You are on page 1of 24

ASET TETAP

Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Karakteristik aset tetap sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barang dagangan) Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan investasi jangka Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi perusahaan Memiliki nilai yang relatif tinggi

panjang) (bukan perlengkapan) Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang. KLASIFIKASI ASET TETAP Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1. 2.

Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan. Perbaikan Tanah, seperti jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gudang. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.

3. 4.

PENENTUAN HARGA PEROLEHAN ASET TETAP Dari beragam aset tetap berujud, untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokkan sbb:
1.

Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk lokasi perusahaan, pertanian, dan peternakan. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aset yang sejenis, misalnya gedung dan peralatan. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis, seperti sumber-sumber alam misalnya tambang dan hutan.

2.

3.

Penyusutan atas 3 kelompok aset tetap berujud tsb adalah:


1.

Aset tetap yang umurnya tidak terbatas --------- tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya Aset tetap yang terbatas umurnya --------- dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya

2.

Aset tetap yang dapat diganti dengan aset sejenis, penyusutannya disebut depresiasi. Penyusutan sumber alam disebut deplesi, sedangkan penyusutan aset tidak berwujud disebut amortisasi.
1

PENGELUARAN-PENGELUARAN MODAL DAN PENDAPATAN Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.

Capital expenditure/pengeluaran modal Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi dan akan dicatat dalam rekening aset (dikapitalisasi).

2.

Revenue expenditure/pengeluaran pendapatan Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan dicatat dalam rekening biaya.

Namun dengan alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan antara lain:


1.

Sebagai revenue expenditure apabila: a. jumlah pengeluaran relatif kecil b. manfaat di masa yang akan datang tidak begitu berarti c. sulit mengukur manfaat di masa yang akan datang

2.

Sebagai capital expenditure apabila pengeluaran di atas jumlah tertentu dan jelas-jelas memberikan manfaat untuk periode-periode yang akan datang.

PRINSIP PENILAIAN ASET TETAP BERUJUD ASET TETAP DINYATAKAN SEBESAR NILAI BUKU YAITU HARGA PEROLEHAN ASET TETAP TERSEBUT DIKURANGI DENGAN AKUMULASI PENYUSUTANNYA Sesudah aset tetap diperoleh dan dalam masa penggunaan, maka:
1.

Aset yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca sebesar harga perolehannya Aset yang umurnya terbatas dicantumkankan dalam neraca sebesar nilai bukunya.

2.

Harga perolehan (acquisition cost) aset tetap meliputi jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aset tetap tersebut. Nilai buku aset tetap adalah harga perolehan aset tetap dikurangi dengan akumulasi depresiasi/deplesi aset tetap tersebut CARA-CARA PEROLEHAN ASET TETAP 1. Pembelian Tunai 2. Pembelian Angsuran 3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
2

4. Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain 1. Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis 2. Pertukaran aset tetap yang sejenis 5. Diperoleh dari Hadiah/Donasi 6. Aset yang Dibuat Sendiri MASALAH KHUSUS DLM PENENTUAN HARGA PEROLEHAN 1.
2.

Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga Pembelian dalam Satu Paket (lump-sum) Perolehan dengan Membangun Sendiri

3.

ASET YANG DIPEROLEH DARI PERTUKARAN DENGAN SURAT BERHARGA Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar:
1. 2.

Harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar Jika harga pasar surat berharga tidak diketahui, maka harga perolehan aset tetap ditentukan sebesar harga pasar aset tersebut. Jika harga pasar surat berharga dan aset tetap yang ditukar keduanya tak diketahui, maka nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan

3.

Harga pasar surat berharga adalah harga yang terjadi dalam bursa surat-surat berharga atau dalam transaksi dengan pihak lain yang bebas. Pertukaran aset tetap dengan surat berharga akan: 1. dicatat dalam rekening modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya 2. selisih nilai pertukaran dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio Ilustrasi PT XYZ menukar sebuah gedung dengan 10.000 lembar saham biasa, nominal @ Rp10.000,00. Pada saat pertukaran harga pasar saham per lembar adalah Rp11.000,00. Pertukaran ini dicatat dengan jurnal: Gedung Modal Saham Biasa Agio Saham Rp110.000.000,00 Rp100.000.000,00 10.000.000,00

ASET YANG DIPEROLEH DARI HADIAH/DONASI Pencatatannya dapat menyimpang dari harga perolehan karena harga perolehannya relatif kecil. Ilustrasi PT ALIT menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang masing-masing dinilai Rp60.000.000,00 dan Rp40.000.000,00. Pencatatannya adalah: Tanah Gedung Modal - Hadiah Rp60.000.000,00 40.000.000,00 Rp100.000.000,00

Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut, PT ALIT mengeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,00. Maka pencatatan penerimaan hadiah tersebut: Tanah Gedung Modal Hadiah Kas Rp60.000.000,00 40.000.000,00 Rp95.000.000,00 5.000.000,00

Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aset dan modal dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contingent). Apabila hak atas aset tersebut sudah diterima, maka barulah contingent assets tersebut dicatat sebagai aset. Ilustrasi Jika pada kasus PT ALIT di atas, hak atas tanah baru akan diserahkan 2 tahun kemudian maka jurnal yang dibuat adalah Aset yang Belum Pasti - Tanah Aset yang Belum Pasti - Gedung Modal yang Belum Pasti - Hadiah Ketika hak atas sudah diterima, dikeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal: Tanah Gedung Modal yang Belum Pasti - Hadiah Aset yang Belum Pasti - Tanah Aset yang Belum Pasti - Gedung Modal Hadiah Kas Rp60.000.000,00 40.000.000,00 100.000.000,00 Rp60.000.000,00 40.000.000,00 95.000.000,00 5.000.000,00 Rp60.000.000,00 40.000.000,00 Rp100.000.000,00

Apabila hadiah yang belum pasti tersebut berupa aset yang didepresiasi, maka perhitungan depresiasi dimulai sejak aset tersebut diterima sebagai hadiah yang belum pasti. ASET YANG DIBUAT SENDIRI Pembuatan aset (seperti gedung, alat, dan perabotan) oleh perusahaan sendiri biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle. Permasalahan pada aset yang dibuat sendiri adalah alokasi BOP tidak langsung. Dua cara alokasi BOP-TL yaitu: 1. kenaikan BOP yang dibebankan pada aset yang dibuat 2. BOP dialokasikan dengan tarif pada pembuatan aset maupun produksi Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah 1. Bila pembuatan aset berasal dari dana pinjaman, maka: a. b. c. 2.
3.

bunga pinjaman selama masa pembuatan aset dikapitalisasi dalam harga perolehan aset. Sesudah aset selesai dibuat, biaya bunga pinjaman dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Biaya-biaya lain yang timbul dalam masa pembuatan aset, dibebankan sebagai harga perolehan aset tetap.

Dalam hal harga pokok aset yang dibuat lebih rendah daripada harga beli di luar, selisihnya merupakan penghematan biaya dan tidak diakui sebagai laba. Dalam hal harga pokok aset yang dibuat lebih tinggi daripada harga beli di luar, selisihnya diperlakukan sebagai kerugian dan aset dicatat sebesar harganya yang normal.

HARGA PEROLEHAN ASET TETAP BERUJUD Aset tetap harus dicatat sebesar harga perolehannya.

Harga perolehan adalah harga beli ditambah dengan semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aset tersebut sampai aset siap untuk digunakan Aset tetap berujud, termasuk: 1. Tanah 2. Bangunan/Gedung 3. Mesin dan Alat-alat 4. Alat-alat Kerja 5. Pattern dan Dies/Cetakan 6. Perabot/Mebelair dan Alat-alat Kantor 7. Kendaraan 8. Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan/Returnable Container
5

Tanah, harga perolehannya meliputi a. harga beli tunai tanah b. biaya balik nama c. komisi pembelian d. biaya penelitian tanah e. pajak, iuran, atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli f. biaya merobohkan bangunan lama g. biaya perataan tanah, pembersihan, dan pembagian Bangunan Jika gedung dibuat sendiri, maka harga perolehan gedung terdiri dari: a. biaya-biaya pembuatan gedung b. biaya perencanaan dan desain gambar c. biaya izin bangunan d. pajak-pajak selama masa pembangunan gedung e. bunga selama masa pembuatan gedung f. asuransi selama masa pembangunan Perlengkapan gedung (seperti tangga berjalan dan lift) dicatat sendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut. Mesin dan alat-alat, harga perolehannya meliputi: a. harga beli b. pajak-pajak yang menjadi beban pembeli c. biaya angkut d. asuransi selama dalam perjalanan e. biaya pemasangan f. biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin Bila mesin dibuat sendiri, maka harga perolehannya meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Mesin yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya. Alat-alat kerja berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan (seperti drei, catut, & palu) memiliki harga perolehan yang relatif kecil shg tidak didepresiasi tetapi diperlakukan sbb: 1. pada waktu pembelian dikapitalisasi, kemudian pada setiap akhir periode dihitung fisiknya. Selisihnya dicatat sebagai biaya untuk periode yang bersangkutan dan rekening alat-alat kerja dikredit; atau
6

2. dikapitalisasi sebagai aset dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai persediaan normal, kemudian setiap kali pembelian baru dibebankan sebagai biaya. Pattern dan Dies/Cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aset tetap dan didepresiasi selama umur ekonomisnya. Tetapi jika cetakan hanya dipakai memproduksi pesanan khusus, maka harga perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut. Perabot dan alat-alat kantor, pembelian atau pembuatannya harus dipisah-pisahkan untuk fungsi produksi, penjualan, dan administrasi karena depresiasinya dibebankan pada masing-masing fungsi tersebut. Harga perolehannya terdiri atas harga beli, biaya angkut, dan pajak yang menjadi tanggungan pembeli. Kendaraan, juga dipisahkan berdasarkan fungsi. Harga perolehannya meliputi harga faktur, bea balik nama, & biaya angkut. Pajak yang dibayar setiap periode (seperti pajak kendaraan bermotor dan jasa raharja) dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Returnable Container adalah barang-barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang dijual, misalnya drum, tangki, dan botol. Barang tersebut merupakan aset perusahaan dan disusut selama umur kegunaannya. Bila tempat barang tersebut dikembalikan, maka harga jual tidak termasuk harga tempat barang tersebut BIAYA-BIAYA SELAMA MASA PENGGUNAAN ASET TETAP 1. Reparasi dan Pemeliharaan 2. Penggantian
3.

Perbaikan/betterment/improvement Penyusunan Kembali Aset Tetap/Rearrangement

4. Penambahan
5.

Reparasi dan pemeliharaan terjadi berulang-ulang dan manfaat biaya tersebut hanya dalam periode yang bersangkutan, sehingga dicatat sebagai biaya. Reparasi besar terjadi selang beberapa tahun dan manfaatnya dirasakan dalam beberapa periode, sehingga biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya dilakukan dalam beberapa periode yang menerima manfaatnya. Dua cara mencatat biaya reparasi besar, yaitu: 1. menambah harga perolehan aset tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk menaikkan nilai kegunaan aset dan tidak menambah masa manfaatnya. 2. mengurangi akumulasi depresiasi jika memperpanjang umur ekonomis dan nilai residu, sehingga nilai buku bertambah besar dan mempengaruhi perhitungan depresiasi.

Penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aset atau suatu bagian aset dengan unit yang baru dengan tipe yang sama. Improvement adalah penggantian suatu aset dengan aset baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan dengan biaya relatif kecil diperlakukan seperti reparasi biasa. Tetapi perbaikan dengan biaya relatif besar dicatat sebagai aset baru. Aset lama yang diganti serta akumulasi depresiasinya dihapuskan dari rekening-rekeningnya. Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aset seperti penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir, serta penambahan alat pada mesin pabrik yang dapat meminimalisir pencemaran. Biaya yang timbul dalam penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aset dan didepresiasi selam umur ekonomisnya. Rearrangement Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyusunan kembali atau perubahan route produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi jika jumlahnya cukup berarti dan manfaatnya akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus dikapitalisasi. Biaya tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka atau beban yang ditangguhkan dan akan diamortissi ke periode yang memperoleh manfaat rearrangement. PEMBERHENTIAN ASET TETAP Aset tetap bisa dihentikan penggunaannya dengan cara: 1. Dijual, 2. Ditukarkan, atau 3. Rusak Pada saat aset tetap diberhentikan dari pemakaian 1. semua rekening yang berhubungan dengan aset tetap tersebut dihapuskan 2. apabila aset tetap tersebut dijual, maka selisih harga jual dengan nilai buku atau residu dicatat sebagai laba atau rugi. Ilustrasi Mesin yang dibeli pada tanggal 1 Februari 2002 dengan harga Rp5.700.000,00; pada tanggal 1 Juli 2006 dijual dengan harga Rp1.200.000,00. Mesin tersebut ditaksir berumur 5 tahun, didepresiasi menggunakan metoda garis lurus, dan taksiran nilai residu Rp450.000,00. Penjualan pada tanggal 1 Juli 2006 dicatat: Depresiasi Mesin Akumulasi Depresiasi Mesin Rp525.000,00 Rp525.000,00

Depresiasi 6 bulan: 6/12 x 1/5 x (Rp5.700.000,00 Rp450.000,00) = Rp525.000,00

Kas Akumulasi Depresiasi Mesin Mesin Laba Penjualan Mesin

Rp1.200.000,00 4.637.500,00 Rp5.700.000,00 137.500,00

Perhitungan Harga jual Nilai buku mesin: Harga perolehan Akumulasi depresiasi: 2002: 11 bulan = Rp962.500,00 2003: 12 bulan = 2004: 12 bulan = 2005: 12 bulan = 2006: 6 bulan = Laba penjualan aset tetap ASURANSI KEBAKARAN Asuransi diperlukan untuk melindungi kekayaan dari kemungkinan kerugian kebakaran, asuransi akan mengganti kerugian maksimum sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam polis. Perjanjian asuransi yang sudah berjalan dapat dibatalkan 1. pembatalan dilakukan oleh perusahaan asuransi, maka premi yang telah dibayarkan akan dikembalikan sebesar jumlah premi untuk periode mulainya pembatalan sampai selesainya perjanjian (dengan dasar pro rata)
2.

Rp1.200.000,00 Rp5.700.000,00

1.050.000,00 1.050.000,00 1.050.000,00 525.000,00 (4.637.500,00) (1.062.500,00) Rp137.500

pembataalan dilakukan oleh pihak yang mempertanggungkan, maka premi yang dikembalikan dihitung dengan tarif yang lebih rendah (short rate)

ASURANSI BERSAMA Dengan syarat yang menyatakan bahwa apabila harta benda diasuransikan (dipertanggungkan) dengan jumlah yang lebih rendah dg persentase tertentu dari harga pasar benda tersebut saat terjadi kebakaran, maka perusahaan yg mengasuransikan akan menderita kerugian krn kebakaran sebanding dg selisih jumlah yg dipertanggungkan dg persentase tertentu dari harga pasar harta tersebut. Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah nilai yang paling rendah dari jumlah berikut: 1. jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara asuransi bersama 2. jumlah pertanggungan dalam polis, atau 3. jumlah kerugian yang sebenarnya
9

Ilustrasi Mesin diasuransikan sebesar Rp15.000.000,00. Suatu ketika mesin terbakar dengan kerugian Rp12.000.000,00. Pada saat kebakaran harga pasar mesin tersebut sebesar Rp30.000.000,00. Polis asuransi menyebutkan syarat asuransi bersama 80%. Perhitungan sbb: Coinsurance requirement: Jumlah pertanggungan Selisih 80% x Rp30.000.000,00 = Rp24.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp9.000.000,00

Kerugian sebesar Rp12.000.000,00 ditanggung oleh kedua belah pihak, masing-masing sebesar: 1. Perusahaan asuransi menanggung kerugian sebesar: Rp15.000.000,00 80% x Rp30.000.000,00 x Rp12.000.000,00 = Rp7.500.000,00

2. Pihak yang mengasuransikan menanggung kerugian sebesar: Rp9.000.000,00 80% x Rp30.000.000,00 x Rp12.000.000,00 = Rp4.500.000,00

Apabila kerugian yang timbul lebih besar dari jumlah pertanggungan (Rp15.000.000,00), maka perusahaan asuransi akan mengganti kerugian yang timbul maksimum sebesar jumlah pertanggungan. Jika harta dipertanggungkan ke beberapa perusahaan asuransi, maka pertanggungan kerugian masing-masing perusahaan asuransi sebanding dengan jumlah pertanggungan total seluruh polis. Ilustrasi Harta diasuransikan pada perusahaan asuransi sbb: Perusahaan asuransi A sebesar Rp12.000.000,00 Perusahaan asuransi B sebesar Rp3.000.000,00 Kerugian kebakaran sebesar Rp4.000.000,00 dan nilai harta pada saat kebakaran Rp20.000.000,00. Perhitungan: a. apabila polis tanpa syarat asuransi bersama Ganti rugi dari perusahaan A Rp12.000.000,00 (Rp12.000.000,00 + Rp3.000.000,00) x Rp4.000.000,00 = Rp3.200.000,00

Ganti rugi dari perusahaan B Rp3.000.000,00 x Rp4.000.000,00 = Rp800.000,00


10

(Rp12.000.000,00 + Rp3.000.000,00) Rp4.000.000,00 b. apabila masing-masing polis dengan syarat asuransi bersama 80% Ganti rugi dari perusahaan A Rp12.000.000,00 80% x Rp20.000.000,00 Ganti rugi dari perusahaan B Rp3.000.000,00 80% x Rp20.000.000,00 x Rp4.000.000,00 = Rp750.000,00 Rp3.750.000,00 x Rp4.000.000,00 = Rp3.000.000,00

c. apabila polis dengan syarat asuransi bersama, perusahaan A 90% dan perusahaan B 80% Ganti rugi dari perusahaan A Rp12.000.000,00 90% x Rp20.000.000,00 Ganti rugi dari perusahaan B Rp3.000.000,00 80% x Rp20.000.000,00 x Rp4.000.000,00 = Rp750.000,00 Rp3.416.666,67 x Rp4.000.000,00 = Rp2.666.666,67

POLIS GABUNGAN Bila perusahaan mengasuransikan beberapa aset dalam satu polis, maka polis tersebut akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aset-aset tersebut pada saat terjadinya kebakaran. Misalnya polis asuransi dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp30.000.000,00 untuk mesin dan bangunan, dengan syarat asuransi bersama 80%. Pada saat kebakaran yang melanda bangunan, harga pasar mesin Rp20.000.000,00 dan bangunan Rp40.000.000,00. Perhitungan ganti rugi bangunan adalah

Alokasi pertanggungan Rp30.000.000,00 sebagai berikut: Mesin: Bangunan: (Rp20jt /Rp60jt) x Rp30.000.000,00 = Rp10.000.000,00 (Rp40jt /Rp60jt) x Rp30.000.000,00 = Rp20.000.000,00 80% x Rp40.000.000,00 = Rp32.000.000,00 (Rp20jt/Rp32jt)xRp40.000.000,00 = Rp25.000.000,00
11

Coinsurance requirement: PerhitunganCoinsurance:

Karena jumlah pertanggungan yang dialokasikan untuk bangunan (Rp20.000.000,00) lebih rendah dari kerugian akibat terbakarnya bangunan (Rp40.000.000,00) dan hasil perhitungan coinsurance Rp25.000.000,00, maka ganti rugi sebesar Rp20.000.000,00 PENCATATAN ASURANSI KEBAKARAN Apabila terjadi kebakaran atas aset yng diasuransikan, maka langkah yang harus dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah 1. menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar (jika ada) 2. menyesuaikan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat terjadinya kebakaran 3. menentukan nilai buku aset yang terbakar 4. membebankan nilai buku aset yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran 5. menentukan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi 6. rekening kerugian kebaakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari penjualan aset yang terbakar 7. menutup saldo rekening kerugian kebakaran ke rekening rugi laba. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran. Akuisisi Aktiva Tetap Biasanya digunakan historical cost (diukur dengan kas atau yang ekivalen dengan kas) untuk mendapatkan aktiva tetap, menempatkannya, dan kondisi hingga siap digunakan. Yang termasuk cost (secara umum): harga beli, biaya angkut, pajak penjualan, biaya penyiapan dan pemasangan. Jika terjadi penambahan, penggantian, atau perbaikan yang menambah manfaat dimasa depan dimasukkan dalam penambahan cost aktiva tetap Dicatat pada tanggal perolehan sebesar cost sebagai dasar perolehan

Pengertian aktiva tetap berwujud Adalah aktiva kativa yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal isitlah realtif permanent menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin mesin dapat alat alat, kendaraan, mebel dan lain lain. Dari macam macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut : a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
12

b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti dengan aktiva yang sejenis c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis Pengeluaran Pengeluaran Modal Dan Pendapatan Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a. Pengeluran modal adalah pengeluran pengeluran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi pengeluaran pengeluaran. b. Pengeluran pendapatan adalah pengeluran pengeluran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran pengeluran seperti ini dicatat dalam rekening biaya Perinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud Adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam macam maka masing masing jenis mempunyai masalah masalah khusus yang akan dibicarakan berikut ini : c. Tanah d. Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti : a. Harga beli b. Komisi pembelian c. Bea balik nama d. Biaya penelitian tanah e. Iuran iuran (pajak pajak) selama tanah belum dipakai f. Biaya merobohkan bangunan lama g. Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian h. Pajak Pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah
13

Bangunan Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah : a. Harga beli b. Biaya Perbaikan sebelum gedung itu dipakai c. Komisi pembelian d. Bea balik nama e. Pajak Pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian Mesin dan alat alat Yang merupakan harga perolehan meisn dan alat alat adalah a. Harga beli b. Pajak pajak yang menjadi beban pembeli c. Biaya angkut d. Asuransi selama dalam perjalanan e. Biaya pemasangan f. Biaya biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin Alat Alat Kerja Alat alat kerja yang dimiliki bias berupa alat alat untuk mesin atau alat alat tangan Pattern dan dies atau Cetakan Cetakan Cetakan cetakan yang dipakai untuk peroduksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selam umur ekonomisnya Perabotan dan Alat Alat Kantor Pembelian atau pembuatan alat alat harus dipisahkan pisahkan untuk fungsi fungsi produksi, penjulaan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada maisng masing fungsi tersebut.

Kendaraan Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan
14

Adalah barang barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang dijual Cara Cara Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan berikut ini akan dibahas tetang harga perolehan : Pembelian Tunai Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan Pembelian secara gabungan Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan Perolehan Melalui Pertukaran Ditukar dengan Surat surat Berharga Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau Obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saha atau obligasi yang digunakan sebagai penukar Ditukar dengan aktiva tetap yang lain Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau sering disebut tukar tambah. Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru ada dua jenis pertukaran yaitu : a. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis b. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis Pembelian angsuran Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.

Diperoleh dari Hadiah atau Donasi Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bias dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan Aktiva yang Dibuat sendiri
15

Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat alat dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih diam Biaya Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaran pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran pengeluaran tersebut dapat dikelompokan menjadi : Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya bisa dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Reparasi besar biasanya terjadi selah beberapa than, sehingga dapat dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya dilakukan dalam periode periode yang menerima manfaat Penggantian Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama. Perbaikan Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar Penambahan Adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan ruang parker dan lain lain Penyusunan Kembali aktiva tetap Biaya biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kebali aktiva atau perubahan route produksi atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus di kapitalisasi

Memberhentian Aktiva Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan, maupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan.
16

Asuransi Kebakaran Perusaahan biasanya mengasuransikan harta benda terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena kebakaran. Perjanjian asuransi ini dinyatakan dalam polis. Perusahan asuransi akan mengganti kerugian dalam hal adanya kebakaran, maksimum sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam polis Asuransi Bersama Syarat asuransi bersama adalah syarat menyatakan bahwa apabila harta benda diasuransikan (dipertanggung jawabkan) dengan jumlah yang lebih rendah dari pada suatu persentase tertentu dari pasar benda tersebut pada saat terjadinya kebakaran, maka perusahan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian karena kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase tertentu dari harga pasar harta tersebut Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut : a. jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara asuransi bersama b. jumlah pertanggungan dalam polis c. jumlah kerugian yang sebenarnya Polis Gabungan Apabila perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran Pencatatan Asuransi Kebakaran Apabila terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah langkah yang dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut : a. Menyusun kembali catatan catatan yang terbakar b. Menyesuaikan buku buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat kejadiannya kebakaran c. Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar d. Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya biaya yant timbul pada saat kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran e. Menetukan jumlah yang diterima dari perusahaan asuransi f. Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari penjualan aktiva yang terbakar g. Menutup saldo rekening kerugian ke rekening laba rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran h. Kapitalisasi Aktiva Tetap
17

Alokasi biaya yang tepat harus dilaksanakan diantara berbagai pos aktiva dan beban karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Oleh karena itu pendapatan hanya dapat diukur dengan wajar apabila pengeluaran-pengeluaran ditetapkan dan dikelompokkan seperti dikemukakan oleh Niswonger & Warren (1999 : 412), adalah sebagai berikut : 1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) yaitu biaya akuisisi aktiva tetap yang ditambahkan ke aktiva tetap itu sendiri untuk meningkatkan nilai total aktiva tetap, atau memperpanjang umur manfaatnya. 2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) yaitu biaya yang hanya menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul sebagian dari proses reparasi dan pemeliharaan normal. Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu jika ; jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti, sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang maka pengeluaran itu dikelompokkan sebagai pengelaran pendapatan (revenue expenditure). Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap dicatat berdasarkan nilai perolehannya, sesuai pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Pengakuan Awal Aktiva, yaitu : Suatu benda yang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPn Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat distribusi secara langsung dalam membawa aktiva tetap tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. (SAK, 2002 : 16). Dapat disimpulkan bahwa pencatatan aktiva tetap dilakukan dengan menggunakan prinsip historical cost. Nilai yang dicatat tidak hanya mencakup harga belinya saja, akan tetapi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut siap digunakan. Aktiva tetap dicatat dan dinyatakan dalam neraca sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulsi penyusutan. Adapun untuk memperoleh aktiva tetap menurut Zaki Baridwan (1997 : 274) dapat dilakukan dengan cara : 1. Pembelian Tunai Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tuanai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. 2. Pembelian Angsuran. Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan
18

maupun tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. 3. Ditukar dengan Surat-Surat Berharga. Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. 4. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain. Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar, atau sering disebut tukar tambah, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dimana kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan kedua, untuk pertukaran aktiva tetap yang sejenis. PertukaranAktiva yang Tidak Sejenis Yang dimaksudkan dengan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti pertukaran tanah dengan mesinmesin, tanah dan gedung dan lain-lain. Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini harus didasarkan pada harga pasar aktiva tetap yang diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Bila harga pasar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka harga perolehan aktiva baru didasarkan pada harga pasar aktiva baru. Pertukaran Aktiva Tetap yang SejenisYang dimaksud dengan pertukara aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifatnya dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produk merk A dengan merk B, atau Truk merk A dengan merk B, 5. Diperoleh dari Hadiah / Donasi Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehannya. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan seperti ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya. 6. Aktiva yang Dibuat SendiriPerusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot. Pembuatan aktiva tetap ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle. Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalm menentukan harga pokok aktiva yang dibuat.dan seterusnya. Pengertian Penyusutan Definisi penyusutan menurut Smith & Skousen (1997 : 491) adalah sebagai berikut : Pengalokasian harga perolehan aktiva secara sistematik dan rasional selama masa manfaat dari aktiva bersangkutan.
19

Adapun definisi lain penyusutan yang dikemukakan Cashin & Feldman (1997 : 201) adalah sebagai berikut : Suatu proses alokasi biaya, bukan penilaian atas aktiva. Dengan sasaran aktiva yang berwujud seperti pabrik dan alat-alat, biaya penyusutan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aktiva yang bersangkutan sepanjang umur kegunaannya. Faktor-Faktor Yang Menentukan Depresiasi: Harga perolehanNilai sisa (residu) Taksiran umur aktiva tetap/taksiran hasil aktiva tetap

Metode-Metode Depresiasi (Penyusutan) : @Metode garis lurus (straight-line method) @Metode jam jasa (service hours method) @Metode hasil produksi (productive output method) @Metode jumlah angka tahun (sum years digits methods) @Metode saldo menurun (declining balance method Depresiasi (Penyusutan) Aktiva Tetap Berwujud Metode Garis Lurus Depresiasi dihitung dengan rumus : Depresiasi = {(Harga perolehan Nilai sisa) /Taksiran umur kegunaan} Depresiasi (Penyusutan) Aktiva Tetap Berwujud Metode Jam Jasa

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodic besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Depresiasi dengan metode ini dihitung dengan rumus : Depresiasi/Jam = {(Harga perolehan Nilai sisa)/Taksiran jam jasa } Depresiasi = {(Depresiasi/jam) x Jam penggunaan} Depresiasi (Penyusutan) Aktiva Tetap Berwujud Metode Hasil Produksi

20

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. Depresiasi dihitung sebagai berikut : Depresiasi/satuan = {(Harga perolehan Nilai sisa) /Taksiran hasil produksi} Depresiasi = (Depresiasi/satuan x satuan hasil produksi) Depresiasi (Penyusutan) Aktiva Tetap Berwujud Metode Jumlah Angka Tahun Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. Depresiasi dihitung sebagai berikut : Depresiasi/satuan = { (Harga perolehan Nilai sisa) / Taksiran hasil produksi} Depresiasi = (Depresiasi/satuan x satuan hasil produksi) Depresiasi (Penyusutan) Aktiva Tetap Berwujud Metode Jumlah Angka Tahun Perhitungan beban depresiasi :Thn -1 : Depresiasi = H. Perolehan Nilai Sisa (Thn akhir / n ) Thn n : Depresiasi = H..Perolehan Nilai Sisa ( (Thn akhirthn n+1) / n ) Depresiasi (Penyusutan) Aktiva Tetap Berwujud Metode Saldo Menurun Dalam cara ini beban depresiasi periodic dihitung dengan cara mengalikan tariff yang tetap dengan nilai buku aktiva.Karena nilai buku aktiva tetap setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : T = 1 Nilai sisa/Harga Perolehan Depresiasi = T x (Harga Perolehan Nilai Sisa) Pengeluaran-Pengeluaran Aktiva Tetap Berwujud Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisasi). Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah pengeluaranpengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening biaya Perolehan Aktiva Tetap Berwujud Pembelian tunai/kredit
21

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan atau yang harus dikeluarkan agar aktiva tetap itu siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, bea balik nama, biaya pemasangan dan lain-lain.Jurnal yang dibuat : Dr. Aktiva Tetap ..Rp. xxx Cr. Kas/Hutang ..Rp. xxx Perolehan Aktiva Tetap Berwujud Ditukar dengan Surat-Surat Berharga Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan. Jurnal yang dibuat : Dr. Aktiva Tetap Rp. Xxx Cr. Modal saham Rp. Xxx Cr. Agio saham Rp. Xxx Ditukar dengan aktiva tetap yang lain Pertukaran Aktiva Tetap Yang Tidak Sejenis Aktiva tetap yang tidak sejenis adalah aktiva tetap yang sifatdan fungsinya tidak samaDalam prinsip akuntansi IndonesiaBahwa bila menyangkut pertukaran dengan aktiva tetap yang tidak sejenis, perbedaan antara nilai buku aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap. Perolehan Aktiva Tetap Berwujud (Pertukaran Aktiva Tetap Yang Tidak Sejenis) Pencatatan ke dalam jurnal :Jika diperoleh laba pertukaran Dr. Aktiva tetap (Baru) .Rp. xxx Dr. Akumulasi depresiasi aktiva tetap (lama) ...Rp. xxx Cr.Kas Rp. xxx Cr. Aktiva tetap (Lama).Rp. xxx Cr. Laba pertukaran aktiva tetap ...Rp. xxx

22

Jika diderita rugi pertukaran Dr. Aktiva tetap (Baru) .Rp. xxx Dr. Akumulasi Depresiasi aktiva tetap lama .Rp. xxx Dr. Rugi pertukaran aktiva tetap ...Rp. xxx Cr. Kas ..Rp. xxx Cr. Aktiva tetap (Lama) Rp. xxx Perolehan Aktiva Tetap Berwujud (Pertukaran Aktiva Tetap Yang Sejenis) Pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama. Prinsip akuntansi Indonesia menyatakan bahwa laba yang timbul akan ditangguhkan (mengurangi harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan). Apabila pertukaran tersebut menimbulkan kerugian maka ruginya dibebankan dalam periode terjadinya pertukaran. Pencatatan ke dalam Jurnal :Jika diderita rugi pertukaran : Dr. Aktiva tetap (baru) ..Rp. xxx Dr. Akumulasi depresiasi aktiva tetap lama .Rp. Xxx Dr. Rugi pertukaran aktiva tetap ..Rp. xxx Cr. Aktiva tetap (lama)..Rp. xxx. Cr. Kas .Rp. Xxx Jika diperoleh laba pertukaran : Dr.Aktiva tetap (baru) .Rp. xxx Dr. Akumulasi depresiasi aktiva tetap lama.....Rp. xxx Cr. Aktiva tetap (lama) ..Rp. xxx Cr. Kas ..Rp. Xxx

Perolehan Aktiva Tetap Berwujud Aktiva Tetap Diperoleh Dari Hadiah/Donasi


23

Aktiva

tetap

yang

diterima

sebagai

hadiah

dicatat

sebesar

harga

pasarnya.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat aktiva tetap yang diperoleh dari donasi adalah : Dr. Aktiva Tetap....Rp. xxx Cr. Modal .Rp. Xxx Aktiva Tetap Dibuat Sendiri Semua biaya yang timbul dalam masa pembuatan aktiva tetap, dibebankan sebagai harga perolehan aktiva tetap. Penghentian Aktiva Tetap Aktiva tetap dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan, ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap tersebut dihentikan dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan

24

You might also like