You are on page 1of 5

Cara Menangani Tulang Patah Atau Retak

by AgenGamat on May 26, 2011 0 comments PATAH tulang, termasuk keretakan tulang, secara alami bisa menyambung sendiri. Penanganan yang tepat sejak terjadi trauma mempercepat proses penyambungan tulang. Dokter Erwien Isparnadi SpOT menyebut beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan tulang menyambung. Yakni meliputi lokasi patah tulang, usia, dan adatidaknya penyakit yang mengikuti. Penyembuhan patah tulang (fraktur) yang berlokasi di ekstremitas superior (lengan, tangan) lebih cepat daripada tulang-tulang ekstremitas inferior (tungkai, kaki), katanya. Sebab tulang ekstremitas superior memiliki fungsi mengangkat beban, makan, dan minum. Sedangkan tulang tungkai dan kaki memiliki beban lebih berat. Itu sesuai dengan fungsinya sebagai penopang berat badan. Untuk mengembalikan kekuatan tulang tungkai dan kaki, dibutuhkan waktu lebih lama, jelas spesialis orthopaedi dan traumatologi itu. Ditilik dari faktor usia, semakin muda saat patah tulang terjadi, semakin cepat proses penyembuhannya. Hal tersebut terkait dengan kemampuan regenerasi sel pada usia muda yang lebih baik.

Tulang patah/retak Jika ada penyakit yang mengikuti kejadian patah tulang. Proses penyembuhannya lebih lama. Ada beberapa penyakit penghambat pemulihan tulang. Di antaranya, kanker tulang, Pagets disease, dan infeksi tulang. Infeksi terbanyak adalah osteomyelitis. Infeksi jenis ini terjadi pada patah tulang terbuka yang mengakibatkan

kuman dari luar bias masuk ke jaringan di sekitar lokasi patah tulang. ujar dokter yang berpraktik di RSU Haji Surabaya tersebut. Jika tak ada factor penghambat, tulang dapat tersambung secara sempurna. Begitu pula kekuatannya. Tulang mungkin saja tak tersambung secara sempurna (mal union). Pada kondisi itu, kekuatan tulang yang sudah tersambung berkurang. Pada kasus mal union berat, sambungan tulang membentuk sudut yang mengakibatkan tonjolan di kulit. Otot di sekitar tulang yang membentuk sudut menjadi tidak seimbang sehingga memunculkan rasa ngilu saat otot beraktifitas, jelasnya. Kekuatan tulang menjadi tak seimbang. Sebab, di perlekatan otot yang menempel pada tulang bersudut itu, ada yang kencang dan ada yang kendur. Kasus lain yang berdampak nyeri pada tulang yang patah adalah non union (tulang gagal tersambung) dan delayed union (tulang terlambat menyambung). Kondisi itu mungkin berkaitan dengan kurangnya nutrisi pada jaringan pembentuk tulang. Normalnya, patah tulang pada bayi akan tersambung selama 15-30 hari. Anak-anak mem butuhkan waktu 1-2 bulan, dan dewasa 2-3 bulan. Kerusakan tersebut sering diperparah dengan pemijatan saat patah tulang. Padahal, pijat yang menekan saraf dan otot di sekitar tulang yang patah rawan menimbulkan perdarahan di bawah kulit. Jika tejadi perdarahan, secara otomatis saraf dan otot membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh, tegasnya. Nutrisi untuk pembentukan tulang tertunda karena otot dan saraf harus menyembuhkan diri dulu. Pengobatan herbal tulang patah/retak klik disini terbukti! Pemesanan klik di sini cara pembelian Tagged as: herbal tulang patah/retak, patah tulang, tulang retak

lovebiologi's Blog
Penyembuhan Patah Tulang Mekanisme seluler yang terlibat dalam penyembuhan fraktur sangat berkaitan dengan proses penyembuhan jaringan yang lain, walaupun terdapat modifikasi sesuai dengan keadaan lingkungan tulang tertentu. Bila sebuah tulang patah, matriks tulang rusak dan sel-sel tulang yang berdekatan dengan fraktur akan mati. Segera setelah terjadi fraktur, akan terjadi perdarahan dalam tulang karena sobeknya pembuluh darah dalam sumsum tulang dan juga di sekeliling tulang yang berhubungan dengan periosteum. Timbulnya hematoma pada tempat fraktur memberikan fasilitas penyembuhan karena merupakan landasan pertumbuhan sel. Terdapat pula fragmen tulang yang mati, dan mungkin disertai kerusakan jaringan lunak sekitarnya. Jadi, tahap awal penyembuhan adalah pembuangan jaringan nekrotik dan organisasi hematom. Selama perbaikan, bekuan darah, sel-sel dan matriks tulang yang rusak dibersihkan oleh makrofag. Periosteum dan endosteum di sekitar daerah fraktur memberikan respon berupa proliferasi hebat dari sel-sel osteoprogenitor, yang membentuk jaringan selular disekeliling fraktur dan menyusup di antara ujung-ujung fraktur tulang itu. Kemudian dibentuk tulang muda melalui proses osifikasi endokondral dan fragmen tulang rawan kecil yang muncul dalam jaringan ikat fraktur. Tulang juga dibentuk melalui proses osifikasi intramembranosa. Karenanya secara bersamaan ditemukan di daerah-daerah tulang rawan, osifikasi intramembranosa, dan osifikasi endokondral pada daerah fraktur. Organisasi hematom berlangsung secara khusus yaitu pecahnya kapiler disertai fibroblast dan osteoblast yang membentuk pola tulang sebagai suatu anyaman yang tidak teratur. Massa tulang baru yang kadang-kadang mengandung pulau-pulau tulang rawan, disebut kalus (callus). Kalus yang terdapat di dalam rongga medulla disebut kalus internal, sedang yang berhubungan dengan periosteum disebut kalus internal. Kalus eksternal berfungsi sebagai penyangga, walaupun nantinya akan diresorpsi. Tulang yang berbentuk seperti anyaman ini selanjutnya akan diganti oleh tulang yang susunannya lebih teratur dan berlamel, model tulang ini secara bertahap akan mengalami perubahan berdasarkan tekanan mekanis yang dialaminya. Tulang berbentuk anyaman ini selanjutnya diganti dengan tulang yang berlapis-lapis (lamellar) yang bentuknya lebih teratur, dan akhirnya akan mengalami perbaikan bentuk perlahan-lahan sesuai dengan beban mekanik. Jaringan tulang primer dari kalus secara berangsur diserap dan diganti dengan tulang sekunder, memulihkan struktur tulang asli.

GANGGUAN PENYEMBUHAN TULANG Berbagai faktor dapat menghambat, atau bahkan menghentikan penyembuhan tulang, yaitu : 1. Pergerakan Pergerakan antara kedua ujung tulang, selain menimbulkan nyeri, juga berakibat terjadinya kalus yang berlebihan dan menghalangi atau memperlambat proses penyatuan jaringan. Apabila berlanjut, pergerakan ini akan menghalangi pembentukan tulang dan diganti dengan jaringan ikat kolagen, sehingga akan terbentuk sendi palsu pada tempat fraktur. Pergerakan yang lebih ringan akan menyebabkan pembentukan kalus yang berlebihan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diresorpsi dan menekan bangunan-bangunan disekitarnya. 2. Jaringan lunak yang ada di antara kedua ujung tulang Jaringan lunak yang terselip di antara kedua ujung-ujung tulang yang patah, selama belum dapat disingkirkan akan menghambat penyembuhan dan menimbulkan risiko tidak terjadi penyatuan. 3. Ketidaklurusan letak tulang Kedudukan kedua ujung tulang yang tidak tepat akan menghambat kecepatan penyembuhan dan mengganggu fungsi tulang, sehingga meningkatkan risiko timbulnya penyakit degenerative pada sendi didekatnya (osteoarthrosis). 4. Infeksi Infeksi yang terjadi di tempat fraktur akan menghambat kecepatan penyembuhan dan memudahkan timbulnya osteomielitis kronis. Infeksi ini mudah terjadi apabila kulit penutup tempat fraktur itu ikut sobek. Kondisi ini disebut compound fracture. 5. Penyakit tulang yang sudah ada sebelumnya Apabila tulang yang patah itu tidak normal, patah tulang itu disebut fraktur patologis. Tulang seperti ini dapat mengalami fraktur oleh daya tekan ringan yang tidak cukup untuk menimbulkan fraktur pada tulang normal, atau patah secara spontan. Patah tulang patologis ini dapat terjadi akibat kelainan primer tulang, atau kelainan sekunder tulang akibat penyakit lain, misalnya metastasis karsinoma. Pada umumnya fraktur patologis ini akan sembuh secara memuaskan, tetapi kadang-kadang diperlukan dulu pengobatan terhadap kelainan yang melatarbelakanginya. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN 1. Umur Penyembuhan luka berlangsung cepat pada anak-anak sehat dan fraktur akan menyambung lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Fisiologik usia lanjut

belum dimengerti dengan jelas, tetapi setidak-tidaknya diketahui terdapatnya satu sifat yaitu berkurangnya kemampuan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Dalam hal tulang, maka tulang gagal mempertahankan kekuatannya. 2. Gangguan nutrisi Penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mensintesis protein dan kolagen. Hal yang kedua tergantung pada vitamin C untuk hidroksilasi proline sebagai suatu tahap dalam sintesis kolagen. Skorbut (defisiensi vitamin C) menyebabkan kemampuan penyembuhan luka sangat berkurang, kapiler juga menjadi rapuh sehingga mudah timbul peradangan. 3. Gangguan neoplasia Fraktur patologis akibat deposit hasil metastasis tumor sulit sembuhnya, kecuali tumornya diobati lebih dahulu. Dalam prakteknya, pengelolaan sering berupa radiasi pada tumornya serta fiksasi interna dari tulang panjangnya. 4. Pengobatan steroid Steroid mengganggu penyembuhan dengan cara mempengaruhi pembentukan jaringan granulasi dan karenanya terjadi pengerutan luka. 5. Diabetes mellitus dan imunosupresi Baik diabetes mellitus maupun imunosupresi meningkatkan kemampuan terhadap infeksi oleh organisme yang virulensinya rendah, dan menyebabkan penderita mendapatkan risiko lebih untuk menderita kerusakan jaringan. Diabetes mellitus juga dapat mempengaruhi fungsi polimorf, dan dapat pula terjadi penutupan pembuluh darah kecil dan menyebabkan neuropati. 6. Gangguan vaskuler Berkurangnya pasokan vaskuler berakibat pada hambatan penyembuhan. Ini terjadi karena adanya hipoksia dan berkurangnya makanan local yang berakibat penyambuhan dan pertumbuhan kembali jaringan yang lebih buruk. 7. Denervasi Pasokan saraf yang baik akan mendukung integritas struktural dan fungsional suatu jaringan. Disamping itu saraf berperan dalam memperantarai respons radang, yang merupakan sebagian mekanisme tubuh untuk membatasi pengaruh cedera. Jaringan yang mengalami denervasi akan menjadi rusak berat, mungkin akibat dari gabungan abtara kekurangan respons terhadap trauma ringan yang berulang, dan kekurangwaspadaan terhadap infeksi yang berulang atau peradangan.

You might also like