You are on page 1of 8

PERANG DUNIA II DAN PENDUDUKAN JEPANG SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI MASYARAKAT INDONESIA

A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN KRONOLOGI PERANG DUNIA II Dengan berakhirnya Perang Dunia I, masyarakat dunia berharap akan terbentuk dunia yang damai, akan tetapi harapan tersebut tidak dapat terwujud karena setelah Perang Dunia I selesai selang 20 tahun (1919-1939) terjadi Perang Dunia II. Perang Dunia II ditandai dengan munculnya dua blok yaitu blok sekutu dan blok axis (sentral). 1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia II Terjadinya Perang Dunia II dilatarbelakangi oleh peristiwa-peristiwa berikut ini : a. Sebab Umum Perang Dunia II Lahirnya Negara-negara Fasis Keamanan dunia mulai terancam dengan munculnya ultranasionalisme (rasa kebangsaan yang berlebihan) di beberapa negara di dunia. Faham ini kemudian terkenal dengan sebutan fasisme yaitu paham nasionalisme ekstrim yang menjalankan kekuasaan pemerintahan secara otoriter. Negara-negara yang mempunyai paham fasisme adalah : Italia, Jerman dan Jepang. Fasis Italia Dibawah kepemimpinan Benito Musolini (Il Duce), Italia berambisi untuk menguasai negaranegara yang pernah dikuasai oleh Kekaisaran Romawi. Hal ini disebabkan karena setelah Perang Dunia I, Italia mengalami kehancuran ekonomi walaupun sebagai negara pemenang Perang Dunia I. Melalui Partai Fascio di Combattinmento, Benito Musolini percaya bahwa Italia dapat kembali makmur hanya dengan melalui semangat ultranasionalisme. Upaya yang ditempuh Musolini agar usaha berjalan lancar adalah sebagai berikut: - Memaksa Victor Imanuel III (Raja Italia) untuk menyerahkan kekuasaan. - Menyatukan bangsa Italia yang belum merdeka dengan semangat Italia Irredenta. - Memperkuat angkatan perang melalui kerjasama dengan pihak militer Jerman. - Menduduki Etiopia dan Albania - Membantu Jendral Franco dalam perang saudara di Spanyol untuk memudahkan menguasai seluruh laut tengah sebagai mare nostrum (laut kita) Italia. Fasis Jerman Melalui partai National Sozializtische Deuitsche Arbeiter Partei (NSDAP atau lebih dikenal dengan NAZI) Adolf Hitler menyusun sistem pemerintahan Jerman dengan sistem terpimpin dalam upaya untuk memperbaiki ekonomi Jerman setelah Perang Dunia I. Upaya tersebut antara lain adalah: - Memperkuat dukungan rakyat terhadap Nazi. - Mengobarkan anti Yahudi dan menganggap ras Aria (bangsa Jerman) sebagai ras pemimpin dunia. - Menolak perjanjian Versailles dengan tidak membayar kerugian perang. - Membentuk polisi Gestapo untuk menindas setiap lawan politik Nazi. - Membangun armada angkatan perang yang kuat. Fasis Jepang Munculnya fasis Jepang berkaitan dengan semakin berkembangnya industri di Jepang yang tidak dibarengi dengan ketersediaan bahan baku dan daerah pemasaran. Sehingga Kaisar Hirohito melancarkan politik ekspansi ke negara-negara di Asia. Tindakan-tindakan Kaisar Hirohito adalah sebagai berikut: - Memodernisasi militer dengan semangat Bushido (jalan ksatria) yaitu semangat berani mati demi negara dan kaisar. - Ajaran Shinto hakko ichi-u (dunia sebagai satu keluarga) yang berarti Jepang harus memimpin dunia. - Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militerisme. - Propaganda Jepang sebagai cahaya, pemimpin dan pelindung asia yang membebaskan bangsa-bangsa dari penjajahan bangsa barat.

- Mempeluas wilayah ke negara-negara terdekat seperti: Korea, Manchuria dan China. Timbulnya Pertentangan Ideologi Antarnegara Sesudah Perang Dunia I muncul tiga kelompok negara yang saling bertentangan pahan/ideologinya yaitu: - Negara-negara totaliter kanan/fasis yaitu Italia, Jerman dan Jepang. - Negara-negara totaliter kiri/komunis yaitu Rusia. - Negara-negara demokrasi liberal yaitu Perancis, Inggris dan Amerika Serikat. Perlombaan Persenjataan Antarnegara Persaingan ideologi ketiga kelompok negara tersebut untuk memperebutkan hegemoni dunia telah menyebabkan masing-masing kelompok saling mempersenjatai militer mereka seperti: Inggris dengan angkatan udara Royal Air Force, Jerman dengan peluru kendali Vergeltung dan Jepang dengan kapal laut Yamato dan Musashi. LBB (Liga Bangsa-Bangsa) Gagal mewujudkan Perdamaian dan Keamanan Dunia LBB yang diharapkan mampu menjaga perdamaian dunia ternyata tidak memiliki kekuatan untuk mencegah tindakan negara-negara fasis untuk memperluas wilayah ke negara lain. b. Sebab Khusus Perang Dunia II Perang Dunia secara khusus disebabkan: Serbuan Jerman ke Polandia tgl, 1 September 1939 dengan alasan mengembalikan kota Danzig yang penduduknya berbangsa Jerman (Sebab Perang Dunia II di Eropa). Serbuan Jepang ke pangkalan armada laut Amerika Serikat Pearl Harbour tgl, 7 Desember 1941 (Sebab Perang Dunia II di Asia-Pasifik). 2. Kronologi Perang Dunia II Sebelum Perang Dunia II pecah negara-negara fasis mulai menguasai wilayah-wilayah disekitarnya seperti Jepang menyerbu Manchuria (1931) dan China (1937), Italia Menyerbu Abessynia (1935), Jerman mengirim pasukan ke sungai Rhein. Disamping itu kelompok negara-negara fasis (Italia, Jerman dan Jepang) membuat pakta Anti Komintern (nov 1936) dan mengadakan konferensi Munich (sept 1938) dengan negara-negara liberal yang bertujuan mencegah bahaya komunisme Uni Soviet. Dalam konferensi Munich atas persetujuan Perancis dan Inggris wilayah Sudeten di Cekoslovakia menjadi wilayah Jerman. Akan tetapi Jerman melanggar hasil kesapakatan konferensi Munich, bahkan Jerman menuntut kota Danzig di Polandia agar dikembalikan ke Jerman. Apalagi Jerman juga mengadakan perjanjian rahasia dengan Uni Soviet tentang Pakta Nonagresi yang berisi: - Jerman memperoleh Polandia Barat dan Lituania sedangkan Uni Soviet memperoleh Polandia Timur, Latvia, Estonia , Finlandia dan Bessarabia. - Jerman dan Uni Soviet tidak akan saling menyerang. Dengan menyerang kota Danzig, Jerman telah memulai Perang Dunia II, diikuti dengan Perancis dan Inggris yang menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September 1939. Kemudian muncullah dua blok yang saling bertentangan yaitu: Blok Axis (Sentral) yang beranggotakan Jerman, Italia dan Jepang dan Blok Sekutu yang beranggotakan Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Uni Soviet, RRC, Australia, Belgia, Belanda, Denmark, Norwegia, Mesir, Yugoslavia, Polandia dll. Perang Dunia II berlangsung di kawasan Eropa, Afrika dan Asia-Pasifik terbagi menjadi beberapa perang antara lain: a. Perang Dunia II di Eropa (1939-1945) Dimulai dengan serangan Jerman ke kota Danzig dan dilanjutkan dengan menguasai Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, Luxembur, Perancis (Perancis pecah menjadi dua; Perancis merdeka dan Perancis Vichy) dan menyerang Inggris. Sedangkan Italia dengan dibantu Jerman melancarkan serangan ke Yunani dan Yugoslavia. Setelah menguasai sebagian besar Eropa, Jerman kemudian menyerang Uni Soviet, akan tetapi menghadapi Uni Soviet Jerman kalah di daerah Stalingrad. Sejak saat itulah secara berturut-turut Jerman selalu kalah dalam menghadapi sekutu. Sehingga dengan mudah sekutu menguasai kembali wilayah-wilayah yang pernah diduduki Jerman. b. Perang Dunia II di Afrika (1940-1943)

Tahun 1940 Italia melakukan invasi ke Mesir, tetapi pasukan Inggris dapat menggagalkannya, sehingga Jerman mengirim bantuan pasukan dibawah Jendral Erwin Rommel (serigala padang pasir) dan berhasil memasuki Mesir. Tetapi karena Adolf Hitler masih sibuk menghadapi Uni Soviet, Inggris dibawah Letnan Jendral Montgomery dapat mengalahkan pasukan Jerman di Mesir. Sejak saat itu Inggris dengan sekutunya dapat membebaskan seluruh Afrika dari cengkraman Italia-Jerman pada tahun 1943. c. Perang Dunia II di Asia-Pasifik Tanggal 7 Desember 1941 Jepang menyerang pangkalan milliter Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawaii). Setelah menyerang Pearl Harbour Jepang berusaha menguasai wilayah di Asia-Pasifik seperti : kawasan Asia (Singapura, Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan Indonesia) dan kawasan Pasifik (Kep. Kuril, Kep. Marshall, Gilbert, Laut Bismark, Irian Utara, Kep. Aleut, Midway, Kep. Carolina, Kep. Mariana, Kep. Solomon, Saipan, Guam dan Laut Koral). Menghadapi ekspansi Jepang sekutu bergabung dalam ABCD (American, British, China, Dutch) dan membentuk ABDACOM (American British China Dutch Australian Command). Bulan April 1944 pulau-pulau yang dikuasai Jepang mulai dapat direbut kembali oleh sekutu sampai kemudian sekutu membom atom Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Jepang kalah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 dan secara resmi dilakukan di kapal Missouri di Teluk Tokyo pada tanggal 2 September 1945. 3. Akhir Perang Dunia II Dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu maka berakhirlah Perang Dunia II kedua belah pihak membuat kesepakatan-kesepakatan antara lain: a. Konferensi Postdam antara Sekutu dengan Jerman (2 Agustus 1945) - Jerman dibagi 4 daerah pendudukan yaitu Jerman Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, sedangkan Jerman Timur dikuasai oleh Rusia (Uni Soviet). - Kota Berlin dibagi dua yaitu Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, sedangkan Berlin Timur oleh Rusia (Uni Soviet). - Kota Danzig dikembalikan ke Polandia. - Penjahat perang harus dihukum. - Jerman harus membayar ganti rugi perang. b. Perdamaian Paris antara Sekutu dengan Italia (Februari 1947) - Semua jajahan Italia di Afrika Utara diambil Inggris - Daerah Italia diperkecil. - Italia harus membayar kerugian perang. - Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali. - Trieste menjadi negara merdeka dibawah PBB. c. Pertemuan Missouri antara Sekutu dengan Jepang (2 September 1945) Pertemuan ini merupakan pernyataan menyerah tanpa syarat Jepang kepada Sekutu. Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia setelah terjadi Perang Dunia II antara lain: 1. Bidang politik - Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi dua negara besar. - Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat (blok barat-NATO) dan Uni Soviet (blok timurPakta Warsawa). - Hancurnya imperialis di Asia-Afrika. - Munculnya negara-negara baru yang merdeka. - Terbentuknya PBB. 2. Bidang Ekonomi - Ekonomi dunia mengalami kemerosotan/kerusakan. - Sarana dan prasarana (gedung, jembatan, jalan raya dll) hancur. - Amerika Serikat menjadi negara penyumbang pinjaman. 3. Bidang Sosial - Perang Dunia II menelan jutaan korban jiwa.

- Kemiskinan, kelaparan dan penyakit ada dimana-mana. - Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. B. PENDUDUKAN JEPANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI MASYARAKAT INDONESIA 1. Kedatangan Jepang di Indonesia Sehari setelah serangan Jepang terhadap Pearl Harbour di Hawaii, tanggal 8 Desember 1941 Belanda dan sekutu menyatakan perang kepada Jepang. 10 Januari 1942 Jepang mulai menyerang Indonesia. Jepang berkeinginan menguasai Indonesia dengan tujuan menjadikan wilayah itu sebagai sumber bahan mentah untuk industri perang dan pertahanannya. Penyerbuan Jepang ke Indonesia diawali dengan mengambil taktik gurita. Taktik ini bertujuan untuk mengasingkan kekuatan Belanda dan sekutunya yang tergabung dalam front ABDA yang berkedudukan di Bandung Jawa Barat. Hingga pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menghancurkan angkatan perang Belanda, Inggris, Australia dan Amerika di Laut Jawa. Bulan Maret 1942 pemerintahan Belanda menyerah pada pemerintah Jepang. Jepang kemudian membagi wilayah Indonesia menjadi 3: Wilayah I (Jawa dan Madura), Wilayah II (Sumatra) dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara) 2. Akibat Pendudukan Jepang di Indonesia Jepang ingin menyusun kembali ekonomi Indonesia agar bisa mendukung perang Jepang dan rencara mendominasi ekonomi Asia Timur dan Tenggara. Oleh karena itu Jepang memperkenalkan peraturan-peraturan baru untuk produk-produk utama Indonesia termasuk karet, the, gula, padi dan tembakau. Selain itu Jepang juga berminat untuk menghapuskan pengaruh barat di Indonesia. Mereka tidak memperbolehkan penggunaan bahasa Belanda dan Inggris, sementara mereka mempromosikan bahasa Jepang, kalender Jepang dan mengubah Batavia menjadi Jakarta. Berikut adalah kondisi sosial, ekonomi dan politik pada masa pendudukan Jepang . a. Konsisi Sosial - Romusha Jepang memerlukan banyak tenaga kerja untuk membangun sarana pertahanannya, seperti kubu-kubu pertahanan, gua-gua, gudang bawah tanah, lapangan udara darurat, jalan-jalan dan sebagainya. Tenaga kerja itu diperoleh dari desa-desa di Pulau Jawa yang penduduknya amat padat. Pada mulanya pengerahan tenaga kerja tersebut bersifat sukarela dan pelaksanaan pekerjaannya tidak begitu jauh dari rumah penduduk. Selain itu, Jepang melakukan propaganda dengan membentuk barisan romusha yang bertugas membela negara dan membangun kemakmuran bersama. Namun dalam pelaksanaanya, pengerahan tenaga rakyat ini dilakukan secara paksa. Mereka diperlakukan secara kasar, berbeda dengan propaganda yang dielu-elukannya. Kesehatan mereka tidak dijamin, makanan tidak cukup, dan pekerjaan mereka melebihi kesanggupan manusia. Kematian banyak menimpa rakyat akibat romusha. Demi menghilangkan keengganan rakyat Indonesia untuk ikut romusha, sejak tahun 1943 Jepang menggelar propaganda baru. Romusha dipuji setinggi langit, bahkan dikatakan sebagai prajurit ekonomi atau pahlawan pekerja. Jepang menggambarkan romusha sebagai sebuah tugas suci. Banyak rakyat yang kemudian masuk kembali ke romusha setelah melihat kesungguhan Jepang. Akan tetapi, kenyataannya tetap seperti yang tidak diharapkan. Romusha harus bekerja menebang kayu di hutan, meratakan bukit, menggempur batu-batu di pegunungan dan sebagainya. Para pekerja yang lalai atau terlihat santai akan ditampar, di pukul dengan gagang senapan, didera, atau ditendang. Mereka yang melawan akan disiksa atau bahkan dibunuh. Padahal romusha tersebut tidak hanya dikirim ke luar Pulau Jawa, tetapi juga dikirim ke luar Indonesia seperti Burma (Myanmar), Thailand, Filipina, Malaya, Serawak dan sebagainya. Menurut taksiran dari 300.000 tenaga kerja romusha yang dikirim ke luar negeri hanya 70.000 orang saja yang berhasil kembali, itupun dalam kondisi yang memprihatinkan. - Pembentukan Organisasi Semi Militer dan Militer Sejak Jepang dipukul mundur sekutu dalam pertempuran di Laut Karang pada 7 Mei 1942, Jepang berupaya menarik simpati bangsa Indonesia dengan melunakkan sikapnya. Bahkan

Jepang mulai memanfaatkan para pemuda Indonesia dengan membentuk beberapa organisasi semi militer. Berikut ini organisasi semi militer yang dibentuk pemerintah Jepang. Seinendan ( Barisan Pemuda) Seinendan didirikan 9 Maret 1943 dengan tujuan mendidik dan melatih para pemuda yang berusia 14-22 tahun untuk mempertahankan tanah air dengan kekuatan sendiri. Fujinkai (Barisan Wanita) Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943 dan beranggotakan wanita yang berusia 15 tahun keatas. Tugas fujinkai adalah memperkuat pertahanan dalam penyediaan makanan dan mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan dan hewan ternak. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) Keibodan didirikan pada 29 April 1943 yang beranggotakan para pemuda yang berusia 23-25 tahun. Tujuan pembentukan keibodan adalah untuk menghindari adanya pengaruh kaum nasionalis Syuisintai (Barisan Pelopor) Syuisintai dibentuk 14 September 1944. syuisintai didirikan dengan tujuan meningkatkan kesiapsiagaan rakyat. Organisasi ini merupakan wadah pemuda pertama yang pimpinannya berasal dari golongan nasionalis seperti: Soekarno, RP Suroso, Otto Iskandardinata dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Selain organisasi semi militer, Jepang juga membentuk organisasi militer resmi yang ditujukan sebagai bala bantuan menghadapi sekutu. Berikut ini dua organisasi militer resmi yang berhasil dibentuk oleh pemerintah Jepang: Heiho (Barisan Pembantu Prajurit Jepang) Heiho dibentuk bulan April 1943 dan beranggotakan para pemuda yang berusi antara 18-25 tahun dan paling rendah berpendidikan sekolah dasar. Tujuan pembentukan heiho adalah membantu pertempuran langsung tentara Jepang pada saat melawan tentara sekutu di berbagai medan pertempuran. Peta (Pembela Tanah Air) Peta dibentuk pada 3 Oktober 1943. pemuda Indonesia yang dididik dalam organisasi ini diharuskan dapat mempertahankan tanah air Indonesia. Pemuda yang berhasil diterima sebagai anggota Peta dapat mengikuti pendidikan di Bogor. Setelah lulus mereka diangkat menjadi daidanco (komandan batalyon), cudanco (komandan kompi), syodanco (komandan regu) tergantung kepada tingkat kemampuan/kecakapan intelektualnya. Pembentukan Peta dimaksudkan sebagai kekuatan terakhir yang mampu membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Kedua organisasi tersebut mendapat pendidikan militer di Jepang. Tugas utama yang dipikulnya adalah mempertahankan Indonesia dari serangan musuh. Lahirnya organisasi militer semacam itu ternyata berdampak positif bagi bangsa Indonesia. Mulai saat itu bangsa Indonesia mendapat pengetahuan tentang militer terutama mengenai strategi perang dan penggunaan persenjataan. b. Kondisi Ekonomi Jepang amat membutuhkan dana yang besar bagi biaya perangnya. Jepang juga memerlukan bantuan tempur dari negara-negara yang dijajahnya. Indonesia merupakan salah satu wilayah yang diperkirakan mampu mendukung kemenangan Jepang. Hal ini dapat dilihat dari tersedianya sumber daya alam dan tenaga kerja. Berbagai cara dilakukan oleh Jepang untuk bisa mengeruk sumber-sumber alam yang ada di Indonesia. Semua itu dilakukan Jepang demi tercapainya cita-cita dan ambisi politiknya yaitu menguasai wilayah Asia. Cara-cara Jepang memeras kekayaan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut: Semua harta peninggalan milik Belanda disita seperti perkebunan, bank, pabrik dan perusahaan-perusahaan penting (pertambangan, telekomunikasi, perusahaan transportasi, listrik). Jepang mengawasi dan memonopoli penjualan hasil perkebunan teh, kopi, karet dan kina. Jepang melancarkan kampanye pengerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara besar-besaran. Kampanye ini menjadi tugas Jawa Hokokai dan instansi-instansi lain.

Jenis-jenis perkebunan yang tidak berguna dimusnahkan dan diganti dengan tanaman bahan makanan. Rakyat hanya diperbolehkan memiliki 40% dari hasil pertaniannya, sedangkan 60% lainnya harus disetorkan kepada pemerintah Jepang dan lumbung desa. Rakyat dibebani pekerjaan tambahan untuk menenam pohon jarak yang digunakan sebagai pelumas pesawat terbang dan pelicin senjata. Cara dan usaha pemerintah Jepang ini telah menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Penebangan hutan secara liar telah menimbulkan bencana alam yang dahsyat. Rakyat sangat kekurangan makanan akibat banyaknya setoran. Gairah kerja masyarakat menjadi turun, demikian staminanya. Dibeberapa tempat berbagai penyakit menimpa rakyat akibat gizi yang tidak memenuhi syarat. Tidak sedikit rakyat yang menjadi korban karena tindakan Jepang. Secara langsung atau tidak langsung, rakyat menjadi korban yang paling menderita dari pelaksanaan kebijakan politik Jepang. Pemerintah Jepang juga melakukan percobaan menanam kapas di berbagai daerah. Hal ini disebabkan pemerintah Jepang menghadapi persoalan kekurangan sandang. Namun hasil percobaan itu kurang memuaskan. Akhirnya sebagian besar rakyat di pedesaan memakai pakaian dari karung goni atau bagor (anyaman kasar dari daun rumbia) dalam kesehariannya. c. Kondisi Politik Sebagai usaha mempengaruhi penduduk Indonesia, pemerintah Jepang membentuk gerakan TIGA A. Gerakan ini merupakan propaganda Jepang yang menyatakan bahwa Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia. Melalui gerakan Tiga A pemerintahan Jepang berushan membujuk masyarakat Indonesia agar mau mendukung Jepang melawan sekutu. Jepang berusaha menyakinkan penduduk Indonesia jika Jepang menang dalam perang melawan sekutu, maka bangsa Indonesia akan dibebaskan dari penjajahan Eropa dan barat. Gerakan ini kurang berhasil, salah satu penyebabnya adalah karena gerakan ini dipimpin oleh tokoh yang kurang dikenal oleh masyarakat. Gerakan Tiga A pun dibubarkan. Pada bulan Maret 1942 Jepang mulai menyusun strategi baru yang berkaitan dengan pendudukannya di Indonesia. Pemerintah Jepang mulai memberlakukan undang-undang yang melarang kegiatan politik yang tidak mendukung kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia. Beberapa organisasi di Indonesia yang dibentuk pada masa penjajahan Belanda dibubarkan. Sebagai gantinya pada tanggal 16 April 1943 Jepang membentuk organisasi Putera. Tujuan pembentukan organisasi ini adalah untuk mempersatukan penduduk Indonesia agar mau mendukung Jepang dalam perang dunia II melawan sekutu. Dalam perjalanannya organisasi Putera kurang memberikan hasil yang baik bagi pemerintah Jepang di Indonesia, akhirnya organisasi Putera pun dibubarkan. Sebagai pengganti organisasi putera pada bulan Maret 1944 Jepang membentuk Jawa Hokokai atau gerakan kebaktian rakyat jawa. Organisasi ini berada langsung dibawah pengawasan pejabat Jepang. Salah satu bagian dari organisasin Jawa Hokokai adalah barisan pelopor. Selain organisasi yang berhubungan langsung dengan kegiatan politik, pemerintah pendudukan Jepang juga membentuk organisasi yang tidak berkaitan dengan kegiatan politik. Organisasi yang dibentuk lebih berkaitan dengan agama. Organisasi yang mendapat izin dari pemerintah Jepang tersebut adalah Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI). Organisasi ini lebih banyak beraktivitas dalam kegiatan keagamaan, seperti membangun masjid dan pengumpulan zakat. 2. Perlawanan Rakyat Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang Propaganda Jepang untuk menciptakan kemakmuran bersama di antara bangsa-bangsa Asia, jauh dari kenyataan. Jepang justru secara terang-terangan menindas bangsa Indonesia secara kejam. Tata kehidupan rakyat diputarbalikkan. Norma-norma yang berlaku di masyarakat diinjak-injak, akibatnya di beberapa tempat kemudian muncul perlawanan terhadap pendudukan militer Jepang di Indonesia. a. Perlawanan dengan Strategi Kooperasi (bekerjasama) Perlawanan dengan strategi kooperasi muncul disebabkan Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Pemerintah Jepang mengeluarkan kebijakan yang hanya

mengakui organisasi-organisasi bentukannya yang ditujukan bagi kemenangan perang Asia Timur Raya. Tokoh-tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan semua organisasi bentukan Jepang itu dengan cara menggembleng kaum muda agar terus berusaha mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu mereka berhasil merumuskan rancangan UUD dan dasar negara yang akan diperlukan apabila negara telah merdeka. Adapaun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi dilakukan melalui organisasiorganisasi seperti berikut ini: - Putera (Pusat Tenaga Rakyat) - Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) - Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI) dan Masyumi - Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat) - BPUPKI dan PPKI b. Perlawanan dengan Strategi Gerakan di Bawah Tanah Munculnya perlawanan gerakan di bawah tanah karena terlalu kuatnya pemerintah Jepang menekan dan melarang golongan oposisi. Gerakan nasionalisme yang ada ternyata tidak mampu menandingi kekuatan pemerintah Jepang. Oleh karena itu beberapa pejuang nasionalis mengambil jalan melakukan gerakan di bawah tanah. Strategi perjuangan tersebut ternyata dapat terorganisir secara rapi dan dilakukan secara rahasia. Mereka dian dan bersembunyi untuk menghimpun kekuatan rakyat. Mereka pun berusaha menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jaringan hubungan khusus terus dilakukan dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional yang kooperatif terhadap Jepang. Selain itu mereka membentuk jaringan kekuatan dengan melakukan sabotase dan tindakan destruktif (perusakan) terhadap sarana/prasarana penting milik Jepang. Berikut ini beberapa kelompok pergerakan nasional yang menjalankan strategi gerakan di bawah tanah: - Kelompok Sutan Syahrir Sutan Syahrir merupakan tokoh yang tidak begitu dikenal Jepang. Ia mengambil keputusan untuk tidak akan bekerjasama dengan Jepang dan bahkan antifasisme. Kegiatan politik dilakukan dengan cara memberikan kursus politik bagi kaum pelajar yang berada di Jakarta. Beberapa cabang berhasil didirikan seperti Cirebon, Garut, Semarang, Yogyakart, Bandung, Surabaya dan Malang. Gerakan Sutan Syahrir ditujukan untuk meletakan suatu landasan politik bagi persiapan kemerdekaan Indonesia - Kelompok Kaigun Adalah kelompok perhimpunan para pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan kepala perwakilan angkatan laut (Kaigun) Laksaman Maeda. Dalam langkah awal perjuangan, kelompok kaigun dapat mendirikan asrama Indonesia Merdeka di Jalan Kebon Sirih 80 Jakarta. Di asrama tersebut para pemuda kelompok Kaigun secara rahasia mendidik diri dengan pelajaran sejarah, kebudayaa, politik, hukum dan beladiri (yudo, karate, kempo). Aktifitas rahasia kelompok ini tetap terjaga karena peran dan wibawa Laksama Maeda sehingga lepas dari pengamatan angkatan darat (Rikugun) Jepang. Tokoh-tokoh kelompok Kaigun yang terkenal adalah: Mr. Ahmad Subarjo, Mr. AA Maramis, Dr. Samsi, Sudiro, Wikana, dr. Buntaran, Mr. Gatot dan E. Khairudin. - Kelompok Sukarni Kelompok ini merupakan kelompok yang anti Jepang dan sering mendapatkan pendidikan politik dari Soekarno, Moh. Hatta, Moh. Yamin, Sunario, dan Ahmad Subarjo. Mereka tinggal di asrama angkata baru di jalan Menteng 31 Jakarta. Tokoh-tokoh lain dari kelompok ini yaitu: Chaerul Saleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna dan Maruto Nitimiharja. - Kelompok Persatuan Mahasiswa Kelompok ini sebagian besar terdiri atas mahasiswa kedokteran (Ikadaigaku) yang bermarkas di Jalan Prapatan 10 Jakarta. Para mahasiswa kedokteran ini menjadi bersikap anti Jepang setelah sebelumnya selalu diharuskan bercukur gundul. Kelompok ini melakukan kerjasama dengan kelompok Sutan Syahrir. Tokoh-tokoh kelompok mahasiswa antara lain: Syarif Thayeb, Eri Sudewo, J. Kunto dan Supeno. - Kelompok Amir Syarifudin Kelompok ini berpaham sosialis dan selalu menentang kebijakan pemerintah Jepang. Tokoh

kelompok ini adalah Amir Syarifudin. Karena aktivitas politiknya Amir Syarifudin pernah ditangkap kenpeitai Jepang dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1943, namun atas bantuan Soekarno hukumannya diubah menjadi hukuman seumur hidup. c. Perlawanan Bersenjata Pendudukan Jepang ternyata lebih kejam daripada Belanda, sehingga timbul perlawanan dari rakyat, perlawanan-perlawanan tersebut adalah: - Perlawanan Cot Plieng Aceh (Tengku Abdul Jalil) Tengku Abdul Jalil adalah guru ngaji yang memiliki semangat juang yang tangguh dan luar biasa. Peristiwa perlawanan di daerah ini berawal dari sikap tentara Jepang yang ingin memaksakan kehendak terhadap rakyat dengan sewenang-wenang. Bujukan untuk berdamai ditolak Tengku Abdul Jalil, sehingga pada salat subuh 10 November 1942 Jepang melakukan serangan, dengan modal senjata apa adanya rakyat Cot Plieng dapat memukul mundur tentara Jepang sampai kembali ke Lhokseumawe. Serangan kedua dilancarkan Jepang, tetapi mengalami kegagalan, hingga pada serangan ketiga dengan membakar masjid yang biasa digunakan Tengku Abdul Jalil, Jepang berhasil baru berhasil menembak Tengku Abdul Jalil, yang berusaha meloloskan diri. - Perlawanan Singaparna Jawa Barat (KH. Zainal Mustafa) Munculnya perlawanan rakyat berawal dari paksaan Jepang untuk melakukan seikeirei (upacara penghormatan kaisar Jepang yang dianggap dewa dengan cara membungkukkan badan ke arah timur laut-Tokyo). Cara ini dianggap KH. Zainal Mustafa sebagai tindakan menyekutukan tuhan, sehingga melarang untuk melakukannya. Jepang mengirim utusan untuk menangkap KH. Zainal Mustafa, karena tidak mau diajak kompromi maka utusan tersebut dikroyok massa dan melarikan diri ke Tasikmalaya. Dengan kejadian tersebut, Jepang kemudian mengirim pasukan untuk menyerang dan menangkap KH. Zainal Mustafa dan terjadilah pertempuran pada 25 Februari 1944. Banyak korban yang gugur karena persenjataan yang tidak sebanding. Pada akhirnya KH. Zainal Mustafa dapat ditangkap dan dihukum mati. - Perlawanan Indramayu Jawa Barat (H. Madriyas) Terjadi pada bulan Juli 1944 di Lohbener dan Sindang, perlwanan timbul karena rakyat tidak tahan menerima kekejaman militer Jepang seperti harus menyerahkan padi. - Perlawanan Pontianak Kalimantan Barat Terjadi pada 16 Oktober 1943, tokoh masyarakat pontianak mengadakan pertemuan untuk mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Tetapi karena sudah tercium oleh Jepang, sehingga sebelum terlaksana tokoh-tokoh tersebut telah ditangkap. - Perlawanan Teuku Hamid Aceh Terjadi bulan November 1944, Teuku Hamid (perwira giyugun-tentara sukarela) mengadakan perlawanan terhadap Jepang. Tapi dapat digagalkan oleh Jepang. Di daerah Padrah, Bireun Aceh Utara terjadi pula perlawanan dari satu regu giyugun terhadap Jepang. - Perlawanan Peta Blitar Terjadi pada 14 Februari 1945 dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, perlawanan terjadi karena tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat terutama di daerah Blitar yang dijadikan romusha. Perlawanan dapat dipadamkan Jepang, 6 orang dijatuhi hukuman mati dan 35 dijatuhi hukuman penjara 2 tahun sampai seumur hidup.

You might also like