You are on page 1of 6

KONDILOMA AKUMINATA

Kondiloma akuminata adalah

vegetasi yang disebabkan oleh Human

Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu.1 Vegetasi bertangkai, lesi berupa papulomatosa yang tampak seperti kutil, dapat memberi gambaran cauli flower atau buah anggur yang berkelompok, berwarna kemerahan hingga kehitaman, berukuran rata-rata 2 mm- 5 mm dan terdapat pada daerah genital.2,3 Penyakit ini dijumpai pada usia produktif terutama pada orang dewasa. Penelitian Rochester didapatkan perbandingan insiden pada laki-laki dan wanita adalah 1 : 1,4 dengan usia rata-rata pada wanita adalah 22 tahun, dan 26 tahun pada laki-laki. Faktor risiko kondiloma akuminata adalah aktivitas seksual yang aktif dengan pasangan lebih dari satu orang (multiple), penggunaan kontrasepsi oral , merokok, kehamilan dan pasien immunocompromised.4 Penyebab dari kondiloma akuminata adalah Human Papilloma Virus yang merupakan DNA papovavirus yang bermultiplikasi di nukleus dari sel epitel yang terinfeksi.1,2 Human Papilloma Virus (HPV) yang tergolong tipe rendah atau jinak yang paling sering menjadi penyebab kondiloma akuminata adalah tipe 6,11.4,5 Penularannya melalui kontak seksual, baik genital-genital, oral-genital, maupun genital oral. Sel basal merupakan tempat pertama infeksi HPV sehingga setelah inokulasi melalui trauma kecil, HPV akan masuk sampai lapisan sel basal epitel. Agar dapat menimbulkan infeksi, HPV harus mencapai epitel yang berdiferensiasi sedangkan sel basal relatif tidak berdiferensiasi, sel basal terstimulasi untuk membelah secara cepat sehingga pada sel basal hanya terjadi ekpresi gen HPV. Sesuai dengan pembelahan sel basal, virion HPV akan bergerak ke lapisan epidermis yang lebih atas dan hanya lapisan epidermis di atas lapisan basal yang berdiferensiasi pada tahap lanjut yang dapat mendukung replikasi virus. Ekspresi gen virus pada lapisan ini diperlukan untuk menghasilkan capsid protein dan kumpulan partikel virus. Sesudah itu terjadi pelepasan virus bersama dengan sel epitel yang deskuamasi, kemudian virus baru akan menginfeksi lapisan basal yang lain. Waktu yang dibutuhkan mulai dari infeksi HPV sampai pelepasan virus baru adalah 3 minggu (masa inkubasi kondiloma akuminata 3 minggu sampai 8 bulan).1,4

Kondiloma

akuminata

pada

umumnya

asimtomatis

tetapi

dapat

menimbulkan ketidaknyamanan karena mengakibatkan gatal, lembab, perdarahan, dispareunia, rasa terbakar dan menimbulkan disharge.2,4 Manifestasi infeksi HPV pada kelamin dapat dibagi menjadi tiga yaitu infeksi klinis, subklinis dan laten. Infeksi klinis, morfologinya dapat berbentuk akuminata, papul halus, dan papul keratotik. inefeksi subklinis hanya tampak dengan pemeriksaan asam asetat 3-5% lensa pembesar dan kolposkopi, namun secara histopatologis menunjukkan adanya infeksi HPV. Pada infeksi laten, tidak tampak infeksi HPV baik secara klinis dengan alat bantu maupun secara histopatologis. DNA HPV dapat dideteksi pada epitel yang tampak normal dengan teknik biologi molekuler.4 Daerah predileksinya sulkus koronarius, glands penis, muara uretra eksterna, korpus, pangkal penis, perineum (pria).4,6 Pada wanita predileksinya labia, klitoris, vagina, serviks, dan pada biseksual/homoseksual dapat terjadi pada perianal, anal, rektum dan orofaring. Di daerah vagina dan serviks, kondiloma akuminata berbentuk flat (datar).1,2,4 Sebagai diagnosis banding adalah veruka vulgaris, kondiloma lata dan karsinoma sel skuamosa.1 Tujuan utama pengobatan kondiloma akuminata adalah menghilangkan gejala klinis yang tampak sehingga mungkin dapat menurunkan daya penularan penyakit, tetapi sampai sekarang data-data mengenai hal tersebut masih belum ada.
7

Penatalaksanaan penderita kondiloma akuminata meliputi tindakan umum

berupa edukasi untuk melakukan pemeriksaan kemungkinan adanya penyakit menular seksual lain, tidak melakukan hubungan seksual hingga penyakit sembuh atau dapat juga menggunakan kondom, kebersihan perseorangan juga harus diperhatikan, konseling penderita dan pasangan seksual, pilihan pengobatan yang akan diberikan dan kemungkinan untuk terjadi kekambuhan, serta bagaimana daya penularan penyakit tersebut dan kemungkinan hubungan infeksi HPV terhadap timbulnya kanker. Tindakan khusus dalam pengobatan kondiloma akuminata dapat dilakukan dengan cara topikal, tindakan bedah, dan terapi sistemik. 5,7 Pembagian terapi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Pengobatan Kondiloma akuminata Topikal Podofilin (10% - 25%) Posalfilin Podofilotoksin (0,5%) TCA/BCA Imiquimod 5-FU (1% - 5%) Interferon intralesi Bedah Elektrokauterisasi dan kuretase Bedah beku Laser CO2 Sistemik Interferon intramuskuler Sumber : Buku ajar infeksi menular seksual, 2008.4 Pemilihan cara pengobatan tergantung kondisi penderita, ukuran, jumlah dan lokasi dari lesi tersebut, gambaran morfologis kondiloma akuminata, keterampilan dokter yang melakukan pengobatan serta faktor biaya.2,7 Pengobatan untuk kondiloma akuminata yang bersiat non-keratinized memberikan respon yang baik jika diberi podofilin, podoilotoksin dan TCA. Untuk lesi yang bersifat keratinized pilihan pengobatan adalah dengan cara melepas atau menghilangkan kutil seperti bedah listrik, beku atau laser. Imiquimod mungkin dapat digunakan pada kedua lesi tersebut.7 Podofilin adalah derivat tanaman resin yang terdiri atas beberapa campuran bahan-bahan sitotoksik yang rasionya tidak dapat diperkirakan. Konsentrasi podofilin bervariasi dari 10% - 25% dan di dalamnya mengandung campuran tinktura benzoin, spiritus dan cairan paraffin. Kontra indikasi penggunaan podofilin pada wanita hamil dan tidak digunakan pada daerah serviks maupun anal, tetapi dapat digunakan pada daerah vagina dan uretra. Efek samping menimbulkan iritasi, khususnya setelah pengobatan untuk pertama kalinya.2,7 Posalfilin merupakan campuran podofilin 20% dengan asam salisil 10%. Digunakan untuk lesi yang hiperkeratolitik. Cara penggunaan sama dengan podofilin. Pengobatan dengan cara ini dapat dilakukan di rumah oleh penderita sendiri dan cocok digunakan pada wanita dengan lesi di vagina. Obat ini bersiat

antimitotik. Kontraindikasi untuk kehamilan dan menyusui. Belum ada data mengenai efektivitas dan keamanan obat ini jika digunakan pada daerah membrane mukosa dari uretra, vagina maupun anal. Efek samping lebih jarang terjadi.7 Asam triklorasetat (TCA) penetrasinya cepat dan mampu membakar kulit keratin dan jaringan lain. Memiliki efek kaustik dengan menimbulkan koagulasi dan nekrosis pada jaringan superficial terutama pada bentuk hiperkeratotik. Kurang menimbulkan iritasi lokal dan jarang menimbulkan toksisitas sistemik, sehingga dapat digunakan untuk wanita hamil dan dapat digunaka daerah sekitar lesi, apabila pemberian TCA teralalu n pada daerah vagina, anal dan serviks,, tetapi tidak boleh digunakan pada daerah uretra.7 5-Flururasil tersedia dalam bentuk krem 1-5% yang bersifat sebagai antimetabolit yang dapat mengganggu sintesis DNA, antineoplasma dan merangsang aktivitas sistem imun. Digunakan terutama untuk pengobatan kondiloma akuminata bentuk flat dan hiperpigmentasi pada daerah uretra dan vulvovagina.7 Kontraindikasi pada wanita hamil. Tindakan bedah pada penatalaksanaan kondiloma akuminta terdiri dari elektrokauterisasi, bedah beku, bedah laser dan bedah skalpel.7,8

Elektrokauterisasi efektif pada lesi eksofitik yang besar dan merupakan tindakan yang lebih efektif daripada podofilin, bedah beku dan TCA dalam penatalaksanaan kondiloma akuminata. Lesi yang dapat dihilangkan mencapai 95%.2 Elektrokauterisasi menggunakan anestesi lokal.5,7 Mekanisme kerjanya

adalah menimbulkan kerusakan jaringan, dapat digunakan untuk pengobatan kondiloma akuminata yang resisten terhdap pengobatan topikal. Efek samping cara ini adalah menimbulkan rasa terbakar pada daerah lesi dan pada jaringan disekitarnya serta dapat menimbulkan parut.2,5,7 Tidak boleh digunakan untuk kondiloma akuminata pada daerah vagina dna uretra.2,7 Bedah beku dilakukan dengan menggunakan nitrogen cair atau cryoprobe. dan tidak memerlukan anestesi lokal. Nitrogen cair yang membeku pada daerah lesi dapat menyebabkan terbentuknya Kristal es sehingga kondiloma akuminata akan terlepas.7 Indikasi terutama ditujukan pada lesi kecil yang disertai keratinisasi, lesi di meatus dan aman digunakan pada wanita hamil dan merupakan

pilihan vagina.7,8

pertama

pengobatan

kondiloma

akuminata

pada

daerah

anal.

Kontraindikasi bedah beku adalah kondiloma akuminata yang terdapat di

Bedah laser menggunakan laser karbon dioksida (CO2)

menghasilkan

sinar yang mengeluarkan energi. Bedah laser efektif untuk kondiloma akuminata dibandingkan cara pembedahan sederhana. Cocok untuk lesi kondiloma akuminata yang luas, rekurens dan kondiloma akuminata pada daerah yang sulit, missal meatus uretra, intranal. Penggunaan laser pada wanita hamil memberikan hasil yang baik. Cara ini menggunakan anestesi lokal. Luka lebih cepat sembuh dan lebih sedikit menimbulkan jaringan parut bila dibandingkan dengan elektrokauterisasi.2,7 Bedah skalpel/eksisi khusus digunakan pada kondiloma akuminata yang bertangkai dan dilakukan dengan pembiusan lokal di bawah lesi. Perdarahan yang terjadi dapat diatasi dengan elektrokauterisasi. Hasil penyembuhan baik.7 Walaupun kondiloma akuminata sering mengalami residif, prognosisnya baik. Kondiloma akuminata dapat memberikan prognosis baik dengan perawatan yang teliti serta memperhatikan kebersihan serta jaringan parut yang timbul sangat sedikit.1,7 Tingkat kekambuhan lebih dari 50% sesudah 1 tahun dan dapat terjadi karena infeksi ulang dari kontak seksual, masa inkubasi HPV yang panjang, lokasi virus pada lapisan kulit superfisial yang jauh dari kelenjar limfe, menetapnya virus pada kulit di kelenjar lesi, folikel rambut atau tempat yang tidak dapat dijangkau oleh intervensi yang digunakan, lesi yang tidak dijumpai atau lesi yang dalam, lesi subklinis dan pada keadaan dengan imunosupresif. 7,9

Daftar Pustaka

1.

Handoko RP. Penyakit virus: kondiloma akuminata. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penykit kulit dan kelamin. Edisi 5. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universits Indonesia. 2007; 113-15. James WD, Berger TG, Elston D. Pavopavirus: genital warts. In: Andrews disesase of skin: clinical dermatology. 10th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier. 2006; 403-11. Hunter J, Savin J, Dahl M. Viral infections: anogenital warts. In: clinical dermatology. 3rd ed. Massachusetts :Blackwell publishing. 2003: 201-4 Murtiastutik, D. Kondiloma akuminata. Dalam: Buku ajar infeksi menular seksual. Surabaya: Airlangga university press. 2008; 165-9. Zubier F. Kondiloma akuminata. Dalam: Daili SF, Indriatmi W, Zubier F. Infeksi menular seksual. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009; 140-5. Gawkrodger DJ. Viral infections: warts and other viral infection. Dermatology an illustrated colour text. 3rd ed. London: Elsevier science. 2003; 48-9. Murtiastutik, D. Penatalaksanaan kondiloma akuminata. Dalam: Buku ajar infeksi menular seksual. Surabaya: Airlangga university press. 2008; 1708. Bxton PK. Viral infection: genital warts. In: ABC of dermatology. 4th ed. London: BMJ publishing group. 2003; 94-5. Ghadishah D. Condyloma acuminata. [Cited 2011, Aug 1, update Apr 15, 2011]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/781735overview#showall

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

You might also like