You are on page 1of 81

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 1 KONSEP DASAR KOMPUTER DAN PEMROGRAMAN KOMPUTER

1.1 PENDAHULUAN Dewasa ini komputer sudah menjadi suatu kebutuhan penting. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia saat ini tidak dapat dilepaskan dari teknologi komputer. Dimulai dari rumah tangga, sekolah, kantor, pertokoan, hingga industri-industri baik kecil, sedang maupun besar sudah tergantung kepada komputer. Oleh karenanya sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk memahami dan dapat mengaplikasikan teknologi komputer untuk keperluan studi maupun keperluan nonstudinya, terutama terkait dengan pemrograman. Kata komputer berasal dari bahasa Latin yaitu Computare yang artinya menghitung. Dalam bahasa Inggris disebut to compute. Secara definisi komputer diterjemahkan sebagai sekumpulan alat elektronik yang saling bekerja sama, dapat menerima data (input), mengolah data (proses) dan memberikan informasi (output) serta terkoordinasi dibawah kontrol program yang tersimpan di memorinya. Sesuai dengan definisi tersebut, maka cara kerja komputer dapat diilustrasikan sesuai pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Skema kerja komputer.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai teknologi komputer, perlu diketahui definisi-definisi terkait dengan komputer dan aplikasinya:

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

a. Data adalah fakta tercatat tentang suatu objek. Pencatatan dapat dilakukan melalui cakram magnetis (soft-file) atau media kertas (hard-copy). b. Compiler berfungsi menerjemahkan dulu seluruh perintah dalam bahasa mesin. Baru kemudian terjemahan tersebut dijalankan oleh komputer. Contoh : FORTRAN, C, PASCAL. c. Informasi adalah tambahan pengetahuan yang diperoleh melalui usaha pengolahan data. d. Interpreter berfungsi menerjemahkan perintah baris demi baris dan langsung melaksanakannya. contoh : BASIC. e. Program adalah resep tentang bagaimana pengolahan harus dilaksanakan, yang berupa himpunan instruksi untuk dilaksanakan oleh komputer untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. f. Pemrograman adalah kegiatan menyusun program dengan suatu bahasa pemrograman komputer untuk menyelesaikan suatu masalah. Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi sehingga perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkatkeras (hardware), perangkat-lunak (software), dan manusia (brainware). Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan. Perangkat keras tanpa perangkat lunak tidak akan berarti apa-apa, hanya berupa benda mati. Kedua perangkat keras dan lunak juga tidak dapat berfungsi jika tidak ada manusia yang mengoperasikannya. Setiap mesin yang mampu menerima data, memproses data, menyimpan data, dan menghasilkan bentuk keluaran berupa teks, gambar, simbol, angka dan suara dapat dikategorikan sebagai komputer. Dalam pengoperasian, bentuk, sistem dan fungsinya komputer dapat dibagi menjadi dua (2) bagian yaitu hardware dan software. Perangkat keras komputer (hardware) adalah semua bagian fisik komputer yang bertugas melakukan operasi sesuai yang diinstruksikan perangkat-lunak, sedang perangkat lunak (software) adalah bagian yang menyediakan instruksi untuk perangkat keras dalam menyelesaikan tugasnya. Batasan antara perangkat keras dan perangkat lunak akan sedikit buram jika kita berbicara mengenai firmware. Firmware adalah perangkat lunak yang "dibuat" ke dalam perangkat keras. Firmware ini merupakan wilayah dari bidang ilmu komputer dan teknik komputer, yang jarang dikenal oleh pengguna umum.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

1.2 KOMPONEN DASAR KOMPUTER Secara umum komputer memiliki dua komponen utama. Yang pertama adalah hardware (perangkat keras) yang tersusun atas komponen elektronik dan mekanik. Komponen utama yang lain yaitu software (perangkat lunak). Komponen ini terdiri atas data dan aplikasi aplikasi komputer. 1.2.1 Perangkat Keras (Hardware) 1.2.1.1 Central Processing Unit (CPU) Processor, merupakan bagian dari perangkat keras komputer yang melakukan pemprosesan aritmatika dan logika serta pengendalian operasi komputer secara keseluruhan. Prosesor terdiri atas dua bagian utama, yaitu ALU (Arithmetic Logic Unit) dan Control Unit. Kecepatan kerja prosesor biasanya ditentukan oleh kecepatan clock dari Control Unit-nya. Contoh : jika prosesor memiliki frekuensi clock 350 MHz, berarti kecepatan pemprosesan satu instruksinya = T = 1/f = 1/(350 x 10 Hz), = 0,286 x 10 detik. 1.2.1.2 Memori Memori adalah media penyimpan data pada komputer. Memory, berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua yaitu : a. Primary Memory Dipergunakan untuk menyimpan data dan instruksi dari program yang sedang dijalankan. Biasa juga disebut sebagai RAM. Karakteristik dari memori primer adalah : o Volatil (informasi ada selama komputer bekerja. Ketika komputer dipadamkan, informasi yang disimpannya juga hilang) o Berkecepatan tinggi o Akses random (acak) b. Secondary Memory Dipergunakan untuk menyimpan data atau program biner secara permanen. Karakteristik dari memori sekunder adalah o Non volatil atau persisten o Kecepatan relatif rendah (dibandingkan memori primer) o Akses random atau sekuensial
6 -8

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

Contoh memori sekunder : floppy, harddisk, CD ROM, magnetic tape, optical disk, dll. Dari seluruh contoh tersebut, yang memiliki mekanisme akses sekuensial adalah magnetic tape. Tabel 1.1. Perbandingan antara memori utama dan memori sekunder

1.2.1.3 Input Dan Output Device Input-Output Device, merupakan bagian yang berfungsi sebagai penghubung antara komputer dengan lingkungan di luarnya. Dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Input Device (Piranti Masukan) Berfungsi sebagai media komputer untuk menerima masukan dari luar. Beberapa contoh piranti masukan : o Keyboard o Mouse o Touch screen o Scanner o Camera

b. Output Device (Piranti Keluaran) Berfungsi sebagai media komputer untuk memberikan keluaran. Beberapa contoh piranti keluaran : o Monitor o Printer o Speaker o Plotter

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

1.2.2 Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak merupakan program-program komputer yang berguna untuk menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki. Program tersebut ditulis dengan bahasa khusus yang dimengerti oleh komputer. Program dapat dianalogikan sebagai instruksi yang akan dijalankan oleh prosessor. Software terdiri dari beberapa jenis, yaitu : 1. Sistem Operasi, seperti DOS, Unix, Novell, OS/2, Windows. Adalah software yang berfungsi untuk mengaktifkan seluruh perangkat yang terpasang pada komputer sehingga masing-masingnya dapat saling berkomunikasi. Tanpa ada sistem operasi maka komputer tidak dapat difungsikan sama sekali. 2. Program Utility, seperti Norton Utility, Scandisk, PC Tools. Program utility berfungsi untuk membantu atau mengisi kekurangan/kelemahan dari system operasi, misalnya PC Tools dapat melakukan perintah format sebagaimana DOS, tapi PC Tools mampu memberikan keterang dan animasi yang bagus dalam proses pemformatan. File yang telah dihapus oleh DOS tidak dapat dikembalikan lagi tapi dengan program bantu hal ini dapat dilakukan. 3. Program Aplikasi, seperti GL, MYOB, Payroll. Merupakan program yang khusus melakukan suatu pekerjaan tertentu, seperti program gaji pada suatu perusahaan. Maka program ini hanya digunakan oleh bagian keuangan saja tidak dapat digunakan oleh departemen yang lain. Umumnya program aplikasi ini dibuat oleh seorang programmer komputer sesuai dengan permintaan/kebutuhan seseorang/lembaga/perusahaan guna keperluan interennya. 4. Program Paket Merupakan program yang dikembangkan untuk kebutuhan umum, seperti : o Pengolah kata /editor naskah : Wordstar, MS Word, Word Perfect, AmiPro o Pengolah angka / lembar kerja : Lotus123, MS Excell, QuattroPro, dll o Presentasi : MS PowerPoint o Desain grafis : CorelDraw, PhotoShop 5. Compiler. Komputer hanya memahami satu bahasa, yaitu bahasa mesin. Bahasa mesin adalah terdiri dari nilai 0 dan 1. Sangatlah tidak praktis dan efisien bagi manusia untuk membuat program yang terdiri dari nilai 0 dan 1, maka dicarilah suatu cara

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

untuk menterjemahkan sebuah bahasa yang dipahami oleh manusia menjadi bahasa mesin. Dengan tujuan inilah, diciptakan compiler.

1.3 BAHASA PEMROGRAMAN 1.3.1 Pendahuluan Bahasa pemrograman adalah teknik komunikasi standar untuk

mengekspresikan instruksi kepada komputer. Layaknya bahasa manusia, setiap bahasa memiliki tata tulis dan aturan tertentu. Bahasa pemrograman memfasilitasi seorang programmer untuk secara spesifik apa yang akan dilakukan oleh komputer selanjutnya, bagaimana data tersebut disimpan dan dikirim, dan apa yang akan dilakukan apabila terjadi kondisi yang variatif. Bahasa pemrograman dapat diklasifikasikan menjadi tingkat rendah, menengah, dan tingkat tinggi. Pergeseran tingkat dari rendah menuju tinggi menunjukkan kedekatan terhadap bahasa manusia. 1.3.2 Kategori Bahasa Pemrograman Bahasa pemrograman dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi Merupakan bahasa tingkat tinggi yang mempunyai ciri-ciri mudah dimengerti karena kedekatannya terhadap bahasa sehari hari. Sebuah pernyataan program diterjemahkan kepada sebuah atau beberapa mesin dengan menggunakan compiler. Sebagai contoh adalah : JAVA, C++, .NET, Matlab. 2. Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah Bahasa pemrograman generasi pertama. Bahasa jenis ini sangat sulit dimengerti karena instruksinya menggunakan bahasa mesin. Disebut juga dengan bahasa assembly merupakan bahasa dengan pemetaan satu persatu terhadap instruksi komputer. Setiap intruksi assembly diterjemahkan dengan menggunakan assembler. 3. Bahasa Pemrograman Tingkat Menengah Dimana penggunaan instruksi telah mendekati bahasa sehari hari, walaupun masih cukup sulit untuk dimengerti karena menggunakan singkatan singkatan seperti STO yang berarti simpan (STORE) dan MOV yang artinya pindah (MOVE). Yang tergolong dalam bahasa ini adalah Fortran.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

1.4 ALUR PEMBUATAN PROGRAM Seorang programmer tidak melakukan pembuatan dan pengkodean program secara begitu saja, namun mengikuti perencanaan dan metodologi yang terstruktur yang memisahkan proses suatu aplikasi menjadi beberapa bagian. Proses yang sistematis ini harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yaitu program sesuai dengan yang diinginkan. Berikut ini langkah langkah sistematis dasar dalam menyelesaikan permasalahan pemrograman : 1. Mendefiniskan masalah 2. Menganalisa dan membuat rumusan pemecahan masalah 3. Desain Algoritma dan Representasi 4. Pengkodean, Uji Coba dan pembuatan dokumentasi Untuk memahami langkah dasar dalam pemecahan masalah dalam sebuah komputer mari kita mendefinisikan sebuah permasalahan yang akan diselesaikan langkah demi langkah sebagaimana metodologi pemecahan masalah yang akan dibahas selanjutnya. Masalah yang akan kita selesaikan akan didefinisikan pada bagian selanjutnya.

1.4.1 Definisi Permasalahan Seorang programmer umumnya mendapatkan tugas berdasarkan sebuah permasalahan. Sebelum sebuah program dapat terdesain dengan baik untuk menyelesaikan beberapa permasalahan, masalah masalah yang terjadi harus dapat diketahui dan terdefinisi dengan baik untuk mendapatkan detail persyaratan input dan output. Sebuah pendefinisan yang jelas adalah sebagian dari penyelesaian masalah. Pemrograman komputer mempersyaratkan untuk mendefiniskan program terlebih dahulu sebelum membuat suatu penyelesaian masalah. Mari kita definisikan sebuah contoh permasalahan : Buatlah sebuah program yang akan menampilkan berapa kali sebuah nama tampil pada sebuah daftar

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

1.4.2 Analisis Permasalahan Setelah sebuah permasalahan terdefinisi secara memadai, langkah paling ringkas dan efisien dalam penyelesaian harus dirumuskan. Umumnya, langkah berikutnya meliputi memecahkan masalah tersebut menjadi beberapa bagian kecil dan ringkas.

Contoh masalah : Menampilkan jumlah kemunculan sebuah nama pada daftar Input Terhadap Program : Daftar Nama, Nama yang akan dicari Output Dari Program : Jumlah kemunculan nama yang dicari

1.4.3 Desain Algoritma dan Representasi Setelah kita mengetahui dengan baik dan jelas mengenai permasalahan yang ingin diselesaikan, langkah selanjutnya yaitu membuat rumusan algoritma untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam pemrograman komputer penyelesaian masalah didefinisikan dalam langkah demi langkah. Algoritma adalah urutan langkah langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis. Logis merupakan kunci dari sebuah algoritma. Langkah langkah dalam algoritma harus logis dan bernilai benar atau salah. Algoritma dapat diekpresikan dalam bahasa manusia, menggunakan presentasi grafik melalui sebuah FlowChart (diagram alir) ataupun melalui PseudoCode yang menjembatani antara bahasa manusia dengan bahasa pemrograman. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada bagian sebelumnya, bagaimanakah kita dapat memberikan solusi penyelesaian secara umum dalam sebuah alur yang dapat dengan mudah dimengerti? Berikut ini adalah cara-cara penyelesaian masalah melalui pembuatan program komputer yang umum dilakukan oleh seorang programmer. a. Mengekspresikan cara penyelesaian melalui bahasa manusia : 1. Tentukan daftar nama 2. Tentukan nama yang akan dicari, anggaplah ini merupakan sebuah kata kunci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

3. Bandingkan kata kunci terhadap setiap nama yang terdapat pada daftar 4. Jika kata kunci tersebut sama dengan nama yang terdapat pada daftar, tambahkan nilai 1 pada hasil perhitungan 5. Jika seluruh nama telah dibandingkan, tampilkan hasil perhitungan (output) b. Mengekspresikan cara penyelesaian melalui Diagram alir (FlowChart):

Gambar 1.2: Contoh Flowchart

Mengekspresikan solusi melalui Pseudocode : listNama = Daftar Nama keyNama = Nama yang dicari hitung = 0 Untuk setiap nama pada Daftar Nama lakukan : Jika nama == keyNama Hitung = Hitung + 1 Tampilkan Hitung

1.4.3.1 Simbol Flowchart dan Artinya Flowchart adalah representasi grafis dari langkah langkah yang harus diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri atas sekumpulan simbol,

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

dimana masing masing simbol merepresentasikan kegiatan tertentu. Flowchart diawali dengan penerimaan input dan diakhiri dengan penampilan output. Sebuah flowchart pada umumnya tidak menampilkan instruksi bahasa pemrograman, namun menetapkan konsep solusi dalam bahasa manusia ataupun notasi matematis. Pada tabel 1.2 ditunjukkan simbol simbol yang digunakan dalam menyusun flowchart, nama, dan kegiatan yang diwakili serta aturan yang diterapkan dalam penggunaan simbol tersebut.

Tabel 1.2. Simbol-simbol untuk Flowchart

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

10

Dasar Pemrograman Komputer

1.4.4 Pengkodean, Uji Coba dan Pembuatan Dokumentasi Setelah membentuk algoritma, maka proses pengkodean dapat dimulai. Menggunakan algoritma sebagai pedoman, maka kode program dapat ditulis sesuai bahasa pemrograman yang dipilih.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

11

Dasar Pemrograman Komputer

Setelah menyelesaikan seluruh kode program, langkah selanjutnya yaitu menguji program tersebut apakah telah berfungsi sesuai tujuannya untuk memberikan suatu solusi untuk menyelesaikan suatu masalah. Bilamana terjadi kesalahan kesalahan logika atas program, disebut juga sebagai bugs, maka kita perlu untuk mengkaji ulang rumusan / algoritma yang telah dibuat, kemudian memperbaiki implementasi kode program yang mungkin keliru. Proses ini disebut dengan debugging. Terdapat dua tipe kesalahan (errors) yang akan dihadapi seorang programmer. Yang pertama adalah compile-time error, dan yang kedua adalah runtime error. Compile-time errors muncul jika terdapat kesalahan penulisan kode program. Compiler akan mendeteksi kesalahan yang terjadi sehingga kode tersebut tidak akan bisa dikompilasi. Terlupakannya penulisan semi-colon (;) pada akhir sebuah pernyataan program atau kesalahan ejaan pada beberapa perintah dapat disebut juga sebagai compile time error. Compiler tidaklah sempurna sehingga tidak dapat mengidentifikasi seluruh kemungkinan kesalahan pada waktu kompilasi. Umumnya kesalahan yang terjadi adalah kesalahan logika seperti perulangan tak berakhir. Tipe kesalahan ini disebut dengan runtime error. Sebagai contoh, penulisan kode pada program terlihat tanpa kesalahan, namun pada saat anda menelusuri struktur logika kode tersebut, bagian yang sama pada kode tereksekusi berulang ulang tanpa akhir. Pada kasus tersebut compiler tidak cukup cerdas untuk menangkap kesalahan tipe ini pada saat proses kompilasi. Sehingga saat program dijalankan, aplikasi atau bahkan keseluruhan komputer mengalami hang karena mengalami proses perulangan yang tidak berakhir. Contoh lain dari run-time errors adalah perhitungan atas nilai yang salah, kesalahan penetapan kondisi dan lain sebagainya. Untuk memudahkan dalam memeriksa suatu kesalahan suatu program ataupun memahami jalannya program, kita juga perlu membuat suatu dokumentasi dari program yang dibuat. Dokumentasi tersebut berisi informasi mulai dari tujuan dan fungsi program, algoritma, serta cara penggunaannya.

1.5 SISTEM NUMERIK DAN KONVERSI Bilangan dapat disajikan dalam beberapa cara. Cara penyajiannya tergantung pada Basis (BASE) bilangan tersebut. Terdapat 4 cara utama dalam penyajian bilangan.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

12

Dasar Pemrograman Komputer

1.5.1 Sistem Bilangan Desimal Manusia umumnya menggunakan bilangan pada bentuk desimal. Bilangan desimal adalah sistem bilangan yang berbasis 10. Hal ini berarti bilangan bilangan pada sistem ini terdiri dari 0 sampai dengan 9. Berikut ini beberapa contoh bilangan dalam bentuk desimal : 12610 (umumnya hanya ditulis 126) 1110 (umumnya hanya ditulis 11) 1.5.2 Sistem Bilangan Biner Bilangan dalam bentuk biner adalah bilangan berbasis 2. Ini menyatakan bahwa bilangan yang terdapat dalam sistem ini hanya 0 dan 1. Berikut ini contoh penulisan dari bilangan biner : 11111102 10112 1.5.3 Sistem Bilangan Oktal Bilangan dalam bentuk oktal adalah sistem bilangan yang berbasis 8. Hal ini berarti bilangan bilangan yang diperbolehkan hanya berkisar antara 0 7. Berikut ini contoh penulisan dari bilangan oktal : 1768 138 1.5.4 Sistem Bilangan Heksadesimal Bilangan dalam sistem heksadesimal adalah sistem bilangan berbasis 16. Sistem ini hanya memperbolehkan penggunaan bilangan dalam skala 0 9, dan menggunaan huruf A F, atau a f karena perbedaan kapital huruf tidak memiliki efek apapun. Berikut ini contoh penulisan bilangan pada sistem heksadesimal : 7E16 B16 Tabel 1.3. Bilangan heksadesimal dan perbandingannya terhadap desimal

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

13

Dasar Pemrograman Komputer

Berikut adalah perbandingan keseluruhan sistem penulisan bilangan: Tabel 1.4. Contoh Konversi Antar Sistem Bilangan

1.5.5 Konversi 1.5.5.1 Desimal ke Biner / Biner ke Desimal Untuk mengubah angka desimal menjadi angka biner digunakan metode pembagian dengan angka 2 sambil memperhatikan sisanya. Ambil hasil bagi dari proses pembagian sebelumnya, dan bagi kembali bilangan tersebut dengan angka 2. Ulangi langkah langkah tersebut hingga hasil bagi akhir bernilai 0 atau 1. Kemudian susun nilai nilai sisa dimulai dari nilai sisa terakhir sehingga diperoleh bentuk biner dari angka bilangan tersebut. Sebagai Contoh : 12610 = ? 2

Dengan menuliskan nilai sisa mulai dari bawah ke atas, didapatkan angka biner 11111102. Konversi bilangan biner ke desimal didapatkan dengan menjumlahkan perkalian semua bit biner dengan perpangkatan 2 sesuai dengan posisi bit tersebut. Sebagai Contoh : 110011012 = ? 10

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

14

Dasar Pemrograman Komputer

Angka desimal 205 diperoleh dari penjumlahan angka yang di arsir. Setiap biner yang bernilai 1 akan mengalami perhitungan, sedangkan yang bernilai 0 tidak akan dihitung karena hanya akan menghasilkan nilai 0.

1.5.5.2 Desimal ke Oktal/Heksadesimal dan Oktal/Heksadesimal ke Desimal Pengubahan bilangan desimal ke bilangan oktal atau bilangan heksadesimal pada dasarnya sama dengan konversi bilangan desimal ke biner. Perbedaannya terletak pada bilangan pembagi. Jika pada konversi biner pembaginya adalah angka 2, maka pada konversi oktal pembaginya adalah angka 8, sedangkan pada konversi heksadesimal pembaginya adalah 16. Contoh konversi Oktal : 12610 = ? 8

Dengan menuliskan nilai sisa dari bawah ke atas, kita peroleh bilangan oktal 1768 Contoh konversi Heksadesimal : 12610 = ? 16

Dengan menuliskan nilai sisa dari bawah ke atas, kita peroleh bilangan Heksadesimal7E16 Konversi bilangan Oktal dan Heksadesimal sama dengan konversi bilangan Biner ke Desimal. Perbedaanya hanya terdapat pada penggunaan angka basis. Jika sistem Biner menggunakan basis 2, maka pada bilangan Oktal, basis yang digunakan adalah 8 dan pada bilangan Heksadesimal adalah angka 16.
Contoh konversi Oktal : 1768 = ? 10

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

15

Dasar Pemrograman Komputer

Contoh konversi Heksadesimal : 7E16 = ? 10

1.5.5.3 Biner ke Oktal dan Oktal ke Biner Untuk mengubah bilangan biner ke oktal, kita pilah bilangan tersebut menjadi 3 bit bilangan biner dari kanan ke kiri. Tabel 1.5 menunjukkan representasi bilangan biner terhadap bilangan oktal : Tabel 1.5. Bilangan octal dan perbandingannya dalam sistem biner

Sebagai contoh : 11111102 = ? 8


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

16

Dasar Pemrograman Komputer

Mengubah sistem bilangan oktal menjadi bilangan biner dilakukan dengan cara kebalikan dari konversi biner ke oktal. Dalam hal ini masing masing digit bilangan oktal diubah langsung menjadi bilangan biner dalam kelompok tiga bit, kemudian merangkai kelompok bit tersebut sesuai urutan semula. Sebagai contoh :

1768 = ? 2

1.5.5.4 Biner ke Heksadesimal dan Heksadesimal ke Biner Pengubahan bilangan Biner ke Heksadesimal dilakukan dengan

pengelompokan setiap empat bit Biner dimulai dari bit paling kanan. Kemudian konversikan setiap kelompok menjadi satu digit Heksadesimal. Tabel 1.6 menunjukkan representasi bilangan Biner terhadap digit Heksadesimal :

Tabel 1.6. Bilangan heksadesimal dan konversinya dalam biner

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

17

Dasar Pemrograman Komputer

Sebagai contoh : 11111102 = ? 16

Konversi bilangan Heksadesimal ke Biner dilakukan dengan membalik urutan dari proses pengubahan Biner ke Heksadesimal. Satu digit Heksadesimal dikonversi menjadi 4 bit Biner.

Sebagai contoh : 7E16 = ? 2

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

18

Dasar Pemrograman Komputer

1.6 PEMROGRAMAN PROSEDURAL Pemrograman dalam paradigma prosedural dilakukan dengan memberikan serangkaian perintah yang berurutan. Dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang menjadi dasar dalam pemrograman prosedural, meliputi definisi algoritma dan konstruktor pemrograman prosedural, serta konsep Input, Proses, dan Output yang sangat lazim dalam dunia pemrograman prosedural. 1.6.1 Algoritma Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang tepat, terperinci, dan terbatas untuk menyelesaikan suatu masalah. Langkah yang tepat artinya serangkaian langkah tersebut selalu benar untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Langkah yang tidak memberikan hasil yang benar untuk domain masalah yang diberikan bukanlah sebuah algoritma. Langkah yang terperinci artinya setiap langkah diberikan secara detail dan dapat dieksekusi oleh komputer, instruksi seperti angkat sedikit ke kiri merupakan contoh instruksi yang tidak tepat, karena sedikit tidak menyatakan sesuatu yang tepat. Langkah yang diberikan harus terbatas, artinya suatu saat langkah harus berhenti, jika langkah tidak pernah berhenti (misalnya: ambil air, masukkan ke bak mandi, ulangi ambil air, dan seterusnya) maka serangkaian langkah itu tidak disebut sebagai algoritma (jika: ambil air, masukkan ke bak mandi, ulangi ambil air sampai bak mandi penuh, maka bisa disebut algoritma, namun langkah ambil air, masukkan ke bak mandi, harus diperinci). 1.6.2 Konstruktor (elemen) Pemrograman Prosedural Konstruktor (elemen) bahasa pemrograman prosedural yang penting di antaranya adalah: 1. Program utama 2. Tipe 3. Konstanta 4. Variabel 5. Ekspresi, operator, dan operand 6. Struktur Data 7. Instruksi dasar 8. Program Moduler

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

19

Dasar Pemrograman Komputer

9. File eksternal 10. Rekurens Konstruktor ini tidak untuk dipelajari secara berurutan, namun semua perlu dipelajari dan dimengerti untuk dapat membuat program dengan baik.

1.6.3 Input, Proses, dan Output Sekumpulan aksi dalam pemrograman prosedural bisa dibagi menjadi tiga bagian penting yaitu: input, proses, dan output. Bagian input, proses, dan output dikerjakan secara sekuensial, dan dalam setiap bagian mungkin akan ada input, proses, dan output.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

20

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 2 PENGENALAN MATLAB

2.1 PENDAHULUAN Matlab adalah singkatan dari Matrix Laboratory, software yang dibuat dengan menggunakan bahasa ini dibuat oleh The Mathworks.inc dan telah memasuki versi 8 Rilis 16. Matlab merupakan bahasa pemrograman yang hadir dengan fungsi dan karakteristik yang berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang sudah ada lebih dahulu seperti Delphi, Basic maupun C++. Matlab merupakan bahasa pemrograman aras tinggi yang dikhususkan untuk kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan pemrograman seperti komputasi matematik, analisis data, pengembangan algoritma, simulasi dan pemodelan dan grafik-grafik perhitungan. Matlab hadir dengan membawa warna yang berbeda. Hal ini karena matlab membawa keistimewaan dalam fungsi-fungsi matematika, fisika, statistik, dan visualisasi. Matlab dikembangkan oleh MathWorks, yang pada awalnya dibuat untuk memberikan kemudahan mengakses data matrik pada proyek LINPACK dan EISPACK. Saat ini matlab memiliki ratusan fungsi yang dapat digunakan sebagai problem solver mulai dari simple sampai masalah-masalah yang kompleks dari berbagai disiplin ilmu.

2.2 LINGKUNGAN KERJA MATLAB 2.2.1 Bagian-bagian Jendela Matlab a. Current Directory Jendela (window) ini menampilkan isi dari direktori kerja saat menggunakan matlab. Kita dapat mengganti direktori ini sesuai dengan tempat direktori kerja yang diinginkan. Default dari alamat direktori berada dalam folder works tempat program files Matlab berada. b. Command History Jendela ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab. c. Command Windows Jendela ini adalah jendela utama dari Matlab. Di sini adalah tempat untuk menjalankan fungsi, mendeklarasikan variable, menjalankan proses-proses , serta melihat isi variable.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

21

Dasar Pemrograman Komputer

d. Workspace Workspace berfungsi untuk menampilkan seluruh variabel-variabel yang sedang aktif pada saat pemakaian matlab. Apabila variabel berupa data matriks berukuran besar maka user dapat melihat isi dari seluruh data dengan melakukan double klik pada variabel tersebut. Matlab secara otomatis akan menampilkan jendela array editor yang berisikan data pada setiap variabel yang dipilih pengguna. Gambar berikut menampilkan tampilan antar muka dari matlab versi 7.0

Gambar 2.1 Tampilan antar muka Matlab versi 7.0 Command windows juga digunakan untuk memanggil tool Matlab seperti editor, debugger atau fungsi. Ciri dari window ini adalah adanya prompt (>>) yang menyatakan matlab siap menerima perintah. Perintah dapat berupa fungsi-fungsi pengaturan file (seperti perintah DOS/UNIX) maupun fungsi-fungsi bawaan/toolbox MATLAB sendiri. Berikut ini beberapa fungsi pengaturan file dalam MATLAB : dir/ls : Digunakan untuk melihat isi dari sebuah direktori aktif. cd pwd : Digunakan untuk melakukan perpindahan dari direktori aktif. : Digunakan untuk melihat direktori yang sedang aktif

mkdir : Digunakan untuk membuat sebuah direktori what who : Digunakan untuk melihat nama file m dalam direktori aktif : Digunakan untuk melihat variabel yang sedang aktif 22

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

Dasar Pemrograman Komputer

whos

: Digunakan untuk menampilkan nama setiap variabel

delete : Digunakan untuk menghapus file clear : Digunakan untuk menghapus variabel clc doc : Digunakan untuk membersihkan layar : Digunakan untuk melihat dokumentasi The MathWorks, Inc. dalam format html secara online. demo : Digunakan untuk mencoba beberapa tampilan demo yang disediakan oleh Matlab 2.2.2 Getting Help Matlab menyediakan fungsi help yang tidak berisikan tutorial lengkap mengenai Matlab dan segala keunggulannya. User dapat menjalankan fungsi ini dengan menekan tombol pada toolbar atau menulis perintah helpwin pada command window. Matlab juga menyediakan fungsi demos yang berisikan video tutorial matlab serta contoh-contoh program yang bisa dibuat dengan Matlab. 2.2.3 Interupting dan Terminating dalam Matlab Untuk menghentikan proses yang sedang berjalan pada matlab dapat dilakukan dengan menekan tombol Ctrl-C. Sedangkan untuk keluar dari matlab dapat dilakukan dengan menuliskan perintah exit atau quit pada comamnd window atau dengan menekan menu exit pada bagian menu file dari menu bar.

2.3 Variabel pada Matlab Matlab hanya memiliki dua jenis tipe data yaitu Numeric dan String. Dalam matlab setiap variabel akan disimpan dalam bentuk matrik. User dapat langsung menuliskan variabel baru tanpa harus mendeklarasikannya terlebih dahulu pada command window. Penamaan variabel pada matlab bersifat caseSensitif karena itu perlu diperhatikan penggunaan huruf besar dan kecil pada penamaan variabel. Apabila terdapat variabel lama dengan nama yang sama maka matlab secara otomatis akan me-replace variabel lama tersebut dengan variabel baru yang dibuat user. Contoh pembuatan variabel pada matlab:

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

23

Dasar Pemrograman Komputer

2.3.1 Matriks Dapat diasumsikan bahwa didalam matlab setiap data akan disimpan dalam bentuk matriks. Dalam membuat suatu data matriks pada matlab, setiap isi data harus dimulai dari kurung siku [ dan diakhiri dengan kurung siku tutup ]. Untuk membuat variabel dengan data yang terdiri beberapa baris, gunakan tanda titik koma (;) untuk memisahkan data tiap barisnya. Contoh pembuatan data matriks pada matlab:

Matlab

menyediakan

beberapa

fungsi

yang

dapat

digunakan

untuk

menghasilkan bentuk-bentuk matriks yang diinginkan, di antaranya: zeros : untuk membuat matriks yang semua datanya bernilai 0 ones : matriks yang semua datanya bernilai 1 rand : matriks dengan data random dengan menggunakan distribusi uniform randn : matris dengan data random dengan menggunakan distribusi normal eye : untuk menghasilkan matriks identitas

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

24

Dasar Pemrograman Komputer

Contoh penggunaan fungsi-fungsi diatas:

Untuk pemanggilan data berurutan seperti a(1,2,3) dapat disingkat dengan menggunakan tanda titik dua : sehingga menjadi a(1:2). Penggunaan tanda titik dua : juga dapat digunakan untuk memanggil data matriks perbaris atau perkolom. Contoh penggunaan: c(2:5) = memanggil data matrik baris 2 sampai baris 5 a(1,:) = memanggil data matriks pada baris pertama b(:,3) = memanggil data matriks pada kolom ketiga

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

25

Dasar Pemrograman Komputer

2.4. Operator Beberapa penggunaan operator aritmatika antara dua operand (A dan B) ditunjukkan pada tabel berikut ini: Operasi Perkalian Pembagian Penjumlahan Pengurangan Eksponensial 2.5. Fungsi Matematika lainnya Beberapa fungsi matematika lainnya yang dapat kita gunakan untuk operasi matematika antara lain: abs(x) : fungsi untuk menghasilkan nilai absolut dari x
sign(x) : fungsi untuk menghasilkan nilai -1 jika x<0, 0 jika x=0 dan 1 jika x>1

Bentuk Aljabar XxY X:Y X+Y XY XY

Bentuk Matlab X*Y X/Y X+Y XY X^Y

Contoh 7*2 9/2 3+5 84 3^5

exp(x) : untuk menghasilkan nilai eksponensian natural, x e log(x) : untuk menghasilkan nilai logaritma natural x, ln x log10(x) : untuk menghasilkan nilai logaritma dengan basis 10, x 10 log sqrt(x) : untuk menghasilkan akar dari nilai x, x rem(x,y) : untuk menghasilkan nilai modulus (sisa pembagian) x terhadap y

2.6. M-File Di dalam Matlab, kita dapat menyimpan semua script yang akan digunakan dalam file pada Matlab dengan ekstensi .m. M-File dapat dipanggil dengan memilih menu file->new->M-File. Contoh gambar M-File (lembar kerja Matlab) diberikan pada Gambar 2.2. Di dalam M-File, kita dapat menyimpan semua perintah dan menjalankannya dengan menekan tombol command window. atau mengetikkan nama M-File yang kita buat pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

26

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 2.2 Tampilan lembar kerja Matlab (M-File)

2.6.1 Fungsi Di dalam M File, kita dapat menuliskan fungsi-fungsi yang berisikan berbagai operasi sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Bentuk penulisan nama fungsi

Contoh penggunaan: fungsi yang akan dibuat bernama testfungsi memiliki tiga nilai masukan c,d,e dan dua nilai keluaran a,b:

Selanjutnya Fungsi tersebut akan dijalankan melalui command window dengan nilai masukan 15,25,3. Perhatikan penulisan kurung siku [ ] pada nilai keluaran dan kurung biasa ( ) pada nilai masukan.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

27

Dasar Pemrograman Komputer

2.6.2 Flow Control Matlab memiliki empat macam statement yang dapat digunakan untuk mengatur aliran data pada fungsi yang akan dibuat.

a. If, Else, Elseif Bentuk dasar penggunaan statement jenis ini adalah sebagai berikut: if ekspresi1 statements1; elseif ekspresi2 statements2; else statements3; end Ekspresi akan bernilai 1 jika benar dan bernilai 0 jika salah. Contoh penggunaan:

Funsi disp digunakan untuk menampilkan pesan pada command window. Fungsi tersebut setelah dijalankan melalui command window:

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

28

Dasar Pemrograman Komputer

b. Switch Bentuk dasar penggunaan statement switch switch switch_ekspresi case case_ekspresi1 statement1 case case_ekspresi2 statement2 ... ... otherwise statementN end Contoh penggunaan:

c. while Statement while digunakan untuk aliran data yang bersifat perulangan. Bentuk dasar penggunaan while adalah while ekspresi statements ... end Contoh penggunaan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

29

Dasar Pemrograman Komputer

Hasil setelah dijalankan

d. for Bentuk dasar penggunaan bentuk for: for index = start:increment:stop statement ... ... statement end Default dari nilai increment (penambahan nilai setiap perulangan) jika tidak ditentukan oleh user adalah 1.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

30

Dasar Pemrograman Komputer

Contoh fungsi :

Hasil setelah fungsi dijalankan

2.5 Operator Berikut ini adalah jenis-jenis operator pada matlab yang dapat digunakan untuk operasi ekspresi pada statement yang membutuhkan perbandingan seperti if atau while. Operator X<Y X>Y X <= Y X >= Y X == Y X ~= Y Keterangan X lebih kecil dari Y X lebih besar dari Y X lebih kecil atau sama dengan Y X lebih besar atau sama dengan Y X sama dengan Y X tidak sama dengan Y

2.6 Contoh Penyelesaian Masalah Contoh 1: Persamaan fungsi Tentukan nilai fungsi dibawah ini dengan nilai-nilai t = 25 , x = 43, y = 15.25, z = 8.2.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

31

Dasar Pemrograman Komputer

Untuk penyelesaian di atas adalah sbb: Pertama kita buat dulu variable-variabelnya
t=25;x=43;y=15.25;z=8.2;

Lalu masukkan nilai tersebut ke masing-masing fungsinya


M=4*x^2+3*y+10 M = 7.4518e+003 N=exp(2*x)+x N = 2.2352e+037 O=sqrt((1/(x+y))+(1/(t+z))) O = 0.2175 P=4*(exp(-x/2))*sin(pi*x) P = 1.6223e-023

Contoh 2 : Penentuan volume silinder berlubang Sebuah silinder mempunyai diameter luar 6.3125 dan diameter dalam 5.762 , tentukan volumenya bila diketahui rumus untuk mencari volumenya:

Dimana RE adalah diameter luar dan RI adalah diameter dalam

Penyelesaian :
re=6.3125;ri=5.762; v=4/3*pi*(re^3-ri^3); disp(['Volume = ',num2str(v)]) Volume = 252.3169

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

32

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 3 OPERASI ARRAY

3.1 PENDAHULUAN Variabel dengan tipe data tunggal (skalar) hanya dapat digunakan untuk menyimpan sebuah nilai saja, sehingga untuk menyimpan beberapa nilai sekaligus dalam suatu variable khusus dibutuhkan variable array atau variable berindeks. Variabel array dapat digunakan untuk menampung data-data sejenis (numeric atau string). Semua komputasi yang dikerjakan sejauh ini hanya melibatkan bilangan tunggal yang disebut skalar. Opeasi skalar memang merupakan dasar matematika. Namun jika dalam sesaat kita ingin melakuakan operasi yang sama pada beberapa bilangan, perulangan operasi skalar akan menghabiskan waktu dan tentu saja tidak praktis. Untuk mengatasi masalah ini matlab menyediakan operasi pada array data.

3.2 ARRAY SEDERHANA Perhatikan masalah saat kita diharuskan untuk menggambar grafik dengan fungsi y = sin(x) ; 0 x , tidak mungkin kita menghitung semua titik yang kita perlukan secara satu persatu. Sintaks sederhana untuk menunjukan semua titik tersebut adalah >> x=0:20:180 x = 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 >> y=sin(x) y = Columns 1 through 8 0 0.9802 Columns 9 through 10 0.2194 -0.8012 Pada tulisan x=0:10:180 dimaksudkan dengan : - x merupakan variabel yang menampung array - 0 merupakan batas bawah dari array 0.9129 0.7451 -0.3048 -0.9939 -0.5064 0.5806

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

33

Dasar Pemrograman Komputer

- 10 merupakan selang atau interval - 180 merupakan batas atas dari array Pada tulisan y=sin(x) dimaksudkan dengan : - y merupakan variabel array yang menampung perhitungan dengan sin x dimana x dari 0 sampai 180 dengan interval 10 Jika kita hanya membutuhkan nilai dari interval tertentu maka kita bisa menuliskannya dengan sintaks: >> x(4) % elemen array ke 4 ans = 60 Maksudnya adalah nilai dari x yang ke empat dari array x adalah 60 >> y(5) % nilai array ke 5 ans = -0.9939 maksudnya adalah nilai array y yang ke 5 adalah -0.9939. Kita juga bisa menuliskan nilai array tertentu dengan menunjukan indeksnya contoh: >> x(2:4) ans = 20 40 60 maksudnya adalah semua nilai dengan indeks 2 sampai dengan 4 pada array x , 2:4 berarti menghitung dari 2 sampai 5.

3.3 ARRAY N DIMENSI Array yang kita bahas diatas merupakan array 1 dimensi, gabuangan dari array merupakan sebuah matriks, sekarang kita akan menuliskan bagaimana menuliskan array dalam n dimensi. Contoh: > A=[1 2 3;4 5 6;7 8 9] A = 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

34

Dasar Pemrograman Komputer

merupakan matriks dengan 3 kolom dengan 3 baris dalam array kita juga bisa memanipulasi elemen elemen yang ada dalam array tersebut contohnya: >> A(3,3)=0 A = 1 2 3 4 5 6 7 8 0 maksudnya mengganti elemen 3,3 menjadi 0. Untuk mengetahui jumlah array kita gunakan sintaks size: contoh: >> size(A) ans = 3 3 maksudnya matriks A merupakan matriks 3 x 3. Menciptakan matriks B dengan urutan baris A yang dibalik >> B=A(3:-1:1,:) B = 7 8 0 4 5 6 1 2 3 mengganti semua elemen baris ke 2 dari matriks B dengan 0 maka sintaksnya: >> B(2,:)=0 B = 7 8 0 0 0 0 1 2 3 Untuk membuat transpose dari matriks B kita gunakan sintaks: >> E=B' E = 7 0 1 8 0 2 0 0 3

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

35

Dasar Pemrograman Komputer

sehingga bentuk dari perkalian manual yang ada dimatriks ada yang langusng digunakan pada sintaks matlab.

3.4 CONTOH APLIKASI ARRAY Contoh 3.1: Elemen radioaktif polonium mempunyai waktu paruh 140 hari, yang berarti bahwa, karena radoaktif meluruh, jumlah polonium yang tertinggal setelah 140 hari adalah setengah dari jumlah semula. Jika dimiliki 10 gram polonium hari ini, berapa banyak yang tersisa pada akhir setiap minggu selama 10 minggu ? Penyelesaian : Menggunakan persamaan : Jumlah_tinggal = jumlah_semula*0.5
waktu/waktu_paruh

Untuk masalah ini, solusi dari MATLAB adalah : >> initial_amount=10; >> half_life=140; >> time=7:7:70 %akhir dari 10 minggu pertama time = 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 >> amount_left=initial_amount*0.5.^(time/half_life) amount_left Columns 1 through 8 9.6594 7.5786 Columns 9 through 10 7.3204 7.0711 Dengan matematika array sangat mudah untuk mengevaluasi suatu ekspresi dengan banyak nilai untuk satu ariable. Perhatikan bahwa pemangkatan titik .^ digunakan karena kita ingin menghitung 0.5 yang akan dipangkatkan dengan setiap elemen pada array eksponen. Data ini dengan mudah digambarkan dengan matlab. >> plot(time/7,amount_left) >> xlabel(Jumlah Minggu),ylabel(Jumlah Polonium tersisa) hasilnya: 9.3303 9.0125 8.7055 8.4090 8.1225 7.8458

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

36

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 3.1 Hasil eksekusi contoh 3.1.

Contoh 3.2: Perhitungan Konsentrasi dengan Matematika Array Sebagai bagian dari suatu proses pembuatan suku cadang di suatu proses pembuatan suku cadang di suatu pabrik otomatis, suku cadang tersebut dicelupkan ke air untuk pendinginan, kemudian dicelup dibak air asam untuk membersihkan. Setelah beberapa lama, konsentrasi larutan asam menurun karena air saat pencelupan bertambah dan larutan yang terbuang saat suku cadang tadi diambil dari bak. Untuk memelihara kualitas, keasaman larutan asam tidak boleh kurang dari suatu batas minimum. Dimulai dengan konsentrasi asam 90%. Jika konsentrasi minimum adalah 50%, air yang bertambah ke bak asam adalah 1% dari volume bak, dan 1 % dari larutan terbuang saat suku cadang dikeluarkan, berapa banyak suku cadang dapat dicelupkan ke bak air asam sebelum keasaman larutan dalam bak berada di bawah batas minimum?

Penyelesaian : %Script M file example.m initial_con=90; min_con=50; lost=1:10 % 1% sampai 10% dengan kenaikan 1% n=floor(log(initial_con/min_con)./log(1+lost/100)) stem(lost,n) xlabel('Persentase yang hilang setiap kali pencelupan')

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

37

Dasar Pemrograman Komputer

ylabel('Jumlah Pencelupan') title('Contoh Pencelupan Bak Air-Asam') hasil : >> example lost 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 n = 59 29 19 14 12 10 8 7 6 6

Gambar 3.2 Hasil eksekusi contoh 3.2.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

38

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 4 AKAR-AKAR PERSAMAAN

4.1 PENDAHULUAN Permasalahan dalam penyelesaian persamaan nonlinear sering muncul pada berbagai persoalan praktis. Bentuk umum permasalahannya secara sederhana adalah menemukan sebuah nilai variabel x sedemikian sehingga f(x) = 0, dimana f adalah sembarang fungsi nonlinear x, sedangkan x merupakan solusi atau akar persamaan ini. Sebelum membahas lebih jauh tentang akar-akar persamaan, terlebih dahulu akan diulas sedikit tentang bagaimana menggambarkan sebuah fungsi.

Contoh 4.1: Gambarkan fungsi berikut: y=(x 1) (x + 2) ( x 3) ; 0 x 4 Penyelesaian: % Gambar1.m x=0:0.1:4; y=((x + 1).^3).*((x + 2).^2) .*( x - 3); plot(x,y) xlabel('Sumbu x') ylabel('Sumbu y')
3 2

Running : >>gambar1

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

39

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 4.1 Fungsi y=(x 1) (x + 2) ( x 3) ; 0 x 4

Contoh 4.2: Gambarkan fungsi berikut: y=exp(-x/10) sin(x); 0 x 20 Penyelesaian: % Gambar2.m x=0:0.1:20; y=exp(-x/10).*sin(10*x); plot(x,y) xlabel('Sumbu x') ylabel('Sumbu y')

Running : >>gambar2

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

40

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 4.2 Hasil dari plot fungsi y=exp(-x/10) sin(x); 0 x 20 Untuk persamaan non linear seperti diatas yang melibatkan fungsi transenden, tugas mencari akar akar merupakan pekerjaan yang cukup sulit apalagi ketika jumlah akar akarnya tidak diketahui atau mungkin tak terbatas banyak akarnya. (Lihat contoh 4.2) . Sebetulnya secara sederhana kita ias mencari titik di x yang berpotongan dengan sumbu y = 0 secara grafik( solusi grafik merupakan solusi juga) tapi itu masih terlalu kasar dan tidak terlalu akurat apalagi untuk fungsi fungsi yang tidak diketahui solusinya terletak di x berapa.

4.2 METODA NEWTON Metoda ini merupakan solusi persamaan f(x) = 0 berdasarkan pada sifat geometri sederhana tangen. Metode ini membutuhkan beberapa aprokimasi awal untuk turunan f(x)nya berada pada daerah yang diinginkan.

dapat ditulis :

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

41

Dasar Pemrograman Komputer

Coba akar1 Function[res,it]=fnewton(func,dfunc,x,tol) % x adalah nilai awal, tol adalah akurasi yang diinginkan it=0; xo=x; d=feval(func,xo)/feval(dfunc,xo); while abs(d)>tol x1=xo d; it=it+1; xo=x1; d=feval(func,xo)/feval(dfunc,xo); end; res=xo Kita coba mencari sebuah akar persamaan(x 1) (x + 2) ( x 3) = 0 untuk menggunkan metoda newton kita harus mendefinisikan fungsi dan turunannya sehingga : function F=f302(x); F=x.^3 10.0*x.^2 + 29.0*x-20.0; Function F=f303(x); F=2*x.^2-20*x+29; Maka kita panggil f newton tadi sebagai berikut :
3 2

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

42

Dasar Pemrograman Komputer

>>[x,it]=fnewton(f302,f303,7,.00005) x=5.0000 it=6 Permasalahan yang sering muncul dalam mencari akar adalah : 1. Mencari aprokimasi awal yang baik 2. Fungsi berkondisi sakit 3. Memutuskan pada kriteria konvergensi yang paling cocok 4. Diskontinuitas pada persamaan yang dipecahkan

4.3 FUNGSI fZero Beberapa metoda di pencarian akar ini punya kelebihan dan kekurangannya. Metode Brent mengkombinasikan interpolasi kuadratik inversi dengan bisection untuk mendapatkan metode yang powerfull yang terbukti cukup sukses yang mempunyai jangkauan yang luas pada permasalahan yang cukup sulit. Variasi metode ini secara langsung tersedia pada matlab yaitu fzero. Misalnya untuk (ex cos x)3 = 0 dengan toleransi 0.00005.

Jawab: function F=f307(x); F=(exp(x)-cos(x)).^3; %file utama x=-4:.0:0.5; plot(x,f307(x));grid on; xlabel('Sumbu X');ylabel('Sumbu Y'); root=fzero('f307',1.65, 0.00005); fprintf('Akar persamaan ini adalah %6.4f \n',root);

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

43

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 4.3 Aplikasi fungsi fZero.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

44

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 5 DIFERENSIASI DAN INTEGRASI NUMERIK

5.1 PENDAHULUAN Diferensial dan Integral merupakan operasi fundamental dalam kalkulus dan hampir setiap bidang matematika, sains dan teknik. Menentukan turunan fungsi secara analitik mungkin menyulitkan meskipun relatif langsung. Pembalikan dari proses ini akan menentukan integral fungsi, tapi lebih sering sulit jika secara analitik atau bahkan tidak mungkin. Dalam Matlab, diferensial untuk fungsi polinom adalah relatif mudah. Misalnya f(x) = x + 2x + 5x + 7x + 3 maka ambilah koefisien koefisiennya. Contoh 5.1: >> g=[1 2 5 7 3] g = 1 2 5 7 3 >> h=polyder(g) h = 4 6 10 7 Bentuk-bentuk deferensial lain juga bisa diperoleh apalag jika menggunakan symbolyc math toolbox. Tapi tidak setiap matlab dilengkapi dengan toolbox ini. Namun itu tidak masalah, kita akan coba membuat sendiri penyelesaiannya dengan memanfaatkan deret Taylor. 5.2 DIFERENSIASI NUMERIK function q=diffgen(func,n,x,h); if ((n=1)|(n==2)|(n==3)|(n==4)) c=zeros(4,7); c(1,:)=[ 0 1 -8 0 8 -1 0]; c(2,:)=[0 -1 16 -30 16 -1 0]; c(3,:)=[1.5 -12 19.5 0 -19.5 12 -1.5]; c(4,:)=[-2 24 -78 112 -78 24 -2]; y=feval(func,x+ [-3:3]*h); q=c(n,:)*y' ; q = q/(12*h^n);
5 4 2

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

45

Dasar Pemrograman Komputer

else disp('n harus 1, 2, 3 atau 4 ');break end Penggunaan fungsi diatas: Jika kita mempunya y = cos(x) dan kita akan menghitung turunan kedua dengan x = 1.2 dengan h atau ketelitian 0.01 maka dituliskan: >> hasil=diffgen('cos',2,1.2,.01) hasil = -0.3624 Jika kita ingin menghitung sebuah diferensial disuatu titik maka kita harus mendefinisikan fungsinya terlebih dahulu.

5.3 INTEGRASI NUMERIK Integral biasanya didefinisikan sebagai proses penjumlahan tetapi juga diinterpretasikan sebagai daerah dibawah kurva y = f(x) dari a ke b

daerah diatas x dihitung positif sementara dibawah x dihitung negatif. Banyak metode numerik untuk integrasi didasarkan pada impretasi untuk mendapatkan aprokimasi integralnya. Misalnya fungsi trapz berdasarkan impretasi bangunan trapesium. Kita akan mencoba menghitung integral dengan berbagai metoda numerik untuk menghitung integral fungsi

Penyelesaian: Pertama kita buat dulu fungsi dari persamaan diatas function y=humps(x) y=1./(x-3).^2+.01)+1./((x-9).^2+.04)-6; 1. Mengitung menggunakan trapz >> x=-1:.17:2; >> y=humps(x); >> area=trapz(x,y)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

46

Dasar Pemrograman Komputer

area = -16.6475 2. Menghitung menggunakan quad >> x=-1:.17:2; >> y=humps(x); >> area=quad('humps',-1,2) area = -17.2104 Permasalahan yang mungkin muncul adalah : 1. Fungsi kontinu pada daerah integral tetapi turunannya diskontinu atau singular. 2. Fungsi diskontinue pada daerah integrasi. 3. Fungsi mempunyai singularitas pada daerah integrasi. 4. Daerah integrasi tak berhingga.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

47

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 6 MEMBUAT GRAFIK

6.1 PENDAHULUAN Pada pembahasan ini akan diuraikan penggunaan fasilitas grafis di Matlab. Matlab menyediakan berbagai fungsi untuk menampilkan data secara grafis dua dimensi maupun tiga dimensi. Pada kasus di mana akan dibuat grafik dalam tiga dimensi, maka kita dapat menggambar permukaan dan menempatkan bingkai pada grafik tersebut. Warna digunakan untuk mewakili dimensi keempat.

6.2 GRAFIK DUA DIMENSI Sebagaimana telah disinggung pada bab-bab sebelumnya, perintah plot sering digunakan untuk menggambarkan grafik dua dimensi. Perintah plot menggambarkan data dalam array pada sumbu yang bersesuaian dan menghubungkan titik-titik tersebut dengan garis lurus. Sebagai contoh pertama grafik dua dimensi akan dibuat visualisasi dari fungsi y = sin(x) / x dengan nilai x berada pada rentang [/100, 10].

x=pi/100:pi/100:10*pi; y=sin(x)./x; plot(x,y) grid on Hasil eksekusi program di atas dapat dilihat pada Gambar 6.1. Fungsi dasar untuk membuat grafik dua dimensi di matlab adalah perintah plot. Perintah ini didasarkan dari jumlah argumen variabel input. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai fungsi plot dapat dilihat dengan mengetikkan help plot pada command windows.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

48

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 6.1 Hasil eksekusi grafik y = sin(x) / x dengan rentang x [/100, 10] Selanjutnya akan diberikan contoh mengenai grafik yang berjumlah lebih dari satu dalam satu tampilan sekaligus. Perintah Matlab yang biasa digunakan adalah subplot. Sebagai contoh aplikasi subplot, buatlah grafik dari fungsi f(x) = x/(1+x2), dengan nilai x dari 2 sampai 2 menggunakan jumlah data yang berbeda. k=0; for n=1:2:7 n10=10*n; x=linspace(-2,2,n10); y=x./(1+x.^2); k=k+1; subplot(2,2,k) plot(x,y,r) title([Plot Fungsi dengan Banyak Data n = ,num2str(n10)]) axis([-2,2,-.8,.8]) xlabel(x) ylabel(y) grid end Hasil eksekusi program di atas dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

49

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 6.2 Hasil eksekusi grafik fungsi f(x) = x/(1+x2). Fungsi subplot digunakan untuk membuat suatu gambar yang dapat memuat lebih dari satu gambar sekaligus. Perintah subplot dideklarasikan sebagai: Subplot(n,m,i) Perintah tersebut membagi suatu gambar menjadi suatu matriks m x n area grafik dan i berfungsi sebagai indeks penomoran gambar. Subplot dinomori dari kiri ke kanan dimulai dari baris teratas. Fungsi title digunakan untuk memberi judul pada gambar. Input dari perintah title berupa string. Sintaks title adalah: title(string) Fungsi xlabel digunakan untuk memberi label sumbu pada sumbu x. Input dari perintah xlabel berupa string, dengan sintaks sebagai berikut: xlabel(string) Fungsi ylabel digunakan untuk memberi label sumbu pada sumbu y. Input dari perintah ylabel berupa string, dengan sintaks sebagai berikut: ylabel(string) Fungsi lain yang sering digunakan dalam grafik dua dimensi maupun grafik tiga dimensi adalah fungsi fill. Pada contoh berikut akan diperagakan penggunaan function fill untuk membuat suatu objek.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

50

Dasar Pemrograman Komputer

n=-6:6; x=sin(n*pi/6); y=cos(n*pi/6); fill(x, y, r) axis(square) title(Graph of the n-gone) text(-0.45,0,What is a name of this object ?) Hasil eksekusi program di atas dapat dilihat pada Gambar 6.3.

Gambar 6.3 Hasil eksekusi penggunaan fungsi fill.

6.3 GRAFIK TIGA DIMENSI Matlab mendefinisikan suatu permukaan jala dengan koordinat z, yaitu sumbu yang tegak lurus dengan bidang x-y. Perintah mesh digunakan untuk menggambarkan permukaan tiga dimensi. Sebelum menggunakan perintah ini, sebaiknya dipelajari dahulu mengenai perintah meshgrid. Perintah meshgrid didefinisikan sebagai berikut: [X,Y]=meshgrid(x,y) menciptakan suatu matriks X dengan baris-barisnya adalah duplikat dari array x dan suatu matriks Y dengan kolomnya adalah duplikat dari array y. Berikut ini akan diberikan penggunaan fungsi mesh dan meshgrid.

x=[0 1 2]
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

51

Dasar Pemrograman Komputer

y=[10 12 14]
Perintah meshgrid akan membuat array x dan y menjadi dua matriks [xi, yi]=meshgrid(x,y); Pada contoh ini akan diplot permukaan parabola z = y2 - x2 dengan nilai 1 x 1 dan 1 y 1 . x=-1:0.05:1; y=x; [xi, yi]=meshgrid(x,y); zi=(yi.^2)-(xi.^2); mesh(xi, yi, zi) axis off Hasil eksekusi program di atas dapat dilihat pada Gambar 6.4.

Gambar 6.4 Hasil eksekusi grafik parabola z = y2 - x2

Untuk memplot

grafik mesh disertai konturnya, maka gunakan perintah

meshc seperti ditunjukkan pada contoh berikut. meshc(xi, yi, zi) axis off Hasil eksekusinya ditunjukkan pada Gambar 6.5.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

52

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 6.5 Hasil eksekusi grafik parabola z = y2 - x2 yang disertai kontur.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

53

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 7 POLINOMIAL DAN INTERPOLASI

7.1 POLINOMIAL Matlab menyediakan berbagai fungsi untuk operasi-operasi polinomial standar seperti akar-akar polinomial, evaluasi, dan diferensiasi. Dalam Matlab juga disediakan fungsi-fungsi yang lebih aplikatif seperti pencocokan kurva dan ekspansi fraksi parsial. Fungsi polinomial terletak dalam direktori polyfun MATLAB. Tabel 7.1 Ringkasan fungsi polinomial. Fungsi conv deconv poly polyder polyfit polyval polyvalm residue roots Polinomial perkalian Polinomial pembagian Polinomial dengan akar-akar khusus Turunan polinomial Pencocokan kurva polinomial Evaluasi polinomial Evaluasi polinomial matriks Ekspansi fraksi parsial (residu) Pencarian akar-akar polinomial Deskripsi

7.1.1 Representasi Polinomial Matlab merepresentasikan polynomial sebagai koefisien berisi vector baris yang diurutkan berdasarkan pangkat tertinggi berturut-turut diikuti dengan pangkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, diberikan persamaan sebagai berikut: p(x) = x3 2x 5 Untuk menyatakan polynomial di dalam Matlab, gunakan p = [1 0 -2 -5];

7.1.2 Akar-akar Polinomial Fungsi roots menghitung akar-akar polynomial.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

54

Dasar Pemrograman Komputer

r = roots(p) r = 2.0946 -1.0473 + 1.1359i -1.0473 - 1.1359i Matlab menyimpan akar-akar dalam vector kolom. Fungsi poly mengembalikannya ke koefisien-koefisien polinomial. p2 = poly(r) p2 = 1 8.8818e-16 -2 -5 poly dan roots merupakan fungsi kebalikan (inverse functions).

7.1.3 Turunan Polinomial Fungsi polyder menghitung turunan setiap polinomial. Untuk mendapatkan turunan polinomial p = [1 0 -2 -5], maka gunakan: q = polyder(p) q = 3 0 -2 polyder juga menghitung turunan hasil kali atau hasil bagi dua polynomial. Sebagai contoh, buatlah dua polynomial a dan b. a = [1 3 5]; b = [2 4 6]; Hitung turunan hasil kali a*b dengan memanggil polyder dengan argument keluaran tunggal. c = polyder(a,b) c = 8 30 56 38 Hitung turunan hasil bagi a/b dengan memanggil polyder dengan dua argument keluaran. [q,d] = polyder(a,b) q = -2 -8 -2 d = 4 16 40 48 36 q/d adalah hasil operasinya.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

55

Dasar Pemrograman Komputer

7.1.4. Pencocokan Kurva Polinomial Fungsi polyfit mencari koefisien polynomial yang mencocokkan himpunan data dalam pengertian kuadrat terkecil. p = polyfit(x,y,n) x dan y adalah vector yang berisi data x dan y yang akan dicocokkan, dan n adalah urutan polynomial. Sebagai contoh, tinjaulah data uji x-y berikut. x = [1 2 3 4 5]; y = [5.5 43.1 128 290.7 498.4]; Polinomial ordo ketiga sebagai pendekatan pencocokan data adalah p = polyfit(x,y,3) p = -0.1917 31.5821 -60.3262 35.3400 Hitung nilai estimasi polyfit pada rentang yang diingiunkan dan plot estimasi pada nilai data nyata sebagai perbandingan. x2 = 1:.1:5; y2 = polyval(p,x2); plot(x,y,'o',x2,y2) grid on

Gambar 7.1 Hasil pencocokan kurva data uji x-y

7.2 INTERPOLASI Matlab menyediakan sejumlah teknik interpolasi yang memungkinkan Anda untuk menyeimbangkan kehalusan pencocokan data dengan kecepatan eksekusi dan penggunaan memori.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

56

Dasar Pemrograman Komputer

Fungsi interpolasi tersimpan dalam direktori polyfun Matlab. Tabel 7.2 Ringkasan fungsi interpolasi. Fungsi griddata griddata3 griddatan interp1 interp2 interp3 interpft interpn pchip spline Deskripsi Data gridding dan pencocokan permukaan Data gridding dan pencocokan permukaan data 3 dimensi Data gridding dan pencocokan permukaan data n dimensi Interpolasi satu dimensi Interpolasi dua dimensi Interpolasi tiga dimensi Interpolasi satu dimensi menggunakan metode FFT Interpolasi N-D Piecewise Cubic Hermite Interpolating Polynomial (PCHIP) Interpolasi data spline kubik

7.2.1 Interpolasi Satu-Dimensi Ada dua macam interpolasi satu-dimensi dalam Matlab, yaitu: 1. Interpolasi polinomial 2. Interpolasi berbasis-FFT 7.2.1.1 Interpolasi Polinomial Fungsi interp1 membentuk interpolasi satu dimensi, suatu operasi penting untuk analisis data dan pencocokan kurva. Fungsi ini menggunakan teknik polinomial, mencocokkan data yang suplai dengan fungsi polinomial antara titik-titik data dan mengevaluasi fungsi yang tepat pada titik interpolasi yang diinginkan. Bentuk umum interpolasi polinomial adalah yi = interp1(x,y,xi,method)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

57

Dasar Pemrograman Komputer

y adalah vector yang mengandung nilai-nilai suatu fungsi, dan x adalah vector yang mempunyai panjang yang sama yang berisi titik-titik dimana nilai y diberikan. xi adalah sebuah vector yang berisi titik-titik yang diinterpolasi. method adalah string pilihan yang menyatakan metode-metode interpolasi yaitu: 1. Nearest neighbor interpolation (method = 'nearest'). 2. Linear interpolation (method = 'linear'). 3. Cubic spline interpolation (method = 'spline'). 4. Cubic interpolation (method = 'pchip' or 'cubic'). 7.2.1.2 Interpolasi Berbasis-FFT Fungsi interpft membentuk interpolasi satu dimensi menggunakan metode berbasis FFT. Metode ini menghitung alihragam Fourier dari suatu vector yang mengandung fungsi periodik. Kemudian dapat dihitung alihragam Fourier balik (inverse). Bentuk umumnya adalah y = interpft(x,n) x adalah sebuah vector yang berisi nilai-nilai fungsi periodik, dicuplik pada titik-titik dengan rentang yang sama. n adalah jumlah titik-titik pada rentang yang sama untuk dikembalikan.

7.2.2 Interpolasi Dua-Dimensi Fungsi interp2 membentuk interpolasi dua -dimensi, yang merupakan operasi penting untuk pengolahan citra dan visualisasi data. Bentuk umum interpolasi dua dimensi adalah ZI = interp2(X,Y,Z,XI,YI,method) Z adalah larik (array) persegi panjang yang berisi nilai-nilai fungsi dua-dimensi, dan X dan Y adalah larik ukuran yang sama yang berisi titik-titik data dimana nilai-nilai dalam Z diberikan. XI dan YI adalah matriks yang mengandung titik-titik pada interpolasi data. method adalah string pilihan yang menyatakan metode interpolasi. Ada tiga metode interpolasi berbeda untuk data dua dimensi, yaitu: 1. Nearest neighbor interpolation (method = 'nearest'). 2. Bilinear interpolation (method = 'linear'). 3. Bicubic interpolation (method = 'cubic').

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

58

Dasar Pemrograman Komputer

7.2.3 Perbandingan Metode-metode Interpolasi Contoh berikut membandingkan metode-metode interpolasi dua dimensi pada matriks data 7x7. 1. Bangkitkan fungsi peaks pada resolusi rendah. [x,y] = meshgrid(-3:1:3); z = peaks(x,y); surf(x,y,z)

Gambar 7.2 Hasil eksekusi fungsi peaks. 2. Bangkitkan mesh terbaik untuk interpolasi. [xi,yi] = meshgrid(-3:0.25:3); 3. Interpolasi menggunakan nearest neighbor. zi1 = interp2(x,y,z,xi,yi,'nearest'); 4. Interpolasi menggunakan bilinear: zi2 = interp2(x,y,z,xi,yi,'bilinear'); 5. Interpolasi menggunakan bicubic. zi3 = interp2(x,y,z,xi,yi,'bicubic');

Gambar 7.3 Plot untuk berbagai metode interpolasi.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

59

Dasar Pemrograman Komputer

6. Bandingkan plot-plot permukaan untuk metode-metode interpolasi tersebut. 7. Bandingkan kontur untuk metode-metode interpolasi tersebut.

Gambar 7.4 Kontur untuk berbagai metode interpolasi.

7.2.4 Interpolasi dan Larik Multidimensi Beberapa multidimensi. Tabel 7.3 Fungsi interpolasi untuk data multidimensi. Fungsi interp3 interpn ndgrid Deskripsi Interpolasi data tiga dimensi Interpolasi data n dimensi Data gridding multidimensi fungsi interpolasi beroperasi secara khusus pada data

Sebagai contoh, asumsikan Anda ingin mengevaluasi fungsi dari tiga variabel pada rentang yang diberikan. Tinjau fungsi berikut:

z = x2 e
fungsi tersebut, maka

2 2 2 ( x1 x2 x3 )

Untuk -2 x1 0, 2 x2 4, dan 0 x3 2. Untuk mengevaluasi dan memplot

x1 = -2:0.2:2; x2 = -2:0.25:2;

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

60

Dasar Pemrograman Komputer

x3 = -2:0.16:2; [X1,X2,X3] = ndgrid(x1,x2,x3); z = X2.*exp(-X1.^2 -X2.^2 -X3.^2); slice(X2,X1,X3,z,[-1.2.8 2],2,[-2 0.2])

Gambar 7.5 Hasil eksekusi plotting untuk fungsi

z = x2 e

2 2 2 ( x1 x2 x3 )

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

61

Dasar Pemrograman Komputer

Bab 8 CONTOH-CONTOH APLIKASI

8.1 STUDI KASUS: TOPOGRAFI BUMI MATLAB dapat digunakan untuk membuat berbagai macam peta bumi (maps). Dalam subbab ini akan ditunjukkan bagaimana cara merepresentasikan topografi Bumi. Data topografi yang digunakan dikutip dari the National Geophysical Data Center, NOAA US Department of Commerce under data announcement 88MGG-02. Dalam contoh kasus ini terdapat tiga proses yang akan dilakukan yaitu proses penyimpanan dan pemanggilan data, proses penggambaran kontur 2-dimensi (2-D), proses penggambaran citra 2-dimensi (2-D), dan proses penggambaran citra 3dimensi (3-D)

8.1.1 Penyimpanan dan Pemanggilan Data Data disimpan dalam suatu file MAT yang dinamakan topo.mat. Variabel topo berisi data ketinggian Bumi. Variabel topomap1 berisi peta warna (colormap) untuk ketinggian permukaan tanah. load('topo.mat','topo','topomap1'); whos topo topomap1

Name topo topomap1

Size 180x360 64x3

Bytes 518400 1536

Class double array double array

Total keseluruhan adalah 64992 elemen menggunakan 519936 byte.

8.1.2 Penggambaran Kontur 2-Dimensi CONTOUR membuat plot kontur Bumi dari data yang telah diberikan. Dalam pembahasan ini, kita akan membuat kontur berdasar titik-titik pada peta yang mempunyai ketinggian nol. contour(0:359,-89:90,topo,[0 0],'b') axis equal

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

62

Dasar Pemrograman Komputer

box on set(gca,'XLim',[0 360],'YLim',[-90 90], ... 'XTick',[0 60 120 180 240 300 360], ... 'Ytick',[-90 -60 -30 0 30 60 90]);

Gambar 8.1 Kontur 2-dimensi Bumi

8.1.3 Penggambaran Citra 2-Dimensi IMAGE akan membuat plot citra 2-D dari data dalam topo dan topomap1. Dalam hal ini, ketinggian tanah ditentukan oleh bayangan hijau, sedang kedalaman laut ditentukan oleh bayangan biru. hold on image([0 360],[-90 90],topo,'CDataMapping', 'scaled'); colormap(topomap1);

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

63

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.2 Citra Bumi 2-dimensi.

8.1.3 Penggambaran Citra 2-Dimensi Fungsi SPHERE mengembalikan data x, y, z yang merupakan titik-titik pada permukaan bidang bola (dalam kasus ini 50 titik). Tinjau data ketinggian dalam topo yang dipetakan ke koordinat bola yang berisi x, y dan z. Dua sumber cahaya menyinari globe. [x,y,z] = sphere(50); cla reset axis square off props.AmbientStrength = 0.1; props.DiffuseStrength = 1; props.SpecularColorReflectance = .5; props.SpecularExponent = 20; props.SpecularStrength = 1; props.FaceColor= 'texture'; props.EdgeColor = 'none'; props.FaceLighting = 'phong'; props.Cdata = topo; surface(x,y,z,props); light('position',[-1 0 1]); light('position',[-1.5 0.5 -0.5], 'color', [.6 .2 .2]); view(3)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

64

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.3 Citra Bumi 3-dimensi

8.2 STUDI KASUS: PREDIKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK MATLAB dan Handle Graphics membuatnya lebih mudah untuk

memvariasikan parameter-parameter dan melihat hasilnya, tetapi prinsip dasar matematiknya tidak berubah. Dalam hal ini diperlihatkan penggunaan polynomial derajat rendah untuk memprediksi suatu data di masa yang akan datang dengan ekstrapolasi data. Dalam studi kasus ini ditampilkan data Sensus Penduduk Amerika Serikat dari tahun 1900 hingga 2000. % Time interval t = (1900:10:2000)';

% Population p = [75.995 91.972 105.711 123.203 131.669 ... 150.697 179.323 203.212 226.505 249.633 281.422]';

% Plot plot(t,p,'bo'); axis([1900 2020 0 400]); title('Populasi Penduduk AS Tahun 1900-2000'); xlabel(Tahun) ylabel('Juta');
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

65

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.4 Data populasi penduduk AS tahun 1900 2000

Berapakah perkiraan populasi penduduk Amerika Serikat pada tahun 2010? >>p p = 75.9950 91.9720 105.7110 123.2030 131.6690 150.6970 179.3230 203.2120 226.5050 249.6330 281.4220

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

66

Dasar Pemrograman Komputer

Lakukan pencocokan data dengan polinomial dalam t dan gunakan untuk extrapolasi pada t = 2010. Koefisien pada polynomial diperoleh dengan menyelesaikan sistem linear dari persamaan yang meliputi matriks Vandermonde 11-kali-11 matrix, dengan elemen-elemennya adalah pangkat derajat waktu, A(i,j) = s(i)^(n-j); n = length(t); s = (t-1950)/50; A = zeros(n); A(:,end) = 1; for j = n-1:-1:1, A(:,j) = s .* A(:,j+1); end Koefisien c untuk sebuah polynomial derajat d yang mencocokkan data p diperoleh dengan menyelesaikan sistem persamaan linear dari kolom terakhir d+1 matriks Vandermonde: A(:,n-d:n)*c ~= p Jika d kurang dari 10, maka akan ada lagi persamaan yang belum diketahui dan diselesaikan dengan solusi kuadrat terkecil. Jika d sama dengan 10, persamaan tersebut dapat diselesaikan secara eksak dan polinomial secara aktual menginterpolasi data. c = A(:,n-3:n)\p c = 1.2629 23.7261 100.3659 155.9043 Sekarang kita evaluasi polynomial pada setiap tahun dari tahun 1900 hingga tahun 2010 dan plot hasilnya. v = (1900:2020)'; x = (v-1950)/50; w = (2010-1950)/50; y = polyval(c,x); z = polyval(c,w); hold on plot(v,y,'k-'); plot(2010,z,'ks');

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

67

Dasar Pemrograman Komputer

text(2010,z+15,num2str(z)); hold off

Gambar 8.5 Hasil plot evaluasi polynomial pada setiap tahun (1900-2010)

Bandingkan pencocokan kubic (cubic fit) dengan quartic. Perhatikan bahwa titik-titik terekstrapolasi sangatlah berbeda.

c = A(:,n-4:n)\p; y = polyval(c,x); z = polyval(c,w); hold on plot(v,y,'k-'); plot(2010,z,'ks'); text(2010,z-15,num2str(z)); hold off

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

68

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.6 Perbandingan cubic fit dan quartic.

Dengan meningkatnya derajat, maka extrapolasi menjadi lebih tidak menentu. cla plot(t,p,'bo'); hold on; axis([1900 2020 0 400]); colors = hsv(8); labels = {'data'}; for d = 1:8 [Q,R] = qr(A(:,n-d:n)); R = R(1:d+1,:); Q = Q(:,1:d+1); c = R\(Q'*p); y = polyval(c,x); z = polyval(c,11); plot(v,y,'color',colors(d,:)); labels{end+1} = ['degree = ' int2str(d)]; end legend(labels,2) % Same as c = A(:,n-d:n)\p;

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

69

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.7 Perbandingan derajat polinomial untuk solusi kasus.

8.3 STUDI KASUS: ANALISIS DAN VISUALISASI GAMPA BUMI Dalam studi ini akan ditampilkan bagaimana menganalisis dan

memvisualisasikan data gempa bumi real-world. File QUAKE.MAT berisi data 200Hz dari gempa bumi Loma Prieta yang terjadi pada tanggal 17 Oktober 1989 di Gunung Santa Cruz. Data ini diperoleh atas jasa yang sangat besar dari Joel Yellin yang bekerja di the Charles F. Richter Seismological Laboratory, University of California, Santa Cruz. Mulai dengan loading data. load quake e n v whos e n v Name e n v Size 10001x1 10001x1 10001x1 Bytes 80008 80008 80008 Class double array double array double array

Total keseluruhan adalah 30003 elemen menggunakan 240024 byte.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

70

Dasar Pemrograman Komputer

Kini dalam workspace terdapat tiga variabel yang berisi jejak waktu dari accelerometer pada the Natural Sciences' building di UC Santa Cruz. Accelerometer merekam goncangan terkuat dari gempa bumi yang terjadi. Variabel-variabel n, e, v menunjukkan tiga komponen arah yang diukur oleh alat ukur (instrument), yang bersesuaian paralel dengan gangguan, dengan arah N menunjukkan arah Sacramento. Lakukan penskalaan data dengan percepatan gravitational. Juga, buat variabel keempat, t, yang berisi basis waktu. g = 0.0980; e = g*e; n = g*n; v = g*v; delt = 1/200; t = delt*(1:length(e))'; Berikut ini adalah plot-plot percepatan. yrange = [-250 250]; limits = [0 50 yrange]; subplot(3,1,1), acceleration') subplot(3,1,2), plot(t,n,'g'), axis(limits), title('North-South acceleration') subplot(3,1,3), acceleration') plot(t,v,'r'), axis(limits), title('Vertical plot(t,e,'b'), axis(limits), title('East-West

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

71

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.8 Hasil plot-plot percepatan grafitasi.

Perhatikan pada interval dari t = 8 deting hingga t = 15 detik. Gambarkan garis hitam pada plot-plot terpilih. Seluruh perhitungan berikutnya mencakup g pada interval ini. t1 = 8*[1;1]; t2 = 15*[1;1]; subplot(3,1,1), hold on, plot([t1 t2],yrange,'k','LineWidth',2); hold off subplot(3,1,2), hold on, plot([t1 t2],yrange,'k','LineWidth',2); hold off subplot(3,1,3), hold on, plot([t1 t2],yrange,'k','LineWidth',2); hold off

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

72

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.9 Hasil plotting percepatan grafitasi pada rentang terpilih.

Perbesar tampilan pada interval yang dipilih. trange = sort([t1(1) t2(1)]); k = find((trange(1)<=t) & (t<=trange(2))); e = e(k); n = n(k); v = v(k); t = t(k); ax = [trange yrange];

subplot(3,1,1), acceleration') subplot(3,1,2), acceleration') subplot(3,1,3), acceleration')

plot(t,e,'b'),

axis(ax),

title('East-West

plot(t,n,'g'),

axis(ax),

title('North-South

plot(t,v,'r'),

axis(ax),

title('Vertical

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

73

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.10 Hasil pembesaran plotting pada rentang terpilih.

Fokuskan pada satu detik di tengah interval tersebut, plot "East-West" terhadap "North-South" menunjukkan percepatan horizontal.

subplot(1,1,1) k = length(t); k = round(max(1,k/2-100):min(k,k/2+100)); plot(e(k),n(k),'.-') xlabel('East'), ylabel('North'); title('Acceleration During a One Second Period');

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

74

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.11 Percepatan pada periode satu detik.

Gabungkan dua kali percepatan untuk menghitung kecepatan (velocity) dan posisi titik dalam ruang 3-D. edot = cumsum(e)*delt; ndot = cumsum(n)*delt; vdot = cumsum(v)*delt; edot = edot - mean(edot); ndot = ndot - mean(ndot); vdot = vdot - mean(vdot); epos = epos - mean(epos); npos = npos - mean(npos); vpos = vpos - mean(vpos);

epos = cumsum(edot)*delt; npos = cumsum(ndot)*delt; vpos = cumsum(vdot)*delt; subplot(2,1,1); plot(t,[edot+25 max(edot+30)]) ndot

vdot-25]);

axis([trange

min(vdot-30)

xlabel('Time'), ylabel('V - N - E'), title('Velocity') subplot(2,1,2); plot(t,[epos+50 npos vpos-50]);

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

75

Dasar Pemrograman Komputer

axis([trange min(vpos-55) max(epos+55)]) xlabel('Time'), ylabel('V - N - E'), title('Position')

Gambar 8.12 Grafik perbandingan percepatan dan posisi.

Trajectory didefinisikan oleh data posisi dapat ditampilkan dengan tiga proyeksi 2dimensi. Dala studi ini proyeksi pertama dengan sedikit nilai t. subplot(1,1,1); cla; subplot(2,2,1) plot(npos,vpos,'b'); na = max(abs(npos)); na = 1.05*[-na na]; ea = max(abs(epos)); ea = 1.05*[-ea ea]; va = max(abs(vpos)); va = 1.05*[-va va]; axis([na va]); xlabel('North'); ylabel('Vertical');

nt = ceil((max(t)-min(t))/6); k = find(fix(t/nt)==(t/nt))'; for j = k, text(npos(j),vpos(j),['o ' int2str(t(j))]); end

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

76

Dasar Pemrograman Komputer

Gambar 8.13 Grafik proyeksi pertama. Kode yang sama akan menghasilkan dua sudut pandang 2-D. subplot(2,2,2) plot(npos,epos,'g'); for j = k; text(epos(j),vpos(j),['o ' int2str(t(j))]); end axis([ea va]); xlabel('East'); ylabel('Vertical'); subplot(2,2,3) plot(npos,epos,'r'); for j = k; text(npos(j),epos(j),['o ' int2str(t(j))]); end axis([na ea]); xlabel('North'); ylabel('East');

Gambar 8.14 Dua sudut pandang untuk proyeksi kedua. Subplot keempat adalah sudut pandang 3-D dari trajectory tersebut.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

77

Dasar Pemrograman Komputer

subplot(2,2,4) plot3(npos,epos,vpos,'k') for j = k;text(npos(j),epos(j),vpos(j),['o ' int2str(t(j))]); end axis([na ea va]); xlabel('North'); ylabel('East'),

zlabel('Vertical'); box on

Gambar 8.15 Dua sudut pandang untuk proyeksi ketiga.

Sebagai penutup, plot titik-titik pada setiap titik posisi ke sepuluh. Spasi antara titiktitik mengindikasikan kecepatan (velocity).

subplot(1,1,1) plot3(npos,epos,vpos,'r') hold on step = 10; plot3(npos(1:step:end),epos(1:step:end),vpos(1:step:end),'.')

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

78

Dasar Pemrograman Komputer

hold off box on axis tight xlabel('North-South') ylabel('East-West') zlabel('Vertical') title('Position (cms)')

Gambar 8.16 Sudut pandang kecepatan 3-D.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

79

Dasar Pemrograman Komputer

DAFTAR PUSTAKA

1. 2.

Away, G.A., 2006, The Shortcut of Matlab, Informatika Bandung. Firmansyah, A, 2007, Dasar-dasar Pemrograman Matlab, IlmuKomputer.com.

3. 4.

Knight, A., 1999, Basics of Matlab and Beyond, CHAPMAN & HALL/CRC. Mastering Matlab 5, A Comprehensive Tutorial and Reference, Prentice Hall, 1998. Matlab Users Guide, The Math Works inc., 1989. Using Matlab: Version 6, The Math Works inc., 2000.

5. 6.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

80

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY

81

You might also like