You are on page 1of 8

MAKALAH AGAMA TENTANG PENGANDALIAN SABAR

Disusun Oleh : Sukma Dian P (27/XI IPA 1)

SMA N 1 WONOSARI TAHUN 2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia -Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Makalah Sabar. Kami sadar bahwa tanpa bantuan atau uluran tangan dari berbagai pihak, tulisan karya ilmiah ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bpk. Drs. Tamsir, M.Pd selaku Kepala SMA N 1 Wonosari yang telah memberikan sarana dan prasarana. 2. Bapak Sarino, S.Pd.I selaku Guru Agama Islam SMA N 1 Wonosari yang telah memberikan kami tugas. 3. Orang tua dan sanak saudara yang selalu mendukung kami. Penulis menyadari bahwa karya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Semoga Allah SWT member ridha-Nya kepada kita.

Wonosari, 20 Agustus 2011

Penulis

SABAR

A. Pengertian Sabar

Sabar merupakan bentuk pengendalian diri`atau kemampuan menghadapi rintangan, kesulitan menerima musibah dengan ikhlas dan dapat menahan marah, titik berat nurani ( hati ). Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh. (Al Fawaid, hal. 95)

B. Macam Sabar -Macam


Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, Sabar itu terbagi menjadi tiga macam: 1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah 2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah 3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

C. Perintah Sabar
1.

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung

Dari ayat diatas Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala, dan allah menjanjikan keberuntungan bagi orang yang bersabar dan bertaqwa.

2.

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

Surah ini menunjukkan betapa penting dan strategisnya peranan shalat bagi seorang Muslim, sampai detail gerakan dan bacaannya dicontohkan langsung oleh beliau.Sejatinya, shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah pikir, olah gerak, dan olah rasa (sensibilitas). Ketiganya terpadu secara cantik dan selaras. Kontemplasi dan riyadhah yang terintegrasi sempurna, saling melengkapi dari dimensi perilaku/lisan (al bayan), respons motorik, rasionalitas (menempatkan diri secara proporsional), dan kepekaan terhadap jati dirikepekaan dan kehalusan untuk merasakan cinta dan kasih sayang Allah SWT.

Alquran kerap menggandengkan ritual shalat dengan sikap sabar. Salah satunya dalam QS Al Baqarah [2] ayat 153, Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

3.

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabb-nya (QS Ar Rad [13]:22). Secara psikologis kita bisa memaknai sabar sebagai sebuah kemampuan untuk menerima, mengolah, dan menyikapi kenyataan. Dengan kata lain, sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai ridha Allah.

4.

Hai jiwa yang tenang (nafs yang muthmainah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang bening dalam ridha-Nya(QS Al Fajr [89]: 27-28). Salah satu ciri orang sabar adalah mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan. Sabar bukanlah sebuah bentuk keputusasaan, melainkan optimisme yang terukur. Ketika menghadapi situasi di mana kita harus marah misalnya, maka marahlah secara bijak serta diniatkan untuk mendapatkan kebaikan bersama. Karena itu, mekanisme sabar dapat melembutkan hati, menghantarkan sebuah kemenangan yang manis atas dorongan syaithaniyah untuk menuruti ketidakseimbangan pemuasan hawa nafsu. Orang-orang yang memiliki jiwa muthmainnah akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai shalat dalam kesehariannya. Sebuah nilai yang didominasi kesabaran paripurna. Praktiknya tercermin dari sikap penuh syukur, pemaaf, lemah lembut, penyayang, tawakal, merasa cukup dengan yang ada, pandai menjaga kesucian diri, serta konsisten.

D. Bentuk Perilaku Sabar


Secara etimologi, sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan menahan (al habs). Dari sini sabar dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai ridha Allah. Sabar termasuk kata yang banyak disebutkan Al-quran. Jumlahnya lebih dari seratus kali. Tidak mengherankan, karena sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak. Muhammad Al Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta keutamaan, maka kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya.

Iffah [menjaga kesucian diri] misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan syahwat.

Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah Allah karuniakan. Qanaah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan diri dari angan-angan dan keserakahan.

Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan amarah.

Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam.

Demikian pula akhlak-akhlak mulia lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktorfaktor pengukuh agama semuanya bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja yang berbeda.

E. Manfaat Sabar
Seperti yang tertulis dalam QS Ali Imron 185, gambaran sukses akherat menurut ayat tersebut ada 4 yaitu,

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan Daria ayat diatas dapat diambil 4 poin yaitu : Pertemuan dengan Tuhannya Mendapat ampunan akan kesalahannya Terbebaskan dari api nerakan Tinggal di surga dengan berbagai keindahannya

Selain itu manfaat lain dari sabar adalah, Jiwanya tenang Membuka gerbang kebaikan Mendapatkan setengah iman

F. Penyebab Sulitnya Pengendalian Diri ( Sabar )


Hawa nafsu yang berlebihan Menyukai sesuatu secara berlebihan Tidak berfikir positif

G. Penutup
Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya. Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hambahamba-Nya yang berusaha di jalan-NYA

DAFTAR PUSTAKA

1. Modul Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMA N 1 Wonosari 2009. 2. http://ais.blogsome.com/2007/02/28/sabar-dan-shalat-sebuah-harmoni/trackback/ 3. www.muslim.or.id 4. www.google.com/makna sabar.

You might also like