You are on page 1of 49

LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KIMIA KOMSENTRASI KRITIS MISEL NamaPraktikan NIM Kelompok Fak/Jurusan Nama asisten : Rega Wahyu

Anggraini : 091810301011 : 1 (satu) : MIPA/KIMIA :

LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2010 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

System misel digunakan sebagai deterjen, pembawa obat, sintesis organik, pengapungan buih dan penemuan minyak bumi disebabkan oleh fungsi pelarutannya, materi dapat ditransportasikan oleh air setelah materi itu melarut dalam hirokarbon misel. Dalam termodinamika, pembentukan misel menunjukkan bahwa entalpi pembentukan dalam system air adalah kemungkinan positif (merupakan pembentukan endotermik). Pembentukan misel dapat terjadi pada konsentrasi di atas kkm yang bertujuan untuk mengetahui harga kkm. Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan tabel entalpi yang sangat erat hubungannya dengan kkm. Zat pengaktif permukaan atau Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Dalam suatu larutan encer, zat pengaktif permukaan (surfaktan) bersifat sebagai zat terlarut normal. Untuk larutan yang mempunyai konsentrasi tinggi atau larutan pekat, akan terjadi perubahan

secara mendadak pada beberapa sifat fisik seperti tekanan osmosis, turbiditas, daya hantar listrik dan tegangan permukaan. 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menentukan konsentrasi kritis misel dari Sodium Dodesil Sulfat (SDS) pada pelarut air? 2. Bagaimana menentukan harga entalpi pembentukan misel SDS berdasarkan harga ln kkm vs 1/T? BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Materials Safety Data Sheet (MSDS) Bahan Aquades : Dihydrogen monoxide, Oxidaneleh mikroba : Hydroxylic acid, Hydrogen Hydroxide, R-718

Nama IUPAC Nama Lain

Sifat kimia dan fisik : Rumus Molekul Penampilan : H2O : Cairan tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau pada

Massa molar : 18.01528(33) g mol-1

Keadaan standar Densitas :1000 kg m-3, liquid (4 C), 917 kg m-3, solid Titik leleh : 0 C, 32 F (273.15 K) Titik didih : 100 C, 212 F (373.15 K) Kelarutan dalam air : larut dalam berbagai perbandingan Viskositas : 0.001 Pas at 20 C Bentuk molekul :Hexagonal

(Anonim, 2010). 2.1.2 Sodium Dodesyl Sulfat (SDS) : : Sodium Dodesyl Sulfat : CH3(CH2)11OSO3Na

Identifikasi Umum Nama

Sinonim : Sodium lauril sulfat; sulfat natrium Dodecyl Rumus molekul

Sifat fisika dan kimia : Autosulutan Suhu Deterjen Kelas Agregasi Nomor : 248 derajat C (478,40 deg F) : ionik (anion) : 62

kuning. -

Berat Misel Molekuler Konsentrasi Kritis Misel Stabilitas Bentuk Penampilan Bau pH Titik beku Kelarutan Berat Molekul

: 18.000 g : 6 sampai 8mm (0,1728-0,2304%, w/v) : Stabil di bawah suhu normal dan tekanan : Kristal : putih kuning pucat : bau samar-samar : 8,5 10 : 206 C : 150 g / L (20 C) : 288,38

Spesifikasi Sulfat SDS (Bagian No 28364, 28365): Visual : Putih bubuk, bebas dari bahan asing. Kelarutan : 10% (aq, w / v) larutan harus jelas, tidak berwarna sampai sedikit

Panjang Rantai: C12> 60%; C14 = 20 sampai 35%; C16 <10%, C10 dan C18 <1%

masing-masing Identifikasi bahaya : Mudah terbakar. Dapat menyebabkan alergi pernapasan. Berbahaya jika tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit. Kondisi untuk Dihindari: Bahan yang tidak kompatibel, sumber pengapian, generasi debu, panas berlebih. Stabilitas : Tidak kompatibel dengan bahan lain agen oksidasi yang kuat, asam kuat, basa kuat, asam mineral. Berbahaya Dekomposisi Produk: Karbon monoksida, oksida belerang, karbon dioksida, oksida natrium. Apapun tidak dapat disimpan untuk pemulihan atau daur ulang, harus dikelola dan disetujui pembuangan limbah dan fasilitas yang sesuai. Pemrosesan, penggunaan atau kontaminasi produk ini dapat mengubah opsi pengelolaan limbah peraturan. Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan mual dan muntah. Inhalasi : Berbahaya jika terhirup. Menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Dapat menyebabkan reaksi alergi pernapasan. Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan dengan rasa sakit terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, mengi, sesak napas dan edema paru. Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. ika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dalam kasus kontak kulit, segera siram kulit dengan banyak sabun dan air. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Jika tertelan, berikan jumlah besar air untuk minum. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Mata : Menyebabkan iritasi mata.

Kulit

: Menyebabkan iritasi kulit. Berbahaya jika diserap melalui kulit. Lauril sulfat Natrium

dapat menghasilkan reaksi sensitivitas alergi. Dapat menghasilkan efek pengeringan pada kulit. Natrium lauril sulfat meningkatkan permeabilitas kulit. Penyimpanan: Jauhkan dari sumber penyulutan. Simpan di tempat yang kering, tempat yang dingin. Simpan di wadah tertutup rapat. Penanganan: Minimalkan debu. Jangan sampai terkena mata, kulit, atau pakaian. Jauhkan dari panas, percikan dan nyala api. Jangan menelan atau menghirup. Gunakan hanya dalam lemari asam kimia. (Anonim,2010) 2.2 Konsentrasi Krisis Misel

Zat pengaktif permukaan (surfaktan) dalam larutan encer bersifat sebagai zat terlarut normal. Untuk larutan dengan konsentrasi tinggi/ larutan pekat, maka akan terjadi perubahan mendadak pada beberapa sifat fisik seperti: tekanan osmosis, turbiditas, daya hantar listrik dan tegangan muka. Surfaktan dan zat aktif permukaan merupakan spesies yang aktif pada antarmuka antara dua fase, seperti antarmuka antara fase hidrofil dan hidrofob. Surfaktan berakumulasi pada antarmuka, dan mengubah tegangan permukaan (Atkins,1997:262). Koloid terdiri dari koloid anionic, kationik dan non ionic. Surfaktan termasuk micelles anion yang umumnya merupakan suatu garam.. Dan pada temperature tinggi, dapat menaikkan cmc dan tidak terjadi lagi micelles. Tetapi dengan adanya elektrolit dapat merendahkan cmc. Banyak koloid anionic yang mrupakan emulgator, detergent dan stabilizer dispersi koloid yang baik (Sukardjo, 1989:218). Surfaktan (sabun) merupakan salah satu contoh koloid asosiasi. Sabun merupakan molekul organic yang terdiri dari dua kelompok gugus.Gugus pertama, dinamakan liofolik (hidrofob bila medium pendespersinya adalah air) yang berarti benci air dan gugus kedua,dinamakan liofilik (hidrofilik bila medium pendespirsinya air) yang mempunyai arti suka air.Pada sabun, gugus hidrofilik memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap medium air, sedangkan gugus hidrofob bergabung dengan gugus hidrofob dari molekul sabun lain membentuk agregat yang dinamakan misel. Miselmisel ini dapat terdiri dari 100 molekul. Gugus-gugus hidrofob akan berkumpul dibagian dalam misel, sedangkan gugus hidrofilik akan berada diluar (Bird, 1993:297). Misel adalah kumpulan molekul berukuran koloid, walaupun tidak ada tetesan lemak. Hal ini, disebabkan oleh adanya ekor hidrofobnya cenderung berkumpul, dan kepala hidrofilnya memberikan perlindungan. Dan misel merupakan penggabungan (agregasi dari ion ion surfaktan), dimana rantai hidrokarbon yang lipofil akan menuju ke bagian dalam misel, meninggalkan gugus hidrofil yang berkontak dengan medium air. Misel hanya terbentuk diatas konsentrasi misel kritis (CMC) dan di atas temperature Kraft (Atkins, 1997:259). Fenomena terbentuknya misel dapat diterangkan, yaitu dibawah konsentrasi kritis misel, konsentrasi surfaktan (sabun) yang mengalami adsorpsi pada antar muka bertambah jika konsentrasi surfaktan total dinaikkan. Akhirnya tercapailah suatu titik dimana baik antar muka maupun dalam cairan menjadi jenuh dengan monomer keadaan inilah yang disebut KKN jika sulfaktan terus bertambah lagi hingga berlebihan, maka mereka akan beragregasi terus membentuk misel.Pada peristiwa ini tenaga bebas system berkurang (Tim kimia fisik, 2010:11).

Pembentukan misel dapat terjadi pada konsentrasi diatas kkm untuk mengetahui harga kkm yang paling tepat diperlukan tabel entalpi, karena entalpi sangat erat kaitannya dengan kkm. Jika konstanta kesetimbangan k, dan perubahan energy standart = G 0, maka untuk miselisasi 1 mol zat pemantap sesuai dengan persamaan berikut: Pada kkm x = 0 dan G0 = RT ln (kkm) Sehingga: Dengan mengintegralkan persamaan diatas diperoleh persamaan: Membuat grafik ln (kkm) lawan 1/T dapat diperoleh harga Ho/Rsebagai slopenya (Tim kimia fisik, 2010:12). Termodinamika terbentuknya misel menunjukan bahwa entalpi pembentukan dalam system air mungkin positif jadi, pembentukan tersebut endotermik ) dengan H 1-2 kJ per mol satuan surfaktan. Pembentukan misel di atas, CMC menunjukkan bahwa perubahan entropi yang menyertai pembentukannya pasti positif, dan pengukuran menghasilkan nilai sekitar +140 Jk -1 mol-1 pada temperature kamar. Perubahan entropi yang positif walaupun molekul itu berkumpul, menunjukkan adanya kontribusi pelarut pada entropi molekul akan lebih bebas bergerak setelah molekul pelarut terkumpul menjadi kumpulan kecil. Hal ini masuk akal, karena tiap molekul terlarut individual terkurung dalam pelarut yang teratur, tetapi setelah sel misel terbentuk, molekul pelarut hanya perlu membentuk satu kurungan yang lebih besar. Kenaikan energi ketika gugus hidrofob berkumpul dan mengurangi tuntutan strukturnya pada pelarut, merupakan asal-usul antaraksi hidrofob yang akan menstabilkan pengelompokan gugus hidrofob dalam makromolekul biologis. Antaraksi hidrofob merupakan contoh dari proses keteraturan, yang distabilkan oleh kecenderungan menuju ketakteraturan pelarut yang lebih besar (Atkins, 1997 : 259). BAB. 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat : Labu ukur 100ml Labu ukur 1 L Gelas beker Gelas arloji Pipet Ukur 1 ml Konduktometer Tensiometer

3.1.2 Bahan :

3.2

Gelatin Aquades Skema Kerja

Gelatin

aquades -

Dilarutkan sebanyak

2,283 gram dalam 1 liter

Dari larutan tersebut, diambil sebanyak 2,0; 4,0; 6,0; 8,0 dan 10,0 ml Diencerkan dalam labu ukur 100 ml dengan aquades sampai tanda batas Diukur daya hantar dan tegangan mukanya pada temperatur 30C, 34C, 36C, 38C,

40oc untuk masing-masing larutan. Hasil

BAB.4 HASIL DAN PENGAMATAN 4.1 T K 30C 0,002 M 0,00 4M 0,00 6M 6 0,00 8M 7 0,01 M 117 5 117, 6 117, 8 117, 3 117, 6 92, 93,4 93,5 93,7 93,8 68, 69,7 69,8 70,1 70,2 24 45, 3 25 46,1 25,2 47,1 25,4 47,2 25,5 47,5 25,7 32C 34C 36C 38C 40C Hasil Pengamatan

4.2

Pembahasan Surfaktan adalah senyawa pengaktif permukaan yang dapat diproduksi dari reaksi kimia atau

biokimia. Ciri utama surfaktan asalah memiliki molekul ampifilik (konfigurasi kepala-ekor), yang berarti

memiliki gugus plar dan non polar yang molekulnya sama. SDS (Sodium Dodesil Sulphat) merupakan surfaktan anionic yang secara luas diproduksi untuk pembersih. Menurut sifat ionik dari molekul dalam larutan, surfaktan digolongkan: 1) surfaktan anionik, terionisasi memberi muatan negatif anion hidrofobik dan sedikit muatan positif. 2) Surfaktan kationik, terionisasi membentuk banyak muatan positif kationik hidrofobik dan sedikit muatan negatif anionik hidrofobik. 3) Surfaktan amfoterik, surfaktan ini dapat bersifat anionik kationik atau netral tergantung pada pH larutan. 4) Surfaktan non ionik, tidak terionisasi dalam larutan. Surfaktan ini biasanya tidak toksik, netral, stabil terhadap elektrolit dan stabil dengan zat ionik. Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain itu konduktometer memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Menurut literatur faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan konsentrasi. Dimana jika semakin besar suhunya maka daya hantar pun juga akan semakin besar dan apabila semakin kecil suhu yang digunakan maka sangat kecil pula daya hantar yang dihasilkan dan begitu dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab itu pengaruh suhu dan konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar. Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka . Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan. Proses terbentuknya misel, yaitu dibawah konsentrasi kritis misel, konsentrasi surfaktan yang mengalami adsorpsi pada antar muka bertambah jika konsentrasi surfaktan total dinaikkan. Akhirnya tercapailah suatu titik dimana baik antar muka maupun dalam cairan menjadi jenuh dengan monomer. Pada peristiwa ini tenaga bebas sistem berkurang. Dan termodinamika pembentukan misel menunjukkan bahwa entalpi pembentukan dalam air bertanda negatif (jadi, pembentukan tersebut eksotermik). Dari hasil pengukuran, didapatkan hasil kkm (konsentrasi krisis misel) sebagai berikut : 0.0031M, 0.0032M, 0.0032M, 0.0034M, 0.0036M, 0.0034M. Diperoleh hasil yang sama pada suhu 32oC dan 34oC serta pada suhu 36oC dan 40oC. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, salah

satu diantaranya adalah human error dalam proses pengukuran, kebersihan alat dan termometer kurang dapat terjaga, sehingga terjadi kesalahan. Didapatkan nilai konduktivitas yang cukup sesuai dengan literatur yaitu semakin tinggi suhu maka semakin besar nilai konduktifitasnya, begitu pula dengan nilai konduktivitas yang berbanding lurus dengan suhu, semakin tinggi suhu maka semakin besar nilai konduktifitasnya. Namun ada beberapa data yang kurang sesuai, misalnya pada kinsentrasi surfaktan 0,01 diperoleh nilai konduktifitas yang lebih rendah pada suhu 38oC dan 40oC dibanding pada suhu 36oC. Pada suhu 36oC , 38oC dan 40oC yaitu 117.8, 117.3, 117.6. Hasil akhir pembuatan grafik entalpi miselisasi (grafik harga ln kkm vs 1/T) kurang sesuai dengan literatur, pada literatur didapatkan garis yang linier namun pada percobaan ini didapatkan garis yang tidak linier. Seharusnya semakin tinggi suhu maka semakin besar konduktivitasnya. Begitu pula dengan konsentrasi, semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula harga konduktivitasnya. Besarnya entalpi diperoleh dari persamaan pada grafik hubunngan ln kkm dengan seper suhu yaitu : y = -1131.3x 2.072. Dari percobaan didapatkan entalpi sebesar -2,81 Mj. BAB.5 PENUTUP 5.1 5.2 Kesimpulan

Konsentrasi kritis misel merupakan suatu keadaan dimana saat misel mulai terbentuk Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi kritis misel diantaranya suhu dan konsentrasi. Semakin tinggi suhu dan konsentrasi maka daya hantar listriknya semakin besar. Harga entalpinya diperoleh dari nilai kkm pada grafik antara konsentrasi dan daya hantar. Saran Selalu periksa kondisi alat sebelum melakukan percobaan guna mendapatkan hasil yang lebih akurat. Selalu tingkatkan ketelitian dalam pengamatan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ikuti petunjuk asisten dan buku penuntun untuk meminimalisasi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010.Sodium Sulfat.http://msds.chem.ox.ac.uk/SO/sodiumsulfate. html , diakses pada 18 November 2010 Anonim. 2010. aquades. http://wikipedia.com. Diakses pada tanggal 18 November 2010. Atkins, P. W. 1990. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Sukardjo. 1997. Kimia Fisik. Yogyakarta : Rineka Cipta Tim Kimia Fisik. 2010. Penentun Praktikum Termodinamika Kimia.Jember : FMIPA Universitas Jember LAMPIRAN Perhitungan 1. Membuat larutan SDS 0,002 M;0,004 M;0,006 M;0,008 M;0,01 M dari larutan SDS 0,2 M

V1 untuk konsentrasi 0,002 M V1. 0,2 M V1 = 1 mL = 100 mL. 0,002 M

V1 M1 = V2 M2

V1 untuk konsentrasi 0,004 M V1. 0,2 M V1 = 2 mL = 100 mL. 0,004 M

V1 M1 = V2 M2

V1 untuk konsentrasi 0,006 M V1. 0,2 M V1 = 3 mL = 100 mL. 0,006 M

V1 M1 = V2 M2

V1 untuk konsentrasi 0,008 M V1. 0,2 M V1 = 4 mL = 100 mL. 0,008 M

V1 M1 = V2 M2

V1 untuk konsentrasi 0,01 M V1. 0,2 M V1 = 5 mL GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 30OC GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 32OC GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 34OC GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 36OC GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 38OC GRAFIK HUBUNGAN KONDUKTIFITAS DAN KONSENTRASI PADA SUHU 40OC 2.Harga ln KKM = 100 mL. 0,01 M

V1 M1 = V2 M2

Nilai KKM pada suhu 300C adalah 0.0031M, maka ln kkm = -5.777 Nilai KKM pada suhu 320C adalah 0.0032M, maka ln kkm = -5.745 Nilai KKM pada suhu 340C adalah 0.0032M, maka ln kkm = -5.745 Nilai KKM pada suhu 360C adalah 0.0034M, maka ln kkm = -5.684 Nilai KKM pada suhu 380C adalah 0.0036M, maka ln kkm = -5.627 Nilai KKM pada suhu 400C adalah 0.0034M, maka ln kkm = -5.684 Nilai H ini dapat diketahui dari persamaan berikut : T x 298 K = -2,81 mJ

N ( C

O K

T )

m c ( g / L ) 1 / T L n c m c

1 2 9 8 2 , 2 2 3 , 3 5 5 7 0 4 6 9 8 x 1 0
-3

0,79750719592 3 0 0 2 , 2 0 3 , 3 3 3 3 3 3 3 3 3 x 1 0
-3

0,78845736043 3 0 2 2 , 2 2 3 , 3 1 1 2 5 8 2 7 8 x 1 0
-3

0,79750719594 3 0 4 2 , 2 6 3 , 2 8 9 4 7 3 6 8 4 x 1 0

-3

0,81536481335 3 0 6 2 , 2 0 3 , 2 6 7 9 7 3 8 5 6 x 1 0
-3

0,7884573604

Menentukan H
miselisasi

ln cmc = y m xy = mx + Cdari grafik diperoleh hasilm =m m maka H = m R = x 8,314 = 791,80

95238 JouleJadi H yaitu 791,8095238 JouleB.ANALIS A KUALITATIF Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan

menentukan konsentrasi misel darigelatin serta menentukan ental pinya.Dalam perc obaan ini digunak an gelatin,karena

gelatin mempunyai

permukaan aktif yang tinggi dan mampu menunjukkan sifat sifatfisika yang tidak umum.Dan pada konsentrasi tertentu

akan terjadi peru bahan fisik seperti tekana osmosis,turbidita s,daya hantar listrik,dan tegangan muka.Namun

dalam percobaan ini yang diamati hanya daya hantar listrik saja.Pertama yang dilakukan adalah mengambil larutan gelatin yang telah

disiapkan. Larutangelatin itu disebut surfaktan. Kemudian larutan gelatin diambil 44; 44.4; 44.8; 45.2;45.6; 46 ml. Selanjutnya diencerkan dalam

labu ukur untuk mendapatkan konsentrasi2.20; 2.22; 2.24; 2.26; 2.28; dan 2.30 gram/liter. Larutan dengan konsentrasi surfaktanini

mengalami adsorbsi pada antar muka bertambah jika konsentrasi tabel surfaktandinaikk an. Dan tercapailah s uatu titik di man

a pada antar muk a dan dalam cair anmenjadi jenuh dengan monomer, keadaan ini disebut sebagai konsentrasi kritis misel( cmc ). Jika

surfaktan terus ditambah lagi hingga ber,lebihan maka mereka akan terus beragregasi membentuk misel, pada keadaan ini tenaga bebas

system berkurang.Kemud ian masingmasing larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda diukur dayahantar

listriknya ( DHL ) dari temperatur 25


o

C; 27
o

C; 29
o

C; 31
o

C; dan 33
o

C. Setelahdiketahui DHLnya, lalu d ibuat grafik DH L lawan konsent rasi larutan untu k mendapatkan konsentrasi kritis misel. Dari grafik

diperoleh harga yaitu :


Suhu (
o

) c m c ( g r a m / l i t e r ) 2 5 2 . 2 2 2 7 2

. 0 9 . 2 1 . 6 3

2 2 2 2 3 2 2 3 2

. 0

Dari harga cmc pada tiap suhu it u maka dapat dit entukan besarny a entalpi dari per samaan y=mx+c, dimana y adalah ln cmc dan x

adalah 1/T maka didapat harga myaitu sebesar 0.9523809524 dan besarnya entalpi dihitung dengan jalan men galikan mdengan tetapan gas

umum yaitu 8.314 J/K mol. Dari hasil percobaan diperoleh hargaentalpi sebesar 7.918095238. besarnya harga

entalpi ditentukan dengan grafik hubunganln cmc lawan 1/T. Namun, ternyata hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori,karena

menurut teori harga entalpi miselisasi untuk gelatin adalah 14.5 gram/K mol.Perbedaan ini disebabkan karena :Pengukuran suh

u yang kurang te pat.Pengenceran yan g kurang sempur na. -Alat yang digunakan masih terkontaminasi

dengan bahan konsentrasi lain.Conductivity meter yang kurang stabilPembuatan atau penarikan garis pada grafik yang tidak

sama.VIII.KESI MPULANa.Kons entrasi kritis misel merupakan konsentrasi pada antar muka maupun dalam cairanmenjadi jenuh dalam

monomer dan terjadi penggabungan ion-ion dalam surfaktan. b.Kons entrasi kritis misel ditentukan dengan mengukur DHL pada

konsentrasi larutan yang bertambah.c .Pada percobaan digunakan gelatin karena mempunyai permukaan aktif yang tinggi

danmampu menunjukkan sifat-sifat yang tidak umum.d.Harga cmc pada masing-masing suhu dari gelatin :
Suhu (

) c m c ( g r a m / l i t e r ) 2 5 2 . 2 2 2 7 2 . 2 0 2 9 2

. 2 1 . 6 3 . 0

2 3 2 2 3 2 2

e.Besarnya entalp i miselisasi gelati

adalah 7.9180952 38IX.DAFTAR PUSTAKAAtkin s. 1996. Kimia Fisika I. Jakarta: Erlangga.Bird, Tony. 1998. Kimia Fisika Universitas.

Jakarta: Erlangga.Dogra. 1990. Kimia Fisika dan Soalsoal. Jakarta: Erlangga.Mudjion o. 1999. Petunjuk Praktikum kimia Fisika I.

Surakarta: UNSTim Dosen. 2010. Petunjuk Praktikum kimia Fisika I. Surakarta: Lab. Kimia P.MIPA UNS

You might also like