You are on page 1of 14

PROGRAM TERAPI BERMAIN PADA ANAK DENGAN HIDROKEL USIA PRASEKOLAH DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA

DISUSUN OLEH : ROHADI ISMAIL

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2011

BAB I RENCANA PROGRAM TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRESCHOOL (3-6 TAHUN) DI RUANG ANGGREK RSUD SALATIGA
Topik Sub Topik Tempat Waktu A. 1. : Terapi bermain untuk anak 3 sampai 6 tahun yang dirawat di Rumah Sakit. : Bermain dengan mewarnai untuk anak usia 5 tahun dalam meningkatkan perkembangan kreatifitas dan motorik halus : Ruang Perawatan Anak : 15-20 menit TUJUAN TIU (Tujuan Instruksional Umum) mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui Setelah diajak bermain diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, pengalaman bermain, dan beradaptasi efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit. 2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) Setelah diajak bermain selam 20 menit anak diharapkan: Untuk preschool a. b. c. d. e. f. Mengembangkan kreativitas Menumbuhkan sportivitas Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman Mengembangkan kemampuan kognitif Mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS Menumbuhkan keaktifan dan imajinatif pada anak. Hari/Tanggal : Sabtu / 30 Juli 2011

sebaya yang dirawat diruang yang sama

B. 1.

PERENCANAAN Jenis Program Bermain Bermain dengan mewarnai gambar pada anak usia 3-6 tahun untuk mengembangkan aktifitas dan kreatifitas sesuai tumbang, terutama melatih kerjasama mata dan tangan, untuk lebih aktif dan imajinatif. 2. a. b. 3. a. b. c. Karakteristik Permainan Melatih motorik kasar dan halus Melatih kretifitas anak Karateristik Peserta Usia >3-6 tahun Jumlah peserta 1 anak dan didampingi orang tua atau Keadaan umum mulai membaik (demam mulai menurun,

tidak didampingi. tekanan darah normal, kebutuhan cairan terpenuhi, turgor kulit baik/ tidak kering, istirahat tidur cukup ). 4. Nama Umur 5. 6. Sasaran : An. A : 5 tahun Metode Alat alat yang digunakan (Media)

Jenis kelamin: Laki-laki

Demonstrasi Buku gambar yang telah bergambar Pencil warna Penghapus 7. 8. a. Tugas b. Tugas Setting tempat Pengorganisasian Leader Coleader : 1 perawat : 1 perawat : Memimpin jalannya acara : Membantu tugas leader Ruangan tenang, suhu dan cahaya cukup

c. Tugas C.

Fasilitator

: 1 perawat

: Menyiapkan ruangan , alat-alat, dan peserta

STRATEGI PELAKSANAAN Tahap Persiapan (2 menit) Kegiatan Bermain a. Menyi apkan ruangan b. apkan alat c. Pembukaan (2 menit) apkan peserta a. alan dengan anak b. Menjel Menyi Perken a. Anak diharapkan kooperatif. askan maksud, tujuan dan kontrak waktu (pada Kegiatan (2 menit) orang tua) a. Anak a. Anak untuk gambar Kegiatan ( 1 menit ) b. mewarnai c. Kegiatan ( 4 menit) Anak diminta memperhatikan yang sedang dicontohkan perawat. d. Peraw Peraw at mencontohkan cara disukai. b. Anak c. Anak memperhatikan Ceramah diharapkan Ceramah memperhatikan diharapkan memilih yang Demonstrasi mengikuti instruksi Demonstrasi Ceramah Menyi Kegiatan Anak Metode -

diminta memilih gambar yang disukai dan memilih warna pencil.

Kegiatan (2 menit)

at mengintruksikan untuk mulai mewarnai gambar yang disediakan. e. Setela h selesai bermain anak diarahkan dan dibantu untuk mengembalikan alat permainan pada tempatnya

d. Anak diharapkan Ceramah berusaha melakukanya e. Anak mau diharapkan merapikan

permainan.

Penutup (2 menit)

Memberikan reward pada anak atas hasil karyanya

Anak diharapkan terlihat gembira dan tertawa karena diajak bermain

Ceramah

D. 1. a. b. c. d. 2.

EVALUASI YANG DIHARAPKAN Struktur Persiapan media yang akan digunakan Persiapan tempat yang akan digunakan Persiapan peserta yang mengikuti program terapi bermain Kontrak waktu Proses a. Selama proses bermain anak mengikuti program terapi bermain dengan baik. b. Selama proses bermain anak mau bekerja sama dengan perawat. c. Selama proses bermain perawat mendampingi anak. 3. a. terarah b. Anak mampu mengembangkan kemampuan kognitif Hasil Anak mampu melatih gerakan motorik kasarnya lebih Untuk anak usia >3-6 tahun:

c. RS. d.

Anak mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di Anak mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan

teman sebaya yang dirawat diruang yang sama

BAB II TERAPI BERMAIN BERMAIN DI RUMAH SAKIT


LATAR BELAKANG Bermain merupakan bagian dari dunia anak, melalui bermain anak akan belajar tentang dunia sekitarnya dan belajar berkomunikasi dengan obyek, waktu, lingkungan yang berhubungan dengan orang lain. Dengan bermain dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembanganya. Morandini (1982) : Pada saat anak dirawat di RS dapat mengakibatkan berhentinya perkembangan normal pada anak dan menimbulkan masalah-masalah baru yang berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan Anak memerlukan media untuk dapat mengekpresikan perasaanya, dan dihapkan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan. Permainan yang terapatik didasari oleh pandangan bahwa bermain bagi anak merupakan aktifitas yang sehat dan diperlukan untuk kelangsungan tumbuh kembang anak dan memungkinkan untuk dapat menggali dan mengekspresika perasaan dan pikiran anak, mengalihkan perasaan nyeri, dan relaksasi. Dengan demikian kegiatan bermain harus menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan anak dirumah sakit ( Brennan,1994).

PENYEBAB Penyebab rasa takut dan cemas : Keadaan dan beratnya penyakit, lingkungan RS, sikap tenaga kesehatan, sikap orang tua & keluarga, konsep anak arti dirawat di RS, umur dan jenis kelamin anak, kepribadian anak,hubungan dgn keluarganya dan lamanya anak dirawat. (Robyn, 1991) Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri menjadi penyebab stress bagi anak dan orang tua, baik lingkungan fisik rumah sakit, seperti bangunan / ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan sosial, seperti sesama pasien anak, ataupun interaksi dan sikap petugas kesehatan. Perasaan seperti takut, cemas tegang nyeri, dan perasaan yang tidak menyenangkan lainya sering kali dialami oleh anak. MANFAAT Mengilangkan konflik internal dalam diri anak Membuat anak merasa aman dilingkungan yang baru membantu anak mengurangi kecemasan karena perpisahan dan persaan ingin pulang Memberi arti untuk mengekspresikan perasaanya. Membantu untuk berinteraksi dan bertingkah laku yang positif terhadap orang lain. Memberi arti untuk menelesaikan tujuan pengobatan Media komunikasi perawat-anak-keluarga Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan Memberi relaksasi pada anak Melanjutkan tumbang anak selama dirawat Anak mampu mengembangkan kreativitasnya Anak mampu beradaptasi dengan lingkungan RS Meminimalkan dampak hospitalisasi Mengelola rasa takut dan cemas Membantu anak terbiasa dengan asuhan keperawatan

PRINSIP BERMAIN DI RS Sederhana Tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang diberikan pada anak Menjaga keamanan Energi yang dikeluarkan anak harus seminimal mungkin Waktunya singkat Mempertimbangkan kemungkinan terjadi infeksi silang

RUANG BERMAIN DI RS Ruang khusus untuk bermain Bebas dari situasi yang tidak menyenangkan Berkesan informal HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PERAWAT Alat permainan sesuai dengan usia Bermain di RS memerlukan supervisor/ staf keperawatan/ tokoh bermain (perencana program bermain) Tokoh bermain hendaknya sudah pernah mendapat pendidikan/pelatihan yang berhubungan dengan tumbang, stimulasi dini dan pendidikan kesehatan pada keluarga Pengelompokan anak sesuai umur

BAB III DASAR TEORI A. PENGERTIAN BERMAIN Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2000) Menurut Champhell (1995) bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan stres pada anak dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stress anak, media yang baik bagi anak untuk belajar berkomunikasi dengan lingkungannya, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, belajar mengenal dunia sekitar kehidupannya, dan penting untuk meningkatkan kesejahteraan mental serta social anak.

B. sensoris

FUNGSI BERMAIN PADA ANAK Fungsi utama pada bermain adalah merangsang perkembangan motoris, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreatifitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi. Dalam perkembangan kognitif aktivitas bermain bagi anak berfungsi untuk belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar mengenai objek dan bagaimana menggunakannya. Anak belajar berpikir abstrak, dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan dapat mengatasi masalah dan menolong anak membandingankan fantasi dan realitas. Bermain juga berfungsi untuk menciptakan dan meningkatkan kreativitas anak. Melalui bermain untuk menjadi kreatif, anak mencoba ide - ide baru dalam bermain. Kalau anak merasa puas dari kreatifitas baru, maka anak akan mencoba pada situai yang lain. Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi anak sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang akan timbul dalam hubungan sosial. Dengan sosialisasi akan berkembang nilai - nilai moral dan etik. Anak belajar yang benar dan yang salah serta bertanggung jawab atas kehendaknya. Bermain berfungsi juga sebagai alat untuk memupuk kesadaran diri anak karena dengan bermain anak akan sadar tentang kemampuan, kelemahan dan tingkah lakunya. Perkembangan moral diperoleh dari guru dan orangtua serta orang sekitarnya. Anak akan menunjukkan tingkah laku yang dapat diterima oleh temannya. Salah satu bentuk permainan adalah menggunakan simbol - simbol. Penggunaan simbol - simbol ini mulai muncul pada anak umur satu tahun karena anak mulai ikut dalam kegiatan keluarga seperti makan, minum bersama. Pada anak pra sekolah penggunaan simbol ini lebih dominan, karena anak mulai berfantasi dan belajar dari model keluarga, misalnya peran guru, ibu dan perawat.

Menurut H. Hetzer ( Jerman ), macam - macam permainan pada anak dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu : permainan fungsi ( dengan gerakan gerakan tubuh, anggota badan), permainan konstruktif ( mobil mobilan dari tanah, kuda - kudaan dari pelepah pisang,dll ), permainan reseptif ( mis, sambil mendengar cerita atau melihat gambar, anak berfantasi dan menerima kesan - kesan yang membuat jiwanya sendiri aktif), permainan peranan ( anak memegang peranan sebagai apa yang sedang dimainkan, contoh bermain sebagai dokter ), permainan sukses ( yang diutamakan adalah prestasi sehinggga diperlukan keberanian, ketangkasan, kekuatan,dll. Contoh meniti jembatan, meloncati parit, memanjat pohon ). Berikut ini akan diuraikan beberapa hal menentukan jenis permainan sesuai usia anak. C. TUJUAN BERMAIN Beberapa tujuan yang diperoleh seorang anak melalui bermain adalah: 1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian, selama anak dirawat di Rumah Sakit kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya. 2. Mengekspresikan perasaannya, keinginan dan fantasi, serta ide-idenya. Pada saat sakit dan dirawat di Rumah Sakit, anak mengalami berbangai perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak yang belum dapat mengekspresikannya secara verbal, permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikannya. 3. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit. Stress yang dialami anak saat dirawat di rumah sakit tidak dapat dihindarkan sebagaimana juga yang dialami orang tuanya. Untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi dengan stressor yang dialaiminya di rumah sakit secara efektif. Permainana adalah media yang efektif untuk beradaptasi karena telah terbukti dapat menurunkan rasa cemas, takut, nyeri dan marah.

4. Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. Permainana akan menstimulasi daya piker, imajinasi, dan fantasinya, untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya. Pada saat melakukan permainannya, anak juga akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainananya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantnag untuk dapat menyelesaikannya dengan baik. D. ANAK USIA PRA-SEKOLAH ( 3-6 TAHUN) Jenis permainan yang sesuai adalah associative play, dramatic play, dan Skill play . Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temanya, dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentefikasinya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak usia prasekolah. Jadi jenis alat permainan yang tepat misalnya sepeda, mobilmobilan, alat olahraga, dan permainan balok-balok besar.

BAB IV KESIMPULAN Anak memerlukan media untuk dapat mengekpresikan perasaanya, dan dihapkan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan. Permainan yang terapatik didasari oleh pandangan bahwa bermain bagi anak merupakan aktifitas yang sehat dan diperlukan untu kelangsungan tumbuh kembang anak dan memungkinkan untuk dapat menggali dan mengekspresika perasaan dan pikiran anak, mengalihkan perasaan nyeri, dan relaksasi. Dengan demikian kegiatan bermain harus menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan anak dirumah sakit . Bermain bagi anak sangat mempunyai arti dalam tumbuh kembangnya. Karena melalui bermain banyak keuntungan yang diperoleh, tidak saja terhadap pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan mental sosial anak. Demikian pula dalam memilih alat permainan sebagai alat stimulasi tumbah kembang anak, hendaklah dipilih alat-alat bermain yang tidak hanya menyenangkan anak tetapi juga harus bermanfaat dalam mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

DAFTAR PUSTAKA
Nelson,(1999). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC Ngastiyah (1995). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC Soetjiningsih (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Supartini, Yupi (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

You might also like