Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAKSI
Jarot S. Suroso
2
1. Latar Belakang
Isu-isu yang relevan perlu dikaji secara cermat untuk kepentingan penelitian,
penetapan kebijakan dan pendampingan, agar pelaksanaan otonomi daerah
tidak lagi mengabaikan rasa keadilan rakyat di tingkat daerah. Selanjutnya,
diharapkan dapat diwujudkan pemerintahan daerah yang demokratis,
bernafaskan kerakyatan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
setempat dalam mencapai ‘masyarakat warga’/‘masyarakat madani’ yang
selanjutnya tidak akan mengganggu proses integrasi bangsa.
Jarot S. Suroso
3
2. Permasalahan
Ada dua permasalahan yang perlu kita sikapi sehubungan dengan otonomi
daerah dan integrasi bangsa Indonesia yaitu: (1) Apakah memang kita
memerlukan kebijakan otonomi daerah?; (2) Apa hubungan antara otonomi
daerah dan kelangsungan integrasi bangsa?
Jarot S. Suroso
4
Lalu letak “rebut-rebutan” itu di mana? Ya, tentu saja pada interes “orang
pusat” terhadap propinsi. Meski tidak berdasar, mengingat hingga kini propinsi
masih dapat dipandang memiliki kapasitas dari sisi manajemen
pembangunan, hal ini tentu saja masuk akal. Apalagi untuk mengatur,
mengekslorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam, dimana “orang pusat”
biasanya memiliki kepentingan. Secara sinis, sejumlah kalangan
beranggapan, dengan otonomi ini, sama halnya dengan memindahkan KKN
ke daerah. Apalagi nanti tumpuannya di kabupaten/kota, dimana tentu “biaya
siluman” untuk segala urusan tentu jauh lebih murah.
Karena itu, problemnya, sebagai derivasi dari persoalan krusial di atas adalah
sejauh mana keleluasaan otonomi dapat diberikan kepada pemerintah
daerah, agar daerah mampu berfungsi otonom, mandiri, berdasarkan asas
demokrasi dan kedaulatan rakyat tanpa mengganggu stabilitas dan integrasi
bangsa. Idealnya kemandirian daerah otonom yang kuat justru diharapkan
menjadi penyangga bagi tetap terjaganya eksistensi negara.
5. Penutup
Secara formal, kewenangan daerah tertulis dalam Pasal 7 UU 22/1999.
Ditegaskan pula bahwa pengaturan lebih lanjut mengenai berbagai ketentuan
kewenangan ini akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Kalau kita
Jarot S. Suroso
7
DAFTAR REFERENSI
1. H.A.R. Tilaar, 1998, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional,
Penerbit Tera Indonesia
2. H.A.R. Tilaar, 2004, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Penerbit
Rineka Cipta
Jarot S. Suroso