You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Sebab, hal ini terkait dengan kisah perjalanan peradaban dunia. Selain itu, dengan memahami sejarah ilmu pengetahuan, maka kita bisa memahami asal usul sebuah pemikiran dan belajar tentang hal yang baik dan buruk dari sejarah tersebut. Dengan demikian akan diperoleh sebuah konsep pengetahuan yang lebih baik dan terbaru demi meningkatkan pengetahuan manusia. Banyak kisah yang mewarnai sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mulai dari kegagalan sampai penemuan penemuan yang dianggap spektakuler. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan tidak terpusat pada satu tempat saja melainkan menyebar dari Babylonia, Mesir, Cina, India, Irak, Yunani hingga ke daratan Eropa. Perkembangan ilmu pengetahuan hingga seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan melalui proses bertahap, dan evolutif. Uraian sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mengacu kepada pemikiran filsafat di Barat. Hal ini dapat mencerminkan perkembangan ilmu pengetahuan di barat secara utuh mampu mempengaruhi peradaban dunia. Diawali dari periode filsafat Yunani yang pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-mite menjadi yang lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Karenanya, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan menampilkan ciri khas tertentu. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodisasi perkembangan ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer. Namun, pada makalah ini kami akan menguraikan lebih dalam mengenai perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Renaissance, zaman Modern, dan zaman Kontemporary.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya. 1. Bagaimanakah Renaissance? 2. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Modern? 3. Bagaimanakah Kontemporer? perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman

1.3 Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui Renaissance. 2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Modern. 3. Mengetahui Kontemporer. perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman

1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca khususnya mahasiswa memiliki wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Renaissance,zaman Modern, dan zaman Kontemporer.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Zaman Renaissance Zaman ini berlangsung dari abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga disebut dengan peralihan dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi kebudayaan yang modern, dan pemikiran yang terbebas dari dogma-dogma agama. Hal ini ditandai dengan lahirnya penemuan-penemuan baru. Renaissance adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Renaissance merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Ciri utama renaissance yaitu humanisme, individualisme, sekulerisme, empirisisme, dan rasionalisme. Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisisme, sementara Kristen semakin ditinggalkan karena semangat humanism. Pada masa kebangkitan ini, mulai bermunculan ilmuwan-ilmuwan baru. Mereka telah menemukan teori atau konsep baru yang menjadi sejarah dalam perkembangan ilmu. 1) Niklas Koppernigk atau Nicolaus Copernicus (1473 M - 1543 M) adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkebangsaan Polandia. Ia mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari). Teorinya tentang matahari sebagai pusat Tata Surya, yang

menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Karya terobosannya berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (Mengenai perputaran Bola-Bola Langit), yang diterbitkan pada tahun 1543 M.

2) Galileo Galilei (1564 M - 1642 M) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop (dengan 32x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi seperti menemukan satelit alami Jupiter -Io, Europa, Ganymede, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Buku karangannya adalah Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632, dan Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638. Galileo juga sempat mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup. 3) Tycho Brahe (1546 M - 1601 M) adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven. Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu. Untuk penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. Asistennya yang paling terkenal adalah Johannes Kepler. 4) Johannes Kepler (1571 M - 1630 M), seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, ia adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Ia paling dikenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika, tetapi juga di bidang optik dan astronomi. Penjelasan Kepler tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement to Witelo, Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk Witelo, Menjabarkan Bagian Optik dari Astronomi). Buku Kepler itu adalah tonggak sejarah di bidang optik. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata. Kepler mengerti bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata surya. Matahari juga berfungsi seperti sebuah magnet, berputar pada porosnya dan

mempengaruhi gerakan planet-planet. Bagi Kepler, semua planet adalah

benda-benda fisik yang dengan harmonis diaturoleh serangkaian hukum yang beragam. Apa yang telah ia pelajari dari Mars dan Bumi pasti berlaku juga atas semua planet. Jadi, ia menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari matahari dalam orbit elips pada kecepatan yang bervariasi sesuai dengan jaraknya dari matahari. Karya Kapler yang lain berupa buku Mysterium cosmographicum (Misteri Kosmmografis), Astronomiae Pars Optica (Bagian Optik dari Astronomi), De Stella nova in pede Serpentarii (Tentang Bintang Baru di Kaki Ophiuchus), Astronomia nova (Astronomi Baru), Dioptrice (Dioptre), Epitome astronomiae Copernicanae

(diterbitkan dalam tiga bagian dari 1618-1621), Harmonice Mundi (Keharmonisan Dunia), Tabulae Rudolphinae (Tabel-Tabel Rudolphine), dan Somnium (Mimpi). 5) Roger Bacon (1214 1294) Roger Bacon berpendapat bahwa pengalaman (empirik) menjadi landasan utama di awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Sekalipun Roger Bacon menganjurkan pengalaman sebagai basis ilmu pengetahuan namun ia sendiri tidak meninggalkan tulisan atau karya yang cukup berarti bagi ilmu pengetahuan. Ia banyak bergerak dalam lapangan politik dan agama sehingga ia ditahan dalam penjara. 6) Andreas Vesalius (1514 M - 1564 M), ia adalah ahli anatomi. Karyanya berupa buku De Humanis Corporis Fabrica (Pengerjaan Tubuh Manusia). Karyanya yang lain ialah Tabulae Anatomicae Sex. tujuh jilid dari De humani corporis fabrica, sebuah buku yang dipersembahkan untuk Charles V, Andrea Vesalii suorum de humani corporis fabrica librorum epitome yang didedikasikan untuk Philip II dari Spanyol. Karya ini menekankan keutamaan pembedahan dan memperkenalkan isilah

pandangan anatomis tubuh manusia. Maka dari itu, Vesalius disebut-sebut sebagai pemulai masa anatomi manusia modern. Vesalius juga membuktikan bahwa tulang dada (sternum) terdiri dari tiga bagian. Ia pun juga menulis Radicis Chynae, sebuah teks pendek mengenai tumbuhan obat.

2.2 Zaman Modern Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet Iman Santoso ( 1977: 65 ) perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman ini bersumber pada tiga hal berikut :

a. Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan negaranegara Prancis. Pendeta yang berada di Prancis banyak yang bekajar di Spanyol, kemudian para pendeta tersebut yang menyebarkan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Prancis. b. Adanya perang Salib pada tahun 1100-1300 yang menjadikan para tentara Eropa yang mengikuti peperangan tersebut menyadari kemajuan negaranegara Islam sehingga mereka menyebarkan pengetahuan yang diperoleh selama perang ( pengalaman ) di negara masing-masing. c. Jatuhnya Istambul pada tahun 1453 yang menyebabkan para pendeta atau sarjana mengungsi ke Italia atau negara lain di Eropa dan menjadi pionir perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa.

Ilmuwan pada zaman ini membuat penemuan dalam bidang ilmiah. Eropa yang merupakan basis perkembangan ilmu melahirkan ilmuwan yang populer. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Dekrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan J.J. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut: 1) Isaac Newton (1643 M - 1727 M), ia adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan teolog. Bahkan ia dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik. Karya bukunya Philosophi Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik (menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad). Karyanya ini pada akhirnya

menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi ilmiah. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop refleksi yang pertama dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan hukum pendinginan, mempelajari kecepatan suara, serta perhitungan Calculus

(differensial/integral). Buku-buku karyanya adalah Method of Fluxions (1671), De Motu Corporum 1684), Opticks (1704), Reports as Master of the Mint (1701-1725), Arithmetica Universalis (1707), dan An Historical Account of Two Notable Corruptions of Scripture(1754). 2) Ren Descartes (1596 M - 1650 M), ia juga dikenal sebagai Renatus Cartesius. Ia adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la mthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Descartes, kadang dipanggil Penemu Filsafat Modern dan Bapak Matematika Modern.

Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Hasil pemikirannya berupa konsep Aku berpikir maka aku ada (I think, therefore I am). Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern. 3) Charles Robert Darwin (1809 M - 1882 M) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat). Perjalanan lautnya ke seluruh dunia selama lima tahun di atas kapal HMS Beagle tulisantulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis terkemuka dan penulis yang terkenal. Pengamatan biologisnya membawanya kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya tentang seleksi alam pada 1838. Bukunya On the Origin of Species by Means of

Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. Buku karangan Darwin tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah. 4) Joseph John Thomson (1856 M -1940 M) ia adalah seorang ilmuwan yang penelitiannya membuahkan penemuan elektron. Thomson

mengetahui bahwa gas mampu menghantar listrik. Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir. Struktur atom yang menjadi fokus Thomson ditulis dalam bukunya yang berjudul Treatise on the Motion of Vortex Rings, Application of Dynamics to Physics and Chemistry, Notes on Recent Researches in Electricity and Magnetism, Properties of Matter , Elements of the Mathematical Theory of Electricity and Magnetism, Discharge of Electricity through Gases, The Structure of Light, The Corpuscular Theory of Matter, Rays of Positive Electricity, The Electron in Chemistry dan Conduction of Electricity through Gases. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom-atom dan molekul-molekul yang berbeda, dengan menggunakan sinar positif. Selain pioneer di atas masih banyak ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan ilmu. Diantaranya seperti Michael Faraday (1791 M -1867 M) yang mendapat julukan Bapak Listrik, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya, dan Blaise Pascal (1623 M - 1662 M) adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya berupa kontribusi penting pada pembangunan mekanis kalkulator. Kemudian dari perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste Comte (1798 M - 1857 M). Menurut Thoyibi (1997:59), ia adalah tokoh yang mengusung Filsafat Positivisme dengan karyanya Cours De Philosophie Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah

dari positif ini sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.

2.3 Zaman Kontemporer Perbedaan antara zaman modern dengan zaman kontemporer yaitu zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan zaman kontemporer adalah era perkembangan terakhir yang terjadi hingga sekarang. Perkembangan ilmu di zaman ini meliputi hampir seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum, dan politik serta ilmu-ilmu eksakta seperti fisika, kimia, dan biologi serta aplikasiaplikasinya di bidang teknologi rekayasa genetika, informasi, dan komunikasi. Zaman kontemporer identik dengan rekonstruksi,

dekonstruksi, dan inovasi-inovasi teknologi di berbagai bidang. Sasaran rekonstruksi dan dekonstruksi biasanya teori-teori ilmu sosial, eksakta, dan filsafat yang ada sudah ada sebelumnya, sementara inovasi-inovasi teknologi semakin hari semakin cepat seperti yang kita saksikan dan nikmati sekarang ini. Teknologi merupakan buah dari perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan dari generasi ke generasi. Komputer merupakan hasil pengembangan dari perkembangan listrik (elektronika) yang pada awal penemuannya oleh Faraday belum diketahui kegunaannya. Penemuan bola lampu oleh Edison disusul oleh penemuan radio, televisi, dan komputer. Dari komputer berkembang ke PC (private computer), lap top, dan terakhir simuter yaitu komputer jenis PDA (personal digital assistans). Semua contoh ini merupakan bukti bahwa penemuan teknologi sebagai buah perkembangan ilmu masih berkaitan dengan penemuan-penemuan sebelumnya yang kemudian dikembangkan dengan ukuran fisik yang semakin kecil, tetapi memiliki beragam keunggulan yang lebih besar. Pada Zaman Kontemporer bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Menurut Trout, fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya

mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta. Juga menunjukkan bahwa secara historis hubungan antara fisika dengan flsafat terliht dalam dua cara. Pertama, persuasi filosafis mengenai metode fisika, dan dalam interaksi antara pandangan subtasional tentang fisika (misalnya: tentang materi, kuasa, konsep ruang, dan waktu). Kedua, ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenornena tentang materi, kuasa, ruang, dan waktu. Tokoh yang terkenal pada zaman ini adalah Albert Einstain, yang menyatakan bahwa alam itu tidak terhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Namun setelah ahli fisika Hubble mengadakan pengamatan dengan teropong terbesar didunia yang menemukan alam semesta tidak statis, melainkan dinamis. Sehingga teori Einstain mengenai kekekalan materi menjadi runtuh.

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan 1. Renaissance sering diartikan dengan kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu dilahirkannya kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir. Zaman ini juga disebut dengan peralihan dan kebangkitan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi kebudayaan yang modern, dan pemikiran yang terbebas dari dogmadogma agama. 2. Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. 3. Zaman kontemporer identik dengan rekonstruksi, dekonstruksi, dan inovasi-inovasi teknologi di berbagai bidang. Perkembangan ilmu di zaman ini meliputi hampir seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmuilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum, dan politik serta ilmu-ilmu eksakta seperti fisika, kimia, dan biologi serta aplikasi-aplikasinya di bidang teknologi rekayasa genetika, informasi, dan komunikasi. 3.2 Saran Sebagai orang yang berkecimpung di bidang pendidikan, hendaknya kita tidak melupakan sejarah ilmu pengetahuan dan harus lebih memahami perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman.

You might also like