You are on page 1of 19

Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia

UNTUK MEMENUHI TUGAS AKAHIR AGAMA ISLAM 1

RAHMAT FADRIKAL 3415096616

Pendidikan Biologi Non Reguler Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2010

Bab 1 Manusia Dan Agama


Jasad

Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Al-Quran dinyatakan diciptakan dari tanah. Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih lanjut melalui proses yang dimulai dari sari pati makanan, disimpan dalam tubuh sampai sebagiannya menjadi sperma atau ovum, yang keluar dari tulang sulbi (laki-laki) dan tulang depan (tsaraib) perempuan (At-Thariq: 5-7) Ruh

Ruh adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin dalam kandungan (QS. Al-Hijr: 29, QS. As-Sajadah: 9, dan QS. Shaad: 27) ketika janin berumur 4 bulan 10 hari. Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk : Membawa dan menerima wahyu (QS. As-Syuara:193) Menguatkan iman (AS. Al-Mujadalah: 22)

Dari ayat ini dapat diketahui bahwa manusia pada dasarnya sudah siap menerima beban perintah-perintah Allah dan sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya selalu meningkatkan keimanan terhadap Allah. Nafs

Ketika suatu saat manusia mati, Al-Quran menyatakan bahwa yang mati itu nafsnya, (QS. Al-Anbiya: 35, QS. Al-Ankabut: 57, QS. Ali-Imran: 185). Al-Quran menjelaskan bahwa nafs terdiri dari 3 jenis: 1. Nafs Amarah (QS. Yusuf: 53) yang memberikan pengertian bahwa nafs amarah itu mendorong kearah kejahatan. 2. Nafs Al-Lawwamah (QS. Al-Qiyamah: 1-3) yang memberikan pengertian bahwa nafs lawamah adalah jiwa yang condong kepada dunia dan tak acuh dengan akhirat.

3. Nafs Al-Mutmainah (QS. Al-Fajr: 27-30) adalah jiwa yang mengarah kepada Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga hidup berbahagia bersama Allah. Jiwa dapat melahirkan bermacam-macam dorongan antara lain: 1. Dorongan fisiologis, yang terdiri atas dorongan untuk melangsungkan hidup individu dan dorongan ini diwujudkan dengan munculnya rasa lapar dan haus (QS. Al-Baqarah: 155) lelah dan menjaga diri dari malapetaka yang akan menimpanya. 2. Dorongan Psikis, yang terdiri atas dorongan untuk memiliki dan cinta harta (QS. Ali Imran: 14, QS. Al Fajr: 20), dorongan permusuhan, dorongan persaingan untuk berbuat kebaikan dan maghfiroh, dorongan syahwat, dorongan beragama, dorongan untuk berjihad di jalan Allah. Qalb

Qalb merupakan suatu dorongan perasaan, ada yang bersifat positif ada yang bersifat negative. Ketika seseorang terdorong untuk mengikuti jalan yang diridhoi Allah, Al-Quran menyatakan bahwa Allah telah membukakan Qalbnya serta memberi hidayah (QS. At-Taghabun:11, QS. Al-Hujarat:3, QS. Aa-Tahrim:4). Orang yang telah terbuka qalbnya, akan mempunyai dampak lanjut berbentuk getaran hati ketika nama Allah didengarnya (QS. Al-Anfal:2). Ketika seseorang itu terdorong untuk berbuat sesuatu yang tidak diridhoi Allah, maka Allah yang menyatakan qalb mereka tertutup (QS. Al-Baqarah: 7, QS. Al-Araf 101). Qalb yang tertutup ini dapat terjadi karena tidak memiliki ilmudan lama kelamaan akan terkunci disebabkan tidak memahami isi Al-Quran. Fikir Fikir merupakan proses kerja dari otak, dan proses ini hanya terjadi pada manusia. Djamaludin Kafie membagi tingkatan berfikir menjadi 5 tingkatan: 1. Berfikir biasa, yakni dengan pengalaman indrawi untuk membentuk pengetahuan kita. Fikir dan Akal

2. Berpikir logis, yakni teknik penalaran untuk dapat menarik kesimpulan yang sah. 3. Berpikir ilmiah, yakni berpikir secara sistematis , metodis dan obyektif dalam rangka mencapai kebenaran dalam ilmu pengetahuan. 4. Berpikir filosofis, yakni bepikir dialektis yang terarah untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki, integral dan universal. 5. Berpikir Theologis, yakni corak berpikir Al-Quran yang bertujuan untuk mencapai suatu keyakinan bahwa Allah SWT adalah wujud Al-Haq. Akal Gazalba menyatakan bahwa akal itu ialah penggunaan fikir dan rasa secara serempak. Sementara Sukanto menyatakan bahwa akal itu lebih berakar pada hati dari pada otak sebagai tempat tinggal lalu lintas berfikir sedangkan akal mengikat konsep fikir yang ada dalam hati. Ada beberapa hal yang digugah untuk menggunakan akal, yaitu: 1. Masalah hubungan manusia dengan Tuhan (QS. Al-Baqarah:73) 2. Masalah kehidupan akhirat (QS. Al-Anam:32) 3. Masalah kerasulan (QS. Ali Imran: 65) 4. Materi Al-Quran (QS. Al-Anbiya: 10) 5. Masalah Penciptaan manusia dan sikap hidup (QS. Al-Baqarah: 44) 6. Masalah hubungan kemasyarakatan (QS. Al-Baqarah: 75-76) 7. Pengendalian kekayaan (QS. Al-Anam: 151) 8. Masalah penataan alam (QS. Al-Baqarah: 164) Djamaludin Kafie mengajukan 4 tahapan sikap untuk memecahkan masalah-masalah tersebut: memusatkan perhatian pada masalah , minat yang sering untuk memecahkan masalah itu, memantapkan sikap ilmiah, dan gunakan metode ilmiah. Fikiran hanya bersifat pengembangan daya nalar. Sementara akal bukan saja daya nalar yang dikembangkannya tetapi juga menyangkut nilai rohaniyah yang lebih dalam. Dari uraian diatas dapat ditari beberapa rumusan: 1. Masalah yang dikaji adalah tentang akal dalam hubungnnya dengan manusia, hhubungannya dengan Tuhan, kehidupan akhirat, masalh kerasulaln, materi Al-Quran, penciptaan manusia dan sikap hidup, kemasyarakatan, pengendalian kekayaan dan penataan alam.

2.

Masalah Fikir, yang berhubungan dengan proses penciptaan alam, kebendaan, manusia dan kehidupan, dan dengan kerasulan Muhammad.

Bab 2 Islam Sebagai Pandangan Hidup

A. Islam sebagai Suatu Organisasi Kehidupan Sebagai suatu tata kehidupan dalam bermasyarakat yang berpolitik dan terorganisir, Islam mempunyai patokan untuk menegakkan kalimat yang terdapat dalam surat Annisa 59. Untuk itu diperlukan suatu kesadran intelektual tentangsuatu ajaran yang dibarengi dengan pengertian dan pemahaman dari praktek-praktek ibadah yang bersifat ritual. B. Kematangan dan Kebahagiaan Hidup dalam Islam Hidup yang mantap merupakan sendi utama dalam ketenganan menghadapi hidupdan kehidupan di dunia ini. Kadang-kadang dapat terjadi bahwa meskipun telah berusaha dengan sebaik-baiknya dan telah pula berjalan pada garis keturunan Alquran dan Sunah Rasul, serta sudah pula dilandasi niat dan itikad yang baik, tetapi ternyata usaha itu gagal. Disinilah seorang muslim itu harus menganalisakan garis qadha dan qadar Allah. C. Hidup Berilmu dan Berusaha Menuntut ilmu dalam Islam, mempunyai tujuan ganda. Di satu segi bertujuan untuk menciptakan manusia agar beriman, di segi lain bertujuan untuk memperbaiki umat. Jika ilmu dipergunakan untuk menganalisa kejadian alam beserta isinya, akan membawa kesadaran pada keagungan dan kebesaran Penciptanya. Jika ilmu dipergunakan untuk mengolah alam beserta isinya akan berfaedah untuk kesejahteraan umat manusia di dunia. Kedua-duanya akan berakhir untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Islam mengajarkan adanya kewajiban yang harus dikerjakan lebih dahulu, sebelum menuntut hak. D. Hidup Bersih, Rapi, Disiplin dan Sabar Kebersihan dalam Islam menyangkut segala sesuatu yang dipergunakan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan lingkungan. Sebagi

makhluk sosial, hidup bersih, rapi, disiplin dan sabar sangat dianjurkan dalam Islam karena semua itu akan mencerminkan kehidupan diri manusia itu sendiri. E. Hidup Berkeluarga dan Bermasyarakat Syarat utama yang dikehendaki Islam adalah mencari pasangan hidup damn pertimbangan utamanya ialah kesamaan agama. Pandangan hidup muslim adalah pandangan hidup yang senantiasa dibimbing oleh sumber ajaran yang melandasi hidupnya. Bagi seorang muslim, fondasi hidupnya adalah Kitab Suci yang diyakini berasal dari wahyu Allah, yang kemudian dierjemahkan sebagai model hidup oleh Rasulullah Muhammad dalam bentuk Sunnah Rosul.

Bab 3 Alquran, Sunnah Rasul, Ijtihad sebagai Sumber Ajaran Islam


Sistematika Sumber Ajaran Islam

Berpedoman kepada surat An-Nisa ayat 59, para ahli sepakat bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah Al-Quran dan Al-Hadits. Berpedoman pada Sunnah Rasul, maka para ahli hukum Islam (ahli fikih) menambah sumber ajaran Islam yang ketiga yaitu Ijtihad. Namun memasuki abad XIV M, gejala kemunduran mulai tampak. Suasana itu membuat para ahli fiqih periode berikutnya berpikir ulang tentang penggunaan ijtihad. Dikukuhkanlah sebagai sumber ajaran Islam berikutnya, selain Al-Quran dan Hadits yaitu : Ijma ulama, yaitu kesepakatan para ulama tentang suatu masalah Qiyas, yaitu dalil yang diambil berdasarkan kasus yang hampir sama

mirip dengan asbabun nuzul atau asbabul wurud Ayat-Ayat Qotiy dan Zhanny

Ayat-ayat Al-Quran bila ditinjau dari segi diwahyukannya kepada Rasulullah SAW yang kemudian disampaikan kepada umatnya semuanya adalah pasti (qati). Artinya dapat dipastikan bahwa setiap ayat yang dibaca adalah hakikat nash AlQuran yang diturunkan Allah kepada RasulNya dan disampaikan Rasulullah SAW kepada umatnya tanpa perubahan atau penggatian. Ayat-ayat Al-Quran bila ditinjau dari aspek dalalahnya atas hukum-hukum yang dikandungnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Ayat-ayat yang Qothi dalalahnya atau yang muhkam dalalahnya yaitu ayat yang menunjukkan pada makna yang bisa dipahami secara tertentu, tidak ada kemungkinan menerima tawil dan tidak ada tempat bagi pemahaman arti yang selain itu.

Ayat-ayat yang Zhonny dalalahnya atau mutasyabih yaitu ayat yangn menunjukan pada makna yang memungkinkan ditakwilkan atau dipalingkan dari makna asal kepada makna yang lain.

Kualitas Sunnah Rasul atau Hadits

Hadits maqbul adalah hadits yang dapat diterima atau pada dasarnya dapat dijadikan sumber hukum (dalil), dapat dijadikan alat istibbath bayan terhadap AlQuran, sedangkan hadits mardud adalah hadits yang ditolak atau tidak dapat dijadikan hujjah (sumber hukum). 1. Hadits mutawatir ialah hadits yang didasarkan pada kesaksian panca indera, bisa melalui perbuatan atau melalui ucapan atau bahkan pertimbangan sahabat tentang Rasul yang dikabarkan oleh sejumlah orang yang mustahil mereka itu dusta. 2. Hadits ahad yaitu hadits yang perawinya tidak sampai pada jumlah perawi hadits mutawatir tidak memenuhi persyaratan mutawatir dan tidak mencapai derajat mutawatir. Hadits shahih yaitu haduts yang diriwayatkan oleh perawi yang adil sempurna ingatan sanadnya bersambung tidak berilat dan tidak janggal. 1. Hadits hasan yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang adil tidak begitu kokoh ingatannya , bersanbung sanadnya tidak terdapat illat serta kejanggalan. 2. Hadits Dhaif yaitu hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syaratsyarat hadits shahih dan hadits hasan.

Fungsi Sunnah Rasul dalam Syariah Islam

1. Memperkuat apa yang diterangkan Al-Quran 2. Menerangkan apa yang tidak mudah diketahui (tersembunyi pengertiannya) 3. Menggantikan suatu hukum atau memperjelas

4. Memberikan keterangan secara luas pada sesuatu yang secara ringkas diterangkan dalam Al-Quran 5. Mewujudkan sesuatu hukum yang tidak tersebut dalam Al-Quran

Urgensi Ijtihad

Ijtihad adalah usaha yang bersungguh-sungguh dalam mempergunakan daya pikir untuk memahami ayat Al-Quran dan Sunnah yang penunjukan maupun kebenarannya zhanny serta memecahkan permasalahan yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah. Adapun macam-macam metode ijtihad antara lain : 1. Menetapkan hukum yang sama sekali tidak disebut dalam ayat dengan pertimbangan demi kepentingan hidup manusia , menarik manfaat dan menghindar mudharat. 2. Menetapkan sesuatu demi kebaikan yang lebih 3. Menggunakan dalil yang ada sampai terkena rencana jalan 4. Menggunakan kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat sejauh hal itu tidak bertentangan dengan Islam.

Bab 4 Iman sebagai Fondasi Hidup Umat Islam


A. Pengertian Iman dan Proses Terbentuknya Kata Iman adalah bentuk masdar (kata dasar). Bentuk fiil atau kata kerjanya aamana(bentuk telah) dan yuminu bentuk mudhari yang berarti sedang atau akan. Dengan demikian menurut etimologi bahasa dan teori kata tersebut berarti telah beriman dan Yuminu berarti sedang /akan beriman. Sedangkan sebutan mumin adalah orang yang beriman. B. Ciri-Ciri dan Konsekwensi Mukmin Pengertian Iman yang benar meliputi aspek kalbu, ucapab, perilaku, maka ciriciri orang yang beriman akan dapat diketahui dan diteliti. Ciri-ciri prinsip dapat disebut antara lain : Jika disebut nama Allah bergetar hatinya untuk mendekatkan diri kepadaNya, Tawakal yaitu senantiasa berusaha keras bagaimana hasilnya diserahkan kepada Allah, Tertib mengerjakan salat dengan khusyu dan menjaga waktu pelaksanaanya, Selalu menafkahkan sebagian dari setiap rezeki yang diterima dalam rangka menyucikan rezeki yang diperolehnya, Menghindarkan kata-kata yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan, Memelihara amanah dan menepati janji, Berijtihad selalu dijalan Allah dan suka menolong, dan Tidak meninggalkan suatu pertemuan sebelum meminta izin pada pihak penyelenggaraan. C. Pembinaan Iman Banyak sekali langkah yang dapat dilakukan dalam pembinaan iman akan tetapi berikut ini hanya dikemukakan bebrapa langkah saja sebagai langkah yang paling cocok yaitu pembukukan diri (internalisasi) yang dapat dicapai melalui 4

langkah yaitu : Studi sebagai suatu pembinaan alam fikiran, Shalat sebagai pembukuan diri menjadi mukmin, Puasa (shaum) sebagai bukti seorang itu telah menjadi Mukmin, dan Haji sebagai Pembinaan hubungan Internasional. D. Kebiasaan diri Pribadi dan yang Harus dikerjakan Ada beberapa hal yang menjadi kebiasaan dan yang dikerjakan pribadi muslim, yaitu : Jika ditimpa musibah secara spontan akan berkata innalillahi wa inna ilahi rajiun, Melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh di bulan Ramadahan, Bertakwa kepada Allah serta beriman pada rasul dan selalu berada bersama orangorang yang berjalan di jalan yang benar, sabar dan tabah serta siap siaga dalam menghadapi semua persoalan dan seallu takwa kepada Allah. Selain itu, mereka juga akan menghindari perbuatan : Bunuh diri, Iri hati, shalat dalam keadaan tidak sadar sampai mengerti apa yang dibaca dan mengikuti hawa nafsu. E. Pembinaan Kebiasaan dalam Keluarga Ada beberapa perbuatan yang harus dikerjakan oleh orang muslim, diantaranya : Sebelum meninggal sebaiknya meninggalkan wasiat untuk orang tua dan kerabat dekat, Jaga anak-anak untuk tidak masuk kamar tidur pada waktu-waktu tertentu, Berhati-hati karena diantara istri/suami atau anak-anak ada yang menjadi musuhmu, dan Pelihara diri dan orang yang dekat denganmu dari kesengsaraan/neraka. F. Pembinaan Kebiasaan dalam Memperoleh Rezeki dan Memiliki Harta Beberapa hal yang harus dikerjakan dalam kaitannya dengan pembinaan kebiasaan memperoleh rezki dan harta antara lain: memakan makanan yang baiak dari rezeki yang diberikan Allah, Infaqkan sebagian rezeki setiap diberikan Allah, dan Jika melakukan hutang piutang hendaklah ditulis dengan dua orang saksi. Sedangakn Perbuatan yang harus dihindari antara lain : Memakan bangkai, darah, daging babai dan sesajen, Makan harta sesama secara batil, Menyebut-nyebut sedekah yang sudah dikeluarkan yang diikuti kata-kata yang menyakitkan hati, dan Menginfaqkan yang buruk yang tak mau lagi menggunakannya.

Bab 5 Hikmah Ibadah


A. Prinsip-Prinsip Ibadah 1. Ada perintah dan ketentun. Dalam ketentuan ibadah kepada Allah manusia tidak mempunyai kekuasaan menentukan bahkan sebailknya manusia sangat terikat pada ketentuan ketentuan yang diberikan Allah dan Rasul-Nya. 2. Meniadakan kesukaran. Keseluruhan syariat Islam tidak ada yang menyukarkan dan memberatkan mukallaf atau orang yang dikenal kewajiban apalagi yang tidak mungkin dilaksanakan. 3. Tidak banyak yang dibebankan. Prinsip yang ketiga ini mempunyai hubungan dengan prinsip yang kedua di atas krena apabila banyak yang dibebankan tentu akan berakibat timbulnya kesukaran. B. Penggolongan Ibadah Secara umum ibadah dalam Islam dikelompokkan menjadi : (1). Ibadah ammah atau qhairu mahdlah (nonritual) yaitu semua perbuatan positif yang dilakukan dengan niat baik dan semata-mata mencari keridhaan Allah. (2) Ibadah khassahah atau ibadah mahdkkah (ritual) yaitu segala kegiatan yang ketentuannya telah ditetapkan nash Alquran dan asSunnah. C. Tujuan dan Hikmah Ibadah Adapun tujuan ibadah secara rinci adalah (1) Untuk membina rohani. Ibadah yang terdapat dalam syariat Islam yaitu halat, puasa zakat, haji selain untuk menyatakan ketakwaan kepada Allah juga bertujuan

untuk menjadikan rohani manusia senantiasa tidak lupa pada Allah bahkan supaya senantiasa dekat dengan Allah. (2). Untuk membina akhlak. Akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, bahkan sebagi faktor penentu kebaikan dan ketentraman suatu masyarakat. (3). Memilhara keseimbangan unsur rohani dan jasmani. Islam mengajarkan bahwa manusia yang berunsur jasmani dan rohani yang hidup di dunia menuju akhirat, masing-masing unsur harus memperoleh tempat seimbang.

Bab 6 Implementasi Akhlak Al Karimah


Manusia dan Akhlak

Seiring dengan kelahiran manusia di muka bumi, Allah telah mempersiapkan seluruh keperluan hidup mereka baik kebutuhan materi fisik maupun kebutuhan moril berupa peraturan norma dan hokum yang diperlukan dalam kehidupan pribadi dan sosial agar terwujud kehidupan yang aman damai. Pedoman hidup tersebut lazim disebut agama. Untuk menjaga agar manusia satu sama lain jangna bebrbenturan, Islam memberikan tuntunan bagaimana etika hidup dalam Islam yang bahasa lazim Islam disebut berakhlak. 1. Akhlak terhadap Allah SWT Allah adalah pencipta dan pemelihara alam semesta dengan segala isinya. Oleh sebab itu kewajiban manusia kepada Allah ialah berbuat baik antara lain : a. Mengimani Allah SWT dengan sepenuh jiwa dan setulus hati Mengimani dengan segala sifat dan faalNya berarti manusia telah membebaskan diri dan jiwanya dari pehambaan dari materi dan terbebas dari rasa takut dan putus asa.adanya rasa takwa kepada Allah mampu mendorong manusia untuk senantiasa berbuat yang terbaik saja. Menghindari tingkah laku yang tercela hanya semata malu kepada sang penciptnya.

b. Melaksanakan perintah Allah Melakukan ibadah kepada Allah adalah tugas kewajiban bahkan juga Allah memerintahkan jin untuk menghambakan diri kepadaNya (QS. Az-Zariyat: 56). Ibadah sebagai tugas hidup muslim mencakup ucapan dan perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas dan diridhai Allah. Islam melarang dan mencela orang yang malas dan berpangku tangan dan menjadi masalah bagi orang lain sedangkan ia mampu bekerja. c. Menjauhi larangan Allah Larangan Allah pada dasarnya sebagai tanda kasih sayang Allah kepada manusia sebab akibatnya akan merusak dan menimbulkan kerugian bagi manusia. Allah melarang demikian bukan berarti memasung kreativitas atau hak asasi dan kebebasan manusia malahan sebaliknya. Allah memerintahkan seseorang untuk memelihara dan melindungi diri serta keluarganya dari tipu daya syaitan dan malapetaka di dunia. d. Mensyukuri nikmat Allah Syukur artinya berterima kasih maksudnya bersyukur seorang hamba kepada Allah atas segala nikmat karuniaNya adalah perbuatan yang mulia dan sangat patut karena hanya Dia, Allah yang Maha Kaya dan Perkasa sepanjang masa tanpa putusnya melimpahkan karunia kepada alam semesta. Bersyukur bukan hanya mengucap Alhamdulillah tetapi mewujudkan dengan kreatif dan innovatif. Adapun syukur melalui harta maupun ilmu. e. Bertawakal kepada Allah Denga bertawakal kepada Allah manusia akan terhindar dari tekanan mental depresi dan penyakit kejiwaan lainnya sebagai akibat optimisme da percaya diri yang tinggi atau takabur atau bahkan akan mengalami gangguan jiwa yang berat dan tak terhitung banyaknya manusia yang bunuh diri karenanya. Tawakal kepada Allahn haruslah ditanamkan dalam jiwa agar jiwa tetap sehat dan kuat karena manusia tidak akan selalu mencapai apa yang diinginkannya. 2. Akhlak kepada Rasulullah SAW a. Meyakini dengan tidak meragukan sedikitpun kerasulannya b. Membaca shalawat dan salam bagi Rasul

c. Mencontoh dan mengamalkanketeladanan beliau dalam berbagai aspek kehidupan d. Berziarah ke makam beliau di Madinah e. Memberi gelar-gelar sebutan yang baik dan mulia kepada Rasul 3. Kepribadian Muslim Etika dasar bagi setiap pribadi manusia antara lain : a. Menghindarkan kata-kata yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan b. Dilandasi motivasi Lillahi Taala dalam melaksanakan tugas kesehariannya c. Memilih makanan yang bergizi dari rizqi yang diberikan Allah dalam memelihara kesehatan dirinya d. Untuk meningkatkan kualitas seorang mukmin Dampak lanjut dari akhlak mukmin di atas : a.Optimis dan sportif b. d. Tawadhu atau sikap merendah Ikhlas dan ridha c.Syajaah atau berani menegakkan kebenaran e.Zuhud berarti tidak terperdaya godaan duniawi disamping selalu membiasakan tobat, sering mengembara dan menuntut ilmu

4. Akhlak Bermasyarakat dan Bernegara Secara konkrit toleransi beragama dalam Al-Quran digunakan istilah Ukhuwah Islamiyah bukan berarti persaudaraan sesama muslim tetapi makna yang tepat ialah persaudaraan model Islam yang dibagi menjadi 2, yaitu : 1. persaudaraan sesama muslim 2. persaudaraan antar umat Islam dengan umat non Islam a. Al-Baqarah ayat 139 : setiap umat memiliki tanggung jawab masingmasing b. Al-Hujarat ayat 10 : sesama orang beriman merupakan saudara kandung

c. Seorang muslim tidak dibenarkan mengkafirkan sesama muslim d. Islam mengajarkan umatnya agar tidak mencaci maki Tuhan agama lain e. Umat Islam dilarang untuk terlibat dengan aqidah orang kafir

1.

Etika Profesi Etika kerja

Manusia yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi memiliki tugas utama sebagai penerus ajaran dan harus punya kegiatan. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam bentuk karya atau kerja yang dalam istilah disebut amal. Agar manusia tidak terpengaruh kearah perbuatan yang negative manusia dilengkapi pula dengan ruh dan akal serta fakir. Ia diajak mengikuti tuntunan yang dberbentuk pedoman menjalankan hidup. Pedoman yang cocok dengan manusia itu adalah pedoman yang diberikan Allah yang disebut wahyu. Wujud wahyu ada 2 yaitu berbentuk kauniyah dan qauliyah. Wahyu kauniyah berbentuk alam semesta sedang qauliyah bebrbentuk kitab yang periode terakhir diturunkan melalui Rasulullah SAW bernama Al-Quran. Manusia ditugaskan mempelajari hukum-hukum alam yang telah ditetapkan Allah yang disebut sunnahtullah. Pedoman dasar yang dipesankan pada umat manusia ialah bekerja untuk mencari rezeki yang telah ditentukan Allah bagi masing-masing diri dengan moivasi lillahi taala bekerja mengikuti perintah Allah. Bila bekerja tidak dilandasi motivasi karena Allah, maka motivasi kerja akan dibentuk oleh pandangan mata yang bersifat lahiriyah. 2. Etika Pemimpin

Sebagai seorang pemimpin yang tunduk kepada Allah dan Rasul, ia harus memerhatikan dan menganalisis hukum-hukum Allah dan Rasul untuk diterapkan. Setiap mukmin disamping harus taat kepada Allah dan Rasul, juga harus patuh pada pemimpin. Namun jika terdapat perbedaan pendapat dengan pemimpin, Islam tidak mengajarkan konfrontatif tetapi mengembalikan masalahnya kepada Rasul dan Allah dan ini memerlukan suatu analisis yang lebih mendalam dengan melakukan studi

perbandingan kondisi ketika wahyu itu diturunkan denga kondisi saat ini. Untuk itu diperlukan satu kelompok yang bertugas memecahkan masalah. 3. Etika Ilmuwan/Peneliti

Sebagai seorang muslim intelektual ia tidak mengkotak-kotakan apakah suatu ilmu yang dipelajarinya termasuk bidang agama atau tidak. Dia akan memiliki prinsip bahwa apapun ilmu pengetahuan yang dipelajarinya semua itu merupakan bagian dari ajaran agama yang dianutnya. Sebagai seorang muslim, penyumbang ilmu dan hasil penelitian yang dilakukan dan diperolehnya bukanlah mencari popularitas pribadi tetapi yang paling diutamakannya ialah untuk pengabdian kepada Allah agar makin hari makin meningkat.

Pembinaan Keluarga Sakinah

Dalam ajaran Islam yang ajarannya lebih menekankan terwujudnya rumah tangga yang sakinah daripada penyaluran seksual, dengan memperhatikan dua hal, yaitu : 1. Kematangan Psikis Menghadapi Rumah Tangga Dalam hukum perkawinan islam, seseorangdinyatakan boleh kawin jika sudah baligh. Meskipun dalam islam seorang remaja sudah digolongkan sebagai orang yang sudah baligh, tidak berarti ia sudah dewasa. Baligh disini lebih mengarah pada pertanggungjawaban segi hukum, agar si remaja dapat berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan dan mampu mempertanggung jawabkan tindakannya itu. Ia belum sepenuhnya bebas dari bimbingan orang tua maupun lingkungan didiknya. Dalam usia remaja, mereka masih menghadapi bermacam-macam problema antara lain : a. b. c. d. e. 2. Problema studi dan keuangan Problema kehidupan keluarga dan sosial Problema pemilihan pekerjaan dan kesempatan kerja Problema emosi dan pengisian waktu luang Problema seks dan persiapan berumah tangga Mawaddah dan Rahmah Kunci Rumah Tangga yang Bahagia

Mawaddah wa rahmah lebih tepat untuk diterjemahkan

kerukunan yang

penuh rahmat dari Allah. Satu hal yang sering dilupakan sebagian orang ialah untuk mendapatkan rahmat dari Allah melalui orang tua, terutama ibu. Sehubungan dengan itu, suatu perkawinan tanpa restu orang tua, terutama ibu tidak mungkin akan terwujud rumah tangga yang sakinah dan mendapat rahmat dari Allah. Untuk menjaga agar keretakan tidak terjadi, diperlukan kesiapan mental terlebih dahulu dari kedua pihak. Masing-masing harus mampu menjalankan peranannya sesuai dengan statusnya : a. b. c. d. Suami adalah pemimpin rumah tangga sementara istri Setiap masalah dimusyawarahkan dengan baik Bekerja atau tidak bekerja istri tidak dipersoalkan dalam Keluarga bahagia yang Sakinah adalah penjaga kebahagiaan (surga) rumah tangga.

islam sejauh masing-masing dapat berpegang teguh pada status dan perannya.

Nabi mengatakan bahwa ada 4 alasan untuk kawin : 1. kekayaan 2. keturunan 3. kecantikan/ketampanan 4. agama Untuk mencapai kebahagiaan rumah tangga, nabi memberi prioritas pada pertimbangan aspek agama. Agama merupakan pemersatu utama dalam aspek psikologis. Setiap orang yang berumah tangga selalu menginginkan keturunan yang berkualitas. Kualitas keturunan dipengaruhi beberapa aspekantara lain gen orang tua, makanan dan pendidikan yang diberikan dan dilakukan baik ketika hamil maupun sesudah anak lahir. Ketampanan dan kecantikan juga tidak berjalan panjang, tidak akan bertahan lama, sesuai perkembangan umur ketampanan dan kecantikan lama kelamaan akan memudar. Istri adalah ladang bagimu, karena melalui dia akan lahir generasi baru yang merupakan generasi penerus umat serta budaya (QS. Al-Baqarah : 223). Setiap orang harus memerhatikan agar dapat melahirkan anak-anak yang bekualitas, baik keimanannya maupun ilmu pengetahuannya. Untuk mewujudkan hal itu tidak cukup hanya mengandalkan harta tetapi juga kesiapan dan kemampuan untuk mendidik dan kemampuan berkomunikasi dengan istri dan anak sehingga benar-benar

dapat diwujudkan keluarga bahagia yang sakinah. Islam tertentu untuk dikawini dalam QS. An-Nisa ayat 22 : 1. ibu 2. anak 3. saudara se ibu 4. saudara se bapak 5. saudara bapak 6. saudara ibu 7. anak perempuan dari saudara laki-laki 8. anak perempuan dari saudara perempuan 9. saudara sesusuan 10. anak istri, kecuali istri itu belum digauli

melarang orang-orang

11. dua bersaudara sekaligus (QS. An-Nisa: 23) Dari larangan-larangan ini dapat dianalisis bahwa islam tidak menginginkan perkawinan yang semata dilandasi aspek seksual. Ia lebih mengutamakan aspek kejiwaan untuk memperoleh rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Islam juga melarang tegas umatnya berbuat zina, yakni berhubungan seks yang dilakukan tanpa memenuhi prosedur dan persyaratan nikah. Rasulullah juga melarang melakukan masturbasi yang dalam istilah haditsnya disebut Naakkihul yaad maluun (masturbasi itu perbuatan terkutuk). Dalam istilah para ulama Indonesia, disebut zina tangan. Islam tidak menginginkan masturbasi ini disebabkan orang terbiasa berbuat masturbasi akan memberi pengaruh kurangnya kenikmatan yang didapat setelah menikah. Selain itu Al-Quran melarang manusia melakukan hubungan seks dengan sejenis (QS. Al-Araf ayat 80-81 dan QS. An-Naml ayat 55), kelompok ini digolongkan sebagai kaum yang jahil. Penyaluran gejolak seksual yang tinggi bagi seseorang yang belum menikah, Rasul memberi jalan keluar untuk mengatasinya dengan sering berpuasa. Dari ajaran ini, sekaligus dapat dipahami dengan Rasul memberikan nilai lebih untuk mereka yang biasa melakukan puasa Senin-Kamis.

You might also like