You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Individu sebagai makhluk yang kompleks memiliki kecakapan dan kepribadian. Tentu saja, di dalamnya terdapat minat yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi beranekaragamnya individu. Minat yang dipandang sebagai salah satu aspek kognitif,dapat diukur melalui beberapa tes yang telah dikembangkan sejak tahun 1921. Pada tahun itu, telah diterbitkan tes minat dan nilai yang pertama dan makin lama tes minat dan nilai makin berkembang dan setara dengan tes kepribadian. Untuk itu, memandang pentingnya pengetahuan tentang bagaimana minat itu bisa diukur dan apa saja peranannya dalam kehidupan manusia, maka kami perlu membahasnya lebih rinci dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah 1. Definisi Tes Minat dan Nilai 2. Sejarah Tes Minat 3. Jenis-jenis Tes Minat dan Nilai 4. Ruang Lingkup Tes Minat dan Nilai 5. Prosedur Admisnistrasi Tes Minat 6. Keunggulan dan Kelemahan Tes Minat C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengkaji lebih dalam tentang tes minat dan nilai, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikodiagnostika.

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Tes Minat dan Nilai Pada dasarnya ahli psikologi sepakat bahwa minat dipandang sebagai aspek kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif. Sebagai konsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang digunakan instrument (yang antara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkap aspek kognitif yang biasanya disebut dengan kemampuan. Hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek penting kepribadian, karakterisitik ini secara material mempengaruhi prestasi, pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapatkan seseorang dari aktivitas waktu luang, dan fase-fase utama lain dari kehidupan sehari-hari. Studi tentang minat mendapat dorongan terkuat dari penaksiran pendidikan dan karier. Meskipun lebih sedikit kadarnya pengembangan tes dalam area ini juga dirangsang oleh seleksi dan klasifikasi pekerjaan. Menurut perspektif belajar sosial, minat sebagai hasil dari perbedaan reinforcement untuk aktivitas yang dilakukan dengan memasangkan imitasi dan modeling dari orang yang penting berpengaruh terhadap individu tersebut. Selain itu, menurut peranan hereditas, terdapat minat yang sama antara orang tua dan anak, orang yang berjenis kelamin yang sama dibanding dengan yang berjenis kelamin yang berbeda.Akan tetapi, minat itu sendiri bisa berubah pada seseorang meskipun telah dewasa. Definisi nilai yang paling dapat diterima secara luas diambil dari karya seminal milik Rokeach (1973), yang mendefinisikan nilai sebagai kebutuhan yang dikenali yang memandu perilaku kita dan berperan sebagai standard dibanding dengan penilaian kita terhadap perilaku kita dan perilaku orang lain. Kebutuhan bersifat fana karena sekali mereka puas mereka tidak lagi memotivasi perilaku mereka. Nilai berfungsi atas situasi dan bukan hal yang tak dikenal. Nilai berbeda dari minat di mana mereka melayani sebagai standard padahal minat tidak seperti itu. Yang lebih terkini, Super (1990), Srebalus dan Brown (2001), dan yang lain, seperti Leong (1991), telah mengidentifikasi nilai sebagai faktor yang penting

pada berbagai aspek perkembangan karir, pilihan karir, dan kepuasan karir, proporsi yang telah menerima dukungan yang besar.

B. Sejarah Tes Minat Sejarah tes minat dimulai pada tahun 1921 dengan diterbitkannya tes minat yang pertama, yakni Carnegie Interest Inventory.Pada waktu buku tebal yang sampai saat ini dipandang sebagai sumber informasi utama tes psikologiMental measurement Yearbook-pertama kali diterbitkan tahun 1939, ternyata di dalamnya terdapat 15 macam tes minat.

C. Jenis-Jenis Tes Minat dan Nilai Tes Minat 1. JVIS (Jackson Vocational Inventory Survey) Aitem-aitem dalam JVIS berbentuk forced-choice. Terdiri dari 34 skala, meliputi 26 work roles dan 8 work styles. Tes inventori ini dapat digunakan untuk laki-laki maupun perempuan. 2. KPR-V (Kuder Preference Record-Vocational) Mengguanakan bentuk forced-choice yang terdiri dari 3 alternatif dalam setiap aitem. Responden diminta untuk menunjukkan aktivitas yang paling disukai dan paling tidak disukai dari tiga alternatif aktivitas tersebut. Tes ini menggunakan 10 area minat, yaitu: Outdoor, Mechanical, Computational, Scientific, Persuasuve, Artistic, Literary, Musical, Social Service, dan Clerical. 3. CAI (Career Assesment Inventory) Didesain khusus untuk orang-orang yang mencari karir yang tidak membutuhkan pendidikan perguruan tinggi atau pelatihan profesi lanjutan. Cai dipusatkan pada keahlian perdagangan, kerja klerikal, dan teknisi dan pekerjaan semiprofesional. Tes ini terdiri dari 305 aitem yang dapat dikelompokkan dalam 3 kategori berdasarkan isinya yaitu: aktivitas-aktivitas, jurusan sekolah, dan nama-nama pekerjaan, Ada lima alternatif pilihan jawaban yang disediakan yaitu dari sangat menyukaisampai sangat tidak menyukai.

4.

RM (The Rotwell-Miller Interest Blank) Tes ini disusun untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. Material tes ini merupakan suatu formulir yang berisikan suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf dari A sampai I, dan dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing kelompk terdiri dari 12 jenis pekerjaan yang masing-masing mewakili kategori tertentu, yaitu: Outdoor, Mechanical, Computational, Scientific, Personal Contact, Aesthetic, Literary, Musical, Social Service, Clerical, Practical dan Medical. Hal-hal yang merupakan kekhususan dari tes ini adalah : 1. 2. 3. Dapat dimasukkan dalam susunan battery tes. Lebih mudah dibacakan oleh testee. Tugas pengisian tes ini dapat menimbulkan minat testee dan kerjasama yang bersifat aktif. 4. 5. 6. Skor dapat disusun lebih cepat. Lebih cocok apabila diberikan pada orang dewasa. Hasil keseluruhan dari tes akan memperlihatkan pola minat testee.

5.

SCII (Strong-Campbell Interest Inventory) Sebuah instrumen tes konseling kejuruan digunakan untuk mengungkap preferensi karir sesuai dengan kepentingan individu dalam karir. The instrument has a strong database and gives a wide variety of careers to consider, but without regard to a person's specific personality type. Instrumen ini memiliki database yang kuat dan memberikan berbagai karir untuk mempertimbangkan, tetapi tanpa memperhatikan tipe kepribadian tertentu seseorang.

Tes Nilai 1. Study of Values Dirancang oleh Allport, Vernon dan Lindzey. Diilhami oleh tulisan Types of Men dari Spranger tahun 1928. Tes ini didesain untuk mengukur kekuatan relatif dari 6 minat dasar, motif, atau sikap evaluatif yaitu teoritis ekonomi, estetik, sosial, politik dan religius. 2. WVI (Work Values Inventory) Dikembangkan super dan dipublikasikan pada tahun 1970. Tes ini didesain untuk digunakan dalam konseling akademik atau karir di sekolah menengah dan perguruan tinggi, juga dalam seleksi karyawan. WVI berusaha mengungkap sumber-sumber kepuasan yang dicari individu dalam pekerjaannya. WVI menghasilkan skor antara lain kreativitas, stimulasi intelektual, kolega, keuntungan ekonomi, keamanan, prestise dan altruisme.

D. Ruang Lingkup Tes Minat dan Nilai Pada umunya hasil tes minat dan nilai digunakan dalam 4 bidang terapan, yaitu konseling karier bagi siswa sekolah lanjutan, konseling pekerjaan, bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah lanjutan atau mahasiswa, dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan.Perlu dicatat bahwa berdasarkan pengamatan, jarang ditemui suatu hasil tes minat digunakan secara ekslusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek nonkognitif yang lain, yakni tes intelegensi, tes bakat ataupun tes kepribadian. Berturut-turut ke-4 bidang penerapan itu dibahas secara ringkas, yaitu: 1. Konseling Pekerjaan Hasil tes minat dan nilai digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah terlanjur dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Persoalan yang kerapkali muncul adalah ketidakcocokan antara keduanya. Seorang karyawan yang telah bekerja merasa tidak menyukai pekerjaan

yang diberikan padanya. Tentu saja hal ini akan berakibat buruk pada karier pekerjaan selanjutnya. Tes minat dan nilai dapat segera dikenakan kepada karyawan yang mulai menunjukkan perasaan bosan dengan pekerjaannya agar dia dapat dipindahkan ke bidang pekerjaan yang lebih cocok baginya. Selain itu, tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan kepuasan kerja karyawan 2. Konseling Karier Hasil tes minat dan nilai digunakan dalam konseling karir untuk siswa sekolah, khususnya sekolah umum (SMU) pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun demikian, hasil tes minat dan nilai dapat digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu, konseling karir dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu yang dekat Kegunaan hasil tes minat dan nilai bagi siswa SMU adalah untuk menunjukkan bidang-bidang pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternatif bidang pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang jelas. Dalam konseling karir, terdapat inventori yang dikembangkan dan mencerminkan 3 perubahan-perubahan utama, yaitu: a. Perubahan ini berkaitan dengan meningkatnya penekanan pada eksplorasi diri. Semakin banyak instrumen memberikan kesempatan bagi individu untuk mempelajari hasil-hasil tes terinci dan menghubungkannya dengan informasi pekerjaan serta data lain tentang kualifikasi dan pengalaman pribadi b. Perubahan kedua dan yang terkait memperhatikan sasaran pengukuran minat . Dewasa ini, ada lebih banyak penekanan pada perluasan pilihanpilihan karier yang terbuka bagi individu. Istilah Validitas eksplorasi digunakan untuk menamai efek yang bisa dimiliki oleh minat dalam kaitan dengan peningkatan perilaku yang merupakan instrumen bagi

penyelidikan karir. Jadi inventori minat dan juga program-program orientasi karier lebih komprehensif yang digunakan untuk mengakrabkan

individu dengan pekerjaan yang cocok, yang mungkin juga tidak diperkenalkan, tidak akan ia pertimbangkan. c. Perubahan penting ketiga terkait dengan perluasan pilihan-pilihan karier ini, perubahan ini berkaitan dengan keprihatinan tentang keadilan terhadap jenis kelamin (seks primer) inventori minat.Secara umum, inventori minat membandingkan minat yang diungkapkan dari seseorang individu dengan minat orang-orang pada umumnya dalam pekerjaan yang berbeda. Jika ada kesenjangan yang besar dalam proporsi pria dan wanita. Pada sejumlah pekerjaan, seperti teknik atau keperawatan, perbedaan-perbedaan ini cenderung dengan satu atau lain cara mempengaruhi interpretasi hasilhasil yang didapatkan oleh pria dan wanita pada inventori minat.

Karena alasan ini, berbagai diskusi dan usaha penelitian telah diarahkan pada cara-cara mengurangi bias seks yang mungkin terjadi dalam inventori minat. 3. Perencanaan Bacaan Pendidikan Buku-buku bacaan di sekolah (SD,SMP,SMU) dan Perguruan Tinggi kadangkadang tidak disukai oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan bidang minatnya. Dalam sistem pendidikan klasikal, tes minat dan nilai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Dengan kata lain, tes minat dan nilai berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa. Dalam skala yang lebih besar, hasil tes minat dan nilai dapat diterapkan untuk perencanaan pemilihan dan penerbitan buku-buku bacaan yang lebih disukai oleh siswa pada suatu daerah atau propinsi tertentu. Tentu saja jika hal ini dilakukan dengan cara pemilihan sampel yang tepat dan representatif. Perencanaan bukubuku bacaan yang tepat diharapkan mampu mengenalkan bidang-bidang pekerjaan yang tersedia di suatu daerah secara dini terhadap siswa-siswa sekolah khususnya siswa sekolah dasar dan siswa lanjutan.

4. Penjurusan Siswa Pada prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada jurusan-jurusan atau program-program studi yang tersedia. Dengan demikian pertama-tama siswa sudah diterima pada suatu jenjang sekolah tertentu misalnya melalui sistem seleksi dengan menggunakan tes intelegensi dan tes bakat. Barulah kemudian dilakukan pengukuran terhadap minatnya untuk menempatkan setiap siswa pada suatu jurusan atau program studi yang tepat berdasarkan hasil pengukuran tadi. Macam tes minat yang digunakan tergantung dari keluasan jurusan atau program studi yang tersedia. Jika jurusan atau program studi terbatas misalnya 2-3 saja, maka sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara luas.Lebih tepat jika kita hanya menggunakan tes minat yang sesuai dengan jurusan atau program studi yang benar-benar ada. Hal ini dipandang efisien karena siswa tidak perlu mengerjakan semua item pada semua bagian tes, tetapi cukup mengerjakan item dan bagian tes yang relevan. Contoh strategi seperti ini adalah pada penempatan siswa-siswa STM yang memiliki 3 jurusan, yaitu mesin, elektro dan bangunan.

E. Prosedur Administrasi Tes Minat Menurut John L. Holland prosedur administrasi tes minat meliputi : 1. Alat administrasi Seluruh penyajian untuk setiap bentuk sub tes tidak membutuhkan batasan waktu dalam mengerjakannya. Namun tergantung pada daya faham kelompok atau subyek. Sebenarnya dalam menggunakan alat tes digunakan seseorang yang jenjang pendidikan SMA-dewasa. Sedangkan alat-alat administrasi yang digunakan untuk pengerjaan tes adalah : buku tes,lembar jawaban, pensil, dan penghapus. 2. Persiapan Tes

Kepada subyek diberikan satu buku dan dua lembar kertas jawaban tes minat. Alat tulis yang digunakan adalah sebatang pensil dan sebuah penghapus.

Buku persoalan tes ini berisi empat macam tes, yang cara mengerjakannya berbeda-beda..

Tes ini terdiri dari pernyataan terbuka tentang kondisi dan penilaian diri anda.

3. Skoring Pada kolom sebelah kanan terdapat kolom untuk pengisian scoring, untuk pengisiannya dilihat berdasarkan jumlah benar (Y) pada setiap subtes, yang disesuaikan dengan lajur mendatar. Untuk penilaian pada setiap lajur dihitung benarnya (Y) dan kemudian dimasukkan pada kolom sebelah kanan, contoh : pada lajur pertama, jumlah Y = 5 maka pada kolom R= 5 .Dan berlaku pada subtes selanjutnya. Setelah semua kolom pertama diisi ,tahap selanjutnya menjumlahkan setiap dua kolom menjadi satu dan kemudian hasilnya diisi ke kolom sebelah kirinya. Contoh : R = 5, I = 3 maka R (kolom sebelah kiri) = 8. Dan berlaku pada tes selanjutnya. Perhatikan jumlah tertinggi dari setyiap subtes, kemudian masukkan nilai tertinggi dari setiap subtes ke kolom skor yang terdapat pada lembar kedua dari lembar jawaban. Pada subtes penilaian diri terdapat dua kolom sebelah kanan dan sebelah kiri ,cara skortingnya adalah menjumlahkan angka yang dilingkari oleh testee diantara dua kolom tersebut. Perhatikan jumlah tertinggi dari dua kolom, kemudian masukkan nilai tertinggi dari setiap subtes penilaian diri ke kolom skor yang terdapat pada lembar kedua dari lembar jawaban. Pengisian pada setiap kolom scoring hanya dituliskan berdasarkan huruf yang memiliki nilai yang tertinggi.

F. Keunggulan dan Kelemahan Tes Minat Berikut adalah keunggulan dan kelemahan tes minat menurut John L. Holland.
1.

Keunggulan Alat tes ini arahnya sudah jelas yaitu yang terfokus pada mengukur minat seseorang. Dengan alat tes ini dapat diketahui karakteristik yang dimiliki oleh individu. Menunjuk pada taraf inteligensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu. Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan tinggi.

2.

Kelemahan Dalam mengerjakan alat tes Holland tesste menjawabnya dengan facking. Dalam menjawab alat tes Holland bisa terjadi bias dalam menjawabnya. Terdapat batasan usia dalam mengerjakan tes. Karena banyaknya jumlah tes yang dikerjakan maka dapat menyebabkan testee malas dalam mengerjakannya. Dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Pada umumnya hasil tes minat dan nilai digunakan dalam 4 bidang terapan, namun jarang hasil tes minat dan nilai itu digunakan secara ekslusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek kognitif. Ada 5 jenis tes minat, yaitu : JVIS (Jackson Vocationalinterest Survey), KPR-V (Kuder Preference Record - Vocational), CAI (Career Assessment Inventory), RM (The rothwell-Miller Interest Blank), dan SCII (Strong-Campbell Interest Inventory). Sedangkan tes nilai ada 2 jenis, yaitu : Study of Value dan WVI (Work Value Inventory).

MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA

TES MINAT DAN NILAI

Dosen : YULI FAJAR SUSETYO, SPsi., M.Si

Disusun oleh : Dila Rizkiana (PS-06003) Dyah Woro Nugraheny (PS-06009) Dinar Retno Arsanti (PS-06058)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011


DAFTAR PUSTAKA
Walsh, W. Bruce & Osipow, Samuel H. 1995. Handbook of vocational psychology: Theory, Research, and Practice. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Walsh, W. Bruce & Osipow, Samuel H. 1986. Advances in Vocational Psychology: The Assessment of Interests. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Winkel, W.S. & Hastuti, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi. http://www.masbow.com/2009/07/tes-inventori.html diakses tanggal 22 Februari 2011.

You might also like