You are on page 1of 16

A.

Perundangan WNI
-

Pasal 26 UUD 1945


Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara

Penduduk adalah WNI dan orang asing yang tinggal di wilayah RI Hal mengenai warganegara dan penduduk diatur dengan UU

UU No. 3 Th. 1946

Orang bangsa lain : orang peranakan Belanda, Tionghoa, dan Arab yang tinggal di Indonesia, mengakui RI sebagai tanah airnya, dan setia pada RI. Penduduk Indonesia adalah : yang berdomisili di Indonesia selama 1 tahun berturut-turut. WNI adalah :
-

Penduduk asli daerah RI termasuk anak dari penduduk asli itu Istri seorang WNI Keturunan WNI yang kawin dengan WNA Anak yang lahir di wilayah RI tapi tidak diketahui orang tuanya Anak yang lahir di wilayah RI yang tidak diakui orang tuanya secara sah

Anak yang lahir dalam tenggang 300 hari ayahnya yang WNI meninggal

Orang yang bukan penduduk asli Indonesia, umur 21 tahun atau sudah kawin, boleh menolak menjadi WNI dengan mangajukan keterangan ia warga negara lain

Masih menjadi WNI dengan naturalisaasi

Hasil KMB 27 Desember 1949

Persetujuan antara RI dan Kerajaan Belanda, yang termasuk WNI adalah :


-

Penduduk asli Indonesia yaitu mereka yang termasuk golongan bumiputra yang berdiam di wilayah Indonesia. Jika seseorang lahir di luar Indonesia dan tinggal di Belanda atau diluar daerah peserta Uni, berhak memilih warganegara Belanda dalam waktu dua tahun setelah 27 Des 1949

Orang Indonesia, abdi Belanda, yang tinggal di Suriname atau Koloni Belanda. Bila lahir di luar Belanda berhak menjadi warganegara Belanda dalam waktu 2 tahun setelah 27 Des 1949. Bila lahir di Belanda, berhak menjadi warganegara Indonesia setelah 27 Des 1949

Orang Cina dan Arab yang lahir atau tinggal minimal 6 bulan di RI , menjadi WNI bila 2 tahun setelah 27 Des 1949 tidak menolak menjadi WNI

Orang Belanda yang lahir di RI atau tinggal 6 bulan di RI dalam waktu 2 tahun setelah 27 Des 1949 menyatakan ingin menjadi WNI

Orang asing (abdi Belanda) tapi bukan orang Belanda yang lahir dan tinggal di RI dan dalam 2 tahun tidak menolak kewarganegaraan Indonesia

UU No. 62 Th. 1958

Disahkan oleh Soekarno. Asas kewarganegaraan Indonesia adalah ius sanguinis yaitu patriarkhi. Syarat menjadi WNI adalah :
-

Pada waktu lahir punya hubungan keluarga dengan seorang WNI (misal : ayahnya WNI)

Lahir dalam tenggang 300 hari setelah ayahnya yang WNI meninggal

Lahir di wilayah RI dan orang tuanya tidak diketahui Memperoleh kewarganegaraan menurut UU ini adalah :

Pengangkatan anak orang asing berumur 5 tahun oleh WNI yang disahkan Pengadilan Negeri

Anak diluar perkawinan dengan ibu WNI Dengan proses naturalisasi

UU No. 3 Th. 1976

Ditandatangani oleh Presiden Soeharto dan Menteri Sekretaris Negara Sudharmono, berisi :
-

Seorang

yang

kehilangan

kewarganegaraan

RI

dapat

memperolehnya kembali, jika ia berdomisili di Indonesia berdasar kartu izin masuk dan menyatakan keterangan waktu itu pada Pengadilan Negeri tempat tinggalnya dalam 1 tahun setelah orang itu tinggal Seorang yang tinggal karena di luar negeri tempat dapat ia kehilangan tidak

kewarganegaraan

negara

tinggal

memungkinkan melakukan kewajibannya, ia dapat memperoleh kewarganegaraannya kembali, dengan cara :

Bila ia melaporkan diri pada perwakilan RI di negara tempat tinggalnya dalam jangka waktu 1 tahun sejak UU ini sah

Jika ia melaporkan diri pada perwakilan RI di negara terdekat tempat tinggalnya dalam jangka waktu 2 tahun sejak UU ini sah

Selain menyatakan keterangan untuk menjadi WNI, orang itu harus menunjukkan :
a) Keinginan sungguh-sungguh menjadi WNI b) Kesetiaan pada RI

Seseorang bisa menjadi WNI lagi 1 tahun setelah memenuhi syarat 2, lalu memenuhi syarat 3, dan mendapat keputusan Menteri Kehakiman. Lalu harus melakukan sumpah janji setia

UU No. 12 Th. 2006

Orang yang berdasar UU atau perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku telah menjadi WNI

Anak dari perkawinan sah ayah dan ibu WNI Anak dari perkawinan sah ayah WNI dan ibu WNA Anak dari perkawinan sah ayah WNA dan ibu WNI Anak dari perkawinan sah ibu WNI dan ayah tidak punya kewarganegaraan dan negara ayah tidak memberi kewarganegaraan pada anak

Anak lahir dari perkawinan sah setelah ayahnya yang WNI meninggal dalam tenggang waktu 300 hari

Anak diluar perkawinan sah dari ibu WNI Anak diluar perkawinan sah ibu WNA tapi diakui ayah WNI sebagai anaknya sebelum anak itu 18 tahun atau belum kawin

Anak lahir di wilayah RI dan pada saat lahir warganegara ayah dan ibunya belum jelas

Anak yang lahir ditemukan di wilayah RI dan ayah dan ibunya tidak diketahui

Anak yang lahir diwilayah RI tapi ayah dan ibunya tidak diketahui keadaannya atau tidak punya warganegara

Anak yang lahir dari ayah dan ibu WNI tapi diluar wilayah Indonesia dan oleh negara bersangkutan memberi status WNI pada anak itu

Anak dari ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya tapi meninggal sebelum mengucapkan sumpah janji setia

B.

Pewarganegaraan

Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan RI melalui permohonan. Cara-Cara Pewarganegaraan :

Naturalisasi
Adalah kesempatan dari RI bagi orang asing yang ingin menjadi WNI. Syarat-syaratnya menurut UU No. 12 Th. 2006 :
1. Berusia 18 tahun atau sudah kawin 2. Saat mengajukan permohonan sudah tinggal 5 tahun berturut-turut

atau 10 tahun tidak berturut-turut di wilayah RI 3. Sehat jasmani dan rohani


4. Dapat berbahasa Indonesia dan mengakui Pancasila serta UUD

1945
5. Tidak pernah dijatuhi pidana dengan ancaman 1 tahun pidana atau

lebih
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI tidak menjadi

berkewarganegaraan ganda 7. Mempunyai pekerjaan / penghasilan tetap


8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara

Permohonan kewarganegaraan dengan cara :


1. Tertulis dan bermeterai ditujukan pada Menteri Kehakiman dan

HAM lewat Pengadilan Negeri atau Perwakilan RI di tempat tinggal pemohon


2. Ditulis dalam Bahasa Indonesia disertai bukti umur, persetujuan

istri, kecakapan berbahasa Indonesia, dll Menteri Kehakiman dan hak Asasi Manusia dapat mengabulkan atau menolak permohonan itu. Bila diterima, sang pemohon harus mengucapkan sumpah atau janji di pengadilan negeri kemudian keputusan yang diambil akan masuk berita negara. Bila ditolak, permohonan tersebut dapat diajukan kembali.

C.

Akibat Pewarganegaraan Berdasar UU No

12 Tahun 2006
Seorang perempuan asing menikah dengan pria WNI. Maka istrinya juga mengikuti kewarganegaraan suaminya. Begitu juga bila istrinya kehilangan kewarganegaraan, istrinya akan ikut kehilangan

kewarganegaraan.

Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin, bila punya hubungan darah dengan ayahnya yang belum WNI, anak itu akan menjadi WNI.

Anak seorang ibu WNI yang tidak punya hubungan darah dengan ayahnya akan ikut menjadi WNI bila belum 18 tahun atau belum kawin.

D.

Kemungkinan Seseorang Dapat Kehilangan

Kewarganegaraan

Memperoleh kewarganegaraan lain karena kemauannya sendiri Tidak menolak atau tidak melepas kewarganegaraan lain

sedangkan ia mendapat kesempatan untuk itu

Dinyatakan

hilang

kewarganegaraan

oleh

Presiden

atas

permohonannya sendiri, bila yang bersangkutan sudah 18 tahun atau kawin dan tinggal di luar negeri

Masuk dalam dinas tentara asing tanpa seizin Presiden Sukarela masuk dalam dinas negara asing Sukarela mengangkat sumpah atau janji setia pada negara asing

atau bagian dari negara asing tersebut Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu

yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing

Mempunyai paspor atau surat tanda kewarganegaraan yang

masih berlaku dari negara lain atas namanya

Tinggal di luar wilayah Republik Indonesia selama 5 tahun

berturut-turut bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk menjadi WNI

E.Hak Warganegara
Menurut George Jellinek, warga negara memiliki 4 status, yaitu :

1. Status Positif
Status yang memberikan hak bagi warga negara untuk menuntut tindakan positif dari negara berupa perlindungan jiwa, hak milik, dan kemerdekaan

2. Status Negatif
Status yang menjamin negara tidak akan campur tangan pada HAM warga negara untuk mencegah tindakan sewenang-wenang dari negara

3. Status Aktif
Status yang memberi hak warga negara untuk ikut serta dalam pemerintahan

4. Status Pasif
Status yang mewajibkan warga negara untuk tunduk pada aturan negara

F. Istilah Dalam Kewarganegaraan


Ius Soli (Asas Kelahiran)
sesuai / Adalah penentuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat dimana ia dilahirkan. Peraturan kewarganegaraan dengan tempat kelahirannya tanpa melihat kewarganegaraan orang tuanya. Contoh = Seseorang lahir di negara P maka ia menjadi warga negara P, walaupun orangtuanya adalah warga negara L. Asas ini dianut oleh negara Inggris, Mesir, Amerika Serikat, Argentina , Brazil, Jamaika, Kanada, Meksiko. keturunan

Ius Sanguinis (Asas Keturunan)

Adalah hak kewarganegaraan yang diperoleh seseorang (individu) berdasarkan kewarganegaraan ayah atau ibu biologisnya. Penentuan kewarganegaraan berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya. Kebanyakan bangsa yang memiliki sejarah panjang menerapkan asas ini, seperti negara-negara di Eropa, RRC dan Asia Timur. Contoh = Seseorang yg dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B, maka orang tersebut menjadi warga negara B.

Naturalisasi

Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan seseorang memperoleh status kewarganegaraan. Misalnya : seseorang memperoleh status kewarganegaraan akibat dari pernikahan, mengajukan permohonan, memilih / menolak status kewarganegaraan. Naturalisasi ada 2 cara : biasa dan istimewa. Naturalisasi Biasa

Syarat :
Telah berusia 18 Tahun / sudah kawin. Lahir di wilayah RI / bertempat tinggal yang paling akhir min.

5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut persetujuan istrinya

Apabila ia seorang laki-laki yg sudah kawin, ia perlu mendapat Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara

Pancasila dan UUD 1945

Sehat jasmani & rohani Bersedia membayar kepada kas negara uang sejumlah Rp 500

sampai Rp 10.000 bergantung kepada penghasilan setiap bulan

Mempunyai mata pencaharian atau berpenghasilan tetap diancam sanksi penjara 1 tahun atau lebih

Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang Tidak mempunyai kewarganegaraan ganda

Contoh = Warga negara asing yang ingin menjadi WNI

Naturalisasi Istimewa

Diberikan pada WNA yang status kewarganegaraannya :


Anak WNI diluar perkawinan sah, belum 18 tahun atau belum

kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang WNA. Anak WNI sebelum usia 5 tahun, walaupun diakui sah pengadilan sebagai WNA, tetap dianggap WNI.
Anak sah atau tidak sah dari WNI dan WNA yang diakui orang

tuanya WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI meskipun status orang tuanya tidak jelas dan berakibat anak berwarganegaraan ganda hingga 18 tahun atau sudah kawin.
Pernyataan memilih kewarganegaraan secara tertulis pada

pejabat dengan melampirkan dokumen sesuai ketentuan UU. Pernyataan memilih kewarganegaraan dinyatakan paling lambat 3 tahun sesudah anak berumur 18 tahun atau sudah kawin.
Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan

penyataan sendiri (permohonan) untuk menjadi WNI, atau dapat diminta oleh negara RI / diberikan kepada orang asing yang berjasa kepada negara kemudian mereka mengucapkan sumpah atau janji setia Contoh = Warga negara asing yang punya banyak jasa bagi Indonesia lalu memutuskan ingin menjadi WNI.

Bipatride (Dwi Kewarganegaraan)

Adalah seseorang yang memiliki kewarganegaraan rangkap.

Contoh = Seorang keturunan bangsa C (Ius Sanguinis) lahir di negara D (Ius Soli). Sehingga karena ia keturunan negara C, maka dianggap warga negara C, tetapi negara D juga menganggapnya sebagai warga negara, karena ia lahir di negara D.

Apatride (Tanpa kewarganegaraan)

Adalah seseorang yang tidak memiliki status kewarganegaraan. Contoh : Seorang keturunan bangsa X (Ius Soli) lahir di negara Y (Ius Sanguinis) Maka orang tersebut bukan warga negara X maupun warga negara Y. Anak itu tidak diakui sebagai warga negara X karena tidak lahir di negara X yang memakai Ius Soli, Anak itu juga tidak diakui di negara Y karena orang tuanya bukan warga negara Y.

Stelsel Aktif

Untuk mendapatkan status kewarganegaraan, seseorang harus melakukan tindakan - tindakan hukum tertentu secara aktif / menggunakan hak opsi ( hak untuk memilih menjadi warga negara ). Contoh = Dengan mengajukan permohonan dan mengurus segala persyaratannya.

Stelsel Pasif

Seseorang yang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan suatu tindakan hukum tertentu. Contoh = Anton tanpa berbuat apa apa diangkat menjadi warga negara Indonesia.

Hak Opsi yaitu hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif) Hak repudiasi yaitu hak untuk kewarganegaraan (dalam stelsel pasif) Paradigma Kewarganegaraan
Penegasan Status Seseorang Menjadi WNI Istri WNI yang bersuami WNA maupun istri WNA yang bersuami WNI memiliki kesempatan untuk menjadi WNI asalkan tidak berkewarganegaraan ganda. Perempuan berkewarganegaraan WNI yang kawin dengan seorang pria WNA bisa tetap menjadi WNI sehingga sumai bisa mendapat keringanan seperti imigrasi, permanent resident ataupun naturalisasi. Asas Non - Diskriminasi

menolak

sesuatu

Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender. Undang Undang

yang baru memberikan harkat yang tinggi terhadap gender (glorifikasi gender) Sekarang telah ditegaskan penghapusan diskriminasi terhadap warga Tionghoa dengan tidak diperlukannya SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia) dalam pembuktian Kewarganegaraan bagi yang telah mempunyai Akta Catatan Sipil. Sanksi Sanksi Petugas dan Pemohon Jika Menghambat Proses Pewarganegaraan Bagi petugas yang lalai akan mendapat implikasi hukum berupa pidana 1 tahun sedangkan bagi petugas yang sengaja mempersulit akan mendapat pidana 3 tahun penjara (Pasal 36). Memberikan keterangan palsu termasuk pemalsuan keterangan di atas sumpah, membuat surat atau dokumen palsu, memalsukan surat atau dokumen mendapat sanksi pidana penjara paling sedikit 1 tahun dan paling lama 4 tahun, denda paling sedikit Rp250.000.000,00 dan paling banyak Rp1.000.000.000,00. Namun bila dilakukan dengan korporasi akan menjadi paling sedikit 1 tahun dan paling lama 5 tahun serta denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 serta dicabut izin usahanya.

Disusun Oleh :
Christian Harmoko XC / 5 Ivan Hartono XC / 13 Jesslyn Trinata XC / 15

Kevin Prayogo XC / 17 Tiffany Wijaya XC / 27 Jessica Octaviana XC / 28

SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG

You might also like