You are on page 1of 51

Perbandingan Ruang Vektor Euclidean dan Ruang Vektor Gyro Oleh Esih Sukaesih Abstrak Ruang vektor gyro

memberi latar untuk geometri hiperbolik yang mempunyai kesamaan dengan ruang vektor yang memberi latar untuk geometri Euclidean. Teori dari ruang vektor gyro menyatukan beberapa aspek koordinat geometri dari geometri Euclidean dan geometri hiperbolik. Kata kunci: vektor gyro, ruang vektor gyro. 1.1 Pendahuluan Geometri disertakan dalam mempelajari bentuk dari permukaan dan topologi. Dalam fisika, Einstein dan Minkowski mengenali bahwa hukum fisika seharusnya dirumuskan dalam bentuk geometri ruang waktu. Dalam Aljabar, satu cara yang menghasilkan untuk mempelajari grup adalah untuk menyatakan mereka sebagai grup simetri dari objek geometri. Dalam kasus ini, geometri yang sering diperlukan geometri non-Euclid terutama geometri hiperbolik. Kita ketahui bahwa geometri hiperbolik dipelajari dengan fungsi hiperbolik, yang mempuyai kesamaan dengan fungsi lingkaran (atau, trigonometri). Kesamaan seluruh fungsi hiperbolik, yang diekspresikan dengan fungsi lingkaran dari bidang Euclidean memungkinkan untuk mengekspresikan rotasi pseudo dari bidang Minkowski, dimana sudut pseudo dari rotasi pseudo adalah disebut rapidity. Rotasi pseudo diparameterisasi dengan rapidity yang dikenal dalam Special Theory of Relativity adalah transformasi Lorentz, untuk alasan ini bentuk "geometri nonEuclidean" dari Bolyai dan Lobachevski berubah ke "geometri hiperbolik". Struktur ruang vektor yang berada dalam geometri Euclidean memungkinkan kita untuk mempelajari geometri Euclidean dengan koordinat. Untuk mengembangkan kesamaan koordinat geometri hiperbolik akan digunakan Thomas precession dan membuka sebuah struktur seperti grup, yang disebut grup gyro. Konsep grup gyro mengarahkan kita pada bentuk hiperbolik dari notasi ruang vektor sebuah ruang vektor gyro. Bab 2 Teori Dasar 2.1.2 De.nisi dari Sebuah Geometri Misalkan dua bentuk dan . dan kongruen (ditulis ) jika dan hanya jika A = f (B) = ff (z) : z dalam Ag dimana f adalah transformasi kongruen. Dari sifat-sifat di atas diterjemahkan menjadi syarat transformasi kongruen sebagai berikut: (a) fungsi identitas f (z) = z adalah sebuah transformasi kongruen, (b) jika f (z) adalah sebuah transformasi kongruen, maka f bisa diinverskan dan f1 adalah juga sebuah transformasi kongruen, (c) jika f (z) dan g (z) adalah transfomrasi kongruen, maka komposisi f (g (z)) adalah transformasi kongruen. Ini mengarahkan kepada de.nisi berikut: De.nisi 1 Misal S adalah sebuah himpunan tidak kosong. Sebuah grup transformasi G adalah sebuah koleksi dari transformasi T : S ! S sehingga (a) G tertutup terhadap komposisi,

(b) G memuat identitas, dan BAB 2. TEORI DASAR 6 (c) transformasi dalam G bisa diinverskan dan inversnya dalam G De.nisi 2 Setiap geometri (S;G) terdiri atas sebuah himpunan tidak kosong S dan sebuah grup transformasi G. De.nisi 3 Sebuah bentuk dalam geometri (S;G) adalah sebarang A subhimpunan dari himpunan S. Dua bentuk A dan B adalah kongruen jika terdapat sebuah transformasi T dalam G sehingga T (A) = B, dimana T (A) dide.nisikan dengan rumus T (A) = fTz : z adalah sebuah titik dari Ag. 2.2 Geometri Euclidean Bagian terpenting dalam geometri adalah grup transformasi G. Grup transformasi G menentukan karakter dari geometri. De.nisi 4 Misal E2 adalah bidang Euclidean termasuk 1, dan misal F adalah grup transformasi dari himpunan transformasi yang berbentuk T (z) = zei_ + b dengan _ adalah konstanta Real dan b adalah konstanta kompleks. Pasangan (E2; F) adalah model geometri Euclidean. Model geometri Euclidean pada de.nisi di atas merupakan geometri dengan transformasi perputaran (rotasi) dilanjutkan dengan pergeseran (translasi). Selanjutnya akan ditunjukkan geometri (E2; F) adalah sebuah geometri. (a) Misalkan T; S 2 F dengan T (z) = zei_ + b dan S (z) = zei_ + c BAB 2. TEORI DASAR 7 dengan _ adalah konstanta Real dan b; c adalah konstanta kompleks. Sehingga T (S (z)) = zei_ + c _ ei_ + b = zei2_ + cei_ + b misalkan cei_ + b = d T (S (z)) = zei2_ + d dengan _ adalah konstanta Real dan d adalah konstanta kompleks. Karena T _ S adalah transformasi rotasi dilanjutkan dengan translasi, jadi T _ S adalah transformasi dalam F. (b) Misalkan _ = 0 dan b = 0, maka T (z) = z adalah transfomasi identitas. Jadi F mempunyai identitas. (c) Misalkan T1 (z) = zei_ g adalah transformasi invers dari T , dengan g = bei_ dan _ adalah konstanta Real dan g; b adalah konstanta kompleks. Karena T1 adalah transformasi rotasi dilanjutkan dengan translasi, sehingga T1 2 F, maka T1 (T (z)) = zei_ + b _ ei_ g

= zei_ei_ + bei_ bei_ =z dan T T1 (z) _ = zei_ g _ ei_ + b = zei_ei_ gei_ + b = zei_ei_ bei_ei_ + b =zb+b =z BAB 2. TEORI DASAR 8 Jadi T1 adalah transformasi invers dari T. Jadi F memuat invers. Berdasarkan (a)-(c) di atas maka (E2; F) adalah model geometri Euclidean. 2.3 Ruang Euclidean Ruang Euclidean mempunyai aspek aljabar dan geometri. Dalam aspek aljabar ruang Euclidean mempunyai sifat vektor di R2. Ruang vektor R2 memenuhi sifat berikut. Definisi 5 Ruang vektor

adalah himpunan tidak kosong dengan operasi biner dan sebuah operasi yang memenuhi sifat berikut. Untuk setiap berlaku . (sifat asosiatif) Untuk setiap berlaku . (sifat komutatif) Terdapat untuk setiap sehingga berlaku . (identitas) Terdapat untuk setiap sehingga berlaku . (invers) Terdapat untuk setiap sehingga berlaku . Untuk setiap dan untuk setiap berlaku . (sifat distributif) Untuk setiap dan untuk setiap berlaku . Untuk setiap dan untuk setiap berlaku . Ruang vektor Euclidean secara aljabar sama dengan ruang vektor. Untuk melengkapi ruang Euclidean, maka ruang vektor mempunyai norm yang didefinisikan dari hasil kali dalam ruang vektor . Definisi 6 Misalkan sebarang hasil kali dalam adalah

dengan

dan

dan

Berdasarkan definisi hasil kali dalam di atas didefinisikan norm. Definisi 7 Misalkan sebarang

dengan

dan

, norm x adalah

yang memenuhi sifat berikut: ,untuk setiap . Jika , maka . (vektor nol) | | untuk setiap dan setiap Sehingga jarak antara dua titik

dalam ruang Eulcidean adalah Jadi ruang Euclidean adalah ruang vektor yang dilengkapi dengan fungsi jarak (metrik). Konsep jarak adalah hal penting dalam geometri. Teorema 8 Jarak antara dua titik dalam ruang Euclidean memenuhi sifat berikut. Untuk setiap , berlaku . Untuk setiap , berlaku jika dan hanya jika Untuk setiap , berlaku . Untuk setiap , berlaku . Identitas dalam ruang Euclidean adalah dengan . Jika saling tegak lurus maka diperoleh teorama Pythagoras dengan . Identitas polarisasi dalam ruang Euclidean adalah dengan . Bab 3 Ruang Vektor Gyro { | | } dalam bidang komplek kaya akan struktur Cakram satuan matematika. Berdasarkan definisi cross ratio akan didefinisikan penjumlahan , yaitu operasi biner , adalah konjugate dari . Dengan memilih , maka ( ( ( ( ) ( ) )( ) ) ) dan

( ( Dengan ( )

) ( )(

) )

Sehingga diperoleh ( )

Dengan . Selanjutnya akan didefinisikan perkalian skalar , yaitu aksi skalar , didefinisikan berdasarkan jarak hiperbolik suatu titik terhadap titik pusat | | cakram satuan yaitu ( | |). Perpanjangan suatu titik , sebanyak (dengan adalah konstanta Real) terhadap titik pusat cakram satuan adalah | | | | ( ) ( ) | | | | Sehingga jarak perpanjangan sutu titik terhadap titik pusat cakram satuan adalah ( sehingga ( | | | | |( | | | ( ( ( | | | | | | ) | ( | | ) | | | ) | | ) ) | | ( | | ( | | ( | ) | | ) | | | ) | | | |( | | ) | | | | | ) | | | | | ) | ( | | ) | |

| Maka

Jadi aksi skalar berikut:

dari

| | | | | | | | suatu konstanta Real terhadap | | | | | |

didefinisikan sebagai

Jadi penjumlahan Dan

dan aksi skalar

| | | | | | | | | | berturut-turut adalah ( )

| | | | | | | | | | Dengan , adalah konstanta Real, adalah konjugate dari . Berarti pada aksi skalar, juga didefinisikan .) Struktur bukanlah ruang vektor seperti pada umumnya, penjumlahan bersifat tidak komutatif dan tidak asosiatif. adalah contoh dari struktur ruang vektor gyro. Istilah gyro bertitik asal dari perkembangan sejarah dari struktur ini yang berhubungan dengan phenomena Thomas precession dalam fisika relativitas. memenuhi model Poincare untuk geometri hiperbolik. Struktur ruang vektor memenuhi landasan aljabar dan analisis untuk Euclidean geometri, struktur ruang vektor juga memenuhi struktur ruang vektor gyro (atau pendeknya struktur-gyro) dari yang memenuhi landasan yang sama untuk geometri hiperbolik. BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 25 3.1 Ruang Vektor Gyro Diketahui bahwa bersifat nonkomutatif dan nonasosiatif. Perbaikan sifat nonkomutatif untuk didefinisikan [ ] [ ]| disebut gyration ditentukan dengan dan ; catatan bahwa | . Sehingga memenuhi hukum gyrokomutatif sebagai berikut: [ ] . Sehingga gyration memperbaiki sifat nonkomutatif dan sifat nonasosiatif dari . Definisi 18 Sebuah ruang vektor gyro adalah himpunan tidak kosong dengan operasi biner dan sebuah operasi memenuhi axioma berikut. (G1) Terdapat sehingga untuk semua , berlaku (Identitas) (G2) Untuk setiap , terdapat sehingga berlaku (Invers). [ ] Untuk setiap , pemetaan didefinisikan dengan [ ] ( ) untuk memenuhi sifat berikut. (G3) Untuk setiap berlaku [ ] (sifat assosiatif kiri gyro). (G4) Untuk setiap berlaku [ ] (automorfisma gyro). (G5) Untuk setiap berlaku [ ] [ ] (sifat loop kiri). (G6) Untuk setiap berlaku x _ y = gyr [x; y] (y _ x) ; (sifat komutatif gyro). (G7) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku

(r1 + r2) _ x = (r1 _ x) _ (r2 _ x) : (G8) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku (r1r2) _ x = r1 _ (r2 _ x) : (G9) Terdapat 1 adalah konstanta Real, untuk setiap x 2 D berlaku 1 _ x = x: (G10) Untuk setiap x; y; z 2 D dan untuk setiap r adalah konstanta Real berlaku gyr [x; y] (r _ z) = r _ gyr [x; y] z: (G11) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku gyr [r1 _ x; r2 _ x] = idD: Pemetaaan gyr [x; y] : D ! D yang diberikan (3.7) disebut automor.sma gyro yang dibangun x; y 2 D, dan aksi terhadap D disebut gyration yang dibangun x; y 2 D. Struktur (D;_;_) adalah ruang vektor gyro, dan notasi gyration sebagai aksi adalah konsisten dengan identi.kasi dalam (D;_;_) dari gyr [x; y]. Pembuktian sifat (G1) - (G11) terlampir dalam Lampiran A. Berikut ini contoh penjumlahan dan aksi skalar dalam ruang vektor gyro, misal x = 0:2 + 0:6i, y = 0:6 + 0:3i dan r1 = 2, r2 = 3. BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 27 Gambar 3.2 Contoh penjumlahan dalam ruang vektor gyro dengan x = 0:2 + 0:6i dan y = 0:6 + 0:3i: Gambar 3.3 Contoh aksi skalar dalam ruang vektor gyro dengan x = 0:2 + 0:6i dan r1 = 2, r2 = 3. Aksi skalar _ dari r adalah konstanta Real terhadap z 2 D dalam persamaan (3.4) r_z= (1 + jxj)r (1 jxj)r (1 + jxj)r + (1 jxj)r x jxj jika r semakin mendekati 1 maka lim r!1 r _ z = lim r!1 1 _ 1jzj 1+jzj _t 1+ _ 1jzj 1+jzj _t z jzj = z jzj dan jika r semakin mendekati -1 maka lim

r!1 r _ z = lim r!1 _ 1+jxj 1jxj _r 1 _ 1+jxj 1jxj _r +1 z jzj = z jzj : BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 28 Jadi dalam aksi skalar, semakin besar r akan semakin mendekati batas lingkaran satuan. Sebuah grup gyro (D;_) adalah sebuah struktur yang memenuhi (G1) sampai (G6), dan sebuah gyrokomutatif grup gyro harus juga memenuhi (G7). Sebarang grup adalah sebuah grup gyro dengan gyr [x; y] _ id untuk semua x; y. Sebaliknya, sebuah grup gyro dalam setiap gyration adalah jelas sebuah grup. Ruang vektor adalah jelas sebuah ruang vektor gyro, terdapat grup abelian dengan sebuah aksi pada R yang memenuhi (G7) sampai (G9) (dan jelas, (G10) dan (G11)) tetapi bukan ruang vektor. Jadi sebuah ruang vektor gyro dengan gyration tidak perlu merupakan sebuah ruang vektor. Yang masih hilang dan belum diketahui adalah hukum distribusi gyro yang menghubungkan operasi _ dan _. Dalam (D;_;_) dan ruang vektor gyro yang lain. Pernyataan r _ (x _ y) dan (r _ x) _ (r _ y) adalah tidak sama. Gambar 3.4 Contoh ruang vektor gyro tidak memiliki sifat distributif dengan x = 0:2 + 0:6i, y = 0:6 + 0:3i dan r = 3: Mungkin aksioma yang paling teknis adalah sifat loop (G5), yang merupakan kunci pembuktian berikut. (L) Diberikan a; b 2 D, solusi unik dari a _ x = b adalah x = a _ b: (R) Diberikan a; b 2 D, solusi unik dari x _ a = b adalah x = b _ gyr [b; a] a. Disini x y menyatakan x_(y). Sifat (L) dan (R) berarti setiap grup gyro adalah loop. Pembuktian (L) dan (R) terlampir dalam Lampiran B. BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 29 Dapat disimpulkan sifat (L) dan (R) dengan hukum penghilangan sebagai berikut: x _ (x _ y) = y (3.8) untuk x; y 2 D. Hal ini akan dipergunakan untuk mempelajari geometri dari D. Persamaan (3.8) adalah ekuivalen dengan (L), yang juga ekuivalen dengan gyr [x; x] = id (3.9) untuk x; y 2 D.

3.2 Norm dan Metric Dide.nisikan norm Poincare k:k : D ! [0; 1) dengan kxk = jxj (3.10) untuk x 2 D. Norm ini memenuhi sifat berikut: untuk semua x; y; z 2 D, r 2 R, kxk _ 0; kxk = 0 =) x = 0 (P1) kr _ xk = jrj _ kxk (P2) kx _ yk _ kxk _ kyk (P3) kgyr [x; y] zk = kzk : (P4) Sifat norm ((P1) -( P4)) mempunyai kesamaan dengan sifat dari norm dalam ruang vektor. Pembuktian sifat ((P1)-(P4)) terlampir dalam Lampiran A. Dalam penjumlahan, kegunaan scaling identitas r_x kr _ xk = x kxk (3.11) terpenuhi untuk semua r > 0; x 2 D. Pembuktian scaling identitas terlampir dalam Lampiran A. BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 30 Identitas dalam ruang vektor Euclidean, mempunyai kesamaan dengan Identitas Hiperbolik, kx _ yk2 = kxk2 _ kyk2 _ 1 2 (2 _ x) _ (2 _ y) 1+1 2 (2 _ x) _ (2 _ y) (3.12) untuk x; y 2 D. Disini hasil kali titik _ diberikan dengan a _ b = Re ab _ , dimana Re (z) menyatakan bagian real dari z. Pembuktian (3.12) terlampir dalam Lampiran B. Jika x dan y saling tegak lurus, maka (3.12) spesialisasi terhadap teorema Pythagoras hiperbolik: kx _ yk2 = kxk2 + kyk2 (3.13) Dalampenjumlahan, karena ((1; 1) ;_) adalah sebuah grup abelian, berdasarkan (3.12) maka Identitas Polarisasi Hiperbolik kx _ yk2 kx yk2 = (2 _ x) _ (2 _ y) (3.14) x; y 2 D, sebuah kesamaan dengan identitas polarisasi dalamsebuah ruang vektor Euclide. Dari norm Poincare, dide.nisikan metrik Poincare dengan d_ (x; y) = kx yk (3.15) x; y 2 D. Kondisi nongenerasi d_ (x; y) = 0 =) x = y berdasarkan sifat dari (P1), dan kondisi simetri d_ (x; y) = d_ (y; x) berdasakan gyrokomutatif (G6) dan (P4). Metrik Poincare adalah gyroautomor.sma invariant dan gyrotranlasi invariant (kiri), dengan sifat sebagai berikut d_ (z;w) = d_ (gyr [x; y] z; gyr [x; y]w) (3.16) d_ (y; z) = d_ (x _ y; x _ z) (3.17)

untuk x; y; z;w 2 D. Persamaan (3.16) berasal dari (P4), sedangkan (3.17) berasal dari (P4) dan identitas berikut, yang terpenuhi dalam sebarang grup komutatif gyro: (x _ a) _ (x _ b) = gyr [x; a] (a _ b) (3.18) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 31 untuk x; a; b 2 D. Sehingga diperoleh pertidaksamaan segitiga d_ (x; z) _ d_ (x; y) _ d_ (y; z) _ d_ (x; y) + d_ (y; z) (3.19) untuk x; y 2 D, yang terpenuhi dari (3.17), (P3), (G6), dan (P4). Pembuktian metrik dan ruang vektor gyro dan persamaan (3.15)-(3.19) terlampir dalam Lampiran A. 3.3 Geometri Gyro Sekarang kita menuju geometri dari ruang vektor gyro (D;_;_). Dimulai dengan kelas kurva dalam D yang mempunyai kesamaan terhadap garis dalam ruang Euclidean. Jika a; b 2 E2, maka r (t) = a + t (a + b) (3.20) t 2 R, parameterisasi garis unik yang melalui a (jika t = 0) dan b (jika t = 1). Persamaan ini menekankan pengaturan yang berbeda dari parameter pada kurva yang sama. Ambil a; b 2 D tetap dan misalkan kurva l (t) = a _ t _ (a _ b) (3.21) untuk t 2 R. Kita mempunyai l (0) = a. Gunakan (G9) dan (3.8) dalam (3.21), kita lihat bahwa l (1) = b. Mengacu pada kurva (3.21) sebagai garis gyro yang melewati a dan b, lihat gambar 3.3. Untuk a; b 2 D, pada struktur- gyro terdapat satu garis gyro yang melewati a dan b. Bagaimanapun, dalam D, mengarahkan pengamatan geometri bahwa kurva dalam C, garis gyro merupakan tipe khusus dari kurva lingkaran melalui a dan b. BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 32 Gambar 3.5 Garis gyro Subhimpunan .nite dari titik yang berada pada garis gyro biasa dapat dikarakteristik hanya dengan gyration. Hukum gyrotransitif sebagai berikut. (T) Sebuah himpunan fa1; a2; :::; ang _ D berada pada garis gyro biasa jika dan hanya jika gyr [a1;a2] gyr [a2;a3] :::gyr [an1;an] = gyr [a1;an] . Diperoleh sifat "antara" garis gyro berikut ini. Untuk q < r < s, d_ (l (q) ; l (r)) _ d_ (l (r) ; l (s)) = d_ (l (q) ; l (s)) (3.22) (_ dalam ((1; 1) ;_;_).) Persamaan (3.22) adalah sebuah konsekuensi gyrotranslasi invariant (3.17), (G7) dan (P2). Untuk setiap a; c 2 D, gyrotranlasi a dengan mengalikan c di ruas kiri akan menjelaskan sebuah aksi grup R pada D: s _ c _ (t _ c _ a) = (s _ c _ t _ c) _ a = (s + t) _ c _ a (3.23) menggunakan (G3), (G11), dan (G7). Tidak secara langsung adalah bukti dari kebalikannya: Jika tiga titik memenuhi (3.23), maka terdapat sebuah garis gyro yang memuat mereka. Seperti gambar 3.3 dan (3.22), garis gyro dalam D adalah .garis.dari model Poincare dari geometri hiperbolik. Ini adalah geodesik (kurva dengan panjang BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 33 busur terpendek) dalam ruang metrik (D; d_). garis gyro yang melalui a dan b adalah sebuah busur dari lingkaran Euclide unik yang melalui a dan b (atau segmen garis jika a dan b adalah collinear dengan titik pusat) yang mendekati batas dari D secara orthogonal. (Ini karena l (t) adalah peta di bawah transformasi Mobius dari segmen garis diberikan oleh t _ (a _ b).) Akan diperlihatkan bagaimana struktur-gyro dari D jika diberikan sebuah

garis l dan sebuah titik a tidak pada l, terdapat sejumlah tak hingga garis melalui a yang paralel (tidak memotong) terhadap l. Untuk menyederhanakan perhitungan, akan dijelaskan dalam kasus dari sebuah garis gyro l (t) = t _ b melalui titik pusat, dan sebuah titik a tidak pada l. Untuk r 2 R, dide.nisikan _r = gyr [a; r _ b], dan diperluas secara kontinu dengan _1 = (jbjab) (jbjab) dan _1 = (jbj+ab) (jbj+ab) . Maka untuk sebarang r 2 [1;1], diberikan garis gyro dengan lr (t) = a _ t _ _rb, (3.24) t 2 R, melalui a (jika t = 0) dan paralel terhadap l (t) = t _ b, Gambar 3.4. Sebaliknya, sebarang garis gyro melalui a dan paralel ke l diberikan oleh (3.21) untuk suatu r 2 [1;1]. Dua garis gyro ekstrim l1 dan l1 memenuhi limt!1 l1 (t) = b jbj dan limt!1 l1 (t) = b jbj , sebaliknya, dan disebut asymptotically divergent terhadap l. Gambar 3.6 Beberapa garis gyro yang paralel terhadap garis gyro yang diberikan Diberikan titik a; b 2 D, akan diidenti.kasi elemen a_b 2 D dengan vektor gyro terdiri dari segmen terarah dari garis gyro menghubungkan a ke b, yakni, BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 34 dengan l (t) = a _ t (a _ b) untuk 0 _ t _ 1. Jarak dari vektor gyro a _ b dide.nisikan sebagai jarak d_ (a; b) antara titik batasnya. Jika a _ b = c _ d, maka misalkan vektor gyro yang berhubungan menjadi ekuivalen. Pada umumnya, a _ b adalah ekuivalen terhadap sebuah vektor gyro tunggal bertitik asal dari titik pusat. Dengan interpretasi ini, (3.21) dapat dilihat sebagai garis gyro unik melalui a dengan arah vektor gyro a_b. vektor gyro yang ekuivalen jelas mempunyai panjang yang sama, tetapi tidak seperti pada Euclide, mereka tidak perlu paralel. Untuk a; b 2 D, titik a_b ka_bk pada lingkaran satuan C hanya bergantung pada sinar gyro l (t) = a _ t _ (a _ b), t _ 0, bertitik asal dari a dan menuju b. Meskipun, jika c 2 l diberikan dengan c = l (s) untuk beberapa s > 0, maka (3.8) menjadi a _ c = s _ (a _ b), dan sehingga a _ c ka _ ck = s _ (a _ b) ks _ (a _ b)k = a _ b ka _ bk dengan identitas skala (3.11). Sekarang misalkan a _ b1 dan a _ b2 , Gambar 3.5, dengan cos _ = a _ b1 ka _ b1k _ a _ b2

ka _ b2k (3.25) Gambar 3.7 Sudut antara vektor gyro Dengan diskusi berikut, (3.25) hanya bergantung pada dua sinar gyro bertitik asal dari a dan melalui b1 dan b2. Meskipun (3.25) hanya bergantung pada struktur-gyro intrinsic dari D, berarti juga bahwa ukuran sudut sama dengan yang dide.nisikan dengan tangent vektor l0i (0) pada a. Ini memperlihatkan bahwa BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 35 dengan menghitung tangen vektor secara ekplisit adalah mudah, tetapi secara intuitif jelas karena b1 dan b2 dapat diperoleh dari .secara in.nite dekat.terhadap a, tangen vektor l0i (0) merupakan pengali dari a_bi ka_bik , i = 1; 2. 3.4 Aturan Cosinus dalam Ruang Vektor Gyro Misal A = c _ b, B = c _ a dan C = a _ b menotasikan vektor gyro memberikan sisi dari segitiga hiperbolik dengan titik a; b; c dan misalkan _; _; menotasikan sudut yang bersesuian, lihat gambar 3.6. Dengan (3.18) dan (G6), diperoleh Gambar 3.8 Segitiga hiperbolik A B = (c _ b) (c _ a) = (c _ b) _ (c _ a) , berdasarkan (3.18) = gyr [c; b] (b _ a) = gyr [c; b] gyr [b;a] (a _ b) , berdasarkan (G6) sehingga diperoleh A B = gyr [c; b] gyr [b;a]C. BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 36 Dengan menggunakan persamaan di atas, (P4), (3.12) dan (3.25), diperoleh bentuk hukum kosinus hiperbolik sebagai berikut: kCk2 = kgyr [c; b] gyr [b;a]Ck2 , berdasarkan (P4) = kA Bk2 , berdasarkan persamaan di atas = kAk2 _ kBk2 _ 1 2 (2 _ A) _ (2 _ B) 1+1 2 (2 _ A) _ (2 _ B) , berdasarkan (3.12) kCk2 = kAk2 _ kBk2 1 2 (2 _ A) _ (2 _ B) 11 2 (2 _ A) _ (2 _ B) = kAk2 _ kBk2 1 2 _ 2 _ AkAk kAk _ _ _

2 _ BkBk kBk _ 11 2 _ 2 _ AkAk kAk _ _ _ 2 _ BkBk kBk _ = kAk2 _ kBk2 1 2 (2 _ kAk) (2 _ kBk) A kAk _ B kBk 11 2 (2 _ kAk) (2 _ kBk) A kAk _ B kBk berdasarkan (3.25) sehingga diperoleh kCk2 = kAk2 _ kBk2 1 2 (2 _ kAk) (2 _ kBk) cos 11 2 (2 _ kAk) (2 _ kBk) cos (3.26) Sebagaimana (3.26), diperoleh teorema phitagoras untuk segitiga siku-siku hiperbolik: Jika A dan B saling tegak lurus, maka kCk2 = kAk2 _ kBk2. Bab 4 Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Geometri hiperbolik dan geometri Elliptik merupakan geometri alternatif untuk menjelaskan dunia kita. 2. Ruang vektor gyro dapat memberi latar pada geometri hiperbolik, terutama dalam tesis ini menjelaskan geometri hiperbolik dalam cakram Poincare, seperti ruang vektor memberi latar pada geometri Euclidean. 3. Ruang vektor gyro mempermudah untuk membandingkan geometri Euclidean dengan geometri hiperbolik. 4. Aturan cosinus pada vektor gyro mempunyai bentuk yang hampir serupa dengan aturan cosinus yang telah kita kenal. 4.2 Saran Mencermati masalah yang sudah disimpulkan di atas, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah: 37 BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN 38

1. Ruang vektor gyro dapat digunakan untuk mendalami geometri hiperbolik. 2. Dual vektor gyro dapat digunakan untuk lebih memperjelas perbandingan antara geometri Euclidean dengan geometri hiperbolik pada cakram Poincare. Lampiran A : Pembuktian Sifat-Sifat Vektor Gyro Ruang Vektor Gyro Sebuah ruang vektor gyro (D;_;_) adalah himpunan tidak kosong D dengan operasi biner _ : D _ D ! D dan sebuah operasi _ : R _ D ! D memenuhi axioma berikut. Aksioma (G1)-(G11). (G1) Terdapat 0 2 D sehingga untuk semua x 2 D, berlaku 0 _ x = x _ 0 = x: (Identitas). Akan ditunjukkan bahwa terdapat 0 2 D sehingga untuk setiap x 2 D, berlaku 0 _ x = x _ 0 = x: Bukti. 0_x= 0+x 1 + 0x = 0+x 1 + 0x , karena 0 = 0 = 0+x 1+0 =x = x+0 1+0 = x+0 1 + x0 , karena 0 = x0 =x_0 39 LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 40 Jadi (G1) terbukti (G2) Untuk setiap x 2 D, terdapat x 2 D sehingga berlaku x _ x = x _ (x) = 0: (Invers). Akan ditunjukkan untuk setiap x 2 D, terdapat x 2 D sedemikian hingga x _ x = x _ (x) = 0: Bukti. x _ x = x + x 1 + (x) x = x + x 1 xx = x + (x) 1 + x (x) ,karena sifat komutatif di C

= x _ x = 0: Jadi (G2) terbukti. Untuk setiap x; y 2 D, pemetaan gyr [x; y] : D ! D dide.nisikan dengan gyr [x; y] z = (x _ y) _ (x _ (y _ z)) : Akan ditunjukkan untuk setiap x; y 2 D, pemetaan gyr [x; y] : D ! D dide.nisikan dengan gyr [x; y] z = (x _ y) _ (x _ (y _ z)) Bukti. gyr [x; y] z = (1 + xy) (1 + xy) z = z (1 + xy) (1 + xy) , sifat asosiatif dalam C = (1 yy) (1 yy) z (1 + xy) (1 + xy) = (z yyz) (1 yy) (1 + xy) (1 + xy) , sifat distributif dalam C = (1 xx) (z yyz) (1 xx) (1 yy) (1 + xy) (1 + xy) LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 41 = (1 xx) (y y + z yyz) (1 xx) (yz yz + 1 yy) (1 + xy) (1 + xy) = (1 xx) + (y + z y yyz) (1 xx) (1 + yz yz yy) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat komutatif dalam C = (y yyz) (1 xx) + (y + z) (1 xx) (1 + yz) (1 xx) + (yz yy) (1 xx) (1 + xy) (1 + xy)

,sifat distributif dalam C = y (1 + yz) (1 xx) + (y + z) (1 xx) (1 + yz) (1 xx) + (y) (y + z) (1 xx) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat distributif dalam C = (1 + yz) (y + xxy) + (y + z) (1 xx) (1 + yz) (1 xx) + (y + z) (y + xxy) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat distributif dalam C = (1 + yz) (x + x y + xxy) + (y + z) (xy + xy + 1 xx) (1 + yz) (xy xy + 1 xx) + (y + z) (x x y + xxy) (1 + xy) (1 + xy) = (1 + yz) (x y + x + xxy) + (y + z) (xx xy + 1 + xy) (1 + yz) (1 + xy xy xx) + (y + z) (x + xxy x y) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat komutatif dalam C = (1 + yz) (((x + y)) + x (1 + xy)) + (y + z) ((x) (x + y) + (1 + xy)) (1 + yz) ((1 + xy) x (y + x)) + (y + z) (x (1 + xy) (x + y)) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat distributif dalam C = (x + y) (1 + yz) + x (1 + xy) (1 + yz) (y + z) x (x + y) + (y + z) (1 + xy) (1 + xy) (1 + yz) x (x + y) (1 + yz) + (y + z) x (1 + xy) (y + z) (x + y) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat distributif dalam C = (x + y) (1 + yz) (x + y) (y + z) x + x (1 + yz) (1 + xy) + (y + z) (1 + xy) (1 + xy) (1 + yz) + (1 + xy) (y + z) x (x + y) x (1 + yz) (x + y) (y + z) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat komutatif dalam C = (x + y) ((1 + yz) + (y + z) x) + (x (1 + yz) + (y + z)) (1 + xy) (1 + xy) ((1 + yz) + (y + z) x) (x + y) (x (1 + yz) + (y + z)) (1 + xy) (1 + xy) ,sifat komutatif dalam C LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 42 = (x+y)((1+yz)+(y+z)x)+(x(1+yz)+(y+z))(1+xy) (1+xy) (1+xy)((1+yz)+(y+z)x)(x+y)(x(1+yz)+(y+z)) (1+xy)

,sifat distributif dalam C = (x+y)((1+yz)+(y+z)x)+(x(1+yz)+(y+z))(1+xy) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) (1+xy)((1+yz)+(y+z)x)(x+y)(x(1+yz)+(y+z)) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) = (x+y)((1+yz)+(y+z)x)+(x(1+yz)+(y+z))(1+xy) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) (1+xy)((1+yz)+(y+z)x)(x+y)(x(1+yz)+(y+z)) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) = (x+y)((1+yz)+(y+z)x) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) + (x(1+yz)+(y+z))(1+xy) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) (1+xy)((1+yz)+(y+z)x) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) (x+y)(x(1+yz)+(y+z)) (1+xy)((1+yz)+x(y+z)) , sifat distributif dalam C = (x+y) (1+xy) + (x(1+yz)+(y+z)) ((1+yz)+x(y+z)) 1 + (x+y) (1+xy) (x(1+yz)+(y+z)) ((1+yz)+x(y+z)) = _ x+y 1+xy _ + _ x(1+yz)+y+z (1+yz)+x(y+z) _ 1+ _ _ x+y 1+xy __ _ x(1+yz)+y+z (1+yz)+x(y+z) _ = _ x+y

1+xy _ + _ x(1+yz)+y+z (1+yz)+x(y+z) _ 1+ _ _ x+y 1+xy ___ x(1+yz)+y+z (1+yz)+x(y+z) _ = _ x+y 1 + xy _ _ _ x (1 + yz) + y + z (1 + yz) + x (y + z) _ , penjumlahan dalam gyrovektor = _ x+y 1 + xy _ _ x(1+yz)+y+z 1+yz (1+yz)+x(y+z) 1+yz ! = _ x+y 1 + xy _ _ x(1+yz) 1+yz + y+z 1+yz (1+yz) 1+yz + x(y+z)

1+yz ! , sifat distributif dalam C = _ x+y 1 + xy _ _ x + y+z 1+yz 1 + x(y+z) 1+yz ! = _ x+y 1 + xy _ _ _ x_ y+z 1 + yz _ , penjumlahan dalam gyrovektor = (x _ y) _ (x _ (y _ z)) terbukti. (G3) Untuk setiap x; y; z 2 D berlaku x _ (y _ z) = (x _ y) _ gyr [x; y] z; (sifat assosiatif kiri gyro). LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 43 Akan ditunjukkan untuk setiap x; y; z 2 D berlaku x_(y _ z) = (x _ y)_ gyr [x; y] z: Bukti. x _ (y _ z) = x _ y+z 1 + yz , penjumlahan dalam gyrovektor = x + y+z 1+yz 1 + x y+z 1+yz , penjumlahan dalam gyrovektor = x _ 1+yz 1+yz

_ + y+z 1+yz _ 1+yz 1+yz _ + x y+z 1+yz = x(1+yz)+y+z 1+yz 1+yz+x(y+z) 1+yz , sifat distributif dalam C = x (1 + yz) + y + z 1 + yz + x (y + z) , sifat distributif dalam C = x + xyz + y + z 1 + yz + xy + xz , sifat distributif dalam C = x + y + (1 + xy) z (1 + xy) + (x + y) z , sifat komutatif dan distributif dalam C = (x + y + (1 + xy) z) ((1 + xy) + (x + y) z) (1 + xy) (1 + xy) (1 + xy) (1 + xy) = (x + y) + (1 + xy) z (1 + xy) (1 + xy) (1 + xy) (1 + xy) ((1 + xy) + (x + y) z) , sifat komutatif dalam C = _ (x+y)+(1+xy)z (1+xy) _ (1+xy)((1+xy)+(x+y)z) (1+xy)(1+xy) = (x+y) (1+xy) + (1+xy) (1+xy)z

(1+xy)(1+xy) (1+xy)(1+xy) + (x+y)(1+xy)z (1+xy)(1+xy) , sifat distributif dalam C = (x+y) (1+xy) + (1+xy) (1+xy)z 1 + (x+y) (1+xy) (1+xy) (1+xy)z = x _ y + gyr [x; y] z 1 + (x _ y) gyr [x; y] z , penjumlahan dalam gyrovektor = (x _ y) _ gyr [x; y] z, penjumlahan dalam gyrovektor Jadi (G3) terbukti. LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 44 (G4) Untuk setiap x; y 2 D berlaku gyr [x; y] 2 Aut (D;_) ; (automor.sma gyro). Akan ditunjukkan untuk setiap x; y 2 D berlaku gyr [x; y] 2 Aut (D;_) : Bukti. gyr [x; y] = 1 + xy 1 + xy = xy + 1 1 + xy:1 , sifat komutatif dalam C = xy _ 1, penjumlahan dalam gyrovektor sehingga xy _ 1 2 Aut (D;_). Jadi gyr [x; y] 2 Aut (D;_) : (G5) Untuk setiap x; y 2 D berlaku gyr [x _ y; y] = gyr [x; y] ; (sifat loop kiri). Akan ditunjukkan untuk setiap x; y 2 D berlaku gyr [x _ y; y] = gyr [x; y] : Bukti. gyr [x _ y; y] = 1 + (x _ y) y 1 + (x _ y)y , gyr dalam gyrovektor = 1 + (x _ y) y 1 + (x _ y) y , sifat konjugate dalam C = 1+ _ x+y 1+xy _

y 1+ _ x+y 1+xy _ y , penjumlahan dalam gyrovektor = 1+xy 1+xy + x+y 1+xy y 1+xy 1+xy + x+y 1+xy y = 1+xy+(x+y)y 1+xy 1+xy+(x+y)y 1+xy , sifat distributif dalam C = 1 + xy + (x + y) y 1 + xy 1 + xy 1 + xy + (x + y) y = 1 + xy + (x + y) y 1 + xy + (x + y) y 1 + xy 1 + xy , sifat komutatif dalam C = 1 + xy + xy + yy 1 + xy + xy + yy 1 + xy 1 + xy , sifat distributif dalam C = 1 + xy 1 + xy LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 45 gyr [x _ y; y] = gyr [x; y] , gyr dalam gyrovektor Jadi (G5) terbukti. (G6) Untuk setiap x; y 2 D berlaku x _ y = gyr [x; y] (y _ x) ; (sifat komutatif gyro). Akan ditunjukkan untuk setiap x; y 2 D berlaku x_y = gyr [x; y] (y _ x) : Bukti. x_y= x+y

1 + xy , penjumlahan dalam gyrovektor = x+y 1 + xy 1 + xy 1 + xy = 1 + xy 1 + xy x+y 1 + xy , sifat komutatif dalam C = gyr [x; y] (y _ x) , gyr dalam gyrovektor Jadi (G6) terbukti. (G7) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku (r1 + r2) _ x = (r1 _ x) _ (r2 _ x) : Akan ditunjukkan untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku (r1 + r2) _ x = (r1 _ x) _ (r2 _ x) : (r1 + r2) _ x = (r1 _ x) _ (r2 _ x) Bukti. misal a = 2 (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r22 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 dan misal b = 2 (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + 2 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 , maka a = (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 = (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 46 a = (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 , sifat komutatif dalam C = (1 + jxj)r1 ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) (1 jxj)r1 ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) + ((1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1) (1 + jxj)r2 ((1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1) (1 jxj)r2 , sifat distributif dalam C = ((1 + jxj)r1 (1 jxj)r1) ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) + ((1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1) ((1 + jxj)r2 (1 jxj)r2) , sifat distributif dalam C dan b = (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 = (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 = (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r1 (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r1 (1 jxj)r2 (1 jxj)r1 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r1 (1 jxj)r2 , sifat komutatif dalam C = (1 + jxj)r1 ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) + (1 jxj)r1 ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) + (1 + jxj)r1 ((1 + jxj)r2 (1 jxj)r2)

(1 jxj)r1 ((1 + jxj)r2 (1 jxj)r2) , sifat distributif dalam C = ((1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1) ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) + ((1 + jxj)r1 (1 jxj)r1) ((1 + jxj)r2 (1 jxj)r2) , sifat distributif dalam C LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 47 diperoleh a b = (((1 + jxj)r1 (1 jxj)r1) ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) + ((1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1))=(((1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1) ((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2) + ((1 + jxj)r1 (1 jxj)r1) ((1 + jxj)r2 (1 jxj)r2)) ((1+jxj)r1(1jxj)r1 )((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 )((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) + ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 )((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 )((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 )((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 )((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) + ((1+jxj)r1(1jxj)r1 )((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 )((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) = ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) + ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) 1 + ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) jxj2 jxj2 = ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) + ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) 1 + ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) xx jxjjxj = ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) + ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) 1 + ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) x jxj ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) x jxj ,

sifat distributif dalam C. sehingga (r1 + r2) _ x = ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) + ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) 1 + ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) x jxj ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) x jxj x jxj = ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) x jxj + ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) x jxj 1 + ((1+jxj)r1(1jxj)r1 ) ((1+jxj)r1+(1jxj)r1 ) x jxj ((1+jxj)r2(1jxj)r2 ) ((1+jxj)r2+(1jxj)r2 ) x jxj = (r1 _ x) + (r2 _ x) 1 + (r1 _ x) (r2 _ x) , aksi skalar dalam gyrovektor = (r1 _ x) _ (r2 _ x) , penjumlahan dalam gyrovektor Jadi (G7) terbukti. (G8) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku (r1r2) _ x = r1 _ (r2 _ x) : Akan dibuktikan untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku (r1r2) _ x = r1 _ (r2 _ x) : LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 48 Bukti. (r1r2) _ x = ((1 + jxj)r1r2 (1 jxj)r1r2) ((1 + jxj)r1r2 + (1 jxj)r1r2) x

jxj = ((1 + jxj)r1r2 (1 jxj)r1r2) ((1 + jxj)r1r2 + (1 jxj)r1r2) x jxj = 2r1 2r1 ((1 + jxj)r1r2 (1 jxj)r1r2) ((1 + jxj)r1r2 + (1 jxj)r1r2) x jxj = (2 (1 + jxj)r2)r1 (2 (1 jxj)r2)r1 (2 (1 + jxj)r2)r1 + (2 (1 jxj)r2)r1 x jxj = ((1 + jxj)r2 + (1 + jxj)r2)r1 ((1 jxj)r2 + (1 jxj)r2)r1 ((1 + jxj)r2 + (1 + jxj)r2)r1 + ((1 jxj)r2 + (1 jxj)r2)r1 x jxj = ((((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2)r1 ((1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2)r1)= (((1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2)r1 + ((1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2)r1)):(x= jxj) = ((( (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1 ( (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 + (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1)= (( (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1 + ( (1 jxj)r2 + (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 + (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1)))(x= jxj) = (((1 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1 (1 +

(1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1)= ((1 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1 + (1 + (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1))) (x= jxj) = (((1 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1 (1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1)= ((1 + (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1 + (1 (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 )r1))) (x= jxj), sifat komutatif dalam C = (((1 + j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j )r1 (1 j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j )r1)= ((1 + j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j )r1 + (1 j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j )r1))) (x= jxj), Norm dalam R LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 49 = (((1 + j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jxj )r1 (1 j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jxj )r1)= ((1 + j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jxj )r1 + (1 j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jxj )r1))) (x= jxj)

= (((1 + j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jjxjj )r1 (1 j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jjxjj )r1)= ((1 + j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jjxjj )r1 + (1 j(1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 j j(1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 j jxj jjxjj )r1))) (x= jxj), Norm dalam R = (((1 + ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 ____ ____ x jxj ____ )r1 (1 ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 ____ ____ x jxj ____) r 1 ) = ((1 + ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 ____ ____ x jxj ____

)r1 + (1 ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 ____ ____x jxj ____ )r1))) (x= jxj), sifat perkalian dalam Norm = (((1 + ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 x jxj ____ )r1 (1 ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 x jxj ____ )r1)= ((1 + ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 x jxj ____ )r1 + (1 ____ (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 x jxj ____ )r1))) (x= jxj), sifat perkalian dalam Norm = (1 + jr2 _ xj)r1 (1 jr2 _ xj)r1 (1 + jr2 _ xj)r1 + (1 jr2 _ xj)r1 x jxj , aksi skalar dalam vektor gyro = r1 _ (r2 _ x) Jadi (G8) terbukti. (G9) Terdapat 1 adalah konstanta Real, untuk setiap x 2 D berlaku

1 _ x = x: Akan ditunjukkan terdapat 1 adalah konstanta Real, untuk setiap x 2 D berlaku 1 _ x = x: Bukti. 1_x= (1 + jxj) (1 jxj) (1 + jxj) + (1 jxj) x jxj = 1 + jxj 1 + jxj 1 + jxj + 1 jxj x jxj = 2 jxj 2 x jxj =x Jadi (G9) terbukti. LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 50 (G10) Untuk setiap x; y; z 2 D dan untuk setiap r adalah konstanta Real berlaku gyr [x; y] (r _ z) = r _ gyr [x; y] z: Akan ditunjukkan untuk setiap x; y; z 2 D dan untuk setiap r adalah konstanta Real berlaku gyr [x; y] (r _ z) = r _ gyr [x; y] z: Bukti. gyr [x; y] (r _ z) = gyr [x; y] (1 + jzj)r (1 jzj)r (1 + jzj)r + (1 jzj)r z jzj = (1 + jgyr [x; y]j jzj)r (1 jgyr [x; y]j jzj)r (1 + jgyr [x; y]j jzj)r + (1 jgyr [x; y]j jzj)r gyr [x; y] z jgyr [x; y]j jzj = (1 + jgyr [x; y] zj)r (1 jgyr [x; y] zj)r (1 + jgyr [x; y] zj)r + (1 jgyr [x; y] zj)r gyr [x; y] z gyr [x; y] jzj = r _ gyr [x; y] z Jadi (G10) terbukti. (G11) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku gyr [r1 _ x; r2 _ x] = idD: Akan ditunjukkan untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1; r2 adalah konstanta Real berlaku gyr [r1 _ x; r2 _ x] = idD:

Bukti. gyr [r1 _ x; r2 _ x] = 1 + (r1 _ x) (r2 _ x) 1 + (r1 _ x) (r2 _ x) = (1 + (1 + jxj)r1 (1 jxj)r1 (1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1 x jxj (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 x jxj )= (1 + (1 + jxj)r1 (1 jxj)r1 (1 + jxj)r1 + (1 jxj)r1 x jxj (1 + jxj)r2 (1 jxj)r2 (1 + jxj)r2 + (1 jxj)r2 x jxj ) =1 Jadi (G11) terbukti. LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 51 Norm dalam Ruang Vektor Gyro Dide.nisikan norm Poincare k:k : D ! [0; 1) dengan kxk = jxj untuk x 2 D. Norm ini memenuhi sifat berikut: (P1) Untuk setiap x 2 D berlaku kxk _ 0; kxk = 0 =) x = 0: Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap x 2 D berlaku kxk _ 0 dan kxk = 0 =) x = 0: Bukti. kxk = jxj , karena jxj _ 0, maka kxk _ 0 Dan kxk = jxj = 0 hanya mungkin jika x = 0:Jadi (P1) terbukti. (P2) Untuk setiap x 2 D dan r 2 R berlaku kr _ xk = jrj _ kxk : Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap x 2 D dan r 2 R berlaku kr _ xk = jrj _ kxk : Bukti. kr _ xk = kjrj _ xk =

(1 + jxj)jrj (1 jxj)jrj (1 + jxj)jrj + (1 jxj)jrj x jxj = (1 + jxj)jrj (1 jxj)jrj (1 + jxj)jrj + (1 jxj)jrj

x jxj LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 52 kr _ xk = (1 + kjxjk)jrj (1 kjxjk)jrj (1 + kjxjk)jrj + (1 kjxjk)jrj

x jxj = (1 + kjxjk)jrj (1 kjxjk)jrj (1 + kjxjk)jrj + (1 kjxjk)jrj berdasarkan persamaan (As) terbukti bahwa (1+kjxjk)jrj(1kjxjk)jrj (1+kjxjk)jrj+(1kjxjk)jrj = jrj_ kxk. (P3) Untuk setiap x; y 2 D berlaku kx _ yk _ kxk _ kyk Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap x; y 2 D berlaku kx _ yk _ kxk _ kyk Bukti. kx _ yk = x+y 1 + xy = kx + yk k1 + xyk = kx + yk k1 + xyk _ kxk + kyk

k1 + xyk = kxk + kyk 1 + kxyk = kxk + kyk 1 + kxk kyk Jadi (P3) terbukti. (P4) Untuk setiap x 2 D dan r 2 R berlaku kgyr [x; y] zk = kzk : Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap x 2 D dan r 2 R berlaku kgyr [x; y] zk = kzk : Bukti. kgyr [x; y] zk = 1 + xy 1 + xy z LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 53 kgyr [x; y] zk = 1 + xy 1 + xy kzk = kgyr [x; y]k kzk , karena kgyr [x; y]k = 1 = kzk Jadi (P4) terbukti. _ Scaling identitas, terpenuhi untuk semua r > 0; x 2 D berlaku r_x kr _ xk = x kxk : Akan ditunjukkan bahwa untuk semua r > 0; x 2 D berlaku r_x kr_xk =x kxk : Bukti. r_x kr _ xk = (1+jxj)r(1jxj)r (1+jxj)r+(1jxj)r x jxj (1+jxj)r(1jxj)r (1+jxj)r+(1jxj)r x jxj

= (1+jxj)r(1jxj)r (1+jxj)r+(1jxj)r x jxj (1+jxj)r(1jxj)r (1+jxj)r+(1jxj)r x jxj = (1+jxj)r(1jxj)r (1+jxj)r+(1jxj)r (1+jxj)r(1jxj)r (1+jxj)r+(1jxj)r x jxj = kr _ xk kr _ xk x jxj = x jxj Jadi scalling identitas terbukti. Metrik dalam Ruang Vektor Gyro Dari norm Poincare, untuk x; y 2 D dide.nisikan metrik Poincare dengan d_ (x; y) = kx yk : LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 54 _ Untuk x; y 2 D berlaku d_ (x; y) = 0 =) x = y: Akan ditunjukkan bahwa untuk x; y 2 D berlaku d_ (x; y) = 0 =) x = y: Bukti. d_ (x; y) = kx yk = 0 ) jx yj = 0 ) ____ xy 1 xy ____ =0 ) jx yj = 0 ) hanya mungkin jika x = y:Jadi terbukti bahwa untuk x; y 2 D berlaku d_ (x; y) = 0 =) x = y: _ Untuk x; y 2 D berlaku d_ (x; y) = d_ (y; x) : Akan ditunjukkan bahwa untuk x; y 2 D berlaku d_ (x; y) = d_ (y; x) : Bukti.

d_ (x; y) = kx yk = kgyr [x;y] (y _ x)k = kgyr [x;y] ((y _ (x)))k = kgyr [x;y]k k (y x)k ; kgyr [x;y]k = 1 = k (y x)k = ky xk = d_ (y; x) : Jadi terbukti bahwa untuk x; y 2 D berlaku d_ (x; y) = d_ (y; x) : LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 55 _ Untuk x; y;w; z 2 D berlaku d_ (z;w) = d_ (gyr [x; y] z; gyr [x; y]w) : Akan ditunjukkan bahwa untuk x; y;w; z 2 D berlaku d_ (z;w) = d_ (gyr [x; y] z; gyr [x; y]w) : Bukti. d_ (z;w) = kz wk = kgyr [x; y]k kz wk = kgyr [x; y] (z w)k = 1 xy 1 xy zw 1 zw = 1 xy 1 xy zw 1 1xy 1xy 1xy 1xy zw = 1 xy 1 xy zw 1 1xy 1xy z 1xy 1xyw = 1xy 1xy z 1xy 1xyw 1 1xy 1xy z 1xy

1xyw = gyr [x; y] z gyr [x; y]w 1 gyr [x; y]zgyr [x; y]w = kgyr [x; y] z gyr [x; y]wk = d_ (gyr [x; y] z; gyr [x; y]w) : Jadi terbukti bahwa untuk x; y;w; z 2 D berlaku d_ (z;w) = d_ (gyr [x; y] z; gyr [x; y]w) : _ Untuk x; y;w 2 D berlaku d_ (y; z) = d_ (x _ y; x _ z) : Akan ditunjukkan bahwa untuk x; y;w 2 D berlaku d_ (y; z) = d_ (x _ y; x _ z) : LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 56 Bukti. d_ (y; z) = ky zk = kgyr [x; y]k ky zk = kgyr [x; y] (y z)k = kgyr [x; y] (y _ (z))k = k(x _ y) _ ((x _ z))k = k(x _ y) (x _ z)k = d_ (x _ y; x _ z) Jadi terbukti bahwa untuk x; y;w 2 D berlaku d_ (y; z) = d_ (x _ y; x _ z) : _ Untuk x; a; b 2 D berlaku (x _ a) _ (x _ b) = gyr [x; a] (a _ b) : Akan ditunjukkan bahwa untuk x; a; b 2 D berlaku (x _ a) _ (x _ b) = gyr [x; a] (a _ b) : Bukti. (x _ a) _ (x _ b) = (x _ a) + (x _ b) 1 (x _ a) (x _ b) = x+a 1+xa + x+b 1+xb 1 x+a 1+xa _ x+b 1+xb = x+a 1+xa + x+b 1+xb 1 x+a 1+xa x+b 1+xb = (x + a) (1 + xb) (1 + xa) + (x + b) (1 + xa) (1 + xa) (1 + xa) (1 + xa) (1 + xb) (x + a) (x + b) (1 + xa) = (1 + xa)

(1 + xa) (x + a) (1 + xb) + (x + b) (1 + xa) (1 + xa) (1 + xb) (x + a) (x + b) = (1 + xa) (1 + xa) (x + xxb + a + xab) + (x + xxa + b + xab) (1 + xb + xa + xxab) (xx + xb + ax + ba) = (1 + xa) (1 + xa) x xxb a xab + x + xxa + b + xab 1 + xb + xa + xxab xx xb ax ba LAMPIRAN A : PEMBUKTIAN SIFAT-SIFAT VEKTOR GYRO 57 (x _ a) _ (x _ b) = (1 + xa) (1 + xa) xxb a + xxa + b 1 + xxab xx ba = (1 + xa) (1 + xa) a (1 xx) + b (1 xx) (1 xx) ab (1 xx) = (1 + xa) (1 + xa) (a + b) (1 xx) (1 ab) (1 xx) = (1 + xa) (1 + xa) (a + b) (1 ab) = gyr [x; a] (a _ b) Jadi terbukti bahwa untuk x; a; b 2 D berlaku (x _ a)_(x _ b) = gyr [x; a] (a _ b) : _ Pertidaksamaan Segitiga, untuk x; y; z 2 D berlaku d_ (x; z) _ d_ (x; y) _ d_ (y; z) _ d_ (x; y) + d_ (y; z) : Akan ditunjukkan bahwa untuk x; y; z 2 D berlaku d_ (x; z) _ d_ (x; y) _ d_ (y; z) _ d_ (x; y) + d_ (y; z) : Bukti. d_ (x; z) = d_ (y _ x; y _ z) = k(y _ x) (y _ z)k = kgyr [x; y] (x _ y) (y _ z)k = kgyr [x; y] (x _ y) _ ((y _ z))k _ kgyr [x; y] (x _ y)k _ k((y _ z))k = kgyr [x; y]k k(x _ y)k _ ky _ zk = k(x _ y)k _ ky _ zk = d_ (x; y) _ d_ (y; z) = k(x _ y)k _ ky _ zk = k(x _ y)k + ky _ zk 1 + k(x _ y)k ky _ zk

_ k(x _ y)k + ky _ zk = d_ (x; y) + d_ (y; z) : Jadi pertidaksamaan segitiga terbukti. Lampiran B : Pembuktian Aturan Vektor Gyro Diketahui sebuah ruang vektor gyro (D;_;_) adalah himpunan tidak kosong D dengan operasi biner _ : D _ D ! D. Diketahui aksioma dari sifat loop (G5). (L) Diberikan a; b 2 D, solusi unik dari a _ x = b adalah x = a _ b: (R) Diberikan a; b 2 D, solusi unik dari x _ a = b adalah x = b _ gyr [b; a] a. Disini x y menyatakan x_(y). Sifat (L) dan (R) berarti setiap grup gyro adalah loop. (L) Akan ditunjukkan untuk a; b 2 D, solusi unik dari a _ x = b adalah x = a _ b. Bukti. a_x=b a+x 1 + ax =b a + x = b + abx x abx = b a x (1 ab) = b a x= ba 1 ab x = a _ b jadi (L) terbukti. 58 LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 59 (R) Akan ditunjukkan untuk a; b 2 D, solusi unik dari x _ a = b adalah x = b gyr [b; a] a. Untuk membuktikan pernyataan (R), perlu dide.nisikan terlebih dahulu grup yang disebut grup gyrosemidirect product. De.nisi 19 (Grup gyrosemidirect product) Misal D = (D;_) adalah sebuah grup, misalkan Aut (D) = Aut (D;_) adalah grup automophisma dari D, dan misalkan Aut0 (D) adalah sebarang grup gyroautomor.sma dari D, berarti, sebuah subgrup dari Aut (D) memuat semua gyroautomor.sma gyr [a; b] dari D. Grup gyrosemidirect product D _ Aut0 (D) (4.1) antara grup gyro D dan grup Aut0 (D) adalah sebuah grup dari pasangan (x;X), dimana x 2 D dan X 2 Aut0 (D), dengan operasi grup diberikan dengan semidirect product (x;X) (y; Y ) = (x _ Xy; gyr [x;Xy]XY ) . (4.2) Dengan memperlihatkan D dan Aut0 (D), sebagai sebuah grup gyro dari pasangan (x; I) dan sebuah grup dari pasangan (0;X), dimana I adalah automor.sma identitas dari D, dan 0 adalah elemen identitas dari D, (i) memperlihatkan grup Aut0 (D) dengan sebuah subgrup dari D_Aut0 (D), dan (II) memperlihatkan grup gyro D dengan sebuah subhimpunan dari D _ Aut0 (D) yang dinormalkan dengan Aut0 (D), bahwa , A 2 Aut0 (D) dan g 2 D ) AgA1 2 D. Tentu saja, AgA1 =

(0;A) (g; I) (0;A1) = (0 _ Ag; gyr [0; Ag]AA1) = (Ag; I) = Ag 2 D. LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 60 Ini adalah terantisipasi dalam de.nisi di atas bahwa grup gyrosemidirect product (4.1) adalah sebuah grup dengan operasi grup diberikan dengan gyrosemidirect product (4.2). Untuk menjelaskan bahwa gyrosemidirect product (4.2) adalah sebuah operasi grup memperlihatkan elemen (x;X) dari D _ Aut0 (D) sebagai bijeksi dari D menurut persamaan (x;X) g = x _ Xg untuk sebarang x; g 2 D dan X 2 Aut0 (D), dimana identitas bijeksi adalah pasangan (0; I). Untuk menunjukkan bahwa elemen dari D_Aut0 (D) tentu saja beraksi secara bijeksi pada D satu dapat menunjukkan bahwa, dengan gyr [x; a] = I untuk sebarang invers kiri x dari a dalam D dan dengan sifat loop kiri, (X1x;X1) adalah sebuah invers kanan dari (x;X) 2 D _ Aut0 (D). Seperti, himpunan D _ Aut0 (D) membentuk grup bijeksi dengan operasi grup diberikan dengan komposisi bijeksi, (x;X) (y; Y ) g = (x;X) (y _ Y g) = x _ X (y _ Y g) = x _ (Xy _ XY g) = (x _ Xy) _ gyr [x;Xy]XY g = (x _ Xy; gyr [x;Xy]XY ) g. Komposisi bijeksi menjadi gyrosemidirect product (4.2) dalam D_Aut0 (D) maka menjelaskan bahwa gyrosemidirect product (4.2) adalah sebuah grup operasi dalam grup gyrosemidirect product (4.1). Kita catat bahwa hukum komposisi bijeksi dari sebuah aplikasi dari hukum assosiatif kiri gyro. ini adalah hukum ini yang mengijinkan perpanjangan dari sebarang grup gyro ke dalam sebuah grup. Dalam kasus istimewa jika Thomas gyration hilang, gyr [x; y] = I untuk semua x; y 2 D, gyrosemidirect product (4.2) antara sebuah grup gyro dan sebuah LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 61 grup dikurangi menjadi semidirect product umum (x;X) (y; Y ) = (x _ Xy;XY ) . (4.3) antara dua grup. Dalam teorema berikut akan kita gunakakn notasi a_(b) = a b dalam grup gyro. Teorema 20 Misal (D;_) adalah sebuah grup gyro, misal a; b 2 D adalah sebarang dua elemen dari D, dan misal R 2 Aut (D;_) adalah sebarang automor.sma dari (D;_). Maka, solusi unik dari persamaan x _ a = b (4.4) dalam D untuk x adalah x = b gyr [b; a] a (4.5) dan solusi unik dari persamaan R = gyr [b;Xa]X (4.6) dalam Aut (D;_) untuk X 2 Aut (D;_) adalah X = gyr [b;Ra]R (4.7) Bukti. Misal Ds = D _ Aut (D) adalah gyrosemidirect product dari sebuah grup gyro D = (D;_) dan grup automor.sma Aut (D) = Aut (D;_). Dua persamaan dalam Ds (x;X) (a;A) = (b;B) (4.8)

LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 62 dan (x;X) = (b;B) A1a;A1_ (4.9) adalah ekuivalen karena (A1a;A1) = (a;A)1 adalah invers dari (a;A) dalam Ds. Memperluas gyrosemidirect product dalam (4.8) diperoleh (b;B) = (x;X) (a;A) = (x _ Xa; gyr [x;Xa]XA) sehingga b = x _ Xa (4.10) dan, dengan sifat loop kiri, B = gyr [x;Xa]XA (4.11) = gyr [x _ Xa;Xa]XA = gyr [b;Xa]XA. Ini adalah aplikasi dari sifat loop kiri dalam (4.11) yang mengijinkan kita untuk mengurangi sebuah manipulasi grup gyro ke dalam sebuah grup. Perluasan dari gyrosemidorect product dalam (4.8) memberikan ke sistem (4.12) berikut dari sebuah persamaan dalam D dan sebuah persamaan dalam Aut (D), x _ Xa = b (4.12) R = gyr [b;Xa]X dimana R = BA1. Sama juga, perluasan gyrosemidirect product dalam (4.9) dan notasi R = BA1 diperoleh (x;X) = (b;B) A1a;A1_ = b BA1a; gyr _ b;BA1a _ BA1_ = (b Ra; gyr [b;Ra]R) LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 63 yang mengarahkan pada persamaan (4.13) berikut dari sebuah persamaan dalam D dan sebuah persamaan dalam Aut (D), x = b Ra (4.13) X = gyr [b;Ra]R Karena (4.8) dan (4.9) adalah ekuivalen, dan karena (i) (4.12) ekuivalen terhadap (4.8) dan (ii) (4.13) ekuivalen terhadap (4.9) persamaan (4.12) dan (4.13) adalah ekuivalen. Persamaan kedua dalam setiap dua persamaan ekuivalen (4.12) dan (4.13) adalah variabel bebas x. Ini adalah R = gyr [b;Xa]X (4.14) X = gyr [b;Ra]R (4.15)

dan, karena ekuivalen, dapat dipertukarkan: (4.15) adalah sebuah solusi dari (4.14) untuk X, dan (4.14) adalah sebuah solusi dari (4.15) untuk R. Lebih jauh, keekuivalenan antara (4.14) dan (4.15) juga persamaan pertama dalam setiap sistem (4.12) dan (4.13) adalah ekuivalen. Jadi, subjek terhadap hubungan antara R dan X dalam (4.14) - (4.15), persamaan berikut (4.16) dan (4.17) dalam D adalah ekuivalen, x _ Xa = b (4.16) x = b Ra (4.17) berarti, salah satu dari mereka adalah benar jika dan hanya jika yang lain benar. Jelas, (4.17) dapat diperlihatkan sebagai solusi unik dari (4.16) untuk x, dimana X dan R dalam (4.16) - (4.17) berhubungan dengan (4.14) - (4.15), Umumnya, untuk X = I (4.5) adalah solusi unik dari (4.4). Jadi berdasarkan teorema di atas maka (R) terbukti. LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 64 _ Berdasarkan aksioma (L) dan (R) di atas, untuk x; y 2 D diperoleh persamaan (3.8) yaitu x _ (x _ y) = y Akan ditunjukkan untuk x; y 2 D diperoleh persamaan x _ (x _ y) = y Bukti. x _ (x _ y) = x _ _ x+y 1 + xy _ , penjumlahan dalam gyro = x + x+y 1+xy 1 + (x) _ x+y 1+xy _, penjumlahan dalam gyro = x (1 + xy) + x + y (1 + xy) + (x) (x + y) = x xxy + x + y 1 + xy xx xy = xxy + y 1 xx = (1 xx) 1 xx y =y jadi persamaan (3.8) terbukti. _ Misalkan x 2 D dengan persamaan (3.7) yaitu gyr [x; x] = id: Akan ditunjukkan untuk x 2 D dengan persamaan gyr [x; x] = id: Bukti. gyr [x; x] = 1 xx

1 xx =1 = id terbukti. LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 65 _ Identitas dalam Ruang Euclidean Misalkan x; y 2 E2, akan ditunjukkan bahwa kx + yk2 = kxk2+kyk2+2x_y . Bukti. misalkan x = (x1; x2) dan y = (y1; y2) dengan x1; x2; y1; y2 2 R kx + yk2 = k(x1; x2) + (y1; y2)k2 = k(x1 + y1; x2 + y2)k2 = (x1 + y1)2 + (x2 + y2)2 , norm dalam E2 = x2 1 + x2 2 + y2 1 + y2 2 + 2 (x1y1 + x2y2) = kxk2 + kyk2 + 2x _ y terbukti. _ Identitas dalam Ruang Vektor Gyro Persamaan identitas dalam ruang Euclidean mempunyai kesamaan dengan norm Poincare dalam D, yaitu persamaan (3.12) berikut ini: kx _ yk2 = kxk2 _ kyk2 _ 1 2 (2 _ x) _ (2 _ y) 1+1 2 (2 _ x) _ (2 _ y) untuk x; y 2 D. Dengan hasil kali titik _ yang diberikan adalah a _ b = Re ab _ , dimana Re (z) menyatakan bagian real dari z. Akan ditunjukkan bahwa kx _ yk2 = kxk2_kyk2_ 1 2 (2_x)_(2_y) 1+1 2 (2_x)_(2_y)untuk x; y 2 D. Dengan hasil kali titik _ yang diberikan adalah a _ b = Re ab _ , dimana Re (z) menyatakan bagian real dari z. Bukti. misalkan x = x1 + ix2 dan y = y1 + iy2 dengan x1; x2; y1; y2 2 R. LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 66 Terlebih dahulu hitung nilai dari 2 _ x yaitu 2_x= (1 + jxj)2 (1 jxj)2 (1 + jxj)2 + (1 jxj)2

x jxj = 1 + jxj2 + 2 jxj 1 jxj2 + 2 jxj 1 + jxj2 + 2 jxj + 1 + jxj2 2 jxj x jxj = 4 jxj 2 + 2 jxj2 x jxj = 2x 1 + jxj2 sehingga untuk 1 2 (2 _ x) _ (2 _ y) diperoleh 1 2 (2 _ x) _ (2 _ y) = 1 2 Re _ 2x 1 + jxj2 __ 2y 1 + jyj2 _! = 1 2 Re __ 2x 1 + jxj2 __ 2y 1 + jyj2 __ , sifat konjugate = 2 1 + jxj2_ 1 + jyj2_ Re (xy) (4.18) Kemudian hitung kx _ yk2, yakni kx _ yk2 = x+y

1 + xy 2 = kx + yk2 k1 + xyk2 = kx1 + ix2 + y1 + iy2k2 1 + ( x 1 + i x 2 ) ( y 1 + i y 2 ) 2 = kx1 + ix2 + y1 + iy2k2 k1 + (x1 ix2) (y1 + iy2)k2 = (x1 + y1)2 + (x2 + y2)2 k1 + x1y1 + x2y2 + ix1y2 ix2y1k2 = (x1 + y1)2 + (x2 + y2)2 (1 + x1y1 + x2y2)2 + (x1y2 x2y1)2 = x2 1 + y2 1 + x2 2 + y2 2 + 2x1y1 + 2x2y2 _ = (1 + x2 1 y2 1 + x2 2y2 2 + x2 1 y2

2 + x2 2 y2 1 + 2x1y1 + 2x2y2 + 2x1x2y1y2 2x1x2y1y2) LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 67 = x2 1 + x2 2 + y2 1 + y2 2 + 2 (x1y1 + x2y2) 1 + x2 1 y2 1 + x2 2y2 2 + x2 1y2 2 + x2 2 y2 1 + 2 (x1y1 + x2y2) = kxk2 + kyk2 + 2 (x1y1 + x2y2) 1 + (x2 1 + x2 2) (y2 1 + y2 2) + 2 (x1y1 + x2y2) = kxk2 + kyk2 + 2 Re (xy) 1 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) (4.19) =( kxk2 + kyk2_ 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2_ + 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy))= ( 1 + kxk2 kyk2_ 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2_ + 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy)) =( kxk2 + kyk2_ 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2_ +

kxk2 + kyk2_ 2 Re (xy) + 1 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy))=( 1 + kxk2 kyk2_ 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2_ + 1 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy) + kxk2 + kyk2_ 2 Re (xy)) =( kxk2 + kyk2_ 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _ + 1 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy))=( 1 + kxk2 kyk2_ 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _ + kxk2 + kyk2_ 2 Re (xy)) =( kxk2 + kyk2_ + 1 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy) 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _)= ( 1 + kxk2 kyk2_ + kxk2 + kyk2_ 2 Re (xy) 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _)

= ( kxk2 + kyk2 1 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _)= (1 + kxk2 + kyk2 1 + kxk2 kyk2 2 Re (xy) 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _) = kxk2 + kyk2 1 + kxk2 kyk2 _ 2 Re (xy) 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _ = kxk2 _ kyk2 _ 2 Re (xy) 1 + kxk2 + kyk2 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _ = kxk2 _ kyk2 _ 2 Re (xy) 1 + kxk2_ 1 + kyk2_ + 2 Re (xy) = kxk2 _ kyk2 _ 2 Re(xy) (1+kxk2)(1+kyk2) 1 + 2 Re(xy) (1+kxk2)(1+kyk2) LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 68 berdasarkan (4.18) maka diperoleh kx _ yk2 = kxk2 _kyk2 _ 1 2 (2_x)_(2_y) 1+1 2 (2_x)_(2_y) . _ Teorema Pythagoras hiperbolik Jika pada persamaan identitas hiperbolik x dan y saling tegak lurus, maka x _ y = 0 dari persamaan di atas sehingga diperoleh kx _ yk2 = kxk2 + kyk2 (4.20) merupakan spesialisasi terhadap Teorema pythagoras hyperbolic. _ Identitas Polarisasi dalam Ruang Euclidean Misalkan x; y 2 E2, akan ditunjukkan bahwa kx + yk2 kx yk2 = 4x _ y . Bukti. misalkan x = (x1; x2) dan y = (y1; y2) dengan x1; x2; y1; y2 2 R. kx + yk2 kx yk2 = k(x1; x2) + (y1; y2)k2 k(x1; x2) (y1; y2)k2 = k(x1 + y1; x2 + y2)k2 k(x1 y1; x2 y2)k2 = (x1 + y1)2 + (x2 + y2)2 (x1 y1)2 (x2 y2)2 = x2 1 + y2 1 + x2 2 + y2

2 + 2x1y1 + 2x2y2 x2 1 y2 1 x2 2 y2 2 + 2x1y1 + 2x2y2 = 4 (x1y1 + x2y2) = 4x _ y terbukti. _ Identitas Polarisasi dalam Ruang Vektor Gyro Persamaan identitas polarisasi dalamruang Euclideanmempunyai kesamaan dengan norm Poincare dalam D, yaitu persamaan (3.13) berikut ini: kx _ yk2 kx yk2 = (2 _ x) _ (2 _ y) LAMPIRAN B : PEMBUKTIAN ATURAN VEKTOR GYRO 69 untuk x; y 2 D. Dengan hasil kali titik _ yang diberikan adalah a _ b = Re ab _ , dimana Re (z) menyatakan bagian real dari z. Akan ditunjukkan bahwa kx _ yk2 kx yk2 = (2 _ x) _ (2 _ y) untuk x; y 2 D. Dengan hasil kali titik _ yang diberikan adalah a _ b = Re ab _ , dimana Re (z) menyatakan bagian real dari z. Bukti. misalkan x = x1 + ix2 dan y = y1 + iy2 dengan x1; x2; y1; y2 2 R. kx _ yk2 kx yk2 = kx _ yk2 kx yk2 1 kx _ yk2 kx yk2 berasarkan persamaan (4.19) maka diperoleh kx _ yk2 kx yk2 = kxk2+kyk2+2Re(xy) 1+kxk2kyk2+2Re(xy) kxk2+kyk22 Re(xy) 1+kxk2kyk22 Re(xy) 1 kxk2+kyk2+2Re(xy) 1+kxk2kyk2+2Re(xy) kxk2+kyk22 Re(xy) 1+kxk2kyk22 Re(xy) =( kxk2 + kyk2 + 2 Re (xy) _ 1 + kxk2 kyk2 2 Re (xy) _ kxk2 + kyk2 2 Re (xy) _ 1 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _

)= ( 1 + kxk2 kyk2 + 2 Re (xy) _ 1 + kxk2 kyk2 2 Re (xy) _ kxk2 + kyk2 + 2 Re (xy) _ kxk2 + kyk2 2 Re (xy) _ ) =( kxk2 + kyk2_ 1 + kxk2 kyk2_ + 2 Re (xy) 1 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy) kxk2 + kyk2_ 4 Re (xy)2 kxk2 + kyk2_ 1 + kxk2 kyk2_ + 2 Re (xy) 1 + kxk2 kyk2_ 2 Re (xy) kxk2 + kyk2_ + 4 Re (xy)2)= ( 1 + kxk2 kyk2_2 4 Re (xy)2 kxk2 + kyk2_2 + 4 Re (xy)2) = 4 Re (xy) 1 + kxk2 kyk2_ 4 Re (xy)

kxk2 + kyk2_ 1 + kxk2 kyk2_2 kxk2 + kyk2_2 = 4 Re (xy) 1 + kxk2 kyk2 kxk2 kyk2_ 1 + kxk2 kyk2 + kxk2 + kyk2_ 1 + kxk2 kyk2 kxk2 kyk2_ = 4 Re (xy) 1 + kxk2 kyk2 + kxk2 + kyk2_ = 4 Re (xy) 1 + kxk2_ 1 + kyk2_ berdasarkan (4.18) maka diperoleh kx _ yk2 kx yk2 = (2 _ x) _ (2 _ y). Daftar Pustaka 1. Abraham A. Ungar. (1997), Thomas Precession: Its Underlying Gyrogroup Axioms an Their Use in Hyperbolic Geometry an Relativistic Physics, Found, Physics,27. 2. Michael K. Kinyon, Abraham A. Ungar . (2000), The Gyro-Struktur of the Complex Unit Disk, Mathematics Magazine Vol. 73, No. 4. 3. Abraham A. Ungar, Hyperbolic Trigonometry and its Application in the Poincare Ball Model of Hyperbolic Geometry, Journal. 4. Abraham A. Ungar, The Hyperbolic Pythagorean Theorem in the Poincare Disc Model of Hyperbolic Geometry, Notes. 5. Steven G. Krantz (1990), Complex Analysis: The Geometric Viewpoint, The Mathematical Association Of America, United States of America. 6. Serge Lang (1993), Graduate Texts in Mathematics Complex Analysis - Third Edition, Springer, Verlag. 7. Treves, F. (1967), Topological Vector Space, Distributions and Kernels, Academic Press. 70 DAFTAR PUSTAKA 71 8. David C. Kay (2001), College Geometry A Discovery Approach, Second Edition, Addision Wesley Longman, Inc. 9. Michael Henle (1997), Modern Geometries The Analytic Approach, Prentice-Hall, Inc. 10. T. K. Carne (2002), Geometry, Departement of Pure Mathematics and Mathematical Statistics, University of Cambridge.

11. Edward C. Wallace, Stephen F. West (1998), Road to Geometry, Second Edition, Prentice-Hall, Inc. 12. Patrick J. Ryan (1986), Euclidean and Non-Euclidean Geometry, Cambridge University Press.

You might also like