbeda dengan keyakinan Kekristenan pada umumnya yang menyatakan bahwa Torah tidak berlaku dan diganti dengan hukum Kasih, maka umat Perjanjian Baru justru memelihara Torah bahkan dengan rajin. Dalam terjemahan versi New Revised Standard Version dituliskan: When they heard it, they praised God. Then they said to him, You see, brother, how many thousands of believers there are among the Jews, and they are all zealous for the law. Kata zealous bermakna sungguh-sungguh. Bahkan bangsa non Yahudi yang percaya pada Mesias menerima pemberlakuan peraturan untuk tidak memakan makanan yang dipersembahkan pada berhala, tidak memakan daging hewan yang mati dicekik serta tidak memakan darah (Kis 15:20). Tempat Ibadah: Mereka beribadah di Sinagog. Tidak dikenal istilah Gereja atau gedung gereja. Pusat peribadahan di Bait Suci Yerusalem dan berbagai sinagog sebagai tempat peribadahan lokal dan pengajaran. Sebagaimana Yahshua mengajar di Sinagog (Luk 4:16), maka para rasul Yesus pun beribadah dan mengajar di Sinagog (Kis 13:14, Kis 14:1). Lembaga Alkitab Indonesia terkadang menerjemahkannya menjadi rumah ibadat, sehingga mengurangi makna sesungguhnya yang dimaksudkan oleh ayat secara historis. Dalam Kisah Rasul 14:1 disebutkan rumah ibadat padahal dalam teks Yunani dituliskan Sunagoge. Demikian pula dalam Yakobus 2:2 kata tempat kumpulanmu, seharusnya diterjemahkan Sinagog. Pola Ibadah: Jika kita memperhatikan berbagai tata ibadah kekristenan masa kini, kita akan dibinggungkan oleh berbagai ragam warna tata peribadahan. Ada yang menggunakan liturgi, ada yang anti liturgi, ada yang melaksanakan peribadahan dengan tanpa peraturan sama sekali dan mengklaim dipimpin Roh Kudus, dll. Namun di Abad 1 Ms, sebagaimana sekte Nazarene atau Pengikut Jalan Tuhan atau Christianoi merupakan sekte Yudaisme, maka berbagai tata ibadah tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan oleh penganut Yudaisme Abad 1 Ms, namun dengan pemahaman yang baru, yaitu dilandasi kematian dan kebangkitan terhadap Mesias. Tata peribadahan dilandasi oleh pemahaman Mesias yang telah datang, Mesias yang mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ketiga serta mengalahkan maut. Adapun tata ibadah pengikut Mesias sbb : Tefilah: Tefilah bermakna berdoa. Namun pengertian tefilah dalam Yudaisme bukan hanya sekedar ucapan spontan kepada Tuhan yang berisikan permohonan. Tefilah meliputi waktu-waktu tertentu dalam menghadap Tuhan dan dengan diiringi sikap tubuh yang tertentu. Kitab Suci memberi petunjuk mengenai tefilah yang meliputi :

Waktu-waktu yang tertentu. Waktu doa harian Yudaisme terdiri dari Shakharit, Minha dan Maariv. Pola ibadah ini merujuk pada waktu peribadahan di Bait Suci (Kel 29:38-42; Bil 28:1-8). Nabi-nabi dan raja-raja di Israel kuno melaksanakan tefilah harian sbb :

1. Daud (Mzm 55:17) 2. Daniel (Dan 6:11) 3. Ezra (Ezr 9:5) 4. Yesus Sang Mesias(Luk 6:12) 5. Petrus dan Yohanes (Kis 3:1) 6. Petrus dan Kornelius (Kis 10:3,9) Sikap tubuh yang tertentu. Beberapa petunjuk mengenai berbagai sikap atau postur tubuh yang tertentu al : 1. Berdiri (Ul 29:10, , Mzm 76:8) 2. Bersujud (Mzm 96:9, Mat 26:39) 3. Berlutut (Mzm 95:6, Kis 20:36) 4. Mengangkat kedua tangan (Rat 3:41; Mzm 134:2) Shabat: Sebagaimana Yesus mengajar di hari Sabat, demikianpula para rasul merayakan Sabat dan mengajar, baik orang Yahudi dan non Yahudi (Kis 13:14, Kis 14:1).

Moedim: Moedim bermakna hari-hari raya. Pengikut Mesias melaksanakan tujuh hari raya yang diperintahkan dalam Imamat 23:1-44. sebagaimana Yesus merayakan salah satu dari tujuh hari raya tersebut (Yoh 7:1-2,14) demikianlah para rasul Yesus melaksanakan tujuh hari raya tersebut (Kis 2:1, Kis 20:16). Para rasul bukan hanya memelihara berbagai perayaan tersebut namun juga menghubungkan berbagai makna peristiwa tersebut dengan peristiwa yang dialami Mesias (1 Kor 5:7-8, 1 Kor 15:22-23, 1 Tes 4:16). Tujuh hari raya tersebut menunjuk pada Mesias Yesus (Kol 2:17).

Tsedaqah: Para murid Yesus memperhatikan terhadap kebutuhan janda-janda, anak yatim dan saudara-saudara seiman yang berkekurangan. Paul mengajak jemaat di Korintus untuk mengumpulkan persembahan kepada jemaat di Yerusalem yang berkekurangan (1 Kor 16:1-4, 2 Kor 9:1-5).

Memecah Roti Shabat: Pengertian memecah roti telah terdistorsi dengan konsepEkaristi dalam gereja Roma Katolik, yaitu memakan hosti yang dianggap sebagai tubuh sejati Yesus. Tradisi memecah roti yang dipelihara oleh para murid dalam berbagai pertemuan kerohanian, entah dihari sabat (Kis 20:7) atau dihampir setiap pertemuan diluar sabat (Kis 2:42), merupakan perluasan makna dari Seder Pesakh yang dilaksanakan setiap tanggal 14 Nisan dalam setiap keluarga Yahudi. Roti yang dipakai merupakan roti tidak beragi (matzah) dan bukan wafer atau roti yang beragi sebagaimana yang dipahami oleh kekristenan pada umumnya. Seder

Pesakh bukan hanya merupakan peringatan terhadap terbebasnya Israel dari perbudakan Mesir namun menunjuk pada Mesias yang membebaskan umat Israel dan umat manusia dari perbudakan dosa (Yoh 13:21-30, Luk 22:7-14,21-23). Rasul Paul secara mendalam menjelaskan makna teologis memecah roti dalam 2 Korintus 11:17-34.

Bertekun dalam Pengajaran Rasul-rasul: Letak kekuatan dan kesatuan pengikut Mesias di Abad 1 Ms dikarenakan mereka selalu bertekun dalam pengajaran, persekutuan, doa dan memecah roti (Kis 2:41-42). Ketika para rasul masih hidup, berbagai persoalan yang terjadi dipecahkan secara konsensus dengan dilandasi doa (Kis 15:1-21) dan para rasul berkonsentrasi dalam mengajar dan mendidik umat (Kis 6:1-4). Kegiatan Pekabaran Injil: Pengikut Mesias yang disebut Pengikut Jalan Tuhan atau Nazarene memiliki kerinduan untuk memberitakan Kabar Baik di seluruh Yerusalem dan luar Yerusalem (Kis 8:4-5,25,40). Bahkan setelah Saul dipanggil menjadi Rasul, dia dipakai oleh Yesus untuk menjadi Rasul non Yahudi (Gal 1:15-16).

Kekristenan Tercerabut Dari Akar Semitik-Yudaik

Abad ke-II Ms, merupakan suatu era titik balik dalam sejarah gereja. Terjadi perpindahan dari teologi Palestina yang kongkrit menuju Teologi Greek yang abstrak[13]. Hal ini terjadi dikarenakan semakin banyaknya bangsa non Yahudi yang menerima Mesias, oleh pemberitaan para rasul. Dalam perkembangannya, gereja semakin menjauh dari akar ibrani. Realita ini memuncak pada saat Kaisar Konstantin naik tahta menjadi Raja dan mengubah status Kekristenan dari religio ilicita (agama yang tidak sah) menjadi religio licita (agama yang sah). Peristiwa ini terjadi pada tahun 321 Ms bersamaan dengan dikeluarkannya Edik Milano, dimana Kekristenan diubah menjadi agama negara dan orang-orang Kristen Roma diberi kebebasan penuh dalam melaksanakan peribadahan[14]. Semenjak Konstantin dan seterusnya, gereja non Yahudi semakin menjauh dari akar Ibrani bahkan cenderung membenci keberadaan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sejarawan David Rausch, The Gentile Church claimed to be the true Israel and tried to disassociate itself from the Jewish people early in its history[15] (Gereja non Yahudi mengklaim menjadi Israel yang benar dan mencoba untuk memutus dirinya dari masyarakat Yahudi dalam sejarahnya). Sejak Abad Kedua inilah terjadi berbagai perubahan dalam tubuh Kekristenan dimana berbagai hal diadopsi dalam konsep keimanan dan tata peribadatan sehingga menjauhkan dari aspek keimanan dan peribadatan yang asli. Kita akan sebutkan beberapa saja.

Perpindahan Sabat ke Minggu Peribadatan terhadap dewa Matahari sangat sukar dihilangkan dari kehidupan gereja non Yahudi khususnya Roma sehingga berbagai unsur peribadatan terhadap dewa Matahari masih saja dapat ditemukan dalam peribadatan Kristen. Pada tahun 321, dia mengeluarkan ketetapan yang disebut Edik Milano sbb: "pada saat hari Matahari yang diagungkan, biarlah para pegawai pemerintah dan rakyat beristirahat di kota-kota dan hendaklah semua toko-toko ditutup. Namun demikian, di kota dimana masyarakat sibuk dalam pertanian, dibebaskan dan diijinkan untuk melanjutkan kegiatannya; sebab hal itu hanya dapat dilaksanakan pada hari itu dan tidak dapat pada hari lain untuk menebar benih atau menanam anggur. Dengan mengabaikan waktu yang tepat untuk bekerja, maka rahmaat surgawi akan hilang"[16]. Harry R. Boer memberi komentar terhadap keputusan dalam Edik Milano sbb: It is noteworthy that Constantine did not relate his legiaslation to Christian practice or to the Fourth Commandement. He designated Sunday by its traditional pagan name, the Day of the Sun, not the Shabath or the Day of the Lord. Pagans could therefore accept it. Christians gave the natural sun a new meaning by thinking of Christ the Sun of Rigteousness"[17] (Patut dicatat baahwasanya Konstantin menghubungkan ketetapannya, tidak berhubungan dengan ibadah Kristen atau Hukum yang keempat dari Sepuluh Hukum. Dia menghubungkan hari Minggu melalui nama kekafiran yang secara tradisional disebut Hari Matahari, bukan Hari Sabat atau Hari Tu(h)an. Orang-orang kafir selanjutnya dapat menerima hari itu. Orang-orang Kristen memberikan tabiat matahari dengan makna baru dengan menghubungkan Mesias sebagai Matahari Kebenaran). Samuele Bacchiocchi mengatakan: "The Roman Sabbath fast was instituted solely to obliterate the real Sabbath day, discourage anyone from keeping it, further denigrate the despised Jews and take over from the Jews the position of the sole representation of God on earth. It is also clear from this writing that Sunday was already being observed as the day of worship in Rome which means the Western churches. Sources tell us the church of Orient at Milan and in Africa wouldn't follow the Roman lead in fasting on the Sabbath because of their veneration for that day"[18] (Hari puasa Sabat orang-orang Roma, ditetapkan hanya semata-mata untuk membuang hari Sabat yang sebenarnya, merendahkan siapapun yang memeliharanya selanjutnya menghina orang-orang Yahudi yang dipandang rendah dan mengambil dari orang-orang Yahudi, suatu tempat yang mewakili kehadiran Tuhan di bumi ini. Adalah jelas bahwa dari tulisan ini bahwa Hari Minggu telah dipelihara di Roma, yang dimaksud adalah Gereja Barat. Berbagai sumber mengatakan bahwa Gereja Timur di Milan dan Afrika tidak merayakan hari yang dimuliakan itu). Perubahan dari Sabat menjadi Minggu ini lebih didasarkan pada keputusan daripada ketetapan dalam Kitab Suci sebagaimana diakui oleh Archbishop dari Regio dalam Konsili Trente pada tahun 1562 yang menyatakan sbb: Wewenang gereja terhadap penetapan tersebut tidak ditemukan dalam Kitab Suci, karena gereja telah

berubah...Sabat ke Minggu bukan berdasarkan perintah Mesias melainkan atas dasar otoritasnya[19] Saat Konsili Laodikea tahun 336 pada kanon 29 ditetapkan demikian, Jika memungkinkan sebagai orang Kristen, bahwa orang-orang Kristen tidak harus di Yudaisasi dengan beristirahat pada hari Sabat melainkan tetap bekerja pada hari itu terkecuali pada Hari Tu(h)an dengan jalan beristirahat[20]. Demikian pula Bishop Eusebeius (270-338 Ms) yang bekerja bersama Konstantin mengakui bahwa gereja telah mengambil keputusan untuk mengubah Sabat ke Minggu sebagaimana dia katakan dalam bukunya Commentary on the Psalms sbb: Apapun yang berkaitan dengan kewajiban pada hari Sabat telah diganti kepada Hari Tu(h)an[21] Perayaan Christmass 25 Desember

J.I. Packer mengulas mengenai ketidakmungkinan bahwa Mesias lahir pada Tgl 25 Desember, meskipun dia menyatakan tidak tahu persis kapan tanggal dan bulan kelahiran Mesias. Selengkapnya dia berkata: Kita tidak tahu persis tanggal dan bulan kelahiran Yesus. Tanggal 25 Desember hampir tidak mungkin. Pada abad kedua atau ketiga, gereja di Roma memilih tanggal tersebut sebagai hari perayaan kelahiran-Nya dengan maksud untuk mengaburkan suatu hari raya besar dari orang kafir yang biasa dilaksanakan pada tanggal tersebut. Sebelumnya gereja Ortodoks Timur telah memilih tanggal 6 januari, Epifani sebagai tanggal perayaan kelahiran Yesus. Akan tetapi mengapa harus memilih tanggal yang jatuh pada musim dingin, padahal pada musim demikian para gembala tidak mau lagi membawa domba-domba mereka ke lereng-lereng bukit? Karena itu, waktu yang lebih mungkin dari kelahiran Yesus adalah dalam musim gugur atau musim semi[22] Mengubah Kiblat dari Barat ke Timur Peribadatan Yudaisme yang diteruskan oleh pengikut Mesias awal tetap mengarahkan diri menuju Yerusalem sebagaimana perintah berikut ini: Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya (Daniel 6:11). Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumahMu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau (Mazmur 5:8) .

Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu (Mazmur 138:2) Klemen dari Alexandria (150-215 Ms) dalam bukunya Protrepticus dan Stromateisserta Pedagogus menyatakan bahwa Yesus adalah matahari yang sejati. Langkah ini diikuti oleh Origen dan Cyprian[23]. Konsekwensi logisnya peribadatan dengan menghadap arah matahari terbit diadopsi oleh kekristenan di Roma. F.J. Dolger dalam bukunya Sol Salutis mengutip beberapa tulisan Origen dan Klement yang mendasari peribadatan menghadap ke Timur dengan menggunakan dalil-dalil Kitab Suci yang terlalu dipaksakan dengan cara melakukan alegorisasi atau pemaknaan simbolis atas Mazmur 132:7, Yesaya 9:2, 2 Korintus 4:6, Matius 4:6. Origenes pun melakukan alegorisasi yang sama terhadap Zakharia 6:12 berdasarkan naskah Septuaginta yang menerjemahkan secara keliru kata Ibrani Tsemakh (tunas) dengan kata Anatole(timur). Yustinus Martir mengikuti pola penafsiran tersebut sehingga setiap ada kata Anatole selalu dihubungkan dengan Mesias. Bahkan Mazmur 72:17 pun dihubungkan dengan Mesias[24]. Ayatayat lain yang dipaksakan untuk membenarkan peribadatan menghadap ke Timur al., Kejadian 2:8,Maleakhi 4:2, Matius 24:27, Mazmur 68:34[25]. Dan penulispenulis Kristen seperti Basilius, Gregorius dari Nyssa, John Chrisostomos, Severus, Cyrill dari Yerusalem, Yohanes Damaskinos, Thomas Aquinas, dll[26]. Mendistorsi Seder Pesakh menjadi Last Supper Membaca perikop Lukas 22:14-23, tanpa memahami latar belakang sejarah dan keagamaan serta kebudayaan Yahudi Abad 1 Ms akan membuat kita kehilangan akar historis dan essensi dibalik peristiwa tersebut. Kekristenan Barat menyebut peristiwa tersebut dengan Last Supper (Perjamuan Terakhir). Seolah-olah Yesus Sang Mesias makan malam terakhir sebelum Dia ditangkap oleh prajurit Romawi untuk dihukum, disiksa dan disalibkan. Peristiwa Yesus dan murid-murid-Nya makan Pesakh merupakan ritual tahunan tiap jatuh Tgl 14 Nisan yang di namakan Seder Pesakh. DR. David Stern menjelaskan, Seder adalah, Tata Cara, namun istilah ini menunjuk pada tata cara makan dan perayaan yang dilaksanakan saat Pesakh. Hari ini, bagian-bagian dari peristiwa Paskah, doa-doa, cerita dan berbagai hidangan yang dimakan dipersiapkan dalam bentuk Haggadah (penceritaan) yang mengumpulkan cerita Kitab Suci mengenai keluarnya Bangsa Israel dari Mesir dengan tambahan-tambahan Rabinik. Banyak dari ciri-ciri dalam Seder Modern tetap dilaksanakan dimasa hidup Yeshua[27]. Penggunaan Istilah Tritunggal Mengantikan Keesaan Tuhan Iman Kristen merumuskan konsep Ketuhanan dengan sebutan Tritunggal atau Trinitas. Rumusan dan istilah ini merupakan pengungkapan para Bapa Gereja saat

mereka harus mempertanggungjawabkan keimanan mereka terhadap para filsuf kafir yang menentang kekristenan. Abad 2 Ms merupakan perpindahan titik berat pola berteologia, dari teologia Palestina yang kontemplatif, menjadi Teologia Hellenis yang rasionalistik dan metafisik[28] Akibatnya, dibutuhkan suatu penjelasan yang rasional kepada kaum pagan Yunani, mengenai realitas Tuhan. Bernhard Lohse memberikan komentar, Karena itu, sedikitpun tidak mengherankan bahwa gereja terkadang merabaraba dalam upayanya memformulasikan imannya secara intelrktual dan konseptual kepada (Tuhan) Bapa, (Yesus Sang Mesias) dan Roh Kudus[29]. Sejumlah teolog dan Bapa Gereja (Church Fathers) yang telah lebih dahulu menggumuli persoalan relasi ontologis antara Bapa, Putra dan Roh Kudus, adalah Yustinus martyr, Theophilus dari Anthiokhia, Adamatinus , Origenes, Arius, Athanisius, Agustinus serta Tertulianus.

Dari sekian teolog yang merumuskan formula relasi intologis antara Bapa, Putra dan Roh Kudus, adalah tertulianus. Beliau merumuskan dalam bentuk ungkapan Yunani,Mono Ousia Tress Hypostasis atau dalam ungkapan Latin, Una Substantiae Tress Persona, yang jika diterjemahkan adalah, Satu Keberadaan Tiga pribadi. Para teolog modern, berbeda pendapat menjelaskan istilah Pribad (Yun : Hypostasis,Lat : Personae), secara berlainan dan tanpa penjelasan yang mendalam. Ada yang menamakan, cara berada, oknum, pribadi[30]. Berangkat dari pluralisme pemahaman yang bertebaran disekitar istilah Hypostasis atau Pribadi, maka DR.Budyanto mengusulkan suatu peninjauan kembali terhadap penggunaan istilah Pribadi dengan mengatakan: Karena itu, menurut hemat penulis, kalau istilah ini pada akhirnya tidak dapat dihindarkan lagi, sebaiknya pengertian yang dipakai untuk istilah pribadi adalah, suatu keberadaan sadar diri yang maknanya bisa menampung pengertian-pengertian tersebut (cat: pribadi, Cara Berada, Tiga Subyektivitas dalam Unitas, dll) jika pengertian pribadi itu seperti itu, maka pengertian pribadi yang dipakai sebagai bukti (ketuhanan) seperti diatas adalah tidak tepat, sebab kata pribadi itu justru dipakai untuk menunjukkan kekhususan dari sifat masing-masing, bukan kesamaan sifat[31]. Hampir semua teolog mengakui bahwa istilah Trinitas/Tritunggal, tidak terdapat secara literal dalam Kitab Suci. Namun essensi yang mengarah pada pengertian tersebut memang terpampang dalam banyak ayat. DR. Andar Tobing, mengakui kenyataan tersebut dan mengatakan:

kita terpaksa memakai istilah Trinitas itu untuk menolak adjaran-adjaran dan pendapat-pendapat yang salah dan bertentangan dengan isi Alkitab. Biarpun istilah itu tidak sempurna[32].

Emil Bruner dalam bukunya The Christian Doctrine of God mengatakan:"The doctrine of the Trinity itself, however, is not a Biblical doctrine... It is the product of theological reflection upon the problem... The ecclesiastical doctrine of the Trinity is not only the product of genuine Biblical thought, it is also the product of philosophical speculation, which is remote from the Bible"[33] (doktrin Trinitas pada dirinya sendiri tidak berasal dari Kitab Suci...istilah ini merupakan produk refleksi teologi terhadap suatu problem...doktrin gereja mengenai Trinitas bukan hanya hasil pemikiran yang tidak berdasarkan Kitab Suci namun juga hasil pemikiran spekiulasi filsafat yang jauh dari Kitab Suci). Sebenarnya para Bapa Gereja tidak memaksudkan berbicara mengenai keberapaan Tuhan dalam rumusan Trinitas melainkan kebagaimanaan Tuhan. Artinya relasi ontologis Bapa, Anak, Roh Kudus yang setara, sehakikat, sederajat dalam keilahian. Namun dikarenakan menggunakan bahasa filsafat yang terkait dengan para penyerang konsep Ketuhanan iman Kristen yang juga menggunakan dalil Filsafat, maka berbagai penjelasan yang diberikan justru menjauhkan umat dari pemahaman yang benar tentang Tuhan. Apalagi dengan melepaskan bingkai tradisi Semitik Yudaik dalam memahami Ketuhanan mengakibatkan konsep mengenai Tuhan yang semakin abstrak dan spekulatif[34]. Demikianlah gambaran singkat perihal awal latar belakang Semitik Yudaik dari Kekristenan dan distorsi yang terjadi belakangan. Sayangnya penjelasan Rizki Ridyasmara melalui mulut DR. Grant, pakar simbologi dari Universitas Geoge Washington dalam novelnya hanya memberikan pernyataan menyudutkan yang dapat menimbulkan keraguan terhadap iman Kristen. Dan sudah banyak komunitas Kristen yang menyadari fakta-fakta ini dan melakukan berbagai redefinisi sejarah dan dogma serta devosi atau tata peribadatan. Apakah Konsili Nicea Membuang Eksistensi Kitab-Kitab Non Kanonik? Anggel, tahukah kamu apa yang dikatakan Yesus ketika dia disalib? , Eli...Eli...Lama Sabakhtani...,Tuhanku...Tuhanku...Jangan Engkau Tinggalkan aku... Ya, itu menurut Injil Matius. Sedangkan Injil Markus menulis, Eloi! Eloi... yang artinya sama. Menurut versi resmi, Injil kanonik yang disahkan oleh Konstantine dalam Konsili Nicea 325 Masehi, memang demikian Memang ada versi yang tidak resmi? Lagi-lagi ada versi lainnya Ada...

Apa itu...? Sebelum Konsili Nicea yang hanya mensahkan empat injil, ada duaratusan Injil tersebar di Roma dan sekitarnya. Injil-injil yang dikalahkan dan kemudian dianggap terlarang setelah konsili itu menyatakan hal yang sama sekali berbeda tentang Yesus dan juga tentang Kekristenan. Salah satunya tentang apa yang dikatakan Yesus ketika disalib. Sejarah telah menyatakan jika Yesus berbahasa Aramaik dalam keseharian. Jadi jika dia memanggil Tuhanku seharusnya dia memanggil Ilahi, hampir sama dengan bahasa Arab. Dan bagi sebagian penelaah Alkitab, ketika Yesus disalib dia tidak berteriak Tuhanku, Tuhanku, jangan tinggalkan aku, melainkan Helios, Helios..., jadi dia sebenarnya memanggil Dewa Matahari. Ini tentunya versi para penyembah matahari itu[35] Pernyataan DR. Grant di atas menggemakan kembali pernyataan tokoh Leigh Teabing dalam novel Dan Brown yang berjudul Da Vinci Code. Teabing mengatakan, Konstantin menitahkan dan membiayai penyusunan sebuah Alkitab baru, yang meniadakan semua ajaran yang berbicara tentang segala perilaku manusiawi Kristus, serta mamasukkan ajaran-ajaran yang membuatnya seakan Tuhan. Injilinjil terdahulu dianggap melanggar hukum lalu dikumpulkan dan dibakar[36]. Pernyataan-pernyataan di atas yang diwakili tokoh DR. Grant (tokoh fiktif khayalan Rizki Ridyasmara) dan Leigh Teabing (tokoh fiktif khayalan Dan Brown) menimbulkan dugaan bahwa (1) Konsili-konsili yang diadakan gereja bertujuan melantik Ketuhanan Yesus dari kedudukannya sebagai manusia dan nabi biasa (2) Menyeleksi dan membakar kitab-kitab yang tidak mendukung Keilahian Yesus. Tuduhan yang kerap dilontarkan terhadap Kekristenan oleh kalangan liberal dan gnostik modern, bahwa baik doktrin Ketuhanan Yesus dan Roh Kudus, baru ditetapkan pada konsili-konsili gereja, terutama Konsili Nicea (325 M) dan Konsili Konstantinipel (381 M). Benarkah tuduhan ini? Marilah kita pahami terlebih dahulu beberapa ringkasan konsili-konsili yang telah berlangsung beratus-ratus tahun yang lalu. Mengenai Konsili dan Status Keilahian Yesus Ada tujuh konsili yang sudah berlangsung disekira Abad II-VIII Ms dan tiga diantaranya yang terkenal adalah Konsili Nicea, Konsili Konstantinopel dan Konsili Efesus. Secara ringkas hasil dari tujuh konsili tersebut al., Konsili pertama diadakan oleh Kaisar Romawi, Konstantin di Nicea pada tahun 325 dengan hasil, mengutuk pandangan Arius yang menyatakan bahwa Sang Putra Tuhan, adalah ciptaan yang lebih rendah dari Bapa. Konsili kedua dilaksanakan di Konstantinopel pada tahun 381 yang menetapkan tabiat Roh Kudus terhadap mereka yang menentang kesetaraan Roh dengan pribadi Bapa maupun Putra. Konsili ketiga dilaksanakan di Efesus pada tahun 431 yang menetapkan bahwa Maria benar-benar Yang

melahirkan atau Bunda Tuhan (Theotokos), yang menentang ajaran Nestorius. Konsili keempat diadakan di Kalsedon pada tahun 451 yang menetapkan bahwa Yesus sesungguhnya Tuhan sekaligus manusia seutuhnya, tanpa percampuran dua tabiat-Nya, untuk menentang pengajaran Monophisit (ajaran satu tabiat Yesus). Konsili kelima merupakan Konstantinopel kedua yang dilaksanakan pada tahun 553 dengan menafsirkan ketetapan Khalsedon serta penjelasan mengenai dua tabiat Yesus; juga mengutuk pengajaran Origen mengenai pra ada jiwa sebelum diciptakan, dll. Konsili keenamdilaksanakan di Konstantinopel pada tahun 681 yang menyatakan bahwa Mesias memiliki dua kehendak dari dua tabiat, kemanusiaan dan Ketuhanan, untuk melawan ajaran Monothelit. Konsili ketujuh dilaksanakan pada tahun 787 dibawah perintah Kaisar wanita bernama Irene. Konsili ini dikenal sebagai Nicea kedua. Konsili ini menegaskan penggunaan dan pemuliaan ikon-ikon (lukisan, patung) namun juga melarang penyembahan kepada ikon-ikon serta membuat patung-patung tiga dimensi. Konsili ini sebaliknya menyatakan mengenai konsili yang paling awal yang menyatakan dirinya sebagai konsili ekumenis ketujuh dan menghapus statusnya. Konsili yang paling awal memelihara iconoclast adalah Kaisar Konstantin V. Konsili ini dihadiri lebih dari 340 bishop di Konstantinopel dan Hieria pada tahun 754 yang menyatakan bahwa pembuatan ikon mengenai Yesus atau orang-orang suci merupakan suatu pelanggaran terutama bagi alasan Kristologis. Apakah ketujuh konsili dan terutama ketiga konsili (Nicea, Konstantinoel dan Efesus) yang menetapkan mengenai Ketuhanan dari Yesus? Sebenarnya ketujuh konsili ini, terutama ketiga konsili yang menetapkan status mengenai hakikat Yesus hanyalah RESPON terhadap persoalan yang dimunculkan kaum bidat yang merendahkan hakikat Yesus dengan menganggap manusia ciptaan belaka. Selain itu, konsili-konsili ini MENEGASKAN ulang mengenai sikap mereka terhadap hakikat Yesus sebagai Sang Firman yang tidak diciptakan yang berdiam bersama Bapa Yang Kekal yang dalam kurun waktu tertentu menjadi manusia oleh Kuasa Roh Kudus (Yoh 1:1,14, Mat 1:18). Meskipun patut diakui bahwa dalam berbagai perumusan dalam konsili ini terkontaminasi dengan berbagai pendekatan dan istilah-istilah filsafat platonik Yunani, yang melahirkan pernyataan-pernyataan teologis yang abstrak, namun konsili-konsili ini bukan bermaksud menaikkan derajat Yesus dari manusia belaka menjadi Tuhan atau menuhankan manusia Yesus. Mengenai Konsili dan Eksistensi Kitab Ekstrakanonik/Non Kanonik Selama Abad ke-III Ms, Origenes sebagaimana Klement dari Alexandria berhadapan dengan masalah tidak adanya batasan tetap diantara apa yang disebut daftar kitab yang disebut Kanon dan daftar kitab yang disebut Non Kanon, oleh gereja. Dia menyusun kategori tulisan-tulisan Kristen dengan istilah-istilah sbb: (a) anantireta (tidak ditolak) atau homologoumena (diakui), yang dipergunakan secara umum oleh komunitas Kristen pada waktu itu, (b) amphiballomena (diperdebatkan), yang masih diperdebatkan kelayakannya, dan (c) psethde (keliru), termasuk buku-buku yang dikategorikan pemalsuan dan menyimpang.

Klasifikasi ini diperbarui oleh Eusebius dari Kaisarea selama Abad ke-IV Ms dengan sebutan (a) Homologoumena (diakui), (b) Antilegomena (diperdebatkan), yang terbagi dua kategori lagi yaitu Gnorima (dikenal), karena banyak orang-orang Kristen mengakuinya dan Notha (tidak sah), karena dianggap sebagai tidak asli serta (c)Apocrypha (tersembunyi), yang dianggap sebagai kepalsuan. Kategori-kategori tersebut akhirnya ditetapkan menjadi empat istilah baku yaitu : (a) Homologoumena, daftar kitab yang diterima oleh hampir sebagian besar orangorang (b) Antilegomena, buku yang diperdebatkan oleh beberapa orang (c) Pseudoepigrapha, daftar kitab yang oleh gereja dianggap tidak asli dan ditolak serta (d) Apocrypha, buku yang dianggap oleh beberapa orang sebagai kanonik dan semi kanonik[37] Berkaitan dengan daftar kitab-kitab yang diistilah kelak dengan Perjanjian Baru yang meliputi Homologumena adalah daftar kitab yang telah diterima oleh Kekristenan yang terdaftar dalam kanon termasuk 27 Kitab Perjanjian Baru (dari Matius sampai Wahyu). Yang dikategorikan Antilegomena ada tujuh kitab yang diperdebatkan baik dari segi keaslian penulisnya maupun isinya. Yang dikategorikan Antilegomena berada dalam daftar susunan Homologoumena al., Kitab Ibrani, Kitab Yakobus, 2 Petrus, 2 & 3 Yohanes, Yudas, Wahyu. Yang dikategorikan sebagai Pseudoepigrapha al.,Injil Thomas (Awal Abad II Ms), Injil Ebionit (Abad II Ms), Injil Petrus (Abad II Ms), Proto Injil Yakobus (Akhir Abad II Ms), Injil orang-orang Ibrani (Abad II Ms), Injil orang-orang Mesir (Abad II Ms), Injil orang-orang Nazaren (Awal Abad II Ms), Injil Filipus (Abad II Ms), Kitab Thomas Sang Atlit, Injil menurut Mathias, Injil Yudas, Epistula Apostolorum (suratsurat rasuli), Apcryphon Yohanes, Injil Kebenaran. Yang dikategorikan Apocrypha al., Surat Pseudo Barnabas (70-79 Ms), surat kepada orang-orang Korintus (96 Ms), Surat ke-2 Klement, Homili kuno (120-140 Ms), Gembala Hermas (115-140 Ms), Didache, Ajaran Rasul-rasul 12 (100-120 Ms), Wahyu Petrus (150 Ms), Kisah Paulus & Thecla (170 Ms), Surat kepada orang-orang Laodikea, Injil menurut orang-orang Ibrani (65-100 Ms), Surat Polikrpus kepada orang-orang Efesus (108 Ms), Tujuh surat-surat Ignatius (110 Ms). James L. Garlow dan Peter Jones memberikan ulasan mengenai ketidakmungkinan pemusnahan kitab-kitab ekstrakanonik yang tidak mendukung keilahian Yesus dan memasukkan kitab-kitab yang mendukung keilahian Yesus sebagai kanonik, sbb: Tidak ada bukti bahwa teks Injil awal dimasukkan pada Abad ke-4. Berbagai salinan Injil-injil ini sudah ada pada abad ke-2, meneguhkan teks-teks yang diterima di abad ke-4. Tidak mungkin teks-teks itu diubah. Tidak seorangpun memiliki otoritas untuk mengumpulkan dari seluruh penjuru kekaisaran, semua salinan (yang pada abad ke-4 mungkin sudah berjumlah ratusan, mungkin ribuan) untuk menciptakan perubahan yang dirasa perlu. Ini benar-benar fiksi. Lebih dari itu, ini merupakan tuduhan murahan terhadap inti pesan Kristiani[38].

Perlu diketahui sekalipun Abad IV dimana konsili-konsili tersebut menetapkan kanonisasi namun sejumlah tulisan dari Abad I dan II Ms sudah mengutip kalimatkalimat dalam kitab yang kelak dikanonkan pada Abad ke IV Ms. Beberapa Bapa Gereja yang mengutip kitab-kitab Perjanjian Baru yang kelak dikanonkan al., 1. Clement (95 Ms) mengutip Matius, Lukas, Roma, 1-2 Korintus, Ibrani, 1 Timotius, 1 Petrus 2. Polycarpus (110) mengutip Filipi, sembilan surat Paulus, 1 Petrus 3. Ignatius (110) mengutip Matius, 1 Petrus, 1 Yohanes, sembilan surat Paulus 4. Papias (70-155) mengutip Yohanes, catatan tradisi mengenai asal usul Matius dan Markus 5. Kitab Didake (80-120 Ms) mengutip Matius sebanyak 22 kutipan, Lukas, Yohanes, Kisah Rasul, Roma, 1-2 Tesalonika, 1 Petrus 6. Tatiasn (160) mengutip Matius, Markus, Lukas, Yohanes dalam bentuk Diatesaron atau harmoni Injil dalam bahasa Aramaik 7. Yustinus Martyr (140) mengutip 4 Injil, Kisah Rasul dan Wahyu 8. Basilides (117-138) dan Marcion (140) sekalipun bidah yang membahayakan gereja dan kekristenan namun turut mengutip kitab-kitab Perjanjian Baru yang kelak akan dikanonkan seperti Matius, Lukas, Yohanes, Roma, 1-2 Korintus, Galatia, Efesus, Filemon, Kolose, 1-2 Tesalonika, Filipi[39] Bahkan dalam Dekrit Pseudo-Gelasius (Decretum Pseudo Gelasianum), Paus Gelasius I (492-496) menyatakan daftar 60 kitab Apokrip dan tidak ada satupun yang dibakar[40]. Bahkan penemuan naskah Gnostik di Nag Hammadi yang kemudian diterjemahkan dan dipopulerkan oleh Elaine Pagels[41] membuktikan bahwa naskah-naskah ekstrakanonik yang tidak masuk kanon tidak ada yang dibakar. Demikian pula penemuan Gospel of Judas yang ditentang pada masa Irrenaeus dalam bukunyaAgainst Haeresies sudah ditemukan dan dipublikasikan bahkan dalam bahasa Indonesia[42] Apakah Kekristenan Bingkai Agama? Merupakan Evolusi Paganisme Dalam

Saya juga tidak menyatakan apakah ucapan Yesus itu benar Helios, Eloi atau Eli. Tapi ingat Anggel, kekristenan dalam berbagai sejarah dan ritual keagamaannya punya banyak kemiripan dengan ritual Osirian, agama Mesir kuno. Bahkan bagi banyak ahli, kekristenan awal diyakini sebagai gerakan pembaharuan ritus Osirian Saya makin bingung. Bisa kau jelaskan? Ya, saya ingin mendengar lebih jauh tentang kebenaran itu. Uraiannya akan sangat panjang. Satu saat akan saya paparkan kepadamu. Saya hanya menyebutkan beberapa contoh:

Pertama, Yesus dianggap anak Allah, ini sama dengan keyakinan Dionisius yang sudah ada berabad sebelum Yesus lahir; Kedua, Yesus dilahirkan di kandang, ini sama seperti kisah Horus yang lahir di kuil-kandang Dewi Isis; Ketiga, Yesus mengubah air menjadi anggur dalam perkawinan di Qana, ini sama seperti apa yang dilakukan Dionisius; Keempat, Yesus membangkitkan orang dari kematian dan menyembuhkan si buta, ini sama seperti Aesculapius; Kelima, Yesus diyakini bangkit dari kematian di makam batu, sama seperti Mithra; Keenam, Yesus mengadakan perjamuan terakhir dengan roti dan anggur dimana sampai sekarang ritual ini masih tetap berjalan di gereja-gereja, padahal ritual roti dan anggur merupakan simbolisasi penting dalam tradisi Osirian dan juga hampir semua ritual pagan yang memuja Dewa Yang Mati seperti halnya pemuja Dionisius dan Tammuz. Ketujuh, Yesus menyebut dirinya penggembala yang baik ini merinur peran Tammuz yang berabad-abad sebelumnya telah dikenal sebagai Dewa Penggembala; Kedelapan, istilah The Christ padahal kekristenan tertulis Christos, sering tertukar dengan kata lain dalam bahasa Yunani, Chrestos yang berarti baik hati atau lembut. Sejumlah manuskrip Injil berbahasa Yunani dari masa awal malah menggunakan kata Chrestos di tempat yang seharusnya ditulis dengan Chrestos. Orang-orang di masa itu sudah lazim mengenal Chrestos sebagai salah satu julukan Isis. Sebuah inskripsi di Delos bertuliskan Chreste Isis; Kesembilan, dalam Injil Yohanes 12:24, Yesus mengatakan, Seandainya biji gandum jatuh ke tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika dia mati ia akan menghasilkan banyak buah. Perumpamaan dan konsep ini jelas berasal dari konsep ritual Osirian; Kesepuluh, dalam Injil Yohanes 14:2 Yesus mengatakan, Di rumah bapakku banyak tempat tinggal. Ini benar-benar berasal dari Osiris dan disalin dari Book

of the Dead, Kitab Orang Mati Mesir kuno yang dipercaya disimpan di kota kematian, Hamunaptra. Ini baru sebagian contoh; Dan satu lagi Anggelina... Satu lagi, tentang salib. Ikon utama dalam kekristenan ini merupakan simbol Osirian kuno. Bahkan Kristen Koptik di Mesir mengambil simbol Ankh, salib Osiris dalam bentuk asli, sebagai simbol gerakannya. Simbol Ankh juga akan bisa ditemukan di Museum Taman Prasasti. Masih banyak lagi kesamaan konsep kekristenan dengan agama-agama pagan Mesir Kuno, seperti dalam kebangkitan Yesus dari kematiannya, sosok Maria Magdalena dan perantaranya bersama Yesus, ritus pembaptisan oleh Yohanes dan sebagainya[43] Rizki Ridyasmara adalah seorang Muslim yang concern menulis mengenai Yahudi dan berbagai teori konspirasi yang dihubungkan dengan keberadaan Freemasonry. Sebut saja beberapa bukunya al.,Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, Singgapura: Basis Israel di Asia, Ketika Rupiah Jadi Peluru Zionis yang semuanya diterbitkan oleh Pustaka Al Kautsar Group[44]. Dalam setiap buku yang dituliskan baik dalam bentuk kajian sejarah maupun novel tentu membawa agenda keagamaannya. Termasuk dalam novel The Jacatra Secret dipakai sarana untuk mendiskreditkan Kekristenan dan menghubungkannya dengan paganisme sebagai asal usulnya. Tudingan bahwa Kekristenan merupakan evolusi agama-agama kafir pernah digemakan Prof. Ahmad Syalaby[45] dan beliau hanya mengutip pernyataan sarjanasarjana Kristen Liberal di Barat yang menyerang Kekristenan. Novel The Jacatra Secretmengulangi kembali tudingan tersebut. Sesungguhnya berbagai dugaan kesamaan-kesamaan tersebut tidaklah signifikan dan tidak terbukti yang satu mengutip atau mencontoh yang lain. Tidak pernah ada bukti material yang memberikan informasi bahwa kisah-kisah dalam Injil (yang sebagiannya dibenarkan dalam Quran) adalah hasil ciplakan dari agama-agama pagan. Padahal jika ditelusuri, justru beberapa perbedaan kisah diantara Quran dan Taurat serta Injil dapat ditelusuri dalam sumber-sumber Apokripa dan literatur Yudeo Christianity non kanonik sebagaimana dikatakan Abdiyah Akbar al Haqq seraya mengutip buku C. Tisdal yang berjudul The Source of the Quran dan Arnold yang berjudul Islam & Christianity sbb: Most of this divergence material has paralels in the legendary, apocryphal and extra canonical Judeo Christian sources that were available in Arabia during the time of the prophet[46] (Kebanyakan bahan-bahan yang berbeda memiliki kesamaan dengan legenda, teks apokripa serta sumber-sumber ekstra kanonik dari Yudeo Christian yang tersedia di Arabia selama zaman nabi). Beberapa contoh pararelisasi akan kami kutipkan dengan merujuk pada sumbersumber literatur.

Kain dan Habil (Qabil dan Habil) Geiger mengambil kisah Kain dan Habil sebagai contoh tentang apa yang dikritik Torrey mengenai gaya penceritaan Muhammad mengenai poin penting yang hilang. Geiger menunjukkan bahwa apa yang dinyatakan dalam Quran (Qs 5:27) seluruhnya tidak masuk akal dan sulit dimengerti, kisah tersebut hanya bisa dimengerti setelah membaca dari Mishna Sanhedrin 4.5. Pembunuhan Habil dalam Quran dicontek dari Bible, tapi percakapan Kain dengan Habil sebelum Kain membunuhnya diambil dari Targum Yerusalem, dikenal sebagai pseudo-Jonathan. Dalam Quran, setelah pembunuhan itu Tuhan mengirim burung gagak yang mengorek-ngorek bumi utk menunjukkan pada Kain bagaimana caranya menyembunyikan mayat Habil: Surah 5.27-32: Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Pernyataan dalam huruf yang ditebalkan tidak ada hubungannya dengan kisah tersebut. Pernyataan huruf tebal itu menjadi jelas jika kita membaca Mishna Sanhedrin 4.5: Kita dapatkan bahwa dalam kasus Kain yang dibunuh saudaranya: darah dari kain menangis terdengar oleh Habil. Disini tidak dikatakan darah dalam bentuk tunggal tapi darah dalam bentuk jamak, yakni darah Kain dan darah dari calon keturunannya. Manusia diciptakan tunggal utk menunjukkan bahwa siapapun yang membunuh seorang manusia, bisa dianggap dia membunuh seluruh keturunan yangmungkin akan dihasilkannya, tapi bagi mereka yang memelihara kehidupan seseorang dianggap dia telah memelihara seluruh kehidupan dia beserta keturunannya. Dalam kisah Muhammad ada bagian yang hilang, tidak diceritakan, bagian hilang ini menjadi bagian yang terpenting yang menjadi penghubung antara dua bagian kisah dalam Quran tersebut, dimana tanpa bagian ini kedua kisah itu menjadi terpisah dan tidak ada artinya. Nuh Sebagian kisah Nuh dalam Quran jelas-jelas berasal dari Kitab Kejadian, tapi karakter Nuh sendiri dicontek dari sumber-sumber Yahudi (Qs 7:59; Qs 10:71; Qs 22:42, dll). Percakapan Nuh dengan kaumnya ketika dia membangun bahtera sama dengan yang kita baca dalam Sanhedrin 108; dan baik Quran maupun kitab Yahudi

menyatakan bahwa generasi banjir ini dihukum dengan air bah mendidih (Rosh Hashanah 16.2 dan Sanhedrin 108; Qs 23:27). Sulaiman dan Sheba Quran menulis banyak kisah-kisah tentang Sulaiman, khususnya tentang pertemuan dia dengan Ratu Sheba. Quran menyatakan kebijakan Sulaiman dengan menyebutnyebut kemampuannya bercakap-cakap dengan binatang; para komentator Yahudi juga berpendapat sama. Dalam beberapa surah kita baca angin atau roh-roh mematuhi dia dan setan, burung serta binatang menjadi bagian dari pasukannya (Qs 21:81; Qs 27:17; Qs 34:12; Qs 38: 36-37). Dalam Targum Kedua, Kitab Ester, kita membaca, setan dan sejenisnya dan roh jahat tunduk padanya. Muhammad menceritakan dongeng betapa para setan membantunya membangun Kuil dan karena ditipu, mereka terus melakukannya hingga ia mati (Qs 34:13-14). Tujuh Orang Tidur (Seven Sleeper) Legenda Seven Sleeper dari Efesus muncul pada akhir abad ke-5 dan menyebar keseluruh Asia Barat dan Eropa. Legenda ini disebut pertama kali dalam karya seorang uskup Syria James of Sarug (452- 521), lalu diterjemahkan kedalam bahasa Latin olehGregory of Tours (540-590) menjadi De Gloria Martyrum (1. i.c; 95). Gibbon menyatakan, dongeng pupuler ini, yang mungkin didengar Muhammad ketika dia naik onta menuju pasar-pasar Syria, diperkenalkan sebagai Wahyu Ilahi didalam Quran. (Qs 18:9-26). Kisah Quran dimulai demikian: Atau kamu mengira bahwa orangorangyang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? Menurut dongeng, beberapa anak muda Kristen kabur menuju sebuah gua di pegunungan utk menghindari hukuman dari Kaisar Decius. Para pengejarnya menemukan gua itu dan menutupnya. Tapi para pemuda ini secara mukjijat bisa selamat dan keluar dari gua itu 200 tahun kemudian. Para komentaror saling berselisih pendapat tentang arti dari al-Raqim selama bertahun-tahun. Torrey[47] berpendapat bahwa nama aneh ini cuma kesalahan baca nama Decius belaka yang ditulis dalam bahasa Aramaic. Kesamaan Kisah Isa dan Maria dengan Kitab-kitab Apokrifa The Gospel of the Birth of Mary, The Gospel of Pseudo Matthew, The Arabic Gospel of Infancy" Dalam kitab The Gospel of Pseudo Matthew mengisahkan berbagai mukjizat yang dilakukan oleh Yesus saat masih kecil khususnya saat berbicara dengan ibunya meskipun masih bayi. Kisah ini sejajar dengan Qs 19:22-26. Kitab The Gospel of the Birth of Mary memuat kisah Maria putri Yoyakim dan Anna yang saat masih kecil dititipkan di Bait Suci. Anehnya kisah ini muncul dalam Qs 3:35-37, 44.

Demikianlah berbagai kisah khayalan dalam sumber-sumber ekstrakanonik justru menjadi kisah otoritatif dalam Quran. Kesamaan signifikan ini tentu saja menimbulkan dugaan bahwa kisah-kisah dalam Quran banyak mengadopsi dari sumber-sumber di luar kitab Kanonik sehingga kerap bertabrakan dengan kisahkisah dalam Taurat dan Injil.

End Notes:
[1] Op.Cit., The Jacatra Secret, hal 175

[2] Akar Bersama: Belajar tentang Iman Kristen dari Dialog Kristen-Yahudi, Jakarta: BPK, 1999, hal 5

[3] Memandang Yesus : Gambar Yesus Dalam Berbagai Budaya, Jakarta : BPK, 1990, hal 19

[4] Christianity: New Religion or Sect of Biblical Judaismm , Florida, Palm Beach Gardens: A Messenger Media Publication, p.119

[5] Teguh Hindarto, www.gkmin.net)

MTh. Yahshua,

Yahudi,

Yudaisme (www.messianic-indonesia.com

dan

[6] Dalam Jurnal Teologi GEMA Duta Wacana, No 48 Tahun 1994, hal 16

[7] Dalam Jurnal Teologi GEMA Duta Wacana, No 53, 1998, hal 72

[8] Ibid., hal 72-73

[9] Ibadah Harian Zaman Patristik, Bintang Fajar, 2000, hal 5

[10] Ibid., hal 26

[11] Ibid., hal 73

[12] Alkitab & Liturgi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999, hal 10-11

[13] Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, BPK 1994, hal 51

[14] Harry R. Boer, A Short History of the Early Church, Grand Rapids Michigan : William B. Eerdmans Publishing Company, 1986, p.105

[15] Messianic Judaism: Its History, Theology and Polity, Lewiston, New York: Edwin Mellen Press, 1982, p.13

[16] Op.Cit., A Short History of the Early Church, p. 143

[17] Ibid.,

[18] Op.Cit.,Christianity: New Religion or Sect Biblical Judaism?, p.194

[19] C.J. Coster, Come Out of Her My People, Institute for Scripture Research, 1998, p.12

[20] Ibid., hal 14

[21] Ibid.,

[22] Dunia Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas 1993, hal 126

[23] Ibid.,

[24] Ibid.,18

[25] Ibid.,

[26] Ibid.,

[27] Jewish New Testament Commentary, JNTP, 1998, p.78. Bandingkan dengan kajian yang saya tulis dengan judul Perjamuan Malam Terakhir Dan Seder Pesakh Ibrani (teguhhindarto.blogspot.com)

[28] Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, BPK 1994, hal 51

[29] Ibid., hal 50

[30] Ted Peters, God as Trinity, Westminster, John Knox Press, 1993, p.35

[31] Mempertimbangkan Ulang Ajaran tentang Trinitas, TPK, 2001, hal 63

[32] Apologetika tentang Trinitas, BPK, 1972, hal 31

[33] The doctrine)

Trinity

Doctrine (http://www.allvoices.com/contributed-news/7601560-the-trinity-

[34] Bandingkan dengan kajian saya mengenai Keesaan Tuhan dalam Kekristenan dalam artikel, Pemahaman Tentang Shema Sebagai Landasan Pendidikan dan Moral Kristiani (teguhhindarto.blogspot.com)

[35] Ibid., hal 176-177

[36] Dan Brown, Da Vinci Code, Jakarta: Serambi 2004 hal 327

[37] Geisler, Normal L., and Nix, William E., A General Introduction to the Bible, Revised and Expanded, (Chicago, IL: Moody Press) 1986.

[38] Op.Cit, Cracking Da Vincis Code, hal 157

[39] Kajian lengkap mengenai latar belakang Kanon Kitab Suci dapat membaca F.F. Bruce, The Canon of Scripture,Illinois: Intervarsity Press 1988, p. 117-133 dan karya F.F. Bruce dalam terjemahan bahasa Indonesia, Dokumen-Dokumen Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia 1993, hal 17-24

[40] M.R. James, The Apocryphal New Testament (Being the Apocryphal Gospels, Acts, Epistles and Apocalypses, Oxford: The Clarendon Press 1955, p.23

[41] Elaine Pagels, The Gnostic Gospel, New York: Random House 1979, Beyond Belief: The Secret Gospel of Thomas, New York: Random House 2003, Adam, Eve, and the Serpent, Random House 1989, The Gnostic Paul: Gnostic Exegesis of the Pauline Letters, Harrisburg, PA: Trinity Press International 192

[42] Jakarta: Gramedia Pustaka Tama 2006

[43] Ibid., hal 178-180

[44] http://haroqi.multiply.com/journal/item/582

[45] Perbandingan Agama: Bahagian Agama Masehi, Jakarta: 1964

[46] Sharing Your Faith with a Muslim, Minneapolis: Bethany House Publishers, 1980, p.41

[47] Torrey, C.C. The Jewish Foundation of Islam 193, New York: p.46-47

You might also like