You are on page 1of 30

ABSTRAKSI Kemajuan teknologi dlam pengontrolan kecepatan motor dc unutk keperluan industri maupun robotika telah berkembang pesat

saat ini banyak berbagai metode pengontrolan yang bertujuan untuk mendapatakan hasil yang maksimal seperti halnya adalah respon time motor dalam mencapai kestabilan. Contoh metode pengontrolan yang ada dan berkembang saat ini seperti : metode PID, FUZZY LOGIC dll, tujuan di buat alat ini adalah berfungsi untuk melihat hasil dari metodemetode pengontrolan yang telah di terapkan di motor dc tersebut, dikarenakan karena mata kita tidak dapat melihat lalu membedakan apakah metode yang telah diterapkan pada sistem telah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Fungsi alat ini dapat merekam data yang di dapat lagsung dari motor dc dan

menvisualisasikan dengan grafik sehingga kita dapat mudah untuk menganalisa bila terdapat kesalahan pada metode yang telah di terapkan pada sistem pengontrolan.

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Kebutuhan peralatan digital saat ini sangat diperlukan oleh manusia untuk

mempermudah pekerjaan supaya dapat di kerjaan dengan cepat dan akurat.maka dari itulah kebutuhan peralatan digital mulai mengalami peningkatan pesat di zaman sekarang karena tuntutan kerja yang semakin komplek yaitu cepat tepat dan akurasi yang tinggi yang tidak mungkin dilkukan menggunakan peralatan yang masih analog . Dan perlatan digital sekarang sudah menjadi kebutuhan umum seperti kita lihat seperti sekarang hampir peralatan-peralatan yang ada ,yang dahulu masih analog sekarang sudah menjadi digital yang lebih efesien dan terkadang juga flexibel. Dari sudut pandang itulah saya berfikir untuk membuat sebuat alat tachometer digital yang berfungsi untuk mengetahui kecepatan motor dan dapat juga menganalisanya sekaligus yang akan di olah oleh software ynag akan saya buat kita rivew kebalakang alat tachometer yang analog yang penunjuknya masih pake cara-cara konvensional seperti jarum jam yang keakurasianya selalu menurun bila perangkat-perangkat sudah mulai kendor atau aus. Di samping itu juga era digital juga tuntutan untuk menjadi kan kita sebuah negara yang maju dalam bidang digital yang serba efesien dan flexibel. Semua itu harus kita kejar unutk mencapai agar supaya kita tidak tertinggal oleh negara-negara lain yang sama seperti kita yang masih berstatus sebagai negara berkembang untuk menjadi sebagai negara maju dan unutk juga menghadapi persaingan global.

1.2

Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang intinya

peralatan digital dapat dikoneksikan pada sebuah personal computer (PC) untuk

menampilkan grafik yang datanya didapatkan dari proses dalam mikrokontroller yang berguna untuk analisa. 1.3 Pembatasan Masalah Perlu diperhatikan beberapa pembatasan masalah dengan tujuan, agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari sistem yang akan dibuat ini adalah : 1. alat yang kami buat ada batasan RPM. 1.4 Tujuan Dibuatnya alat ini bertujuan untuk menganalisa data-data yang bisa kita dapatkan dari sebuah motor DC unutk keperluar riset.dengan laat tachometer digital ini kita bisa dapat mengetahui RPM Motor DC, responsifnya dan ke stabilitasnya yang akan kita bisa lihat dari grafik yang akan saya tampilkan pada komputer. 1.5 Kontribusi Pada pembuatan alat yang dilakukan sebelumnya data yang dihasilkan tidak valid dikarenakan terjadi kesalahan terhadap perhitungan timer interrupt dalam eksperimen kali ini kita lakukan perhitungan timer interrupt sesuai dengan rumus yang sudah ditetapkan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan buku Laporan Proyek Mikrokontroler ini terdiri dari lima bab, dimana dalam tiap bab terdapat beberapa sub-bab. Ringkasan uraian dari tiap bab tersebut adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan buku Tugas Akhir. Bab II Landasan Teori

Pada bab ini menjelaskan tentang beberapa teori tentang komponen yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Diantaranya adalah, Mikrokontroler AVR ATmega32 dan rotary encoder. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang penjelasan penulis dalam merancang dan membuat perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam Bab ini juga menjelaskan tentang cara kerja dari perangkat keras. Bab IV Pengujian Sistem Bab ini berisi tentang pengujian terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari alat tachometer digital oleh penulis. Pengujian tersebut meliputi pengaksesan data rotary yang ditampilkan diLCD lalu diteruskan kekomputer untuk diolah menjadi sebuah grafik pada computer melalui komunikasi serial. Bab V Penutup Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari Tugas Akhir yang telah dikerjakan dan saran-saran yang diberikan oleh penulis.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Mikrokontroler AVR ATmega32

Mikrokontroler adalah sebuah chip pengendali yang aturan pengendalinya adalah program yang kita buat dan kita masukkan ke dalamnya. Sebagai contoh mikrokontroler MCS-51 adalah Mikrokontroler AT89S52. Mikrokontroler ini memiliki karakteristik sebagai berikut (ATMEL Corporation, 2008 : 1) :
Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi, dengan daya rendah. Arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer) dengan throughput mencapai 16

juta instruksi per detik pada frekuensi 16MHz.


Memiliki kapasitas Flash memori 32Kbyte, EEPROM (Electronic Erasable

Programmable Read-Only Memory) 512 Byte dan SRAM (Static Random Access Memory) 1Kbyte.
Saluran I/O (Input/Output) sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port

D.
CPU (Central Processing Unit) yang terdiri atas 32 register.

Unit interupsi internal dan eksternal.


Port USART (Universal Synchronous Asynchronous Receiver Transmitter) untuk

komunikasi serial.

Fitur peripheral

Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan


o

2 buah Timer/Counter 8 bit dengan Prescaller terpisah dan Mode Compare.

1 buah Timer/Counter 16 bit dengan Prescaller terpisah, Mode Compare, dan Mode Capture.

Real Time Counter dengan Oscillator tersendiri 4 channel PWM (Pulse Width Modulation) 8 channel, 10 bit ADC (Analog to Digital Converter)
o o

8 Single-ended Channel 2 Differential Channel dengan Programmable Gain 1X, 10X, atau 200X

Byte-oriented Two-wire Serial Interface Programmable Serial USART Antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface) Wtchdog Timer dengan Oscillator internal On-chip Analog Comparator.

2.1.1

Fungsi-fungsi kaki (pin)


VCC merupakan pin yang difungsikan sebagai masukan catu daya. GND merupakan pin Ground. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, seperti

dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Fungsi Khusus SCK (SPI Bus Serial Clock) MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output) MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input) SS (SPI Slave Select Input) AIN1 (Analog Comparator Negative Input) OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match Output) AIN0 (Analog Comparator Positif Input) PB2 PB1 PB0 XCK (USART External Clock Input/Output)
Tabel 2.1 Fungsi khusus port B

Pin PB7 PB6 PB5 PB4 PB3

INT2 (External Interrupt 2 Input) T1 (Timer/Counter1 External Counter Input) T0 T1 (Timer/Counter0 External counter Input)

Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, seperti

dapat dilihat pada tabel di bawah . Pin PC7 PC6 PC5 PC4 PC3 PC2 PC1 PC0 Fungsi Khusus TOSC2 (Timer Oscillator pin2) TOSC1 (Timer Oscillator Pin1) TDI (JTAG Test Data In) TDO (JTAG Test Data Out) TMS (JTAG Test Mode Select) TCK (JTAG Test Clock) SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line) SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)
Tabel 2.2 Fungsi khusus port C

Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, seperti

dapat dilihat pada tabel di bawah. Pin PD7 PD6 PD5 Fungsi Khusus OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match output) ICP (Timer/Counter1 Input Capture) OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output) 1

PD4 PD3 PD2 PD1 PD0

OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output) INT1 (External Interupt 1 Input) INT0 (External Interupt 0 Input) TXD (USART Output Pin) RXD (USART Input Pin)
Tabel 2.3 Fungsi khusus pin D

RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

Gambar 2.1 Konfigurasi pin ATmega32

2.1.2

General Purpose Register AVR Gambar di bawah menunjukkan struktur 32 general purpose register yang terdapat

dalam CPU, masing-masing register ditentukan juga dalam alamat memori data, dipetakan ke dalam 32 lokasi pertama data user. Walaupun tidak secara fisik diimplementasikan sebagai lokasi SRAM, namun pengaturan ini memberikan fleksibilitas dalam mengakses register pointer X, Y, dan Z dapat diset menuju index dari register file manapun.

Gambar 2.2 General purpose register AVR

2.1.3

Status Register (SREG) Status Register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang

dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler.

Gambar 2.3 Status register AVR

Bit 7

: I (Global Interrupt Enable) Bit untuk mengaktifkan interupsi, jika terjadi interupsi yang dipicu oleh hardware bit I akan di-clear, dan akan di-set kembali menggunakan instruksi RETI.

Bit 6 Bit 5 Bit 4

: T (Bit Copy Storage) : H (Half Carry Flag) : S (Sign Bit) Bit S merupakan hasil operasi EOR (Exclusive OR) antara flag-N (Negative) dan flag-V (Overflow)

Bit 3

: V (Twos Complement Overflow Flag) Bit yang berguna untuk mendukung operasi aritmatika.

Bit 2

: N (Negative Flag) Bila suatu operasi menghasilkan bilangan negative, maka flag-N akan diset.

Bit 1

: Z (Zero Flag) Bit akan di-set apabila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.

Bit 0

: C (Carry Flag) Bit akan diset bila hasil operasi mengahasilkan carry.

2.1.4

Timer/Counter 1 (16 Bit)

TCNT1 Timer/Counter1 Register digunakan untuk menyimpan nilai timer yang diinginkan. TCNT1 diabagi menjadi 2 register 8 bit yaitu TCNT1H dan TCNT1L.

Gambar 2.4 register TCNT1

TIMSK & TIFR Timer Interrupt Mask Register (TIMSK) dan Timer Interrupt Flag Register (TIFR) digunakan untuk mengendalikan interupt dimana yang diaktifkan dengan cara melakukan setting pada TIMSK dan untuk mengetahui interrupt mana yang sedang terjadi.

Gambar 2.5 Register TIMSK

Gambar 2.6 Register TIFR

TCCR1B Timer/Counter Control Register B digunakan untuk mengatur mode timer, prescaler dan pilihan lainnya.

Gambar 2.7 Register TCCR1B

CS12..10 : Clock Select bits ; Tiga bit pemilih prescaler timer/counter 1 dan hubungannya dengan clock eksternal pada pin T1.

Tabel 2.4 Clock select bit

Interrupt Timer Ada dua sumber interupsi timer, yaitu: a. Overflow Interrupt, interrupt terjadi jika TCNTn mencapai 255 untuk timer o dan 65555 untuk timer 2. b. Compare Match Interrupt, interrupt terjadi jika nilai OCR sama dengan TCNTn. 2.1.5 Prescaler Pada dasarnya timer hanya menghitung pulsa clock. Frekuensi pulsa clock yang dihitung tersebut bisa sama dengan frekuensi crystal yang digunakan atau dapat diperlambat menggunakan prescaler dengan faktor 8,64,256 atau 1024, Berikut penjelasannya : Sebuah AVR menggunakan crystal dengan frekuensi 8 MHz dan timer yang digunakan adalah timer 16 bit, maka maksimum waktu timer yang bisa dihasilkan adalah : TMAX = = = 2.1.6 Perhitungan Waktu Timer TCNT = (1+FFFFh) Ttimer x clk
N

1/fCLK x (FFFFH+1) 0.125uS x 65536 0.008192 s

Dimana : TCNT : Nilai timer (Hex)


: Frekuensi

clk
Ttimer N 1+FFFFh

clock (crystal) yang digunakan (Hz)

: Waktu

timer yang diinginkan (detik)

: Prescaler (1,8,64,256,1024) : Nilai maksimum timer adalah FFFFh dan overflow saat FFFFh ke 0000h

2.1.7 Komunikasi Serial ( USART ) Transmisi data seri dibedakan menjadi 2 , yaitu konikasi data seri sinkron dan komunikasi data unsinkron, perbedaan ini tergantung pada clock pendorong data. Dalam komunikasi data seri sinkron , clock untuk shift register ikut dikirimkan bersama dengan data seri . sebaliknya dalam komunikasi data seri unsinkron, clock pendorong shift register tidak ikut dikirim, rangkaian penerima data harus dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan clock yang diperlukan.bagaian yang terpenting dari komunikasi seri unsinkron adalah upaya agara penerima. data bisa membangkitkan clock yang bisa di pakai untuk mendorong shift register penerima Untuk keperluan teRsebut terlebih dulu ditejtukan bahwa saat tdak ada pengiriman data, keadan saluran adalah 1, saat akan mulai mengirim data 1byte saluran dibuAt menjadi 0 dulu selama satu periode clock pendorong, dalam 8 periode clock berikutnya dikrim data byte 0 , byte 1 dan seterusnya sampai byte dan pada periode clock yang ke-10 saluran dikembalikan menjadi 1.dengan demikian , data 8 byte

yang dikIrim diawali dengan bit start yang bernilai 0 dan diakhiri dengan byte stop yang bernilai 1, seperti terlihat dala gambar.kemasan data ini dimaksud agar rangkain penerima bisa membangkitkan clock yang frekuensinya samadengan clock pengirim dan fasanya di sinkronkan pada awal penerimaan data 1 byte.

Gambar 2.8 Kemasan data seri asinkron

2.2

MAX 232 Interface RS232 merupakan suatu jembatan dalam metode komunikasi serial. Dalam

perancangannya komponen yang digunakan adalah IC MAX232 dimana komponen pendukungnya lima buah kapasitor dengan nilai 1uF yang terhubung pada pin C1, C2, V+, V-. Penggunaan komponen ini dimaksudkan untuk komunikasi serial antara rangkaian mikrokontroller dengan PC. MAX232 ini akan mengubah level tegangan TTL menjadi level tegangan RS232.

Gambar 2.9 Pinout MAX 232

Gambar 2.10 Rangkaian fungsional MAX232

2.3 DB 9 Dalam penggunaannya, secara umum peralatan yang terhubung melalui port serial memerlukan proses perubahan data menjadi paralel. Hal ini dikarenakan data yang dikirim atau diterima HANYA secara tiap Byte. Proses konversi data Byte menjadi bit dapat dilakukan secara program. Dapat menggunakan tiga utas kabel (dalam NULL modem config) dan dapat menjangkau jarak yang jauh. Memerlukan sinkronisasi kecepatan pengiriman data (baudrate) yang sama dari host ke device atau sebaliknya.

Gambar 2.11 Serial Port

Tabel 2.5 Konfigurasi pin pada serial port

2.4 LCD (Liquid Crystal Display) LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya menggunakan system dot matriks. LCD banyak digunakan sebagai display dari alat alat elektronika seperti kalkulator, multitester digital, jam digital dan sebagainya.

Gambar 2.12 LCD 2x16 karakter

LCD dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler AVR ATmega32. LCD yang digunakan dalam percobaan adalah LCD 2x16 lebar display 2 baris 16 kolom, yang mempunyai 16 pin konektor, yang didifinisikan sebagai berikut :

Tabel 2.6 Pin LCD dan fungsinya

2.5 Rotary Encoder Rotari enkoder disini digunakan untuk mendeteksi perpindahan/ pergerakan putaran roda atau putaran dari motor DC. Setiap pulsa yang dihasilkan oleh rotari enkoder dimasukkan ke pin counter dari mikrokontroler yang berfungsi mencacah tiap pulsa tersebut menjadi data hexadesimal, yang selanjutnya data tersebut dapat diolah oleh mikrokontroler dalam proses

control. Rotari enkoder prinsip dasarnya adalah menggunakan photo transistor dan LED inframerah. Berikut ini gambar dari rangkaian sensor dari rotari enkoder yang sederhana, seperti dibawah ini :

Gambar 2.13 Rangkaian Sensor Dari Rotari Enkoder

Optical encoder adalah alat pengkonversi bentuk mekanik menjadi bentuk sinyal listrik. Salah satu jenis encoder adalah rotary encoder yang berguna untuk mengetahui posisi sudut. Rotary encoder terdiri dari sebuah disk yang dibagi dalam beberapa sector dan track yang konsentris,infrared LED dan photodiode. Disk akan terdiri dari track yang berwarna hitam dan transparent, dan pada masing-masing track akan terdapat infrared yang ditempatkan pada satu sisi disk. Pada sisi disk yang lain akan terdapat photodiode yang akan menerima pancaran dari infrared LED.

Gambar 2.14 Rotary Encoder

Gambar 2.15 Percobaan Rotary Encoder

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan rancang bangun tachometer digital berbasis mikrokontroler adalah studi perpustakaan dan riset. Dengan cara ini penulis mendapatkan dan mengumpulkan data data, informasi, konsep konsep yang bersifat teoritis dengan membaca buku buku serta literature dan bahan bahan kuliah yang berkaitan dengan permasalahn tersebut. Keseluruhan penelitian yang dilakukan sesuai dengan blok diagram pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Blok diagram sistem secara keseluruhan

3.1

Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras dibagi menjadi tiga bagian yaitu rangkaian minimum

sistem ATmega16, rangkaian aktuator, dan rangkaian downloader.

Rangkaian minimum sistem adalah rangkaian minimal sebuah mikrokontroler untuk dapat bekerja. Rangkaian ini terdiri dari rangkaian reset, pemasangan kapasitor, pemasangan kristal, serta konfigurasi port-port yang akan digunakan sebagai I/O. Rangkaian downloader adalah rangkaian yang digunakan untuk memasukkan program yang telah dibuat user kedalam mikrokontroler. Rangkaian ini mirip dengan rangkaian minimum sistem yang telah disebutkan diatas dengan tambahan berupa konektor yang akan dihubungkan ke port parallel. 3.1.1 Rangkaian Minimum Sistem ATmega16

Gambar 3.2 Rangkaian Minimum Sistem ATmega32

Pada pin VCC diberi masukan tegangan operasi berkisar antara 4,5 volt sampai dengan 5,5 volt. Pin RESET berfungsi untuk masukan reset program secara otomatis atau manual. Pin XTAL1 dan XTAL2 dihubungkan dengan komponen kristal sebesar 11 MHz.

Pemilihan frekuensi osilasi dari XTAL tersebut berdasarkan penggunaan mikrokontroler untuk aplikasi yang membutuhkan frekuensi tinggi. Pin AVCC dihubungkan ke VCC melalui induktor 10uH dengan dasar rujukan pada datesheet. 3.1.2 Komunikasi Serial Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan baud rate 9600 bps, communication parameters 8 data, 1 stop, no parity, dan mode asynchronous. Adapun rangkaian serial yang digunakan pada perancangan sistem yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Rangkaian serial

Rangkaian konektor serial pada minimum sistem ditunjukkan pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Connector serial

PC dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler menggunakan media komunikasi serial

RS232 dengan konektor DB9. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca / proses scanning port serial, apabila ada data yang ingin dibaca / diambil atau dengan menulis bit bit data pada port serial. 3.1.3 Rangkaian Downloader

Gambar 3.5 Rangkaian Downloader

Rangkaian ini dibuat terpisah dari rangkaian minimum sistem dengan alasan penghematan ruang. Jadi untuk memasukkan program hasil kompilasi dari komputer, mikrokontroler harus dilepas dari rangkaian minimum sistem lalu ditancapkan pada rangkaian downloader ini.

3.2

Perancangan Program Mikrokontroler Dalam perancangan program mikrokontroler ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu :,

program untuk pembacaan data rotary, program pengirman data ke LCD dan pengiriman data ke komputer dengan komuniksi serial. Program rotary digunakan untuk pembacaan pulse yang dihasilkan oleh rotary , program LCD untuk mengolah data yang di hasilkan rotary setelah itu di tampilkan di LCD, program usart berfungsi untuk men sinkronkan pengiriman data pada komputer.

BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pada bab pengujian sistem ini dijelaskan hasil dan anlisis pengujian yang telah dilakukan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras dan pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dibuat.
4.1.

Pengujian LCD

4.1.1. Tujuan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian LCD dapat berjalan dengan baik, mampu menerima masukan (input), dan memberikan keluaran (output) yang sesuai dengan program, .

4.1.2. Alat yang digunakan 1. 2.


3.

Rangkaian minimum sistem ATmega32 LCD Catu daya +7 volt. 4.1.3. Prosedur Pengujian Memberikan catu daya +7 volt pada rangkaian minimum system hingga lampu indikator power pada minimum sistem menyala. Kemudian download program berikut dalam mikrokontroler. Data yang dikirimkan dari mikrokontroler ke komputer berupa karakter ASKUM. Program pada mikrokontroler adalah sebagai berikut :
// LCD module initialization lcd_init(16); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("ASKUM"); delay_ms(2000);

4.1.4. Hasil Pengujian Dari prosedur pengujian diatas didapat bahwa LCD telah bekerja dengan baik, dapat menampilkan tulisan ASKUM dalam waktu 2 detik sesuai dengan prosedur pada program. Hal ini terbukti dari rangkaian LCD yang menampilkan tulisan ASKUM.

4.2 Pengujian Rangkaian Serial 4.2.1 Tujuan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian serial dapat berjalan dengan baik, mampu menerima masukan (input), mengolah data, dan memberikan keluaran (output) yang sesuai dengan program.

4.2.2

Alat yang digunakan 1. Rangkaian Minimum Sistem 2. Rangkaian Serial (MaxRS232) 3. Kabel serial 4. Seperangkat komputer
5. Catu daya +7Volt

4.2.3

Prosedur Pengujian 1. Hubungkan catu daya ke rangkaian minimum system hingga lampu indikator power pada minimum sistem menyala. 2. Hubungkan komputer dengan rangkaian minimum system dan serial dengan menggunakan kabel serial straight. 3. Download program berikut dalam mikrokontroler. Program pada mikrokontroler adalah sebagai berikut :
// Place your code here tampung = putaran; ratusan=tampung/100; temp=tampung%100; puluhan=temp/10; satuan=temp%10;

kata[0]=(ratusan+0x30);kata[1]=(puluhan+0x30);kata[2]=(satuan+0x30); lcd_clear(); lcd_puts(kata); printf("\n%i",tampung); putaran = 0;

putaran = 0; pulse flag1 = 0; = 0;

while (1)

{ // Place your code here if(rotary && flag1) { flag1=0; pulse= pulse+1;

if (pulse==100) { putaran = putaran+1; pulse = 0; } } if(!rotary && !flag1) { flag1=1; } }; }

4. Dengan menggunakan software Hyper terminal, lihat data serial yang diterima oleh

komputer. Konfigurasi port serial pada SerialNG Basic Demo adalah sebagai berikut : Port : COM1 Baudrate : 9600 bps Parity : NONE Databit : 8 bit Stop bit : 1 bit 4.2.3 Hasil Pengujian

Hasil dari pengujian adalah sesuai dengan program pada prosedur pengujian. Data dikirimkan ke komputer hanya diterima sekali, data akan dikirim lagi ketika rotary encoder diputaran atau ketika mikrokontroler direset.

Gambar 4.1 hasil dari komunikasi serial

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa komunikasi serial dari mikrokontroler ke komputer dapat berjalan dengan baik, dapat menerima input, output, dan mengolah data.

BAB V PENUTUP Berdasarkan pengujian pada perangkat keras dan perangkat lunak yang dipergunakan dalam tugas mikrokontroler ini, maka dapat diambil kesimpulan dan saran-saran dari hasil yang diperoleh. 5.1. Kesimpulan Perancangan dan pembuatan alat rancang bangun tachometer digital berbasis mikrokontroler telah berhasil dibuat dengan hasil sebagai berikut:
1.

Rangkaian mikrokontroller dapat menerima dan mengirimkan data secara

serial dengan baik.


2.

Data yang dikirimkan ke komputer dan LCDhanya diterima sekali, data akan dikirim lagi ketika rotary encoder diputaran atau ketika mikrokontroler direset.

5.2. Saran saran Untuk perbaikan dan pengembangan alat yang telah dirancang: 1. Ditambahkan program delphinya supaya terlihat grafik untuk melihat

kestabilannya.

You might also like