You are on page 1of 4

Visi Indonesia 2025.

Yakni mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan Hari Senin 12 September 2011, kebetulan penulis diminta oleh Pimpinan untuk hadir dalam rapat Rencana Aksi dari salah satu program unggulan pemerintah yaitu Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sector pertanian. Segera setelah itu saya mencoba menghubungi beberapa jaringan di Bappenas dan Menko Perekonomian untuk mendapat informasi penting lainnya sebagai bahan amunisi untuk rapat tersebut. Baiklah, secara umum saya akan membaginya kepada pembaca sekilas tentang MP3EI ^^ dan semoga informasi ini bermanfaat :) Presiden SBY telah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi (MP3EI) dan menyampaikan ada lima penyakit yang membuat ekonomi Indonesia gagal dan meminta kepada jajarannya agar kelima penyakit ini diberantas. 1. Birokrasi yang menghambat dan tidak sejalan. 2. Sikap Pemda yang mempunyai kepentingan sendiri dan cenderung menghambat jalannya perekonomian khususnya nanti MP3EI ini. 3. Pengusaha atau investor yang ingkar janji terhadap komitmen investasinya, kata SBY. 4. Adanya regulasi yang menghambat jalannya perekonomian dan tidak segera diperbaiki. 5. Adanya kepentingan dan proses politik yang tidak sehat. MP3EI mempunyai 3 (tiga) strategi utama yang dioperasionalisasikan dalam inisiatif strategic. Strategi pertama adalah pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian berbagai hambatan akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di 6 koridor ekonomi. Berdasarkan potensi yang ada, maka sebaran sektor fokus dan kegiatan utama di setiap koridor ekonomi, diantaranya sebagai berikut: 1. Sumatera (Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Besi-Baja dan JSS) 2. Jawa (Industri Makanan Minuman, Tekstil, Permesinan, Transportasi, Perkapalan, Alutsista, Telematika dan Metropolitan Jadebotabek) 3. Kalimantan (Kelapa Sawit, Batubara, Alumina/Bauksit, Migas, Perkayuan dan Besi-Baja) 4. Sulawesi (Pertanian Pangan, Kakao, Perikanan, Nikel, Migas) 5. Bali-Nusa Tenggara (Pariwisata, Peternakan dan Perikanan) 6. Papua- Maluku (Food Estate, Tembaga, Peternakan, Perikanan, Migas dan Nikel)

Strategi kedua, memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil. Untuk itu akan ditetapkan jadwal penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama nasional. Menurut laporan Menko Perekonomian, berdasarkan hasil diskusi dengan para pemangku kepentingan, khususnya dunia usaha, teridentifikasi sejumlah regulasi dan perijinan yang memerlukan debottlenecking yang meliputi: 1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang 2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga 3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditi) 4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai dengan strategi MP3EI 5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastian perijinan Adapun Elemen Utama dari Strategi Kedua adalah: a. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman. b. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems. c. Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (Pertumbuhan yang inklusif) Strategi ketiga,pengembanganCenter of Excellence di setiap koridor ekonomi. Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan peningkatan daya saing. Percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan melalui: 1. Pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi secara terencana dan sistematis. 2. Memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi. Adapun Inisiatif Strategiknya adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. Revitalisasi Puspitek sebagai Science andTechnologyPark PengembanganIndustrial Park Pembentukan klaster inovasi daerah untuk pemerataan pertumbuhan Pengembangan industri strategis pendukung konektivitas Penguatan aktor inovasi (SDM dan Inovasi).

MP3EI merupakan dokumen rencana pembangunan dimana arahnya tidak pernah bergeser, tetap berpatokan pada Visi Indonesia 2025. Yakni mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. MP3EI dan Pembangunan Pertanian

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) telah menempatkan pertanian sebagai salah program yang perlu terus digenjot. Ini memang penting, karena sektor pertanian terbukti paling banyak menyerap tenaga kerja, yakni 41% dari jumlah tenaga kerja Indonesia. Hal ini menguatkan keyakinan kita bahwa fundamental ekonomiIndonesiasudah cukup kuat. Fundamental ekonomi yang cukup kuat setidaknya dapat dilihat dari nilai ekspor dan imporIndonesia. Nilai eksporIndonesiapada Mei 2011, misalnya, tercatat sebesar US$ 18,33 miliar, naik sebesar 10,76% dibanding ekspor April 2011. Nilai ekspor tersebut naik sebesar 45,29% dibanding nilai ekspor Mei 2010. Nilai ekspor nonmigas pada Mei 2011 tercatat sebesar US$ 14,22 miliar yang terdiri atas produk pertanian sebesar US$ 0,47 miliar, produk industri US$ 10,89 miliar, serta pertambangan dan lainnya senilai US$ 2,87 miliar. Keuangan pemerintah yang semakin kuat dan investasi asing yang terus masuk keIndonesiadiharapkan dapat menggerakkan ekonomiIndonesiake arah lebih baik lagi. Kurs rupiah yang terus menguat, bahkan mendekati Rp 8.500 per dolar AS. Ekspansi kredit yang diprediksi bisa mencapai 24% dan cadangan devisa yang mendekati US$ 120 miliar adalah pertanda kondisi perekonomian kita telah menuju masa keemasan. Kesejahteraan Petani Optimisme keberlanjutan pembangunan ekonomi juga disuarakan melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi (MP3EI). Pemerintah melalui program MP3EI menargetkan peningkatan produk domestik bruto (PDB) hingga US$ 1,2 triliun pada 2014 dan US$ 3,8 4,5 triliun pada 2025. Target tersebut dicapai dengan tiga (3) inisiatif strategik, yakni pertama, mendorong investasi BUMN, swasta nasional, dan investasi langsung (foreign direct investment/FDI) dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Kedua, sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sector riil, dan ketiga, pengembangan center of excellence setiap koridor ekonomi. MP3EI membagiIndonesia menjadi enam koridor ekonomi dengan tema pembangunan yang berbeda-beda, berdasarkan potensi strategis masing-masing wilayah. Untuk koridor Jawa dengan pendorong industri dan jasa nasional. Koridor Sumatera dengan tema sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional. Koridor Kalimantan adalah pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional. Sementara itu, koridorBalidan Nusa Tenggara mengusung tema pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Koridor Sulawesi dengan tema pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan serta pertambangan nikel nasional. Terakhir, koridor Papua-Kepulauan Maluku dengan tema pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional. Seiring dengan optimisme keberhasilan dalam implementasi MP3EI, trasnformasi struktural pengembangan ekonomiIndonesiajuga menggandeng sektor pertanian. Hal ini merupakan suatu

keharusan mengingat tenaga kerja pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, yakni 41% dari jumlah tenaga kerja Indonesia. Perlu diingat juga bahwa disparitas pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan berpotensi membawa pemasalahan urbanisasi dan ancaman inflasi dari bahan pangan. Krisis ekonomi tahun 1997/1998 merupakan pengalaman kita yang sangat berharga. Bahwa pengembangan sektor industri dan jasa boleh saja menjadi priomadona pembangunan, namun di kala ekonomi lesu dan di ambang kebangkrutan, sector pertanian serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hadir dan menjadi penopang ekonomi. Oleh karena itu, belajar dari krisis 1997/1998, proses transformasi struktural pengembangan ekonomi yang diwakili oleh program MP3EI kiranya tepat, dengan tidak mengesampingkan sektor pertanian. Bagaimanapun peningkatan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian juga merupakan hal yang penting. Peningkatan kesejahteraan sektor pertanian (dalam arti luas) juga harus ditingkatkan seiring dengan kemajuan dalam sektor industri dan jasa. Nilai tukar petani juga harus ditingkatkan.Inflasi akibat proses pembangunan jangan sampai menggerus kesejahteraan petani. Jangan sampai transformasi struktural pengembangan ekonomi melahirkan permasalahan baru, yakni meningkatnya pengangguran dikotabesar karena tidak adanya pekerjaan di desa. Masalah Implementasi Kita patut memberikan apresiasi tinggi kepada pemerintah yang telah menempatkan pertanian pangan merupakan salah satu dari 22 kegiatan ekonomi utama sebagaimana yang tertera dalam MP3EI. Boleh jadi, ini merupakan jaminan bahwa usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani juga menjadi perhatian utama. Ini mengindikasikan adanya kesadaran bahwa sector pertanian merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan. Sekarang, tugas kita selanjutnya adalah bagaimana mengawal implementasi MP3EI tersebut, apakah sesuai dengan apa yang direncanakan atau justru semakin jauh dari harapan. Ke depan, kita harapkan sektor pertanian yang digulirkan MP3EI tidak hanya sekadar program pemanis, tapi betul-betul menjadi pilar pembangunan ekonomi nasional. Semoga masa keemasan ekonomi ini akan berkelanjutan dan semakin berkembang seiring dengan implementasi MP3EI.

You might also like