You are on page 1of 84

TELERADIOLOGYWednesday, May 11, 2011 12:14 PM Teleradiology adalah transmisi elektronik dari gambar pasien radiologi, seperti xray,

CTs, dan MRI, dari satu lokasi ke lokasi lain untuk tujuan penafsiran dan / atau konsultasi. Ahli radiologi semakin sumber daya yang langka mengingat bahwa prosedur pencitraan tumbuh sekitar 15% per tahun terhadap peningkatan hanya 2% pada populasi radiolog. Teleradiology meningkatkan perawatan pasien dengan memungkinkan Ahli Radiologi untuk memberikan layanan tanpa benar-benar harus berada di lokasi pasien. Hal ini terutama kunci ketika seorang spesialis sub seperti seorang ahli radiologi MRI radiolog, Neuroradiologist, Pediatrik ahli radiologi, atau otot diperlukan sebagai para profesional umumnya hanya terletak di wilayah metropolitan besar bekerja selama jam siang hari. Spesialis Teleradiology memungkinkan untuk dilatih untuk menjadi tersedia 24 / 7. Teleradiology jaringan dilakukan dengan menggunakan teknologi jaringan standar seperti internet, saluran telepon, wide area network (WAN), atau melalui jaringan area lokal (LAN). Sangat software khusus digunakan untuk mengirimkan gambar dan memungkinkan ahli radiologi untuk secara efektif menganalisis apa yang dapat 100's gambar untuk studi tertentu. Teknologi seperti pengolahan grafis lanjutan, pengenalan suara, dan kompresi gambar yang sering digunakan dalam Teleradiology. Melalui Teleradiology, gambar dapat dikirim ke bagian lain rumah sakit, atau ke lokasi lain di seluruh dunia. Teleradiologists dapat memberikan Baca awal untuk keperluan ruang gawat darurat atau Baca final untuk pasien catatan resmi dan untuk digunakan dalam penagihan. Laporan Teleradiology pendahuluan dapat disediakan untuk studi muncul. Laporan Pendahuluan mencakup semua temuan yang bersangkutan dan panggilan telepon untuk setiap temuan penting. Untuk beberapa layanan Teleradiology, waktu perputaran adalah etremely cepat dengan turnaround 30 menit dan melancarkan standar untuk studi kritis dan stroke. Teleradiology Akhir Laporan dapat disediakan untuk studi muncul dan non-muncul. laporan akhir mencakup semua temuan dan membutuhkan akses ke penelitian sebelumnya dan semua informasi pasien yang relevan untuk diagnosis lengkap. Panggilan telepon dengan temuan penting adalah tanda-tanda jasa quailty. Selain itu, beberapa teleradiologists adalah persekutuan ahli radiologi terlatih dan memiliki berbagai macam keahlian subspesialisasi termasuk seperti sulit-untukmenemukan area seperti: radiologi MRI, Neuroradiology, Anak Neuroradiology Laporan Teleradiology Awal atau Akhir dapat disediakan untuk semua dokter dan studi rumah sakit overflow. Teleradiology dapat tersedia untuk cakupan intermiten

sebagai perluasan dari praktek dan akan memberikan perawatan pasien dengan kualitas tertinggi. Di Amerika Serikat, Medicare dan Medicaid hukum mengharuskan Teleradiologist yang akan di tanah AS untuk memenuhi syarat untuk penggantian Baca Final. Selain itu, sistem teleradiology canggih juga harus HIPAA compliant, yang membantu untuk memastikan privasi pasien. HIPAA (Asuransi Kesehatan Portabilitas dan Akuntabilitas Act of 1996) adalah seragam, lantai federal perlindungan privasi bagi konsumen. Ini membatasi cara-cara yang entitas dapat menggunakan pasien 'informasi pribadi dan melindungi privasi semua informasi medis apa pun bentuknya adalah masuk teleradiology Kualitas harus mematuhi peraturan HIPAA penting untuk memastikan pasien privasi dilindungi. Spesifikasi kinerja untuk stasiun teleradiology penerima dapat dikelompokkan dalam 4 kategori besar: 1) modem 2) perangkat keras komputer (termasuk penyimpanan hard disk) 3) perangkat lunak peningkatan citra dan 4) TV monitor (s).

1. Modem Kecepatan maksimum modem (baud rate) mempengaruhi waktu transmisi data dari stasiun teleradiology pengiriman. Untuk mempertahankan kecepatan transmisi maksimum, unit penerima harus dilengkapi dengan modem kecepatan maksimum sama atau lebih besar sebagai stasiun pengiriman. 2. Perangkat Keras Komputer Kebanyakan vendor teleradiology menggunakan DOS atau platform komputer Macintosh. Parameter Spesifikasi untuk aplikasi teleradiology adalah sama seperti untuk aplikasi komputasi umum. Minimal, sistem teleradiology harus memiliki:

A. Empat Megabytes RAM (Random Access Memory) dengan kemampuan ekspansi;B. densitas tinggi floppy disk drive, danC. 486 prosesor (platform PC). The hard disk komputer digunakan untuk menyimpan gambar yang diterima. Disk drive ditentukan dalam megabytes (MB) kemampuan penyimpanan. Untuk menghitung kebutuhan kapasitas disk, satu menentukan jumlah maksimum gambar yang akan disimpan pada satu waktu. Berdasarkan ukuran matriks gambar vendor akan dapat menentukan ukuran disk yang sesuai. Sebuah FIRMAN PERHATIAN: Teleradiology sistem menyimpan data dalam format yang noncompressed atau dikompresi (lihat pembahasan sebelumnya tentang kompresi). Pastikan disk Anda cukup besar untuk menyimpan jumlah maksimum

gambar yang Anda butuhkan dalam mod noncompressed e. Sebagai aturan umum praktis adalah bahwa hard disk minimal 120 MB tapi lebih besar lebih baik. 3. Image Enhancement Software Teleradiology Kebanyakan sistem memiliki jendela skala abu-abu / tingkat dan pembesaran gambar perangkat lunak tambahan. Hal ini harus dimasukkan dalam sistem teleradiology dipertimbangkan untuk pembelian. Fitur tambahan lain perangkat lunak yang mungkin termasuk adalah warna, pemetaan gray-scale, pembalikan positif-negatif, penjelasan, minification, peningkatan tepi, gambar flip / memutar, cine dan ekualisasi histogram. Nilai dari perangkat tambahan software tambahan adalah subyektif, dan sangat tergantung pada jenis gambar dilihat dan preferensi ahli radiologi menggunakan stasiun review. Monitor TV: Spesifikasi yang paling umum lain untuk monitor TV teleradiology adalah resolusi monitor dan ukuran layar. Resolusi berkisar dari sekitar 512 dengan 512 piksel untuk 2048 oleh 2048 piksel. Hal ini umumnya direkomendasikan bahwa untuk aplikasi teleradiology, monitor memiliki resolusi piksel 1000 dengan 1000 atau di atas. Ukuran layar Monitor umumnya berkisar 14-21 inci. Monitor yang lebih besar menyediakan lingkungan melihat lebih baik.

Dua spesifikasi monitor lain mungkin dianggap ketika membeli sebuah sistem teleradiology:1. split screen2. monitor (CRT) brightness. Kemampuan layar Split adalah fitur yang memungkinkan tampilan dari dua atau lebih gambar yang berbeda pada monitor pada saat yang sama. Fitur ini sangat penting jika dua gambar perlu dibandingkan dengan ahli radiologi. Kecerahan Monitor adalah spesifikasi untuk intensitas maksimum cahaya putih yang CRT dapat menampilkan. Hal ini biasanya diberikan dalam footlambert. Informasi ini jarang diberikan dalam spesifikasi vendor, tetapi penting ketika membandingkan stasiun teleradiology melihat. Monitor cerah ini (dengan footlamberts tinggi) lebih baik untuk melihat karena perbedaan kecerahan antara nuansa lebih besar sehingga lebih mudah bagi mata manusia untuk dideteksi.

CARA PRAKTIS DAN EKONOMIS TELERADIOLOGY YANG DILAKUKAN TEAM KREATIF TRC Of INDONESIA Spesifikasi kinerja untuk stasiun teleradiology penerima dapat mengunakan CR/radiogram dasar dengan viwing box dan di foto dengan menggunakan HP/BB/I POT resolusi tunggi dengan besaran kamera minimal 5 Mega pixel yang dikirimkan melalui pesan MMS atau melalui e-mail ke dokter radiologi yang juga memiliki HP/BB/I POT resolusi tinggi .hasilnya bias dibuktikan..silahkan

mencobanya..lab.dkk_bpnTeknik Radiografi Thorax Posisi APWednesday, April 27, 2011 7:40 AM (POSISI INI DILAKUKAN UNTUK PASIEN DEWASA YANG TIDAK DAPAT BERDIRI, BAYI, ANAK BALITA) POSISI UNTUK PASORDE : SETENGAH DUDUK ATAU SUPINE, KEDUA LENGAN LURUS DI SAMPING TUBUH KASET DI BELAKANG TUBUH, MSL // GRS TENGAH KASET FFD: 150 CM, CR TEGAK LURUS KASET, CR PADA MSL SETINGGI CVTH VI, BERI MARKER L / R EKSPOSI PADA SAAT PASIEN TAHAN NAFAS SETELAH INSPIRASI PENUH KRITERIA GAMBARAN THORAX PROYEKSI AP : BATAS ATAS APEX PARU BATAS BAWAH SINUS COSTOPHRENICUS DINDING LATERAL TIDAK TERPOTONG CV TH SAMPAI RUAS KE EMPAT DIAFRAGMA MENCAPAI IGA IX MARKER L / R & IDENTITAS PASIEN FOTO SIMETRIS FOTO THORAX POSISI AP UNTUK ANAK KECIL PS BAYI SUPINE, DENGAN KEDUA LENGAN KE ATAS DAN DIPEGANG / TEKAN PADA KEDUA SIKUNYA, KEDUA KAKI DIPEGANG/ TEKAN PADA KEDUA LUTUTNYA BALITA BISA SUPINE ATAU ERECT BAGI YANG SUDAH DAPAT BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK EKSPOSI DILAKUKAN TANPA ABA2 TETAPI SEDAPAT MUNGKIN PADA SAAT PASIEN DIAM SETELAH INSPIRASI KRITERIA GAMBAR SESUAI DENGAN FOTO PASORDE POSISI LATERAL TUJUAN : U/ MENDAPATKAN GAMBARAN THORAX PROYEKSI LATERAL INDIKASI PEMERIKSAAN : MASSA/ TUMOR PADA PARU/ MEDIASTINUM, CORPUS ALIENUM, PEMBESARAN JANTUNG TATA LAKSANA :PASIEN ERECT, MSP // KASETKEDUA LENGAN DILIPAT DI ATAS KEPALAMARKER L / R SESUAI DENGAN SISI YANG DEKAT KE KASETFFD: 150 CM, CR : HORIZONTAL, CP KIRA2 SATU INCI KE DEPAN DARI MCL SETINGGI CV TH VIEKSPOSI PADA SAAT PASIEN TAHAN NAFAS SETELAH INSPIRASI PENUH KRITERIA GAMBAR TAMPAK GAMBARAN THORAX PROYEKSI LATERAL ANTERIOR MENCAKUP GAMBARAN STERNUM POSTERIOR MENCAKUP COL.VERT. THORACALIS BATAS ATAS APEX PARU BATAS BAWAH SINUS COCTOPRHENICUS DAN PARU POSTERIOR GAMBARAN BAHU TIDAK MENUTUPI APEX PARU POSISI UNTUK PASIEN BAYI/ BALITA/ ANAK KECIL DILAKUKAN DENGAN POSISI PASIEN LATERAL RECUMBENT, SEHINGGA DIDAPATKAN HASIL GAMBARAN YANG SESUAI DENGAN HASIL FOTO THORAX PASORDE U/ BALITA/ ANAK KECIL YANG DAPAT BERKOMUNIKASI DGN BAIK POSISI PASIEN SEBAIKNYA ERECT lab.dkk_bpnProtein UrineTuesday, April 26, 2011 8:21 AM Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Dengan menggunakan spesimen urin acak (random) atau urin sewaktu, protein dalam urin dapat dideteksi menggunakan strip reagen

(dipstick). Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Sejumlah kecil protein dapat dideteksi pada urin orang yang sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan proteinuria transien. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat menyebabkan proteinuria. Bayi baru lahir dapat mengalami peningkatan proteinuria selama usia 3 hari pertama.

Prosedur Spesimen urin acak (random)Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam urin. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.Dipstick mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein. Spesimen urin 24 jamKumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin. Jika perlu, tambahkan bahan pengawet. Ukur kadar protein dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi otomatis.

Nilai Rujukan

Urin acak : negatif (15 mg/dl) Urin 24 jam : 25 150 mg/24 jam.

Masalah Klinis

Pengukuran proteinuria dapat dipakai untuk membedakan antara penderita yang memiliki risiko tinggi menderita penyakit ginjal kronik yang asimptomatik dengan yang sehat. Proteinuria yang persistent (tetap +1, dievaluasi 2-3x / 3 bulan) biasanya menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Proteinuria persistent juga akan

memberi hasil +1 yang terdeteksi baik pada spesimen urine pagi maupun urine sewaktu setelah melakukan aktivitas.

Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel. Proteinuria positif perlu dipertimbangkan untuk analisis kuantitatif protein dengan menggunakan sampel urine tampung 24 jam. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat keparahan ginjal. Proteinuria rendah (kurang dari 500mg/24jam). Pengaruh obat : penisilin, gentamisin, sulfonamide, sefalosporin, media kontras, tolbutamid (Orinase), asetazolamid (Diamox), natrium bikarbonat.

Proteinuria sedang (500-4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan glomerulonefritis akut atau kronis, nefropati toksik (toksisitas obat aminoglikosida, toksisitas bahan kimia), myeloma multiple, penyakit jantung, penyakit infeksius akut, preeklampsia.

Proteinuria tinggi (lebih dari 4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut atau kronis, nefritis lupus, penyakit amiloid.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8)Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat asam (pH di bawah 3)lab.dkk_bpnObjek Wisata Kota BanjarmasinMonday, April 25, 2011 10:20 AMSebenarnya masih banyak objek wisata yang dapat anda kunjungi selama di Kalimantan Selatan, namun yang terdekat saja dengan kota Banjarmasin yang akan diberikan penjelasan. Berikut Objek Wisata yang dapat anda kunjungi selama berada di Banjarmasin dalam rangka RAKERNAS PATELKI VIII dan Ulang Tahun PATELKI Ke-25 :

1. Masjid Sultan SuriansyahMesjid ini merupakan salah satu mesjid tertua di kalimantan selatan. Dibangun saat bertahta Sultan Suriansyah, yang merupakan kesultanan Banjar. Mesjid ini terletak di sungai kuin tidak jauh dengan pasar terapung. Mesjid ini masuk dalam cagar budaya yang dilestarikan oleh pemerintah. 2. Pasar Terapung Kuin Banjarmasin dan Lok Baintan MartapuraAnda yang sering menonton televisi RCTI, tidak akan pernah lupa dengan iklan RCTI Oke seorang nenek yang duduk diatas sampan kecil/jukung sambil acungkan jempol, itulah pasar terapung. Pasar terapung ini merupakan pasar tradisional yang berada di Kelurahan Kuin Utara di alur sungai Barito dan juga pasar terapung di Lok Baintan Martapura Kabupaten Banjar. Pasar setiap hari dimulai sejak jam 04.30 WITA sampai jam 07.30 WITA. Yang paling unik, bahwa pasar ini merupakan kumpulan dari berpuluh-puluh jukung yang merapat satu sama lain sehingga apabila dilihat dari atas terlihat seperti daratan dengan lampu-lampu. Barang dagangan yang dijual berupa : kebutuhan pokok sehari-hari, sayuran, jajanan kue basah dan minuman.Bagi anda yang berminat dapat berkunjung dan menikmati naik jukung sambil berfoto-foto, makan jajanan khas Banjarmasin, minum dan dapat berjalan dari satu jukung ke jukung yang lain seperti berjalan diatas dataran yang bergoyang. 3. Jembatan Barito dan Pulau BakutJembatan ini merupakan salah satu jembatan terpanjang di pulau Kalimantan. Jembatan Barito dibangun untuk menghubungkan propinsi Kalimantan Selatan dengan propinsi Kalimantan Tengah dan menjadi lintas trans Kalimantan. Jarak tempuh menuju Jembatan Barito sekitar 20 Km dari Kota Banjarmasin. Jembatan ini berada di wilayah Kabupaten Barito Kuala, dengan panjang jembatan sekitar 2 Km. Jembatan barito ditopang 4 beton tiang, memiliki panjang 1.082 meter yang merupakan jembatan terpanjang nomor 5 di Indonesia.

4. Bekantan di Pulau KembangTidak lengkap rasanya apabila berada di Kalimantan Selatan bila tidak berwisata ke Pulau Kembang Kabupaten Barito Kuala yang dihuni oleh sekelompok binatang sejenis kera/monyet yang dinamakan Bekantan (Nasalis larvatus). Bekantan salah satu binatang langka yang dilindungi oleh pemerintah, tubuh seperti monyet, namun memiliki hidung yang mancung, kulit abu-abu dengan bulu coklat. 5. Toko Souvenir Batu Permata di Kota Intan MartapuraKota Martapura terkenal sebagai kota penghasil Intan/berlian kualitas dunia, letak kota ini sekitar 40 Km dari Kota Banjarmasin. Selain itu kota ini terkenal juga sebagai kota religius oleh sebab itu tidak heran mendapat julukan kota Serambi Mekkah Kalimantan Selatan.Anda dapat berbelanja souvenir mulai dari batu-batu permata seperti : cincin, liontin dalam bentuk Intan/berlian, jamrud, yakut, safir, aquamarine, merah siam, akik, alexandri hingga batu kecubung yang merupakan batu khas Kalimantan. Selain itu juga hasil kerajinan khas anyaman rotan, tikar purun, lupu,

mandau, telabang, hiasan arguci, batu aji hingga mutiara air tawar. Tersedia juga kain khas daerah kain sasirangan dan kain songket, baju kaos motif dayak kalimantan, dan kain hiasan dinding. Namun dapat juga ditemukan jajanan tradisional kota martapura khas banjar. 6. Pendulangan Intan di Kecamatan Karang Intan Martapura Martapura merupakan kota dengan julukan Kota Intan karena merupakan penghasil intan terbaik kualitas dunia. Proses pencarian intan dilakukan dengan cara tradisional menggunakan peralatan yang sederhana oleh para pendulang intan. Objek Wisata tempat pendulangan intan di Kecamatan Karang Intan Martapura kabupaten Banjar berjarak sekitar 40 km dari kota Banjarmasin. Intan yang didapatkan kemudian di gosok/dibentuk menjadi berlian yang bernilai jual tinggi. Rasanya tidak lengkap ke Kalimantan Selatan apabila tidak melihat secara langsung proses pendulangan intan ini.lab.dkk_bpnHitung TrombositThursday, April 14, 2011 7:26 PM Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari. Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright Giemsa, trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna birukeabu-abuan pucat yang berisi granula merah-ungu yang tersebar merata. Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit).

Orang-orang dengan kelainan trombosit, baik kualitatif maupun kuantitatif, sering mengalami perdarahan-perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan tidak dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas (jumlah) dan kualitasnya. Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga bagus.

Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti

trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit

Jumlah trombosit normal adalah 150.000 450.000 per mmk darah. Dikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 150.000 per mmk darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000 per mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.

Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan trombosit dengan kotoran.

Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik.

Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang tidak merata di dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per lapang pandang besar (minyak imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombosit rendah palsu.

Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah EDTA. Antikoagulan ini mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan juga dapat menghambat agregasi trombosit.

Metode langsung (Rees Ecker)

Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop cahaya. Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru muda/lila lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Cara ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%, penyebabnya karena faktor teknik pengambilan sampel yang menyebabkan trombosit bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan penyebaran trombosit yang tidak merata.

Metode fase-kontras

Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan ammonium oksalat 1% sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras. Sel-sel lekosit dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap. Trombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila terang. Bila fokus dinaikturunkan tampak perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena sifat refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 10%.

Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab kesalahan yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau agregasi.

Modifikasi metode fase-kontras dengan plasma darah

Metodenya sama seperti fase-kontras tetapi sebagai pengganti pengenceran dipakai plasma. Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm plasma. Selanjutnya plasma diencerkan dengan larutan pengencer dan dihitung trombosit dengan kamar hitung seperti pada metode fase-kontras.

Metode tidak langsung

Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling tumpang tindih.

Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung eritrosit.

Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam 10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik untuk populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis). Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat. Sedangkan untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah 100.000 per mmk, penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10 lpmi x 2000 karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik. Korelasi dengan metode lain cukup erat.

Hitung Trombosit Otomatis

Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trombosit selain hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan eritrosit bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai eritrosit. Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah lekosit lebih dari 100.000/mmk, apabila terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer berisi partikel-partikel eksogen, apabila sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat.

Masalah Klinis PENURUNAN JUMLAH : ITP, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut. Pengaruh obat : antibiotik (kloromisetin, streptomisin), sulfonamide, aspirin (salisilat), quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox), amidopirin, diuretik tiazid, meprobamat (Equanil), fenilbutazon (Butazolidin), tolbutamid (Orinase), injeksi vaksin, agen kemoterapeutik. PENINGKATAN JUMLAH : Polisitemia vera, trauma (fraktur, pembedahan), paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik berat. Pengaruh obat : epinefrin (adrenalin) Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit, Pengaruh obat (lihat pengaruh obat), Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah, Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat (agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu, Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan,Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan kesalahan pada hasil : Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit mengalami krenasi, sedangkan trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit)

dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah trombosit. Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit Bahan Bacaan : Dacie, S.J.V. dan Lewis S.M., 1991, Practical Hematology, 7th ed., Longman Singapore Publishers Ptc. Ltd., Singapore.Gandasoebrata, R., 1992, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung.Koepke, J.A., 1991, Practical Laboratory Hematology, 1st ed., Churchill Livingstone, New York.Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, 1995, Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta.Oesman, Farida & R. Setiabudy, 1992, Fisiologi Hemostasis dan Fibrinolisis, dalam : Setiabudy, R. (ed.), 1992, Hemostasis dan Trombosis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.Ratnaningsih, T. dan Setyawati, 2003, Perbandingan Antara hitung Trombosit Metode Langsung dan Tidak Langsung Pada Trombositopenia, Berkala Kesehatan Klinik, Vol. IX, No. 1, Juni 2003, RS Dr. Sardjito, Yogyakarta.Ratnaningsih, T. dan Usi Sukorini, 2005, Pengaruh Konsentrasi Na2EDTA Terhadap Perubahan Parameter Hematologi, FK UGM, Yogyakarta.Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta.Widmann, Frances K., alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk., 1992, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, hlm. 117-132.Kee, Joyce LeFever, 2007, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Edisi 6, EGC, Jakarta.lab.dkk_bpnRAKERNAS PATELKI VIII BANJARMASINMonday, April 11, 2011 12:34 PM Kota Banjarmasin mendapat kesempatan dan kehormatan untuk menjadi penyelenggara RAKERNAS PATELKI VIII yang akan diadakan mulai tanggal 24-27 April 2011.

berikut Kutipannya : Berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) PATELKI di Hotel Clarion Makassar tanggal 14-16 Oktober 2009, DPP PATELKI meminta agar Kalimantan menjadi tuan rumah RAKERNAS VIII, DPW PATELKI Kalimantan Selatan mendapatkan kesempatan pertama tawaran untuk menjadi tuan rumah RAKERNAS VIII dan telah menyetujui tawaran tersebut. Hasil rapat pleno DPP PATELKI tanggal 7 Agustus 2010 memutuskan bahwa pelaksanaan RAKERNAS PATELKI ke VIII tetap akan dilaksanakan di Banjarmasin sesuai hasil MUNAS VI di Makasar. RAKERNAS VIII akan dilaksanakan tanggal 25-27 April 2011 bertepatan dengan ulang tahun PATELKI ke- 25.

Apresiasi yang diberikan oleh DPP PATELKI kepada DPW PATELKI Kalimantan Selatan merupakan kepercayaan dan kehormatan sebagai penyelenggara kegiatan event nasional yang baru pertama kali dilaksanakan di pulau Kalimantan. Hal ini terlebih bertepatan dengan hari ulang tahun PATELKI ke- 25 yang memberikan kesan mendalam bahwa PATELKI telah lama eksis dan dewasa dalam membina, menampung dan menyalurkan aspirasi tenaga laboratorium kesehatan di Indonesia. Pada kesempatan ini DPW PATELKI Kalimantan Selatan telah mempersiapkan untuk menyambut teman-teman PATELKI dari propinsi lain se- Indonesia. Persiapan untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Rakernas VIII PATELKI di Banjarmasin telah dipersiapkan, baik yang menyangkut kegiatan organisasi, ilmiah maupun non ilmiah. Namun semua ini tidak lepas dari peran serta dan petunjuk dari pihak DPP PATELKI Pusat. Untuk itu perlu adanya saran dan masukkan dari DPP PATELKI Pusat demi kesempurnaan dan kelancaran kegiatan Rakernas VIII PATELKI yang nanti akan dilaksanakan tahun depan. Kegiatan ini rencana akan dihadiri oleh dewan kehormatan PATELKI, pengurus DPP PATELKI, DPW dan DPC Seluruh Indonesia, beberapa propinsi peninjau yang belum terbentuk PATELKI dan beberapa undangan lain yang berasal dari organisasi profesi kesehatan. Tidak lupa juga vendor-vendor alat kesehatan laboratorium yang merupakan mitra bagi PATELKI dan bagi tenaga laboratorium kesehatan. Selain itu acara ini rencana akan dibuka secara simbolis oleh Pejabat Daerah : Gubernur Propinsi Kalimantan Selatan atau Walikota Banjarmasin.

Tema : Menyongsong Sertifikasi Profesi Tenaga Laboratorium Kesehatan Menuju Legalitas Kompetensi Dalam Upaya Perlindungan Hukum

Tujuan : 1. Umum Menjalin kerjasama secara profesional dalam memajukan, meningkatkan kinerja dan komunikasi antar Insan laboratorium kesehatan dalam menggerakkan organisasi PATELKI di Indonesia. 2. Khusus a. Memantapkan eksistensi dan peran PATELKI di Indonesia yang menaungi Tenaga Laboratorium Kesehatan

b. Terjalinnya komunikasi antar sesama tenaga laboratorium kesehatan di Indonesia. c. Meningkatkan profesionalisme tenaga laboratorium kesehatan melalui legalitas kompetensi dan sertifikasi. d. Memperingati Hari Ulang Tahun ke-25 PATELKI sebagai tanda bahwa telah dewasa. e. Menambah pengetahuan tenaga laboratorium tentang manfaat, kelebihan dan faktor kesalahan pada alat analiser hematologi dan kimia klinik. f. Menjalin hubungan kerjasama saling menguntungkan antara PATELKI dengan Vendor/Provider alat kesehatan dan reagensia laboratorium. g. Publikasi dan sosialisasi eksistensi DPW PATELKI h. Pengenalan kesenian, tari, budaya dan objek pariwisata daerah Propinsi Kalimantan Selatan kepada propinsi lain.

Tempat : Hotel Banjarmasin Internasional (HBI), Jl. Akhmad Yani Km 4.5, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Telp. (0511) 3251008, 3253007, Fax. (0511) 4780155. Didukung oleh Hotel Blue Atlantik Banjarmasin dan beberapa hotel lainnya.

Cara Kegiatan : 1. Kegiatan Bakti Sosial a. Olah Raga Jalan Santai Rute Kota Banjarmasin b. Donor Darah Sukarela bekerjasama dengan UTDC PMI Kota Banjarmasin. c. Pemeriksaan Gula Darah Gratis. d. Penanaman Pohon di Pinggir Jalan. e. Tebar Benih Ikan di Sungai/Tambak. 2. Workshop Lokal a. Phlebotomy b. Validasi Hematology Analyzer

c. Teknologi Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) 3. Rakernas a. Sidang Organisasi 1) Pembukaan - Lagu Indonesia Raya - Mars PATELKI - Pembacaan Doa - Tarian Tradisional dan Musik Panting 2) Sambutan - Laporan Ketua Panitia/DPW Kalsel - Sambutan Ketua Umum DPP PATELKI - Sambutan dan Pengarahan Dirjen Yan Med - Sambutan Walikota Banjarmasin/Gubernur Kalimantan Selatan dan Membuka Resmi Rakernas, Seminar Ilmiah dan Pameran Alat Kesehatan Laboratorium (Alkeslab) terkini. 3) Sidang Organisasi - Pengesahan Quorum - Pembacaan Tata Tertib Sidang - Pembacaan Agenda Rakernas - Laporan Kegiatan DPP dan DPW-DPW Se- Indonesia 4) Pleno Hasil Sidang Organisasi - Pleno Hasil Sidang Komisi - Perumusan Keputusan dan Rekomendasi b. Seminar/Symposium Ilmiah (dalam lampiran) 1) Pembicara Nasional : DPP PATELKI yang menentukan Topik/tema Seminar dan pembicara. Topik :

- Perkembangan Sertifikasi dan Standar Kompetensi Analis Kesehatan. - Malpraktek dan Perlindungan Hukum Analis Kesehatan. - Symposium Diabetes Mellitus - Symposium Thallasemia. - Laboratory Information System. - Perkembangan Metode Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan. - Symposium penyakit Infeksi Tuberkulosis (TB) - Symposium HIV/AIDS - Pelayanan Prima Laboratorium Kesehatan. 2) Pembicara Lokal : DPW PATELKI Kalimantan Selatan mempersiapkan beberapa topik/tema seminar dan pembicara. c. Pengumuman dan Pembagian Hadiah Pemenang Lomba Karya Ilmiah. d. PATELKI AWARD untuk sesepuh PATELKI. e. Potong Tumpeng dalam rangka Ulang Tahun Ke-25 4. Pameran Alkeslab Pameran Alkeslab berupa alat-alat teknologi terkini dalam pemeriksaan laboratorium oleh pihak vendor dan DPW PATELKI Kalsel membuka stand pameran, tanggal 25-27 April 2011. a. Peserta Perusahaan Produsen/Vendor Alkeslab Nasional b. Peserta Vendor Alkeslab Lokal c. Perusahaan Produsen dan distributor materi lainnya yang menunjang fungsi laboratorium kesehatan dalam mensukseskan program otonomi daerah. d. Warung Milik Patelki e. Peserta lainnya. 5. Penutup

Peserta :

- Peserta Sidang Organisasi dalam Kegiatan Rakernas VIII PATELKI di kota Banjarmasin : 1. Peserta Kehormatan Pendiri dan Mantan Ketua Umum DPP PATELKI 2. DPP PATELKI 3. Utusan resmi DPW masing-masing 2 orang dan DPC 1 orang 4. Peninjau dari beberapa propinsi yang belum terbentuk PATELKI 5. Pembina Nasional dan Pembina Wilayah PATELKI - Seminar Ilmiah/Simposium/Workshop : 1. Petugas laboratorium utusan Seluruh Indonesia. 2. Petugas Laboratorium se Kalimantan Selatan 3. Petugas Kesehatan lainnya 4. Mahasiswa-Mahasiswi Kesehatan 5. Umum

Sekretariat pendaftaran : 1. Banjarmasin Siti Khairunnisa, AMd.AK Kampus Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan Jl. H. Mistar Cokrokusumo No. 4A Banjarbaru Telp. 0511-4772718 081349524600 Fax. 0511-4780155 Email: skh_nisya@yahoo.com atau analis_banjarmasin@yahoo.co.id Hp.

2. Jakarta DPP PATELKI Jakarta Rekening DPP PATELKI Bank Mandiri Cabang TIM Rekening No. 123-00-0449892-1

Sumber :PATELKI DPW KALIMANTAN SELATAN lab.dkk_bpnCemaran E.Coli dan Coliform di sampel air minumMonday, April 11, 2011 10:24 AM Air adalah salah satu sumber utama kehidupan. Tubuh manusia sendiri hampir 70% komposisinya adalah air. Oleh sebab itu, pasokan air bersih untuk dikonsumsi manusia sangatlah penting. Selain harus bebas dari cemaran bahan kimia, tidak berbau, tidak berwarna; air untuk dikonsumsi juga tidak boleh mengandung mikroorganisme berbahaya/patogen. Saat ini pencemaran lingkungan begitu mengkhawatirkan. Kondisi lingkungan yang semakin buruk, sedikit banyak juga memberi dampak negatif bagi kualitas air bagi konsumsi manusia. Penanganan sampah yang tidak memadai, penempatan dan pengelolaan septic tank yang tidak memenuhi persyaratan menjadi penyebab utama timbulnya cemaran mikroorganisme berbahaya pada air, terutama bakteri E.coli dan Coliform. Air yang tercemar E.coli dan Coliform apabila terkonsumsi oleh manusia dapat mengakibatkan penyakit pada saluran pencernaan, seperti diare.Oleh karena itu sangat penting untuk selalu melakukan analisa cemaran E. coli dan Coliform terhadap air yang akan digunakan sebagai air minum maupun air yang akan digunakan sebagai bahan pelarut bagi produk pangan mapun produk farmasi. Standar baku kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010, silakan klik disini.lab.dkk_bpnBatas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam MakananMonday, April 11, 2011 10:09 AM Mengingat masyarakat perlu dilindungi dari makanan yang mengandung cemaran mikroba dan kimia yang melebihi batas keamanan karena dapat membahayakan kesehatan, maka Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan perlu menetapkan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan di dalam peraturannya Nomor HK.00.06.1.52.4011. Simak dan unduh peraturannya dengan klik disini.lab.dkk_bpnANALISIS AIRThursday, April 07, 2011 8:35 PM

I. Pendahuluan Air merupakan senyawa yg mempunyai rumus molekul H2O. Dalam molekul tsb. Atom Oksigen berikatan dgn 2 atom Hidrogen dgn ikatan kovalen.

II. Sumber Air Sumber air yg dpt dimanfaatkan bagi kehidupan manusia dpt dibedakan mjd 3 golongan : a. Air Angkasa

Mrpkn air yang berasal dr. Atmosfir yaitu hujan, embun, salju. Umumnya kualitas cukup baik, tetapi air angkasa tsb. Dpt mengakibatkan kerusakan pd logam yaitu timbulnya karat. Karena cenderung asam dengan kandungan nitrat, Sulfat, dan karbonat yang tinggi. b. Air Permukaan Mrpkn air yg berada dipermukaan, umumnya sumber air permukaan mrpkan air yg kurang baik utk langsung dikonsumsioleh manusiam krn ituperlu ada pengolahan. Misal : PDAM c. Air Tanah Mrpkan air yang sebagian terbentuk dari air hujan yg jatuh dipermukaan bumi dan sebagian meresap kedlm tanah. Sebagai sumber air, tdpt dlm berbagai bentuk yaitu : mata air dan sumur (sumur gali dan bor). Air tanah memiliki kelebihan yaitu :...

Ketiga sumber air tersebut tdk berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dlm suatu siklus yang disebut daur Hidrologi. Siklus air diartikan sbg pergerakan yg dialami oleh air yang terdiri dari berbagai peristiwa : - Evaporasi (penguapan air) - Kondensasi (Pembentukan awan) - Presipitasi (jatuhnya air ke bumi) - Aliran air pd permukaan bumi dan didlm tanah. Jadi siklus hidrologi adalah akibat panas, awan mendung, daya berat, air hujan jatuh ke bumi, air dimanfaatkan.

III. Istilah dalam kimia air - Air baku yaitu air dari badan air yg diolah menjadi air minum dgn cara koagulasi, pengendapan, penyaringan dan penyucihamaan. - Badan air yaitu tempat dan wadah diatas permukaan daratan yg berisi dan menghasilkan air yaitu rawa, danau, sungai, waduk. - Baku mutu air yaitu batas kadar zat atau bahan pencemar yg terdpt dlm air utk tetap berfungsi sesuai dgn golongan peruntukannnya.

- Air minum yaitu air yang tidak melalui proses pengolahan air yang bisa langsung dikonsumsi. Digunakan tanpa melalui proses pengolahan dgn memenuhi syarat fisika. Kimia, radioaktif dan mikrobiologi. - Air bersih yaitu air yang harus melalui pengolahan untuk dapat dikonsumsi. Sesuai PP No.20 tahun 1990 sesaui dgn peruntukannya air dapat digolongkan mjd : Golongan A yaitu air yang dpt digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa melalui pengolahan. Golongan B yaitu air yang bisa digunakan sbg bahan baku air minum Golongan C yaitu air yang diperuntukkan untuk keperluan industri dan peternakan Golongan D yaitu air yang diperuntukkan untuk pertanian dan PLTA.

Penentuan standart kualitas air minum berdasarkan pertimbangan : 1. Bahan-bahan beracun yg bila kadarnya dlm air melebihi batas akan membahayakan kesehatan misalnya : Timbal, Selenium, Arsen, Kromium, Sianida, Kadmium dan Air raksa. 2. Bahan-bahan kimia spesifik yg dpt mempengaruhi kesehatan jika kadarnya dlm air melebihi batas akan merugikan kesehatan misalnya : Fluorida, Nitrat. 3. Bahan kimia / sifat fisik yg mempengaruhi air minum yaitu : Mn, Pb, Zn, Ca, Mg, SO4, Cl dan Fenol. 4. Bahan kimia yg mrpkn petunjuk adanya pencemaran yaitu Zat organik, BOD, COD, NO2, fosfat.

Pengambilan Sampel Air

Agar diperoleh hasil analisa yg sesuai dgn keadaan sebenarnya diperlukan sample yg representatif yaitu sampel yg mewakili air/ badan air yg diperiksa.

1. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel untuk kimia air ; - Alat dibilas 3 kali - Ambil sesuai dgn keperluan - Bila sampel diambil beberapa titik, volume sampel garus sama.

Pengambilan sampel untuk oksigen terlarut (DO) ; - Disiapkan botol BOD bertutup asah - Celupkan botol kedlm air (posisi searah aliran air). - Isi botol sampai penuh (jangan ada gelembung udara) - Labeli sampel yang berisi : Nomor sampel Nama petugas pengambil sampel Tanggal dan jam pengambilan Tempat pengambilan Jenis pengawet yang digunakan

2. Pengawetan Sampel a. Cara Fisika dengan cara didinginkan pada suhu 40 C b. Cara kimia Disesuaikan dengan parameter yg akan diperiksa caranya : - Dengan pengasaman Ditambah dgn HNO3 pekat / H2SO4 pekat sampai pH kurang dari 2. - Dengan pembasaan Ditambah larutan NaOH sampai pH 10-11

3. Pengepakan dan Pengiriman sampel

Pengepakan dilakukan supaya sampel tidak tumpah dan sesegera mungkin dikirim ke Laboratorium.

PENGAMBILAN CONTOH AIR

A. Lokasi Pengambilan 1. Lokasi Pengambilan Contoh Air di Sungai Lokasi pengambilan contoh pada aliran sungai perlu ditetapkan karena utk mengetahui perubahan kualitas air akibat aktivitas lingkungan sekitarnya. Kualitas air alamiah diukur pada lokasi dihulu sungai yg belum mengalami perubahan oleh kegiatan manusia, sedangkan perubahan kualitas air diambil pada bagian hilir.

2. Lokasi pengambilan contoh air diwaduk / danau Sekurang-kurangnya diperlukan 3 lokasi pengambilan contoh yaitu : sebelum masuk danau, ditengah danau dan setelah keluar danau.

B. Titik Pengambilan 1. Sungai Pengambilan contoh air dilakukan bertujuan utk mendptkan contoh air yg andal. Contoh air yg andal adalah contoh air yg mewakili keadaan kualitas sumber air tersebut. Agar diperoleh contoh air yg andal tsb. Maka titik pengambilan conmtoh air yg dipilih adalah tempat dimana air sungai yg betul-betul tercampur dgn baik berdasarkan kecepatan aliran dan lebar sungai.

2. Danau Titik pengambilan contoh air didanau berdsrkan pada kedalaman . faktor yg harus dipertimbangkan adalah titik pengambilan comtoh bagian dasar tidak dipengaruhi oleh endapan / sedimen.

Frekuensi Pengambilan Contoh Air

Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh air Kualitas air sungai dan sumber air lainnya pd umumnya selalu berubah dr waktu ke waktu. Perubahan ini disebabkan oleh bbrp faktor antara lain : Pergantian musim, limbah yang masuk dan debit sungai. Perubahan tsb. Dpt terjadi sesaat atau terus menerus dlm suatu periode tertentu. Perubahan Sesaat Disebabkan oleh suatu kejadian yg tiba-tiba dan sering kali tidak bisa diramalkan. Contoh turunnya hujan lebat akan menyebabkan bertambah debit air yg diikuti oleh terbawanya bahan pencemar dari pengikisan daerah sekitar.

Perubahan Terus menerus Perubahan terus menerus setiap tahun dpt terjadi karena turunnya hujan / turunnnya suhu yg beraturan tiap musim. Contoh : kegiatan industri dan pertanian pd suatu daerah aliran sungai dpt mempengaruhi kualitas air secara teratur selama periode tjdnya kegiatan pembuangan limbah akibat aktivitasnya. Sedangkan kegiatan domestik dpt menyebabkan perubahan harian dan mingguan.

Penentuan Frekuensi Untuk memperoleh data yang diperlukan maka frekuensi pengambilan contoh pada suatu lokasi perlu direncanakan secara sistematis. Tahapannya adalah pengumpulan informasi : Faktor-faktor yg mempengaruhi kualitas air yg diperlukan sesuai dgn pemanfaatannya diperlukan untuk menentukan titik pengambilan contoh. Pengumpulan data hasil analisa yg ada utk membantu memperkirakan kualitas air dan perubahan kualitas air dan kadar unsur-unsur penting pada lokasi tsb. Berdasarkan informasi awal tsb. Akan diketahui parameter-parameter yg melebihi batas-batas kritis sehingga bisa ditentukan frekuensi pengambilan contoh air yg diperlukan.

Alat Pengambilan Contoh Air Beberapa ketentuan yg harus dipenuhi oleh pengambil contoh air tsb : 1. Terbuat dari bahan yang tidak terpengaruh sifat contoh (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat daru logam) 2. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya. 3. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung / wadah penyimpan tanpa ada sisa bahan tersuspensi didalamnya. 4. Kapasitas alat 1-5 liter, tergantung dari maksud pemeriksaan 5. Mudah dan aman dibawa.

Jenis Unit Pengambil Contoh 1. Alat pengambil contoh sederhana, berupa botol biasa atau ember plastik yg digunakan pd permukaan air secara langsung. 2. Botol biasa yg diberi pemberat shg dapat digunakan untuk mengambil contoh air pada kedalaman tertentu. 3. Alat pengambil contoh otomatis yg dilengkapi dgn alat pengatur waktu dan volume contoh air yg akan diambil.

Pengawetan Contoh Air Pengawetan contoh air adalah usaha utk menghambat perubahan komposisi zat-zat tertentu yg ada dil suatu contoh. Oleh karena itu meski contoh sudah diawetkan, pengujian thdp parameter hrs segera dilakukan agar hasil mencerminkan keadaan contoh pada waktu diambil.

Transportasi Contoh Air Contoh yg telah dimasukkan kedlm wadah segera diberi label, pada label tsb. Dicantumkan keterangan : Data sampel : Lokasi : Titik sampel :

Sumber : Tgl dan jam pengambilan : Tanggal pengiriman : Pengawet : Nama pengambil sampel :

Pengiriman sampel Apabila jarak tempat pengambilan sampel dan lab. Jauh (membutuhkan waktu melebihi 3 jam utk pengiriman) maka sampel air perlu diawetkan. Cara pengawetan sampel : a. Dengan cara pendinginan. Pendinginan ini dpt dilakukan dgn mengepak temapt sampel air kedlm es dlm wadah yang terisolasi. Temperatur 4O 10O C.

b. Dengan cara penambahan bahan pengawet Sampel dibagi beberapa tempat : 1 tempat ditambah H2SO4, HCl untuk mengawetkan logam dan lemak, ZO. Jumlah asam yg ditambahkan 2 ml dlm 250 ml sampel. 1 tempat ditambah basa NaOH untuk mengawetkan sianida (pH 10-11) pada 100 ml 1 tempat ditambah Toluol untuk mencegah penguapan dr. Senyawa-senyawa Nitrogen (Nitrit,Nitrat) Jumlah Toluol yg diperlukan 5 tetes tiap 250 ml sampel hingga volume 250 ml. 1 tempat ditambah Zn.asetat 2 N untuk pemeriksaan Sulfida. Jumlah yg ditambahkan 4 tetes tiap 100 ml hingga volume 100 ml 1 tempat untuk sampel air tanpa pengawet sebanyak 1 liter. Apabila wadah-wadah contoh telah ditutup rapat dimasukkan kedlm kotak yg telah dipasang khusus agar contoh tdk tertumpah selama pengangkutan ke laboratorium.

ANALISIS AIR DI LAPANGAN

Parameter yang diperiksa di lapangan 1. Parameter air minum / air bersih : - Bau - Khlor - Warna - Suhu - Rasa - pH

2. Parameter air kolam renang : - Bau - Oksigen terobsorbsi - Khlor bebas - Kejernihan - pH

3. Parameter Air Pemandian Umum : - Bau - BOD - pH - Kejernihan - Minyak - O2 terlarut - Warna

PEMERIKSAAN FISIKA AIR, pH, SISA CHLOR DI LAPANGAN

PENDAHULUAN Pemeriksaan kualitas air meliputi pemeriksaan fisika, kimia, mikrobiologi. Pemeriksaan dpt dilakukan dilapangan dan sebagian besar dilakukan di laboratorium. Parameter-parameter yg diperiksa dilapangan : 1. Beberapa parameter fisika air. 2. pH 3. Sisa Chlor

Syarat fisik Unsur-unsur didlm air harus sesuai dgn yg tercantum didlm standar kualitas agar tdk terjadi gangguan kesehatan.

Rasa Biasanya bau dan rasa terjadi bersama-sama, yaitu akibat adanya dekomposisi bahan organik didalam air demikian juga senyawa tertentu menyebabkan rasa dalam air. Cara Pemeriksaan : - Pemeriksaan bau dan rasa dgn alat panca indera.

Warna Warna air ditimbulkan oleh ion-ion logam terutama besi dan mangan humus dll. Batas syarat : 5-50 skala PtCo. Cara Pemeriksaan : - Kalau sampel air keruh maka disaring dulu. - Baru dibandingkan

pH Menggunakan pH meter, kolorimetrik, kertas pH. pH air secara alami berkisar antara 4-9 ; perubahan pH dibawah atau diatas normal dapat tjd karena buangan industri yang bersifat asam kuat atau basa kuat. Cara ; - Sampel air dituang kedlm erlenmayer yg telah dibilas lalu kertas pH dicelupkan, ditunggu 1-2 menit lalu dibaca.

Sisa Klor Pembubuhan klor yang disebut klorinasi dlm air minum dan air tercemar dimaksudkan terutama untuk membunuh mikroba. Bila pemberiannya berlebihan, sisa Chlor akan mempengaruhi bau dan rasa air minum. Cara : - Dalam 2 buah tabung Hellige yang sudah dibilas

- Tabung I diisi 10 ml sampel air saja (B) - Tabung yg lain diisi 10 ml sampel air + 0,5 ml (5 tetes) larutan Orthotolidin, kocok (A). - Kemudian tabung-tabung tsb. Dimasukkan dlm komparator (menghadap cahaya) . putar piringan sampai warna timbul karena reagen (A), segera dibaca (sebaiknya kurang dari 20 detik) Pembubuhan klor dapat sebagai unsurnya atau sebagai garam hipoklorit. HOCl sifat desinfektannya 10 kali lebih tinggi dari ion hipoklorit.

PEMERIKSAAN AIR SECARA FISIKA

KEKERUHAN Air keruh terjadi bila dalam air banyak mengandung partikel-partikel padat sehingga kelihatan kotor. Penyebab kekeruhan tsb : tanah, lumpur, partikel-partikel padat lain, sisa tumbuh-tumbuhan. Kekeruhan ini sebaiknya diukur pada hari yg sama dgn pengambilan sampel, bila ditunda sampel harus disimpan ditempat gelap dan diperiksa sebelum 24 jam. Pemeriksaan kekeruhan dgn metode Turbidimetrik (Nefelometrik) Prinsip : Membandingkan intensitas cahaya yg dihamburkan oleh sampel dengan intensitas cahaya yang dihamburkan oleh suspensi baku pembanding pada kondisi sama, makin tinggi intensitas cahaya yang terhambur makin tingi kekeruhannya. Sebagai pembanding pada turbidimeter dibuat dari 1 gr Silika gel yang dilarutkan dalam 1 liter air suling, sehingga setiap 1 ml mengandung 1 mg SiO2 atau kekeruhannya 1 unit. 1 mg SiO2/lt. Batas syarat air minum : 5-25 skala SiO2. Penyimpangan batas syarat , Bila terlalu tinggi mengakibatkan : - Rasa kurang enak - Menimbulkan busa pada ketel - Pada Pabrik kertas warna kertas kurang baik - Pada tekstil warna kurang baik.

JUMLAH PADATAN TERLARUT

Dalam Air minum kandungan jumlah padatan terlarut dianjurkan tidak lebih dari 500 mg/l. Jumlah padatan terlarut adalah residu setelah sampel diuapkan kmd dikeringkan pada suhu 103-105O C.lab.dkk_bpnPENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SAMPEL AIR UNTUK PEMERIKSAAN KIMIAThursday, April 07, 2011 8:20 PM 1. Pendahuluan. Tujuan dari pengambilan sampel / contoh adalah untuk mengumpulkan sebagian material / bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material / bahan yang akan diperiksa secara tepat / teliti untuk dapat dibawa dengan mudah dan diperiksa di laboratorium. Hal ini berarti bahwa perbandingan atau konsentrasi relatif yang tepat dari semua komponen dalam sampel akan sama seperti dalam material yang disampling, serta tidak mengalami perubahan-perubahan yang berarti dalam komposisinya sebelum pemeriksaan dilakukan. Untuk mendapatkan sampel yang mewakili diperlukan seorang pengambil sampel yang dapat / mampu melakukan prosedur pengambilan dan pengawetan sampel dengan baik, agar hasil uji laboratorium nantinya merupakan hasil uji yang dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan kuantitasnya. Kemungkinan kandungan pada sampel dapat hilang secara keseluruhan atau sebagian jika prosedur pengambilan dan pengawetan sampel yang baik tidak diikuti dengan benar. Pada waktu pengambilan sampel air dilakukan pemeriksaan parameter air yang harus dilakukan segera / dilakukan dilapangan seperti : pemeriksaan fisika, pH, sisa Chlor.

2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Metode pengambilan contoh ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengambilan contoh air dilapangan untuk uji kualitas air. b. Tujuan Untuk mendapatkan contoh air yang andal, tepat dan mewakili.

3. Ruang lingkup Metode pengambilan contoh ini meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan contoh kualitas air untuk keperluan pemeriksaan kualitas air yang mencakup pemeriksaan sifat fisik, kimia dan lain-lain.

4. Pengertian Beberapa pengertian yang dimaksud dalam metode ini meliputi : 1. Sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik 2. Air permukaan adalah air yang terdiri dari : air sungai, air danau, air waduk, air saluran, mata air, air rawa dan air gua / air karst. 3. Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas. 4. Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air. 5. Akifer adalah suatu laipsan pembawa air. 6. Epilimnion adalah lapisan atas danau atau waduk yang suhunya relatif sama. 7. Termoklin / metalimnion adalah laipsan danau yang mengalami penurunan suhu yang cukup besar (lebih dari 1O C/m) ke arah dasar danau. 8. Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif sama dan lebih dingin dari lapisan atasnya, biasanya lapisan ini mengandung kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil. 9. Air Meteorik adalah air meteorik dari labu ukur di stasiun meteor , air meteroik yang ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampungan air hujan. 10. Contoh adalah contoh air uji untuk keperluan pemeriksaan kualitas air.

5. Prinsip Pengambilan Sampel Dapat dilihat pada pola urutan kerja sebagai berikut : 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel 2. Menentukan titik pengambilan sampel. 3. Melakukan pengambilan sampel 4. Melakukan pengawetan sampel 5. Pengepakan sampel dan pengiriman ke laboratorium.

6. Bahan Pemeriksaan Sampel air, yang berasal dari sumber air, air minum / air bersih, air kolam renang, air pemandian umum. Ada 2 macam sampel air : 1. Sampel sesaat (grab sampel) Sampel yang diambil pada suatu waktu dan tempat tertentu. Contoh : sampel yang diambil dari sumber air permukaan, sumber air persediaan. 2. Sampel gabungan waktu Sampel yang dikumpulkan pada titik pengambilan sampel yang sama, tetapi pada waktu yang berbeda dan dalam waktu yang tidak lebih dari 24 jam. Sampel masing-masing diambil dalam kapasitas 120 ml setiap interval waktu tertentu atau satu jam sekali. Sampel-sampel kemudian dicampur pada akhir periode pengambilan sampel. Jika zat pengawet diperlukan, masukkan zat tersebut kedalam wadah yang masih kosong (setelah dicuci dengan sampel), sehingga semua bagian atau porsi dari gabungan sampel akan diawetkan segera setelah diambil dan digabungkan. Sampel gabungan waktu digunakan untuk menentukan komponen-komponen yang dapat ditunjukkan tetap tidak berubah. Jumlah / volume sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan dilapangan dan dilaboratorium tergantung pada jenis pemeriksaan yang diperlukan, yaitu sebagai berikut : a. Untuk pemeriksaan fisika air diperlukan 2 liter. b. Untuk pemeriksaan kimia air diperlukan 5 liter. c. Untuk pemeriksaan bakteriologi air diperlukan 100 ml.

7. Alat dan reagen : 1. Alat Alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam pengambilan sampel sebagai berikut : a. Alat pengambil sampel b. Alat lain c. Wadah untuk menyimpan sampel

Berikut penjelasan mengenai alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan contoh : a. Alat pengambil contoh Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Terbuat dari bahan yang tidak terpengaruh sifat contoh (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat daru logam) 2. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya. 3. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung / wadah penyimpan tanpa ada sisa bahan tersuspensi didalamnya. 4. Mudah dan aman dibawa. 5. Kapasitas 1-5 liter, tergantung dari maksud pemeriksaan Alat pengambil sampel terdiri dari bermacam-macam bentuk tergantung pada jenis pemeriksaan yang dibutuhkan. Karena peralatan laboratorium di Puskesmas terbatas, maka yang digunakan adalah alat pengambil contoh tipe sederhana. Alat pengambil contoh tersebut adalah : 1. Alat pengambil contoh sederhana Terdiri dari botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada air permukaan secara langsung. Botol biasa yang diberi pemberat untuk digunakan pada kedalaman tertentu. Pemberat ini diikat dengan kawat kuningan / kawat tembaga dan tidak boleh memakai kawat besi, sebab besi mudah berkarat, sehingga mudah putus dan karatnya dapat mencemari air dengan menambah tinggi kadar besi.

2. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar Dipergunakan untuk mengambil contoh di sungai atau di tempat yang airnya mengalir pada kedalaman tertentu. Contoh alat ini adalah tipe Wohlenberg.

3. Alat pengambil contoh setempat secara tegak. Dipergunakan untuk mengambil contoh pada lokasi yang airnya tenang atau alirannya sangat lambat seperti di danau, waduk, dan muara sungai pada kedalaman tertentu. Contoh alat ini adalah tipe Ruttner.

4. Alat pengambil sampel pada kedalaman yang terpadu untuk pemeriksaan zat padat tersuspensi atau untuk mendapatkan contoh yang mewakili semua lapisan air. Contoh alat ini adalah tipe USDH.

5. Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu dan volume yang diambil. Digunakan untuk contoh gabungan waktu dari air limbah atau air sungai yang tercemar, agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu.

6. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan gas terlarut, yang dilengkapi tutup, sehingga alat dapat ditutup segera setelah terisi penuh. Contoh alat ini adalah tipe Casella.

7. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi.

b. Alat lain 1. Alat Ekstraksi Alat ini terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.

2. Alat penyaring Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat menahan kertas saring yang mempunyai ukuran pori 0,45 um.

3. Alat pendingin Alat ini dapat menyimpan contoh pada suhu 4O C, dapat membekukan contoh bila diperlukan dan mudah diangkut di lapangan.

c. Bahan Kimia untuk Pengawet

Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa.

d. Wadah untuk menyimpan contoh. Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Terbuat dari bahan gelas atau plastik. 2. Dapat ditutup dengan kuat dan rapat. 3. Mudah dicuci. 4. Tidak mudah pecah. 5. Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat disterilkan. 6. Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh. 7. Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh 8. Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh.

2. Reagen

8. Sarana Pengambilan Contoh Sarana yang dapat digunakan adalah : 1. Sedapat mungkin menggunakan jembatan atau lintasan gantung sebagai tempat pengambilan contoh. 2. Bila sarana jembatan / lintasan gantung tidak ada, maka dapat menggunakan perahu. 3. Untuk sumber air yang dangkal dapat dilakukan langsung.

9. Waktu Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada hari dan jam yang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap hari maupun

setiap jam. Caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari pengambilan pada waktu pengambilan contoh berikutnya, misalnya pengambilan pertama hari senin jam 06.00 pengambilan berikutnya hari selasa jam 07.00 dan seterusnya. Waktu pengambilan contoh dilakukan berdasarkan keperluan sebagai berikut : 1. Untuk keperluan survai pendahuluan dalam rangka pengenalan daerah, waktu pengambilan contoh dapat dilaksanakan pada saat survai. 2. Untuk keperluan perencanaan dan pemanfaatan diperlukan data pemantauan kualitas air, yang diambil pada waktu tertentu dan periode yang tetap, tergantung pada jenis sumber air dan tingkat pencemarannya sebagai berikut : a. Sungai / saluran yang tercemar berat, setiap dua minggu sekali selama setahun. b. Sungai / saluran yang telah tercemar ringa sampai sedang, sebulan sekali selama setahun. c. Sungai / saluran alami yang belum tercemar, tiga bulan sekali selama setahun. d. Waduk / danau setiap dua bulan sekali selama setahun. e. Air tanah setiap tiga bulan sekali selama setahun. f. Air meteorik sesuai dengan keperluan. 3. Untuk studi dan penelitian, perlu disesuaikan.

10. Cara pengambilan sampel 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel : Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada air permukaan dan air tanah. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan dan keperluan pengambilan sampel : a. Lokasi pengambilan sampel air permukaan : Lokasi pengambilan sampel air permukaan dapat berasal dari daerah pengaliran sungai dan danau / waduk. 2. Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai berdasarkan pada : a. Sumber air alamiah : Yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit pencemaran. b. Sumber air tercemar :

Yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau dihilir sumber pencemar. c. Sumber air yang dimanfaatkan Yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemenfaatan sumber air tersebut. 3. Pemantauan kualitas air pada danau / waduk berdasarkan pada : a. Tempat masuknya sungai ke danau / waduk. b. Ditengah danau / waduk. c. Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan d. Tempat keluarnya air danau / waduk.

b. Lokasi pengambilan sampel air tanah : Pengambilan sampel air tanah dapat berasal dari air tanah bebas (tidak tertekan) dan air tanah tertekan denga penjelasansebagai berikut : 1. Air tanah bebas (tidak tertekan), misal : sumur gali, sumur pompa tangan dangkal / dalam. - Disebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan / pembuangan sampah kota / industri. - Disebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida dan pupuk kimia. - Didaerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin. - Tempat-tempat lain yang dianggap perlu. 2. Air tanah tertekan - Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan, pedesaan, pertanian dan industri. - Di sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum. - Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah. - Di lokasi kawasan industri. - Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan.

- Pada sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah artesis ( misalnya : cekungan artesis Bandung) - Pada sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air asin. - Pada sumur observasi penimbunan / pengolahan limbah industri bahan berbahaya dan beracun (B3) - Pada sumur lainnya yang dianggap perlu.

2. Menentukan titik pengambilan contoh a. Air permukaan. Titik pengambilan contoh dapat dilakukan di sungai dan danau / waduk , dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai dengan ketentuan : (1). Sungai dengan debit kurang dari 5 m3 / detik, contoh diambil pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air. (2). Sungai dengan debit antara 5 150 m3 / detik, contoh diambil pada dua titik masing-masing pada ada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air. (3). Sungai dengan debit lebih dari 150 m3 / detik, contoh diambil minimum pada enam titik masing-masing pada jarak . dan lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman dari permukaan air. 2. Di danau / waduk, titik pengambilan contoh di danau / waduk dengan ketentuan : (1). Danau / waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh diambil pada dua titik dipermukaan dan di dasar danau / waduk. (2). Danau / waduk dengan kedalaman antara 10-30 meter, contoh diambil pada tiga titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin dan di dasar danau / waduk. (3). Danau / waduk dengan kedalaman antara 30 100 m, contoh diambil pada empat titik, yaitu di permukaan, di lapisan termoklin ( metalimnion), di atas lapisan hipolimnion dan di dasar danau / waduk. (4) Danau / waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik pengambilan contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.

b. Air tanah Titik pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas dan air tanah tertekan (artesis) dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Air tanah bebas 1. Pada sumur gali, contoh diambil pada kedalaman 20 cm dibawah permukaan air dan sebaiknya diambil pada pagi hari. 2. Pada sumur bor dengan pompa tangan / mesin, contoh diambil dari kran / mulut pompa tempat keluarnya air setalh air dibuang selama lebih kurang 5 menit.

2. Air tanah tertekan 1. Pada sumur bor eksplorasi, contoh diambil pada titik yang telah ditentukan sesuai keperluan eksplorasi. 2. Pada sumur observasi, contoh diambil pada dasar sumur setelah air dalam sumur bor / pipa dibuang sampai habis (dikuras) sebanyak tiga kali. 3. Pada sumur produksi contoh diambil pada kran / mulut pompa keluarnya air. c. Air PAM : Contoh diambil pada kran tempat keluarnya air, setelah kran air dibuka 1-2 menit. d. Air kolam renang / air pemandian umum. Sampel diambil pada beberapa titik pengambilan.

3. Pengambilan sampel a. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sifat fisika dan kimia air. Tahapan pengambilan contoh untuk keperluan ini adalah : 1. Menyiapkan alat pengambil contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air. 2. Membilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak tiga kali. 3. Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung sementara hingga merata. 4. Apabila contoh dimabil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil dari setiap titik harus sama.

b. Pengambilan contoh untuk pemeriksaan Oksigen terlarut (DO) Pengambilan contoh dapt dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Cara langsung Tahapan pengambilan contoh dengan cara langsung sebagai berikut : - Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai volume 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah. - Celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan menggunakan sifon. - Isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama pengisian dan penutupan botol, kemudian botol di tutup. - Contoh siap untuk dianalisis. 2. Dengan alat khusus Tahapan pengambilan contoh / sampel dengan cara alat khusus sebagai berikut : - Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai volume 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah. - Masukkan botol ke dalam alat khusus (tipe Casella). - Ikuti prosedur pemakaian alat tersebut.

4. Label contoh Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah contoh diberi label. Pada label dicantumkan keterangan mengenai : a. Nomor contoh b. Nama petugas pengambil contoh c. Tanggal dan jam pengambilan contoh d. Tempat pengambilan contoh e. Jenis pengawet yang digunakan.

5. Pemeriksaan di Lapangan Pekerjaan yang dilakukan meliputi : 1. Pemeriksaan unsur-unsur yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung setelah pengambilan contoh ; unsur-unsur tersebut antara lain : pH, suhu, daya hantar listrik, alkalinity, acidity dan oksigen terlarut. 2. Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam buku catatan khusus pemeriksaan di lapangan, yang meliputi : nama sumber air, tanggal pengambilan contoh, jam, keadaan cuaca, bahan pengawet yang ditambahkan dan nama petugas.

6. Pengolahan pendahuluan contoh a. Penyaringan Penyaringan contoh dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarut sebagai berikut : 1. Contoh yang akan disaring diukur volumenya sesuai dengan keperluan. 2. Masukkan ke dalam alat penyaring yang telah dilengkapi kertas saring yang mempunyai ukuran pori 0 0,45 um dan saring sampai selesai. 3. Air saringan ditampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sesuai dengan keperluan.

b. Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Pestisida Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut : 1. Contoh dikocok secara merata dan ukur volumenya sebanyak 1 liter dengan gelas ukur. 2. Tuangkan contoh ke dalam labu ekstrak. 3. Bilas gelas ukur dengan 60 ml campuran pelarut organik (n-heksana 85 % dan Diethyl ether 15 %), kemudian tuangkan pelarut organik tersebut ke dalam labu ekstrak dan kocok selama 2 menit. 4. Biarkan sampai terjadi pemisahan fase paling sedikit 10 menit. 5. Tampung fase air dari labu ekstrak ke dalam gelas ukur dan secara hati-hati tuangkanlah lapisan fase organik nelalui kolom yang berdiameter luar 2 cm dan berisi Na2SO4 bebas air setinggi 10 cm ke dalam wadah khusus.

6. Tuangkan kembali fase air di dalam gelas ukur tadi ke dalam labu ekstrak. 7. Ulangi langkah 3 sampai langkah 6 sebanyak 2 kali lagi. 8. Bilas kolom dengan pelarut Hexana 20 ml. 9. Satukan hasil ekstrak dalam botol khusus.

c. Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Minyak dan Lemak Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan ini dilakukan sebagi berikut : 1. Diukur 1 liter contoh dengan gelas ukur 2. Ditambahkan 5 ml asam chlorida (HCl 1:1) sampai pH <2. 3. Dimasukkan ke dalam labu ekstrak. 4. Gelas ukur tadi dibilas secara hati-hati dengan 30 ml pelarut organik (jenis pelarut organik disesuaikan dengan metode pemeriksaan yang digunakan) dan masukkan ke dalam labu ekstrak. 5. Kocok kuat-kuat selama 2 menit dan bila terjadi emulsi yang stabil (tidak terjadi pemisahan fase yang jelas), dikocok lagi selama 5-10 menit. 6. Dibiarkan sampai terjadi pemisahan fase. 7. Fase organiknya dikeluarkan melalui corong yang berisi kertas saring dan Na2SO4 ke dalam wadah contoh khusus. 8. Dimasukkan lagi 30 ml pelarut organik ke dalam labu ekstrak. 9. Ulangi langkah 5 sampai 8 sebanyak 2 kali lagi. 10. Hasil ekstrak disatukan ke dalam wadah contoh khusus. 11. Kertas saring dicuci dengan 10-20 ml pelarut organik dan disatukan dengan hasil ekstak ke dalam wadah comtoh khusus tadi.

7. Pengawetan contoh 1. Pengawetan cara Fisika Pengawetan secara fisika dilakukan dengan cara pendinginancontoh pada suhu 4O C atau pembekuan.

2. Pengawetan cara Kimia Pengawetan secara kimia dilakukan tergantung pada jenis parameter yang diawetkan. Beberapa cara pengawetan adalah senagai berikut : 1. Pengasaman, yaitu penambahan asam nitrat pekat atau asam klorida pekat atau asam sulfat ke dalam contoh sampai pH <2. 2. Penabahan biosida ke dalam contoh, jenis biosida dan dosisnya tercantum pada tabel 1 3. Penambahan larutan basa (biasanya larutan Na. Hidroksida, NaOH) kedalam contoh sampai pH 10-11.

8. Pengepakan dan pengiriman contoh Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah, diberi label. Pada label tersebut dicantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal dan jam pengambilan, cuaca, jenis pengawet yang ditambahkan, petugas yang mengambil contoh dan sketsa lokasi. Wadah-wadah contoh yang telah ditutup rapat dimasukkan ke dalam kotak yang telah dirancang secara khusus agar contoh tidak tertumpah selama pengangkutan ke laboratorium.lab.dkk_bpnPanel pemeriksaan LaboratoriumMonday, April 04, 2011 9:29 AM Hematologi Panel Pemeriksaan Panel Uji Saring Anemia Jenis Pemeriksaan Hemoglobin, Eritrosit, Hematokrit, Nilai-nilai MC, Gambaran Darah Tepi, Retikulosit Manfaat Mendeteksi kemungkinan adanya penyakit kekurangan sel darah merah (anemia) yang dapat membahayakan tubuh.

Panel Pemeriksaan Panel Anemia Defisiensi Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Besi, TIBC, Ferritin, Vitamin B12, Asam Folat, Gambaran Darah Tepi Manfaat Mendiagnosis penyakit anemia defisiensi akibat kekurangan produksi sel darah merah yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat serta kerusakan sumsum tulang; mengevaluasi derajat anemia.

Panel Pemeriksaan Panel Anemia Hemolitik Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Retikulosit, Bilirubin Total/ Direk, G6PD, Haptoglobin, Analisa Hb (HPLC), Coombs' Test, Gambaran Darah Tepi Manfaat Mendeteksi kemungkinan terjadinya proses hemolitik dan mendiagnosis penyakit anemia hemolitik yaitu penyakit anemia atau kekurangan sel darah merah akibat sel darah merah cepat rusak, lebih cepat dari kapasitas produksinya di sumsum tulang.

Panel Pemeriksaan Panel Anemia Aplastik Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Leukosit, Trombosit, Retikulosit, Gambaran Sumsum Tulang Manfaat Memastikan diagnosis penyakit anemia aplastik (hipoplastik) yaitu kekurangan sel darah merah karena kelainan sumsum tulang sehingga kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah terganggu atau berkurang. Kelainan sumsum tulang ini dapat terjadi karena faktor keturunan, radiasi,lingkungan dan lain-lain; mengevaluasi derajat anemia.

Panel Pemeriksaan Panel Uji Saring Faal Hemostasis Jenis Pemeriksaan Waktu Perdarahan, Waktu Pembekuan, Waktu Protrombin, APTT, Fibrinogen, Retraksi Bekuan, Rumpal Leede Manfaat Mendeteksi kemungkinan adanya gangguan proses hemostasis (mekanisme keseimbangan tubuh) yang berkaitan dengan peristiwa perdarahan dan pembekuan darah.

Panel Pemeriksaan Panel Risiko Trombosis (Genetik) Jenis Pemeriksaan Protein C, Protein S, AT III, Fibrinogen, Homocysteine, Lp(a) Manfaat Mendeteksi adanya kelainan herediter (genetik) yang dapat mengkibatkan gangguan atau meningkatkan risiko terjadinya gangguan pembekuan darah (=trombosis) yang merupakan faktor risiko perkembangan penyakit jantung dan pembuluh darah terutama pada orang yang pernah terkena Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke dan peningkatan lipid (lemak) dalam darah.

Panel Pemeriksaan Panel Risiko Trombosis (Dapatan) Jenis Pemeriksaan ACA (IgG, IgM), Homocysteine, Trigliserida, Cholesterol Total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL Direk Manfaat Mendeteksi beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah (=trombosis) yang dapat mengakibatkan bermacam-macam gangguan misalnya keguguran berulang, sindrom lupus, dll.

Kimia Panel Pemeriksaan Panel Pengelolaan Diabetes Mellitus Jenis Pemeriksaan Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam pp, HbA1c, Albumin Urin Kuantitatif (Mikroalbumin Kuantitatif), Kreatinin, Albumin/Globulin, GPT, Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Trigliserida, Urine Rutin, NT-proBNP Manfaat Memantau kondisi individu penyandang diabetes mellitus (DM) terutama untuk melihat kepatuhan penderita DM dalam menjalankan terapi dan mendeteksi faktor risiko komplikasi yang mungkin terjadi.

Panel Pemeriksaan Panel Lemak Jenis Pemeriksaan Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Trigliserida, Apo B Manfaat Mendeteksi kemungkinan adanya kelainan lemak (dislipidemia) di dalam tubuh dan deteksi small dense LDL (LDL kecil padat, yaitu jenis kolesterol yang sangat berbahaya) yang dapat meningkatkan risiko kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah).

Panel Pemeriksaan Panel Risiko PJK/Stroke Jenis Pemeriksaan Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Trigliserida, Apo B, Lp(a), Insulin dan Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam PP, Status Antioksidan Total, Fibrinogen, Adiponektin, ACA (IgG dan IgM), Homosistein, hsCRP Manfaat Mendeteksi adanya berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk terkena Penyakit Jantung Koroner dan/atau Stroke

Imunoserologi

Panel Pemeriksaan Panel Uji Saring Vaksinasi Hepatitis B Virus Jenis Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, Anti-Hbc Manfaat Mengetahui adanya infeksi dan status kekebalan terhadap virus Hepatitis B.

Panel Pemeriksaan Panel TORCH Jenis Pemeriksaan Anti-Toxoplasma IgG & IgM, Anti-Rubella IgG & IgM, Anti-CMV IgG & IgM, Anti-HSV2 IgG & IgM. Manfaat Mengetahui adanya infeksi dan status kekebalan terhadap parasit Toxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus, dan virus Herpes tipe 2 yang dapat mempengaruhi kesehatan janin.

Panel Pemeriksaan Panel Penyakit Menular Seksual Jenis Pemeriksaan VDRL/RPR, TPHA, GO, Chlamydia IgG & IgM, Anti-HSV2 IgM, HBsAg, Anti-HIV Manfaat Mendeteksi kemungkinan adanya infeksi oleh penyakit Herpes, Klamidia, Gonore, Hepatitis atau Sifilis sehingga dapat dengan segera menentukan terapi yang lebih tepat.

Panel Pemeriksaan Panel Demam Jenis Pemeriksaan Hematologi Lengkap, Urin Rutin, Malaria, Widal, Gal Kultur, GOT, GPT, Anti-Dengue IgG & IgM, CRP Kuantitatif / hsCRP Manfaat Memastikan diagnosis penyebab penyakit demam seperti demam berdarah, tifus, malaria, peradangan hati, dan penyakit infeksi lainnya sehingga penderita demam dapat memperoleh terapi yang lebih tepat.

Panel Pemeriksaan Panel Uji Saring Rematik Jenis Pemeriksaan ASTO, CRP, RF, Asam Urat, ANA, LE Test, C3 Komplemen, C4 Komplemen, (HLA-B27) Manfaat Untuk skrining, mendiagnosis, memantau aktivitas dan keberhasilan terapi, serta mengevaluasi penyakit rematik.

Endokrin Panel Pemeriksaan Panel Tiroid Jenis Pemeriksaan TSHs, FT4 Manfaat Mendiagnosis gangguan fungsi tiroid dan menentukan status tiroid (hipotiroid, eutiroid, atau hipertiroid)

Panel Pemeriksaan Panel Etiologi Gangguan Fungsi Tiroid Jenis Pemeriksaan Anti TPO, Tiroglobulin, TRAb Manfaat Mendiagnosis kelainan tiroid seperti hiperfungsi tiroid dan goiter, inflamasi atau luka fisik pada tiroid, tumor tiroid, dan tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) sub akut; indikator terapi T4.

Panel Pemeriksaan Panel Ammenorrhea Jenis Pemeriksaan LH, FSH, Prolactin, Estradiol Manfaat Memastikan penyebab infertilitas pada wanita dengan mendiagnosis, apakah berasal dari gangguan anatomi atau fisiologi sistem reproduksi; mendeteksi kelainan atau gangguan fungsi/fisiologi sistem reproduksi.

Panel Pemeriksaan Panel Kesuburan Laki-Laki Jenis Pemeriksaan LH, FSH, Prolactin, Testosteron, Analisa Sperma, Fruktosa, Antibodi Sperma Manfaat Memastikan penyebab infertilitas pada pria dengan mendiagnosis, apakah berasal dari gangguan anatomi atau fisiologi sistem reproduksi; mendeteksi kelainan atau gangguan fungsi/fisiologi sistem reproduksi.

Osteoporosis Panel Pemeriksaan Panel Osteoporosis

Jenis Pemeriksaan CTx (C-Telopeptide) dan N-Mid Osteocalcin Manfaat Mendeteksi kemungkinan adanya risiko pengeroposan tulang atau osteoporosis secara dini, membantu memprediksi dan memantau respon individu terhadap terapi osteopororis terutama penggunaan obat antiresorpsi.

Penanda Tumor Panel Pemeriksaan Panel Uji Saring Tumor Jenis Pemeriksaan AFP, Darah Samar (Hb Spesifik), Anti-EBV VCA IgA, Anti-EBV EA IgA, PSA (Laki-laki), dan Pap Smear (Perempuan) Manfaat Untuk memperkirakan risiko terjadinya penyakit kanker tertentu atau mendeteksi kemungkinan adanya kanker tertentu yaitu kanker hati, kanker usus besar dan anus (kolorektal), kanker nasofaring, kanker prostat (khusus pria) dan kanker leher rahim (khusus wanita)

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Kolorektal Jenis Pemeriksaan Darah Samar(Hb Spesifik), CEA, CA 19-9 Manfaat Menunjang diagnosis, memperkirakan prognosis (perkembangan penyakit) dan pemantauan terapi/pengobatan kanker kolorektal (usus besar dan anus).

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Hati Jenis Pemeriksaan AFP, CEA Manfaat Mendiagnosis kanker hati Primer (KHP) dan metastatis hati (kanker hati akibat penyebaran sel kanker dari organ tubuh lain), menentukan risiko penyakit KHP, serta memantau penyakit kanker hati.

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Lambung Jenis Pemeriksaan CEA, CA 72-4, CA 19-9 Manfaat Mendeteksi kemungkinan adanya penyakit kanker lambung dan memperkirakan respon terapi penyakit kanker lambung (kemoterapi/radioterapi). Menunjang diagnosis dan pemantauan terapi kanker lambung

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Pankreas Jenis Pemeriksaan CEA, CA 19-9 Manfaat Menunjang diagnosis, memperkirakan prognosis (perkembangan kanker) dan pemantauan terapi kanker pankreas

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Tiroid Jenis Pemeriksaan Tiroglobulin, Calcitonin Manfaat 1. Mendeteksi dan memperkirakan prognosis penyakit kanker tiroid (jenis folikuler). 2. Mendeteksi penyebaran tumor di kelenjar tiroid. 3. Sebagai follow up bagi penderita tumor tiroid. 4. Pemantauan terhadap terapi penyakit karsinoma tiroid yang terdiferensiasi. 5. Memantau fungsi jaringan tiroid setelah pengangkatan kelenjar tiroid melalui pembedahan

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Ovarium Jenis Pemeriksaan CEA, CA 125, CA 72-4 Manfaat Uji saring untuk deteksi dini kanker ovarium dan menunjang diagnosis, memantau dan meramalkan prognosis kanker ovarium, serta sebagai follow up bagi penderita kanker ovarium.

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Cervix Jenis Pemeriksaan SCC, Pap Smear Manfaat Menunjang diagnosis, pemantauan terapi dan deteksi kekambuhan penyakit kanker serviks (kanker leher rahim).ng

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Payudara Jenis Pemeriksaan CEA, CA 15-3

Manfaat Menunjang diagnosis, memantau terapi, memperkirakan prognosis, serta untuk follow up dan diagnosis kekambuhan kanker payudara.

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Prostat Jenis Pemeriksaan PSA, Free PSA, (Rasio Free PSA/PSA) Manfaat 1. Mengidentifikasi risiko terjadinya kanker prostat terutama bagi individu berisiko tinggi (terdapat riwayat keluarga yang memiliki penyakit kanker prostat) 2. Mendeteksi kanker prostat pada stadium dini dan sebelum metastatis. 3. Memantau terapi dan deteksi dini kekambuhan kanker prostat.

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Paru-Paru Jenis Pemeriksaan CEA, SCC, NSE Manfaat Menunjang diagnosis, meramalkan prognosis dan memantau terapi penyakit kanker paru-paru, serta mendeteksi kemungkinan adanya kekambuhan.

Panel Pemeriksaan Panel Penanda Tumor Nasofaring Jenis Pemeriksaan Anti-EBV VCA IgA, Anti-EBV EA IgA Manfaat Uji saring untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya karsinoma nasofaring, memantau perkembangan tumor nasofaring dan deteksi dini kekambuhan, serta meramalkan prognosis dan mendeteksi metastatis.

Alergi Panel Pemeriksaan Panel Uji Saring Alergi Jenis Pemeriksaan IgE Total, Eosinofil (jumlah), Faeces Rutin Manfaat Uji saring untuk mendeteksi dan memastikan kemungkinan adanya reaksi alergi.

Panel Check-up Kesehatan

Panel Pemeriksaan Panel Check-Up Plus Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Urine Rutin, Faeces Rutin, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, GOT, GPT, Fosfatase Alkali, Gamma GT, Protein Elektroforesis, Glukosa Puasa, Urea N, HBsAg, Anti-HCV, Kreatinin, Asam Urat, Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Apo B, TSHs, AFP, PSA (laki-laki), Pap Smear (perempuan) Manfaat Mengetahui kualitas kesehatan secara umum, baik yang menyangkut fungsi organ maupun keadaan metabolisme tubuh dengan mendeteksi ada tidaknya kelainan atau penyakit yang sering dijumpai dan potensial membahayakan misalnya kelainan darah, gangguan metabolisme (pengolahan) lemak dan gula, gangguan fungsi hati dan ginjal, infeksi virus hepatitis, dll

Panel Pemeriksaan Panel Check-Up Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Urine Rutin, Faeces Rutin, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, GOT, GPT, Fosfatase Alkali, Gamma GT, Protein Elektroforesis, Glukosa Puasa, Urea N, HBsAg, Anti-HCV, Kreatinin, Asam Urat, Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Apo B, TSHs Manfaat Mengetahui kualitas kesehatan secara umum, baik yang menyangkut fungsi organ maupun keadaan metabolisme tubuh dengan mendeteksi ada tidaknya kelainan atau penyakit yang sering dijumpai dan potensial membahayakan misalnya kelainan darah, gangguan metabolisme (pengolahan) lemak dan gula, gangguan fungsi hati dan ginjal, infeksi virus hepatitis, dll

Panel Pemeriksaan Panel Pemeriksaan Panel Premarital Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Urine Rutin, Golongan Darah (A,B,O) dan Rhesus, Glukosa Puasa, HBsAg, VDRL/RPR, Gambaran Darah Tepi, Anti Rubella IgG, Anti Toxoplasma IgG, dan Anti CMV-IgG Manfaat Memastikan status kesehatan kedua calon mempelai, terutama untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin seperti kelainan darah(thallasemia dan hemofilia), diabetes mellitus, hepatitis B, infeksi TORCH,dan penyakit sifilis.

Panel Pemeriksaan Panel Awal Kehamilan

Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Urine Rutin, Golongan Darah (A,B,O) dan Rhesus, Glukosa Puasa, HBsAg, VDRL/RPR, Gambaran Darah Tepi, Anti Rubella IgG, Anti Toxoplasma IgG, dan Anti CMV-IgG (Perempuan) Manfaat Mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil maupun janinnya.

Panel Pemeriksaan Panel Uji Saring Neonatus Jenis Pemeriksaan TSH Neonatus, G6PD Neonatus Manfaat Pemeriksaan dan skrining pada bayi yang baru lahir terhadap beberapa keadaan atau penyakit penting yang potensial berbahaya akibat gangguan metabolisme herediter (bawaan)

Panel Pemeriksaan Panel Evaluasi Awal Hipertensi Jenis Pemeriksaan Hematologi Rutin, Urine Rutin, Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam PP, Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Trigliserida, Apo B, Urea N, Kreatinin, Asam Urat, Albumin Urin Kuantitatif (Mikroalbumin Kuantitatif), Natrium (Serum), Kalium (Serum), hsCRP Manfaat Menilai pola hidup dan mengidentifikasi kemungkinan penyebab hipertensi, meramalkan prognosis hipertensi, mendeteksi kemungkinan adanya faktor risiko komplikasi dan kerusakan organ target akibat hipertensi serta penyakit lain yang menyertainya.

Panel Pemeriksaan Panel Pemantauan Hipertensi Jenis Pemeriksaan Urine Rutin, Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam PP, Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Trigliserida, Apo B, Urea N, Kreatinin, Asam Urat, Albumin Urine Kuantitatif (Mikroalbumin Kuantitatif), Natrium (Serum), Kalium (Serum) Manfaat Memantau kondisi dan keberhasilan terapi hipertensi, menilai risiko terjadinya komplikasi, dan mendeteksi efek samping pengobatan

Panel Pemeriksaan Panel Sindrom Metabolik Jenis Pemeriksaan Lingkar Pinggang, Tekanan Darah, Trigliserida, Kolesterol HDL, Glukosa Puasa, Adiponektin, hsCRP, Apo B, SGPT, Glukosa Puasa 2 jam PP, HbA1c,

NT-proBNP, Albumin Urine Kuantitatif (sewaktu), Collagen Type IV, Kolesterol LDL Direk, Kreatinin Manfaat Mendiagnosis sindrom metabolik dan mendeteksi kemungkinan adanya risiko komplikasi akibat sindrom metabolik seperti PJK, stroke, diabetes mellitus, dan perlemakan hati.

Panel Pemeriksaan Panel Sindrom Down TM I Jenis Pemeriksaan PAPP-A, Free hCG Manfaat Sebagai uji saring Down Syndrome (trisomi 21) yang merupakan penyakit neurologis ditandai dengan adanya keterbelakangan mental dan aging yang dipercepat karena adanya kelainan genetik pada kromosom 21.

Panel Pemeriksaan Panel Sindrom Down TM II (Triple Screening) Jenis Pemeriksaan Ms AFP, Ue3, hCG Manfaat Screening untuk memperkirakan risiko Down Syndrome(trisomi 21). Pemeriksaan triple skrining paling akurat apabila maternal serum diambil pada usia kehamilan antara 16-18 minggu, namun dapat juga dilakukan pada usia kehamilan 15-22 minggu.

Panel Geriatri Panel Pemeriksaan Panel Usila Umum Jenis Pemeriksaan Hematologi rutin, Urine rutin, GOT, GPT, Glukosa Puasa, Asam Urat, Cystatin C, CTx (C-Telopeptide), Kolesterol Total, Kolesterol LDL Direk,Kolesterol HDL, Trigliserida, Apo B, hs-CRP, TSHs, Prealbumin, Homocysteine, PSA (pada Pria), Pap Smear (pada Wanita) Manfaat Mendeteksi berbagai gangguan yang sering ditemukan pada usila (usia lanjut) yaitu kelainan/penyakit darah, gangguan/infeksi saluran pencernaan, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi kelenjar tiroid, risiko penyakit kardiovaskular dan risiko demensia. Panel ini ditujukan untuk mereka yang berusia > 55 tahun yang belum diketahui adanya gangguan/penyakit tertentu (terutama penyakit degeneratif) pada waktu sebelumnya.

Panel Pemeriksaan Panel Sindrom Metabolik pada Usila

Jenis Pemeriksaan Tekanan darah, Lingkar Pinggang, Cholesterol Total, Cholesterol LDL Direk, Trigliserida, Apo B, Adiponektin, Glukosa Puasa, hsCRP Manfaat Untuk mendiagnosis sindrom metabolik pada usia lanjut serta mendeteksi dini komplikasi akibat kondisi sindrom metabolik tersebut.

Panel Pemeriksaan Panel Diabetes Melitus pada Usila Jenis Pemeriksaan Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Trigliserida, Apo B, Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam PP, HbA1c, hs-CRP, Tekanan Darah, Albumin Urin Kuantitatif (Mikroalbumin Kuantitatif), Status Antioksidan Total Manfaat Mendeteksi faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi Diabetes Melitus, agar dapat segera ditangani sehingga kualitas hidup pasien dapat dipertahankan.

Panel Pemeriksaan Panel Stroke pada Usila Jenis Pemeriksaan Tekanan darah, Kolesterol Total, Kolesterol LDL Direk, Kolesterol HDL, Trigliserida, Apo B, Lp(a), Glukosa Puasa, hs-CRP Manfaat Memperkirakan kemungkinan terjadinya serangan stroke ulangan dan memantau perkembangan kondisi pasien setelah serangan.

Panel Pemeriksaan Panel Penyakit Kardiovaskular pada Usila Jenis Pemeriksaan Tekanan darah, Kolesterol Total, Kolesterol LDL Direk, Kolesterol HDL, Trigliserida, Apo B, Lp(a), hs-CRP, Homocysteine, NT-proBNP Manfaat Memperkirakan kemungkinan berkembangnya penyakit kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya.

Panel Pemeriksaan Panel Demensia pada Usila Jenis Pemeriksaan Kolesterol Total, Kolesterol LDL Direk, Kolesterol HDL, Trigliserida, Apo B, Lp (a), hs-CRP, Homosistein, NT-proBNP, Waktu Protrombin, APTT, INR, Fibrinogen, D-Dimer, Agregasi Trombosit, Asam Folat, Vitamin B12, Status Antioksidan Total Manfaat Untuk pengelolaan pasien dalam kondisi demensia, agar perkembangan penyakit dapat dihambat.

Panel Pemeriksaan Panel Tiroid Pada Usila Jenis Pemeriksaan TSHs, FT4 Manfaat Pengelolaan/Pemantauan Penyakit Kelenjar Tiroidlab.dkk_bpnHitung RetiklusitTuesday, March 29, 2011 12:22 PM

Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar sisa-sisa ribosome dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filamen yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital. Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosome terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik ribosome. Pada pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintikbintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome tersebut.

Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.

Metode

Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supravital. Sampel darah dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BCB) atau new methylene blue maka ribosome akan terlihat sebagai filamen berwarna biru. Jumlah retikulosit dihitung per 1000 eritrosit dan dinyatakan dalam %, jadi hasilnya dibagi 10.

Pewarna yang digunakan memiliki formula sebagai berikut : Brilliant Cresyl Blue (BCB) : brilliant cresyl blue 1.0 gr; NaCl 0.85% 99.0 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan.New methylene blue : NaCl 0.8 gr; kalium oksalat 1.4 gr; new methylene blue N 0.5 gr; aquadest 100 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan.Dianjurkan menggunaan new methylene blue, kesalahan metode ini pada nilai normal 25 %.

Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit adalah darah kapiler atau vena, dengan antikoagulan (EDTA) atau tanpa antikoagulan (segar).

Prosedur Ke dalam tabung masukkan darah dan pewarna dengan perbandingan 1 : 1, campur baik-baik, biarkan selama 15 menit agar pewarnaannya sempurna.Buatlah sediaan apus campuran itu, biarkan kering di udara.Periksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Eritrosit nampak biru muda dan retikulosit akan tampat sebagai sel yang mengadung granula/filamen yang berwarna biru. Bila kurang jelas waktu pewarnaannya diperpanjang atau dicounterstain (dicat lagi) dengan cat Wright.Hitunglah jumlah retikulosit dalam 1000 sel eritrosit. Jika kesulitan menghitung, lakukan pengecilan medan penglihatan okuler dengan meletakkan kertas berlubang pada lensa okuler. Hitung retikulosit ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :Hitung retikulosit = ( jumlah retikulosit per 1000 eritrosit : 10 ) %

Nilai Rujukan Dewasa : 0.5 - 1.5 %Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %Bayi : 0.5 - 3.5 %Anak : 0.5 - 2.0 % Masalah Klinis Penurunan jumlah : Anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, aplastik, terapi radiasi, pengaruh iradiasi sinar-X, hipofungsi adrenokortikal, hipofungsi hipofisis anterior, sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit)Peningkatan jumlah : Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor, perdarahan kronis, pasca perdarahan (3 - 4 hari), pengobatan anemia (defisiensi zat besi, vit B12, asam folat), leukemia,

eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi baru lahir), penyakit hemoglobin C dan D, kehamilan. Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium : Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darahCat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit sehingga terlihat seperti retikulositMenghitung di daerah yang terlalu padatPeningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaanlab.dkk_bpnAntikoagulanSunday, March 27, 2011 3:25 PM Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis. Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan tertentu.

EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 ) Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb. K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara membolakbalikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah. Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan

dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute). Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan tutup lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.

Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 2 H2O ) Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2% buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah. Secara komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru terang. Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid. Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 45 kali secara lembut, karena pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan. Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling. Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah.

Heparin Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah. Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/2.5IU/mL atau 0.1 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru.

Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.

Oksalat Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa darah stabil.lab.dkk_bpnAntibodi Virus Hepatitis A ( Anti HAV )Friday, March 18, 2011 8:35 AMVirus hepatitis A merupakan Enterovirus RNA berukuran 27 nm, bentuk kubus dan simetris. Penyakit hepatitis A dulu dinamakan hepatitis infeksiosa atau hepatitis berinkubasi pendek. Penularan virus hampir selalu melalui jalur fekaloral. Masa inkubasi untuk HAV biasanya 2-6 minggu. HAV tidak tidak berhubungan dengan penyakit hati kronis. Diagnosis hepatitis A dibuat atas pengamatan klinis dan laboratorium. Penderita lesu, anoreksia, demam dan mual. Aminotransferase dan bilirubinemia hampir selalu ada; fosfatase alkali dan bilirubin direk sering tinggi. Diagnosis pasti ditegakkan dengan uji serologis. IgM anti-HAV bermanfaat untuk mendiagnosis infeksi sedang terjadi. IgM anti-HAV muncul pada awal infeksi dan menghilang dalam 2 sampai 3 bulan. IgG anti-HAV timbul pada masa pasca infeksi atau pemulihan (>4 minggu), dan biasanya menetap sumur hidup. Pemeriksaan untuk anti-HAV total sebaiknya digunakan untuk menyaring infeksi lama dan pembuktian adanya imunitas pada orang yang mengunjungi daerah berisiko tinggi atau melakukan pekerjaan berisiko tinggi.

PROSEDUR

Metode Antibodi terhadap hepatitis A dapat ditemukan dengan tehnik immunoassay, seperti enzyme immunoassay (EIA), enzyme linked immunoassay (ELISA), enzyme linked fluorescent assay (ELFA), atau radioimmunoassay (RIA). Membuktikan adanya

viremia tidak mungkin, sedangkan untuk menyatakan virus dalam tinja diperlukan pemeriksaan mikroskop elektron.

Spesimen Spesimen yang digunakan untuk deteksi anti HAV adalah serum atau plasma (lithium heparin, EDTA, dan sitrat). Kumpulkan 3-5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan), tutup hijau (heparin), tutup ungu (EDTA) atau tutup biru (sitrat). Pusingkan sampel darah, dan pisahkan serum atau plasma dari darah untuk diperiksa laboratorium. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau cairan. Spesimen hemolisis, lipemia, atau ikterik (hiperbilirubinemia) dapat mempengaruhi pengujian. Jika memungkinkan, pengambilan sampel darah yang baru. Spesimen dapat disimpan pada suhu 2-8oC sampai dengan 7 hari, dan untuk waktu yang lama dapat disimpan beku pada suhu -25 6oC. Hindari pembekuan dan pencairan (thawing) spesimen berkali-kali.

NILAI RUJUKAN Tidak terdeteksi (negatif)

MASALAH KLINIS Hasil positif : infeksi virus hepatitis A (HAV)

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium Pigmentasi specimen (hemolisis, lipemia, ikterik) dapat mempengaruhi hasil pembacaan lab.dkk_bpnProfil LipidThursday, March 17, 2011 7:33 PMLipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air (hidrofobik) tetapi

larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama yang dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid. Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul asam lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid yang berfungsi sebagai gudang lemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan untuk konversi menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan energi.

Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan glukosa yang diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat disimpan. Lebih dari 95% lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari asam lemak dalam diet (eksogenus), dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron (droplet lemak kecil yang diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti susu atau krim pada serum setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya.

Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan sebaginya terutama dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian dihidrolisis oleh kolesterol esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena. Kira-kira 70% kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30% dalam bentuk bebas.

Kolesterol disintesis di hati dan usus serta ditemukan dalam eritrosit, membran sel, dan otot. Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh disintesis dari asetil koenzim A melalui betahidroksi-betametil glutamil KoA. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh untuk membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk pencernaan lemak dan untuk pembentukan hormon steroid (misal kortisol, estrogen, androgen) oleh kalenjar adrenal, ovarium, dan testis.

Fosfolipid, lesitin, sfingomielin, dan sefalin merupakan komponen utama pada membrane sel dan juga bekerja dalam larutan untuk mengubah tegangan permukaan cairan (misal aktifitas surfaktan cairan di paru). Fosfolipid dalam darah

berasal dari hati dan usus, serta dalam jumlah kecil sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut serta dalam metabolisme sel dan juga dalam koagulasi darah.

Karena lipid tidak dapat larut dalam air, maka itu memerlukan suatu pengangkut agar bisa masuk dalam sirkulasi darah. Pengangkut itu adalah suatu protein yang dinamakan lipoprotein. Lipoprotein dalam sirkulasi terdiri dari partikel berbagai ukuran yang juga mengandung kolesterol, trigliserida, fosfolipid, protein dalam jumlah berbeda sehingga masing-masing lipoprotein memiliki karakteristik densitas yang berbeda. Lipoprotein terbesar dan paling rendah densitasnya adalah kilomikron, diikuti oleh lipoprotein densitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL), lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein, LDL), lipoprotein densitas sedang (intermediate density lipoprotein, IDL), dan lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein, HDL).

Sebagian besar trigliserida pada plasma tidak dalam keadaan puasa terdapat dalam bentuk kilomikron, sedangkan pada sampel plasma puasa, trigliserida terutama terdapat dalam bentuk VLDL. Sebagian kolesterol plasma terkandung dalam LDL. Sebagian kecil (15-25%) kolesterol berada dalam HDL.

Jalur eksogen atau makanan pengangkutan lemak melibatkan penyerapan trigliserida dan kolesterol melalui usus, disertai pembentukan dan pembebasan kilomikron ke dalam limfe dank e aliran darah melalui duktur torasikus. Kilomikron membebaskan trigliserida ke jaringan adiposa sewaktu beredar dalam sirkulasi. Selain itu, juga mengaktifkan lipoprotein lipase yang dapat melepaskan asam lemak bebas dari trigliserida sehingga ukuran kilomikron berkurang menjadi sisa yang akhirnya diserap oleh hati. Asam-asam lemak yang dikeluarkan pada gilirannya diserap oleh sel otot dan adiposa.

VLDL terutama dibentuk oleh sel hati, sebagian oleh usus. VLDL terutama terdiri dari trigliserid endogen yang dibentuk oleh sel hati dari karbohidrat. Ia bertugas membawa kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi.

LDL berasal dari katabolisme VLDL, bertugas mengangkut kolesterol dalam plasma darah ke jaringan perifer untuk keperluan pertukaran zat. LDL mengandung 45% kolesterol. LDL ini mudah sekali menempel pada dinding pembuluh koroner

sehingga menimbulkan kerak kolesterol (plak). Itu sebabnya LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat.

HDL dibentuk oleh sel hati dan usus, bertugas menyedot timbunan kolesterol di jaringan tersebut, lalu mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke dalam empedu. Karena itu maka HDL disebut sebagai kolesterol baik. Bila HDL rendah, maka kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri.

Pengukuran Lipid Penetapan lipid biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga menggunakan plasma EDTA atau plasma heparin. Baik serum maupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan jika tidak segera diperiksa, harus disimpan dalam lemari es supaya distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak sempat mengubah proporsi lipoprotein. Sampel darah harus diperoleh setelah klien berpuasa 10 12 jam sebelum pengambilan.

Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Pengukuran lipid dapat dilakukan dengan metode kimiawi kolorimetrik.

Pengukuran kolesterol total dapat menggunakan enzim kolesterol oksidase. Trigliserida diukur melalui pengeluaran asam lemak secara hidrolisis diikuti oleh kuantifikasi gliserol yang dibebaskan. Pengukuran kolesterol HDL menggunakan pengendapan semua lipoprotein selain HDL, kemudian kolesterol HDL yang tersisa dalam larutan diukur. Sedangkan kolesterol LDL diukur dari pengukuran trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol HDL dengan pendekatan Friedewald sebagai berikut : Kolesterol LDL = Kolesterol total kolesterol HDL (trigliserida/5) Kalkulasi ini masih sahih untuk kadar trigliserida sampai sekitar 400 mg/dL.

Sekarang pengukuran kolesterol LDL dapat dilakukan langsung dengan tehnik imunopresipitasi selektif fraksi lipoprotein lain.

Nilai Rujukan

Trigliserida

DEWASA : Usia 12-29 tahun : 10 140 mg/dl. Usia 30 39 tahun : 20 150 mg/dl. Usia 40-49 tahun : 30 160 mg/dl. Usia > 50 tahun : 40 190 mg/dl. ANAK : Bayi : 5 40 mg/dl. Usia 5-11 tahun : 10 135 mg/dl.

Kolesterol total

DEWASA. Nilai ideal : < style="font-style: italic;">Risiko sedang : 200 240 mg/dl. Risiko tinggi : > 240 mg/dl. Kehamilan : kadar berisiko tinggi, tetapi akan kembali normal seperti sebelum kehamilan 1 bulan setelah kelahiran. ANAK. Bayi : 90 130 mg/dl. Anak usia 2 19 tahun : nilai ideal 130 170 mg/dl, risiko sedang 171 184 mg/dl, risiko tinggi > 185 mg/dl.

Kolesterol HDL

Usia 20-24 tahun : 30 79 mg/dl. Usia 25-29 tahun : 31 83 mg/dl. Usia 30-34 tahun : 28 77 mg/dl. Usia 35-39 tahun : 36 62 mg/dl. Usia 40-44 tahun : 34 67 mg/dl. Usia 45-49 tahun : 30 87 mg/dl. Usia 50-54 tahun : 28 92 mg/dl.

Kolesterol LDL

Yang dianjurkan : Risiko sedang : 130 159 mg/dl. Risiko tinggi : >= 160 mg/dl.

Sedangkan menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) tahun 2004, kadar lipid serum yang dianggap optimal dan yang abnormal dapat dilihat pada tabel berikut : Kolesterol total (mg/dl) 200 atau kurangYang diinginkan200 - 239Batas tinggi240 atau lebihTinggiKolesterol LDL (mg/dl) 100 atau kurangOptimal100 - 129Mendekati optimal160 - 189Tinggi190 atau lebihSangat TinggiKolesterol HDL (mg/dl) 40 atau kurangRendah (kurang baik)60 atau lebihTinggi (baik)Trigliserida (mg/dl) 150 atau kurangNormal150 - 199Batas tinggi200 - 499Batas tinggi500 atau lebihSangat tinggi

Masalah Klinis

Peningkatan kadar lemak darah dapat menimbulkan risiko penyakit arteri koronaria atau penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia) menyebabkan penumpukan kerak lemak di arteri koroner (arteriosklerosis) dan risiko penyakit jantung (infark miokardial). Kadar kolesterol serum tinggi dapat berhubungan dengan kecenderungan genetik (herediter), obstruksi bilier, dan/atau asupan diet. Peningkatan trigliserid dalam waktu yang lama akan menjadi gajih di bawah kulit dan menyebabkan obesitas. Gajih yang berlebih akan diubah juga menjadi kolesterol LDL. Kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah merupakan risiko penyakit aterosklerosis. Sebaliknya, kolesterol LDL yang rendah dan kolesterol HDL tinggi dapat menurunkan risiko penyakit arteri koronaria.

Peningkatan kadar kolesterol dapat dijumpai pada : infak miokardial (MCI) akut, aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga, hiperlipoproteinemia tipe II, III dan V, diet tinggi kolesterol (lemak hewani). Selain itu juga dijumpai pada : hipotiroidisme, obstruksi bilier, sirosis bilier, miksedema, hepatitis infeksiosa, DM yang tidak terkontrol, sindrom nefrotik, pankreatektomi, kehamilan trimester III, periode stress berat. Pengaruh obat : aspirin, kostikosteroid, steroid (agens anabolic dan androgen), kontrasepsi oral, epinefrin dan norepinefrin, bromide, fenotiazin (klorpromazin [Thorazine], trifluoperazin [Stelazine]), Vitamin A dan D, sulfonamide, fenitoin (Dilantin)

Peningkatan kadar trigliserida dapat dijumpai pada : hiperlipoproteinemia, infark miokardial akut, hipertensi, thrombosis serebral, arteriosklerosis, diet tinggi karbohidrat. Juga dapat dijumpai pada : hipotiroidisme, sindrom nefrotik, sirosis Laennec atau alkoholik, DM tak terkontrol, pancreatitis, sindrom Down, stress, kehamilan. Pengaruh obat : Estrogen, kontrasepsi oral.

Peningkatan lemak darah umumnya dipengaruhi oleh faktor makanan. Konsumsi makanan tinggi kalori dalam jangka waktu lama terutama yang banyak mengandung lemak, menyebabkan peningkatan persisten trigliserida yang terutama berada dalam partikel VLDL. Asupan karbohidrat yang tinggi menyebabkan peningkatan cepat trigliserida dan VLDL. Kolesterol dalam makanan meningkatkan kandungan kolesterol LDL, demikian juga asupan asam lemak jenuh melalui makanan; konsumsi asam lemak tak jenuh mungkin menurunkan kolesterol total. Alkohol meningkatkan konsentrasi trigliserida, terutama mempengaruhi VLDL dan kadang-kadang kilomikron.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar kolesterol serum,Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum,Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji kolesterol serum meningkat,Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar trigliserida serum.lab.dkk_bpnStandar Kompetensi Analis KesehatanThursday, March 17, 2011 7:24 PMSudah sering kita mendengar istilah "kompeten" dan "kompetensi". Lalu apa maksud dari kedua kata itu? Kompeten adalah ketrampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan spesifik. Sedangkan kompetensi adalah apa yang seorang mampu kerjakan untuk mencapai hasil yang diinginkan dari satu pekerjaan. Kinerja atau hasil yang diinginkan dicapai dengan perilaku ditempat kerja yang didasarkan pada pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap (attitude) dan sifat-sifat pribadi lainnya.

Secara umum, kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.

Yang dimaksud dengan kompetensi adalah : seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi profesional didapatkan melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan dalam periode yang lama dan cukup sulit, pembelajarannya dirancang cermat dan dilaksanakan secara ketat, dan diakhiri dengan ujian sertifikasi (Keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi).

Standar Kompetensi Standar Kompetensi adalah pernyataan yang menguraikan keterampilan dan pengetahuan yang harus dilakukan saat bekerja serta penerapannya, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja (industri).

Dimensi Kompetensi Mampu melakukan tugas per tugas (task skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.Mampu mengelola sejumlah tugas yang berbeda dalam melaksanakan pekerjaan (task management skills). Contoh : Mampu melakukan pengambilan sampel dan memindahkan biakan secara aseptik.Mampu menanggapi kelainan dan kerusakan dalam pekerjaan sehari-hari (contingency management skills). Contoh : Sedang memindahkan biakan, gas habis. Menggunakan lampu spiritus untuk sterilisasi ose.Mampu mengahadapi tanggung jawab dan harapan dari lingkungan kerja termasuk

bekerjasama dengan orang lain (Job role Environment Skills). Contoh : Biakan tumpah, menangani tumpahan (didisinfeksi) sehingga tidak membahayakan dirinya dan orang lain / lingkungan.Mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda /situasi yang baru/ tempat kerja yang baru (transfer skills/adaptation skills). Contoh : Memindahkan biakan bakteri dalam safety cabinet.

Tujuan dan Manfaat Standar Kompetensi Dasar pemberian rekomendasi kewenangan pelayanan bagi tenaga kesehatan.Dasar pelaksanaan uji kompetensi tenaga kesehatan.Jembatan kesenjangan antara kurikulum pendidikan dengan implementasi kewenangan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.Pedoman CPD (Continuing Profesional Development) bagi organisasi profesi.Sebagai salah satu alat untuk skrining tenaga kesehatan asing yang akan beri pelayanan kesehatan

Standar Kompetensi Analis Kesehatan Ilmu pengetahuan yang melatarbelakangi dan berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatanKemampuan untuk merancang proses teknik operasionalDapat merancang alur kerja pengujian/pemeriksaan mulai tahap pra analitik, analitik, sampai dengan paska analitik.Membuat SOP, Manual Mutu, indikator kinerja dan proses analisis yang akan digunakan.Kemampuan melaksanakan proses teknik operasional.Melakukan pengambilan spesimen :pengetahuan persiapan pasienPenilaian terhadap spesimen (memenuhi syarat atau tidak).Pelabelan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan, pengirimanDapat melakukan pemilihan alat, alat bantu, metode, reagent untuk pemeriksaan atau analisa tertentu.Dapat mengerjakan prosedur laboratoriumDapat memahami cara kerja dan menggunakan peralatan dalam proses teknis operasionalMengetahui cara-cara kalibrasi dan cara menguji kelaikan alatDapat memelihara alat dan menjaga kinerja alat tetap baikKemampuan untuk memberikan penilaian (judgement) hasil proses teknik operasioanl.Mampu menilai layak dan tidak hasil pemeriksaan, pemantapan mutu yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan proses selanjutnyaMampu menilai proses pemeriksaan atau rangkaian pemeriksaan. Diterima tidaknya suatu hasil atau rangkaian hasil pemeriksaanKemampuan komunikasi dengan pelanggan atau pemakai jasa, seperti pasien, klinisi, mitra kerja, dll.Mampu mendeteksi secara dini :munculnya penyimpangan dalam proses operasionalterjadinya kerusakan media, reagent alat yang digunakan atau lingkungan pemeriksaanmampu menilai validitas (kesahihan) suatu hasil pemeriksaan atau rangkaian hasil pemeriksaanKemampuan untuk melakukan koreksi atau penyesaian terhadap masalah teknis operasional yang muncul.Kemampuan menjaga keselamatan kerja dan lingkungan kerjaKemampuan administrasi

Tugas Pokok Analis Kesehatan Analis Kesehatan bertugas melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, patologi anatomi (histology, histopatologi, imunopatologi, histokimia), toksikologi, kimia lingkungan, biologi dan fisika. Di dalam pelayanan laboratorium, Analis Kesehatan melakukan pengujian/analisis terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat

Peran Analis Kesehatan Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatanPenyelia teknis operasional laboratorium kesehatanPeneliti dalam bidang laboratorium kesehatanPenyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)

Analis Kesehatan Sebagai Profesi Memberikan pelayanan kepada masyarakat bersifat khusus atau spesialis.Melalui jenjang pendidikan tinggi.Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.Mempunyai kewenangan yang sah, peran dan fungsi jelas.Mempunyai kompetensi jelas dan terukur.Memiliki organisasi profesi, kode etik, standar pelayanan, standar praktek, standar pendidikan.

Standar Profesi Analis Kesehatan Profesionalisme : tuntutan profesi sebagai jawaban memenangkan kompetisi GLOBALStandar mutu : berlaku bagi semua Analis Kesehatan di IndonesiaMelindungi pasien/klien & masyarakat dari pelayanan yg tidak profesionalMelindungi Analis Kesehatan dari tuntutan klienPenapisan Ahli Laboratorium asing

Kewajiban Analis Kesehatan Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan yang canggih.Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Analis Kesehatan Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatan.Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk penyiapan pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman spesimen.Keterampilan dalam melaksanakan prosedur laboratorium.Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar.Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.Keterampilan dalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk pemeriksaan laboratorium.Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur laboratorium.Kewaspadaan terhadap faktor yang mempengaruhi hasil uji.Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.lab.dkk_bpnPemantapan Mutu LaboratoriumThursday, March 17, 2011 6:59 PMPemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan. Pemantapan Mutu Internal (PMI)Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup

tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan paska analitik.Beberapa kegiatan pemantapan mutu internal antara lain : persiapan penderita, pengambilan dan penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji kualitas reagen, uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera, pemeliharaan strain kuman, uji ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan pelaporan hasil.Pemantapan Mutu Eksternal (PME)PME adalah kegiatan pemantapan mutu yang diselenggaralan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium di bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional dan diikuti oleh semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta.PME harus dilaksanakan sebagaimana kegiatan pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan dengan reagen/peralatan/metode yang biasa digunakan sehingga benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya. Setiap nilai yang diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi untuk mempertahankan mutu pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk peningkatan mutu pemeriksaan.VerifikasiVerifikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra-analitik, analitik sampai dengan pascaanalitik. Setiap tahapan tersebut harus dipastikan selalu berpedoman pada mutu sesuai dengan bakuan mutu yang ditetapkan.Validasi hasilValidasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan. Validasi dapat mencegah keragu-raguan atas hasil laboratorium yang dikeluarkan.AuditAudit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium. Audit ada dua macam, yaitu audit internal dan audit eksternal.Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior. Penilaian yang dilakukan haruslah dapat mengukur berbagai indikator penampilan laboratorium, misalnya kecepatan pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan laboratorium dan mengidentifikasi titik lemah dalam kegiatan laboratorium yang menyebabkan kesalahan sering terjadi.Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari pihak lain di luar laboratorium atau pemakai jasa laboratorium terhadap pelayanan dan mutu laboratorium. Pertemuan antara kepala-kepala laboratorium untuk membahas dan membandingkan berbagai metode, prosedur kerja, biaya dan lain-lain merupakan salah satu bentuk dari audit eksternal.Pendidikan dan PelatihanPendidikan dan pelatihan bagi tanaga laboratorium sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium melalui pendidikan formal, pelatihan teknis, seminar, workshop, simposium, dsb. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan dipantau pelaksanaannya.lab.dkk_bpnProtein UrineThursday, March 17, 2011 6:44 PMBiasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Dengan menggunakan spesimen urin acak (random) atau urin sewaktu, protein dalam urin dapat dideteksi

menggunakan strip reagen (dipstick). Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Sejumlah kecil protein dapat dideteksi pada urin orang yang sehat karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan proteinuria transien. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat menyebabkan proteinuria. Bayi baru lahir dapat mengalami peningkatan proteinuria selama usia 3 hari pertama.

Prosedur Spesimen urin acak (random)Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam urin. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.Dipstick mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.Spesimen urin 24 jamKumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin. Jika perlu, tambahkan bahan pengawet. Ukur kadar protein dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi otomatis.

Nilai Rujukan

Urin acak : negatif (15 mg/dl) Urin 24 jam : 25 150 mg/24 jam.

Masalah Klinis

Pengukuran proteinuria dapat dipakai untuk membedakan antara penderita yang memiliki risiko tinggi menderita penyakit ginjal kronik yang asimptomatik dengan yang sehat. Proteinuria yang persistent (tetap +1, dievaluasi 2-3x / 3 bulan) biasanya menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Proteinuria persistent juga akan

memberi hasil +1 yang terdeteksi baik pada spesimen urine pagi maupun urine sewaktu setelah melakukan aktivitas.

Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakittubulointerstitiel. Proteinuria positif perlu dipertimbangkan untuk analisis kuantitatif protein dengan menggunakan sampel urine tampung 24 jam. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat keparahan ginjal. Proteinuria rendah (kurang dari 500mg/24jam). Pengaruh obat : penisilin, gentamisin, sulfonamide, sefalosporin, media kontras, tolbutamid (Orinase), asetazolamid (Diamox), natrium bikarbonat.

Proteinuria sedang (500-4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan glomerulonefritis akut atau kronis, nefropati toksik (toksisitas obat aminoglikosida, toksisitas bahan kimia), myeloma multiple, penyakit jantung, penyakit infeksius akut, preeklampsia.

Proteinuria tinggi (lebih dari 4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut atau kronis, nefritis lupus, penyakit amiloid.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular, infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat basa (pH > 8)Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat asam (pH di bawah 3)lab.dkk_bpnLaju Endap Darah ( LED )Thursday, March 17, 2011 6:36 PMLaju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hematologi, LED tidak

andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat. Pemeriksaan CRP dipertimbangkan lebih berguna daripada LED karena kenaikan kadar CRP terjadi lebih cepat selama proses inflamasi akut, dan lebih cepat juga kembali ke kadar normal daripada LED. Namun, beberapa dokter masih mengharuskan uji LED bila ingin membuat perhitungan kasar mengenai proses penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit. Jika nilai LED meningkat, maka uji laboratorium lain harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah klinis yang muncul.

Metode

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergreen daribada metode Wintrobe. Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.

LED berlangsung 3 tahap, tahap ke-1 penyusunan letak eritrosit (rouleaux formation) dimana kecepatan sedimentasi sangat sedikit, tahap ke-2 kecepatan sedimentasi agak cepat, dan tahap ke-3 kecepatan sedimentasi sangat rendah.

Prosedur Metode WestergreenUntuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak

lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.Metode WintrobeSampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur sampai tanda 0.Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit. Nilai Rujukan Metode Westergreen :Pria : 0 - 15 mm/jamWanita : 0 - 20 mm/jamMetode Wintrobe :Pria : 0 - 9 mm/jamWanita 0 - 15 mm/jam Masalah Klinik Penurunan kadar : polisitemia vera, CHF, anemia sel sabit, mononukleus infeksiosa, defisiensi faktor V, artritis degeneratif, angina pektoris. Pengaruh obat : Etambutol (myambutol), kinin, salisilat (aspirin), kortison, prednison.Peningkatan kadar : artirits reumatoid, demam rematik, MCI akut, kanker (lambung, kolon, payudara, hati, ginjal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis, glomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (eritroblastosis fetalis), SLE, kehamilan (trimester kedua dan ketiga). Pengaruh obat : Dextran, metildopa (Aldomet), metilsergid (Sansert), penisilamin (Cuprimine), prokainamid (Pronestyl), teofilin, kontrasepsi oral, vitamin A. Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium : Faktor yang mengurangi LED : bayi baru lahir (penurunan fibrinogen), obat (lihat pengaruh obat), gula darah tinggi, albumin serum, fosfolipid serum, kelebihan antikoagulan, penurunan suhu.Faktor yang meningkatkan LED : kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruasi, obat (lihat pengaruh obat), keberadan kolesterol, fibrinogen, globulin, peningkatan suhu, kemiringan tabung.lab.dkk_bpnTes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT)Thursday, March 17, 2011 6:09 PMTes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT) dilakukan pada kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200 mg/dl, atau glukosa puasa antara 110-126 mg/dl, atau bila ada glukosuria yang tidak jelas sebabnya. Uji ini dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat keluarga diabetes mellitus; pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik, atau infeksi yang tidak jelas sebabnya. TTGO juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional). Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan gejala, tetapi menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil. Penting untuk menyelidiki dengan teliti metabolisme glukosa pada waktu hamil yang menunjukkan glukosuria berulangkali, dan juga pada wanita hamil dengan riwayat keluarga diabetes, riwayat meninggalnya janin pada kehamilan, atau riwayat

melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg. Skrining diabetes hamil sebaiknya dilakukan pada umur kehamilan antara 26-32 minggu. Pada mereka dengan risiko tinggi dianjurkan untuk dilakukan skrining lebih awal.

Prosedur

Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi sekitar 150 gram karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium harus dihentikan hingga tes dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison), kontrasepsi oral, estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat. Selain itu penderita juga tidak boleh minum alkohol.

Kekurangan karbohidrat, tidak ada aktifitas atau tirah baring dapat mengganggu toleransi glukosa. Karena itu TTGO tidak boleh dilakukan pada penderita yang sedang sakit, sedang dirawat baring atau yang tidak boleh turun dari tempat tidur, atau orang yang dengan diit yang tidak mencukupi.

Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan pengambilan darah setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah jam ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada jam dan 1 jam setelah pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah pengambilan darah pada waktu jam, 1 jam, 1 jam, dan 2 jam.

Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam. Pengambilan sampel darah dilakukan sebagai berikut :Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji glukosa darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya.Penderita diberikan minum glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam segelas air (250ml). Lebih baik jika dibumbui dengan perasa, misalnya dengan limun.Pada waktu jam, 1 jam, 1 jam, dan 2 jam, penderita diambil darah untuk pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya secara terpisah.Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan permen, merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas

fisik yang berat. Minum air putih yang tidak mengandung gula masih diperkenankan.

Nilai Rujukan

Puasa : 70 110 mg/dl (3.9 6.1 mmol/L) jam : 110 170 mg/dl (6.1 9.4 mmol/L) 1 jam : 120 170 mg/dl (6.7 9.4 mmol/L) 1 jam : 100 140 mg/dl (5.6 7.8 mmol/L) 2 jam : 70 120 mg/dl (3.9 6.7 mmol/L)

InterpretasiToleransi glukosa normalSetelah pemberian glukosa, kadar glukosa darah meningkat dan mencapai puncaknya pada waktu 1 jam, kemudian turun ke kadar 2 jam yang besarnya di bawah 126 mg/dl (7.0 mmol/L). Tidak ada glukosuria.Gambaran yang diberikan di sini adalah untuk darah vena. Jika digunakan darah kapiler, kadar puasa lebih tinggi 5.4 mg/dl (0.3 mmol/L), kadar puncak lebih tinggi 19.8 30.6 mg/dl (1.1 1.7 mmol/L), dan kadar 2 jam lebih tinggi 10.8 19.8 mg/dl (0.6 1.1 mmol/L). Untuk plasma vena kadar ini lebih tinggi sekitar 18 mg/dl (1 mmol/L).Toleransi glukosa melemahPada toleransi glukosa yang melemah, kurva glukosa darah terlihat meningkat dan memanjang. Pada diabetes mellitus, kadar glukosa darah di atas 126 mg/dl (7.0 mmol/L); jika tak begitu meningkat, diabetes bisa didiagnosis bila kadar antara dan kadar 2 jam di atas 180 mg/dl (10 mmol/L). Toleransi glukosa melemah ringan (tak sebanyak diabetes) jika kadar glukosa puasa dibawah 126 mg/dl (7.0 mmol/L), kadar antara di bawah 180 mg/dl (10 mmol/L), dan kadar 2 jam antara 126-180 mg/dl (7.0-10.0 mmol/L). Terdapat glukosuria, walaupun tak selalu ada dalam sampel puasa.Pada diabetes gestasional, glukosa puasa normal, glukosa 1 jam 165 mg/dl (9.2 mmol/L), dan glukosa 2 jam 145 mg/dl (8.0 mmol/L).Pada banyak kasus diabetes, tidak ada puncak 1 jam karena kadar glukosa darah meningkat pada keseluruhan waktu tes. Kurva diabetik dari jenis yang sama dijumpai pada penyakit Cushing yang berat.Toleransi glukosa yang lemah didapatkan pada obesitas (kegemukan), kehamilan lanjut (atau karena kontrasepsi hormonal), infeksi yang berat (terutama staphylococci, sindrom Cushing, sindrom Conn, akromegali, tirotoksikosis, kerusakan hepar yang luas, keracunan menahun, penyakit ginjal kronik, pada usia

lanjut, dan pada diabetes mellitus yang ringan atau baru mulai.Tes toleransi glukosa yang ditambah dengan steroid dapat membantu mendeteksi diabetes yang baru mulai. Pada pagi dini sebelum TTGO dilaksanakan, penderita diberikan 100 mg kortison, maka glukosa darah pada 2 jam bisa meningkat di atas 138.8 mg/dl (7.7 mmol/L) pada orang-orang yang memiliki potensi menderita diabetes.Penyimpanan glukosa yang lambatKadar glukosa darah puasa normal. Terdapat peningkatan glukosa darah yang curam. Kadar puncak dijumpai pada waktu jam di atas 180 mg/dl (10 mmol/L). Kemudian kadar menurun tajam dan tingkatan hipoglikemia dicapai sebelum waktu 2 jam. Terdapat kelambatan dalam memulai homeostasis normal, terutama penyimpanan glukosa sebagai glikogen. Biasanya ditemukan glukosuria transien.Kurva seperti ini dijumpai pada penyakit hepar tertentu yang berat dan kadang-kadang para tirotoksikosis, tetapi lebih lazim terlihat karena absorbsi yang cepat setelah gastrektomi, gastroenterostomi, atau vagotomi. Kadang-kadang dapat dijumpai pada orang yang normal.Toleransi glukosa meningkatKadar glukosa puasa normal atau rendah, dan pada keseluruhan waktu tes kadarnya tidak bervariasi lebih dari 180 mg/dl (1.0 mmol/L). Kurva ini bisa terlihat pada penderita miksedema (yang mengurangi absorbsi karbohidrat) atau yang menderita antagonis insulin seperti pada penyakit Addison dan hipopituarisme. Tidak ada glukosuria. Kurva yang rata juga sering dijumpai pada penyakit seliak. Pada glukosuria renal, kurva toleransi glukosa bisa rata atau ormal tergantung pada kecepatan hilangnya glukosa melalui urine. Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil laboratoriumPenggunaan obat-obatan tertentuStress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat meningkatkan kadar glukosa darah.Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi insulin menurun karena proses penuaan.lab.dkk_bpnRheumatoid Factor ( RF )Thursday, March 17, 2011 6:07 PMFaktor reumatoid (rheumatoid factor, RF) adalah immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG. Karena penderita juga mengandung IgG dalam serum, maka RF termasuk autoantibodi. Faktor penyebab timbulnya RF ini belum diketahui pasti, walaupun aktivasi komplemen akibat adanya interaksi RF dengan IgG memegang peranan yang penting pada rematik artritis (rheumatoid arthritis, RA) dan penyakit-penyakit lain dengan RF positif. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi dapat juga berupa IgG atau IgA. RF positif ditemukan pada 80% penderita rematik artritis. Kadar RF yang sangat tinggi menandakan prognosis yang buruk dengan kelainan sendi yang berat dan kemungkinan komplikasi sistemik.

RF sering dijumpai pada penyakit autoimun lain, seperti LE, scleroderma, dermatomiositis, tetapi kadarnya biasanya lebih rendah dibanding kadar RF pada

rematik arthritis. Kadar RF yang rendah juga dijumpai pada penyakit non-imunologis dan orang tua (di atas 65 tahun).

Uji RF tidak digunakan untuk pemantauan pengobatan karena hasil tes sering dijumpai tetap positif, walaupun telah terjadi pemulihan klinis. Selain itu, diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk peningkatan titer yang signifikan. Untuk diagnosis dan evaluasi RA sering digunakan tes CRP dan ANA.

Uji RF untuk serum penderita diperiksa dengan menggunakan metode latex aglutinasi atau nephelometry.

Nilai Rujukan DEWASA : penyakit inflamasi kronis; 1/20-1/80 positif untuk keadaan rheumatoid arthritis dan penyakit lain; > 1/80 positif untuk rheumatoid arthritis. ANAK : biasanya tidak dilakukan LANSIA : sedikit meningkat

*Nilai rujukan mungkin bisa berbeda untuk tiap laboratorium, tergantung metode yang digunakan.

Masalah Klinis PENINGKATAN KADAR : rematik arthritis, LE, dermatomiositis, scleroderma, mononucleosis infeksiosa, leukemia, tuberculosis, sarkoidosis, sirosis hati, hepatitis, sifilis, infeksi kronis, lansia.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Hasil uji RF sering tetap didapati positif, tanpa terpengaruh apakah telah terjadi pemulihan klinis.Hasil uji RF bisa positif pada berbagai masalah klinis, seperti penyakit kolagen, kanker, sirosis hati.Lansia dapat mengalami peningkatan titer RF, tanpa menderita penyakit apapun.Akibat keanekaragaman dalam sensitivitas dan spesifisitas uji skrining ini, temuan positif harus diinterpretasikan berdasarkan bukti yang terdapat dalam status klinis pasien.lab.dkk_bpnTeknik pengambilan darah vena pada pasien yang terpasang Intravena (IV)Thursday, March 17, 2011 5:53 PMAgar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan pelabelan (klik di sini untuk melihat prosedur pengambilan sampel darah).

Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena (IV) line, misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan yang terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka pengambilan darah dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan pengambilan pada vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan sampel darah? Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel darah pada pasien yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar di atas 70%).

Aternatif 1 Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak terpasang infus.

Alternatif 2 Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.

Alternatif 3 Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah pada lengan yang terpasang infus dengan cara :Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit sebelum pengambilan.Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang terpasang infus atau di bagian bawah vena yang terpasang

infus.Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.Alternatif 4 Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :

Hentikan aliran infus seperti cara di atasKeluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung aliran sampel darah selanjutnya dalam tabung.Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar permintaan lab.

Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan pengawasan dokter. Phlebotomis dapat bekerjasama dengan perawat untuk prosedur pengambilan ini.lab.dkk_bpnMEDICAL CHECK UP, Apa fungsinya... ??Thursday, March 17, 2011 5:38 PM Dengan mengetahui penyakit di tahap awal, perjalanannya bisa dihentikan.Anda pernah melakukan medical check up"? Di Jepang, skrining kesehatan ini dilakukan tanpa mengenal usia. Bayi dan anak-anak pun disertakan dalam program ini.Mereka sadar betul sejuta manfaat medical check up. Sebaliknya, di Indonesia, aktivitas ini belum membudaya. Kebanyakan melakukannya atas permintaan perusahaan tempat mereka bekerja, Apa yang membuat masyarakat enggan ke rumah sakit untuk medical check up? sebagian besar takut jika nantinya mendapatkan kabar buruk tentang kesehatannya. "Sebagian lain merasa sehat sehingga tak perlu memeriksakan kesehatannya." Medical check up mencakup serangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya berbagai penyakit di dalam tubuh sejak dini. Logikanya, jika diketahui di tahap awal, perjalanan penyakit bisa dihentikan atau paling tidak dilambatkan lajunya. "Otomatis itu akan membuat peluang sembuh lebih besar dan memangkas biaya kesehatan," Tentang tren medical check up ke luar negeri, peralatan di rumah sakit di Indonesia dapat disandingkan dengan negara-negara tetangga. Persoalannya, faktor prestise. "Terkadang, orang melakukannya sambil mengajak keluarga berwisata." Uji darah lengkap Pemeriksaan kesehatan mencakup uji laboratorium dan nonlaboratori-um. Di lab, darah, urine, dan feses akan diteliti. "Lainnya dilakukan denga foto rontgen, USG, treadmill, dan EKG," .Apa yang dapat kita ketahui dari uji darah lengkap?

Pemeriksaan yang satu . ini penting dijalani untuk menyibak keberadaan beragam penyakit. "Seperti diabetes, penyakit hepatitis, dan anemia," Anda yang sering tiba-tiba merasa pandangannya menggelap, hampir pingsan, dapat melihat kadar hemoglobin dengan tes darah. Kasus ini cukup banyak dialami peserta medical check up. "Banyak yang mengira yang dialaminya tekanan darah rendah," Kekeliruan pemahaman seperti itu juga dapat dikoreksi saat berkonsultasi dengan dokter ketika medical check up. Jika ditemukan masalah serius, dokter dapat langsung merujuk pasien ke dokter spesialis. "Itulah tujuan utama medical check up, agar kita bisa melakukan pencegahan sekaligus deteksi dini," Kebanyakan pasien di usia 30 sampai 40 tahunan bermasalah dengan kolesterol dan asam urat. Kondisi ini tercipta menyusul pola makan yang tidak seimbang.Usai menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan, pasien dapat konsultasi dengan ahli gizi. Ahli gizi akan menuntun pasien menyusun dietnya. "Di sinilah mereka akan mendapat edukasi untuk meluruskan pemahaman yang keliru," . Mata Saat melakukan medical check up, pasien juga akan mengikuti pemeriksaan mata. Kelainan refraksi, seperti minus, plus, atau silindris dapat diketahui segera. "Selain itu, tekanan bola mata juga diukur," . USG Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) berguna untuk meneropong isi perut. USG akan memperlihatkan kondisi hati, ginjal, empedu, rahim, dan prostat. "Dengan USG akan terlihat apakah ada kista di rahim, pembesaran prostat, batu di ginjal dan empedu, serta selubung lemak di hati,". Rontgen Selain rekam jantung, rontgen dada atau thorax photo termasuk pemeriksaan mendasar yang ada di setiap paket medical check up. Para perokok baiknya mencermati betul gambaran foto dadanya. "Paru-paru mereka biasanya tampak corakan kasar," . Kondisi paru seperti itu mungkin belum mendatangkan masalah di usia muda. Namun, suatu saat, ketika daya tahan tubuh menurun, paru perokok akan terganggu fungsinya. "Kami pun mengedukasi pasien tentang dampak kesehatan yang mendatang mungkin dirasakannya akibat pola hidupnya sekarang,". Skrining TB Sampai sekarang, di Indonesia, Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah infeksi saluran

napas. Penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis ini tercatat merenggut 175 ribu nyawa per tahun (Depkes, 2009). Sementara itu, secara global, Indonesia bertengger di posisi ketiga jumlah penderita TB terbanyak, setelah India dan Cina. Kendati termasuk ancaman besar, tak banyak orang yang betul-betul melihat secara utuh gambaran penyakit TB. Dampak keberadaan bakteri TB dapat diketahui salah satunya dengan memantau rontgen dada (thorax). Jika gambarannya mengarah ke ciri TB, pasien akan dirujuk ke dokter spesialis paru. "Selain untuk pemeriksaan lanjutan dan pemberian obat, mereka juga diberikan penyuluhan agar tidak menularkan ke orang lain,".lab.dkk_bpnC- Reactive Protein ( CRP )Thursday, March 17, 2011 5:21 PMKata Pengantar Pada C-Reactive Protein Testing Peradangan (pembengkakan) dari arteriarteri adalah faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular. Ia telah dihubungkan pada peningkatan risiko penyakit jantung, serangan jantung, stroke dan penyakit arteri peripheral. Untuk melihat apakah arteri-arteri anda meradang sebagai akibat dari atherosclerosis, dokter-dokter dapat menguji darah anda untuk C-reactive protein (CRP). Tubuh menghasilkan CRP sewaktu proses umum dari peradangan. Oleh karenanya, CRP adalah "penanda" untuk peradangan, yang berarti kehadirannya mengindikasikan keadaan peradangan yang meningkat didalam tubuh. CRP dan Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada studi-studi yang melibatkan jumlah yang besar dari pasien-pasien, tingkat-tingkat CRP tampaknya berkorelasi dengan tingkat-tingkat dari risiko kardiovaskular. Kenyataannya, CRP tampaknya memprediksi risiko kardiovaskular paling sedikit sebaik yang dilakukan tingkattingkat kolesterol. Data dari studi kesehatan dokter-dokter, percobaan klinik yang melibatkan 18,000 dokter-dokter yang terlihat sehat, menemukan bahwa tingkattingkat dari CRP yang naik dihubungkan dengan peningkatan risiko serangan jantung sebesar tiga kali. Pada studi kesehatan wanita Harvard, hasil-hasil dari tes CRP adalah lebih akurat daripada tingkat-tingkat kolesterol dalam memprediksi persoalan-persoalan koroneri. Dua belas penanda-penanda yang berbeda dari peradangan dipelajari pada wanita-wanita yang sehat dan sudah menopause. Setelah tiga tahun, CRP adalah peramal risiko yang paling kuat. Wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat CRP yang paling tinggi adalah lebih dari empat kali lebih mungkin telah meninggal dari penyakit koroneri, atau telah menderita serangan jantung yang tidak fatal atau stroke. Kelompok ini juga lebih mungkin telah memerlukan prosedur kardiak seperti angioplasty (prosedur yang membuka arteri-arteri yang tersumbat dengan menggunakan tabung fleksibel) atau operasi bypass daripada wanita-wanita dalam kelompok dengan tingkat-tingkat yang paling rendah.

Mengukur CRP CRP diukur dengan tes darah sederhana, yang dapat dilakukan pada saat yang sama dimana kolesterol anda diperiksa. Satu tes sejenis ini adalah tes C-reactive protein (HS-CRP, juga disebut ultra-sensitive CRP atau US-CRP) yang sangat peka. Risiko ditentukan berdasarkan pada hasil-hasil tes anda. CRP Risiko untuk Penyakit Kardiovaskular Kurang dari 1.0 mg/L Rendah 1.0-2.9 mg/L Menengah Lebih besar dari 3.0 mg/L Tinggi Adalah penting untuk mencatat bahwa peradangan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi lain, seperti infeksi, penyakit, atau keluarnya arthritis yang serius, dapat menaikan tingkat-tingkat CRP. Sebelum mendapatkan tes CRP, beritahukan dokter anda kondisi-kondisi medis lain mana yang anda punya.lab.dkk_bpn

You might also like