You are on page 1of 24

Pendekatan sistem terhadap pendidikan

Bangsa Indonesia sesungguhnya adalah bangsa yang terdidik. Hal tersebut terbukti dengan tumbuh suburnya pendidikan yang bersifat tradisional dan tersebar di seluruh nusantara,. Pengajaran Islam di langgar-langgar semakin mengukuhkan keberadaan pendidikan tradisional tersebut. Namun demikian, pendidikan tradisional mengalami pergeseran ke pendidikan kolonial, khususnya ketika pemerintah kolonial Belanda membutuhkan pegawai-pegawai administrasi rendahan untuk mengisi pos-pos pemerintahannya. Oleh karena itu, sistem yang diterapkannya tidak lepas dari tujuan politiknya dalam usaha mempertahakankan kekuasaan. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika pendidikan tersebut menjadi alat untuk memantapkan hegemoninya, dan melahirkan elit-elit baru yang nasionalis serta menjadi bumerang bagi kekuasaannya. Pengertian Sistem Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu Systema, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan SYSTEM, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat kita lihat bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem. Berikut ini adalah definisi kata Sistem menurut beberapa para ahli. 1. Buckley Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts). 2. H. Kerzner Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan

koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung. 3. B.S. Blanchard (1990) Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi. Selanjutnya pengertian sistem ini pada kenyataannya juga dipakai untuk menunjukan banyak hal seperti: Sistem yang digunakan untuk menunjukan suatu kumpulan dan himpunan benda-benda yang disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling hubung atau saling ketergantungan yang teratur; sesuatu himpunan bagian-bagian yang tergabungkan secara alamiah maupun oleh budi daya manusia sehingga menjadi suatu kesatuan yang bulat dan terpadu; suatu keseluruhan yang terorganisasikan atau sesuatu yang organik; atau juga yang berfungsi bekerja atau bergerak secara serentak bersama-sama bahkan sering bergeraknya itu mengikuti suatu kontrol tertentu. Dari uraian di atas pemakaian sistem dapat digolongkan secara garis besar pada dua golongan pemakaian yaitu: Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu wujud benda, abstrak maupun konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan deskriptif. Menunjukan suatu metode atau tata-cara yang dikenal dengan preskriptif Sistem paling sering digunakan untuk menunjukan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan. Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dalam pengertian umum sebagai pendekatan sistem yang merupakan penerapan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Ada banyak penyebab atas terjadinya sesuatu masalah. Jadi pendekatan sistem menyadari adanya kerumitan di dalam kebanyakan permasalahan. Misalnya dalam kasus suatu kecelakaan mobil kita tidak bisa menganggap terjadinya kecelakaan akibat mobil dijalankan ngebut. Apabila dikaji lebih cermat banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan mobil. Secara singkat dapat dikatakan bahwa banyak manfaat yang kita peroleh dengan mengambil kesimpulan atau keputusan secara sistematik ini. INPUT SEKOLAH

Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia dan siap karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud tidak harus berupa barang, tetapi juga dapat berupa perangkat-perangkat lunak dan harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Secara garis besar, input dapat diklarifikasikan menjadi tiga, yaitu harapan, sumberdaya, dan input manajemen. Harapan-harapan terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran. Sumberdaya dibagi menjadi dua yaitu sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan). Input manajemen terdiri dari tugas, rencana, program, regulasi (ketentuan-ketentuan, limitasi, prosedur kerja, dan sebagainya), dan pengendalian atau tindakan turun tangan. Essensi evaluasi pada input adalah untuk mendapatkan informasi tentang ketersediaan dan kesiapan input sebagai prasyarat untuk berlangsungnya proses. Tentang Siswa Guru dalam tugas rutinnya memang menghadapi banyak persoalan. Hal ini disebabkan berbagai faktor yang kadangkala tidak sesuai harapan. Keadaan satu sekolah dengan sekolah yang lain amatlah berbeda. Ada sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang baik dan ada juga yang tidak Kondisi sekolah demikian membuat guru menghadapi kesulitan demi kesulitan. Selain masalah sarana dan prasarana, guru juga menghadapi input siswa yang beragam. Keberagaman ini disebabkan oleh kondisi lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat. Status sosial masyarakat telah menyebabkan input siswa berbeda di setiap sekolah. Sekolah yang berada di daerah pinggiran atau pedesaan akan beda dengan yang ada di kota. Ada anak yang lahir dari keluarga kaya, berpendidikan tinggi, atau berpangkat. Namun banyak dianatara mereka yang datang dari kelaurga miskin, tak berpendidikan, atau orang kebanyakan saja. Keadaan status sosial ini amat berpengaruh terhadap keadaan anak. Bukan itu saja, keadaan alam juga mempengaruhi prilaku siswa. Mereka yang hidup di sepanjang pantai akan beda dengan yang hidup di kaki gunung. Mereka yang hidup di tengah kota, akan beda dengan di kampung. Keberagaman ini telah membuat input siswa berbeda pula di setiap sekolah. Ada sekolah yang mendapat anak yang patuh-patuh dan cerdas-cerdas, namun sebaliknya juga ada yang memperoleh input anak nakal, brandal dan bodoh. Semua ini membuat guru makin pusing dalam tugasnya. Untuk menghadapi keberagaman ini, guru harus berusaha mencari metode, teknik dan cara yang tepat untuk menangani pendidikan mereka. Di sekolah yang kebanyakan siswanya lemah dan nakal, misalnya, hasil belajar mereka akan sangat rendah. Tingkat kelulusan siswa akan sangat kecil jika dibandingkan dengan sekolah yang memiliki siswa yang cerdas dan patuh. Hal ini

akan merusak citra guru. Semua yang terjadi dalam pembelajaran adalah tanggungjawab guru. Orang luar tak tahu apa yang terjadi di dalam lingkungan sekolah. Masyarakat yang mengirim anak ke sekolah hanya tahu bahwa anaknya harus pandai dan lulus dengan nilai yang baik. Proses belajar mengajar adalah urusan guru. PROSES KEPENDIDIKAN DI SEKOLAH Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. 1. Manusia Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia. Menghasilkan manusia Indonesia yang memadai merupakan keinginan insan pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di negeri ini harus memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas belajarmengajar, tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada warga didik (warga belajar), tetapi kita harus membimbing mereka melalui melalui motivasi dan contoh keteladanan yang bermuara pada pembinaan sikap (behaviour) maupun etika/moral peserta didik ataupun warga belajar. a. Tenaga Pengajar Guru atau Tenaga Pengajar adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sebuah sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, mandiri, dan berakhlak mulia. Syaiful Bahri Djamarah dalam Psikologi Belajar berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.

Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan Islam sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Zainal Aqib, guru merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di lembaga pendidikan, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu suatu proses pendidikan di lembaga pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan. Kompetensi profesional guru berdasarkan hasil Tes Kompetensi Guru yang dilakukan Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama yang bekerja sama dengan Pusat Penilaian Pendidikan pada Tahun 2003, menunjukkan bahwa rata-rata nilai kompetensi guru di Indonesia hanya mencapai 42,25 %. Angka ini masih relatif jauh di bawah standar nilai kompetensi minimal yang diharapkan yaitu 75 %. b. Tenaga Administrasi Peranan adalah bagian terpenting dari Sekolah. Peranan ialah kedudukan dan jabatan di Sekolah. Di Sekolah, ada yang berperan sebagai Kepala Sekolah, guru, siswa, dan tenaga kependidikan termasuk Tenaga Administrasi. Semua peranan sama pentingnya dan saling mendukung untuk mencapai tujuan Sekolah. Peranan memiliki sejumlah harapan terutama kewajiban, tanggung jawab, dan hak. Peranan kadang-kadang berkonflik dengan kepribadian. Peranan Tenaga Administrasi adalah sebagai: administrator, personal, dan sosial. Peranan Kepala Tenaga Administrasi adalah sebagai administrator, personal, dan sosial, dan manajer. Peranan sebagai administrator memiliki subperanan sebagai collector, reporter, programmer, duplicator, calculator, sender, archivist, communicator, technician, expeditor, waiter, dan caretaker. Peranan sebagai manajer memiliki subperanan sebagai: planner, organizator, motivator, coordinator, delegator, problem solver, decision maker, dan evaluator. Fungsi ialah sekelompok tugas pekerjaan meliputi sejumlah aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat-sifatnya, pelaksanaannya atau urutan. Fungsi dalam suatu organisasi dibebankan kepada seseorang petugas atau satuan tertentu yang harus dilaksanakan. Fungsi Tenaga Administrasi adalah pelayanan prima di bidang administrasi baik dalam arti sebenarnya maupun singkatan. Singkatan PELAYANAN PRIMA adalah Pantas, Empati, Langsung, Akurat, Yakin, Aman, Nyaman, Alat, Nyata, Perkataan, Rahasia, Informasi, Mudah, dan Ahli. Arti singkatan ini sekaligus sebagai karakteristik pelayanan prima.

Keefektifan individual ditentukan oleh sikap, keterampilan, pengetahuan. Salah satu cara untuk mengefektifkan peranan dan fungsi Tenaga Administrasi ialah dengan mengadakan pelatihan manajerial Tenaga Administrasi berbasis kompetensi dengan langkah dari analisis kebutuhan pelatihan sampai laporan pelaksanaan pelatihan. 2. Metode Salah satu komponen penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan adalah ketepatan menentukan metode, sebab tidak mungkin materi pendidikan dapat diterima dengan baik kecuali disampaikan dengan metode yang tepat. Metode diibaratkan sebagai alat yang dapat digunakan dalam suatu proses pencapaian tujuan, tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efesien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan. Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani metodos, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. a. Kurikulum Banyak sekali definisi kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Namun, secara garis besar kurikulum mempunyai dua arti. Arti pertama kurikulum mencakup pengertian yang sempit, yaitu: seperangkat mata pelajaran (materi) yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Arti yang ke dua mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu: segala metode, cara, atau sistem pembelajaran yang diterapkan pada lembaga pendidikan, termasuk materi atau mata pelajaran yang diajarkan dan tempat pelaksanaan pendidikan. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan pengertian kurikulum dalam arti luas. Kurikulum adalah hal-hal yang termasuk dalam bahan ajar di sekolahsekolah. Kurikulum yang baik akan menghasilkan sistem pendidikan yang baik. Dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan semua unsur yang terlibat di dalamnya bisa mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. b. Proses Belajar Mengajar Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah

mengajar apabila ia telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki. Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar hendaknya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien untuk para siswanya. Dalam hal ini dapat meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar. 3. Material Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia selain tergantung kepada kualitas guru juga harus ditunjang dengan material pendidikan yang memadai, diantaranya adalah sarana dan prasarana pendidikan. Tapi sayangnya, hingga sekarang ini, sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sebagian besar sekolah di Indonesia masih kurang memadai seperti fasiltas laboratorium dan sebagainya. Sarana dan prasarana ini padahal sangat vital dalam kegiatan proses belajar dan mengajar. Sebut saja peralatan laboratorium yang di sebagian daerah masih sangat minim dimiliki sekolah, apalagi kalau SMA itu milik swasta sungguh sangat jarang yang memiliki sarana dan prasarana seperti laboratorium yang memadai a. Sarana Secara Etimologis (bahasa) sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb. Dengan demikian sarana pendidikan itu adalah semua komponen yang secara langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. b. Prasarana sedangkan prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb, jadi prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. 4. Pendanaan Rancangan Undang Undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP) diupayakan akan mengatur pasal-pasal pendanaan pendidikan. Pasal pendanaan pendidikan itu antara lain mewajibkan pemerintah untuk membiayai pendidikan dasar 9 tahun, dan bukan menjadi beban masyarakat.

Sedangkan, untuk pendidikan menengah dan tinggi, setidaknya DPR akan mendorong agar ada upaya membebaskan anak-anak berpotensi dan tidak mampu dari sisi biaya. Mekanisme pendanaan pendidikan yang rumit dan kurang efisien selama ini menjadi salah satu kelemahan dunia pendidikan tanah air. Akibatnya, sebagian besar dana pendidikan ditanggung orang tua sehingga jumlahnya jauh lebih tinggi daripada dana yang ditanggung pemerintah. Selama ini, dana pendidikan yang diperuntukkan bagi sasaran pendidikan berasal dari berbagai sumber, mulai dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Penyaluran dana dari masing-masing tingkat pun dilakukan melalui banyak projek. Sementara antartingkat dan antarprojek memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam hal sasaran yang ditargetkan, ditambah lagi dengan adanya inkoordinasi. rata-rata dana pendidikan yang berasal dari APBN dan APBD yang diterima sasaran pendidikan, baik itu sekolah, pendidik, dan peserta didik termasuk rendah. Ketersediaan dana pendidikan yang rendah, mekanisme, prosedur alokasi dana, serta formula pendanaan yang tidak baik ini mengakibatkan biaya satuan pendidikan di sekolah juga rendah. Akibatnya selanjutnya, biaya yang ditanggung orang tua jauh lebih besar, dan akibat lainnya adalah terjadi tumpang tindih dalam pemberian dana ke sasaran pendidikan dan komponen yang dibiayai. Ada sasaran pendidikan yang mendapat dana dari berbagai sumber dana, ada juga yang tidak mendapat dana. Sebaliknya biaya yang dikeluarkan untuk sektor yang bukan sasaran menjadi besar. Formula alokasi dana yang selama ini digunakan pada umumnya hanya menggunakan kriteria-kriteria kualitatif dan subjektif. Alternatif mekanisme pendanaan yang bisa diterapkan adalah melalui pendekatan yang berbasis pada kegiatan pembelajaran. Karakteristik utamanya adalah menggunakan komponen sistem pendidikan sebagai acuan ketimbang jenis pengeluaran. Dalam mekanisme penyusunan anggaran pendidikan yang sifatnya bottom up ini, setiap sekolah menyusun RAPBS yang mencakup kebutuhan dana pokok pendidikan dan dana kompensasi kemiskinan serta peningkatan mutu. Kemudian sekolah mengusulkannya kepada dinas pendidikan di masing-masing kabupaten/kota. Dinas kabupaten/kota selanjutnya mengompilasikan usulan sekolah dan menjadikannya dasar penyusunan anggaran pendidikan sebagai bagian dari APBD yang dibiayai dengan DAU dan DAK. Kemudian Dinas Provinsi menyusun dana penyelenggaraan untuk penataran guru dan dana koordinasi penyelenggaraan pendidikan lintas

daerah di mana anggaran pendidikan ini bersumber dari APBD dan bantuan APBN. dalam keterbatasan pemerintah dalam memikul beban pembiayaan pendidikan di tanah air dan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang mampu bersaing secara global maka keterlibatan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan masih diperlukan. Yang penting adalah, dana dari masyarakat tersebut tepat sasaran dan prioritas untuk kepentingan siswa. Untuk mencegah agar dana masyarakat tidak disalahgunakan, penting dilakukan pengawasan dan proses auditing yang lebih terbuka dan transparan sehingga prinsip akuntabilitas dapat terpenuhi. Dan terlebih penting lagi adalah sikap arif dan bijak pengelola sekolah dalam mengakomodasi kepentingan anggota masyarakat yang tidak mampu dengan cara memberi keringanan dan kalau perlu pembebasan biaya bagi siswa yang tidak mampu. Jadi, keterlibatan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan merupakan solusi yang lebih masuk akal dan praktis dari pada kebijakan sekolah gratis yang pada akhirnya justru menghasilkan output pendidikan yang bersifat massal dengan mutu atau kualitas yang minimal. OUTPUT SEKOLAH Output merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan di sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, dan inovasinya. Khusus yang berkaitan dengan kualitas dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi akademik (ulangan umum, UAN, lomba karya ilmiah, dan lomba-lomba akademik lainnya) dan prestasi non-akademik (IMTAQ, karakter/kepribadian, keolahragaan, keseniaan, keterampilan vokasional, kepramukaan, dsb.) Sekolah sebagai sistem, seharusnya menghasilkan output yang dapat dijamin kepastiannya. Output sekolah, pada umumnya, diukur dari tingkat kinerjanya. Kinerja sekolah adalah pencapaian atau prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses persekolahan. Kinerja sekolah diukur dari efektivitasnya, kualitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, surplusnya, dan moral kerjanya, dengan keterangan seperlunya seperti berikut Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauhmana sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas adalah sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan. Sekolah yang efektif pada umumnya menunjukkan kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan.

Kualitas, dalam konteks sekolah, adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari lulusan yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat, misalnya NEM, prestasi olah raga, prestasi karya tulis ilmiah, dan prestasi pentas seni. Kualitas tamatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bagaimana hubungan output sekolah dengan masyarakat Untuk mewujudkan output pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dibutuhkan pendidikan yang bermutu. Apabila kita lihat mutu pendidikan di negara kita saat ini masih menghadapi beberapa problematika. Beberapa problem mengenai mutu pendidikan kita adalah: - Pembiasaaan atau penyimpangan arah pendidikan dari tujuan pokoknya - Malproses dan penyempitan simplikatif lingkup proses pendidikan menjadi sebatas pengajaran. - Pergeseran fokus pengukuran hasil pembelajaran yang lebih diarahkan pada aspek-aspek intelektual atau derajat kecerdasan nalar. Sedangkan salah satu problematika pendidikan di Indonesia adalah keterbatasan anggaran dan sarana pendidikan, sehingga kinerja pendidikan tidak berjalan dengan optimal. Persoalan tersebut menjadi lebih komplek jika kita kaitkan dengan penumpukan lulusan karena tidak terserap oleh masyarakat atau dunia kerja karena rendahnya kompetensi mereka. Mutu dan hasil pendidikan tidak memenuhui harapan dan kebutuhan masyarakat atau mempunyai daya saing yang rendah. Indikator yang menunjukkkan rendahnya mutu hasil pendidikan kita adalah kepekaan sosial alumni sistem pendidikan terhadap persoalan masyarakat yang seharusnya menjadi konsen utama mereka. Jelas bahwa kompetensi moral dan kompetensi sosial SDM keluaran sistem pendidikan kita sangat tidak compatible dengan tuntutan dunia kerja di dalam masyarakatnya. Sistem pendidikan tidak menjadikan masyarakat sebagai dasar prosesualnya dan tidak berakar pada sosial budaya yang ada. Pendidikan berjalan di luar alam sosial budaya masyarakatnya, sehingga segala yang ditanamkan (dilatensikan) melalui proses pendidikan merupakan hal-hal yang tidak bersentuhan dengan persoalan kehidupan nyata yang dihadapi masyarakat tersebut.

PENUTUP

Pepatah mengatakan: kegemilangan masa depan tergantung apa yang diperbuat hari ini. Secara implisit hal tersebut dapat dikonotasikan bahwa keberhasilan peningkatan mutu pendidikan di masa depan sangat tergantung pada stake holder pendidikan yang meliputi: pendidik, peserta didik, masyarakat, institusi, sarana dan prasarana, pengelolaan dan, dan sebagainya. Memaksimalkan komponen-komponen stake holder dalam pendidikan bukanlah hal yang mudah. Hal ini karena keberadaan-keberadaan komponen tersebut saling melengkapi. Ibarat sebuah sistem komponen-komponen tersebut perlu dikembangkan secara integratif melalui pendekatan sistem. Pendekatan sistem dapat digunakan sebagai suatu pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang paling sederhana sampai pada tingkat permasalahan yang paling kompleks, khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan. Persoalan-persoalan yang mengemuka dalam dunia pendidikan dan merupakan tantangan pendidik di masa datang harus diselesaikan secara sistemik, analitik, dan sistematik. Sistemik dalam arti permasalahan pendidikan harus dilihat dari konteks keseluruhan. Analitik dalam pengertian permasalahan dalam dunia pendidikan perlu dianalisis sebab dan akibatnya dikaitkan dengan berbagai masalah yang ada, baik di dalam maupun di luar sistem. Sedangkan sistematik dalam arti cara kerja dalam penyelesaian permasalahan harus beraturan atau runtut. Hal ini dapat dilihat dari proses kegiatannya, yaitu perumusan masalah, penelitian, penilaian, penelaahan, pemeriksaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Permasalahan yang mengemuka dalam dunia pendidikan memang sangat kompleks dan sporadis. Oleh karena itu, di masa datang seorang pendidik harus tanggap sasmita terhadap arus reformasi dan transformasi pendidikan. http://sma1kotabaruangkatan93.wordpress.com/2008/11/11/pendekatansistem-dalam-pendidikan/

PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI PENDEKATAN SISTEM


Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan (kesatuan

organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu. Bertolak dari identifikasi sistem tersebut, akan disajikan beberapa batasan sistem untuk diarifi seperlunya, batasan sistem tersebut, adalah: 1. Sistem adalah komposisi (susunan yang serasi) dari fungsi komponennya. 2. Sistem adalah rangkaian komponen yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah tercapainya tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu. (Warijan, dkk., 1984: 1) 3. Sistem adalah pengkoordinasian (pengorganisasian) seluruh komponen serta kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu. 4. A system is an organized or complex whole; an assemblage or combination of things or parts forming a complex or unitary whole. (Johnson, Kast, dan Rosenzweig, 1973: 4). Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar), misalnya: sistem sekolah mudah dipengaruhi oleh situasi masyarakatnya (supra sistemnya). Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang kritis (dalam mawas diri) dan kreatif (dalam mencari alternatif pengembangan yang positif) secara berkesinambungan. Secara lebih rinci, ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau pendekatan sistem, adalah: 1. Adanya tujuan: Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentukan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem adalah pusat orientasi dalam suatu sistem. 2. Adanya komponen sistem (selain tujuan):

Jika suatu sistem itu adalah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) adalah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj adi di dalamnya adalah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem. 3. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem: Tubuh kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia berjalan secara sehat dan semestinya. Penyelenggaraan pengajaran di sekolah merupakan suatu sistem, maka setiap komponen yang mempunyai fungsi tertentu itu mesti menyumbang secara sepantasnya dalam rangka mencapai tujuan dan semua fungsi tersebut perlu dikoordinasikan secara terpadu agar proses pengajaran berlangsung secara efektif dan cfisien. Misalnya: fungsi komponen yang berstatus guru adalah pembimbing belajar siswa (pendorong motivasi belajar siswa, pengarah, pengatur (organisator) situasi belajar siswa, sebagai nara sumber (fasilitator), bertindak sebagai penyebar kebijakan, penilai hasil belajar siswa, dsb.); jika guru cakap menjalankan fungsinya maka akan sangat membantu kelancaran serta keberhasilan belajar siswa, dan sebaliknya. 4. Adanya interaksi antar komponen: Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan. Misalnya: keguruan seseorang barulah menjadi nyata jika ada siswa yang bersedia untuk dididiknya; siswa yang responsif, kritis, dan koordinatif banyak membantu guru dalam mengembangkan kariernya. Adanya transformasi dan sekaligus umpan balik: Fungsi dari setiap komponen merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan fungsi sistem. Dalam sistem pengajaran yang berinti pada interaksi personal, peran dari komponen-komponen (selain guru dan siswa) adalah untuk meningkatkan nilai interaksi personal tersebut demi keberhasilan belajar siswa. Transformasi yang terjadi dalam interaksi guru-siswa secara lebih teknis merupakan transaksi pesan-pesan (pemahaman -> pengintegrasian -> pengembangan diri).

http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian -dan-ciri-ciripendekatan-sistem/

PENDEKATAN SISTEM DALAM PENDIDIKAN Landasan Teori sistem Menurut Banathy, teori sistem adalah suatu ekspresi yang terorganisir dari rangkaian berbagai konsep dan prinsip yang saling terkait yang berlaku untuk semua sistem. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sebuah sistem yaitu: 1. Pendekatan Prosedur Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. 2. Pendekatan Komponen atau Elemen Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen sehingga sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem memiliki klasifikasi yang dapat membedakan sistem yang satu dengan sistem yang lain, klasifikasi dari sistem sebagai berikut: 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik. Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi. 2. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.

3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang. 4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer. 5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia). Konsep dasar sistem secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama. Suatu keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukannya. Bersama-sama dalam mencapai tujuan. Memiliki input dan output. Terdapat proses yang merubah input menjadi output. Terdapat aturan Terdapat subsistem yang lebih kecil. Terdapat deferensiasi antar subsistem. Terdapat tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.

Model sistem Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain. 1. Tujuan (goal): Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu atau mungkin banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem bekerja. Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. 2. Komponen (component): Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.

3. Penghubung (interface): Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi. 4. Batasan (boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang termasuk didalam sistem dan yang diluar sistem. 5. Lingkungan (environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu sistem Pendekatan Sistem dan Sistem Pendidikan Pendekatan sistem merupakan suatu metode ilmiah, dimana proses pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan dengan cara efektif dan efisien. Menurut Reigeluth, pendekatan sistem adalah transaksi dari suatu urutan logis dari operasi untuk tujuan mengubah satu atau lebih faktor dalam suatu sistem. Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dari sistem tersebut bila dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan terpisah bagian demi bagian. Jadi, pendekatan sistem merupakan aplikasi pandangan sistem (system view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau untuk memecahkan suatu permasalahan secara lebih efektif dan efisien. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisik (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisik dan sistem biotis, sistem sosial seperti sistem pendidikan pada umumnya bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistem (rentan terhadap pengaruh luar). Sebagai contoh, sistem persekolah yang mudah dipengaruhi oleh situasi/trend di masyarakat dan kebijakan pemerintah. Karakter sistem pendidikan yang bersifat terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih kritis dan kreatif dalam mencari alternatif pengembangan secara berkesinambungan. Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya. Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan antara lain : 1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya terbatas akan dapat dihindari.

2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan. 3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat dan objektif. 4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program. Jadi pelbagai kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan, sehingga tidak ada yang luput dari perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti pendekatan sistem tidak mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan yang penting adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan. Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh dilakukan dengan analisa sistem. Ada banyak batasan tentang analisa sistem, beberapa di antaranya: 1. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan relevansi antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang ada. 2. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian, sehingga membantu administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang baik adalah : 1. Tentukan input dan output dasar dari sistem. 2. Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap. 3. Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan : - Fersibility : cari yang memungkinkan - Viability : kelangsungan - Cost : cari yang harganya murah/terjangkau - Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar. 4. Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga. 5. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru. Pendekatan sistem adalah satu kesatuan dalam: (1) a way of thinking (filsafat sistem), yaitu sebuah paradigma baru dari persepsi dan penjelasan, yang

diwujudkan dalam gabungan, berpikir holistik, tujuan-mencari, hubungan sebab akibat, dan proses-penyelidikan yang fokus dengan titik sasaran dapat menggambarkan suatu rancang bangun atau unsur pendekatan sistem yang akan bermanfaat dan mudah diaplikasikan pada tugas-tugas manajerial dalam konteks merumuskan strategi. (2) a method or technique of analysis (analisis sistem), yaitu pengamatan dan pemeriksaan fenomena yang berhubungan untuk tujuan memahami cara berinteraksi dari beberapa faktor dan mempengaruhi kinerja sebuah sistem dalam periode waktu yang lama (Reigeluth). Analisis sistem menekankan pada metode berfikir dan bekerja mengenai bagaimana menggunakan sumber-sumber yang tersedia secara optimal atau pendekatan yang bermanfaat pada proses pengambilan keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial maupun operasional. (3) a managerial style (manajemen sistem), yaitu menekankan pada metode berfikir dan bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat. Manajemen sistem menggunakan metode sintesis (memadukan semua unsur dalam satu kesatuan), untuk mengintegrasikan operasi kerja melalui perencanaan operasional sehingga jaringan hubungan antar komponen menjadi jelas atau pendekatan yang berguna dalam pengelolaan organisasi-organisasi besar terutama dalam pengelolaan fungsi, proyek, atau program-program. Salah satu model sistem yang sangat umum adalah model masukan-proseshasil, dimana antara masukan dan hasil terdapat sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga merupakan sebuah sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari masyarakat ke dalam sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan bahan-bahan. Hal ini dapat tergambar dari Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional di bawah ini. Terdapat dua jenis masukan dalam bentuk informasi, yaitu informasi produk dan informasi operasional. Informasi produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik. Kualitas peserta didik meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial ekonomi), kemampuan, minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut jumlah keseluruhan peserta didik dalam umur siap sekolah dan mempunyai kebutuhan untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Jumlah keseluruhan peserta didik tersebut menurut kesatuan wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa. Sedangkan informasi operasional berupa sumber daya kependidikan, penghasilan nasional, penghasilan perkapita, ilmu, seni, teknologi, cita-cita nasional dan segala barang dan peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan pendidikan. Di samping

itu, juga termasuk informasi lingkungan meliputi sistem bio-sosial, sistem sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik. Adapun masukan dalam bentuk energi atau tenaga adalah energi manusia yang meliputi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan baik peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Di samping itu, diperlukan energi bukan manusia berupa listrik, gas, bensin, dan sebagainya yang dapat dipergunakan sebagai peralatan pendidikan dan administratif dalam melancarkan operasional pendidikan dan administrasi. Masukan berupa bahan-bahan adalah sumber-sumber Sistem Pendidikan Nasional non-manusia seperti kurikulum, buku pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan administrasi, teknologi pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di samping itu, termasuk masukan berupa penghasilan nasional dan penghasilan per kapita yang tersedia untuk membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan nasional. Selanjutnya, proses dalam sistem pendidikan nasional meliputi komponenkomponen sebagai berikut: 1. Tujuan pendidikan, yaitu sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai sepanjang proses. Tujuan pada akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum atau tujuan nasional pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses, terdapat sederatan tujuan yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai pengarah operasional kegiatan pendidikan. 2. Organisasi Pendidikan, yaitu keseluruhan tatanan hubungan antar bagianbagian dan antar unsur-unsur dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan nasional. 3. Masa Pendidikan, yaitu jangka waktu kelangsungan seluruh kegiatan di sebuah satuan pendidikan. 4. Prasarana Pendidikan, yaitu segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya proses pendidikan dalam sistem pendidikan nasional. 5. Sarana Pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan. 6. Isi Pendidikan, yaitu semua hal atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh peserta didik. 7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknolog pendidikan, dan sebagainya). 8. Peserta didik, yaitu semua anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat dalam proses pendidikan. Kemudian, hasil dari proses pendidikan dapat digambarkan sebagai sejumlah orang-orang terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang secara optimal dapat dicapai oleh setiap orang. Pada akhirnya setiap individu

mampi terus belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor secara maksimal, menjadi anggota masyarakat yang baik dalam berperan sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara, dan menjadi hamba Tuhan yang beriman dan bertaqwa. Menurut Peter Senge, penyelenggaraan suatu sistem pendidikan di sebuah negara dapat digambarkan ke dalam sebuah nested system yang sistematis dan sistemik. Sistem instruksional merupakan dasar yang sangat penting dari semua komponen sistem pendidikan dan berdampak pada sistem keseluruhan. Hal ini dikarenakan, sistem instruksional atau level ruang kelas menjadi tempat pertemuan utama sebuah sistem dengan komponen masukan yaitu peserta didik. Level inilah yang akan menentukan apakah tujuan pendidikan (umum dan khusus) dapat dicapai secara efektif dan efisien. Nested system di atas dapat diperjelas dengan peran masing-masing sistem dalam mewujudkan tujuan pendidikan. National System District System School System Menentukan peraturan, regulasi, standar dan pembiayaan Implementasi kebijakan, baik berupa personel, kurikulum, fasilitas, dan biaya Bertanggung jawab mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mendukung dan melakukan supervisi terhadap implementasi kurikulum dan kegiatan instruksional Bertanggung jawab atas tercapainya kompetensi (pengalaman belajar) dan mengembangkan potensi-potensi peserta didik.

Instructional System

Sedangkan global system menjadi bagian yang tidak berdampak langsung terhadap sistem pendidikan nasional, namun keberadaannya secara perlahan-lahan mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem pendidikan nasional. Sebagai contoh, pilar-pilar pendidikan yang dirumuskan oleh UNESCO (Learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together), lahirnya SEAMOLEC atau jaringan sistem belajar jarak jauh mampu memberikan perubahan terhadap sistem pendidikan nasional dan masih banyak lagi perkembangan global yang harus dipertimbangkan secara kritis dan tepat untuk kepentingan sistem pendidikan nasional. Perubahan Sistemik dalam Pendidikan Analisis sistematik pertama dalam sistem pendidikan Indonesia telah dilakukan pada tahun 1968 melalui proyek The National Assesment of Education.

Rekomendasi yang dihasilkan adalah pada aspek kualitatif dari pendidikan dasar, di antaranya merevisi kurikulum yang ada, meningkatkan kualitas guru-guru pendidikan dasar, memanfaatkan radio pendidikan, menyediakan buku teks, dan bahan belajar untuk guru setelah dilakukan penataran dan pelatihan serta peningkatan supervisi sekolah. Namun, perubahan yang telah dilakukan belum mencakup keseluruhan aspek atau belum menggunakan paradigma perubahan sistemik, seperti yang dijelaskan oleh Reigeluth bahwa sebuah perubahan sistemik mencakup pengalaman belajar, sistem instruksional yang menerapkan pengalaman belajar tersebut, sistem administratif yang mendukung sistem instruksional dan sistem pemerintahan yang mengatur keseluruhan sistem pendidikan. Selain hal di atas, telah banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem pendidikan nasional, yaitu mulai dipersiapkan tenaga-tenaga terlatih selain guru dan sumber-sumber belajar lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional. Penggunaan media komunikasi seperti radio di atas merupakan awal dari penerapan teknologi pembelajaran secara formal. Kemudian teknologi sebagai alat (tools) berkembang sebagai proses dan struktur. Jacques Ellul (Miarso: 2007) mengartikan teknologi sebagai peranti, teknik, dan keseluruhan struktur dalam masyarakat, sehingga teknologi pembelajaran menjadi bagian dari pengertian teknologi secara luas. Teknologi sebagai proses memberikan pengertian bahwa pendidikan juga dapat diartikan sebagai satu teknologi, karena pendidikan merupakan proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang terdidik dan berkualitas. Pengertian teknologi sebagai proses menghasilkan berbagai pandangan yaitu: 1) proses tersebut harus rasional dan efisien, 2) harus menyistem, karena dalam sistem segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungan, 3) harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, efisien dan serasi, 4) melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan, 5) mengarah pada pemecahan masalah bersama, 6) memadukan berbagai prinsip, konsep dan gagasan, dan 7) mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional maupun global) untuk mencapai tujuan. Teknologi juga merupakan suatu sistem dengan memiliki struktur tertentu yang dapat meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) adanya organisasi dengan hierarki tertentu, 2) adanya deferensiasi peranan para pelakunya yang tidak bebas dari nilai sosial yang berlaku, 3) tumbuh profesi baru yang masing-masing memerlukan pendidikan khusus, serta dalam melaksanakan tugas berpegang pada norma dan etika profesi, 4) adanya pengintegrasian berbagai komponen fisik dan nonfisik ke dalam suatu sistem, 5) keberadaannya sebagai subsistem dari keseluruhan sistem teknologi dan sosial-ekonomi, dan 6) adanya kerjasama dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.

Beberapa bentuk penerapan teknologi pembelajaran secara menyeluruh yaitu meliputi seluruh komponen sebagai berikut: 1. Proyek percontohan sistem PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua, dan Guru) di berbagai daerah di Indonesia. 2. Pemasyarakatan P4 melalui permainan yang diujicobakan di Kabupaten Batu, Malang. 3. Proyek Pendidikan melalui Satelit (Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah Indonesia bagian Timur (BKSPT INTIM). 4. Program pendidikan karakter melalui serial televisi ACI (Aku Cinta Indonesia) atau serial televisi (pendidikan). 5. Program KEJAR Paket A dan B. 6. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). 7. SLTP Terbuka. 8. Sistem Belajar Jarak Jauh yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan. 9. Jaringan sistem belajar jarak jauh (Indonesian Distance Learning Network) dan SEMOLEC (SEAMEO Open Learning Center). 10. Dan lain sebagainya. Saat ini perkembangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan terutama ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi pengelolaan dan penyelenggaraan system pendidikan nasional. Hal ini dapat dirasakan dari lahirnya konsep pendidikan terbuka dan jarak jauh sebagai perwujudan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan tujuan terhadap peningkatan mutu dan akses pemerataan pendidikan. Namun pemanfaatan teknologi seperti teknologi informasi dan komunikasi ini tidak merubah atau merevolusi system pendidikan yang sudah ada, tetapi melengkapi teknologi tradisional yang selama ini telah berjalan dengan baik. Pemanfaatan berbagai teknologi ini tidak hanya berdampak pada proses pembelajaran atau peserta didik saja namun diharapkan pula mampu menyentuh berbagai komponen sistem pendidikan, sehingga peran teknologi untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna (nilai tambah) dapat terwujud dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, menurut Yusufhasi Miarso dibutuhkan beberapa saran dalam melakukan perubahan yang sistemik dan sistematis dalam system pendidikan nasional. 1) Kebijakan dan tindakan pembangunan pendidikan memberikan perhatian lebih besar lagi terhadap teknologi pembelajaran, dan dibutuhkan pengkajian terpadu, 2) Struktur organisasi pendidikan diperbarui sehingga mencerminkan model sinergistik (sistem pendidikan terbuka dan belajar mandiri), 3) Penggunaan teknologi pembelajaran tidak mereformasi total sistem konvensional yang sudah ada, 4) Pemanfaatan teknologi pembelajaran dipriotaskan pada pelayanan pendidikan yang belum dimungkinkan pelaksanaannya atau kurang menguntungkan secara konvensional, termasuk pengembangan pendidikan alternatif, 5) Hasil-hasil dan

pelajaran yang diperoleh dengan pengembangan subsistem alternatif ini kemudian dicangkok kepada subsistem yang konvensional, hingga terjadi penyatuan secara bertahap, 6) Teknologi pembelajaran perlu dikembangkan sebagai wahana untuk belajar berkelanjutan, sebagai salah satu bentuk pengewajantahan prinsip pendidikan seumur hidup, 7) Diberikan perhatian besar untuk pendidikan dan peranan tenaga professional untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pembelajaran dalam pembangunan pendidikan, Dilakukan pendekatan dengan negara sahabat untuk kemungkinan penerapan teknologi pembelajaran dalam bentuk telematika dan 9) Mulai sekarang dapat disiapkan tatanan mengenai telematika serta pemanfaatannya, untuk mencegah penyalahgunaan dan dampak negatif lainnya. BAB III PENUTUP 1. Landasan teori sistem merupakan cara-cara berfikir dan bekerja dengan menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan , efektif dan efisien dalam memecahkan masalah. 2. Pendekatan sistem telah menjadi suatu metode ilmiah karena merupakan proses pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dengan cara efektif dan efisien. 3. Peran Teknologi Pembelajaran dalam perubahan sistemik dalam sistem pendidikan nasional mampu meningkatkan nilai tambah terutama dalam peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan akses pendidikan. Hal ini dikarenakan peran dari teknologi yang mampu menunjang atau melengkapai bahkan memperbaiki sistem konvensional yang ada. Namun perhatian terhadap teknologi pembelajaran belum mendapatkan perhatian yang optimal. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan-pengembangan yang lebih besar dan bermakna agar peranan Teknologi Pembelajaran mampu meningkatkan pembangunan pendidikan di masa depan. http://edutechpreneur.wordpress.com/2010/06/03/landasan -teori-danpendekatan-sistem-sebuah-landasan-dalam-teknologi-pendidikan/

Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terpadu dan berproses untuk mencapai tujuan (Gordon, 1990; Puxty, 1990). Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha pencapaian tujuan disebut komponen.

You might also like