You are on page 1of 16

LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK PT.

SINAR SOSRO

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan

Oleh Kelompok 23

Anjarsari Retno Muthia Nada Aresta Wulan P. Desy Prima Lestari

22030110120027 22030110120060 22030110130090 22030110141029

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mengkonsumsi teh bukanlah suatu hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Sejak jaman penjajahan Belanda, masyarakat kita telah mengenal tradisi menikmati teh. Masyarakat kita menyukai teh karena mempercayai bahwa mengkonsumsi teh dapat merelaksasikan diri dan melepaskan kepenatan. Masyarakat juga menyukai teh sebab teh memiliki kandungan gizi yang berguna bagi tubuh manusia. Namun sayangnya, persiapan penyajian teh memakan waktu yang tidak sebentar. Dengan mobilitas masyarakat yang kian hari kian meninggi, diperlukan terobosan baru dalam penyajian teh. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut Teh Botol Sosro dengan teknologi yang modern menawarkan kepada masyarakat produk produk varian teh yang siap dikonsumsi. Selain produk yang siap dikonsumsi , Teh Botol Sosro juga menawarkan teh yang enak, berkualitas tinggi dan aman bagi kesehatan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pembuatan teh botol Sosro ? 2. Bagaimana proses pengawetan dalam pembuatan teh botol Sosro?

C. Tujuan Dapat mengetahui proses pembuatan teh botol Sosro Dapat mengetahui proses pengawetan dalam pembuatan teh botol Sosro

D. Manfaat Dengan mengikuti kunjungan ke pabrik SOSRO dalam rangka mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan mahasiswa diharapkan dapat mengetahui proses pembuatan teh dalam botol yang siap dikonsumsi langsung serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai teknologi pangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman teh (Camelia sinensis), pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat mencapai 9 meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk Teh jenis Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter.1 Untuk mempermudah pemetikan daun-daun teh terutama yang masih muda, ketinggian pohon teh ini dijaga. Umumnya tinggi pohon teh dipertahankan pada ketinggian 1 meter. Terdapat 4 jenis teh berdasarkan proses pengolahannya:

a. Teh Hitam ( Black Tea ) Merupakan jenis teh yang mengalami proses fermentasi penuh dan paling lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia.2 Masa seduh : 3 5 menit dengan 100 C. Proses pembuatan the hitam: 1. Proses Pelayuan - Menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whitehring trought), merupakan kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin ke dalam kotak. - Pembalikan pucuk 2 - 3 kali untuk meratakan proses pelayuan.

2. Proses Penggilingan Bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses fermentasi dapat berlangsung secara merata.

3. Proses Pengeringan - Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) & Fluid bed drier. - Kadar air produk yang dihasilkan 3 - 5 %

b. Teh Oolong ( Oolong Tea ) Teh Oolong adalah gabungan teh hitam dan teh hijau.Teh Oolong adalah jenis teh yang dalam pengolahannya hanya melalui setengah proses fermentasi. Teh tersebut difermentasi dengan cepat, sesudah dan sebelum penggulungan. Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh hitam. Masa seduh : 5 7 menit

Proses pembuatan teh oolong ( teh semi fermentasi ): 1. Daun teh segar (kadar air 75 - 80 %) 2. Pelayuan dengan sinar matahari ( 90 menit ) 3. Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam ) 4. Pengeringan I dengan sistim Panning ( proses tersebut dilakukan dengan cara melewatkan daun pada lorong / silinder panas (suhu permukaan 300 - 350 C dengan tujuan untuk menghambat proses oksidasi enzimatis. 5. Penggulungan ( 5-12 menit ) 6. Pemotongan 7. Pengeringan II.

c. Teh Hijau ( Green Tea ) Teh hijau adalah jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan teh putih.1 Masa seduh : 1 3 menit, 70 C 1. Proses Pelayuan - Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar & diaduk-aduk untuk mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun. - Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada silinder panas sekitar 5 menit (system panning) atau dilewatkan beberapa saat pada uap panas bertekanan tinggi (system steaming), proses pelayuan ini bertujuan untuk

mematikan aktivitas enzim sehingga akan menghambat timbulnya proses fermentasi. - Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 - 70 %.

2. Proses Pendinginan Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses pelayuan.

3. Proses Penggulungan daun - Menggunakan mesin Jackson, bertujuan untuk memecah sel-sel daun sehingga teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa yang lebih sepet. - Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan Teh hitam, tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan sedapat mungkin tidak remuk / hanya tergulung, dan mempunyai rasa yang lebih sepet. Proses penggulungan berkisar antara 15 - 30 menit.

4. Proses Pengeringan - Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan ECP drier, kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan rotary drier. - Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air menjadi 30 - 35 %, dan akan memperpekat cairan sel. Proses ini dlakukan pada suhu sekitar 110 - 135 C selama 30 menit. - Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu yang dipergunakan berkisar antara 70 - 95 C dengan waktu sekitar 60 - 90 menit. - Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4 - 6 %.

5. Proses sortasi Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai kualitas mutu : a. Peko (daun pucuk). b. Jikeng (daun bawah / tua). c. bubuk / kempring (remukan daun). d. tulang.

d. Teh Putih Berasal dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan

dikeringkan.Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih pucat dengan aroma lembut dan segar. Katekin dalam jumlah tinggi Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Masa seduh : 5 7 menit, 60 C. Teh Wangi Melati ( Jasmine Tea ) Teh jenis ini merupakan teh yang populer dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

1. Proses Pengeringan I - Teh hijau dipanaskan dengan menggunakan mesin Rotary drier / Fluid bed drier pada suhu 90 - 125 C. - Proses penggosongan akan menghasilkan "Cou-cui" berwarna coklat kehitaman dengan kadar air 3 - 5 %

2. Pemilihan bunga Dipilih bunga yang siap mekar, hal ini bertujuan agar proses pewangian dapat berlangsung dengan sempurna.

3. Proses pelembaban - Bertujuan untuk mempersiapkan teh agar dapat menerima aroma bunga secara maksimal. - Dilakukan penambahan air 20 %. - Proses pelembaban dilakukan pada pagi - siang hari, kemudian teh hasil pelembaban ditebar membentuk suatu lapisan setebal 15 - 20 cm. - Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewangian, dimana bunga melati dicampurkan.

4. Proses Pengeringan II - Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) dengan suhu berkisar antara 110 - 125 C selama 45 - 60 menit. - Kadar air produk yang dihasilkan berkisar antara 4 - 6 %.

BAB III METODE PEMBUATAN TEH BOTOL SOSRO


Alat: 1. Pallet 2. Alat penghilang kotoran 3. De-Crater 4. Mesin pencuci krat (Crate Washer) 5. Mesin pencuci botol 6. Optic Scan 7. Light Inspection 8. Unit Pasteurisasi 9. Mesin Pengisi (Filler) 10. Mesin Penutup (Crowner) 11. Coding (Inkjet Printer) 12. Mesin Crater 13. Pompa 14. Pipa sirkulasi (Holding Pipe) 15. Plat Heat Exchanger (PHE) Bahan baku: 1. Teh Wangi Melati (Jasmine tea) 2. Gula pasir 3. Air Tahap pembuatan: Tahap I : Penyeduhan Teh Teh kering yang di ekstrak air panas pada temperature 100 - 105 C. Dengan volume yang telah ditentukan. Air dimasukkan dengan cara menyemprotkan air panas lewat atas. Setelah volume air tercapai, ditunggu antara 15 20 menit. Teh wangi melati diseduh didalam tangki ekstraksi dengan air yang mendidih yang sudah melalui filtrasi pemanasan. Setelah proses penyeduhan teh selesei, maka Teh Cair Pahit (TCP) hasil

seduhan tersebut dilewatkan ke filter cosmos (kadar Tanin TCP setelah disaring dengan cosmos filter tinggal 950 1300ppm) dan ditampung di tangki percampuran (Mixing Tank). Tahap II : Pembuatan Sirup Gula Gula pasir dimasukkan ke Hopper, kemudian dengan screw conveyor gula dimasukkan ke dissolver gula. Gula dilarutkan dengan air softener pada temperatur100 5 C. Pada penggunaan jenis gula tertentu ditambahkan activecarbon powder. Jumlah active carbon powder yang ditambahkan sekitar 0,5kg untuk gula local. Penyaringan larutan gula dilakukan melalui beberapa tahap yaitu penyaringan kasar pada hopper screw conveyor, dan penyaringan dengan cosmos filter. Untuk mengurangi kesadahan gula sirup dilewatkan unit softenet. Jika kesadahan belum mencapai standar, dari softener sirup gula disirkulasikan kembali ke tangki pelarutan gula. Jika kesadahan gula tercapai, sirup gula langsung dimasukkan ke Mix Tank untuk dicampur dengan Teh Cair Pahit. Tahap III : Percampuran Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki percampuran hingga kadar gula untuk Teh Cair Manis (TCM) mencapai standar yang telah ditentukan. Tahap IV: Pemanasan Teh Cair Manis Teh Cair Manis (TCM) adalah percampuran antara Teh Cair Pahit (TCP) dengan sirup gula yang kemudian dipompa ke unit pasteurisasi (proses pemanasan). Pada proses ini TCM dipanaskan dengan Heat Exchanger (Pemanas Tidak Langsung) hingga mencapai temperatur diatas 90 C. Tahap V : Pengisian Dalam Botol Dari unit pasteurisasi ini TCM di pompa ke mesin pengisi botol. Di stasiun ini, TCM dengan temperatur di atas 90 C diisi ke dalam botol panas yang sudah dicuci dan steril. sehingga bebas dari kuman. Dalam keadaan panas, botol langsung ditutup, diangkut dan dibiarkan dingin.

Pembotolan (Bottling Line) 1. Pallet Krat botol di atas pallet dipindahkan secra manual ke roll konveyor untuk dikirim menuju De Crater. 2. Penghilangan kotoran Krat berisi botol kotor dilewatkan mengikuti roll konveyor, secara manual diperiksa benda asing yang berada di dalam botol seperti straw, plastic, dan lainnya. Kotoran dibuang secara manual. 3. De-Crater Botol dipisahkan dari krat dengan peralatan De-Crater. Botol kotor dipindahkan ke atas roll koveyor, sekali angkat 3 x 24 botol, selanjutnya botol dikirim menuju mesin washer, sedangkan krat botol menuju crate washer. 4. Mesin pencuci krat (Crate Washer) Krat kotor masuk ke mesin pencuci krat mengikuti konveyor pembawa. Di dalam mesin pencuci, posisi krat dibuat terbalik, kotoran yang tertinggal dalam krat akan jatuh. Krat disemprot dari segala arah serta disikat. Pada saat keluar, posisi krat kembali seperti semula. Krat yang sudah bersih mengikuti konveyor menuju Crater untuk diisi dengan teh botol sosro. 5. Mesin pencuci botol Proses pencucian botol pada mesin pencuci melewati beberapa tahap . proses pencucian botol adalah sebagai berikut: Pre Soaking Caustic Lye 1 temperature 55 56 C. temperatur 70 80 C. Konsentrasi NaOH 1,0 Caustic Lye II 1,5

Tekanan penyemprotan 0,40-0,75 bar. Temperature 80 Konsentrasi NaOH 0,5 Caustic Lye III . 1,0 .

Tekanan penyemprotan 0,30 0,60 bar. Temperature 80 Konsentrasi NaOH 0,0 Warm Water . .

Tekanan penyemprotan 0,30 0,60 bar. temperature 80 . Tekanan Penyemprotan 1,00 1,50 bar.

Cold Water Fresh Water

Temperatur 80

Tekanan Penyemprotan 1,00 1,50 bar. Temperature 90 .

Tekanan Penyemproran 0,25-0,55 bar.

Botol keluar dari mesin pencuci harus bersih, bebas caustic dan temperatunya minimal 78 C. 6. Optic scan Secara otomatis botol berisi kotoran tersebut dikeluarkan dari konveyor. Kotoran yang dapat di deteksi adalah kotoran dengan ukuran lebih besar dari 3 x 3mm.alat ini bekerja dengan prinsip fotosel dan elektrik. Sinar dipancarkan dari bawah dasar botol akan ditangkap oleh fotosel yang berputar di bagian atas botol. Alat ini bekerja dengan 3 buah sel berputar yang mendekati kotoran pada bagian pinggir, tengah dan pusat dasar botol yang diperiksa. 7. Light Inspection Botol diperiksa dengan latar belakang layar yang diterangi cahaya lampu. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan kotoran disekeliling botol (dinding) ,keutuhan, retak mulut botol yang lolos dari optic scan, serta botol asing dan juga botol buram. 8. Unit pasteurisasi Sebelum teh cair masuk ke filler, temperature Teh Cair Manis distandartkan melalui alat pasteurisasi. Unit pasteurisasi terdiri dari Plat Heat Exchanger, Pompa, dan pipa sirkulasi (Holding pipe). Teh Cair Manis dari mix tank dipompakan melalui PHE kemudian dialirkan melewati holding pipe menuju filler. Pada ujung holding pipe terdapat temperature control yang bekerja secara otomatis. 9. Mesin Pengisi (Filler) Pengisian Teh Cair Manis ke dalam botol pada mesin filler dilakukan berdasarkan perbedaan tekanan didalam botol dan TCM yang berada di cover Tank Filler. TCM akan keluar mengisi botol bila terdapat perbedaan tekanan, katup pengisi akan menutup bila perbedaan tekanan diantara keduanya tidak ada. Proses pengisian dilakukan dalam keadaan panas , yaitu temperature botol minimal 60 C dan temperature TCM 90 -100 C.

10. Mesin penutup (Crowner) Botol yang telah berisi TCM kemudian memasuki mesin Crowner yang mempunyai kecepatan sama dengan mesin filler. Temperature TCM pada waktu ditutup minimal 80 C. Ukuran tutup botol (crown crimp) untuk teh botol sosro adalah 28.5-28,9 ppm. 11. Coding Botol isi selanjutnya diberi kode produksi menggunakan inject printer 12. Light inspection Botol isi selanjutnya dilewatkan didepan layar yang diterangi dengan lampu untuk diperiksa volume teh, botol retak, botol buram, botol isi benda asing, tidak bertutup, dan tutup tidak sempurna/miring. Pemeriksaan ini dilakukan secara visual. 13. Mesin crater Krat yang sudah dicuci di crate washer,melalui konveyor krat sudah berada di mesin crater. Tiap krat berisi 24 botol isi. Dan disusun diatas pallet secara manual.tiap pallet berisi 60 krat.

BAB IV PEMBAHASAN Sosro merupakan pelopor produksi teh siap minum dalam kemasan pertama di Indonesia.2 Untuk memenuhi permintaan masyarakat Indonesia akan konsumsi teh, PT.Sinar Sosro menawarkan beberapa produk olahan dari teh. Salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Inovasi ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat Indonesia, dan menjadi populer sebagai minuman teh yang praktis dan siap dikonsumsi langsung. Adapun pengolahannya, dengan menggunakan mesin paling modern dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar kualitas terjaga.1 Untuk memproduksi teh dalam botol yang siap saji tersebut, pabrik TBS menggunakan bahan baku yaitu daun teh hijau terbaik kualitas peko yang dicampur dengan bunga melati ( atau lebih dikenal dengan Jasmine Tea ), dan campuran gula pasir terbaik yang memiliki standar warna, rasa dan ukuran yang dikontrol ketat.2 Penambahan bunga melati ini bertujuan untuk membuat aroma yang khas pada produk teh tersebut. Produk Teh Botol Sosro, terbuat dari seduhan Teh Wangi Melati, difilter dan dicampur dengan sirup gula cair yang diperoleh dengan melarutkan gula pasir putih.1 Pada tahap pembuatan teh, perusahaan TBS ini menggunakan 5 tahap dalam proses pembuatannya meliputi penyeduhan the, pembuatan sirup gula, pencampuran, pemanasan the cair manis, pengisian dalam botol. Tiap tahap ini menggunakan mesin canggih yang berasal dari Jerman, diharapkan dapat menghasilakan produk dengan kualitas baik dan terjaga. Bahan baku yang digunakan merupakan daun the hijau bagian peko (pucuk daun) yaitu daun teh yang tidak mengalami fermentasi. Pemilihan daun teh hijau ini kemungkinan untuk tetap mempertahankan citarasa the yang asli dan khas. Selain itu, teh hijau lebih populer karena kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan dengan teh hitam. Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan kanker.3 Pada tahap penyeduhan the, the wangi melati diseduh dalam tangki ekstraksi dengan air mendidih yang sudah melalui filtrasi pemanasan. Kadar tanin juga dikurangi melalui filter cosmos sehingga kadarnya hanya 950 1300 ppm, dan rasa sepatnya berkurang. Hasil filtrasi ini masuk ke dalam tangki pencampuran untuk selanjutnya dicampur dengan sirup gula yang telah dibuat melalui beberapa tahap. Dalam tahap ini,

kesadahan sirup gula (sirup gula tersebut mengandung ion kalsium, dan atau magnesium) dikurangi dengan melewatkan pada unit softenet. Pada proses pencampuran, the cair pahit dicampur dengan larutan sirup gula untuk menghasilkan teh dengan kadar kemanisan yang sesuai standar pabrikh. Selanjutnya, campuran antara Teh Cair Pahit (TCP) dengan sirup gula dipompa ke unit pasteurisasi. Proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri patogen yang mungkin terdapat dalam laruta the tersebut. Tahap terakhir adalah pengisisan The Cair Manis (TCM) ke dalam botol-botol yang telah disterilkan melalui beberapa tahap. Metode pengisian produk the dalam botol ini menjadi salah satu metode pengawetan. Dalam keadaan panas, The Cair Manis (TCM) l yang berasal dari unit pasteurisasi dimasukkan dalam botol kemudian secara langsung ditutup, diangkut dan dibiarkan dingin. Cara ini membuat the botol sosro tetap segar dan awet meskipun tidak menggunakan bahan pengawet. Tutup botol pun dibuat khusus, untuk mencegah masuknya udara ke dalam produk, sehingga kerapatan botol penutup juga menentukan ketahanan produk the tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA 1. Suryana,Taryana. Perusahaan Global Di Indonesia Studi Kasus PT.SOSRO. Stmik LIKMI Bandung. 2007 2. Selian, M.Novri Hendri. Analisis Pengaruh Brand Quaty Teh Botol Sosro Terhadap Loyalitas Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. USU. 2009 3. http://www.sosro.com (diakses pada April 2011)

You might also like