You are on page 1of 25

KEPEMIMPINAN YANG KUAT DALAM MEMBANGUN SISTEM KESEHATAN DAERAH

Studi Kasus Reformasi Sistem Pelayanan Kesehatan melalui Program JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana), dan revitalisasi Posyandu di Kabupaten Jembrana1
Oleh : Prof. Dr. Drg. I Gede Winasa2

I. Pendahuluan Tema kepemimpinan merupakan topik yang selalu menarik diperbincangkan dan tak akan pernah habis dibahas. Masalah kepemimpinan akan selalu hidup dan digali pada setiap zaman, dari generasi ke generasi guna mencari formulasi sistem kepemimpinan yang aktual dan tepat untuk diterapkan pada zamannya. Hal ini mengindikasikan bahwa paradigma kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi. Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Adapun istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin". Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Setiap permasalahan kepemimpinan selalu meliputi 3 (tiga) unsur yang terdiri dari : Unsur manusia : yaitu manusia yang melaksanakan kegiatan memimpin atas sejumlah manusia lain atau manusia yang memimpin dan manusia yang dipimpin. Unsur sarana: yaitu Prinsip dan Teknik Kepemimpinan yang digunakan dalam pelaksanaan Kepemimpinan, termasuk bakat dan pengetahuan serta pengalaman pemimpin tersebut. Unsur tujuan.
1

Makalah yang disampaikan pada Seminar Internasional tentang Pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan, di Hotel Sanur Paradize Plaza, Bali - 7 s.d 10 Agustus 2007 Bupati Jembrana - Propinsi Bali.

Secara normatif, keberhasilan kepemimpinan tergantung kepada tiga unsur tersebut yang meliputi : syarat, watak, ciri, gaya, sifat, prinsip, teknik, asas dan jenis kepemimpinan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kepemimpinan. Dari beberapa uraian diatas semetinya kita tidak akan kekurangan teory tentang kepemimpinan, karena hal tersebut selalu menjadi isu sosial yang sangat menarik untuk dibahas. Seperti misalnya konsep HASTA BRATA (delapan laku kebajikan) yang menguraikan tentang sifat-sifat kepemimpinan yang baik, yang dianalogikan dengan sifat-sifat alam. 3 Untuk itu kiranya penting sekali difahami bersama tentang konsep kepemimpinan di daerah, diera otonomi daerah yang lebih pro dengan rakyat. Karena dewasa ini isu kepemimpinan baik nasional maupun di daerah tengah menjadi isu yang cukup menjadi perhatian semua kalangan. Hari kebangkitan nasional sebagai momentum untuk mengenang kembali kebangkitan bangsa Indonesia, serta menemukan format baru terhadap pemahaman makna kebangkitan nasional sekarang ini. Memang benar dan patut kita akui bahwa semangat nasionalisme generasi muda saat ini mulai bergeser, yang juga dibarengi dengan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kepemimpinan itu bersifat abstrak, namun sebenarnya kepemimpinan tersebut dapat diukur dan dinilai dari beberapa aspek, dengan beberapa pendekatan dan indikator yang terukur. Keberadaan seorang pemimpin dalam sebuah organisasi, komunitas atau masyarakat sebagai sebuah konsekuensi kontrak social antara pemimpin dengan yang dipimpin, pasti akan membawa hasil (out put) serta dampak (out come) yang bisa positif atau negatif. Dengan demikian sehingga keberhasilan atau kegagalan seorang peminpin dapat dinilai atau diukur dari bebrapa aspek tersebut. Secara sederhana untuk mengukur keberhasilan kepemimpinan dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : pertama, dari aspek kemampuan personal (internal resources), kedua dari aspek kemampuan
3

akan

sangat

Konsep Hasta Brata yang pernah dikutip oleh R. Ng. Ronggowarsito, yang terdiri atas analogi metaforis sebagai berikut : Lir SURYA, sifat matahari yaitu tak terburu-buru, rendah hati, sabar, berhati-hati, dapat membujuk dan merayu agar mudah menguasai; Lir CANDRA, sifat bulan yaitu dapat membuat gembira, manis senyumnya, halus budinya, memberi kebahagian seisi jagad; Lir KARTIKA, sifat bintang yaitu tegas, tak mudah tergoda, tak gentar menghadapi cobaan, percaya diri, terus terang, tanpa ada yang ditutupi; Lir MEGA MENDUNG, sifat awan yaitu adil dalam menggunakan kekuasaan, memberi hadiah bagi yang berjasa, menghukum yang salah; Lir SAMIRANA, sifat angin yaitu tidak pernah berhenti meneliti, memperhatikan tingkah laku manusia, dapat menjadi besar dan kecil, tanpa batas, tanpa pamrih, ditolak tak marah, terkena tak tersinggung; Lir SAMUDRA, sifat laut/air yaitu pemaaf, membuat senang orang lain, tak mudah tersinggung; Lir DAHANA, sifat api yaitu bertindak tegas tak pandang bulu, sabar, ramah, marah tanpa terlihat; Lir BANTALA, sifat bumi yaitu dermawan, senang memberi hadiah, rela berkorban termasuk dirinya sendiri.

manajerial (managerial skill), ketiga dari aspek pencapaian tujuan (goal succes) Kemampuan personal (internal resources), adalah kemampuan dasar yang melekat pada pribadi seseorang, yang merupakan kepekaan dalam menangkap dan menterjemahkan arti sebuah masalah/tantangan (fenomena), dan mampu menuangkan kedalam sebuah imajinasi secara terstruktur yang selanjutnya dirumuskan dalam sebuah visi, serta dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah kongkrit menuju perubahan yang lebih baik dimasa depan. Dengan kemampuan personal (internal resources), seorang pemimpin akan memiliki daya kreativitas untuk berinovasi, dan kemampuan untuk berkomunikasi. Disamping hal tersebut adanya sebuah kepercayaan diri, dan sikap berani mengambil resiko terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Cita-cita seorang pemimpin tidak akan pernah berubah, walaupun harus menghadapi berbagai tantangan atau hambatan, bahkan sampai mengancam jiwa sekalipun. Kemampuan manajerial (managerial skill), adalah kemampuan seorang pemimpin untuk merencanakan, mengorganisir, melaksanakan serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap suatu kegiatan yang sedang dilaksanakan atau yang dikehendakinya. Aspek kedua ini tidak akan lepas dari aspek pertama, karena kemampuan menangkap fenomena organisasi/daerah, dan memahami substansi dari fenomena tersebut menjadi acuan model manajemen apa yang paling tepat untuk diterapkan. Karena pada dasarnya manajemen yang baik harus menghasilkan (perform), sehingga manajemen yang baik akan menghasilkan performance kinerja yang baik. Pencapaian tujuan (goal succes), adalah tujuan akhir dari kepemimpinan, sebagai dampak (out come) dari kegiatan atau program yang dijalankan dengan manajemen yang baik. Tujuan akhir dari Negara atau masyarakat tidak lain adalah kesejahteraan dan keadilan. Kesejahteraan diukur dari kualitas hidup (quality of life), yang juga dikenal dengan indeks pembangunan manusia (IPM), yang dapat dilihat dari : kualitas pendidikan, derajat kesehatan dan daya beli masyarakat. Sedangkan keadilan akan tercapai apabila kualitas pelayanan umum (public service) yang diberikan oleh pemerintah dapat secara merata dan berkualitas. Berkaitan dengan beberapa hal tersebut di atas sehingga keberhasilan pembangunan di Kabupaten Jembrana tidak terlepas dari kepemimpinan yang kuat dari Kepala Daerahnya, yang mempunyai komitmen yang kuat dan secara konsisten menerapkan apa yang telah disepakati melalui visi dan misi yang telah ditetapkan. Semestinya seorang pemimpin tidak saja bisa melaksanakan sistem-sistem yang 3

telah ada, tetapi juga harus bisa mengembangkan atau merubah tradisitradisi yang sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan masyarakat pada jamannya. Demikian juga halnya dengan kehidupan birokrasi pemerintahan yang semestinya juga mengikuti dinamika kehidupan masyarakat yang dinamis dan berubah dengan cepat. Pemerintah selalu terlambat dalam mengambil langkah-langkah dalam menghadapi permasalahan dan tuntutan masyarakat, karena selalu berbenturan dengan mekanisme dan presedur serta landasan hukum yang terkadang tumpang tindih satu sama lain. Disinilah diperlukan kemampuan seorang pemimpin untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat, sehingga permaslahan dapat terselesaikan. Birokrasi pemerintah di negeri ini terlalu lama telah keliru menaruh loyalitasnya, ada yang mengistilahkan dengan ABS (asal Bapak Senang). Kebiasaan-kebiasaan tersebut telah membentuk karakter birokrasi yang mati rasa, berpura-pura dan tidak jujur. Apa yang terjadi apabila seorang pemimpin juga menutup mata dan telinga, alias tidak mau tahu dengan permasalahan yang terjadi dengan rakyatnya?. Sistem pemerintahan dengan pola sentralistik, semua sudah ditetapkan dari pusat, sehingga daerah hanya menunggu, dan menerima saja apa yang telah ditetapkan dari pusat. Hal ini telah mematikan inisiatif, dan kreativitas daerah. Bahkan perilaku-perilaku pemerintah atau birokrasi yang tidak menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan sudah biasa dilanggar, kesewenang-wenangan penguasa semakin menjadi-jadi. Sangat berbeda dengan era otonomi daerah saat ini 4, seorang kepala daerah harus mampu mengelola segala potensi daerahnya untuk kesehateraan masyarakatnya. Pemerintah daerah harus mengedepankan kepentingan rakyat. Sehingga rakyat akan menilai keberhasilan seorang pemimpin dari kebijakan-kebijakan yang dibuat, apakah mengedepankan kepentingan rakayat atau tidak. Kabupaten Jembrana telah banyak mengalami perubahan pasca otonomi daerah. Sebelumnya Jembrana hanya dikenal sebagai salah satu Kabupaten di Propinsi Bali, termiskin dan jauh tertinggal dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Bali. Tetapi saat ini Kabupaten Jembrana boleh unjuk gigi dengan prestasi yang diraih di tingkat lokal dan nasional. Banyak penghargaan yang telah diraih oleh Kabupaten Jembrana baik dibidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik (public service) 5. Apa yang dilakukan oleh Bupati
4

UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. I. Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional : (1) Penghargaan atas Keberhasilan Pemberantasan Buta Aksara dalam Bidang Pendidikan Non Formal pada Hari Aksara Internasional (HAI) (Tahun 2003). (2) Penghargaan atas Kepedulian dan Komitmen yang tinggi terhadap pembangunan pendidikan khususnya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan (Tahun 2005). II. Penghargaan dari Menteri Kehutanan. Sebagai Bupati Peduli Kehutanan Terbaik Tingkat

Jembrana, terkadang mengundang kontroversi, karena pemikiranpemikirannya tidak seperti kebanyakan kepala daerah yang kita kenal. Banyak perubahan yang telah dilakukan selama masa kepemimpinan Prof. Dr. I Gede Winasa, salah satunya adalah reformasi sistem pelayanan kesehatan melalui Program JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana), dengan pengalihan subsidi kepada Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai premi asuransi kesehatan kepada masyarakat. Program ini bermula dari kajian yang diprakarsai oleh Bupati Jembrana, Prof. Dr. I Gede Winasa yang difokuskan pada mutu dan biaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Jembrana. Dari suvey dan kajian yang dilakukan ditemukan adanya inefisiensi pada pengelolaan dana kesehatan oleh instansi pemerintah pada Puskesmas dan Rumah Sakit. Dari 11 Puskesmas yang ada sehingga apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Jembrana maka dieroleh rasio 1 : 20.000, anggka ini berada setengah angka rata-rata nasional yaitu 1 : 40.000 6. Pemanfaatan Rumah Sakit Negara tidak begitu optimal ratarata BOR dibawah 60 % di Puskesmaspun kunjungan tidak begitu banyak sekitar 30 - 40 orang sehari. Dalam pemanfaatan APBD subsidi obat untuk Rumah Sakit dan Puskesmas dari tahun ke tahun cukup besar (3,5 Milyar Rupiah setahun) sementara pendapatan dari sektor kesehatan, tercatat subsidi selalu lebih besar dari pendapatan. Dalam pengamatan dari tahun ketahun seberapa besarpun subsisdi yang diberikan tidak mampu mendongkrak pemasukan dari sector kesehatan 7. Hal ini mengidentifikasi bahwa dengan kondisi yang demikian berarti terjadi pemborosan pada operasional untuk pelayananan kesehatan sangat tinggi (tidak efisien).
Nasional Tahun 2005. III. Penghargaan dari Menteri Pertanian, Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2005. IV. Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Bali, Juara Terbaik I Dalam Rangka Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Tingkat Provinsi Bali Tahun 2005, Kategori Bupati / Walikota Peduli Hutan. V. Penghargaan dari Gubernur Bali : (1). Sebagai Pemerintah Kabupaten / Kota yang Berprestasi Peringkat I dalam Evaluasi Kinerja Pemerintah Kabupaten / Kota Bidang Pengembangan Ketahanan Pangan Tahun 2005. (2). Sebagai Aparat Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota yang berprestasi Peringkat III (Tahun 2003). VI. Penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) : (1). Pemrakarsa pengolahan Air Laut Menjadi Air Meneral pertama di Indonesia Tahun 2004. (2). Pemrakarsa Program Jaminan Kesehatan (Pembebasan Biaya Kesehatan Bagi Seluruh Warga Masyarakat kabupaten Jembrana) Tahun 2004. (3). Pemrakarsa Program pembebasan PBB Bagi lahan Sawah di Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun 2004. (4). Pemrakarsa Program Pembebasan Biaya Pendidikan Bagi siswa sekolah Negeri SD - SMU di Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun 2004. (5). Pasangan Suami - Istri Pertama yang menjadi Bupati Tahun 2005. (6). Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Yang Memperoleh Presentasi terbesar 88,56% Dalam Pemilihan Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat. (Rekor ini menumbangkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Kabupaten Mojokerto dengan prosentase 87,31%). (7). Pemrakarsa dan penyelenggara Parade Jegog terbanyak, 60 Jegog pada acara Rapat Istimewa DPRD Kabupaten Jembrana dalam rangka pengucapan Sumpah Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Jembrana Periode 2005 - 2010. VII. Penghargaan dari Pusat Studi Kelirumologi, Penghargaan atas Karsa dan Karya Telaah Kekeliruan demi Mencari Kebenaran dalam Bidang Kesejahteraan Rakyat Tahun 2005. VIII. Penghargaan dari Forum Intelektual Muda Hindu Dharma, Hindu Muda Award Tahun 2005 (Tokoh Pemerintahan). Bank Dunia, Inovasi Pelayanan Pro-Miskin, Sembilan Studi Kasus di Indonesia. Bappel JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana)

6 7

Kabupaten Jembrana juga mengevaluasi program kesehatan puskesmas dan rumah sakit terutama dari segi kwalitas pelayanan dan biaya pelayanan kesehatan. Evaluasi dilaksanakan untuk menindak lanjuti keluhan masyarakat yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah sakit Negara kurang diminati oleh masyarakat karena kwalitas pelayanannya mengecewakan. Masyarakat menilai pelayanan swasta lebih meyakinkan, kwalitasnya lebih baik, obatnya lebih baik, petugasnya ramah serta gedungnya lebih baik dan bersih. Dari hasil pengamatan tersebut maka pemerintah mengambil langkah yaitu mengalihkan subsidi yang semula diberikan untuk biaya obat-obatan RSUD dan Puskesmas dan diberikan kepada masyarakat melalui satu lembaga asuransi yang dibangun Pemerintah Kabupaten Jembrana, yaitu Lembaga Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) dengan keputusan Bupati Nomor 31 Tahun 2003. Subsidi ini diberikan kepada seluruh masyarakat Jembrana dalam bentuk premi untuk biaya rawat jalan tingkat pertama di unit pelayanan kesehatan yang mengikat kontrak kerja dengan Bapel/Badan Penyelenggara JKJ. Pada saat yang bersamaan Puskesmas dan Rumah Sakit diwajibkan untuk mencari dana sendiri untuk kebutuhan rutin termasuk obat-obatan, hanya obatobatan khusus/program khusus yang dibantu oleh Pemerintah (Program imunisasi, Malaria, TBC, Demam Berdarah Diare dan kusta serta program Gizi). Disinilah diuji kepemimpinan seorang pemimpin dalam merubah system lama, dengan system baru yang tidak jarang akan mendatangkan perlawanan dari pihak-pihak yang meras dirugikan. Tetapi terbukti bahwa dengan komitmen yang kuat dilandasi dengan kejujuran memperjuangkan kepentingan masyarakat, sehingga program JKJ dapat berjalan samapai sekarang. Disamping Program JKJ (Jamin Kesehatan Jembrana), Bupati Jembrana juga melakukan tobosan baru dengan merevitalisasi Posyandu menjadi Posdayandu (Pos Pemeberdayaan dan pelayanan Terpadu). Sebelumnya Posyandu hanya kita lihat fokus kegiatannya pada bidang kesehatan saja, seperti penimbangan bayi, pemberian makanan tambahan dan imunisasi, kegiatannya pun hanya sebulan sekali dalam satu desa. Di Kabupaten Jembrana posyandu telah direvitalisasi menjadi Posdayandu sebagai pusat informasi pemberdayaan dan pelayanan terpadu, dilaksanakan setiap hari kerja di masing-masing banjar/dusun sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

II. Gambaran Umum Kabupaten Jembrana Kabupaten Jembrana merupakan salah satu dari sembilan (9) kabupaten/kota di Propinsi Bali. Kabupaten Jembrana yang terletak pada ujung barat pulau Bali memiliki luas 841,80 Km2 atau 14,94% dari luas Pulau Bali. Apabila dilihat dari pemanfaatannya maka 7.871 sebagi lahan sawah, 25.525 Ha pekebunan, 5.458 permukiman, 41.809 Ha hutan, 356 Ha tambak/kolam, 26 Ha waduk atau rawa, lain-lain 3.135 Ha. Secara administratif wilayah kabupaten Jembrana dibagi menjadi 4 kecamatan, 42 desa, 9 kelurahan, 209 dusun, 35 lingkungan. Dengan jumlah penduduk 260.366 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 309,2 jiwa/Km 2. KK miskin di Kabupaten Jembrana cukup banyak dan tersebar di empat kecamatan yaitu pada tahun 2000 sebanyak 12.206 KK atau 19,4%, secara bertahap mengalami penurunan sehingga pada tahun 2005, sebanyak 6.999 KK (8,85 %)8 Kabupaten Jembrana penduduknya sangat heterogen apabila dibandingkan dengan kabupaten lain di Bali. Apabila dilihat komposisi penduduk menurut agama yang dianut yaitu : Hindu : 70,50% , Islam : 27,58%, Kristen : 0,98%, Katolik : 0,73%, Budha : 0,18%. Kerukunan antara umat beragama terjalin dengan baik dimana terdapat falsafah "Menyama Braya", yang artinya hidup rukun antar sesama tanpa membedakan suku, ras dan agama. Pendapatan asli daerah kabuapten Jembrana sangat kecil dengan sumber penghasilan utama adalah dari retribusi dan pajak yaitu : pada tahun 2000 sebesar Rp. 2.551.526.749,- , secara bertahap mengalami peningkatan. Peningkatan PAD tersebut tidak ada penambahan objek baru, tetapi melalui intensifikasi sumber pendapatan yang ada dengan pengelolaan yang profesional, bahkan ada juga yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak ketiga. Pada tahun 2006 sebesar Rp. 11.202.092.565,-9 Empat sektor yang mendominasi, memberi sumbangan PDRB yaitu : (1) Pertanian sebesar 29,20%, (2) Perdagangan/hotel/restoran

Himpunan Data Pemerintah Kabupaten Jembrana Tahun 2006, Perkembangan Jumlah KK Miskin di Kabupaten Jembrana yaitu : Tahun 2001 sebanyak 11.210 KK Miskin dari 64.164 KK, Tahun 2002 sebanyak 9.210 KK Miskin dari 65.079 KK, Tahun 2003 sebanyak 7.216 KK Miskin dari 64.377 KK, Tahun 2004 sebanyak 6.034 KK Miskin dari 65.978 KK, Tahun 2005 sebanyak 6.999 KK Miskin dari 72.928 KK. Paparan Bupati Jembrana Tahun 2006, Perkembangan PAD & APBD Kabupaten Jembrana, Tahun 2000, PAD : 2.551.526.749,- APBD : 66.911.688.691,- , Tahun 2001, PAD : 5.540.224.419,- APBD : 131.599.246.286,- , Tahun 2002, PAD : 11.555.147.609,- APBD : 171.703.401.395,-, Tahun 2003, PAD : 11.055.956.008,- APBD : 193.157.562.548,- , Tahun 2004 PAD : 9.785.500.000,- APBD : 205.000.287.634,-, Tahun 2005 PAD : 10.474.690.000,- APBD : 234.957.648.400,-, Tahun 2006 PAD : 11.202.092.565,- APBD : 339.300.329.908,-

sebesar 24,36%, (3). Pengangkutan/ komunikasi sebesar 14,74% dan (4) Sektor jasa sebesar 13,60%. Potensi ekonomi lokal memang tidak begitu menjanjikan bagi investor untuk mengembangkan usahanya di Jembrana, karena secara geografis Kabupaten Jembrana berada pada penghujung barat Pulau Bali, sehingga sangat jauh dari aktivitas pariwisata, dan perekonomian Bali yang saat ini terpusat di Denpasar, Badung dan Gianyar. Disamping karena jarak yang cukup jauh kurang lebih 100 Km dari Denpasar, kondisi infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya masih sangat terbatas. Namun demikian bukan berarti Jembrana tidak akan ikut dalam kancah persaingan global. Sejalan dengan semangat mekepung 10, sehingga tiada henti-hentinya Kabupaten Jembrana melakukan inovasi untuk mengejar ketertinggalan, sehingga mampu sejajar dengan daerahdaerah lain di Bali dan di Indonesia. Potensi alam yang dimiliki mulai potensi laut, perkebunan dan pertanian, industri kerajinan, dan industri kecil lainnya, sehingga walaupun Kabupaten Jembrana tidak memiliki potensi pariwisata, namun bukan berarti Jembrana tidak akan ikut dalam andil tersebut. Jembrana tidak memposisikan dirinya sebagai objek atau daerah tujuan wisata, namun memposisikan diri sebagai suporting tourism. Walaupun belum bisa memasok seluruh keperluan dunia pariwisata di Denpasar, Badung, dan Gianyar, minimal seluruh hasil produksi Jembrana bisa terserap. Kondisi kesehatan di Kabupaten Jembrana cukup memadai walaupun tidak selengkap seperti di kota-kota besar. Rumah Sakit Umum Daerah yang berlokasi di pusat kota Negara, adalah satu-satunya rumah sakit pemerintah daerah dengan tipe C. Puskesmas berjumlah 6 buah yang tersebar di 4 kecamatan. Puskesmas di Jembrana awalnya berjumlah 11 buah, namun karena berdasarkan kajian dan survey kunjungan rata-rata pertahaun puskesmas yang sangat kecil sehingga 5 puskesmas diturunkan statusnya menjadi Puskesmas Pembina Pembantu. RSUD Negara dan Puskesmas di Jembrana saat ini telah swadana, semenjak adanya pengalihan subsidi kesehatan untuk premi asuransi kesehatan bagi masyarakat yang dilaksanakan oleh Lembaga Jaminan Sosial Daerah, atau yang lebih dikenal dengan JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana).11 Tahun 2006 jumlah Dokter Spesialis 11 orang,
10

11

Semangat Mekepung adalah merupakan spirit local yang artinya semangat kompetisi yang positif. Mekepung adalah balapan kerbau dalam bahasa bali disesbut Misa, tradisi ini merupakan salah satu budaya khas Kabupaten Jembrana yang sudah dikenal di manca Negara dengan sebutan (bull race) Awalnya dengan SK Bupati Jembrana Nomor 572 Tahun 2002 tentang Tim Persiapan JKJ, kemudian dengan SK Bupati Jembrana No. 31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Subsidi Kesehatan dan Pembentukan Badan Pelaksana JKJ, Surat Keputusan Bupati Jembrana Nomor 84 Tahun 2003 tentang Penyerahan Obat-Obat Yang Dikelola Oleh Dinas Kesehatan dan Kesos Kab. Jembrana Kepada Bappel JKJ, Keputusan Bupati Jembrana Nomor 127 Tahun 2003 tentang Permbayaran Premi Jaminan Kesehatan Masyarakat Jembrana kepada Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

Dokter Umum 75 orang, Dokter Gigi 13 orang, Bidan 138 orang, dan perawat 169 orang.

III. Kebijakan Umum Pembangunan Kabupaten Jembrana

Sejak era otonomi daerah dengan dilaksanakannya UU No. 22 Tahun 1999, yang kemudian dubah menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, berbagai tantangan harus dihadapi oleh Kabupaten Jembrana mulai restrukturisasi kelembagaan, penataan bangunan gedung kantor dan sarana kantor (korban amuk masa tahun 1998, reformasi.red) dan permasalahan lain yang menjadi tantangan bagi Kabupaten Jembrana, dalam melaksanakan pembangunan. Dimulai dari Visi Kabupaten Jembrana, "Terwujudnya masyarakat Jembrana yang sejahtera, berkeadilan beriman dan berbudaya", mempunyai Misi : (1) Meningkakan kualitas hidup (Quality of live) masyarakat melalui peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan derajat kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat (perekonomian). (2) Peningkatan pelayanan umum (Publik service) meliputi peningkatan infrastruktur, yaitu sarana fisik seperti jalan, listrik dan jaringan air bersih, peningkatan pelayanan administrasi dan komunikasi, serta peningkatan sosial budaya . (3) Membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa, gotong royong, serta harmonisasi antar seluruh lapisan masyarakat dalam heterogenitas agama suku dan adat istiadat. (4) Mewujudkan supremasi hukum dan menciptakan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien. Komitment yang besar dari pemerintah dan seluruh komponen masyarakat untuk membangun adalah modal dasar, jumlah PAD yang besar, kekayaan alam, jumlah penduduk, jumlah pegawai tidak menjamin, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya tersebut. Bagi Kabupaten Jembrana adalah bagaimana memanfaatkan DOA itu (Dana, Orang, Alat).

Jembrana, Keputusan Bupati Jembrana No. 1927 Tahun 2006 kemudian Peraturan Daerah kabupaten Jembrana Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pembentukan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Daerah Kabupaten Jembrana.

Manajemen

Efisiensi Dana

Peningkatan Kualitas Hidup : - Pendidkan - Kesehatan - Daya Beli Pencapaian Visi

Sumber Daya

Efisiensi SDM Peningkatan Layanan Publik : - Infrastruktur - Administratif - Informasi dan Komunikasi - Layanan sosial, ekonomi dan Budaya

Kesejahteraan dan Keadilan Masyarakat

Efisiensi Sarana

E-Gov

Keterangan : Skema Kebijakan Umum Pembangunan di Kabupaten Jembrana Mengacu pada : Keputusan Bupati Jembrana No. 1278/HOT/2006

3.1 Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintahan Efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah daerah. Dengan adanya transfer dana berupa Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH) dari pusat kepada daerah sehingga secara otomatis pengelolaan dana pada APBD Kabupaten/Kota menjadi meningkat secara drastis. Manajemen pengelolaan keuangan daerah menjadi sangat strategis dan sangat menentukan keberhasilan pembangunan daerah. Disamping efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan reformasi birokrasi juga merupakan langkah awal untuk mengubah image buruk birokrasi pemerintahan. Reformasi di bidang birokrasi menyangkut beberapa hal diantaranya: Pertama, berhubungan dengan perubahan mind-set dari birokrasi itu sendiri. Disini termasuk didalamnya adalah perubahan pola pikir, sikap dan prilaku atau pola tindak. Kedua, perubahan laku budaya dari prilaku seorang penguasa, menjadi prilaku seorang pelaya. Atau dari prilaku berkuasa menjadi prilaku melayni. Ketiga, adalah sikap yang harus lebih mendahulukan "peran" dari pada "wewenang". Keempat, berhubungan dengan perubahan pola pikir, kalau sebeleumnya lebih berfikir tentang out put kini harus berubah untuk lebih berfikir pada sisi out come, Kelima, berhubungan dengan kualitas kerja dan kinerja aparatur, dan Keenam, berhubungan dengan bagaimana membangun poforma birokrasi sehingga mampu tampil sebagai panutan atau contoh (best practices), dengan muara akhir mewujudkan apa yang disebut sebagai Good

10

Gevernance dan Clen Government dalam artian birokrasi pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel, dan propesional. Dengan Reformasi Birokrasi tersebut, sehingga tiga aspek penting yang merupakan sumber daya semestinya dapat dikelola dengan baik. Keberhasilan Kabupaten Jembrana dalam melaksanakan strategi dan kebijakan pembangunan tersebut tidak terlepas dari manajemen DOA, yang dilakukan. Manajemen DOA adalah bagaimana mengelola dan memanfaatkan dengan baik Dana, Orang (SDM) dan Aset (sarana dan prasarana). 3.2 Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Pelayanan Masyrakat Pelayanan Publik (Public Service) merupakan produk yang dihasilkan oleh pemerintah, untuk memenuhi kebutuhan, memberikan pengayoman, rasa aman dan keadilan bagi masyarakat. Mengacu pada Visi, Misi dan Kebijakan umum pembangunan Kabupaten Jembrana dalam pelaksanaan pelayanan umum (public service) di Kabupaten Jembrana dibagi menjadi empat kelompok layanan publik yaitu : (1) Layanan Infrastruktur, meliputi jalan, air, listrik dan sarana umum lainnya. (2) Layanan Administrasi, meliputi Administrasi Kependudukan dan Pelayanan Perijinan. (3) Layanan Informasi dan Komunikasi mencakup akses informasi dan akses komunikasi. (3) Layanan Sosial, Ekonomi dan Budaya, mencakup ekses untuk bantuan-bantuan sosial, bantuan dana bergulir dan pengembangan budaya. Disamping itu pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan juga menjadi prioritas utama. Berdasarkan pada konsep keadilan dan pemererataan sebagai nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila, sehingga didalam kebijakan pelayanan umum (public service) di Kabupaten Jembrana pada tataran pelayanan minimal, pelayanan harus sama dan merata, baik secara kualitas mauun kuantitas, kemudian pada tataran lanjut diberikan kesempatan untuk berkompetisi sesuai dengan kemampuan. Dengan kondisi masyarakat yang masih heterogen secara kemampuan (capacity) sehingga pemerintah harus mengeluarkan kebijakankebijakan yang secara memihak harus membantu kaum lemah, dengan harapan pada saat tertentu mereka juga dapat berkompetisi secara sehat dan adil. IV. Reformasi Sistem Pelayanan Kesehatan Melalui Program JKJ Masalah kesehatan tidak kalah pentingnya dengan masalah pendidikan, sehingga apabila dicermati maka derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu : (1) Genetik (Keturunan). (2) Lingkungan. (3) Perilaku. (4) Pelayanan Kesehatan. Dari keempat faktor tersebut maka faktor Genetik (keturunan) pemerintah tidak banyak

11

melakukan intervensi, namun faktor-faktor lainnya harus mendapat perhatian serius dari pemerintah yaitu : Faktor Perilaku , Lingkungan dan Faktor Pelayanan Kesehatan. Faktor perilaku dan lingkungan dilakukan peningkatan melalui program preventif yang dituangkan dalam kegiatan yang disebut : (1) Program makanan sehat, (2) Program perilaku hidup sehat, (3) Program diteksi dini. Program ini diimplementasikan pada kegiatan penyuluhanpenyuluhan dan pembinaan kesehatan masyarakat, yang dipelopori mulai dari sekolah yang diintegrasikan dengan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang disebut dengan Program UKS Terpadu 12. Melalui program ini pada tataran tertentu anak didik akan mampu mengintervensi dirinya sendiri, keluarga, kemudian lingkungan masyarakat yang lebih luas. Faktor keempat untuk meningkatkan derajat kesehatan yaitu Pelayanan Kesehatan. Berdasarkan permasalahan pada kualitas pelayanan kesehatan pada Puskesmas maka pemerintah kabupaten Jembrana membuat kebijakan dengan program JKJ Kesehatan Jembrana) 13. 4.1 Program JKJ Tahun 2001 Kabupaten Jembrana mulai mengevaluasi program kesehatan puskesmas dan rumah sakit terutama dari segi kwalitas pelayanan dan biaya pelayanan kesehatan. Evaluasi dilaksanakan untuk menindak lanjuti keluhan masyarakat yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah sakit Negara kurang diminati oleh masyarakat karena kwlitas pelayanannya mengecewakan. Masyarakat menilai pelayanan swasta lebih meyakinkan, kwalitasnya

(Jaminan

12

13

UKS Terpadu adalah merupakan inovasi pembangunan dibidang kesehatan berupa revitalisasi dan reorientasi program UKS sebelumnya. UKS Terpadu adalah usaha kesehatan sekolah yang melatih para siswa untuk memahami, dan membiasakan hidup sehat dengan memilih makanan sehat, menjaga lingkungan sehat dan bisa melaukan diteksi dini. Pada tingkat SD diharapkan siswa mampu mengitervensi dirinya sendiri, SMP mampu mengintervensi keluarga, dan SMA mampu mengintervensi lingkungannya. Awalnya dengan SK Bupati Jembrana Nomor 572 Tahun 2002 tentang Tim Persiapan JKJ, kemudian dengan SK Bupati Jembrana No. 31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Subsidi Kesehatan dan Pembentukan Badan Pelaksana JKJ, Surat Keputusan Bupati Jembrana Nomor 84 Tahun 2003 tentang Penyerahan Obat-Obat Yang Dikelola Oleh Dinas Kesehatan dan Kesos Kab. Jembrana Kepada Bappel JKJ, Keputusan Bupati Jembrana Nomor 127 Tahun 2003 tentang Permbayaran Premi Jaminan Kesehatan Masyarakat Jembrana kepada Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Jembrana, Keputusan Bupati Jembrana No. 1927 Tahun 2006 kemudian Peraturan Daerah kabupaten Jembrana Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pembentukan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Daerah Kabupaten Jembrana.

12

lebih baik, obatnya lebih baik, petugasnya ramah serta gedungnya lebih baik dan bersih. Dalam pengamatan dilapangan bahwa pemanfaatan Rumah Sakit Negara tidak begitu optimal rata-rata BOR dibawah 60 % Puskesmaspun kunjungan tidak begitu banyak sekitar 30 - 40 orang sehari. Dalam pemanfaatan APBD subsidi obat untuk Rumah Sakit dan Puskesmas dari tahun ke tahun cukup besar (3,5 Milyar Rupiah setahun) sementara pendapatan dari sektor kesehatan, tercatat subsidi selalu lebih besar dari pendapatan. Dalam pengamatan dari tahun ketahun seberapa besarpun subsisdi yang diberikan tidak mampu mendongkrak pemasukan dari sector kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari data tahun 2000 alokasi dana yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana kepada Rumah Sakit dan Puskesmas sebesar Rp. 2.788.543.110, sementara PAD yang disetorkan dari Rumah Sakit dan Puskesmas hanya sebesar Rp. 329.049.055,- atau sebesar 11,8% dari alokasi dana yang diberikan. Begitu pula halnya pada Tahun 2001 jumlah alokasi dana untuk Rumah Sakit dan Puskesmas sebesar Rp. 8.058.651.600,- sementara PAD yang disetorkan hanya sebesar Rp. 666.244.888,- atau 8,27% dari alokasi yang diberikan. Disimpulkan bahwa alokasi dana setiap tahun semakain meningkat sementara pendapatan mengalami penurunan. Alokasi Dana Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Jembrana Tahun 2000 dan 2001 No.
I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. II. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

di

Jenis Pembiayaan
Rumah Sakit Gaji dan Tunjangan lainnya Honorarium Belanja Barang Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dinas Belanja Lain-lain Jumlah Puskesmas Gaji dan Tunjangan lainnya Upah/biaya Belanja Barang Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dinas Belanja Lain-lain Jumlah

2000
Rp. 908.617.074,Rp. 1.997.600,Rp. 581.554.853,Rp. Rp. 2.000.000,Rp. Rp. 1.494.169.527,Rp. 1.210.776.057,Rp. 11.250.000,- Rp. Rp. 69.452.526,- Rp. Rp. Rp. 2.895.000,Rp. Rp. 1.294.373.583,-

2001
Rp. 2.295.339.000,Rp. 58.460.000,Rp. 1.139.314.350,Rp. 175.734.500,Rp. 9.000.000,Rp. 182.845.750,Rp. 3.860.693.600,Rp. 3.533.150.000,115.000.000,30.800.000,Rp. Rp. 4.000.000,Rp. 515.000.000,Rp. 4.197.958.000,-

Sumber : Bagian Keuangan, Setda Kabupaten Jembrana

Dari hasil pengamatan tersebut maka pemerintah mengambil langkah yaitu mengalihkan subsidi yang semula diberikan untuk biaya obat-obatan RSUD dan Puskesmas dan diberikan kepada masyarakat

13

melalui satu lembaga asuransi yang dibangun Pemerintah Kabupaten Jembrana, yaitu Lembaga Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) dengan keputusan Bupati Nomor 31 Tahun 2003. Subsidi ini diberikan kepada seluruh masyarakat Jembrana dalam bentuk premi untuk biaya rawat jalan tingkat pertama di unit pelayanan kesehatan yang mengikat kontrak kerja dengan Bapel/Badan Penyelenggara JKJ. Pada saat yang bersamaan Puskesmas dan Rumah Sakit diwajibkan untuk mencari dana sendiri untuk kebutuhan rutin termasuk obat-obatan, hanya obatobatan khusus/program khusus yang dibantu oleh Pemerintah (Program imunisasi, Malaria, TBC, Demam Berdarah Diare dan kusta serta program Gizi). 4.2 Komponen JKJ Dalam pelaksanaannya, Program JKJ komponen utama yaitu : 1. Lembaga JKJ 2. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) 3. Peserta JKJ (Masyarakat). a. Lembaga JKJ Dalam bidang kesehatan kita mengenal penanganan kesehatan secara kuratif, preventif, dan promotif. Peran Pemerintah Kabupaten Jembrana lebih lebih pada penetapan norma, presedur, dan standar pelayanan. Sebagai tindak lanjut dari peran tersebut maka dibentuklah Lembaga JKJ yang merupakan lembaga asuransi yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana, untuk mengelola biaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Jembrana. JKJ dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Jembrana Nomor 572 Tahun 2002 sebagai UPT yang berada dibawah Dinas Kesehatan dan Kesos Kabupaten Jembrana. Secara operasional lembaga JKJ berada dibawah Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Jembrana. Badan Pelaksana JKJ (Bapel) dipimpin oleh seorang direktur, dilengkapi empat bidang yaitu bidang pelayanan, administrasi, keuangan, pemasaran/sosialisasi. Bapel JKJ bekerja dilengkapi dengan standar pelayanan, standar terapi, standar harga dan standar presedur. b. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) terdiri dari dari PPK-Negeri dan PPK-Swasta yang mengadakan kontrak dengan Lembaga JKJ. PPK yang merupakan lembaga/instansi pemerintah yaitu : Puskesmas Pembantu Pembina (Pustu Pembina), Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). PPK yang merupakan lembaga swasta yaitu : Praktek Dokter Swasta, Praktek Bidan Swasta, Praktek Dokter Spesialis, Klinik Swasta, Rumah Sakit Swasta. Karena antara Lembaga JKJ dengan PPK melakukan kontrak maka kedua belah pihak mempunyai hak dan 14 terdiri atas 3 (tiga)

kewajiban. Apabila PPK JKJ tidak memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam kontrak, maka Lembaga JKJ akan memberikan sanksi berupa skorsing selama beberapa bulan. Apabila sanksi tetap dilanggar, maka Pihak Lembaga JKJ dapat melakukan pemutusan kontrak. PPK dibedakkan menjadi 3 (tiga) yaitu PPK-1, PPK-2, PPK-3. Pada PPK-1 diberikan pelayanan rawat jalan tingkat pertama/kesehatan dasar dalam bentuk penyuluhan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan dan pengobatan serta penyembuhan (kuratif). Pelayanan ini dapat diperoleh di Poliklinik, Puskesmas, RSU kelas D, praktek dokter/dokter gigi swasta berizin, praktik bidan swasta berizin berupa : pelayanan KB / Pil KB. PPK-2, diberikan pelayanan rawat jalan lanjutan / rujukan oleh PPK-1. Pelayanan dapat diberikan di Piliklinik Rumah Sakit Kelas C, B, maupun A, dokter ahli praktek swasta berizin yang telah bekerja sama dengan JKJ. PPK-3, diberikan pelayanan rawat inap di Rumah sakit negeri atau swasta yang telah mengadakan kerja sama dengan JKJ pada kelas perawatan tertentu. PPK-1 JKJ
PPK-1 2002 Dokter Umum Dokter Gigi Bidan
Sumber : Bappel JKJ, Thn. 2006

Tahun 2003 62 11 102 2004 63 10 104 2005 69 9 112

c. Masyarakat Masyarakat yang menjadi peserta JKJ adalah semua masyarakat Kabupaten Jembrana yang dikelompokan menjadi 4(empat), yaitu : 1. Masyarakat yang berprofesi sebagai PNS, instansi vertikal, dan pensiunan yang saat ini sudah tertangani oleh pembiayaannya dari PT. Askes Indonesia. 2. Masyarakat yang berprofesi sebagai Pegawai Swasta, masyarakat Jembrana yang telah terikat dengan asuransi tertentu seperti Jamsostek, asuransi swadana perusahan dan lain sebagainya. 3. Masyarakat biasa yaitu masyarakat Jembrana yang sampai saat ini tidak terika dengan suatu lembaga/badan asuransi atau badan lain yang bergerak dibidang kesehatan.

yaitu

15

4. Masyarakat miskin adalah masyarakat Jembrana yang telah ditetapkan sebagai keluarga miskin yang ditetapkan dengan SK Bupati Jembrana.

4.3 Sumber Dana Program JKJ Pembiayaan JKJ dilakukan melalui pengalihan subsidi yang semula diberikan kepada puskesmas dan rumah sakit, kini dialihkan kepada masyarakat dalam bentuk premi biaya rawat jalan tingkat pertama melalui lembaga Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ). Selain dari APBD pembiayaan juga berasal dari dana-dana Gakin, yang sebelumnya diberikan ke Puskesmas kemudian dialihkan ke JKJ. Dana yang dikelola oleh JKJ juga bersumber dari Subsidi dari Jamsostek, Subsidi dari ASKES, dan dana partisipasi dari masyarakat.

Sumber Pembiayaan Program JKJ


Sumber Dana 2002
Pendaftaran JKJ Penjualan Obat Penjualan Blanko APBD GAKIN PKBS-BBM GAKIN BALI Askes Jumlah
Sumber : Bappel JKJ, Thn. 2006

Tahun 2003
56.852.000,187.774.264,6.871.000,2.431.400.000,519.054.391,125.000.000,54.209.690,3.381.161.345,-

2004
24.594.000,471.979.386,51.964.365,5.100.000.000,835.066.000,125.000.000,125.527.500,6.734.131.251,-

2005
14.432.000,396.594.247,60.006.500,7.602.466.525,8.073.499.272,-

100.000.000,-

4.4 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Jembrana Subsidi untuk premi ditetapkan sebesar Rp 3,3 Milyar untuk tahun 2003, 6,7 Milyar untuk tahun 2004 dan tahun 2005 subsidi sebesar 8 Milyar Rupiah. Dengan subsidi premi ini masyarakat Jembrana berhak memiliki kartu keanggotaan JKJ yang dapat digunakan untuk biaya berobat rawat jalan di setiap PPK-1 baik milik pemerintah maupun swasta (Dokter/drg/Bidan/Praktik swasta/poliklinik RS swasta kelas D) tanpa dipungut bayaran. Khusus untuk di Bidan hanya berlaku pelayanan Ante Natal Care (Pemeriksaan ibu hamil / sebelum melahirkan) dan Pelayanan KB. Untuk pelayana di PPK-1 premi masyarakat disubsidi penuh oleh pemerintah, dimana klaim oleh dokter umum PPK-1 maksimal sebesar Rp. 27.000,- per kali kunjungan yang terdiri dari biaya jasa medis sebesar Rp. 10.000,- obat suntik Rp. 2.000,- dan obat-obatan lainya maksimal Rp. 15.000,- sesuai perhitungan harga obat yang digunakan. Kunjungan ulang dengan diagnose sama hanya boleh di klaim kalau

16

tenggang waktu kunjungan peratama dengan berikutnya minimal 3 hari. Apabila sebelum 3 hari pasien datang lagi dengan kasus yang sama maka segala biaya pengobatan menjadi tanggungan PPK-1 besangkutan. Untuk biaya pelayanan kesehatan Gigi besarnya klaim ditentukan lebih bervariasi yaitu untuk biaya pelayanan gigi tanpa tindakan adalah sesuai dengan tariff dokter umum sebesar Rp. 27.000,- . Bila dengan tindakan ditur dengan system paket sebagai berikut : cabut gigi susu sebesar Rp. 15.000, cabut gigi pernanen Rp. 30.000, tumpata sementara Rp. 20.000,- dan tumpata permanent sebesar Rp. 30.000,-. Untuk biaya pelayanan bidan, untuk PPK-1 bidan hanya boleh menangani pelayanan ANC dan pelayanan KB sederhana (Pil dan Suntik) tidak dibenarkan menangani pasien diluar kebidanan. Jasa untuk pelayanan bidan klaim dibayar maksimal sebesar Rp. 15.000,- dengan perincian jasa medis sebesar Rp. 6000,- dan obat-obatan Rp. 9.000,4.5 Pembayaran Klaim JKJ Manjemen keuangan JKJ menggunakan system pra-upaya seperti pada JPKM, tetapi pra-upaya dilakukan ditingkat Bapel, bukan di tinkat PPK-1. Subsidi pemerintah disalurkan dan diterima oleh Bapel JKJ dan Bapel JKJ membayar kepada PPK-1 sesuai klaim yang diajukan . Klaim dikoreksi oleh tim verifikasi dan setelah koreksi dilaksanakan klaim baru dibayar. Pemanfaatan Dana JKJ
Jasa dan Obat GAKIN ASKES UMUM Tahun 2004 362.954.228,00 610.663.982,00 7.194.795.053,00

2002

2003 140.293.252,00 201.865.350,00 1.015.008.180,00

2005 395.825.401,00 412.382.771,00 6.111.861.851,00

Sumber : Bappel JKJ, Thn. 2006

V. Tantangan Dalam Pelaksanaan Program

Sebuah program yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan lahir dari sebuah pemikiran yang inovatif dan kreatif, tentu saja terdapat sejumlah masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) yang menjadi unggulan Pemerintah Kabupaten Jembrana. Menurut pendapat masyarkat masalah yang akan dihadapi dengan dilaksanakannya Program JKJ ini adalah masalah pendanaan. Hal ini dilaksadasarkan pada kenyataan yang ada bahwa PAD Kabupaten Jembrana sangat kecil hanya 2,5 Milyard Tahun 2001, 17

kemudian menjadi 5,5 Milyard Tahun 2001. Tetapi kekawatiran tersebut menjadi hilang ketika Bupati Jembrana, Prof. Dr. I Gede Winasa dengan komitmen yang besar sehingga mengalokasikan sejumlah dana untuk pembiayaan program tersebut. Kemudian kekawatiran masyarakat yang lain muncul, tidakkah program ini berhenti kalau Bupatinya diganti. Tetapi kekawatiran itupun terjawab dengan adanya Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Daerah Kabupaten Jembrana. Masalah lain yang dihadapi dilapangan adalah permaslahan yang terkait dengan penggunaan kartu JKJ oleh orang yang tidak berhak; moral hazard yang buruk dari PPK; serta dalam klaim yang di ajukan PPK. Masalah penggunaan kartu JKJ oleh mereka yang tidak berhak terkait dengan adanya toleransi pemerintah daerah terhadap sejumlah persyaratan yang seharusnya dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapat kartu JKJ. Permaslahan moral hazard oleh PPK dengan mark up yang dilakukan sejumlah oknum dokter dan bidan terhadap kunjungan pasien dan jumlah obat yang diberikan. Pemerintah Kabupaten Jembrana telah membuat mekanisme pengawasan berlapis untuk menanggulangi maslah tersebut. Diantaranya melakukan pengecekan acak pada pembukuan PPK, mencari informasi secara acak kepada masyarakat yang baru menggunaakan jasa PPK dengan JKJ, serta memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengecek apakah jumlah obat yang diterima sudah sesuai dengan seharusnya. Tahun 2004 terdapat Tiga dokter dan tiga bidan diskors antara satu bulan hingga tiga bulan. Kesalahan oknum dokter dan oknum bidan itu adalah melakukan mark up obat dan kunjungan pasien. Dari hasil penelusuran tim JKJ terhadap 15 dokter umum dan dokter gigi serta 10 bidan, ternyata ada enam yang bermasalah. Mereka diskors 3 bulan karena mark up harga obat, ada yang diskors 1 bulan karena mark up harga obat, dan diskors 1 bulan karena menarik bayaran Rp 35 ribu di luar ketentuan JKJ. Bupati Jembrana bersikap tegas terhadap para PPK yang nakal, jika ada yang melakukan pelanggaran akan langsung ditindak, tidak ada lagi teguran. Skors ini menurutnya ringan karena ini merupakan persoalan intern JKJ. Para dokter dan bidan yang sudah menandatangani kontrak seharusnya mematuhi kontrak. Namun kalau kontrak dilanggar lagi, tidak tertutup kemungkinan, Dinas Kesehatan dan Kessos akan mencabut izin praktik dokter dan bidan serta mengembalikan yang bersangkutan ke daerah asal. Soal mark up yang dilakukan oknum-oknum dokter dan bidan ini, pasien memang tidak dirugikan, karena tidak tahu, yang dirugikan adalah JKJ. Kalau JKJ bubar, nanti dokter dan bidan tidak dapat pasien. Selain itu, pasien pun akan mikir-mikir kalau ke dokter karena harus mengeluarkan biaya. Sekarang masyarakat Jembrana harus hati-

18

hati dan selalu memeriksa obat apakah sesuai dengan yang tertulis di kartu atau tidak.

VI.

Program Pos Terpadu)

Dayandu

(Pos

Pemberdayaan dan

Pelayanan

Program Posdayandu tidak terlepas dari dikeluarkannya Perda Nomor 2 tahun 2006 14. Ada hal baru pada Perda No. 2 Tahun 2006 tetang Struktur Organisasi dan perangkat Daerah Kabupaten Jembrana, yaitu perubahan yang paling mendasar adalah pada pemerintah kecamatan, dimana Cabang Dinas Pendidikan Nasional dan Puskesmas bergabung ke struktur pemerintah kecamatan, menjadi Kasi Pendidikan dan Kasi Kesehatan Puskesmas menjadi UPF (unit pelaksana fungsional), yang secara fungsional bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Jembrana, dan secara struktural berada dibawah kewenangan Camat. Mengingat masalah kemiskin adalah masalah yang sangat serius, sehingga tidak bisa diselesaikan dengan program-program sesaat dan secara parsial dari masing-masing departemen. Dengan struktur kecamatan yang baru dibawah kasi PMD ada petugas khusus yang disebut Petugas Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang terdiri dari berbagai fungsional : fungsional penyuluh pertanian, penyuluh KB, penyuluh perindag, peternakan dan staf yang mempunyai tugas untuk memfasilitasi KK Miskin. Rasio PPM yang kemudian bergabung dalam Tim Posdayandu tersebut dengan wilayah 6 dusun/banjar (1 : 6), dengan asumsi KK Miskin saat ini kurang lebih 10%, dengan jumlah KK tiap dusun/banjar rata-rata 300 KK, sehingga setiap hari Tim akan berkeliling mulai dusun I, II dst. Sehingga dari hari Senin sampai Sabtu ada kegiatan Posdayandu di masing-masing dusun/banjar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Untuk bidang kesehatan ada petugas (in door) yaitu UPF Puskesmas, Puskesmas Pembantu Pembina, yang berfungsi untuk kuratif dan rehabilitatif, dan (out door) yang terdiri dari 2 tim, pertama Tim Surveilance, kedua Tim Diteksi Dini. Kedua tim out door ini berfungsi untuk promotif dan preventif. Jumlah petugas-petugas ini juga menggunakan rasio dengan dusun/banjar.
14

Pada tahun 2000 berdasarkan Perda No. 7,8,9 Tahun 2000, Struktur Organisasi Perangkat Daerah terdiri dari : 9 Dinas, 11 Kantor/Lemtek, 2 badan, Setda dan Setwa. Tahun 2003 berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2003, Struktur Organisasi Perangkat Daerah terdiri dari : 7 Dinas, 2 Kantor/Lemtek, 2 badan, Setda dan Setwa, dan Tahun 2006 berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2006, Struktur Organisasi Perangkat Daerah terdiri dari : 7 Dinas, 2 Kantor/Lemtek, 2 badan, Setda dan Setwa, struktur cabang dinas Pendidikan di Kecamatan dan Puskesmas bergabung dengan Struktur Kecamatan, masingmasing ke Kasi Pendidikan, dan Kasi Kesehatan.

19

Pos Pemberdayaan dan Pelayanan Terpadu bertujuan untuk memberikan pelayanan Informasi, bimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis dalam rangka pemecahan permasalahan di masyarakat. Pos Pemberdayaan dan Pelayanan Terpadu memberikan pelayanan Informasi, bimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis yang meliputi antara lain : Kesehatan; Modal usaha; Koperasi; Pokmas-pokmas; Pertanian; Perkebunan; Perikanan; Kehutanan; Keamanan; Kebersihan; Pembayaran Pajak; Kependudukan; Pendidikan luar sekolah; Ketenaga kerjaan; Perizinan, dll Pos Pemberdayaan dan Pelayanan Terpadu dilaksanakan oleh Semua petugas lapangan (out door) kecuali Pengawas Sekolah yang tempat tugasnya pada wilayah Desa/Kelurahan yang sama secara bergantian disetiap Banjar/Lingkungan, yang tempatnya diatur bersama dengan Perbekel/Lurah dengan mendapat persetujuan Camat yang diselenggarakan setiap hari kerja dari Pukul 08.00 s/d 12.00 WITA. Pos Pemberdayaan dan Pelayanan Terpadu pelaksanaannya didukung oleh semua Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana sesuai dengan bidang tugasnya, disamping itu didukung oleh semua stake holder yang ada di Kabupaten Jembrana. Masyarakat datang ke Pos Pemberdayaan dan Pelayanan Terpadu yang diarahkan oleh Kelian Dinas / Kepala Lingkungan untuk mendapatkan pelayanan informasi, bimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis. dalam

20

VI. PENUTUP Sejalan dengan perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan, era otonomi daerah membawa angin segar bagi pemerintah daerah untuk berinovasi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Kepemimpinan menjadi isu strategis yang menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional maupun di daerah. Kepemimpinan yang diharapkan saat ini dan dimasa depan adalah kepemimpinan yang demokratis, yang dapat melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Kebijakan pemerintah sebagai produk kepemimpinan apakah pro rakyat atau tidak dapat dinilai dari pertama ; sejauh mana kebijakan tersebut menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, dan kedua ; sejauh mana kebijakan tersebut memberikan rasa adil dalam pelayanan dasar masyarakat. Kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan, pendidikan, kesehatan. Pelayanan dasar yaitu menyangkut kebutuhan akan pelayanan publik (public service) mulai kebutuhan infrastruktur, administrasi, informasi, komunikasi, dan sosial budaya. Kebutan dasar dan layanan dasar inilah yang harus menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan para pemimpin didalam membuat kebijakan-kebijakan di daerah. Political will and commitment dari Kepala Daerah melaksanakan program, yang diimplementasi dalam Pemerintah yang Pro Rakyat di Kabupaten Jembrana sesuai dengan Visi, dan Misinya menempatkan pelayan umum menjadi sebuah keharusan. Mulai pemenuhan pelayanan dasar : pendidikan, kesehatan, daya beli masyarakat, dan juga pelayanan instrastruktur, administrasi dan perijinan, informasi dan komunikasi, dan pelayanan sosial dan budaya. Secara bertahap Pemerintah Kabupaten Jembrana mengajak komponen masyarakat, dan pihak swasta untuk itu memberikan andil dalam pelayanan publik (public service). Pada bidang kesehatan khususnya kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana dengan pengalihan subsidi kesehatan untuk premi JKJ bagi masyarakat. Hal ini telah terbukti mampu meningkatkan kualitas pelayanan baik di negeri maupun di swasta, hal ini terjadi karena adanya kompetisi yang sangat kompetitip. Disamping itu pembiayaan yang dikeluarkan oleh pemerintah secara langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pada awalnya Pemerintah Kabupaten Jembrana berperan untuk membuka akses, dan ada beberapa program yang diarahkan untuk memancing pihak swasta atau masyarakat untuk membuka usaha atau pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Jembrana menciptakan kondisi yang kompetitif pada beberapa sektor pelayanan publik, sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Demikian juga dengan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. untuk Kebijakan

21

Semua sudah dilakukan dengan pendekatan efesiensi, terbuka, dan bertanggung jawab. Untuk beberapa pembangunan fisik dilakukan dengan pola block grant dengan melibatkan masyarakat. Sementara untuk meniadakan pungutan liar, Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana telah membuka akses pengaduan masyarakat yang seluasluasnya, baik melalui call centre, SMS Centre, media masa cetak dan penyiaran, atau langsung kepada Bupati Jembrana. Untuk menghindari prilaku menyimpang aparat didalam pengelolaan uang, yang berhubungan dengan proses pembayaran, dan penerimaan di Pemerintah Kabupaten Jembrana diterapkan pola kasir, sehingga sirkulasi uang dapat dipantau lewat satu pintu. Disamping itu Pemerintah Kabupaten Jembrana telah membangun dan mengembangkan beberapa sistem yang berbasis TI (teknologi informasi) untuk menjamin transparansi dalam pengelolaan pemerintahan dan pelayanan umum. Akhirnya, sebaik apapun sebuah sistim, sehebat apapaun sumber daya manusia yang dimiliki. Tanpa komitmen yang kuat untuk melaksanakannya, maka semuanya akan menjadi sia-sia. Jembrana memiliki satu moto, "Kalau Mau Pasti Bisa'. ===== Terima Kasih =====

22

BIODATA Nama : Prof. Dr. drg. I Gede Winasa Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 9 Maret 1950 Pendidikan : 1. SDN 1 Tegalcangkring, Jembrana (1962) 2. SMPN 1 Penyaringan, Jembrana (1965). 3. SMAN 1 Negara, Jembrana (1968). 4. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya (1978). 5. Geriatric Training, School of Dentistry, Hiroshima University, Jepang (19891990). 6. Visiting Scientist , School of Dentistry, Tokushima University, Jepang (1991) 7. Research Student in The Field of Denture Stomatitis, School of Dentistry, Hiroshima University, Jepang (1991) 8. Short Training, Procedure of Candida Check, School of Dentistry, Hiroshima University, Jepang (1993) 9. PS Ilmu Kedokteran, Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Airlangga (1995) Pekerjaan : 1. Dokter Gigi Puskesmas Benculuk, Banyuwangi, (1978) 2. Dokter Gigi RSU Bangli (1979-1980) 3. Sekretaris Sekolah Pengatur Rawat Gigi Kanwil Depkes Bali (1981) 4. Kasi Evaluasi Kanwil Depkes Bali (1981-1987) 5. Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar (983) 6. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar (983-1992) 7. Pemred Majalah Kesehatan Gigi Indonesia, (1993 ) 8. Presiden Komisaris Patria Group (1993 ) 9. Guru Besar Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat pada FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar (1999-sekarang) 10.Bupati Jembrana (2000-sekarang) Organisasi : 1. Wakil Ketua GSNI Komisariat SMPN 1 Penyaringan (1962-1965) 2. Pembantu Umum Pengurus GSNI Cabang Jembrana, (1965-1968) 3. Sekretaris PDGI Cabang Bali (1980-1982) 4. Ketua PDGI Cabang Bali (1982-1987) 5. Ketua Himpunan Klinik Swasta Bali (1996-1998) 6. Koordinator Forum Kebangkitan Masyarakat Jembrana (1998-1999) 7. Ketua Yayasan Tat Twam Asi Jembrana (1998 ) 8. Ketua Yayasan Patria Usada Denpasar (1984 ) 9. Ketua Yayasan Pusat Pengembangan Jembrana (1999 ) 10.Ketua Yayasan Satria Narendra Ryadi Denpasar (1996 )

23

KEPEMIMPINAN YANG KUAT DALAM MEMBANGUN SISTEM KESEHATAN DAERAH

Studi Kasus Reformasi Sistem Pelayanan Kesehatan melalui Program JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana), dan revitalisasi Posyandu di Kabupaten Jembrana

Oleh : Prof. Dr. Drg. I Gede Winasa

Makalah yang disampaikan pada: Seminar Internasional tentang Pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan : Berbagi Pengalaman dan Langkah Kedepan
di Hotel Sanur Paradize Plaza, Bali - 7 s.d 10 Agustus 2007

24

25

You might also like