You are on page 1of 8

Pendahuluan

Pada zaman sekarang tidak bisa dipungkiri lagi remaja masa kini suka sekali bergaul. Pergaulan remaja jaman sekarang dan pergaulan remaja jaman dahulu sangat berbeda. Itu disebabkan karena dibantunya teknologi digital pada zaman sekarang yang lebih memudahkan remaja masa kini untuk menjalin hubungan atau bergaul dengan orang lain seperti berkenalan dengan orang lain melalui situs jejaring sosial facebook dan sebagainya. Namun dalam bergaul di zaman sekarang dengan teknologi digital terdapat beberapa sisi positif dan negatifnya. Ada beberapa dampak positif dari pergaulan digital remaja masa kini salah satunya adalah kita bisa berkomunikasi dan berhubungan dengan teman-teman kita. Zaman sekarang terdapat berbagai macam teknologi digital yang menunjang atau membantu kita untuk bergaul dengan teman kita, inilah salah satu contoh sisi positif dari internet. Dengan adanya internet, remaja zaman sekarang bisa bergaul dengan siapapun juga yang mereka mau seperti melalui jejaring facebook yang memungkinkan mereka bertemu dan berkenalan dengan teman baru. Internet juga memudahkan remaja untuk saling mengirim pesan menggunakan email, email lebih praktis dan lebih cepat daripada menggunakan surat yang membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tempat tujuan. Namun, pergaulan digital masa kini juga bisa membawa kita ke arah yang negatif atau merugikan kita. Dalam pergaulan masa kini, banyak sekali orang yang berniat jahat dengan cara menggunakan teknologi digital. Jika kita salah mempergunakan teknologi digital kita bisa terkena dampak negatifnya seperti jadi terjerumus ke pornografi, menjadi korban penculikan dan lain-lain. Cyber bullying juga adalah salah satu cotoh negatif apabila kita menyalahgunakan teknologi digital yang sebenarnya sangat bermanfaat bila kita menggunakanya dengan bijak. Pasti hampir semua dari kita (yang menonton TV serta mengikuti berita di Internet) mengetahui tentang video keong racun yang sebenarnya adalah video lipsync dari 2 orang remaja yang awalnya iseng, tapi berbuah ketenaran. Efek dari keong racun ini menyebar bak virus ke seluruh penjuru Indonesia tanpa ada yang bisa mencegahnya. orang-orang menyanyikan bahkan meniru goyang (gerakan tubuh) dari sinta dan jojo, atau iklan salah satu produk mie instant yang menyebutkan aku gag punya papaaaa.. dengan nada memelas dari seorang anak kecil. hal inipun juga ditiru oleh masyarakat kita, bukan cuma anak-anak, bahkan orang dewasa. dan karena pengaruhnya yang buruk bagi anak, maka kata-kata dalam iklan itupun diganti. hal ini hanyalah sebuah contoh kecil dari efek media bagi kehidupan kita. jika kita menilik lebih jauh lagi, banyak contoh-contoh lain dari efek positif maupun negatif dari media. sebenarnya apa yang terjadi? apakah masyarakat kita yang latah? ataukah medianya yang salah?

Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar

Page 1

Isi
PENGERTIAN GAYA HIDUP
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya.

GAYA HIDUP REMAJA MASA KINI


Pada zaman sekarang tidak bisa dipungkiri lagi remaja masa kini suka sekali bergaul. Pergaulan remaja jaman sekarang dan pergaulan remaja jaman dahulu sangat berbeda.Sederet keprihatinan anak dan remaja saat ini seperti kenakalan remaja, pola hidup konsumtif-hedonistik, pergaulan bebas, rokok, narkoba, dan kecanduan game on line merupakan gaya hidup remaja masa kini. Jutaan remaja kita menjadi korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN 2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes 2008). Disamping itu, moral anak-anak dalam hubungan seksual telah memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat kita. Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa : - Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks. - Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan. - Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi. - Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan. - Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka menonton film porno. Pengakuan Siswi SMA, Sekarang gue lagi jomblo. Sudah dua tahun putus. Sakit juga! Habis pacaran empat tahun, dan sudah kayak suami-istri. Dulu, tiap kali ketemu, gejolak seks muncul begitu saja. Terus ML (making love) deh. Biasanya kita lakuin kegiatan itu di hotel. Kadang di rumah juga, kalau orang rumah lagi pergi semua. Kalau rumah nggak lagi sepi ya paling cuma berani ciuman dan raba sana-sini. Buat gue, semua itu biasa. Gue nglakuinnya karena merasa yakin doi bakal jadi suami gue. Gue nggak takut dosa. Kan kita sama-sama mau, jadi nggak ada paksaan. Dosa terjadi kan kalau ada paksaaan. Gitu menurut gue! Waktu putus, gue nggak nyesel sudah nglakuin itu, habis, mau gimana lagi! Santai saja! Tentang pendidikan seks, gue
Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar Page 2

nggak pernah terima dari orangtua. Paling dari teman, majalah, buku, atau film Itulah penuturan Neila (samaran), pelajar kelas 3 sebuah SMA di Jakarta Timur, yang baru saja menjalani UAN. Tanpa beban, remaja manis bertubuh mungil ini menceritakan pengalamannya. Ia dan sang kekasih tahu harus melakukan apa supaya hubungan seks pranikah itu tidak membuatnya hamil. Sampai saat ini, Neila yakin orangtuanya sama sekali tidak tahu perilaku putri keduanya itu. Gue nggak bakal ceritalah, bisa mati mendadak mereka. Teman malah ada yang tahu, tentu saja yang punya pengalaman sama, katanya sambil memilin-milin rambutnya. Menurutnya, ML di kalangan remaja sekarang bukan hal yang terlalu asing lagi. Malah, ada yang sengaja merayu pria dewasa yang bisa ditemui di mal dan tempat umum lain, untuk mendapatkan uang atau barang berharga, seperti telepon seluler model terbaru, jam tangan bermerek, baju, sepatu, tas, dan sebagainya. Bukan profesi sih, cuma iseng. Hitung-hitung bisa buat gaya. Mending gue `kan, yang nglakuinnya cuma sama pacar dan bukan demi duit, sergahnya.

FAKTOR UTAMA YANG MEMBENTUK REMAJA MASA KINI

GAYA HIDUP

Pergaulan remaja jaman sekarang dan pergaulan remaja jaman dahulu sangat berbeda. Itu disebabkan karena dibantunya teknologi digital pada zaman sekarang yang lebih memudahkan remaja masa kini untuk menjalin hubungan atau bergaul dengan orang lain seperti berkenalan dengan orang lain melalui situs jejaring sosial facebook dan sebagainya. Setelah kita memasuki era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik, media ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di dunia, tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Hal ini sangat tergantung pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing. Setiap individu dari kita akan merasa senang dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi internet yang telah merobohkan batas dunia dan media televisi yang menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Begitu juga, handphone yang telah membantu komunikasi sesama manusia untuk kapan saja meskipun satu dengan yang lainnya berada di dunia Utara-Selatan atau belahan Timur Barat. Teknologi + Kebebasan - Edukasi = Kehancuran Setiap teknologi memberikan efek positif dan negatif. Maraknya penggunaan ponsel telah menurunkan interaksi individu secara langsung. Hal ini akan cenderung membuat pola hidup manusia menjadi indivualistis. Dampak negatif ini tentunya dapat dikurangi bahkan dihindari jika saja si pengguna memiliki pemahaman/pengetahuan, etika dan sikap yang kuat (bijakpositif) untuk memanfaatkan sesuatu secara selektif dan tepat guna.Inilah titik permasalahannya bagi anak dan remaja. Penyaring internal (pemahamam, etika dan sikap) anak dan remaja kita masih sangat rapuh. Di era kompleksitas arus kehidupan saat ini, orang tua (terutama di

Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar

Page 3

perkotaan) telah kehilangan daya mendidik dan membangun keluarga bagi anak-anaknya. Hal ini diperparah dengan maraknya racun-racun yang diterima oleh anak-anak kita saat ini. Adegan-adegan kekerasan, seksual, mistik, dan hedonisme di media TV, koran dan internet, serta sistem pendidikan sekolah yang gagal membangun karakter anak, telah menyerang anakanak kita saat ini.Di sisi lain, rendahnya regulasi dan law inforcement dari pemerintah dan aparaturnya, telah menyebabkan oknum-oknum perusak generasi muda kita berkembang biak secara pesat. KKN antara pihak penguasa dengan pengusaha dalam regulasi, publikasi dan distribusi media menyebabkan jutaan pemimpin masa depan Indonesia di ujung kepunahan. Teknologi tanpa filtrasi (perlu regulasi agar kebebasan tidak jebol) dan rapuhnya edukasi/karakter manusia mengakibatkan kehancuran bangsa. Rokok, Narkoba, Seks, dan AIDS Ditengah berita siswa-siswi berprestasi dalam ajang penelitian, olimpiade sains, seni dan olahraga, anak muda Indonesia saat ini terancam dalam masa chaos. Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja, dimana saja. Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina yang memimpin proyek penelitian mengenai gaya hidup remaja, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda. Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja berusia 12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, AS yang disuguhi 264 tema seks dari film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalah selama 2 tahun berturut-turut, mereka mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan. Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media. Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di Amerika Serikat sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara industri maju lainnya, hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik disana. Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin). Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial tak nyata yang sengaja dibuat oleh media.
Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar Page 4

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, serta sebagian dalam Journal of Adolescent Health. Namun sayangnya, hasil penelitian tersebut belum melihat bagaimana dampak informasi seks di internet pada perilaku seks remaja. Pada intinya manusia itu merupakan makhluk yang melakukan modelling (meniru). modelling ini sangat besar pengaruhnya pada anak-anak. karena masa kanak-kanak menrupakan masa di mana mereka tumbuh berdasarkan apa yang dilihat, dengar dan rasa. maka tidak heran ada istilah anak adalah copy-an orang tua. pepatah ini tidaklah salah, karena memang anak meniru apa yang dilihat dari orang tuanya. dalam teori psikologi hal ini dibenarkan. jika hal yang dicontohnya itu baik, maka baiklah anak tersebut, tetapi jika jelek, maka jeleklah apa anak tersebut. kita ambil contoh balita bernama SW di malang yang di umurnya belum mencapai 5 tahun, tetapi sudah terbiasa merokok maupun minum minuman keras serta berkata vulgar. hal ini terjadi karena ia belajar dari lingkungannya yang berada di jalanan dengan orangorang yang tidak memberi pejaran dengan baik. nah, sekarang apa hubungan perilaku meniru (modelling) dengan media? tidak bisa kita pungkiri media memiliki peran besar bagi kehidupan kita. jendela informasi seluas-luasnya terbuka bagi kita melalui media, baik televisi, media cetak, radio, maupun internet. akan tetapi dibalik keuntungan media bagi kita, tersembunyi sisi jahat media yang bisa menjadi bumerang bagi masyarakat sendiri. Contoh gampang, pornografi dan kekerasan. banyak dari anak-anak (termasuk remaja) melakukan tindakan kekerasan serta tindakan asusila berawal dari media. mereka dengan bebas meihat konten-konten kekerasan dan pornografi tanpa pengawasan orang tua, kemudian karena anak dan remaja belum bisa menggunakan akal sehatnya dan emosinya secara matang, maka yang terjadi apa yang dilihatnya itu dikonversikan menjadi perilaku nyata. maka terjadilah apa yang sering kita dengar dan lihat di berita (pemerkosaan, remaja mesum, tawuran, penusukan, dll).

HASIL SURVEY DI MAKASSAR

Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar

Page 5

Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar

Page 6

Penutup
Sudah seharusnya kita kembali ke akar budaya bangsa kita. Jauh sebelumnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki nilai akar (root value) budaya yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kesusilaan seperti tertuang dalam falsafah dan nilai Pancasila. Kondisi yang menimpa generasi muda saat ini, harus dibina dan dididik agar mereka menjadi pemimpin yang memiliki moralitas yang tinggi untuk membangun bangsa dan negaranya. Semua pihak haruslah merasa bertanggung jawab atas kasus ini. Disamping orang tua, peran masyarakat sangatlah penting. Sistem pendidikan kita juga harus diubah. Jangan naikkan anggaran tanpa meningkatkan nilai yang sesungguhnya dari pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya tegas melaksanakan undang-undang, dan para pengusaha, pedagang, dan web internet cobalah berhenti menyebarkan hal-hal yang merusak (karena generasi kita masih rapuh). Hal-hal yang harusnya dilakukan: - Pemerintah filtrasi tegas sinetron, film atau iklan yang berisi kekerasan seksual, pergaulan bebas, mistis-religi, kekerasan-religi, ramalan serta judi. - Menindak tegas para pelanggar UU Perlindungan Anak - menfilter situs-situs porno di Indonesia. Hingga saat ini saja ada 6 Situs Porno yang Paling banyak diakses di Indonesia. - Membangun Youth Centre, pusat pendidikan dan kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas yang positif. - Secara aktif mengontrol promosi (iklan) dan peredaran rokok. - Memprioritaskan program pencegahan perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak, dan narkoba. - Edukasi pada masyarakat bahwa jangan mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban), bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan mereka (material maupun moril).

Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar

Page 7

Daftar Pustaka
www.google.com http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=6445.0;wap2 http://pergaulanremajamasakini.blogspot.com/ http://id.shvoong.com/society-and-news/culture/1983395-gaya-hidup-remaja-masa-kini/ http://dimitrigantengsekali.wordpress.com/2010/04/18/pergaulan-digital-remaja-masa-kini/ http://ayocobaliad.blogspot.com/2011/01/peran-media-dalam-membentuk-tingkah.html

Gaya Hidup Remaja Masakini Di Makasar

Page 8

You might also like