You are on page 1of 7

A.

Latar Belakang Indonesia termasuk negara sedang berkembang, permasalahan yang ada di negara berkembang lebih kompleks dibandingkan dengan negara-negara maju, mulai dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan sosial, hingga kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan itu sendiri. Diantara banyak permasalahan itu adalah kemacetan atau kongesti. Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta dan Bangkok. Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan seharihari di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Kemacetan sering dijumpai di kota-kota besar di negara berkembang seperti Bangkok dan Jakarta. Kemacetan juga sering dijumpai pada daerah-daerah perdagangan (CBD) di kota-kota seluruh dunia. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan adalah: 1. Apa yang menyebabkan kemacetan lalu lintas 2. Apa dampak negatif dari kemacetan lalu lintas 3. Bagaimana upaya mengurangi kemacetan lalu lintas C. Teori Pendukung 1. Komponen lalu lintas Sebelum kita membahas komponen lalu lintas, sebaiknya harus diketahui dulu apa itu lalu lintas, menurut undang-undang No. 22 tahun 2009 lalu lintas didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Seperti terlihat di bagan, komponen lalu lintas terdiri atas manusia, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan untuk dikemudikan oleh pengemudi yang mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan. 2. Manajemen lalu lintas Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Manajemen lalu lintas meliputi: a. Kegiatan perencanaan lalu lintas Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan.

b. Kegiatan pengaturan lalu lintas Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan minimum dan maximum, larangan atau perintah penggunaan jalan bagi pemakai jalan. c. Kegiatan pengawasan lalu lintas Kegiatan pengawasan lalu lintas meliputi: 1. Pemantauan dan penilaian terhadap kebijaksanaan lalu lintas, dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut untuk mendukung ketercapaian tingkat pelayanan yang telah ditentukan. Kegiatan pemantauan meliputi, inventarisasi kebijaksanaan-kebijaksanaan lalu lintas yang berlaku pada ruas jalan, jumlah pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan atas setiap pelanggaran tersebut. Kegiatan penilaian meliputi, penentuan kriteria penilaian, analisis pelanggaran dan usulan tindakan perbaikan. 2. Tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas, dimaksudkan untuk menjamin tercapainya sasaran tingkat pelayanan yang sudah ditentukan. Tindakan korektif diantaranya: peninjauan ulang terhadap kebijaksanaan apabila didalam pelaksanaannya menimbulkan masalah. d. Kegiatan pengendalian lalu lintas Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi: 1. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas, dengan maksud agar diperoleh keseragaman dalam pelaksanaannya serta dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk menjamin tercapainya tingkat pelayanan yang telah ditetapkan. 2. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas. D. Pembahasan 1. Penyebab Kemacetan lalu lintas Kemacetan lalu lintas bisa terjadi karena beberapa hal: a. Arus kendaraan yang melewati jalan tersebut telah melampaui kapasitas jalan tersebut. Dapat dilihat dari tabel bahwasanya tiap tahun jumlah kendaraaan dari berbagai jenis selalu meningkat, sedangkan panjang jalan dan pertambahan panjang dan luasnya tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan tiap tahunnya. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenisnya, Indonesia 1987-2005

Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenisnya, Indonesia 1987-2005 Tahun 1987 1988 1989 1990 Mobil Penumpang Bis 1 170 103 1 073 106 1 182 253 1 313 210 303 378 385 731 434 903 468 550 Truk 953 694 892 651 952 391 1 024 296 Sepeda Motor 5 554 305 5 419 531 5 722 291 6 082 966 Jumlah 7 981 480 7 771 019 8 291 838 8 889 022

1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999*) 2000 2001 2002 2003 2004 2005

1 494 607 1 590 750 1 700 454 1 890 340 2 107 299 2 409 088 2 639 523 2 769 375 2 897 803 3 038 913 3 261 807 3 403 433 3 885 228 4 464 281 5 494 034

504 720 539 943 568 490 651 608 688 525 595 419 611 402 626 680 644 667 666 280 687 770 714 222 798 079 933 199 1 184 918

1 087 940 1 126 262 1 160 539 1 251 986 1 336 177 1 434 783 1 548 397 1 586 721 1 628 531 1 707 134 1 759 547 1 865 398 2 047 022 2 315 779 2 920 828

6 494 871 6 941 000 7 355 114 8 134 903 9 076 831 10 090 805 11 735 797 12 628 991 13 053 148 13 563 017 15 492 148 17 002 140 19 976 376 23 055 834 28 556 498

9 582 138 10 197 955 10 784 597 11 928 837 13 208 832 14 530 095 16 535 119 17 611 767 18 224 149 18 975 344 21 201 272 22 985 193 26 706 705 30 769 093 38 156 278

Sumber : Kepolisian Republik Indonesia


*)

sejak 1999 tidak termasuk Timor Timur

Panjang Jalan menurut Level Kewenangan, Indonesia 1987 2005 (Km) Tahun 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999*) 2000 2001 2002 Negara 13 863 14 590 17 185 19 806 21 858 21 858 23 483 26 351 23 857 26 850 27 127 27 977 26 206 26 272 26 328 27616 Provinsi 40 277 40 299 40 704 38 099 42 504 42 625 46 231 49 693 38 170 39 747 42 205 47 863 46 538 46 781 47 877 48 905 Kabupaten/Kota Jumlah 168 784 195 425 208 437 225 611 249 535 255 275 275 178 280 834 265 200 269 780 272 135 279 523 283 207 282 898 287 577 291 841 222 924 250 314 266 326 283 516 313 897 319 758 344 892 356 878 327 227 336 377 341 467 355 363 355 951 355 951 361 782 368 362

2003 2004 2005

29318 34629 34629

48 424 40 125 40 125

292 774 298 175 316 255

370 516 372 929 391 009

Jumlah kendaraan tentu berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, karena semakin banyak penduduk tentu kebutuhan akan kendaraan terus meningkat. Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi

Sumber : Kantor Dep. Pekerjaan Umum Provinsi dan Kabupaten/Kota Catatan : 1987 1992 tidak termasuk DKI Jakarta
*)

sejak 1999 tidak termasuk Timor Timur

Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun Provinsi 1971-1980 Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan 1,69 2,36 1,95 2,31 3,43 2,16 5,73 2,31 3,86 1,74 1,18 2,15 1,79 2,65 3,88 2,32 4,42 1,6 2,87 1,42 3,93 2,66 1,64 1,1 1,49 2,42 2,57 1,18 0,57 1,08 2,93 2,6 2,21 3,11 4,07 3,32 4,39 5,77 1980-1990 2,72 2,06 1,62 4,3 3,4 3,15 4,38 2,67 1990-2000 1,46 1,32 0,63 4,35 1,84 2,39 2,97 1,17 0,97 0,17 2,03 0,94 0,72 0,7 3,21 1,31 1,82 1,64 2,29 2,99 1,45 2,81 1,33 2,57 1,49

Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua INDONESIA

3,09

3,66

3,15 1,59

2,88

2,79

0,08 0,48

2,67 2,31

3,46 1,98

3,22 1,49

Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 b. Terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan tersebut sehingga menimbulkan rasa ingin tahu warga yang menyebabkan warga berkerumun memadati jalan atau kendaraan yang terlibat kecelakaan yang belum dibersihkan atau disingkirkan dari badan jalan.

Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas, Korban Mati, Korban Luka Berat, Luka Ringan, dan Perkiraan Kerugian Materi Indonesia, 1992-2005 Tahun Kecelakaan Lalu Korban Lintas Mati Korban luka Berat Korban Luka Ringan Kerugian Materi (Juta Rp) 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999*) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 19 920 17 323 17 469 16 510 15 291 17 101 14 858 12 675 12 649 12 791 12 267 13 399 17 732 18 116 9 819 10 038 11 004 10 990 10 869 12 308 11 694 9 917 9 536 9 522 8 762 9 856 11 204 11 451 13 363 11 453 11 055 9 952 8 968 9 913 8 878 7 329 7 100 6 656 6 012 6 142 8 983 9 253 14 846 13 037 12 215 11 873 10 374 12 699 10 609 9 385 9 518 9 181 8 929 8 694 12 084 11 168 15 077 14 714 16 544 17 745 18 411 20 848 26 941 32 755 36 281 37 617 41 030 45 778 53 044 51 355

Sumber : Kepolisian Republik Indonesia


*)

sejak 1999 tidak termasuk Timor Timur

c. Terjadinya banjir yang merendam badan jalan sehingga para pengendara kendaraan memperlambat laju kendaraannya. d. Adanya perbaikan jalan.

e. Kepanikan yang melanda akibat adanya sirene tsunami atau kepanikan untuk mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. f. Adanya bagian jalan yang rusak atau longsor. 2. Dampak negatif kemacetan lalu lintas Kemacetan lalu lintas menyebabkan dampak negatif yang besar antara lain: a. Kerugian waktu, karena kecepatan yang rendah. b. Pemborosan energi c. Meningkatkan polusi udara, karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal. d. Meningkatkan stress pengguna jalan. e. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti: ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. 3. Upaya mengurangi kemacetan lalu lintas Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang harus direncanakan secara komperhensif, diantaranya: a. Peningkatan kapasitas jalan. Salah satu langkah mengurangi kemacetan jalan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan, misalnya: memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas jika memungkinkan, mengurangi konflik di persimpangan dengan membatasi arus belok kanan. b. Keberpihakan kepada angkutan umum Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan. Misal: pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum, pengembangan jalur khusus bus, seperti busway di Jakarta, pengembangan kereta api kota yang dikenal dengan metro di Perancis, Subway di Amerika Serikat, MRT di Singapura. Juga dengan keringanan pajak dan bea masuk untuk kendaraan angkutan umum. c. Pembatasan kendaraan pribadi Kebijakan ini memang tidak populer, namun jika kemacetan semakin parah maka harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrim sebagai berikut: 1) Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu yang akan dibatasi lalu lintasnya, bentuk lainnya adalah dengan penerapan tarif parkir yang tinggi di kawasan tersebut, sistem ini berhasil di Singapura, London dan Stokholm. 2) Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya kepemilikan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi. 3) Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu dengan menerapkan kawasan 3 in 1, atau bentuk lain pembatasan sepeda motor masuk tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway. d. Menerapkan jam kerja berbeda Walaupun terkesan hanya memindahkan jam macet tetapi solusi ini memberikan kontribusi mengurai kemacetan lalu lintas.

E. Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemacetan disebabkan oleh: 1. Arus kendaraan yang melewati jalan tersebut telah melampaui kapasitas jalan tersebut. 2. Kecelakaan lalu lintas. 3. Bencana 4. Perbaikan 5. Kepanikan F. Saran 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya mematuhi peraturan dan kebijaksanaan berlalu lintas demi kenyamanan dan keselamatan juga menghindari kemacetan. 2. Memberikan prioritas kepada transortasi masal atau angkutan kota guna mengurangi kepadatan kendaraan di jalan namun dengan memperhatikan kenyamanan transportasi massal tersebut sehingga pemilik kendaraan mau beralih menggunakan transportasi ini. G. Daftar pustaka //http: wikipedia.com //http: bps.go.id Morlok, Edward K. 1978. Introduction to Transportation Engineering and Planning. Mc Graw-Hill.Inc. Pennsylvania. Khisty, Jotin C dan B. Kent Lall. 2003. Transportation Engineering: An Introduction, 3rd Edition. Pearson Education. Prentice Hall. Lampiran: Ambulance terganggu kelancarannya Banjir juga mengakibatkan kemacetan

You might also like