Professional Documents
Culture Documents
Berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal dan merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan luar. Nares posteriores (lubang hidung dalam), terletak pada palatum dan hanya satu buah di tengah.
2.Glotis (pangkal tenggorokan) Setelah melewati hidung, udara masuk menuju pangkal
tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang tenggorokan (trakea).
3.Larink (larynx). Larink disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang. 4.Trachea (trakhea). Trakhea merupakan lanjutan dari larink kearah kaudal. Berupa suatu pita yang mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis. 5.Srink/pita suara (srynx). Srink terdapat pada bagian bifurcatio tracheae, tersusun dari beberapa annulus trachealis pada bagian kaudal dan annulus bronchialis pada daerah kranial. Alat ini membatasi bagian yang melebar yang disebut tympanum (Radiopoetro, 1991). Pita suara atau bagian jakun bawah pada batang tenggorok (percabangan bronki menjadi dua) ini menghasilakan suara pada unggas. Pita suara merupakan satu-satunya bagian alat pernapasan yang mampu menghasilkan suara, sedangkan jakun merupakan bagian pembentuk suara. 6. Bronchi (bronkhi). Bronkhi merupakan percabangan dari trakhea kearah kanan dan kiri (bronchus dexter dan broncus sinister), dengan tempat percabangan yang disebut bifurcatio trachea. Batang tenggorok ini masih terbagi lagi menjadi bronchi lateralis yang masing-masing terbagi lagi menjadi parabronchi. 7.Paru-paru (lung/pulmo). Paru-paru terdapat pada bagian ujung-ujung bronkhi berjumlah sepasang dan melekat pada bagian dorsal thorax. Paru-paru terbungkus oleh selaput yang disebut pleura. Paru merupakan organ yang sangat penting peranannya dalam pernapasan. Fungsi utamanya untuk mencukupi oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk pembakaran dan untuk pembentukan tenaga. Juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air. Struktur paru-
paru ayam sangat kaku dan selama bernapas hanya terjadi sedikit gerakan mengembang dan mengempis.
interclavicularis (ai/terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan kedua paru-paru) dan cervicalis (ac/terletak pada leher dan berjumlah dua pasang). Semua bagian air sacs tersebut berhubungan dengan cavum pnumaticus (Radiopoetro, 1991). Kantung udara merupakan suatu rongga dengan dinding jaringan tipis dan halus sehingga sulit dikenali pada posisi mengempis. Ayam yang sudah mati sukar diketahui kantung udaranya, karena posisi mengempis, sehingga perlu pengamatan secara cermat sewaktu bedah bangkai (Akoso, 1993). Kantung udara selain membantu dalam proses pernapasan pada waktu terbang juga berfungsi: i. Membantu mempertahankan suhu luar oleh pengaruh keadaan luar. ii. Membantu memperkeras suara. iii. Meringankan tubuh. iv. Mengapungkan tubuh diudara. v. Membantu difusi dari darah untuk diekskresikan lewat paru-paru sebagai uap air.
Mekanisme Pernapasan
Paru-paru letaknya menempel pada tulang rusuk bagian atas pada rongga dada. Udara yang dihirup karena ada tekanan akan masuk kedalam kantung udara dan didistribusikan kembali masuk atau keluar dari paru-paru. Distribusi udara karena aktivitas kontraksi otot pendukung pernapasan pada unggas ada dua cara, secara inspirasi dan ekspirasi (Neheim et al., 1979). Berbeda dengan mamalia, unggas mempunyai paru-paru lebih kecil sehingga memerlukan pendukung yang berupa kantung udara dan rongga tulang (North, 1978). Mekanisme kerja pernapasan pada ayam dengan bantuan kantung udara dengan dua cara, yaitu pada waktu istirahat dan pada waktu terbang:
Suhu di bawah 80oF. Pada kondisi suhu lingkungan di bawah 80oF unggas
melakukan mekanisme pertahanan suhu tubuh melalui radiasi, konveksi dan konduksi. Pembuangan panas tubuh melalui seluruh permukaan tubuh, terutama yang tidak ditumbuhi bulu dan sekitar 40% melalui bagian kepala (mulut, hidung, comb, pial dan kulit).
Suhu di atas 80oF. Pada kondisi suhu lingkungan di atas 80oF pelepasan panas
melalui mekanisme evaporasi dengan cara pembuangan uap air melalui saluran pernapasan (panting). Panting merupakan mekanisme yang penting sebab unggas akan berusaha menjaga temperatur tubuh konstan (dibawah suhu lingkungan) pada kondisi suhu lingkungan yang tinggi (Nesheim et al., 1979). Pada kondisi panting ayam mengalami cekaman panas (stress panas) sehingga tampak megap-megap, tubuh posisi menyentuh tanah dan bulu-bulu ditegakkan dan kadang-kadang ayam selalu minum untuk menjaga keseimbangan kadar air dan pelepasan panas tubuh.
http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20UnggasPernapasan.htm