You are on page 1of 9

KASUS

Kekeacauan Stok Beras Indonesia

LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara agraria yang seharusnya mandiri dalam masalah
pangan khususnya beras. Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Dahulu
Indonesia merupakan produsen beras yang mampu mengekspor beras ke luar negeri. Untuk
menjaga agar harga beras dapat stabil maka Indonesia memiliki sebuah lembaga yang
mengatur persedian dan perputaran beras di Indonesia. Lembaga tersebut adalah BULOG.
BULOG mengawasi persedian beras di Indonesia dan melakukan operasi pasar bila
diperlukan.
Saat ini harga beras terus beranjak naik. Walaupun telah dilakukan operasi pasar di
beberapa daerah namun masih tidak dapat mengendalikan harga beras di pasaran.
Persediaan beras yang dianggap aman oleh pemerintah tetap tidak mampu menahan
kenaikan harga beras. Pernyataan pemerintah mengenai keadaan stok beras tidak mampu
dibuktikan, hal ini ditunjukan dengan masih tidak stabilnya harga beras di pasaran.
Program beras untuk rakyat miskin atau populer dengan beras raskin sudah tidak
dijalankan lagi oleh pemerintah. Ada kecurigaan program tersebut sarat dengan korupsi.
Tidak jalannya program beras raskin makin menyulitkan masyarakat miskin. Dengan
naiknya harga beras maka makin berat pula masyarakat miskin untuk memperoleh beras.

FAKTA
Pemerintah menyatakan bahwa stok beras hingga awal 2007 ini masih aman. Yaitu 4
juta ton dan ditambah prediksi panen pada bulan Januari sebanyak 1,1 juta ton. Dengan
demikin total persedian beras yang dimiliki negara sebesar 5,1 juta ton. Apabila konsumsi
beras bulanan masyarakat sebesar 2,6 juta ton maka masih ada surplus beras 2,5 juta ton.
Masalah yang dihadapi adalah apakah beras itu berada di pemerintah atau di petani.
Untuk amannya seharusnya stok tersebut ada di pemerintah karena bila terjadi kenaikan
harga beras maka pemerintah dapat membanjiri pasar untuk menstabilkan harga beras. Bila
beras ada di petani maka perhitungannya dengan asumsi 60% stok untuk petani adalah
2,4juta ton beras untuk memenuhi 12 juta keluarga petani yang berarti jatahnya 200 kg per
keluarga. Bila konsumsi perbulan tiap keluarga sekitar 30-40 kg maka stok tersebut hanya
mampu menghidupi mereka selama 5 bulan. Masalahnya bagaimana dengan permintaan
pasar? Dengan jatah 40% dari stok yaitu sekitar 1,6 juta ton dengan perhitungan konsumsi
yang sama per keluarga maka stok tersebut hanya dapat memenuhi beberapa minggu saja.
Akibatnya stok beras untuk permintaan pasar sangatlah kritis. Pengalaman membuktikan
penggatian kepemimpinan nasional terjadi pada saat kenaikan harga beras mencapai 2 kali
lipat.

PENYEBAB MASALAH INTERNAL


Masalah kenaikan harga beras dipicu oleh berbagai faktor. Untuk faktor internal
dipicu oleh persedian beras dalam negeri yang tidak jelas keberadaannya. Apakah berada di
pemerintah atau di petani. Kemungkinan besar beras berada di petani sehingga
kemungkinan seperti yang dijelaskan di atas bisa saja terjadi. Karena bila ada di pemerintah
seharusnya pemerintah dapat segera membanjiri pasar agar dapat menstabilkan harga beras.
Dengan demikian kekurangan stok untuk memenuhi permintaan pasar menyebabkan harga
beras di pasaran terus naik.

PENYEBAB MASALAH EKSTERNAL


Perubahan iklim menyebabkan terjadinya perubahan masa panen. Akibatnya masa
tanam bergeser dari Oktober 2006 menjadi Januari-Februari 2007. Sehingga masa panen
raya diperkirakan mundur menjadi April-Mei 2007. Dengan rentang waktu demikian
bagaimana pemerintah dapat memenuhi kebutuhan pasar. Mungkin pemerintah dapat
mengandalkan panen sporadis di bulan-bulan mendatang namun hasilnya tidaklah terlalu
besar.

HASIL ANALISA
Masalah kenaikan beras merupakan masalah negara yang sangat penting. Harus
sesegera mungkin ditangani. Ketidakstabilan harga beras dapat memicu ketidak stabilan
politik juga. Bila mencapai kenaikan harga hingga dua kali lipat besar kemungkinan
masyarakat akan marah dan meminta penggantian pemerintah yang sekarang.
Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk menahan laju kenaikan harga
beras. Langkah-langkah tersebut antara lain pemerintah harus menutup eksport beras
dimana eksport beras justru akan mengurangi persedian beras dalam negeri. Upaya lain
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan import beras untuk memenuhi permintaan
pasar. Pemerintah mungkin bisa mengandalkan panen di bulan-bulan mendatang yang
sifatnya sporadis namun hasilnya tidaklah terlalu besar. Pemerintah juga bisa
mengandalkan persedian beras BULOG yang sebagian sudah digunakan untuk operasi
pasar.
Namun untuk mencegah imbas kenaikan harga beras terhadap masyarakat miskin
maka pemerintah dapat segera menjalankan kembali program beras raskin. Selain untuk
dengan melakukan operasi pasar di daerah-daerah walaupun daerah tersebut belum
meminta adanya operasi pasar.
KASUS
Pembajakan Software di Indonesia

LATAR BELAKANG
Software atau program komputer yang digunakan untuk membantu pekerjaan, tugas,
dan kegiatan lainnya saat ini sebagian besar dibuat oleh produsen software luar. Tingginya
angka pembajakan di Indonesia membuat produsen software enggan untuk membuat
produk software yang berkualitas. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan dalam
memproduksi software tidaklah sebanding dengan keuntungan yang diperoleh karena
software tersebut lebih banyak yang dibajak daripada dibeli. Produsen software lokal lebih
memilih mengembangkan software yang khusus dikembangkan untuk perusahaan tertentu,
bukan mengembangkan software yang dapat menjadi sebuah produk yang bisa
dimanfaatkan masyarakat umum.

FAKTA
Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga dalam negara terbesar pelaku
pembajakan HAKI. Hal ini sangatlah memalukan di mata dunia kita dipandang sebagai
negara pembajak. Negara yang tidak menghargai hasil karya seseorang.
Penetapan undang-undang kekayaan HAKI oleh pemerintah tidak dibarengi dengan
sosialisasi dan penegakan hukum yang baik dan berkesinambungan. Pada awal penetapan
undang-undang HAKI upaya penegakan gencar dilakukan namun seiring waktu upaya
penegakan hukum tersebut berangsur turun. Akibatnya peredaran barang bajakan yang
awalnya mulai menurun sekarang mulai naik lagi.
Masyarakat kita masih berpikiran ekonomis yaitu lebih memilih membeli barang
bajakan yang berkualitas hampir sama dengan barang asli tapi jauh lebih murah. Belum
ada kesadaran untuk menghargai pemilik hasil karya tersebut dengan membeli barang yang
asli. Padahal ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh bila kita membeli produk yang
asli seperti dukungan dari produsen dan layanan after sale yang dapat membantu dan
menjamin konsumen dalam menggunakan produk asli tersebut.
PENYEBAB MASALAH INTERNAL
Masalah pembajakan software di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor.
Penyebab utamanya adalah rendahnya daya beli masyarakat untuk memperoleh produk
software berkualitas. Taraf ekonomi masyarakat kita rata-rata masih rendah dan tidak
mampu untuk membeli software yang asli. Hal ini menyebabkan masyarakat berpikiran
ekonomis yaitu membeli barang murah yang ada tanpa memperdulikan hak pemilik produk
tersebut.
Selain faktor ekonomi masalah tingginya pembajakan software di Indonesia juga
disebabkan kurangnya penegakan hukum dan sosialisasi undang-undang HAKI. Beberapa
perusahaan justru masih menggunakan software bajakan karena tidak terkena upaya
penegakan undang-undang HAKI padahal dari segi ekonomi mereka masih mampu dalam
membeli software yang asli.

PENYEBAB MASALAH EKSTERNAL


Pembajakan software juga disebabkan oleh faktor eksternal. Ketersediaan layanan
internet memudahkan penyebaran software maupun produk bajakan. Kita dengan mudah
dapat memperoleh software yang kita inginkan tanpa membeli software yang asli dengan
mendownload software tersebut dari internet. Hal ini tidak dapat dicegah oleh pemerintah,
hanya perlu kesadaran masyarakat dalam menggunakan produk software yang asli.

HASIL ANALISA
Tingginya angka pembajakan di Indonesia sehingga Indonesia berada di peringkat
ketiga menyebabkan buruknya nama Indonesia di mata dunia. Investor akan berpikir dua
kali dalam melakukan investasi di bidang informasi teknologi karena tingginya angka
pembajakan di Indonesia. Karena itu pemerintah dan masyarakat harus segera
menanggulangi masalah ini untuk memperbaiki nama Indonesia di mata dunia.
Kita dapat mengatasi masalah pembajakan ini dengan komitmen penuh dari tiap
pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah harus melakukan sosialisasi
serta penegakan hukum dan undang-undang HAKI secara berkesinambungan dan terus
menerus. Selain itu dengan penggunaan software yang bersifat Open-Source yaitu software
yang bebas digunakan dan dimodifikasi tanpa harus mengeluarakan biaya dapat mengatasi
permasalahan mahalnya software yang ada. Hanya perlu sosialisasi dalam penggunaan
karena fungsi dan kualitas software Open Source tidaklah kalah dengan software komersil
yang saat ini banyak digunakan.
Pembajakan merupakan kegiatan yang melanggar hukum karena itu diperlukan
penegakan hukum yang jelas untuk mengurangi peredaran produk bajakan di masyarakat.
Penggunaan barang bajakan juga merupakan kejahatan karena sudah tidak menghargai
HAKI sehingga dapat menyebabkan pengguna produk bajakan terkena sanksi hukum.
Dengan berkurangnya tingkat pembajakan maka akan mendorong produsen
software lokal untuk lebih berkarya dan menghasilkan produk yang tidak kalah dengan
produk luar. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan produksi software lokal dan
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
KASUS
Makin Berkurangnya Lahan Hutan Indonesia

LATAR BELAKANG
Hutan merupakan kekayaan alam Indonesia yang sangat penting perannya. Hutan
merupakan kekayaan alam Indonesia yang dapat menghasilkan devisa bagi negara. Kayu-
kayu yang dihasilkan hutan Indonesia banyak dieksport keluar negeri dan menambah
persedian devisa negara. Hutan merupakan paru-paru dunia yang membantu dalam
memproduksi udara yang sehat. Di Indonesia hutan sebagian besar berada di luar pulau
Jawa. Hal ini dikarenan di Jawa industri dan kota berkembang sehingga hutan makin
menipis. Berbeda dengan pulau seperti di Kalimantan dan Sumatra.
Saat ini lahan hutan di Indonesia terus berkurang. Hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor. Akibatnya dengan berkurangnya lahan hutan juga mengancam populasi satwa
langka di Indonesia.

FAKTA
Berkurangnya lahan hutan di Indonesia disebabkan banyak faktor. Hutan di
Kalimantan contohnya makin menipis dengan banyaknya penebangan hutan yang tidak
diiringi dengan usaha untuk mengganti pohon yang telah ditebang. Banyaknya hutan yang
terbakar juga membuat lahan hutan terus berkurang.
Akibat dari berkurangnya lahan hutan di Indonesia maka menyebabkan satwa-satwa
langka yang berdiam di hutan Indonesia terancam punah. Tidak adanya tempat tinggal bagi
satwa-satwa ini menyebabkan populasi mereka terancam. Perubahan iklim yang sangat
drastis saat ini juga bisa disebabkan oleh makin kurangnya lahan hutan di dunia.
Hutan merupakan paru-paru dunia yang juga dapat membantu kesegaran udara
dunia. Atmosfir yang tercemar dan menipisnya lapisan ozon berakibat naiknya suhu dan
panas dunia. Dengan naiknya panas dunia maka mengakibatkan makin rawannya kebakaran
hutan.
FAKTOR PENYEBAB INTERNAL
Ada beberapa faktor penyebab internal dari berkurangnya lahan hutan di Indonesia.
Tingginya permintaan pasar atas kayu menyebabkan tingginya penebangan pohon di hutan.
Hal ini tidak dibarengi dengan usaha penghijauan kembali pohon-pohon yang telah
ditebang. Dengan tingginya permintaan pasar maka makin muncul banyak penebangan-
penebangan pohon ilegal dan tidak terkontrol.
Kebiasaan masyarakat tradisional Indonesia dalam membuka lahan pertanian dengan
pembakaran lahan menyebabkan makin berkurangnya lahan hutan di Indonesia. walaupun
telah dihimbau agar tidak melakukan pembakaran lahan namun tetap saja ada masyarakat
yang melakukannya.
Selain pembakaran lahan, kebiasaan masyarakat tradisional dalam bercocok tanam yaitu
ladang berpindah-pindah ikut menambah pengurangan lahan hutan Indonesia. Cara
bercocok tanam yang masih tradisional menyebabkan masyarakat tidak dapat
menghentikan cara ladang berpindah-pindah ini.

FAKTOR PENYEBAB EKSTERNAL


Untuk penyebab eksternal berkurangnya lahan hutan di Indonesia salah satunya adalah
perubahan iklim dan panas bumi yang makin tinggi. Panas dan musim kemarau
berkepanjangan berakibat keringnya beberapa lahan hutan dan mengakibatkan rentan
terhadap kebakaran hutan. Di Kalimantan dan Sumatera misalanya, hampir tiap musim
kemarau ratusan hektar hutan habis terbakar. Hal ini juga dipicu oleh kebiasaan petani
dalam membuka lahan dengan membakar. Kekeringan dan kemarau menyebabkan
masyarakat tidak menyadari bahwa mereka belum tentu dapat mengendalikan pembakaran
lahan dikarenakan hutan sangatlah mudah terbakar pada musim kemarau. Panas bumi yang
terus meningkat menyulitkan pemerintah dalam mencegah kebakaran hutan. Pemerintah
hanya dapat memadamkan kebakaran bukan mencegahnya.

HASIL ANALISA
Berkurangnya lahan hutan di Indonesia mulai terasa. Adanya perubahan iklim dan suhu
bumi, serta makin berkurangnya populasi satwa adalah dampak dari berkurangnya lahan
hutan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti disebabkan diatas. Faktor-faktor
diatas bukan tidak mungkin untuk dicegah atau paling tidak dapat dikurangi.
Pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan pendidikan bagi masyarakat petani
bagaimana bercocok tanam dan berladang yang baik. Sebisa mungkin masyarakat tidak
berladang berpindah-pindah dan tidak membakar lahan dalam pembukaan ladang. Selain
itu perlu adanya penegakan hukum dan pengawasan yang kontinu dalam kegiatan
penebangan hutan untuk industri. Harus adanya usaha penghijauan kembali oleh pelaku
penebangan. Pengawasan terhadap penebangan harus benar-benar dilakukan. Contohnya
dalam menebang, pohon yang ditebang harus memenuhi kriteria diameter yang dibolehkan.
Kebakaran hutan berdampak buruk bagi semua pihak. Asap yang ditimbulkan oleh
kebakaran hutan dapat mengganggu penglihatan dan kesehatan masyarakat. Industri
penerbangan terganggu karena jarak pandang yang berkurang. Masyarakat banyak
mengalami gangguan pernafasan karena asap hasil kebakaran. Asap tersebut sudah sampai
hingga wilayah negara-negara tetangga sehingga menimbulkan citra buruk di mata negara-
negara tetangga
Untuk itu pemerintah perlu memberi prioritas dalam penanganan kebakaran hutan di
Indonesia. Dengan saling membantu dengan masyarakat sebisa mungkin kebakaran dicegah
misalnya dengan pelarangan pembukaan lahan dengan pembakaran hutan. Mencegah
kebakaran hutan lebih meluas dengan melakukan usaha pemadaman kebakaran sesegera
mungkin.

You might also like