You are on page 1of 8

PERSAMAAN AKUNTANSI Merupakan hubungan antara aktiva, kewajiban, dan modal yang dinyatakan dalam suatu persamaan dasar

akuntansi: Aktiva = Kewajiban + Modal Setelah dimasukkan unsur pendapatan dan modal maka menjadi Aktiva = Kewajiban + Modal + Pendapatan Beban Aktiva + Beban = Kewajiban + Modal + Pendapatan

Aktiva

Biasa disebut: harta Merupakan:

o o
Kewajiban

kekayaan yang dimiliki perusahaan sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha


Modal

Biasa disebut: Hutang Adalah sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari kreditur

Merupakan sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari pemilik Pendapatan

Adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual Sebagai kenaikan bruto dalam modal atau diterimanya suatu aktiva dari langganan yang berasal dari barang dan jasa yang dijual

Beban Adalah penurunan dalam modal pemilik, biasanya melalui pengeluaran uang atau penggunaan aktiva yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan

PERKIRAAN AKUNTANSI

Adalah formulir untuk mencatat dan melakukan klasifikasi terhadap persamaan akuntansi menurut sifat-sifatnya sebagai aktiva, kewajiban, modal, beban, dan pendapatan.

Berdasarkan bentuk terdiri dari:


o o

Sisi sebelah kiri, disebut: Debet (aktiva+beban) Sisi sebelah kanan, disebut: Kredit (kewajiban+modal+pendapatan)

Terdapat aturan Debet dan Kredit Artinya: penambahan atau pengurangan yang terjadi dalam perkiraan dapat dinyatakan dalam debet atau kredit. Jumlah penambahan yang dicatat dalam suatu perkiraan biasanya sama atau lebih besar dari jumlah pengurangannya, sehingga saldo normal semua perkiraan adalah positif

Terdiri dari:
o

Perkiraan Riil

Disebut: Perkiraan Neraca Terdiri dari: Aktiva, Utang, dan Modal Disebut: Perkiraan Rugi Laba Terdiri dari: Beban dan Pendapatan

Perkiraan Nominal

SIKLUS AKUNTANSI

Merupakan tahapan urutan transaksi dan peristiwa kegiatan akuntansi dari awal sampai akhir periode akuntansi secara tidak terputus. Terdiri dari:
o o

Tahap Pencatatan: Dokumen transaksi, Jurnal, Buku besar, dan Neraca saldo Tahap pengiktisaran: Ayat jurnal penyesuaian, Jurnal pembalik, dan Neraca lajur Tahap Pelaporan: Laporan keuangan, Jurnal penutup, dan Neraca saldo setelah penutupan

Dokumen transaksi

Merupakan: langkah awal siklus akuntansi dokumen yang berupa transaksi dan peristiwa yang terjadi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, misal: bon, kuitansi, formulir, dll.

Jurnal

Adalah buku harian untuk mencatat transaksi keuangan menurut urutan tanggal ke dalam kelompok akun debet dan akun kredit. Mengapa diperlukan? Karena dengan jurnal sudah lebih dulu
o

dianalisa apakah itu akan berakibat bertambahnya atau berkurangnya satu atau lebih perkiraan dianalisa jumlah yang harus dicatat kepada satu perkiraan atau lebih dianalisa apakah satu/atau lebih perkiraan di Debet atau Kredit dianalisa bahwa akibatsuatu transaksi jumlah jangka Rupiah yang harus di Debet dengan yang harus di Kredit harus sama dapat dibuatdapat dibuat tanda/reference bahwa suatu jumlah telah diposting ke perkiraan yang sesuai dengan di buku besar. Sesuai dengan nomor perkiraan

o o o

Buku Besar

Merupakan daftar transakasi secara kronologis yang berupa pengelompokkan masingmasing perkiraan. Proses pengelompokkan akun dari jurnal ke buku besar disebut posting

Neraca Saldo

Merupakan pengelompokkan saldo akhir didalam buku besar Fungsi: mengevaluasi adanya kesalahan posting atau penjurnalan melalui ketidaksamaan antara debet dan kredit.

Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP)

Memerlukan konsep penandingan yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait dalam periode yang sama. Melibatkan sekurang-kurangnya satu perkiraan laba/rugi dan satu perkiraan neraca. Misal: proses biaya menjadi beban

Jurnal Pembalik Diperlukan untuk menghindari pengakuan pendapatan dan beban berganda karena penyusunan AJP. Neraca Lajur

Merupakan langkah optional untuk membantu penyusunan laporan keuangan. Terdiri dari 10 kolom, yaitu: neraca saldo, ajp, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan l/r, neraca; masing-masing terdiri dari sisi debet dan kredit

Laporan Keuangan Disusun berurutan dari laporan l/r, laporan perubahan modal, neraca, arus kas guna menjelaskan keterkaitan antara laporan keuangan. Jurnal Penutup

Diperlukan untuk menihilkan nilai perkiraan pada kelompok: penghasilan, beban, ikhtisar l/r, dan prive; pada awal periode berikutnya sehingga dapat menggambarkan kinerja perusahaan masing-masing periode.

Neraca Saldo Setelah Penutupan Berisi perkiraan riil (perkiraan yang dilaporkan neraca) yang tidak dinihilkan.

Akuntansi Piutang 1. PENGERTIAN PIUTANG Piutang merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas lain. Piutang juga disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi:

1.

Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung oleh instrument kredit resmi seperti Promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.

2.

Piutang Usaha Biasa yaitu tagihan yang didukung oleh bukti usaha biasa biasa seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke fihak yang berhutang (debitur).

1.

PIUTANG WESEL Piutang Wesel adalah piutang yang didukung instrument kredit resmi seperti promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.

2.

AKUNTANSI WESEL TAGIH/PIUTANG WESEL

Akuntansi untuk wesel dapat dibagi menjadi akuntansi pada saat timbulnya, saat jatuh tempo atau saat piutang ini dijual. 1. Akuntansi saat timbulnya piutang wesel Wesel dapat timbul karena menjual barang secara kredit atau bias juga timbul karena perusahaan memberi pinjaman. 1. Menjual barang/jasa secara kredit. Misalkan perusahaan menjual jasa secara kredit dan perusahaan menerima promes senilai Rp 1.000.000,00 maka jurnal yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit

2006 Jan 2 Penjualan Piutang Wesel 1.000.000 1.000.000 Terdapat piutang yang sudah jatuh tempo. Misalkan perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 menjual jasa

1.

secara kredit dan jatuh tempo 2 Februari 2006. Pada tanggal 2 Januari 2006 perusahaan menerima promes senilai Rp 1.000.000,00 bunga 12% jatuh tempo 2 Mei 2006 sebagai pelunasan tagihan tersebut, maka jurnal yang yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit

2006 Jan 2 Piutang Piutang Wesel 1.000.000 1.000.000

1.

Akuntansi pada saat jatuh tempo. Mestinya pada tanggal jatuh tempo perusahaan akan menerima uang sebesar nilai nominal wesel dan bunganya. Tapi kadangkala debitur tidak sanggup membayar. 1) Pada saat jatuh tempo debitur membayar, maka jurnal yang dibuat adalah:

Tgl. 2006 Mei 2 Kas

Akun

Debet

Kredit

1.030.000

Piutang Wesel

1.000.000 Pendapatan Bunga 30.000 2) Pada saat jatuh tempo debitur tidak membayar, jurnal yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit

2006 Piutang Mei 2 Piutang Wesel Pendapatan Bunga 1.030.000 1.000.000 30.000

1.

Menjual Wesel Tagih Sebelum jatuh temponya, suatu piutang wesel dapat dijual atau didiskontokan. Misalkan sebuah wesel sebagaimana tersaji pada angaka 2 diatas yang jatuh tempo pada tanggal 14 Juni 2006 dijual oleh PT ABC ke Bank Amanah pada tanggal 15 Mei 2001 dengan discount 10% setahun. Untuk menentukan jumlah yang diterima PT ABC, dibuat perhitungan sebagai berikut: Nominal piutang $2,500.00 75.00

Bunga 16 Maret s.d. 14 Juni 2006=2,500 x 12% x 90/360 Nilai pada jatuh tempo Discount: 2,575 x 10% x 30/360 Jumlah yang diterima Perhitungan hari bunga: Maret April Mei Juni = 15 hari = 30 hari = 31 hari = 14 hari 90 hari Perhitungan hari discount: 2,575.00 21.46 2,553.54

Mei Juni

= 16 hari = 14 hari 30 hari

Untuk membuat jurnal pada tanggal penjualan perllu dibandingkan antara nilai nominal wesel dengan hasil penjualan. Jika hasil penjualan lebih besar daripada nilai nominal, maka selisihnya merupakan pendapatan bunga. Sebaliknya jika hasil penjualan lebih kecil daripada nilai nominal maka selisihnya dicatat sebagai beban bunga. Dengan demikian jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 15 Mei 2006 adalah sebagai berikut: Tgl. Akun Debet Kredit

2006 Kas Mei 2 Piutang Wesel Pendapatan Bunga 2,553.54 2,500.00 53.54

Jika saat jatuh tempo, debitur membayar ke bank, PT ABC tidak menjurnal. Tetapi jika pada saat jatuh tempo, debitur tidak sanggup membayar dan bank menagih pada PT ABC sebesar $2,575, maka jurnal yang dibuat PT ABC adalah: Tgl. Akun Debet Kredit

2006 Juni 14 Piutang 2,575 Kas 2,575

1.

PIUTANG USAHA BIASA 1. Timbulnya piutang dan akuntansinya Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan baran/jasa yang dijual. 1. Penjualan barang/jasa

Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, misalkan perusahaan pada tanggal 5 Januari 2006

telah menjual jasa sebesar Rp 5.000.000,00. Karena perusahaan sudah menyerahkan jasa, maka perusahaan dapat mengakui piutang dan pendapatan jasa dengan mendebet piutang usaha dan mengkredit pendapatan usaha sebesar Rp. 5.000.000,00 dalam jurnal umum.

You might also like