Professional Documents
Culture Documents
By : Istiqomatunnisa 1110102000025
Pengertian Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-Ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu : 1. Organisme multiselluler 2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel ) 3. Umumnya tidak memiliki klorofil 4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron. 5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam 6. Hidup bebas atau parasit 7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan 8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu: 1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan 2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur Dasar Bakteri 1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis). 2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. 3. Sitoplasma adalah cairan sel. 4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA. 5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan
3. Fase stasioner ditandai dengan penurunan kecepatan pertumbuhan (pembelahan bakteri berkurang), terjadi karena penumpukan limbah metabolisme, racun, kekurangan nutrien, dan perubahan kondisi pada lingkungan. Pertumbuhan sel yang hidup masih lebih banyak daripada jumlah sel yang mati. 4. Fase kematian ditandai dengan jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup karena nutrien semakin menurun (bahkan habis), energi cadangan di dalam sel juga habis dan terkumpulnya produk limbah.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri : Nutrien, dibutuhkan sebagai sumber energi dan untuk menyusun komponen sel. Nutrien yang dibutuhkan antara lain karbon, nitrogen, mineral dan vitamin. Air, merupakan komponen terbesar penyusun sel (70-80%), dibutuhkan dalam reaksi metabolisme. pH, bakteri dapat tumbuh dengan baik umumnya pada kisaran pH 3-6. pH optimum dimana terjadi pertumbuhan maksimum sekitar 6,5-7,5 (pH netral). Temperatur. berpengaruh pada proses metabolisme (mempengaruhi aktivitas enzim, bila suhu terlalu tinggi bahkan bisa merusak enzim) dan proses pembelahan sel. Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat terjadi pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi tiga yaitu : - Psikrofilik, rentang suhu -5 sampai 30oC, optimum pada 10-20oC - Mesofilik, rentang suhu 10-45oC, optimum pada 20-40oC - Termofilik, rentang suhu 25-80oC, optimum pada 50-60oC Oksigen, kebutuhan oksigen digunakan dalam memenuhi kebutuhan energi. Secara umum dibedakan menjadi bakteri aerob dan anerob.
Patogenisitas Bakteri
Pendahuluan
II. Kelangsungan Hidup dalam Lingkungan III. Kolonisasi Tubuh Manusia IV. Implantasi Traumatik pada Pejamu Manusia V. Penghindaran dari Sistem Pertahanan Dini Pejamu VI. Pembentukan Toksin VII. Pertumbuhan Intrasel
Genetika Bakteri
I. Molekul DNA pada Sel Bakteri Rekombinasi Homolog (Stabilisasi Gen Baru) Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif, pewarnaan diferensial, pewarnaan struktural. 1. Pewarnaan negatif - Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang - Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta Cara pewarnaan negatif - Sediaan hapus teteskan emersi lihat dimikroskop Metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
2. Pewarnaan sedehana
- Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) - Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel Pewarnaan sederhana merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
3. Pewarnaan Tahan Asam Pewarnaan ini dilakukan pada bakteri tahan asam dalam proses warna akibat Alkohol-asam, dan penggunaan pembalik warna pada tahap akhir dari proses sehingga menghasilkan warna merah. 4. Pewarnaan structural/khusus Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri kapsul, spora, flagel i) Pewarnaan kapsul Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap. ii) Pewarnaan spora Dinding spora relative tidak permeable, namun zat warna bias menembusnya dengan cara memanaskan preparat. iii) Pewarnaan flagel Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel. iv) Pewarnaan nucleoid Pewarnaan nucleoid menggunakan pewarna fuelgen yang khusus untuk DNA.
5. Pewarnaan diferensial - menggunakan lebih dari satu macam zat warna - Tujuan untuk membedakan antar bakteri - Contoh: Pewarnaan Gram, Pewarnaan Bakteri Tahan Asam Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu : - Zat warna utama (violet kristal) - Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama. - Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama. - Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram sehingga berwarna merah. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu : 1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu. 2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ. 3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam. 4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Kokus Gram-Positif
I. Pendahuluan Bakteri kokus gram positif dapat di klasifikasikan menjadi 6 kategori : a. Monokokus : berupa sel bakteri kokus tunggal b. Diplokokus : dua sel bakteri kokus berdempetan c. Tetrakokus : empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. d. Sarkina : delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus e. Streptokokus : lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. f. Stapilokokus : lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
II. Staphylococcus Dibagi menjadi 2 : - Koagulasi positif Staphylococcus aureus - Koagulasi negatif Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus saprophyticus III. Streptococcus - S. pyogenes (GAS) penyebab infeksi tonsilitas, cellulitis - S. agalactiae (GBS) penyebab infeksi meningitis, pneumonia - S. pneumoniae penyebab infeksi septisemia, pneumonia, meningitis - Viridans streptococci penyebab infeksi endocarditis
II. Bacillus - B. Anthracis (penyebab penyakit antraks) - B. cereus III. Clostridium - Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus) - Cl. botulinum - Cl. perfringens - Cl. difficile IV. Listeria - L. monocytogenes (penyebab penyakit listeriosis, meningitis) V. Corynebacterium - C. diphteriae (penyebab penyakit dipteri) VI. Actinomyces - A. israelli (penyebab penyakit actinomycosis)
VII. Nocardia - N. asteroides VIII. Mycobacterium - Mycobacterium tuberculosum (penyebab penyakit TBC)
II. Bakteri yang Kurang Terwarnai oleh Gram atau Kurang Tampak
Kokus Gram-Negatif
I. Neisseria - Neisseria menigitidis (penyebab infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang) - Neisseria gonorhoeae (penyebab infeksi gonorheae/kencing nanah) II. Moraxella - Moraxella catarrhalis (penyebab penyakit saluran pernafasan pada bayi, anak, maupun orang yang imunnya terganggu)
II.
III. IV.
V.