You are on page 1of 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Pengertian
Omphalocele secara bahasa berasal dari bahasa yunani omphalos yang berarti umbilicus (tali pusat) dan cele yang berarti bentuk hernia. Omphalocele diartikan sebagai suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin umbilikus (umbilical ring) atau cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi organ-organ abdomen dari cavum abdomen namun masih dilapiasi oleh suatu kantong atau selaput. Selaput terdiri atas lapisan amnion dan peritoneum. Diantara lapisan tersebut kadang-kadang terdapat lapisan whartons jelly. Dari pengertian di atas ada beberapa definisi tentang Omphalocele, yaitu : Omphalocele adalah sebuah cacat lahir di mana organ usus atau perut bayi keluar dari pusar (pusar). Pada bayi dengan omphalocele , usus keluar yang hanya ditutupi lapisan tipis jaringan dan dapat dengan mudah dilihat. Omphalocele adalah defek (kecacatan) pada dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari isi abdomen. Organ-organ yang berherniasi dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah 10 minggu gestasi, amnion dan Wharton Jelly juga membungkus massa hernia. Omphalocele adalah suatu keadaan dimana dinding perut mengandung struktur muskulo aponeuresis yang kompleks. Aponeuresis adalah lembaran jaringan mirip tendon yang lebar serta mengkilap untuk membungkus dan melekatkan otot yang satu dengan yang lainnya dan juga dengan bagian yang digerakkan oleh otot tersebut.

2.2 Etiologi
Omphalocele disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya omphalocele. Kelainan ini dapat terlihat dengan adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang serisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar). Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalocele adalah resiko tinggi kehamilan seperti : a. Infeksi dan penyakit pada ibu b. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok, c. Kelainan genetik d. Defesiensi asam folat e. Hipoksia f. Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen. g. Asupan gizi yang tak seimbang h. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil. Menurut Glasser ada beberapa penyebab omphalocele, yaitu: 1 Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan

terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan omfalokel paling sering dijumpai. 2 Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding

abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan didapati bersamaan

dengan adanya omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan genetik. 3 Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan

kemungkinan tersebut harus dilacak dengan USG. Selain itu omphalocele juga disebabkan oleh terbukanya (cacat) bagian tengah dari dinding perut pada pusar (umbilicus). Kulit, otot dan jaringan berserat tidak ada. Usus menonjol pada bagian yang terbuka dan dilapisi dengan membrane yang tipis. Tali pusar berada pada pusat pembalikan. Gastroschisis adalah pembukaan abnormal dari dinding perut, biasanya di sebelah kanan dari pusar, sehingga usus yang terbuka keluar (hernia). Kedua kondisi didiagnosa dengan ultrasound prenatal (sebelum lahir). Omphacele biasanya dihubungkan dengan cacat bawaan (seperti cacat jantung) dan dengan sindroma genetika spesifik. Operasi penutupan adalah perawatan terpilih. Namun demikian, kulit dari diding perut harus sering direntangkan sebelum operasi sehingga ada cukup jaringan untuk menutup lubang. Cacat yang luas seringkali membutuhkan penutupan kulit. Pada gastroschisis, usus besar dapat rusak dengan tekanan dan kontak oleh cairan amoniak. Operasi penutupan adalah perawatan terpilih. Hernia yang besar membutuhkan pembuatan sebuah silo, dimana usus besar yang terbuka dibungkus dengan sehelai lapisan pelindung dan digantungkan di atas bayi untuk beberapa hari atau minggu, silo secara perlahan di tekan, memaksa usus kembali ke dalam perut. Sebuah omphalocele berkembang saat bayi tumbuh dalam rahim ibu. Otot-otot pada dinding abdomen (cincin pusar) tidak menutup dengan benar. Akibatnya, usus tetap berada di luar tali pusat. Sekitar 25 - 40% dari bayi dengan omphalocele yang memiliki cacat lahir lainnya. Mereka mungkin termasuk masalah genetik (kelainan kromosom), hernia diafragma kongenital, dan cacat jantung.

2.3 Manifestasi Klinis


Menurut A.H. Markum, manifestasi dari omphalocele adalah : 1. Organ visera / internal abdomen keluar 2. Penonjolan pada isi usus 3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound Gejala Omphalocele : Omphalocele yaitu hernia umbilikalis inkomplet terdapat waktu,lahir ditutup oleh peritonium, selai Warton dan selaput amnion. Hernia umbilikalis biasanya tanpa gejala, jarang yang mengeluh nyeri. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada omfalokel bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol, tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut. Omphalocele dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau keluar melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalocele, yaitu : Omphalocele kecil yaitu hanya usus yang keluar atau menonjol, sedangkan Omphalocele besar yaitu usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh yang sehat. Omphalocele memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali puzat atau kantong membrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari kecil sampai berukuran raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel (isi perut). Tali pusat biasanya diimsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada uteru, maka usus akan terlihat gelap dan edematous. Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus menunjukkan normal yang esensial.

Kira kira 1 dari 3 bayi dengan omphalocel diasosiasikan sebagai congenital anomaly atau abnormal.

2.4 Patofisiologi

Ada beberapa tahapan dalam perkembangan kelainan pada tali pusar yang terjadi pada bayi yang baru lahir, yaitu : 1. Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu samping umbilicus (yang biasanya pada samping kanan). Ini menyebabkan organ visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong. 2. 3. 4. 5. Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai anomaly. Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka. Letak defek umumnya disebelah kanan umbilicus yang terbentuk normal. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin. Akibatnya, usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek. Rongga abdomen janin sempit. 6. Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen berhubungan dengan dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga dapat terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan ke rongga abdomen pada waktu pembedahan.

7.

EmbriogenesisPada janin usia 5 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut omfalocele. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut gastroschisis. Gastrokhisis dengan usus terbuai tanpa selaput yang menutupi

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kelainan Omphalocele, diantaranya : 1.Pemeriksaan Fisik Pada omfalocele tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir.Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong. 2. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase. 3. Prenatal, ultrasound Fetal echocardiogram (ultrasound of the heart) menunjukkan adanya defek ompalocele

4. Pemeriksaan radiology Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesis Pada omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.

2.6 Penatalaksanaan dan Prognosis


A. Penatalaksanaan prenatal Apabila terdiagnosa omphalocele pada masa prenatal maka sebaiknya dilakukan informed consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko tehadap ibu, dan prognosis. Informed consent sebaiknya melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan ahli bedah anak. Keputusan akhir dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan sebaiknya dilakukan observasi melaui pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama kehamilan omphalocele mungkin berkurang ukurannya atau bahkan ruptur sehingga mempengaruhi pronosis. Oak Sanjai meyebutkan bahwa komplikasi dari partus pervaginam pada bayi dengan defek dinding abdomen kongenital dapat berupa distokia dengan kesulitan persalinan dan kerusakan organ abdomen janin termasuk liver. Walaupun demikian, sampai saat ini persalinan melalui sectio caesar belum ditentukan sebagai metode terpilih pada janin dengan defek dinding abdomen. Ascraft menyatakan bahwa beberapa ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa omphalocele yang besar atau janin memiliki kelainan konggenital multipel.

B. Penatalaksanan postnatal (setelah kelahiran) Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah lahir (immediate postnatal), kelanjutan penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan postoperasi. Secara umum penatalaksanaan bayi dengan omphalokele dan gastroskisis adalah hampir sama. Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki fasilitas perawatan intensif neonatus dan bedah anak. Bayi-bayi dengan omphalokel biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan panas tubuh sehingga lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal cairan dibanding bayi dengan gastroskisis. Penatalaksanaan segera bayi dengan omphalocele adalah sbb: 1. 2. Tempatkan bayi pada ruangan yang asaeptik dan hangat untuk mencegah kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi. Posisikan bayi senyaman mungkin dan lembut untuk menghindari bayi menagis dan air swallowing. Posisi kepala sebaiknya lebih tinggi untuk memperlancar drainase. 3. Lakukan penilaian ada/tidaknya distress respirasi yang mungkin membutuhkan alat bantu ventilasi seperti intubasi endotrakeal. Beberapa macam alat bantu ventilasi seperti mask tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan masuknya udara kedalam traktus gastrointestinal. 4. Pasang pipa nasogastrik atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan udara dan cairan dari sistem usus sehingga dapat mencegah muntah, mencegah aspirasi, mengurangi distensi dan tekanan (dekompresi) dalam sistem usus sekaligus mengurangi tekanan intra abdomen, demikian pula perlu dipasang rectal tube untuk irigasi dan untuk dekompresi sistem usus. 5. Pasang kateter uretra untuk mengurangi distensi kandung kencing dan mengurangi tekanan intra abdomen. 6. Pasang jalur intra vena (sebaiknya pada ektremitas atas) untuk pemberian cairan dan nutrisi parenteral sehingga dapat menjaga tekanan intravaskuler

dan menjaga kehilangan protein yang mungkin terjadi karena gangguan sistem usus, dan untuk pemberian antibitika broad spektrum. 7. 8. Lakukan monitoring dan stabilisiasi suhu, status asam basa, cairan dan elektrolit Pada omphalokel, defek ditutup dengan suatu streril-saline atau povidone -iodine soaked gauze, lalu ditutup lagi dengn suatu oklusif plastik dressing atau plastik bowel bag. Tindakan harus dilakukan ekstra hati-hati diamana cara tersebut dilakukan dengan tujuan melindungi defek dari trauma mekanik, mencegah kehilangan panas dan mencegah infeksi serta mencegah angulasi sistem usus yang dapat mengganggu suplai aliran darah. 9. Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu dilakukan guna persiapan operasi bila diperlukan 10. Evaluasi adanya kelainan kongenital lain yang ditunjang oleh pemeriksaan rongent thoraks dan ekhokardiogram. Bila bayi akan dirujuk sebaiknya bayi ditempatkan dalam suatu inkubator hangat dan ditambah oksigen. Berikut ini ada beberapa pertolongan pertama yang dilakukan pada bayi yang menderita omphalocele : 1. Kantong omfalokel dibungkus kasa yang dibasahi betadin , selanjutnya dibungkus dengan plastic. 2. Bayi dimasukkan incubator dan diberi oksigen 3. Pasang NGT dan rectal tube 4. Antibiotika C. Penatalaksanaan nonnoperasi (konservatif) Penatalaksanaan konservatif dilakukan bila penutuan secara primer tidak memungkinkan, misal pada omfaokel dengan diameter > 5 cm. Penatalaksanaan omfalocele secara konservatif dilakukan pada kasus omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang besar antara volume organ-organ intraabdomen yang mengalami

herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele atau terdapat status klinis bayi yang buruk sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi atau pembiusan seperti pada bayi-bayi prematur yang memiliki hyaline membran disease atau bayi yang memiliki kelainan kongenital berat yang lain seperti gagal jantung. Pada giant omphalocele bisa terjadi herniasi dari seluruh organ-organ intraabdomen dan dinding abdomen berkembang sangat buruk, sehingga sulit dilakukan penutupan (operasi/repair) secara primer dan dapat membahayakan bayi. Beberapa ahli mengatakan, walaupun demikian, pernah mencoba melakukan operasi pada giant omphalocele secara primer dengan modifikasi dan berhasil. Tindakan nonoperatif secara sederhana dilakukan dengan dasar merangsang epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat setelah granulasi terbentuk maka dapat dilakukan skin graft yang nantinya akan terbentuk hernia ventralis yang akan direpair pada waktu kemudian dan setelah status kardiorespirasi membaik. Penatalaksanaan secara konservatif dapat dilakukan dengan perawtan sebagai berikut : 1. Bayi dijaga agar tetap hangat 2. Kantongditutup kasa steril dan ditetesi NaCl 0,9% kalo perlu ditutup dengan lapisan silo yang dikecilkan secara bertahap 3. Posisipenderita miring 4. NGT diisap-isap tiap 30 menit Tindakan nonoperatif lain dapat berupa penekanan secara eksternal pada kantong. Beberapa material yang biasa digunakan ialah Ace wraps, Velcro binder, dan poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit. Glasser menyatakan bahwa tindakan nonoperatif pada omfalocele memerlukan waktu yang lama, membutuhkan nutrisi yang banyak dan angka metabolik yang tinggi serta omfalokel dapat ruptur sehingga dapat menimbulkan infeksi organ-organ intraabdomen. Ashcraft menyebutkan bahwa dari suatu studi, bayi-bayi yang menjalani penatalaksanaan nonoperatif ternyata memiliki lama rawat inap yang lebih pendek dan waktu full

enteral feeding yang lebih cepat dibanding dengan penatalaksanaan dengan silastic. Selain itu, ada juga metode yang dapat dilakukan untuk nengatasi kelainan omphalocele yaitu dengan metode terapi non bedah. Indikasi terapi non bedah adalah: 1. Bayi dengan ompalokel raksasa (giant omphalocele) dan kelainan penyerta yang mengancam jiwa dimana penanganannya harus didahulukan daripada omfalokelnya. 2. Neonatus dengan kelainan yang menimbulkan komplikasi bila dilakukan pembedahan. 3. Bayi dengan kelainan lain yang berat yang sangat mempengaruhi daya tahan hidup. Namun kerugian dari metode ini adalah kenyataan bahwa organ visera yang mengalami kelainan tidak dapat diperiksa, sebab itu bahaya yang terjadi akibat kelainan yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan komplikasi misalnya obstruksi usus yang juga bisa terjadi akibat adhesi antara usushalus dan kantong. Jika infeksi dan ruptur kantong dapat dicegah, kulit dari dinding anterior abdomen secara lambat akan tumbuh menutupi kantong, dengan demikian akan terbentuk hernia ventralis, karena sikatrik yang terbentuk biasanya tidak sebesar bila dilakukan operasi. Metode ini terdiri dari pemberian lotion antiseptik secara berulang pada kantong, yang mana setelah beberapa hari akan terbentuk skar. Setelah sekitar 3 minggu, akan terjadi pembentukan jaringan granulasi yang secara bertahap kana terjadi epitelialisasi dari tepi kantong. Penggunaan antiseptik merkuri sebaiknya dihindari karena bisa menghasilkan blood and tissue levels of mercury well above minimum toxic levels. Alternatif lain yang aman adalah alkohol 65% atau 70% atau gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal terbentuk,bubuk antiseptik dapat digunakan. Hernia ventralis memerlukan tindakan kemudian tetapi kadang-kadang menghilang secara komplet.

D. Penatalaksanaan dengan operasi Tujuan operasi atau pembedahan ialah memperoleh lama ketahanan hidup yang optimal dan menutup defek dengan cara mengurangi herniasi organ-organ intraabomen, aproksimasi dari kulit dan fascia serta dengan lama tinggal di RS yang pendek. Operasi dilakukan setelah tercapai resusitasi dan status hemodinamik stabil. Operasi dapat bersifat darurat bila terdapat ruptur kantong dan obstruksi usus. Operasi dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu primary closure (penutupan secara primer atau langsung) dan staged closure (penutupan secara bertahap). Standar operasi baik pada primary ataupun staged closure yang banyak dilakukan pada sebagiaan besar pusat adalah dengan membuka dan mengeksisi kantong. Organ-organ intraabdomen kemudian dieksplorasi, dan jika ditemukan malrotasi dapat dikoreksi dengan : 1. Primary Closure Primary closure merupakan treatment of choice pada omfalokel kecil dan medium atau terdapat sedikit perbedaan antara volume organ-organ intraabdomen yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen. Primary closure biasanya dilakukan pada omfalokel dengan diameter defek < 5-6 cm. Operasi dilakukan dengan general anestesi dengan obat-obatan blok neuromuskuler. Mulamula hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia diinsisi dan vasavasa umbilkus dan urakus diidentifikasi dan diligasi. Selaput kemudian dibuang dan organ-organ intraabddomen kemudian diperiksa. Sering defek diperlebar agar dapat diperoleh suatu insisi linier tension free dengan cara memperpanjang irisan 2 3 cm ke superior dan inferior. Kemudian dilakukan manual strecthing pada dinding abdomen memutar diseluruh kuadran abdomen. Manuver tersebut dilakukan hati-hati agar tidak mencederai liver atau ligamen. Kulit kemudiaan dideseksi atau dibebaskan terhadap fascia secara tajam. Fascia kemudian ditutup dengan jahitan interuptus begitu pula pada kulit. Untuk kulit juga dapat digunakan jahitan subkutikuler terutama untuk

membentuk umbilikus (umbilikoplasti) dan digunakan material yang dapat terabsorbsi. Standar operasi ialah dengan mengeksisi kantong dan pada kasus giant omphalocele biasanya dilakukan tindakan konservatif dahulu, namun demikian beberapa ahli pernah mencoba melakukan operasi langsung pada kasus tersebut dengan teknik modifikasi 2. Staged closure Pada kasus omfalocele besar atau terdapat perbedaan yang besar antara volume organ-organ intraabdomen yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant omphalocele, dapat dilakukan tindakan konservatif. Cara tersebut ternyata memakan waktu yang lama, membutuhkan nutrisi yang banyak dan beresiko terhadap pecahnya kantong atau selaput sehingga dapat timbul infeksi. Juga pada keadaan tertentu selama operasi, ternyata tidak semua pasien dapat dilakukan primary closure. Yaster M. et al dari suatu studinya melaporkan bahwa kenaikan IGP (intra gastricpressure) > 20 mmHg dan CVP > 4 mmHg selama usaha operasi primer dapat menyebabkan kenaikan tekanan intraabdomen yang dapat berakibat gangguan kardiorespirasi dan dapat membahayakan bayi sehingga usaha operasi dirubah dengan metode staged closure. Beberapa ahli kemudian mencari solusi untuk penatalaksanaan kasuskasus tersebut, yang akhirnya ditemukan suatu metode staged closure.4 Staged closure telah diperkenalkan pertama kali oleh Robet Gross pada tahun 1948 dengan teknik skin flap yang kemudian tejadi hernia ventralis dan akhirnya cara tersebut dikembangkan oleh Allen dan Wrenn paada tahun 1969 dengan suatu teknik silo Selain itu untuk mengatasi kelainan omphalocele dapat dilakukan dengan memberikan obat analgesic. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pemberian obat analgesic, yaitu : 1. Rencanakan untuk memberikan analgesik yang telah ditentukan sebelum prosedur

a.Oral : efek obat terjadi setelah 11/2 2 jam untuk hapir semua obat analgesik. b.Intravena : efek paling cepat setelah 5 menit. 2.Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan merasa lebih baik. 3.Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB, contoh obat : a.Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10 20 mg/kg per dosis setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari 5 dosis dalam 24 jam. b.Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awal anak dengan BB < 50kg) contohnya : Morfin : oral 0,20,4 mg/kg tiap 3 4 jam. Parenteral 0,1 0,2 mg/kg. IM 3 4 jam 0,02 0,1 mg/kg dan IV bolus 2 jam. Fentanil : oral 5 15 mg/kg. Parenteral 0,5 2,5 mg/kg dan IV bolus setiap 0,5 jam. Kodein: oral 1 mg/kg tiap 34 jam. Parenteral tidak dianjurkan. Akibat yang diderita oleh penderita Omphalocele diantaranya : Infeksi usus dan kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena usus yang tidak dilindungi. Penyakit atau kelainan ini sangat berbahaya dan dapat pula menyebabkan kematian. Angka kematian tinggi bila omphalocele besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Omphalocele adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit. Omphalocele terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput peritoneum yang tipis dan transparan (tembus pandang). Pada 25-40% bayi yang menderita Omphalocele, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada Omphalocele bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol; tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, dimana isi perut terlihat dari luar melalui selaput peritoneum. Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup Omphalocele. Akibat dari kelainan omphalocele yaitu adadnya infeksi usus dan kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena usus yang tidak dilindungi. Penyakit atau kelainan ini sangat berbahaya dan dapat pula menyebabkan kematian. Angka kematian tinggi bila omphalocele besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.

DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2000. Anatomi Fisiologi, Jakarta : EGC Dorland, W. A. Newman. 2000. Kamus Kedokteran Dorland, Jakarta : EGC Guyton and Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC Brunner. 2000. Keperawata Medikal Bedah, Jakarta : EGC Robins. 2000. Dasar Patologi Penyakit, Jakarta : EGC http://ilmubedah.blogspot.com/2010/06/omphalocele.html

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


Akhir-akhir ini sering ditemukan kelainan yang disebut dengan omphalocele. Omphalocele adalah sebuah cacat lahir di mana organ usus atau perut bayi keluar dari pusar (pusar). Pada bayi dengan omphalocele , usus keluar yang hanya ditutupi lapisan tipis jaringan dan dapat dengan mudah dilihat. Omphalocele juga disebabkan oleh terbukanya (cacat) bagian tengah dari dinding perut pada pusar (umbilicus). Kulit, otot dan jaringan berserat tidak ada. Usus menonjol pada bagian yang terbuka dan dilapisi dengan membrane yang tipis. Tali pusar berada pada pusat pembalikan. Gastroschisis adalah pembukaan abnormal dari dinding perut, biasanya di sebelah kanan dari pusar, sehingga usus yang terbuka keluar (hernia). Kedua kondisi didiagnosa dengan ultrasound prenatal (sebelum lahir). Sebuah omphalocele berkembang saat bayi tumbuh dalam rahim ibu. Otototot pada dinding abdomen (cincin pusar) tidak menutup dengan benar. Akibatnya, usus tetap berada di luar tali pusat. Sekitar 25 - 40% dari bayi dengan omphalocele yang memiliki cacat lahir lainnya. Mereka mungkin termasuk masalah genetik (kelainan kromosom), hernia diafragma kongenital, dan cacat jantung. Akibat dari kelainan omphalocele yaitu adadnya infeksi usus dan kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena usus yang tidak dilindungi. Penyakit atau kelainan ini sangat berbahaya dan dapat pula menyebabkan kematian. Angka kematian tinggi bila omphalocele besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Omphalocele? 1.2.2 Apa penyebeb Omphalocele?

1.2.3 Bagaimanakah kelainan Omphalocele itu berkembang? 1.2.4 Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan? 1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan dan prognosis dari kelainan Omphalocele?

MAKALAH OMPHALOCELE

OLEH : ZUHROTUL JANNAH

STIKES MAHARANI MALANG PROGAM STUDI DIII KEBIDANAN 2010

You might also like