You are on page 1of 13

1

A. PENDAHULUAN Semua makhluk hidup tersusun atas sel, dan sel merupakan unit terkecil yang hidup. Sejak ditemukannya mikroskop elektron para ahli biologi mulai berhasil mengidentifikasi struktur internal dari berbagai macam sel. Berdasarkan hasil pengamatannya, para ahli menggolongkan sel menjadi dua kelompok, yaitu sel prokariot dan sel Eukariot. Penggolongan ini didasarkan atas ukuran dan struktur intemal atau kandungan organel selnya. Sel prokariot memiliki struktur yang sederhana,. misalnya bakteri, ganggang hijau-biru, dan mikoplasma. Sedangkan, sel Eukariot memiliki struktur yang lebih kompleks, misalnya protista, fungi, tumbuhan, dan hewan. Sel prokariot merupakan sel yang kecil dan sederhana daripada sel Eukariot dan sel tersebut tidak mempunyai membran inti sel (nukleus) Istilah prikariot dan eukariot diturunkan dari bahasa Yunani karyon yang berafti kacang, biji atau inti. Prokariot berarti pra inti, dan Eukariot berarti inti yang sudah terbentuk dengan baik. Padda suatu badan inti atau badan serupa inti yang tidak dikelilingi membran Eukariot, memiliki inti sel yang amat kompleks dan di kelilingi oleh selubung inti yang terditi dari dua membran.

B. PROKARIOT Sel prokariot adalah sel yang belum mempunyai inti sejati. Ciri-ciri sel prokariot adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam bentuk nucleus, DNA terdapat pada nukleoid yang tidak diselubungi oleh membran. Struktur Sel Prokariot Prokariot meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria (bakteri modern/bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijaubiru. Ukuran sel prokariot berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariot yang diwakili oleh bakteri berturut-turut mulai dari luar ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, ribosom dan materi inti (DNA dan RNA).

Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel

bakteri tersusun atas peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan bakteri menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada bajteri gram positif, hamper 90% komponen dinding selnya tersusun atas peptidoglikan, sedangkan pada bakteri gram negative berkisar antara 5 20%. Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan pengangkutan larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan fosforilasi oksidatil; pada bakteri aerob berperan dalam pengeluaran enzim hidrolitik; sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang berfungsi dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein. Membran sel bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan mesosom. Pada beberapa bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada sianobakteri, mesosom berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen fotosintesis. Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun atas RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariot tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg). Pada saat proses transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam sitoplasma juga terdapat molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia di dalam sitoplasma. Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam bentuk granula-granula tidak larut air. Materi genetik sel prokariot membentuk suatu struktur yang dinamakan nukleoid, merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti dengan sitoplasma tidak terdapat pembatas atau tidak memiliki membrane inti. Sel prokariot mengandung sejumlah kecil DNA dengan total panjang antara 0,25 mm sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 3000 protein.

C. SEL EUKARIOT Asal- usul sel eukariot Sel eukariotik muncul 2,7 Ga atau sebelumnya sebagai hasil dari evolusi bersama komponen prokariotik dari komunitas mikroba Arkean. Kejadian krisis ini ditandai oleh Arkean-Proterozoikum, yang sebagian menghancurkan biota prokariotik Arkean, mungkin telah memainkan peran penting dalam

pengembangan pertama eukariota. Pemisahan inti dari sitosol dan adanya genom heterogen dalam sel yang sama memberikan prasyarat untuk mekanisme regulasi yang lebih efisien untuk ekspresi gen dan rekombinasi genetik, yang pada gilirannya, bisa menjadi dasar untuk modifikasi variabilitas, kehidupan komposit siklus, proses seksual, dan akhirnya organisasi multiseluler. Lebih efisien mengenai mekanisme regulation dan modifikasi, yang meningkatkan toleransi ekologi mereka, mungkin akan memberi eukariota keuntungan dalam waktu yang krisis. Mendukung mekanisme baru dan mengendalikan variasi genetik yang terkait dengan proses seksual (kopulasi gamet, meiosis) memunculkan jenis baru biologi sistem-endogamous populasi dan spesifikan kebijakan, yang dirangsang biodiversification intens. Munculnya eukariota (serta taksa lebih tinggi lainnya) harus dianggap sebagai hasil dari evolusi bersama ekosistem, biosfer, dan bahkan bumi secara keseluruhan. (A.V Markov. 2005) Sel Eukariot biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi seluler. Sel Eukariot tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria, mikrotubulus dan mikro filamen. Organel-organel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda - beda.

Struktur Sel Eukariot Sel Eukariot adalah sel yang mempunyai inti sel sejati. Sel Eukariot

tersusun atas: 1. Membran sel

Sel memiliki struktur khusus yang berfungsi untuk memisahkan isi sel dengan lingkungan luarnya, struktur ini dinamakan membrane plasma atau membran sel. Membran plasma ini memiliki ketebalan antara 5 sampai 10 nm (nanometer), oleh karena itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Membrane tersusun atas lapisan lipoprotein (gabungan antara lemak dan protein pada membran sel darah merah, 50%lemak-50% protein). Membran sel memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu: 1. Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, misalnya retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom. 2. Menyediakan selaput atau penghalang yang bersifat selektif permeabel. Membran sel berfungsi untuk menyaring masuknya zat-zat ke dalam sel sehingga tidak semua zat dapat menembus membran sel. 3. Sebagai sarana transpor larutan dari dan ke dalam sel. Membran sel berfungsi dalam membantu memasukkan dan mengeluarkan senyawa senyawa tertentu dari dan ke dalam sel. 4. Merespons terhadap sinyal dari luar. Pada membran sel terdapat protein integral yang berfungsi sebagai reseptor untuk menerima sinyal dari lingkungan sel. 5. Untuk interaksi interseluler. Protein - protein membran sel dan glikoprotein sebagai perantara sel untuk berinteraksi dengan sel lain atau dengan lingkungan luarnya. 6. Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa reaksi kimia dikatalisis oleh protein integral membran yang berfungsi sebagai katalisator. 7. Untuk transduksi energi. Membran dalam (inner membrane) kloroplas berfungsi untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam proses fotosintesis.

Semua membran sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu lemak (lipid) dan protein yang terikat secara non kovalen dan tersusun dalam suatu struktur yang menyerupai lembaran. Lembaran tersebut tersusun atas dua lapisan lemak

yang dinamakan lipid bilayer. sedangkan protein terletak di antara lemak atau di permukaan lapisan lipid bilayer. Perbandingan jumlah, antara lemak dan protein bervariasi, tergantung dari jenis membran sel, misalnya membran retikulum endoplasma berbeda dengan membran Golgi, jenis organisme, misalnya membran sel tumbuhan berbeda dengan membran sel hewan dan jenis sel, misalnya membran sel tulang berbeda dengan sel hati. Karbohidrat terikat secara kovalen, baik dengan lemak maupun protein. Karbohidrat yang terikat dengan lemak dinamakan glikolipid, sedangkan yang terikat dengan protein dinamakan glikoprotein. Baik glikolipid maupun glikoprotein berfungsi sebagai media interaksi dengan sel lainnya. sekitar 2 - 10 ppersen glikolrotein membangun membran plasma, tergantung dari tipe sel dun spesies. Fungsi glikolipid masih belum banyak diketahui, tetapi diduga berhubungan dengan tempat melekatnya beberapa mikroorganisme infektif. Kolesterol pada membran plasma hanya dijumpai pada sel hewan dan sekitar 50% dari lemak membran terdiri atas kolesterol. Fungsi kolesterol pada membrane berhubungan dengan rigiditas atau kekakuan membran. Protein yang menyusun membran plasma tersusun atas lebih dari 50 jenis protein yang berbeda. |enis-jenis tersebut terletak dengan orientasi tertentu pada lipid bilayer. Protein membran dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

a) Protein integral Protein ini menembus lipid bilayer sehingga memiliki dua permukaan, yaitu permukaan yang mengarah ke lingkungan luar sel dan yang menghadap ke dalam sitoplasma

b) Protein perifer Protein ini terdapat pada permukaan luar lipid bilayer atau pada permukaan dalam-lipid bilayer. Ikatan antara protein perifer dengan lipid bilayer adalah non kovalen.

c) Protein yang terikat lipid membran Protein ini terikat secara kovalen dengan lipid bilayer dan terletak pada permukaan luar dari lipid bilayer.

2. Sitoplasma. Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh membrane plasma. Cairan yang terdapat di inti sel disebut nukleoplasma. Matrik sitoplasma terdapat dalam lingkungan dalam sel. Matrik sitoplasma berfungsi mengatur kekentalan sitoplasma, pembentukan benang spindel, pembentukan berbagai serabut (mikrotubulus, filamen, myofibril). sitoplasma mengandung gula, asam amino, lemak,ion-ion dan senyawa kimia lain yang digunakan untuk metabolisme sel. Di dalam sitoplasma terdapat membran intrasel yang membungkus organel sel, misalnya membran yang membungkus mitokrondria, kloroplas, lisosom, peroksisom, retikulum endoplasma, dan badan Golgi. Bagian sitoplasma yang berada di antara organel dinamakan sitosol. Volume sitosol lebih kurang 50% dari volume sel. Di dalam sitosol juga terdapat protein dan enzim-enzim untuk reaksi kimia.

3. Organel sel Mitokondria Ukuran mitokondria bervariasi, tetapi rata-rata ukuran diameternya antara 0,2 - 0,7 mikrometer (pm) dan panjangnya antara 1 - 4 mikrometer. Ukuran mitokondria ini hampir sama dengan ukuran bakteri yang menunjukkan salah satu bukti evolusi bahwa mitokondria merupakan bakteri yang bersimbiosis dengan sel eukoriotik. Bentuk mitokondria bervariasi, tergantung dari jenis selnya, misalnya pada sel-sel awal embrio, bentuk mitokondrianya bulat atau oval, sedangkan pada sel-sel lain bentuknya seperti gelendong dan ada juga yang berbentuk pipa. Karena ukurannya yang relatif besat mitokondria dapat terlihat cukup jelas di bawah mikroskop cahaya. Pada umumnya, mitokondria tersebar secara acak di dalam sel dan cenderung berkumpul pada bagian sel yang banyak

memerlukan energi, misalnya di sekitar gelendong pembelahan, atau di sekitar memmbran yang melakukan endositosis. Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi tergantung dari jenis sel, spesies organisme, dan keadaan fisiologi sel. Selsel yang metabolismenya aktif banyak mengandung mitokondria dibandingkan sel-sel yang tidak aktif. Mitokondria memiliki kelenturan yang tinggi sehingga bentuknya dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Selain itu, mitokondria mampu bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam sitoplasma.

Bagian-bagian utama mitokondria dibedakan menjadi dua, yaitu bagian selaput atau membran dan bagian matriks. Membran mitokondria ada dua yaitu membran luar dan membran dalam. Antara membran dalam dan membran luar terdapat ruang antarmembran yang berisi berbagai macam enzim. Membran luar mitokondria lebih tipis dari pada membrane dalam yaitu kurang dari 6 nanometer, sedangkan membran dalam berukuran antara 6 - 8 nanometer. Membran dalam mitokondria membentuk juluran-juluran ke arah matrik sehingga memperluas permukaan dalamnva. Iuluran membran ke arah matriks ini dinamakan tristae. Matriks mitokondria merupakan bagian mitokondria yang

menyerupai gel. Di dalam matriks mitokondria terdapat ribosom, DNA, RNA dan beberapa protein yang larut dalam air serta filamen, dan granul. Pada membran dalam (inner membrane) mitokondria terdapat beberapa jenis protein yang terlibat dalam proses pembentukan ATP. Di dalam sel, ATP merupakan molekul berenergi tinggi yang akan digunakan untuk metobolisme sel. Selain berfungsi menghasilkan energi dalam bentuk ATP, mitokondria juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan ion kalsium di dalam sel. Ion-ion ini disimpan dalam suatu badan khusus yang dinamakan

granul. Mitokondria di dalam sel mampu menggandakan diri, sehingga jumlahnya dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan energi sel. 4. Retikulum Endoplasma Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membran yang sangat berlipat-lipat membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen RE dengan sitosol hanya dipisahkan oleh selapis membran sehingga

memudahkan terjadinya pertukaran zat antara lumen RE dengan sitosol. Berdasarkan ada tidaknya ribosom yang menempel pada permukaan luar membran, RE dibedakan menjadi dua, yaitu Retikulum Endoplasma Halus (Smooth Endoplasmic Reticulumi /SER) dan Retikulum Endoplasma

Kasar(Rough Endoplasmic Reticulum / RER). Pada RER permukaan luar membrannya banyak ditempeli oleh ribosom.sebaliknya pada SER permukaan luar membrannya tidak ditempeli oleh ribosom. RER banyak dijumpai pada selsel yang aktif mensekresikan protein misalnya sel sel pancreas, kelenjar ludah, dan kelenjar lainnya. Protein yang dihasilkan dari RER antara lain adalah protein yang disekresikan keluar sel, protein integral membran, protein-protein khusus di dalam organel, seperti protein di dalam Golgi, lisosom, endosom, dan vakuola, makanan pada sel tumbuhan. SER banyak ditemukan pada otot rangka, tubulus ginjal, dan kelenjar endokrin yang mensekresikan hormon steroid.

SER mempunyai beberapa fungsi, yaitu: Sintesis hormon steroid pada sel-sel kelenjar endokrin pada gonad dan adrenal. Detoksifikasi di dalam hati yang melibatkan beberapa molekul penting di dalam sel hati. Melepaskan glukosa dari glukosa-6-fosfat di dalam sel-sel hati. Sebagai tempat melekatnya granul-granul yang berisi glikogen pada sel-sel hati. Tempat menyimpan ion-ion kalsium di dalam sisterna yang akan dikeluarkan jika ada rangsangan yang menyebabkan pengeluaran ion kalsium, misalnva kontraksi otot.

5. Aparatus Golgi atau Kompleks Golgi.

Aparatus Golgi (AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh Camilio Golgi tahun 1898 di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada semua sel tumbuhan dan sel hewan. Organel ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing dibatasi oleh selapis membian. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak bahwa AG tersusun atas tiga bentukan membran, yaitu: 1. kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus, kantung kantung pipih tersebut tersusun bertumpuk membentuk diktiosom. 2. vesikel-vesikel kecil berdiameter kurang lebih 50 mikrometer yang terletak pada sisi yang berbatasan dengan RE, vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau vesikel peralihan, fungsi vesikel adalah membawa protein dan lipid dari RE ke AG dan dari sakulus satu ke sakulus lainnya, 3. vesikel besar yang terletak pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma, vesikel ini dinamakan vesikel sekretori,vesikel sekretori adalah membawa protein atau lipid yang telah mengalami Pemrosesan di dalam lumen sakulus. Beberapa penelitian membuktikan bahwa AG tidak hanya berfungsi sebagai alat transport materi ke luar sel

6. Peroksisom (badan mikro) Peroksisom dan glikosom berasosiasi membentuk badan mikro (struktur serupa dengan lisosom). Terletak di dekat mitokondria atau kloroplas. Berfungsi menghasilkan enzim katalase (berfungsi menguraikn peroksida hydrogen) 7. Mikrotubulus Berfungsi untuk membentuk silia, sentriol dan benang-benang spindel

8. Mikrofilamen Tersusun atas untaian protein globular,protein kontraktil. Bersama myosin menghasilkan kontraksi) 9. Nucleus (inti sel, tempat berlangsung sintesis molekul RNA) 10. Sentrosom

10

Struktur sentrosom dan sentriol: Di dalam sel, terdiri atas 2 buah bada silindris berlubang sentiol Setiap sentriol tersusun atas 9 triplet mikrotubul yang tersusun secara sirkuler Fungsi sentrosom/ sentriol: Saat pembelahan sel, sentriol menghasilkan benang spindle untuk melekatnya kromosom. 11. Ribosom Struktur ribosom: Berbentuk bulat bervariasi dengan ukuran kecil 20 nm Terdapat baik pada sel prokariotik dan eukariotik Ada bebas dalam sitoplasma dan ada yang menempel padaRE. Tersusun dari bahan RNA dan protein

Fungsi Ribosom Fungsi utama, mensintesis protein. Ribosom yang menempel 1 dengan yang lain disebut polisom, diikat oleh mRNA. Ribosom bebas berfungsi sebagai penghasil protein structural dan enzim.

12. Lisosom Berfungsi untuk pencernaan, menghasilkan antibody)Lisosom vakuola

primer,memproduksi sel

yang belum aktif.

Berfungsi sebagai

makanan)Lisosom sekunder,terlibat dalam kegiatan mencerna. Berfungsi sebagai autofagosom. 13. Kloroplas Plastisida yang mengandung pigmen hijau-klorofil. Tempat

berlangsungnya fotosintesis) 14. Dinding sel (tersusun atas selulosa dan devirat-deviratnya. Berfungsi untuk menjaga bentuk sel agar tetap dan sebagai proteksi sel terhadap gangguan mekanis) 15. Vakuola Vakuola kontrakti, Vakuola non-kontraktil

11

C. PERSAMAAN ANTARA EUKARIOT DAN PROKARIOT Persamaan antara eukariot dan Prokariot 1. Konstruksi Membran sel 2. Informasi genetic di kode oleh DNA, dengan kode genetic yang identic 3. Mekanisme transkripsi dan translasi 4. Reaksi metabolism. 5. Apparatus yang sama untuk konversi energy kimiawi Prokariot- membrane plasma Eukaryiotic- membrane mitokondria

6. Fotosintesis, tumbuhan sianobakteria Tabel tertera pada lampiran 1

D. PERBEDAAN ANTARA EUKARIOT DAN PROKARIO Perbedaan antara struktur sel prokariot dan eukariot dilupakan (Doolitle 1998b). Pada dasarnya, semua sel eukariotik mempunyai membrane sel sesungguhnya di intiselnya, sebuah system endomembran yang kompleks dan sitoskeleton, sebaliknya prokariot tidak. Namun dalam banyak hal, unruk melihat cirri- cirri dari eukariotik tidak lah jelas, karena sebagian cirri- cirri dipercayai terbentuk sangat kompleks menjadi sel eukariot di temukan pada sel prokariot. Berikut ini addalah perbedaan dasar dari genome antara prokariot dan eukatriot (T. Vellai and G.Vida. 1999). Perbedaan pada organisasi genome antara prokariot dan eukariot dasarnya (table di bawah ini) sebagai cirri- cirri ultrastruktural.

Karakteristik organisasi genome

dari Prokariot

Eukariot

Ukuran genome/rata- rata 600 kb- 9,5 Mb ukuran gene/ jumlah Operonregulator seperti 950 bp/ 4300 unit general

3 Mb- 140.000 Mb 2500 bp/ 19.000 Tidak

12

Transfer gene horizontal

significant

Tak

berarti/

dapat

diabaikan intron Jumlah gen yang berlebih Level ploidi Jumlah kromosom heterozygote jarang Jarang Haploid Satu Ya General General Haplopid- poliploid Lebih dari satu Tidak

Tabel: Perbedaan struktur sel antara eukariot dan Prokariot Prokariot Organisme Ukuran sel metabolisme Organel Bakteri, cianobakteri Umumnya 1- 10m Anaerobic dan aerobik Ribosom,, sitosol, Eukariot Protista, jamur, tumbuhan Ukurannya 5- 100 m Aerobik Mitokondria, reticulum, ribosomes, Retikulum kloroplas, nucleus, sitosol, endoplasma,

lisosom, peroksisom dan mikrobodi, (hanya kloroplas pada sel plastid sel

fotosintetik), (hanya tumbuhan) DNA DNA sirkular pada

dalam DNA liniear dan sangat panjang, memiliki

sitoplasma RNA dan protein RNA dan protein

di RNA

di

sintesis

dan

sintesis pada ruang yang diproses di inti , protein sama sitoplasma Tidak sitoskleton, di sintesis di sitoplasma mengandung Dalam tidak ada terdapat sitoplasma sitoskeleton:

13

aliran sitoplasma dalam dilamensel, tidak ada endositosis protein, dan eksositosis ada

filament aliran

sitoplasma dalam sel, ada endositosis eksositosis. dan

Kompelsitas struktur dan sederhana fungsi

Lebih kompleks

Kemunculan evolusioner Bukti dari bakteri 3,5 Sel di bumi milyar tahun yang lalu paling

eukariotik cepat

yang

(protista)

kira- kira (1,5) G tahun yang lalu.

Sumber: A.V Markov, On The Origin of the Eukaryotic Cell Paleontol Jou, Vol. 39. No.2 109-112 (2005) (lampiran 2) Margie.. L.Stinson. Comparison Of Prokaryotic and Eukaryotic Structure of Cells. http://www.swccd.edu/~mstinson/biology%20100/biology%20100%20index/ Bio100/Cell%20table.pdf. (lampiran 1) T. Vellai, and G. Vida, The Origin of Eukaryotics: The Difference between Prokaryotic and Eukaryotic Cells Proc. R. Soc. London, Ser. B, Biol. Sci.266 (1428), 1571- 1577 (1999). (lampiran 3 ) Article Cells.Web address: http://www.biologymad.com/resources/AS%20Cells.pdf (lampiran 4)

You might also like