You are on page 1of 18

Bayi Baru Lahir (BBL) Normal

A. Pengertian Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat. B. Ciri Ciri Bayi Baru Lahir 1. Berat badan 2500 4000 gram 2. Panjang badan 48 52 cm 3. Lingkar dada 30 38 cm 4. Lingkar kepala 33 35 cm 5. Frekuensi jantung 120 160 kali/menit 6. Pernafasan 60 40 kali/menit 7. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 9. Kuku agak panjang dan lemas 10. Genitalia; Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada 11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik 14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan C. Reflek Reflek Fisiologis 1. Mata a. Berkedip atau reflek corneal Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial. b. Pupil Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup. c. Glabela Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat. 2. Mulut dan tenggorokan a. Menghisap Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur. b. Muntah Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup. c. Rooting Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira kira 3 -4 bulan d. Menguap Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup

e.Ekstrusi Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan f.Batuk Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir 3. Ekstrimitas a. Menggenggam Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari b. Babinski Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi c. Masa tubuh (1). Reflek moro Kejutan atau perubahan tiba tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk C diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah. (2). Startle Suara keras yang tiba tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam (3). Tonik leher Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi. (3). Neck righting Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis (4) Inkurvasi batang tubuh (gallant)

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi. D. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah : 1. Pencegahan Infeksi

Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.

2. Melakukan penilaian

Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas

Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. 3. Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme kehilangan panas a. Evaporasi Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. b. Konduksi Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda benda tersebut c. Konveksi Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.

d. Radiasi Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung) Mencegah kehilangan panas Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut : a. Keringkan bayi dengan seksama Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya. b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering) c. Selimuti bagian kepala bayi Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir. Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah : (1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi) (2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5 C 37 C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5 C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan

kuli ibu bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam. (3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan (4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan. (5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat (6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering (7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik (8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik (9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI 4. Membebaskan Jalan Nafas nafas Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :

Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.

5. Merawat tali pusat

Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5% Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)

6. Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002). Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia. Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :

Keringkan bayi secara seksama Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat Tutup bagian kepala bayi Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)

7. Pencegahan infeksi

Memberikan vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg IM.

Memberikan obat tetes atau salep mata

Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir. Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :

Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih. Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)

8. Identifikasi bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)

Sumber :

1. DepKes RI, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga 2. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta 3. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta 4. Modul Asuhan Persalinan Normal

A.JENIS-JENIS BAYI BARU LAHIR BERMASLAH


1. ASFIKSIA Prinsip Dasar Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Bermasalah Asfiksia berarti hipoksia yang progresif,penimbunan CO2 dan asidosis. Asfiksia pada bayi yaitu suatu keadaan bayi mengalami depresi saat dilahirkan dengan menunjukkkan gejala tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar.Bayi ini dapat mengalami APNU atau menunjukkan upaya pernafasan yang tidak cukup untuk kebutuhan ventilasi paru-paru.kondisi ini menyebabkan kurangnya pengambilan oksigen dan pengeluran CO2. Penyebab depresi bayi pada saat lahir mencakup: Asfiksia intrauterine Bayi kurang bulan Obat-obat yang di berikan atau di minum oleh ibu Penyakit neuromuskular bawaan (congenital) Cacat bawaan Hipoksia intrapartum

Bila proses asfiksia berlangsung terlalu jauh maka dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.asfiksia juga dapat mempengaruhi organ vital lainnya. Pada bayi yang mengalami kekurangan oksigen akan terjadi pernfasan yang cepat dalam periode yang singkat.apabila asfiksia berlanjut,gerakan pernafasan akan berhenti,denyut jantung juga menuru,sedangkan tonus neuro muscular berkurang secar berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apnu yang dikenal sebagai APNU PRIMER.apabila asfiksia berlanjut maka bayi akan

menunjukkan pernafasan megap-megap yang dalam,denyut jantung terus menurun,tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas (flaccid).pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode APNU SEKUNDER. Apnu Primer dan Apnu Sekunder sulit sekali di bedakan,karena pada keduanya bayi tidak bernafas dan denyut jantung dapat menurun sampai <100 denyut per menit. Pada saat bayi dilahirkan alveoli bayi di isi dengan cairan paru-paru janin cairan ini harus di bersihkan terlebih dahulu supaya udara dapat masuk ke paru-paru janin.dalam kondisi seperti ini , paru-paru memerlukan tekanan yang cukup besar untuk mengeluarkan caiaran tersebut agar alveoli dapat berkembang untuk yang pertama kalinya. Masalah-masalah yang di hadapi dalam mengeluarkan cairan dalam paru-paru dalah: Bayi sudah menderita apnu saat di lahirkan Bayi dengan upaya pernafasan yang lemah dan tidak efektif seperti pada:

Bayi kurang bulan Bayi yang dilahirkan dengan depresi karena asfiksia,pengaruh obat-obat pada ibu,anestesia dan lain-lain sebab.

Penilaian asfiksia pada bayi baru lahir

Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi,menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melakukantindakan tadi. Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda yang penting ,yaitu: 1) Pernafasan Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas maka diberikan Ventilasi dengan Tekanan Tinggi (VTP)

2) Denyut jantung 3) Warna kulit

Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir (Resusitasi pada bayi baru

lahir)

Bayi baru lahir dalam apnu primer dapat memulai pola pernafasan biasa, walaupun mungkin tidak teratur dan tidak efektif,tanpa intervensi khusus.bayi baru lahir dalam apnu sekunder tidak akn bernafas sendiri,sehingga diperlukan tindakan VTP untuk membantu bayi memulai pernafasan pada bayi baru lahir dengan apnu sekunder. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi. A- Memastikan saliran nafas terbuka B- Memulai pernafasan C- Mempertahan sirkulasi (peredaran darah)

Bagian-bagian dari tatalaksana resusitasi: A- Memastikan saluran nafas terbuka Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi:bahu di ganjal Menghisap mulut,hidung,kadang-kadang trachea Bila perlu masukkan pipa endotraceal (pipa ET) untuk memastikan saluran nafas terbuka B- Memulai pernafasan Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan Memakai VTP,bila perlu sperti: 1. sungkup dan balon 2. pipa ET 3. mulut ke mulut (hindari paparan infeksi)

C- Mempertahankan sirkulasi darah Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah 1.kompersi dada 2.pengobatan

PERSIAPAN RESUSITASI

Mengantisipasi bayi lahir dengan depresi atau asfiksia


Meninjau riwayat antepartum Meninjau riwayat intrapartum

Urutan pelaksanaan resusitasi Mencegah khilangan panas dan mengeringkan tubuh bayi Alat pemancar panas telah di aktifkan sebelumnya sehingga tempat meletakkan bayi hangat Bayi di letakkan di bawah pemancar panas,tubuh dan kepala bayi di keringkan dengan menggunakan handuk atau selimut hangat(apabila diperlukan penghisapan mekonium,dianjurkan untuk menunda pengeringan tubuh yaitu setelah mekonium di hisap dari trachea) Untuk bayi sangat kecil ( BB< 1500 gr ) atau apabila suhu ruangan sangat dingin dianjurkan menutup bayi dengan sehelai plastic tipis yang tembus pandang Meletakkan bayi dalam posisi yang benar bayi di letakkan terlentang di alas yang datar,kepala lurus dan leher sedikit tengadah (ekstensi) untuk mempertahankan agar leher tetap tengadah,letakkan handuk atau selimut yang di gulung di bawah bahu bayi,sehingga bahu terangkat sampai 1 inci (2-3 cm)

membersihkan jalan nafas kepala bayi di miringkan agar caiaran berkumpul dimulut dan tidak di faring bagian belakang. Mulut di bersihkan terlebih dahulu dengan maksud:

Cairan tidak teraspirasi Hispan pada hidung akan menimbulkan pernafasan megap-megap (gasping) Apabila mekonium kental dan bayinmengalami depresi harus dilakukan penghisapan dari trachea dengan menggunakan pipa ET Menilai bayi Penilaian bayi di lakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi kelanjutan hidup bayi Usaha bernafas

Apabila bayi bernafas spontan dan memadai,lanjutka dengan menilai frekuensi denyut jantung Apabila bayi mengalami apnu atau sukar bernafas (megap-megap atau gasping) di lakukan rangsangan taktil dengan menepuk-nepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau menggosok punggung bayi sambil memberikan oksigen Apabila setelah beberapa detik tidak terjadi reaksi atas rangsanagn taktil,mulailah pemberian VTP Pemberian oksigen harus berkonsentrasi 100% (yang di peroleh dari tabung oksigen)kecepatan aliran oksigen paling sedikit 5 liter per menit. Frekuensi denyut jantung Segera setelah menilai usaha bernafas dan melakukan tindakan yang diperlukan tanpa memperhatikanpernafasan apakah spontan normal atau tidak,segera dilakukan penilaian frekuensi denyut jantung bayi. Apabila frekuensi denyut jantung lebih dari 100/menit dan bayi bernafas spontan,dilanjutkan dengan menilai warna kulit Apabila frekuensi denyut jantung <100/menit,walaupun bayi bernafas spontan,menjadi indikasi untuk dilakukan VTP. Apabila detak jantung tidak dapat dideteksi,epinefrin harus segera diberikan dan pada saat yang sama VTP dan kompresi dada dimulai. Warna kulit Penilaian warna kulit dilakukan apabila bayi bernafas. spontan dan frekuensi denyut jantung bayi >100/menit Apabila terdapat sianosis sentral,oksigen tetap diberikan. Apabila terdapat sianosis perifer,oksigen tidak perlu diberikan.sianosis perifer disebabkan oleh karena peredaran darah yang masih lamban,antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin,bukan akibat hypoxemia VTP (ventilasi tekanan positif)

NB:Apabila dengan tahapan diatas dada masih tetap kurang berkembang,sebaiknya dilakukan intubasi endotrakea dan ventilasi pipa balon. Menilai frekuesi denyut jantung bayipada saat VTP Memasang kateter orogastrik Kompresi dada

Intubasi endotrakeal

Meberikan obat-obatan

Obat-obat diperlukan oleh bayi baru lahir yang tidak memberikan respon terhadap ventilasi yang adekuat dengan oksigen 100% dan kompres dada. Obat-obat diberikan apabila:

Frekuensi jantung bayi tetap dibawah 80/menit walaupun telah dilakukan ventilasi adekua(dengan oksigen 100%)dan kompresi dada untuk paling sedikit 30 detik.

Frekuensi jantung nol

Obat dan volume expanders diberikan selama prosedur resusitasi untuk: Stimulasi jantung Meningkatkan pervusi jaringan Memperbaiki keseimbangan asam basa Obat-obat spesifikdengan kebutuhan untuk mengulangi dosis tersebut ditentukanoleh kondisi bayisetelah pemberiansetiap obat/volume expanders. Obat-obat dapat diberikan melalui: Vena umbilikalis Vena periver Pipa endotrakeal

Epinefrin Merupakan obatpertama yang diberikan.apabila respon terhadap epinefri tidak adekuat,volume expanders/natrium bikarbonat diperlukan.epiefrin meningkatkan kekuatan dan kecepatan kontraksi jantungdan menyebabkan vasokontriksi periver,yang berperan penting dalam peningkatan allirandarah melalui arteri-arteri koroner dan aliran darah kejaringan otak.

Indikasi Diberikan apabila:

Frekuensi jantung tetap dibawah 80/menit walaupun telah dilakukuan paling sedikit 30 detik VTP adekuat dengan oksigen100% dan kompresi dada

Frekuensi jantung nol.

Nb:apabila detak jantung tidak dapat dideteksi,epinefrin harus segera diberikan dan pada saat yang sama VTPdan kompresi dada dimulai.

Dosis Dosis 0,1-0,3 ml/kg untuk larutan 1:10.000 Kadar dalam larutan yang dianjurkan 1:10.000.epinefrin secara komersial terdapat dalam larutan berkadar 1:10.000,sehingga tidak perlu mengencerkan lagi

Cara pemberian IV/melalui pipa endotrakeal.pertimbangan pemberian dosis yang lebih tinggiyaitu 0,10,2mg/kg.epinefrin melalui pipa ET secara intra vena tidak memungkinkan dan apabila bayi baru lahir tidak memberikan respon terhadap dosis standart,apabila diberikan melalui pipa ET,epinefri diencerkan dengan cairan garam fisiologi sampai volume1-2ml dan diberikan dengan cepat.

Efek

Meningkatkan kekuatan dan kecepatan kontraksi jantung Menyebabkan vasokontriksi perifer

Tindak lanjut Apabila frekuensi jantung tetap dibawah 100/menit, dipertimbangkan pemberian: Epineprin diberikan lagi, dapat diulang setiap 3-5 menit apabila diperlukan. Volume expander, apabila terdapat kehilangan darah akut dengan tanda-tanda hipovolemia. Natriumbikarbonat, untuk apnu yang lama yang tidak memberikan respon terhadap terapi lain.

Volume expanders

Volume expanders digunakan untuk menanggulangi efek hipovolemia dengan meningkatkan volume vaskuler dan kemudian pervusi jaringan.hipovolemia perlu

dipertimbangkan pada setiap bayi yang membutuhkan resusitasi.penting untuk disadaribahwa tanda-tanda hipovolemia karena kehilangan darah pada bayisering tidak tampak.kehilangan 20%atau lebihvolume darah total menyebabkan tanda-tanda berikut:

Pucat yang menetap setelah oksigenasi Nadi yang lemah dengan fungsi jantung yangbaik Respon yang buruk terhadap usaha resusitasi Penurunan tekanan darah(mungkin ditentukan)

Indikasi Volume expanders digunakan dalam resusitasi apabila terdapat kejadian atau diduga adanya kehilangan darah akut dengan tanda-tanda hipovolemi. Empat jenis volume expanders yang dapat diberikan:

Darah /whole blood(darah o yang telah diperiksa silang dengan darah ibu) Cairan albumin salin 5%(atauengganti plasma yang lain) Larutan garam fisiologgis(Nacl fisiologis) Cairan ringer laktat

Pemberian Dosis 10ml/kg Cara pemberian intra vena /IV Kecepatan pemberian selama waktu 5-10 mmmenit Efek

Meningkatkan volume vaskuler Menurunkan asidosis metabolic dengan meningkatkan perfusi jaringan

Tindak lanjut Dapat diulang apabila tandda-tanda hipovolemia menetap

Apabila perbaikan hanya sedikit atau tidak ada:

Dipertimbangkan adanya asidosis metabolic dan perlunya natrium bikarbonat Dengan menurunnya tekanan darah yang menetap, dipertimbangkan penggunaan dopamine

Natrium Bikarbonat Pada asfiksia yang lama,berkurangnya oksigenasi jaringan akan menyebabkan menimbulnya asam laktat,yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolic. Penggunaan natrium bikarbonat tidak menguntungkandalam resusitasi jantung paru yang cepat,tetapi mungkin menguntungkan dalam apnu yang lama yang tidak memberikan respon terhadap terapi lain.

Indikasi Natrium bikarbonat digunakan apabila terdapat apnu yang lama yang tidak memberikan respon terhadap terapi lain.Natrium bikarbonat hanya di berikan apabila VTP sudah di lakukan.

Dosis Dosis 2 mEq/kg Kadar dalam larutan yang di anjurkan 0,5mEq/ml = 4,2% cairan.cairan 4,2%natrium bikarbonat terdapat dalam semprit 10 ml.

Cara pemberian Intrvena (IV) Masukkan 20 ml natrium bikarbonat ke dalam semprit atau siapkan 2 semprit masing-masing 10 ml natrium bikarbonat.kecepatan pemberian perlahan-lahan,paling cepat dalam waktu 2 menit (1 mEq/kg per menit)

Efek

Memperbaiki asidosis metabolic dengan meningkatkan pH darah apabila ventilasi adekuat

Menimbulkan penambahan volume disebabkan oleh caiaran garam hipertonik

Nalokson hidroklorid Nalokson hidroklorid di kenal dengan nama narcon adalah suatu antogonis narkotika yang melawan depresi pernafasan yang di sebabkan oleh beberapa obat narkotika.

Indikasi

Depresi pernafasan yang berat Riwayat pemberian narkotika pada ibu dalam 4 jam sebelum persalinan

Dosis Dosis 0,1 mg/kg Kadar 0,4 mg/ml atau 1.0 mg/ml cairan siapkan 1 ml dalam semprit

Cara pemberian Diutamakan dalam pipa ET atau IV Dapat di berikan IM atau SC tetapi bekejanya lambat,disuntikkan dengan cepat.

Efek Antagonis narkotika

You might also like