You are on page 1of 21

A.

PENGERTIAN METABOLISME
Istilah metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu Metabole yang artinya perubahan atau transformasi. Hal ini berkaitan dengan berbagai proses dalam tubuh yang mengubah makanan dan zat lain menjadi energi dan produk sampingan metabolik lain yang digunakan oleh tubuh. Perubahan dari suatu zat dengan sifat khusus menjadi zat lain yang mempunyai sifat baru yang disertai dengan pelepasan atau penyerapan energi. Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana, seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Di dalam proses ini makhluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme juga bisa diartikan sebagai keseluruhan proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh organisme yang diawali dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir. Metabolisme bertujuan untuk menghasilkan energi, yang berguna bagi aktivitas kehidupan baik tingkat seluler (pembelahan sel, transpor molekul ke luar dan ke dalam sel) maupun tingkat individu (membaca, menulis, berjalan, berlari, dsb). Metabolisme mempunyai empat fungsi spesifik, yaitu: 1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi dari lingkungan atau dari energi solar. 2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekursor unit pembangun bagi makromolekul sel. 3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. 4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungis khusus sel. Metabolisme membantu dalam fungsi pencernaan serta penyerapan nutrisi. Hal ini paling terpengaruh oleh nutrisi, hidrasi, dan aktivitas fisik. Masing-masing item ini merupakan aspek penting kesehatan metabolisme yang optimal. Ketika salah satu kurang, maka berkurang pula tingkat metabolisme. Akibatnya, kesehatan pun akan berpengaruh.

Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metaboilsme. Metabolisme total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh dinamakan metabolomika. Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi yang sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida; proses pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran; proses biosintesis protein yang panjang dan rumit; atau pun proses penguraian bahan makanan dalam sistem pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut melalui dinding usus, serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya. Hal lain yang penting dari metabolisme adalah peranannya dalam proses detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun manjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan proses sintesis molekul kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil; anabolisme adalah proses yang membutuhkan energi, sedangkan katabolisme adalah proses yang melepaskan energi; anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme adalah reaksi oksidasi; seringkali hasil akhir anabolisme merupakan senyawa pemula untuk katabolisme. Fungsi katabolisme adalah menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain dan menyediakan energi kimia.

B. ENZIM
2

Enzim berasal dari kata in+zyme (sesuatu dalam ragi). Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Enzim bisa juga dikatakan sebagai suatu protein yang berupa molekul besar, bertindak sebagai biokatalisator yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia tapi tidak berubah dalam reaksi kimia tersebut.

1. Nomenklatur Enzim
Biasanya enzim mempunyai bagian akhiran ase. Di depan ase digunakan nama substrat di mana enzim itu bekerja atau nama reaksi yang dikatalis. Misal: selulase, dehidrogenase,urease, dan lain-lain. Tetapi pedoman pemberian nama tersebut tidak selalu digunakan. Hal ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum pedoman pemberian nama diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan , misalnya pepsin, tripsin, dan lain-lain.

2. Struktur Enzim
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein dan memang ada enzim yang ternyata hanya tersusun dari protein saja, misalnya pepsin dan tripsin. Tetapi ada juga enzim-enzim yang selain protein juga memerlukan komponen selain protein. Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Enzim tersusun dari komponen protein (apoenzim) dan komponen nonprotein (gugus prostetik). Apoenzim biasanya bersifat termolabil / tidaktahan lama. Gugus prostetikdapat berupa ion-ion anorganik /kofaktor, gugusprotein, dan koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor dinamakan holoenzim. Enzim yang memerlukan ion logam sebagai kofaktornya dinamakan metaloenzim. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif.

3. Sifat-sifat Enzim
a. Enzim merupakan senyawa protein. b. Bekerja pada substrat tertentu saja (spesifik), contohnya: enzim ptialin; merubah amilum menjadi maltosa). c. Bersifat katalis (mempercepat reaksi kimia) d. Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit (apabila terlalu banyak dapat merusak).
3

e. Dapat berkerja secara bolak-balik (reversible) f. Dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu (suhu, pH, aktivator, inhibitor / penghambat, konsentrasi substrat). g. Enzim tidak berubah pada akhir reaksi (tidak terurai)

4. Cara Kerja Enzim


Enzim mengkatalis reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi. Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Ada 2 macam kerja enzim:

a. Teori gembok dan anak kunci (lock and key theory)


Gembok memiliki susunan mekanika khusu yang tersembunyi di dalam badan gembok. Untuk dapat bergerak membuka dan mengunci, formasi mekanika tersebut harus digerakkan dengan anak gembok yang bentuknya spesifik, sesuai dengan gemboknya. Satu anak gembok hanya bisa digunakan untuk menggerakkan satu jenis gembok.

Gambar yang menggambarkan teori gembok dan anak kunci

b. Teori kecocokan yang terinduksi (induced fit theory)


Teori ini memandang bahwa sisi aktif enzim berbentuk flexibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat substrat memasukinya. Saat proses modifikasi
4

selesai, substrat membentuk kompleks untuk memulai reaksi kimia yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang diinginkan, enzim tersebut melepaskan diri dan kembali ke bentuk semula.

Gambar yang menggambarkan teori kecocokan induksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dan cara kerja enzim, yaitu:

1) Pengaruh suhu
Suhu menjadi faktor utama yang mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap aktivitas dan cara kerja enzim. Penelitian ilmiah menemukan kenaikan reaksi enzim menjadi dua kali lipat tiap kenaikan suhu 100C dalam batas suhu wajar. Kenaikan suhu tersebut menstimulasi peningkatan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim sehingga energi substrat mengalami penurunan saat bertubrukan dengan enzim. Penurunan energi substrat memudahkan molekul terikat pada enzim. Pada suhu yang meningkat ekstrem, aktivitas dan cara kerja enzim menjadi terpengaruh. Pada suhu ini enzim bergetar sehingga menyebabkan terputusnya hidrogen dan enzim mengalami denaturasi, yaitu rusaknya bentuk tiga dimensi
5

enzim dan menyebabkan substrat melepaskannya. Akibatnya aktivitas dan cara kerja enzim menurun. Pada manusia, suhu optimum enzim berkisar pada 370C, sedangkan tumbuhan memiliki suhu optimum yang lebih rendah, yaitu 250C.

2) Pengaruh derajat keasaman


Kadar asam basa juga sangat memengaruhi cara kerja enzim, sebab sebagian besar enzim sangat peka terhadap perubahan pH. Pada kisaran pH 7 enzim intrasel bekerja sangat efektif. Jika pH dinaikkan atau diturunkan, aktivitas enzim akan berkurang cepat. Akan tetapi, ada beberapa enzim yang justru bekerja optimal dalam kandungan pH sangat asam, yaitu peptin dan amilase. Cara kerja enzim ini akan sangat baik jika kondisi asam dalam tubuh seseorang berada pada level yang semakin tinggi.

3) Pengaruh inhibitor
Di samping suhu dan derajat keasaman, ternyata masih ada faktor lain yang mampu memengaruhi aktivitas dan kerja enzim. Faktor tersebut adalah inhibitor. Inhibitor adalah zat yang menghambat kerja enzim. Zat tersebut bersifat menghalangi cara kerja enzim untuk sementara waktu atau secara tetap. Ada 2 jenis inhibitor, yaitu: a) Inhibitor kompetitif, seperti sianida. Inhibitor jenis ini bersaing dengan substrat untuk mencapai sisi aktif enzim. Sianida bersaing dengan oksigen untuk mencapai hemoglobin. Sifat hambatannya sementara dan bisa ditanggulangi dengan menaikkan konsentrasi substrat. b) Inhibitor nonkompetitif yang menghalangi fungsi enzim dengan cara melekatkan diri pada bagian luar sisi aktif enzim. Dalam kasus semacam ini, enzim tidak bereaksi dengan substrat. Hambatannya bersifat tetap, tidak terpengaruh konsentrasi substrat.

C. ANABOLISME
Anabolisme adalah suatu perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya energi cahaya untuk fotosintesis dan energi kimia untuk kemosintesis.

1. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Contoh: fotosintesis (asimilasi C). energi cahaya 6CO2 + 6 H2O klorofil C6H12O6 + 6O2 glukosa

Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur. Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produsi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan oleh tumbuhan.

Fotosintesis hanya bergantung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung koroplas yang mengandung klorofil atau pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain:

a. Gen
Bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil

b. Cahaya
Beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya.

c. Unsur N, Mg, Fe
Merupakan unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil

d. Air
Bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.

CO2 + 2 NADPH2 + O2 > 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2

Ringkasnya: Reaksi terang : 2 H20 > 2 NADPH2 + O2

Reaksi gelap : atau 2 atau H2O

CO2 + 2 NADPH2 + O2>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2 >

CO2

CH2O

O2

12 H2O + 6 CO2 > C6H12O6 + 6 O2

2. Kemosintesis
8

Kemosintesis adalah proses asimilasi C yang energinya berasal dari reaksi-reaksi kimia. Contoh: enzim C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6 H2O + 686 Kkal

D. KATABOLISME
Katabolisme disebut juga respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi bahan anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Energi yang lepas tersebut digunakan untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber energi untuk seluruh aktivitas kehidupan. Pada prinsipnya katabolisme merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena itu dalam reaksi tersebut diperlukan akseptor elektron untuk menerima elektron dari reaksi oksidasi bahan organik. Akseptor elektron tersebut diantaranya adalah:

NAD (nikotinamida adenin dinukleotida) FAD (flavin adenin dinukleotida) Ubikuinon Sitokrom Oksigen

1. RESPIRASI AEROB Ada empat langkah dalam proses respirasi, yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, daur Krebs, dan rantai transpor elektron. a. Glikolisis Glikolisis berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul glukosa yang memiliki 6 atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Reaksi yang berlangsung di sitosol ini menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP. b. Dekarboksilasi Oksidatif

Dekarboksilasi oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, sebenarnya merupakan langkah awal untuk memulai langkah ketiga, yaitu daur Krebs. Pada langkah ini 2 molekul asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi Asetil-KoA (asetil koenzim A) dan menghasilkan 2 NADH.

c. Daur Krebs Daur Krebs yang berlangsung di matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat atau daur asam trikarboksilat dan berlangsung pada matriks mitokondria. AsetilKoA yang terbentuk pada dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus dihasilkan 6 NADH, 2 FADH, dan 2 ATP. (lihat skema di bawah)

d. Rantai Transpor Elektron Rantai transpor elektron berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini adalah: setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar akseptor dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP.

10

Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi yang digunakan untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi FAD, energi yang lepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol glukosa yang mengalami proses respirasi dihasilkan total 38 ATP.

Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah pada proses respirasi. Proses Glikolisis Dekarboksilasi Daur Rantai transpor elektron Total ATP 2 oksidatif Krebs 2 34 38 NADH 2 2 6 10 FADH 2 2

11

2. RESPIRASI ANAEROB Oksigen diperlukan dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan membentuk H2O. Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada kontraksi otot yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan berlangsungnya respirasi anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat pada otot, dan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh jamur Sacharromyces (ragi).
a. Fermentasi asam laktat

Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai transpor elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya asam piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol glukosa yang direspirasi. CH3.CO.COOH + NADH > CH3.CHOH.COOH + NAD + E (asam piruvat) b. Fermentasi alkohol (asam laktat)

12

Pada fermentasi alkohol asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian menerima H dari NADH sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP. CH3.CO.COOH > CH3.CHO + NADH > C2H50H + NAD + E (asam piruvat) c. Fermentasi (asetaldehid) Asam (etanol) Cuka

Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.

Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi Reaksi: aerob C6H12O6 > 2 C2H5OH > 2 CH3COOH + H2O + 116 kal alkohol secara anaerob.

(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka

E. JENIS-JENIS METABOLISME
1. Metabolisme Karbohidrat
13

a. Glikolisis
Baik dalam keadaan anaerob maupun aerob, glukosa diubah menjadi asam dikonversi menjadi asam laktat atau alkohol, sedangkan dalam keadaan aerob piruvat dikonversi menjadi asetil KoA yang kemudian masuk dalam jalur asam trikarboksilat. Tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut. 1) Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosfolirasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel

parenkim hati dan sel Pulau Langerhans pankreas. Proses ini membutuhkan ATP sebagai donor fosfat dan bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Satu fosfat berenergi tinggi digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP. (-1P) Mg2+ Glukosa + ATP 2) 6-fosfat diubah glukosa 6-fosfat + ADP menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim

fosfoheksosa isomerase. Enzim ini hanya bekerja pada anomer -glukosa 6fosfat. -D-glukosa 6-fosfat -D-fruktosa 6-fosfat

3) Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. ATP menjadi donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP.(-1P) -D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat

4) Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi gliserahdehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase). D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5) Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa isomerase. D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat

14

6) Gliseraldehid 3-fosfat dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat dengan bantuan enzim gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase. Dihidroksi aseton fosfat bisa diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat maka juga dioksidasi menjadi 1,3bifosfogliserat. D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+

Atom-atom hidrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD+ yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. (+3P). Catatan: Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, dengan demikian terbentuk 2 molekul gula yang masingmasing beratom C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 2 x 3P = 6P. (+6P) 7) Pada 1,3 bifosfogliserat, fosfat posisi 1 bereaksi dengan ADP menjadi ATP dibantu enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3fosfogliserat. 1,3-bifosfogliserat + ADP Catatan: Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2 x 1P = 2P. (+2P) 8) 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliserat mutase. 3-fosfogliserat 2-fosfogliserat 3-fosfogliserat + ATP

9) 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase. Enolase dihambat oleh fluoride. Enzim ini bergantung pada Mg2+ atau Mn2+. 2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H2O

15

10) Fosfat pada PEP bereaksi dengan ADP menjadi ATP dengan bantuan enzim piruvat kinase. Enol piruvat yang terbentuk dikonversi spontan menjadi keto piruvat. Fosfoenol piruvat + ADP Catatan: Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P) 11) Jika tak tersedia oksigen (anaerob), tak terjadi reoksidasi NADH melalui pemindahan unsur ekuivalen pereduksi. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat dengan bantuan enzim laktat dehidrogenase. Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+ piruvat + ATP

Dalam keadaan aerob, piruvat masuk mitokondria, lalu dikonversi menjadi asetil-KoA, selanjutnya dioksidasi dalam siklus asam sitrat menjadi CO2. Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut: - hasil tingkat substrat - hasil oksidasi respirasi - jumlah - dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P :+ 4P :+ 6P :+10P : - 2P + 8P Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut: - hasil tingkat substrat - hasil oksidasi respirasi - jumlah - dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P :+ 4P :+ 0P :+ 4P : - 2P + 2P

16

b. Oksidasi Piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi AsetilKoA, yang terjadi di dalam mitokondria sel. Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Krebs. Jalur ini juga merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat. Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
17

1) Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi hidroksietil TDP terikat oleh komponen kompleks enzim piruvat

dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2. 2) Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP lepas. 3) Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi. 4) Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein yang mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein tereduksi dioksidasi oleh NAD+, sehingga memindahkan ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi. Piruvat + NAD+ + KoA Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

c. Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat juga sering disebut sebagai siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi katabolisme asetil KoA yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk hidrogen atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi (proses fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.

2. Metabolisme Lemak
Ada 3 fase dalam metabolisme lemak, yaitu:

a. Oksidasi
Berlangsung di mitokondria dan menghasilkan ATP. Sebelum dioksidasi di sitosol, asam lemak diaktifkan dulu menjadi asil-KoA:
18

asam lemak + KoA + ATP

asil-KoA + AMP + Ppi

Kemudian asil-KoA ditranspor masuk ke matriks mitokondria dalam bentuk berikatan dengan karnitin (asil-karnitin). Lalu di dalam matriks karnitin dilepaskan dan terbentuk asil-KoA lagi. Pada oksidasi, tiap kali 2 atom C dibebaskan dalam bentuk asetil-KoA, dimulai dari ujung karboksil sampai dihasilkan NADH & FADH2. Oksidasi terjadi pada atom C- (atom C ke-3 dari ujung karboksil) yang disebut oksidasi-.

b. Siklus Krebs
Terjadi proses perubahan asetil-KoA H + CO2. Proses ini terjadi di dalam mitokondria. Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat. Proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil-KoA di sitoplasma habis. Oksaloasetat berasal dari asam piruvat. Jika asupan nutrisi kekurangan karbohidrat maka menyebabkan kurangnya asam piruvat yang kemudian mnyebabkan kurangnya oksaloasetat.

c. Fosforilasi Oksidatif
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi. Energi tersebut ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP. Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi. Fosforilasi oksidatif proses merubah ADP ATP (dengan menngunakan energi hasil reaksi H2 + O2 H2O + E)

19

3. Metabolisme Protein
Ada zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon). Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide. Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril protein fibrosa. Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktinmiosin. Pada umumnya, degradasi asam amino dimulai dengan pelepasan gugus amino, kemudian menghasilkan kerangka C yang diubah menjadi senyawa antara metabolisme utama tubuh. Metabolisme asam amino pada umumnya terjadi di hati. Apabila terjadi kelebihan asam amino di luar liver maka akan di bawa ke hati kemudian diekskresikan.

20

DAFTAR PUSTAKA

Wirahadikusumah, Muhamad. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. Bandung: Penerbit ITB. Thenawijaya, Maggy. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://www.slideshare.net/fizh/bab-2-metabolisme-ismail-presentation http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2105953-pengertian-metabolisme/ http://mr-fabio2.blogspot.com/2008/09/pengertian-metabolisme-berasal-dari.html http://sukabio.wordpress.com/2009/08/04/pengertian-metabolisme/ http://www.definisionline.com/2010/10/pengertian-metabolisme.html http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-metabolisme.html http://www.anneahira.com/cara-kerja-enzim.htm

http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0114Bio 3-1c.htm
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/300c24672b393310bcf967d89bd7c381dbc248b3.pdf http://www.scribd.com/doc/24753579/METABOLISME-KARBOHIDRAT http://mhanafi123.files.wordpress.com/2010/01/metabolisme-karbohidrat-d3.pdf http://www.peutuah.com/metabolisme-fruktosa/ http://www.docstoc.com/docs/56922088/Metabolisme-Lemak http://www.scribd.com/doc/50594641/B-metabolisme http://www.peutuah.com/metabolisme-fruktosa/ http://portaldidik.info/2011/08/13/sistem-metabolisme-sel/

21

You might also like