You are on page 1of 147

REVISI

HASIL INTERVIEW PERKEMBANGAN KEHIDUPAN KELUARGA CHILDBEARING FAMILY


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Kehidupan Keluarga

Disusun oleh: KELOMPOK 2


Siti Endang Adyningsih Glory Yosephina Anggi Quartri S. Isthiana Nurhadiati Shafia Islaha A. Septina Mustikaningrum Ratu Annissa Apsyari Destri Diana Stella Priscilia Utami Eka Nur Syabanawati Farisa Ulfa Ashri Aliefah Muthmainnah Farida Susanty Muhammad Rizki 190110070045 190110070064 190110070069 190110070075 190110070087 190110070088 190110080016 190110080017 190110080047 190110080064 190110080082 190110080093 190110080115 190110080113

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

BAB I KAJIAN TEORI


CHILDBEARING FAMILIES Kelahiran Anak Pertama Jutaan anak lahir setiap tahun, dan untuk kebanyakan keluarga, kelahiran anak merupakan pengalaman yang normal. Seorang bayi bisa lahir dari orangtua kandung, bisa pula dari hasil adopsi. Tapi, bagi orangtua pengadopsi sendiri, proses membesarkanlah yang membuat anak itu menjadi anaknya, bukan kelahiran itu sendiri. Anak-anak ini kemudian memasuki tahap pengurusan anak pada tahap perkembangan keluarga, dengan orangtua baru mereka. Menetap dengan Sebuah Keluarga Fase pertama dari keluarga dengan anak adalah penyambutan. Ayah telah melewati krisis kelahiran dari anak pertamanya dengan rasa lega dan puas. Ibu berubah dari kelelahan karena melahirkan dengan perasaan bangga dengan pencapaiannya, sensasi menjadi bagian dari proses kreasi manusia. Mereka sekarang mendapat ucapan selamat dari banyak orang, hadiah-hadiah untuk si bayi. Pada hari ketiga, ibu dan bayi membuat usaha pertama untuk hidup bersama. Ibu mulai mengurus aktif si bayi. Penyesuaian bayi sendiri bisa baik bisa tidak baik. Ayah juga akan terus mengawasi bagaimana suster memperlakukan si bayi, dan membandingkan dengan bayi lain. Tapi ketika ibu dan bayi pulang dari rumahsakitlah tanggung jawab sebagai orangtua mulai terasa. Sekarang, pengurusan bayi yang baru lahir ini bukan tanggungjawab perawat lagi, tapi menjadi tugas sehari penuh keluarga muda itu. Jadwal pemberian makanan pada bayi harus bisa diatur agar memuaskan bayi, usaha untuk memandikan si bayi pertamakali juga mungkin berat untuk ibu yang belum berpengalaman. Menjaga si bayi untuk tetap bersih dan kering juga menjadi tantangan. Kekecewaan seringkali dialami di sini, yang sering disebut sebagai postpartum blues. Ibu berusaha menyesuaikan diri untuk bangun malam mengurus bayi, yang mungkin sulit, dan meningkatkan rasa tidak percaya diri bagi orangtua dalam kompetensi mengurus bayi. Kelahiran anak pertama adalah krisis dan dibutuhkan reorganisasi dalam keluarga. Peran harus diatur ulang, kebutuhan baru harus dipenuhi, nilai keluarga harus diorientasi ulang. Kepuasan berumahtangga terbukti turun dengan tajam pada kedatangan bayi pertama (LeMasters 1957; Dyer 1963; Feldman dan Rogoff 1968; Feldman 1969). Satu interpretasi adalah karena bayi pertama mendorong orangtua untuk mengambil langkah besar menuju dunia kedewasaan dengan tanggungawab ini. 2

Bisa ada perawat untuk yang dapat membayarnya, atau nenek/saudara yang datang untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan kebutuhan bayi sementara ibu memulihkan energi dan membuat kemajuan dalam membesarkan bayi. Tanpa bantuan, ayah bisa harus pulang cepat dan membantu ibu membesarkana bayi dan tugas ganda ini bisa menjadi melelahkan dan menjadi karakteristik dari periode ini pada banyak keluarga muda. Setelah beberapa lama, bayi menjadi stabil, dengan jadwal yang dapat diprediksi dan tidur sepanjang malam. Kondisi ibu membaik dan menjadi lebih terlatih dalam mengurus bayi sebagai pekerjaan hariannya. Kegiatan mandi, jalan-jalan, juga menyenangkan. Orang luar yang membantu juga mulai pergi. Perkembangan bayi Bayi biasa tumbuh dengan cepat pada bulan-bulan pertama hidup mereka, lebih cepat dari fase perkembangan berikutnya. Perkembangan ketika bayi menyediakan dasar untuk perkembangan di masa depan. Ini adalah periode paling penting dalam semua fase perkembangan, secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Perkembangan tubuh terlihat paling cepat ketika sebelum lahir dan ketika bayi. Bayi yang baru lahir memiliki kepala besar, tapi abdomen dan lengan yang kecil. Seminggu setelah lahir, seorang bayi bisa melihat, mendengar, merasa, menyentuh, dan merespon stimulus. Kemampuan sensoris ini menjadi cara untuk perkembangan intelektualnya. Perkembangan intelektualnya terjadi secara progresif sementara bayi itu belajar. Pada bulan pertama, bayi menggerakkan lengan tangan dan kaki, menangis, menyedot, cegukan, dan terbatuk. Lebih banyak dia melakukannya, lebih baik dia melakukannya. Antara 1-5 bulan pertama, bayi itu mengombinasikan keahliannya dengan melihat sementara dia melihat sesuatu atau menggenggam sementara dia menyedot, menyedot apapun yang bisa dia raih, membalikkan kepala untuk melihat objek yang bergerak, dan butuh stimulasi aktif. Antara 69 bulan pertama, bayi belajar untuk memulai perilaku, untuk mencari objek yang hilang, dan mengantisipasi perhatiannya saat orang yang familiar muncul. Di akhir tahun pertama, bayi biasanya berusaha keras untuk mendapat apa yang dia inginkan; dia mengimitasi orang lain, bermain permainan, dan menikmati sosialisasi; dia mungkin telah menguasai kemampuan untuk mengangkat tubuhnya, atau bisa juga telah mampu berjalan. Setengah dari tahun keduanya, dia tertarik pada segalanya, mengeksplorasi dunia. Lebih banyak stimulasi yang diberikan, dia akan semakin senang. Lebih dekat ke umur 2 tahun, dia akan lebih baik dalam memecahkan permasalahan, bicara, mengingat dimana bendabenda, dan menemukan benda-benda tersebut. Dia beroperasi dengan

simbol lebih banyak ketika dia beralih dari bayi menuju masa anak awal (Piaget 1966; McCandless 1967: 48-54). Stimulasi membantu meningkatkan perkembangan intelektual anak. Tutoring bisa dilakukan dengan pergi ke toko, ke pemadam kebakaran, kebun binatang, perpustakaan. Bisa digunakan pula buku cerita, rekaman, puzzle, block, gambar, dan materi ukiran, juga mengajak bicara bayi. Cara orangtua berhubungan dengan bayi juga secara signifikan mempengaruhi perkembangan anaknya. Gangguan belajar, gangguan perilaku, dan kesulitan dalam menghadapi masalah dapat menyebabkan kekurangan dan frustrasi. Bayi yang ditinggalkan menangis dalam ketidaknyamanan dan tekanannyaakan menyebabkan bayi belajar bahwa tidak ada yang datang untuk menjawab tangisannya. Sebagai akibatnya, dia bisa menarik diri dari orang lain atau marah pada orangtuanya. Riset dan bukti klinis menunjukkan bahwa pengurusan anak awal yang baik dalam bidang fisik, mental, emosi, sosial, dan kognitif memiliki 7 elemen dasar. 1. Menyediakan nutrisi yang cukupprotein, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lain. 2. Menghadapi bayi yang dalam tekanancolic, diare, infeksi, dan sebagainya. 3. Menstimulasi sesuai kebutuhan bayi, level toleransi, dan kapasitas untuk menikmati. 4. Berkomunikasi dengan bayikontak yang taktil dan merangsang pembicaraan penting 5. Memberikan kesempatan untuk melatih fungsi sensorimotor yang sedang berkembangrasa, sentuhan, memukulkan, melempar, dan mengombinasikan berbagai hal; berhubungan secara suportif dengan anak lain dan dengan orangtua 6. Mendorong usaha bayi untuk mengembangkan keahlian baru, untuk menghadapi masalah, dan untuk menyenangkan, menenangkan, memberi makan, dan pengasuhan bagi bayi 7. Meneruskan relasi hangatibu, ayah, saudara, dan relatif/teman lain (Lois Barclay Murphy, Children under Three.. Finding Ways to Stimulate Development. Children 16, no 2 (Maret-April 1969): 48-49). Tugas Perkembangan Bayi dan Anak Awal Bayi mulai dari seseorang yang belum bisa apa-apa tapi berpotensi, menjadi seseorang yang bahkan bisa mandiri dari orang lain. Pada akhir tahap ini, anak bahkan bisa mengukur otonominya, mengambil makanan padat, bergerak mandiri, dan menguasai langkah-langkah pertama dari sistem kompleks komunikasi. Setiap pencapaian ini merepresentasikan jam-jam latihan dan usaha keras 4

anak untuk mencapai tugas perkembangan yang dibutuhkan. Tugastugasnya antara lain: 1. Mencapai keseimbangan fisiologis - Belajar untuk tidur pada waktu yang tepat - Mengelola keseimbangan yang sehat antara istirahat dan aktivitas 2. Belajar untuk mengambil makanan dengan puas - Mengembangkan keahlian untuk menyedot, mengunyah, dan menyesuaikan diri dengan puting secara nyaman - Belajar untuk makan makanan padat, menikmati tekstur, rasa , temperatur baru, menggunakan gelas, sendok, dan peralatan makan dengan cara yang sesuai umurnya 3. Belajar untuk tahu bagaimana dan kapan-dimana pengeliminasian - Puas dengan proses eliminasi awal - Ingin beradaptasi dengan ekspektasi fungsinya, dari waktu dan tempat dan kesediaan perkembangan, dengan tekanan dari orangtua - Berpartisipasi secara kooperatif dan efektif dalam latihan 4. Belajar untuk mengurus tubuhnya secara efektif - Mengembangkan koordinasi (mata-tangan, tangan-mulut, mengambil, meraih, memegang, memanipulasi, simpanambil) - Mendapatkan keahlian dalam pergerakan dengan menendang, mengikuti, berjalan, dan berlari - Mendapatkan kepastian dan kompetensi untuk mengurus dirinya pada berbagai situasi 5. Belajar untuk menyesuaikan diri dengan orang lain - Berespon secara berbeda pada ekspektasi orang lain - Mengenali otoritas dan kontrol orang tua - Belajar untuk mengenali apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan - Bereaksi secara positif pada orang yang familiar dan tidak familiar di sekitarnya 6. Belajar untuk mencintai dan dicintai - Berespon penuh kasih sayang pada oranglain dengan pelukan, tersenyum, mencintai - Memuaskan kebutuhan emosi dengan memperluas kontak - Mulai memberi dirinya sendiri secara spontan dan tulus pada oranglain 7. Mengembangkan sistem komunikasi - Pola belajar dari pengenalan dan respon - Mengembangkan sistem komunikasi nonverbal, preverbal, dan verbal

Mendapatkan konsep dasar (ya, tidak, atas, bawah, datang, pergi, dsb) - Menguasai fundamental bahasa dasar dalam interaksi dengan orang lain 8. Belajar untuk mengekspresikan dan mengontrol perasaannya - Mengelola perasaan takut dan cemas dengan cara yang sehat - Mengembangkan rasa percaya pada dunianya - Mengatasi perasaan frustrasi, kekecewaan, dan marah secara efektif, sesuai perkembangannya - Mengelola sikap yang dibutuhkan darinya seiring waktu 9. Membuat fondasi untuk kesadaran diri - Melihat dirinya sebagai entitas yang berbeda - Mengekplorasi hak sebagai manusia - Menemukan kesenangan berasama dan tanpa orang lain Tugas Perkembangan Seorang Ibu Pada child bearing families, ibu mengalami tugas perkembangan yang overlapping, yaitu menjadi istri dan ibu. Ia pun mendapat keahlian yang baru selama masa bayi dari kelahiran anak pertamanya, yaitu belajar untuk tahu dan menyayangi bayinya, untuk memiliki kepercayaan diri sebagai istri, ibu, dan sebagai dirinya. Untuk mencapai sikap dan nilai ini, ibu harus meraih tugas-tugas pada perkembangan ini, yaitu: 1. Menyeimbangkan peran sebagai istri-ibu-diri sendiri Memperjelas perannya sebagai istri-ibu-diri sendiri, menyeimbangkan konsep dari peran-peran tersebut dari orang sekitarnya, membuat harapan terhadap bayinya, dan membuat dirinya nyaman terhadap peran suaminya sebagai ayah. 2. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap ketegangan dan tekanan sebagai ibu muda. mencocokkan aktivitas ketika semangat menurunpada saat situasi rumit dan masa menyusui, bekerjasama dalam proses meningkatkan kefektifitasan pemberian makan bagi bayi 3. Belajar bagaimana cara merawat bayinya dengan terampil dan yakin. menambah keahlian dalam merawat bayi, mengantisipasi dan mengenali apa yang bayi butuhkan, dan menikmati proses merawat bayi 4. Membangun dan memelihara kegiatan rutin menyehatkan keluarga. memperhatikan nutrisi makanan, kegiatan menyenangkan bersama keluarga, dan istirahat yang cukup 5. Menyediakan penuh peluang perkembangan bayi.

membuat situasi fisik menjadi kondusif, menyediakan pengalaman dalam mengeksplorasi, memanipulasi,dan belajar, sepenuh hati untuk menggugah perkembangan dan kemajuan dari bayi 6. Membagi tugas pengasuhan dengan suami. memahami jika hubungan ayah-anak itu penting dan mengikutsertakan ayah dalam merencanakan, memutuskan dan mengevaluasi proses pengasuhan 7. Menjaga hubungan yang memuaskan dengan suami. membangun kembali hubungan sebagai pasangan, menjaga kesenangan sebagai istri dalam hal sexual, rekreasi, emosional, kecerdasan dan aspek spiritual dari kehidupan keluarga 8. Membuat penyesuaian kehidupan praktis yang memuaskan. ikut serta dalam hal finansial keluarga dan merencanakan rumah bagi keluarga 9. Menjaga kekuasaan pribadi tetap hidup melalui masa ibu muda. melanjutkan pbeberapa aspek pengembangan diri yang berarti dan sesuai dengan kondisi keluarga 10.Mengeksplorasi dan mengembangkan rasa puas sebagai keluarga. menginisiasi rekreasi keluarga, mendekatkan keluarga dengan keluarga besar Tugas Perkembangan Seorang Ayah Ayah mulai berperan aktif terhadap anaknya ketika anak tersebut sudah dapat untuk pergi atau sudah bisa berjalan bersama, seperti pergi memancing atau berkeliling di sekitar lingkungan rumah. Seorang suami dan ayah ini saling bekerja sama dalam menentukan cara hidup mereka dengan kehadiran anak. Ayah disini adalah pencari nafkah dan menciptakan pola kehidupan keluarga. Tugas perkembangan seorang suami serta ayah untuk mencapai tahap anak dilahirkan dari siklus kehidupan keluarga: 1. Konsepsi merekonsiliasi konflik peran Menerima peran-peran baru dengan kehadiran anak, seperti menyadari bahwa tanggung jawab istri tidak lagi hanya kepada suami, tetapi juga pada anaknya. 2. Membuat jalan untuk tekanan baru membuatnya sebagai seorang ayah muda Menerima tanggung jawab untuk merawat anak, mendengarkan keluhan istri, meningkatnya kebutuhan emosional dan fisik terhadap kehadiran anak. 3. Belajar esensi bayi dan perawatan anak Pengetahuan dini mengenai anak. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang perawatan anaklebih dini yang akan bermanfaat pada kehidupan bayi kelak. 7

Mempraktikan bagaimana merawat bayi dan anak, baik dilakukan sendiri maupun bersama istri dan memahami perkembangan anak. Dengan mendapat pengetahuan lebih dini, akan membuat interaksi pribadi yang intim dengan bayi. 4. Merancang pengaturan baru untuk menjadi hidup sehat bagi keluarga muda Beradaptasi terhadap kebiasaan-kebiasaan baru, seperti pola makan, pola tidur, dan sebagainya. 5. Membantu perkembangan anak Bersama istri membuat perencanaan dalam memfasilitasi perkembangan anak untuk masa selanjutnya. 6. Mempertahankan hubungan yang saling memuaskan dengan istri Memberikan dukungan kepada pasangan, misalnya ketika istri sedang hamil, dlam masa persalinan, dll. 7. Bertanggung jawab untuk mendapatkan pendapatan keluarga Melakukan perencanaan keuangan dalam pengeluaran dengan adanya penambahan kebutuhan, yaitu dengan mencari tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan yang relative tinggi. 8. Mempertahankan rasa memuaskan diri sebagai manusia. Mengejar kepentingan pribadi dan kegiatan konsisten dengan keterbatasan dan tanggung jawab terhadap childbearing. 9. Mewakili keluarga dalam komunitas yang lebih luas. Sebagai kepala keluarga yang mewakili keluarganya dalam berhubungan dengan suatu komunitas. 10.Menjadi seorang pria di keluarga dalam arti sepenuhnya. Menemukan kepuasan dalam kegiatan keluarga. Memulai pengalaman bagi seluruh keluarga yang akan memperluas cakrawala dan memperkaya kehidupan mereka bersama-sama sebagai sebuah unit keluarga. Menikmati dimensi baru asosiasi dengan kerabat lainnya, sekarang dilihat dalam peran baru mereka sebagai bibi, paman, sepupu, dan kakek-nenek dari bayi baru. Tugas Perkembangan Childbearing family Fokus dari tahapan ini adalah membangun keluarga muda menjadi sebuah unit yang stabil, menyelesaikan konflik tugas-tugas perkembangan dari anggota-anggota keluarga, dan saling mendukung kebutuhan perkembangan ibu, ayah dan bayi dalam menguatkan satu sama lain sebagai satu kesatuan. 1. Adapting housing, arrangement to the little child Tidak ada ketentuan khusus yang perlu dipersiapakan untuk bayi dan anak kecil. Bayi tidur dengan orang tuanya hingga ia cukup besar untuk menjaga dirinya sendiri. Keluarga diharapkan 8

memberikan tempat khusus untuk bayi dan menyesuaikan rumah untuk memberikan rasa nyaman dan menyenangkan. Anak baru lahir biasanya suka memasukkan sesuatu ke mulutnya. Orang tua menyusun peralatan rumah untuk meminimalisasi pengekangan pada anaknya. 2. Meeting present and future costs of childbearing Ketika bayi baru lahir, biaya untuk furnitur, peralatan, rumah, mobil, dan barang mahal lainnya masih harus dikeluarkan. Biaya yang perlu dikeluarkan untuk anak baru lahir antara lain biaya dokter dan rumah sakit, perlengkapan bayi, pakaian, makanan khusus dan obat, baby-sitter dan setidaknya beberapa pakaian baru ibu setelah sembilan bulan mengandung. Biaya membesarkan anak bervariasi tergantung jenis komunitas dan daerah, umur anak, dan pendapatan keluarga. Saat bayi lahir, pengeluaran meningkat ketika pendapatan keluarga menurun karena ibu tidak lagi bekerja. Ayah mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan. Kadang ibu mencari pendapatan tambahan sambil membesarkan anak. 3. Assuming mutual responsibility Tanggung jawab baru sebagai orang tua muncul ketika anak baru lahir antara lain memberi makan, memandikan, menenangkan, mengetahui tanda-tanda ketika anaknya merasa sedih, mencuci pakaian bayi, dan membuat susu. Di saat bersamaan, orang tua juga masih memiliki tanggung jawab sebelumnya dalam mengurus rumah. Ayah memiliki peran mencari nafkah dan bayi merawat bayi. Tanggung jawab tersebut dapat dilakukan bersama. 4. Facilitating members role learning Karena tanggung jawab orang tua terhadap kesejahteraan keluarga meningkat, peran tertentu diambil oleh ayah dan peran lainnya diambil oleh ibu sebagai dasar kekuatan. Diskusi mengenai hal-hal yang umum menjadi bagian dari proses pembagian tanggung jawab. Sejalan dengan tumbuh kembang bayi, orang tua bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya. Anak diajarkan tentang tingkah laku apa yang diharapkan muncul, kapan, dan bagaimana. Sehingga nantinya anak dapat membedakan tingkah laku mana yang baik dan buruk sesuai dengan keluarga, budaya, dan orientasi perkembangan. Jauh sebelum anak berumur 2 tahun, ia telah belajar pola respon dasar untuk dunia kecilnya. Ketika keluarga meninggalkan tahap childbearing family ini, anak menggunakan semakin banyak konsep secara akurat dan dengan cepat menjadi anggota keluarga yang berkomunikasi secara penuh. 5. Communicating with one another in the family

Ketika bayi dapat menyampaikan keinginan dan perasaannya melalui tanda-tanda atau panggilan yang sulit dimengerti dan orang tuanya mampu memahaminya dan memberikan respon yang sesuai, maka baik bayi maupun orang tua mendapatkan perasaan puas dalam hubungan mereka. Bayi belajar memberikan respon pada orang-orang yang mencintainya yaitu ketika ayah dan ibu menimangnya dan mengekspresikan cinta mereka melalui kontak langsung. Suami dan istri harus membangun kembali komunikasi efektif ketika mereka menjadi orang tua. Intensitas komunikasi pasangan yang memiliki bayi menurun dibandingkan sebelum bayi lahir terutama mengenai hal-hal pribadi. Hadirnya anak juga menyebabkan pasangan menjadi jarang bersama-sama dan berkembang masing-masing. Pasangan berbagi tentang bayi dengan melibatkan pembentukan sistem komunikasi yang sensitif dan responsif. Ada sebuah kebutuhan untuk saling mengenali berbagai peran pria dan wanita sebagai pasangan, orang tua, dan sebagai individu. Membangun hubungan seks pasangan bukan hanya sebuah masalah fisiologis biasa tetapi melibatkan aspek-aspek psikologis yang kompleks. Ketika anaknya lahir, terjadi hambatan dalam hubungan seks karena istri lebih fokus pada bayi dan suami merasa kurang puas. 6. Planning for future children Untuk menunda kelahiran anak kedua, beberapa wanita biasanya lebih fokus pada masa menyusui dan merawat bayi pertama, dan ada juga yang menolak melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Pertanyaan mengenai kehadiran anak berikutnya biasanya datang ketika terjadi sesuatu pada kelahiran anak pertama. 7. Relating to relatives and others Dengan kelahiran anak pertama, nenek biasanya mengambil banyak peran penting dalam masa awal kelahiran bayi. Ketika ibu sudah mampu mengambil semua tanggung jawab untuk rumah tangganya dengan bantuan ayah, peran nenek menjadi berkurang. Anggota keluarga lainnya juga turut melihat bayi dan memberikan hadiah, saran, dan larangan. Pasangan biasanya mengurangi kegiatan di luar rumah dibandingkan sebelum bayi lahir. 8. Maintaining motivation and morale Seiringnya dengan waktu dalam mengurus anak dan keluarga, suami dan istri mengalami berbagai tekanan dan konflik yang mungkin sampai membuat mereka menangis. Akan tetapi sebagai orang tua, mereka diharapakan tetap dapat memberikan yang terbaik untuk anaknya. Di samping konflik10

konflik yang terjadi, mereka menemukan makna spiritual dari kehidupan keluarga mereka. 9. Family rituals and routines Supaya tugas-tugas tidak memberatkan pada satu pihak, maka dibuatlah agenda keluarga dan jadwal rutinitas. Hal ini dilakukan agar tugas-tugas lebih jelas dan terarah.

11

BAB II PANDUAN INTERVIEW Definisi Konseptual


Pada perkembangan childbearing family, fokus dari tahapan ini adalah membangun keluarga muda menjadi sebuah unit yang stabil, menyelesaikan konflik tugas-tugas perkembangan dari anggota-anggota keluarga, dan saling mendukung kebutuhan perkembangan ibu, ayah dan bayi dalam menguatkan satu sama lain sebagai satu kesatuan.

Definisi Operasional VARIABEL Tugas perkembangan childbearing family SUB DIMENSI INDIKATOR Adopting housing arrangements - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. to the little child. Orangtua melakukan penataan barang-barang di : Menyesuaikan penataan rumah rumah sesuai dengan kebutuhan bayi tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk Meeting Present and Future sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, Costs of Childbearing: pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. : Pasangan dapat mengetahui biaya - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk perawatan atau anggaran bagi sang sang anak saat ini dan masa depannya anak saat ini dan untuk masa depan sang anak. Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama
12 - Orangtua membagi perawatan anak tanggungjawab dalam

menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrolelearning : Adanya pembagian tanggung jawab antara suami dan istri yang diharapkan dapat memunculkan perilaku yang diharapkan pada anak yang pada akhirnya anak dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan lingkungannya.

- Masing-masing orangtua melakukan tugasnya sesuai peran (misalnya Ibu memberi makan, memandikan, membersihkan rumah, belanja, masak, sedangkan ayah mencari uang dan terkadang membantu istri merawat anak) - adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada anak

Communicating with one another in the family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif
13

- Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan - Adanya cinta diantara hubungan tersebut - Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive - Saling menjaga perasaan pasangan

dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka Planning for Future Children - memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi : bagaimana rencana orang tua - tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi setelah memiliki anak pertama - Adanya bantuan dari keluarga dalam bentuk Relating to relatives and others materi atau non-materi : memperoleh bantuan material dan - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak immaterial dari keluarga besar atau mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya yang lainnya.
karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. Family rituals and routines Keluarga mempunyai agenda dan Morning awakening jadwal rutinitas mereka supaya tugas-tugas yang ada tidak Breakfast memberatkan salah satu pihak Naptime Daily Outings Father's homecoming
14

Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

15

BAB III HASIL INTERVIEW


Responden No Sub dimensi Indikator
SSE RENDAH ( 2 juta rupiah) SSE SEDANG (2 juta <x 5 juta) SSE TINGGI ( > 5 juta rupiah)

Kriteria 1 4 1

2 1

3 2

4 1

5 1

6 1

7 1

8 1

9 1

1.

Adopting 1 - Orangtua housing mengetahui arrangem bagaimana ents to menata the little rumah agar child. aman dan nyaman bagi anak.

1 0 1

1 1 1

1 2 1

1 3 1

Coding 1 = orang tua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman & nyaman Coding 2 = orang tua tidak mengetahui bagaimana menata rumah agar aman & nyaman

16

Orangtua 1 melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi 2. Meeting Present and Future Costs of Childbeari ng: - Orang 1 tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkap an sang anak.

Coding 1 = melakukan Coding 2 = tidak melakukan

Coding 1 = memiliki anggaran sendiri Coding 2 tidak memiliki anggaran sendiri

17

- Orang 1 tua mempersiap kan anggaran untuk masa depan sang anak 3. Assuming Mutual Responsib ility - Memberi makan - Memandi kan - Members ihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju 2 2 2

Coding 1 = mempersiapkan Coding 2 = tidak mempersiapkan

2 2 2

2 3 3

2 2 3

2 2 2

2 2 1

2 1 1

2 2 2

2 2 3

2 2 3

2 2 1

2 2 2

2 2 2

3 3 2

Coding 1 = ayah Coding 2 = ibu Coding 3 = pengasuh/keluarga Coding 4 = ayah dan ibu

2 2 2

2 2 2

3 3 2

2 3 3

2 2 3

3 3 4

4 2 2

3 3 3

3 3 3

2 3 3

1 2 4

4 2 1

4 3 3

2 3 3

18

4.

Facilitatin g members rolelearning

5.

Communic ating with one another in the family

- Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masingmasing - adanya pembelajara n mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan

Coding 1 = adanya diskusi atau sharing Coding 2 = tidak ada diskusi atau sharing

Coding 1: ada Coding 2: tidak

Coding 1 = memiliki kepuasan Coding 2 = tidak memiliki kepuasan

19

Adanya 1 cinta diantara hubungan tersebut - Membent 2 uk interaksi yang sensitif dan responsive

Coding 1 = adanya cinta Coding 2 = rasa cinta berkurang Coding 1 = punya waktu khusus untuk bertukar pikiran Coding 2 = tidak punya waktu khusus untuk bertukar pikiran Coding 1 = ingin memiliki anak segera Coding 2 = ingin menunda memiliki anak Coding 1 = memiliki persiapan Coding 2 =tidak memiliki persiapan

6.

Planning Jika : 2 for the future a. Memiliki children keingina n untuk memiliki anak lagi 1 b. Memiliki persiapa n untuk memiliki anak lagi relating to - adanya 1 bantuan dari

7.

Coding 1 = ada Coding 2 = tidak

20

relatives and others

8.

9.

keluarga dalam bentuk materi atau non-materi Maintaini - pasanga ng n saling Motivatio mendukung n and dalam Morale kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan pasanga n dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Family Morning

ada

Coding 1 = saling mendukung Coding 2 = tidak saling mendukung

Coding 1 = memiliki kepuasan Coding 2 = tidak memiliki kepuasam

Coding 1 = saling menghargai Coding 2 = tidak saling menghargai Coding 1 = dapat mengatasi Coding 2 = tidak dapat mengatasi

2 21

Coding 1 : ada

rituals and routines

awakening Breakfast Naptime Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

Coding 2 : tidak 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

22

BAB IV PEMBAHASAN
1. Adapting housing, arrangement to the little child

Secara umum, 79% dari keseluruhan responden yang kami wawancara sudah memenuhi tugas perkembangan ini meskipun, responden-responden dari SSE rendah melakukan perubahan secara terbatas. 21% responden lain yang belum memenuhi tugas perkembangan pada tahap ini dikarenakan anak dari pasangan mereka masih usia bayi dan merasa belum perlu melakukan perubahan dalam penataan rumah. Perubahan yang dilakukan oleh orang tua terhadap kondisi isi rumahnya tidak direncanakan. Mereka biasanya melakukannya ketika telah terjadi suatu kejadian yang dialami oleh anak, misalnya ketika anak pernah terjatuh dari tempat tidur, kemudian orang tua melapisi lantai dekat tempat tidurnya dengan menggunakan karpet.
100% 80% 60% 40% 20% 0% a pting hous , a ng ent to da , ing rra em the little child 21% belumm enuhi em tug s a perk ba a em ng n 79% m enuhi tug s em a perk ba a em ng n

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% responden mengetahui bahwa perlu adanya perubahaan atau penataan barang-barang di dalam rumah agar membuat anak merasa nyaman dan aman dari bahaya. Seluruh responden yang mengetahui pentingnya perubahan itu melakukannya. Karena alasan finansial, perubahan yang dilakukan hanya menjauhkan steker listrik, menggunakan tempat tidur tanpa ranjang agar jika anak terjatuh tidak telalu berbahaya dan memindahkan barang pecah belah ke tempat yang lebih tinggi. 20% dari responden (hanya 1 keluarga) tidak mengetahui pentingnya perubahan atau penataan barangbarang di rumah. Responden ini mengakui bahwa baginya, memiliki anak masih seperti mimpi. Sehingga keluarga ini memiliki anak tanpa persiapan dan pengetahuan sebelumnya tentang anak dan cara menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak.
23

b. SSE SEDANG 100% responden mengetahui bahwa perlu adanya perubahaan atau penataan barang-barang di dalam rumah agar membuat anak merasa nyaman dan aman dari bahaya. Seluruh responden yang mengetahui pentingnya perubahan itu melakukannya. Kedua keluarga yang termasuk dalam sosial ekonomi menengah ini masih tinggal bersama orang tua. Ibu menggunakan kamar yang dimilikinya sebelum menikah untuk menjadi kamar keluarga, sehingga tidak ada perubahan mengenai ukuran kamar. Perubahan dilakukan dengan menata barangbarang dan menambah barang-barang bayi. Peralatan berat seperti buku-buku perkuliahan masih ditempatkan di atas lemari. Ibu mengakui bahwa ini berbahaya, tapi ukuran kamar menurutnya menjadi kendala. c. SSE TINGGI 100% responden mengetahui bahwa perlu adanya perubahaan atau penataan barang-barang di dalam rumah agar membuat anak merasa nyaman dan aman dari bahaya. Akan tetapi, hanya 71% yang melakukan penataan atau perubahaan barang-barang di dalam rumah. Perubahan yang dilakukan salah satu responden adalah membuat tempat tidur dengan pembatas dan lantai kamar yang diberikan kasur tipis yang empuk. Hal ini dilakukan agar anak tidak terbentur lantai ketika bermain di atas tempat tidur. Sisanya 29% responden tidak melakukan karena mereka menganggap anak mereka masih bayi yang selalu di gendong dan tidur bersama dengan orang tua dalam satu kasur sehingga mereka merasa tidak perlu untuk melakukan perubahan terhadap barang-barang yang ada di rumah. 2. Meeting present and future costs of childbearing Secara umum 86% dari keseluruhan responden yang diwawancara sudah memenuhi tugas perkembangan ini, sedangkan 14%-nya belum memenuhi. Yang belum memenuhi tugas perkembangan ini dikarenakan mereka masih belum hidup mandiri secara finansial. Mereka juga ada yang masih tinggal bersama orang tua dari ayah atau ibu. Misalnya, pada salah satu respoden, dimana responden
24

tersebut masih menjalani pendidikan (masih berkuliah). Oleh karena itu, mereka masih dibantu oleh kedua orang tua masing-masing pasangan, baik biaya pendidikannya dan mereka pun masih diberi uang saku. Pada responden yang memenuhi tahap ini berarti mereka telah hidup mandiri secara finansial, yaitu tidak ada bantuan finansial dari orang tua ayah dan ibu. Pasangan sudah memiliki pekerjaan yang tetap, baik hanya sang suami ataupun keduanya yang bekerja. Mereka juga sudah membuat perencanaan untuk anak di masa depan, misalnya seperti membuat tabungan yang dikhususkan untuk anak.
100% 80% 60% 40% 20% 0% MeetingP ent a F res nd uture Cos ofchieldbea ts ring 14% 86% s hm enuhi uda em tug s a perk ba a em ng n belumm enuhi em tug s a perk ba a em ng n

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE Rendah Menurut teori tugas perkembangan childbearing family, biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua ketika anak lahir antara lain biaya dokter dan rumah sakit, perlengkapan bayi, pakaian, makanan khusus obat, babysitter dan setidaknya beberapa pakaian baru ibu setelah sembilan bulan mengandung. Untuk masa depan anak, biaya yang diperlukan meliputi biaya pendidikan dan kesehatan. 100% responden memiliki anggaran tersendiri untuk memenuhi kebutuhan si anak. Kebutuhan anak seperti susu, pampers, bedak, dan shampo. 20% responden tidak mempersiapkan anggaran untuk masa depan anak karena pasangan ini masih berkonsentrasi pada kebutuhan saat ini. Penghasilan ayah yang terbatas serta ibu yang tidak bekerja membuat pasangan ini belum memikirkan pada anggaran masa depan anak. 80% lainnya telah mempersiapkan anggaran untuk masa depan anak. Persiapan anggaran ini berupa tabungan umum yang sewaktu-waktu jika ada hal yang mendesak, tabungan ini dapat dipergunakan. b. SSE SEDANG
25

100% responden memiliki anggaran tersendiri untuk memenuhi kebutuhan si anak. Kebutuhan anak seperti susu, pampers, bedak, dan shampo.Dari seluruh responden kelompok ini menyiapkan anggaran untuk masa depan anak, tetapi satu dari responden sudah menyiapkan anggaran yang sudah terfokus untuk pendidikan, kesehatan untuk anaknya Satu responden lagi anggaran yang disediakan masih umum, tidak terfokus pada pendidikan atau kesehatan, melainkan ke kebutuhan yang lebih urgent. c. SSE TINGGI 100% responden memiliki anggaran tersendiri untuk memenuhi kebutuhan si anak. Kebutuhan anak seperti bedak, shampo, pampers, makanan dan susu formula serta imunisasi. 14% dari responden tidak mempersiapkan anggaran untuk masa depan anak karena pasangan ini masih sama-sama kuliah dan biaya kehidupan sehariharinya masih di tanggung oleh orang tuanya, 86% telah mempersiapkan anggaran bagi pendidikan anak melalui asuransi pendidikan ataupun tabungan khusus bagi si anak. 3. Assuming mutual responsibility Pada tugas perkembangan ini sebanyak 36% partisipan sudah memenuhinya. Mereka melakukan pembagian tugas dengan pasangan masing-masing, untuk mengurus rumah dan mengurus anak bisanya dilakukan oleh sang istri. Tak jarang suami juga turut membantu ketika istri membutuhkan bantuan. Sebanyak 64% partisipan belum memenuhi tugas perkembangan ini, karena suami dan istri ini dalam memenuhi kebutuhan anak masih dibantu oleh mertua, sanak saudara, maupun oleh pengasuh atau pembantu rumah tangga. Memenuhi kebutuhan anak ini seperti memberi makan, memandikan anak, mengajak bermain, dan lain-sebagainya.
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 64% S h uda m enuhi tug s em a perk ba a em ng n belum m enuhi tug s em a perk ba a em ng n As um m s ing utua l res pons ibility

36%

26

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH o Memberi makan : 100% dari responden mneyatakan bahwa aktivitas ini dilakukan oleh ibu o Memandikan : 80% dari responden anaknya dimandikan oleh ibu dan 20% oleh orang lain dalam keluarga (misalnya mertua) o Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi :60% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 40% dilakukan orang lain dalam keluarga (misalnya pengasuh atau mertua) o Belanja : 60% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 40% oleh orang lain dalam keluarga o Masak: 60% dari responden mengatakan bahwa kegiatan memasak dilakukan oleh ibu dan 40% oleh orang lain dalam keluarga o Mencuci baju : 60% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu dan 40% dilakukan orang lain dalam keluarga (misalnya pengasuh atau mertua) o Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak: 80% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ayah, sedangkan 20% mengatakan kegiatan ini dilakukan bersama (ibu dan ayah). b. SSE SEDANG o Memberi makan : 100% ibu o Memandikan : 50% ibu, 50% ayah o Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi :100% ayah o Belanja : 50% keluarga,50% ayah dan ibu o Masak: 50% ibu, dan 50% keluarga o Mencuci baju : 50% ayah 50% ayah dan ibu. o Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak: 100% ibu dan ayah c. SSE TINGGI o Memberi makan : 86% dari responden menyatakan bahwa akivitas ini dilakukan oleh ibu dan 14% oleh pengasuh/keluarga o Memandikan : 86% dari responden anaknya dimandikan oleh ibu dan 14% oleh pengasuh/keluarga o Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi :57% dari responden mengatakan
27

kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 29% oleh pengasuh/keluarga dan 14% oleh ayah o Belanja : 29% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 29% oleh pengasuh/keluarga, 29% dilakukan bersama (ayah dan ibu), dan 14 % dilakukan oleh ayah o Masak: 71% menyatakan bahwa kegiatan memasak dilakukan oleh pengasuh atau orang lain dalam keluarga besar (misalnya mertua) dan 29% dilakukan oleh ibu o Mencuci baju : 71% responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh pengasuh/ atau orang lain dalam keluarga besar (misalnya mertua), 14% dilakukan bersama (ayah dan ibu), 14% dilakukan oleh ayah o Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak: 71% mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ayah, 14% oleh ibu dan 14% anggota keluarga yang lain misalnya mertua. 4. Facilitating members role-learning Terdapat 93% dari keseluruhan responden sudah memenuhi tugas perkembangan keempat ini, sedangkan 7% partisipan lainnya belum memenuhi. Yang belum memenuhi ini dikarenakan adanya faktor belum siapnya istri menjadi ibu. Misalnya pada salah satu partisipan, dimana seorang istri ini masih belum menyangka kalau sudah mempunyai anak serta kurangnya diskusi yang dilakukan oleh pasangan tersebut.
100% 80% 60% 40% 20% 0% fa cilita tingm bers em role-lea rning 7% 93% s h uda m enuhi em tug s a perk ba a em ng n belum m enuhi em tug s a pek ba a em ng n

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% dari responden melakukan diskusi antar pasangan mengenai perkembangan anak dan hal-hal yang
28

terjadi setiap hari. Selain itu mereka juga mendiskusikan tentang bagaimana cara mendidik anak, mengajarkan mana yang boleh dan tidak boleh pada anak. Sedangkan 20 % esponden mengatakan bahwa tidak melakukan diskusi antar pasangan mengenai perkembangan dan cara mendidik anak. b. SSE SEDANG 100% responden melakukan diskusi untuk pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga dengan pasangannya. 100% responden melakukan pembelajaran mengenai peran anak. Kedua pasangan tersebut bekerja sehingga mereka tidak saling menggantungkan tanggung jawab rumah tangga mereka. Pada keluarga pertama, ayah bekerja pada malam hari dan ibu bekerja pada siang hari, sehingga pembagian tugas dilakukan sesuai dengan pembagian jam kerja mereka. Pada keluarga kedua, ayah bekerja pada siang hari, jadi anak dititipkan pada mertuanya. c. SSE TINGGI 100% responden melakukan diskusi antar pasangan dan pembelajaran peran terhadap anak. Diskusi yang dilakukan biasanya seputar perkembangan anak dan masalah pekerjaan. Istri menceritakan mengenai sesuatu hal yang menarik yang ia lalui bersama dengan anak serta perkembangan anak kepada suami. Suami pun menceritakan mengenai hal yang menarik ketika berada di kantor. Biasanya mereka melakukan hal ini sebelum tidur. Pasangan pun mengajarkan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh kepada anak melalui teguran, larangan dan bermain.

5. Communicating with one another in the family Pada tugas perkembangan kelima ini terdapat 71% dari keseluruhan partisipan sudah memenuhinya. Hal tersebut dlihat dari intensifnya komunikasi yang terjalin antara suami dan istri serta juga anak mereka. Dengan begitu, mereka menyatakan puas dengan hubungan yang dijalin oleh mereka. Sedangkan 29% sisanya belum memenuhi tugas perkembangan ini. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu menjalin komunikasi antara suami dan istri. Dan juga
29

kesibukkan antara pasangan suami dan istri, seperti pada salah satu partisipan (istri) yang mengaku bahwa ia jarang berkomunikasi dan kalau ada pun jika ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan. Sang suami pun pulang kerjanya sudah cukup larut malam.

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% responden menyatakan puas atas hubungan yang terjalin dengan pasangan masing-masing. Indikator kepuasan dari dimensi ini bersifat subjektif. Sebagai contoh yaitu pada isteri dari salah satu responden. Ia menyebutkan bahwa ia memiliki perasaan bahagia karena telah menjadi wanita sempurna sekarang. Menurutnya, menjadi wanita sempurna ialah ketika menikah dan memiliki anak. Ia mengatakan bahwa ia merasa beruntung memiliki suami yang mau mengurus anak, memandikan anak, dan tetap bekerja pada malam harinya. Walaupun waktu untuk berdua sebentar, ia merasa mencintai suaminya karena mereka berdua mampu memanfaatkan waktu yang sebentar. 100% responden pun menyatakan merasa bahwa ada cinta dan sayang di dalam keluarga kecil mereka. 40% responden memiliki waktu khusus yakni malam hari sebelum tidur atau di akhir pekan untuk bertukar pikiran sehingga terjalin interaksi yang responsif dan sensitif diantara pasangan. Hal yang mereka diskusikan biasanya mengenai hubungan diantara mereka berdua, konflik atau masalah yang dialami dalam keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan 60% lainnya tidak memiliki waktu khusus untuk berdiskusi. b. SSE SEDANG 100% responden menyatakan puas hubungan yang terjalin dengan pasangan masing-masing. 100% responden pun menyatakan bahwa merasa ada cinta dan sayang di dalam keluarga kecil mereka. 100% memiliki waktu khusus untuk bertukar pikiran sehingga terjalin interaksi yang responsif dan sensitif diantara pasangan. c. SSE TINGGI 100% responden menyatakan puas hubungan yang terjalin dengan pasangan masing-masing. Kepuasan dalam keluarga ini kebanyakan dari responden
30

menyatakan puas akan komunikasi yang terjalin diantara mereka sebagai suami istri dan sebagai orangtua yang baru. 100% responden pun menyatakan bahwa merasa ada cinta dan sayang di dalam keluarga kecil mereka. 86% memiliki waktu khusus untuk bertukar pikiran sehingga terjalin interaksi yang responsif dan sensitif diantara pasangandan 14% lainnya tidak memiliki waktu khusus. 6. Planning for future children Terdapat 14% dari keseluruhan responden ingin segera memiliki anak yang kedua dan sudah memiliki persiapan. 43% responden ingin menunda memiliki anak dan tidak memiliki persiapan. Ada 29% responden menunda memiliki anak kedua, tetapi sudah mulai mempersiapkannya. Dan 14% lainnya ingin segera memiliki tapi tidak memiliki persiapan. Persiapan yang dimaksudkan yaitu finansial untuk kelahiran anak kedua nanti. Dengan demikian, terdapat 86% responden telah memiliki perencanaan dalam memiliki anak kedua. Sedangkan yang menunda untuk memiliki anak kedua ini dikarenakan mereka masih ingin fokus dalam mengasuh dan membesarkan anak pertamanya. Sehingga mereka berencana untuk menundanya hingga 4-5 tahun. Apabila dikaitkan dengan teori, hal ini sesuai. Karena pada teori menyatakan bahwa kebanyakan wanita yang baru menjadi ibu lebih memilih untuk menunda memiliki anak kedua karena tidak ingin melewatkan masa perkembangan anak pertamanya.
100% 80% 60% 40% 20% 0% Pla nningfor the future children 14% 86% s hberenca uda na m punya a k em i na k edua berenca na m enundaa k na hing a4-5 ta g hun

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% dari responden ingin menunda memiliki anak kedua. Mereka pun mengakui belum memiliki persiapan apa pun untuk memiliki anak kedua, karena mereka ingin
31

fokus dalam mengasuh anak pertama. 20% responden mengatakan tidak ingin memiliki anak kedua. Alasan tidak ingin memiliki anak lagi disebabkan oleh usia isteri yang sudah tua serta memikirkan masalah biaya hidup, kesehatan, dan pendidikan anak. Bila dilihat dari teori tugas perkembangan ibu pada childbearing family, seorang ibu yang baru melahirkan banyak yang memilih untuk menunda keinginan untuk memiliki anak kedua karena ingin lebih fokus merawat anak pertama mereka supaya dapat memperhatikan perkembangan sang anak. b. SSE SEDANG 50% ingin menunda memiliki anak kedua. Mereka pun mengakui belum memiliki persiapan apa pun untuk memiliki anak kedua, karena mereka ingin fokus dalam mengasuh anak pertama.50% tidak mau memiliki anak kedua. Alasan tidak ingin memiliki anak lagi disebabkan oleh sudah tuanya umur istri, memikirkan masalah biaya hidup, kesehatan, dan pendidikan anak. c. SES TINGGI 43% ingin menunda memiliki anak kedua. Mereka pun mengakui belum memiliki persiapan apa pun untuk memiliki anak kedua, karena mereka ingin fokus dalam mengasuh anak pertama hingga usia sekitar 4-5 tahun, baru setelah itu mereka baru memiliki anak kedua 29% ingin segera memiliki anak kedua karena selagi usianya masih muda dan mampu untuk membesarkan anak, tetapi belum memiliki persiapan untuk memiliki anak kedua. 14% ingin menunda memiliki anak kedua tetapi telah memiliki persiapan tabungan untuk kelahiran anak kedua nantinya. Selain itu, 14% ingin segera memiliki anak kedua dan telah memiliki persiapan untuk kelahiran anak keduanya nanti. 7. Relating to relatives and others 100% dari keseluruhan responden telah memenuhi tugas perkembangan ketujuh ini. Dimana keluarga besar biasanya akan membantu pasangan suami dan istri muda ini dalam membesarkan anak pertamanya. Bantuan yang biasa yang diberikan dalam bentuk materi maupun non materi. Dalam bentuk non materi, misalnya nasehat maupun larangan-larangan yang baik dalam mengasuh anak. Seperti ketika anak sedang sakit, istri atau suami terkadang suka bertanya kepada orang tuanya.
32

Sedangkan dalam bentuk materi misalnya ketika istri melahirkan, membantu dalam biaya persalinannya dan membantu keuangan bila anak sedang sakit. a. SSE RENDAH 100% responden mendapatkan bantuan dari keluarga besar khususnya orangtua responden. Bentuk bantuan yang diberikan oleh keluarga besar yakni berupa nasehat dan saran ketika pasangan mengalami masalah tentang anak. Selain itu, bentuk bantuan yang paling menonjol adalah bantuan dalam hal keuangan. Uang yang diberikan oleh keluarga besar dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan anak dan perawatan anak seperti membantu membiayai kelahiran anak dan perawatan ke dokter. Adapula responden yang diberikan bantuan materi dalam bentuk rumah tinggal oeh keluarga besarnya. b. SSE SEDANG 100% menyatakan ada bantuan dari keluarga besar seperti kakek dan nenek dalam mengasuh dan merawat si anak. Bantuan non materi yang diberikan biasanya seperti masukan, nasehat-nasehat serta laranganlarangan dalam mengasuh anak. c. SSE TINGGI 100% menyatakan ada bantuan dari keluarga besar seperti kakek dan nenek dalam kegiatan mengasuh dan merawat si anak. Bantuan non materi biasanya seperti masukan, nasehat-nasehat serta larangan-larangan dalam mengasuh anak. Misalnya, ketika anak sakit biasanya harus diapakan. Dalam bentuk materi misalnya keluarga memberikan bantuan uang ketika melahirkan ataupun anak sakit. 8. Maintaining motivation and morale Dalam tugas perkembangan ini, terdapat 79% dari seluruh responden telah memenuhinya. Dimana mereka saling membantu dan menghargai satu sama lain dalam menjalankan peran mereka masing-masing maupun dalam mengasuh anak mereka. Misalnya, ketika istri sedang sibuk mengurus rumah, suami yang menjaga ataupun mengurus anak. Sedangkan 21% partisipan belum memenuhi tugas perkembangan ini. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya pengertian dan menghargai satu sama lain ketika mengasuh anak mereka.
33

100% 80% 60% 40% 20% 0%

79%

s hm enuhi uda em tug s a perk ba a em ng n 21% belumm enuhi em tug s a perk ba a em ng n

m inta a iningm a otiv tiona nd m le ora

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 60% responden belum terpenuhi tugas perkembangan ini. Mereka tidak saling mendukung dan tidak terjalin interaksi yang responsif dan sensitif. Salah satu pasangan menyatakan mereka jarang sekali menanyakan bagaimana perasaan pasangannya. Suami jarang sekali menanyakan apakah isterinya lelah dalam mengurus bayi seharian dan sebagainya. Isteri pun demikian, ia jarang sekali melayani kebutuhan suaminya, bahkan ketika suaminya berangkat kerja, ia justru lebih memilih untuk tidur daripada melayani kebutuhan suaminya sebelum berangkat kerja. Selain itu, adapula seluruh pengasuhan anak dilakukan oleh istri sedangkan suami tidak membantu sama sekali. 40% responden sudah terpenuhi tugas perkembangan ini. Pasangan ini saling membantu ketika mengasuh anak mereka. Mereka saling melengkapi dalam mengasuh anak. Contohnya meskipun ibu lebih fokus merawat anak, Ayah juga sering membantu Ibu dalam merawat anaknya. Ibu juga membantu Ayah di usahanya yakni fotokopian ketika sedang ramai. Istri sedang merasa kesal atau lelah dengan tingkah laku anak, istri terkadang membentak anaknya, namun suami tidak setuju dengan perlakuan istrinya. Tapi hal ini tidak dibiarkan menjadi masalah yang besar dan biasanya langsung dibicarakan bersama. b. SSE SEDANG Dari 100% responden menyatakan bahwa mereka saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan. Selain itu mereka juga memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai
orang tua, saling menghargai antar pasangan, dan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan.

Untuk indikator merasakan adanya cinta dalam hubungan mereka, 100% responden merasakannya. 100% dari responden membentuk interaksi sensitif dan responsive c. SSE TINGGI
34

100% responden menyatakan bahwa mereka saling mendukung, menghargai, memiliki kepuasan serta mampu mengatasi konflik yang muncul dalam mengasuh anak. Suami membantu mempersiapkan peralatan mandi anak, memakaikan pakaian anak, menjaga anak ketika istri sedang sibuk mengurus rumah. Istri pun menghargai suami yang lelah bekerja dengan tidak mengeluh ataupun marah-marah kepada suami. Ketika memiliki masalah dalam mengasuh anak seperti anak sakit, maka suami dan istri akan berdiskusi dalam memecahkan masalah. 9. Family rituals and routines Pada aktivitas Morning awakening, terdapat 57% partisipan melakukan aktivitas ini. Dimana aktivitas ini menjadi rutinitas istri, suami, serta anak mereka. Aktivitas sarapan bersama telah dilakukan 57% partisipan dari keseluruhan. Kegiatan naptime dilakukan oleh 71% partisipan. Aktivitas daily outings dilakukan oleh 57% partisipan. Aktivitas fathers homecoming biasa dilakukan oleh 57% partisipan. Kegiatan babys bathtime dilakukan oleh 86% partisipan. Sebanyak 79% partisipan anak tidur bersama orang tuanya. Dan terdapat 86% partisipan melakukan aktivitas special holidays bersama anak. Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH Morning awakening : 60% dari responden menyatakan ada rutinitas bangun pagi tertentu, 40% responden menyatakan tidak ada. Breakfast : 60% dari responden menyatakan ada kebiasaan sarapan bersama, 40% tidak ada Naptime: : 100% dari responden menyatakan bahwa ibu memiliki waktu tidur siang bersama anaknya Daily Outings : 80% dari responden menyatakan ada rutinitas bepergian setiap harinya, 20% tidak ada Father's homecoming: : 60% dari responden menyatakan ada kebiasaaan menyambut ayah sepulang dari bekerja, 40% tidak ada kebiasaan seperti itu. Baby's bathtime: 80% dari responden menyatakan ada jadwal khusus untuk memandikan bayi dan 20% responden menyatakan tidak ada jadwal khusus. Bedtime for children: 80 % dari responden menyatakan ada jadwal khusus bayi untuk tidur, 20% menyatakan tidak ada
35

Special holidays: 80% dari responden menyatakan ada kegiatan berlibur atau menghabiskan akhir minggu yang dilakukan secara rutin sedangkan 20% tidak b. SSE SEDANG Morning awakening : 100% dari responden menyatakan ada rutinitas bangun pagi tertentu. Breakfast : 50 % dari responden menyatakan ada kebiasaan sarapan bersama, 50% tidak ada Naptime: : 100% tidak ada Daily Outings :50% dari responden menyatakan ada rutinitas bepergian setiap harinya, 50% tidak ada Father's homecoming: : 50 % dari responden menyatakan ada kebiasaaan menyambut ayah sepulang dari bekerja, 50% tidak ada Baby's bathtime: 100% dari responden menyatakan ada jadwal khusus untuk memandikan bayi Bedtime for children: 100 % dari responden menyatakan ada jadwal khusus bayi untuk tidur Special holidays: 100% dari responden menyatakan ada kegiatan berlibur atau menghabiskan akhir minggu yang dilakukan secara rutin. c. SSE TINGGI Morning awakening : 71% dari responden menyatakan ada rutinitas bangun pagi tertentu, 29% responden menyatakan tidak ada. Breakfast : 57 % dari responden menyatakan ada kebiasaan sarapan bersama, 43% tidak ada Naptime: : 71 % dari responden menyatakan ada rutinitas tidur siang, 29% tidak ada Daily Outings : 43% dari responden menyatakan ada rutinitas bepergian seiap harinya, 57% tidak ada Father's homecoming: : 57 % dari responden menyatakan ada kebiasaaan menyambut ayah sepulang dari bekerja, 43% tidak ada kebiasaan seperti itu. Baby's bathtime: 86% dari responden menyatakan ada jadwal khusus untuk memandikan bayi dan 14% responden menyatakan tidak ada jadwal khusus. Bedtime for children: 71 % dari responden menyatakan ada jadwal khusus bayi untuk tidur, 29% menyatakan tidak ada Special holidays: 86% dari responden menyatakan ada kegiatan berlibur atau menghabiskan akhir minggu yang dilakukan secara rutin sedangkan 14% responden menyatakan tidak ada waktu berlibur yang khusus.
36

37

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa secara umum dari semua responden yang telah diwawancarai sudah memenuhi tugas perkembangan childbearing family. Meskipun dalam pemenuhan tugasnya setiap responden berbeda-beda, salah satunya dapat dilihat dari status sosial ekonominya. Hal tersebut dikarenakan faktor finansial, kesiapan menjadi ibu atau orang tua, pengetahuan mengenai anak, dan usia. Pada partisipan SSE Rendah, karena terbatasnya financial yang dimiliki, mereka dalam membantu perkembangan anak dilakukan sekedarnya saja dan pengasuhan anak hampir sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Pada SSE Sedang dan SSE Tinggi memiliki kesamaan dalam pemenuhan kebutuhan perkembangan si anak, mereka dapat membantu dalam hal tersebut. Perbedaannya adalah dalam hal pengasuhan anak, dimana pada partisipan SSE Sedang hampir sepenuhnya dilakukan oleh suami ataupun istri, sedangkan pada SSE Tinggi, peran ibu mengasuh anak tidak dilakukan sepenuhnya, karena ibunya bekerja maka pengasuhan dilakukan oleh seorang pengasuh atau keluarga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun masih ada kekurangan dalam pemenuhan tugas perkembangan childbearing family ini, hal tersebut dikarenakan faktor finansial, kesiapan menjadi ibu atau orang tua, pengetahuan mengenai anak, dan usia. Dan setiap keluarga mempunyai cara mereka sendiri dalam mencapai setiap tahap perkembangan childbearing family ini, banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti status sosial ekonomi, budaya atau kebiasaan yang melekat pada keluarga, cara berpikir serta perkembangan diri dan kesiapan dari suami atau isteri itu sendiri. Hal itu yang menciptakan corak yang unik dari setiap keluarga dalam menjalani perkembangan kehidupannya.

38

39

BAB VI PENYULUHAN A. Latar Belakang Berdasarkan pembahasan yang sudah dijelaskan bahwa kesibukan ayah yang bekerja membuat kurangnya komunikasi dengan anaknya maka kelompok kami memberikan penyuluhan dengan tema Anak juga butuh ayah: Bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi anak dan ayah yang bekerja. Tema ini sesuai dengan data responden yang diperoleh. Hasil pembahasan data responden baik status sosial tinggi maupun status sosial rendah mayoritas menunjukkan bahwa Ibu lebih berperan dalam mengurus anak sedangkan ayah mencari nafkah. Dalam hal mengurus anak seperti memberi makan, memandikan, membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi lebih banyak dilakukan oleh ibu. Padahal dalam teori dijelaskan bahwa ayah juga memiliki tugas perkembangan antara lain belajar esensi dan perawatan anak, membantu perkembangan anak, merancang pengaturan baru untuk menjadi hidup sehat bagi keluarga muda, dan sebagainya. Oleh karena itu, jelas bahwa ayah tidak hanya bertanggung jawab untuk mencari nafkah tetapi juga ikut serta dalam merawat dan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, kelompok kami memilih fenomena (kasus) ini untuk dibahas dari sudut pandang teori Tugas perkembangan Childbearing family. Fenomena ini akan digambarkan dalam sebuah video yang mengisahkan dua orang istri yang menceritakan suaminya masing-masing dengan latar belakang yang berbeda. Namun, menghadapi permasalahan yang sama yaitu kurangnya waktu dan perhatian suami terhadap anaknya karena sibuk dengan pekerjaannya. Dengan spesifikasi sebagai berikut: 1) Suami 1: Seorang karyawan perusahaan yang selalu pulang malam dan sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak punya waktu untuk anak dan istrinya. 2) Suami 2: Seorang fotografer yang asyik dengan hasil gambarnya. Setelah istirahat sebentar sepulang dari kantor, ia langsung melanjutkan pekerjaannya. B. Landasan Teori
40

Alasan mengangkat tema Anak juga butuh ayah: bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi anak dan ayah yang bekerja telah dijelaskan dalam latar belakang. Sebagaimana yang dijelaskan, bahwa topik yang di angkat dalam penyuluhan sesuai dengan teori tugas perkembangan Childbearing family. Dimana fokus dari tahapan ini adalah membangun keluarga muda menjadi sebuah unit yang stabil, menyelesaikan konflik tugas-tugas perkembangan dari anggota-anggota keluarga, dan saling mendukung kebutuhan perkembangan ibu, ayah dan bayi dalam menguatkan satu sama lain sebagai satu kesatuan. Dalam tugas perkembangan Childbearing family dijelaskan mengenai tugas perkembangan bayi antara lain: 1. Belajar untuk mencintai dan dicintai Berespon penuh kasih sayang pada oranglain dengan pelukan, tersenyum, mencintai Memuaskan kebutuhan emosi dengan memperluas kontak Mulai memberi dirinya sendiri secara spontan dan tulus pada oranglain 2. Mengembangkan sistem komunikasi Pola belajar dari pengenalan dan respon Mengembangkan sistem komunikasi nonverbal, preverbal, dan verbal Mendapatkan konsep dasar (ya, tidak, atas, bawah, datang, pergi, dsb) Menguasai fundamental bahasa dasar dalam interaksi dengan orang lain 3. Belajar untuk mengekspresikan dan mengontrol perasaannya Mengelola perasaan takut dan cemas dengan cara yang sehat Mengembangkan rasa percaya pada dunianya Mengatasi perasaan frustrasi, kekecewaan, dan marah secara efektif, sesuai perkembangannya Mengelola sikap yang dibutuhkan darinya seiring waktu Harusnya ketiga tugas diatas dipelajari dari hasil interaksi dengan ayah dan ibunya, namun faktanya 90 % interaksi antara anak dan orang tuanya lebih banyak dilakukan bersama ibu, padahal ayah juga memegang peranan penting dalam berinteraksi dengan anaknya agar tugas perkembangan anak diatas dapat terpenuhi dengan
41

baik. Karena ayah juga memiliki tugas perkembangan. Antara lain: 1. Membuat jalan untuk tekanan baru membuatnya sebagai seorang ayah muda Menerima tanggung jawab untuk merawat anak, mendengarkan keluhan istri, meningkatnya kebutuhan emosional dan fisik terhadap kehadiran anak. 2. Membantu perkembangan anak dalam masa

Bersama istri membuat perencanaan memfasilitasi perkembangan anak untuk selanjutnya. 3. Belajar esensi bayi dan perawatan anak

Pengetahuan dini mengenai anak. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang perawatan anaklebih dini yang akan bermanfaat pada kehidupan bayi kelak. Mempraktikan bagaimana merawat bayi dan anak, baik dilakukan sendiri maupun bersama istri dan memahami perkembangan anak. Dengan mendapat pengetahuan lebih dini, akan membuat interaksi pribadi yang intim dengan bayi.

C. Jenis Penyuluhan Penyuluhan dengan tema Anak juga butuh ayah: bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi anak dan ayah yang bekerja akan diberikan dalam bentuk acara TV yang dipandu oleh pembawa acara dan menghadirkan seorang narasumber. Narasumber adalah seorang Psikolog yang memiliki kompetensi dalam memberikan informasi dan pengetahun seputar Childbearing family. Selama beberapa menit, pembawa acara bersama narasumber akan membahas fenomena (kasus) yang terjadi. Pembawa acara akan menanyakan beberapa hal dan meminta pendapat dari narasumber. Di akhir, narasumber juga diminta memberikan beberapa tips untuk mengefektifkan kualitan interaksi antara ayah yang bekerja dengan anaknya. D. Alur
42

Pembawa acara membuka acara dengan memberikan prolog mengenai fenomena (kasus) yang akan dibahas Pemutaran video yang menunjukkan fenomena tersebut Pembawa acara mengajak pemirsa melihat video selanjutnya Pemutaran video yang menunjukkan bagaimana pendapat masyarakat mengenai apakah setuju dengan pendapat bahwa tugas ayah hanya mencari nafkah? Sedangkan ibu mengurus anak? Pembawa acara mempersilakan narasumber duduk Pembawa acara memberikan prolog sebelum masuk segmen diskusi Narasumber memberikan beberapa komentar mengenai fenomena yang ditayangkan sebelumnya Diskusi bersama narasumber mengenai topik efektifkan kualitas interaksi ayah yang bekerja dengan anak Di akhir, narasumber memberikan tips Pembawa acara memberikan kesimpulan singkat dan selanjutnya menutup acara.

E. Tips Untuk menangani fenomena yang dibahas sebelumnya yaitu bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi antara ayah yang bekerja dengan anak, maka narasumber memberikan beberapa tips yaitu: Luangkan Waktu. Hubungan orang tua-anak yang baik memerlukan waktu yang memungkinkan mereka berkumpul secara fisik. Tidak perlu berjam-jam. Yang penting, orang tua secara konsisten meluangkan sedikit waktu bersama anak-anak hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan dan konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak penyangga pengasuhan yang baik.

Jadilah pendengar yang baik. Bila anak-anak mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, mereka akan lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikiran. Sebaliknya, kalau orang tua merendahkan gagasan anaknya atau mengkritik kata-katanya, anak itu akan menarik diri dan memilih lebih dekat pada teman. Karenanya, jika ingin memiliki
43

pengaruh dalam kehidupan anak, mari menjadi pendengar yang baik. Mereka akan menerima kita bila kita membantu mereka memecahkan masalah.

Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang. Memang penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola uang, tetapi jangan gunakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang kita. Pesan materialistis di televisi mudah sekali merasuki anak dan membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Kita dapat membentengi mereka dari pengaruh buruk dengan membuat mereka untuk selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperoleh melalui bekerja, akan lebih terasa nilainya. Pengawasan. Sangatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui di mana anaknya, sedang bersama siapa, dan sedang apa. Berikan perhatian. Ini bagian paling berat sebagai orang tua. Kita cenderung lebih memperhatikan anak-anak ketika mereka menjengkelkan. Sebaliknya, jauh lebih sulit untuk memperhatikan perilaku baik mereka. Namun, jika ingin anak berperilaku baik, berilah perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari mereka. Kalau anak merasa diabaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku salah untuk menarik perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka baik, memang memerlukan usaha. DAFTAR PUSTAKA

Duvall, Evelyn Millis. 1957. Marriage and Family Development 5th Edition. Philadelphia: J.B.Lippicott Company.

http://khabib.staff.ugm.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=32:10-langkah-bagiayah-ibu-bekerja&catid=3:keluarga&Itemid=6

44

LAMPIRAN
KISI-KISI PERTANYAAN (GUIDELINE)
No . 1. SUB DIMENSI Adopting housing arrangements to the little child. : Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang INDIKATOR - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi ITEM PERTANYAAN - Bagaimana perasaannya ketika anak pertama lahir dan mulai hidup bersama di rumah? - Sebelum anak lahir, persiapan seperti apa yang anda lakukan? Misalnya persiapan menjadi orangtua, menyiapkan kebutuhan bayi dan penataan rumah? - Bagaimana tata letak barang-barang dirumah sebelum dan setelah kelahiran anak? Apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua kondisi itu? (misal tata letak meja, pentanaan ventilasi, lemari, dan lain-lain) - (jika ada perubahan) Apa yang menjadi pertimbangan dalam merubah tata letak barangbarang di rumah? - Apakah saya boleh tahu, anak anda tidur dengan siapa? (bila dengan orangtua) Apakah ada rencana untuk menyiapkan ruangan khusus untuk anak? (bila sudah tidur sendiri) Bagaimana prosesnya ketika dahulu menyiapkan ruangan khusus untuk anak? - Bagaimana aktivitas anak di dalam rumah?

45

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang

- Orangtua membagi tanggungjawab dalam perawatan anak - Masing-masing orangtua melakukan

Biasanya ia bermain dibagian rumah yang mana? - Apakah ada penyesuaian penataan rumah dengan aktivitas anak? - Bagaimana cara anda melindungi anak dari barang-barang yang sekiranya berbahaya bagi anak? - Menurut anda, apakah tata letak barang-barang rumah tangga yang sekarang sudah cukup kondusif untuk tumbuh-kembang anak anda? - Bagaimana bapak dan ibu mensiasati atau mempersiapkan anggaran untuk kelahiran sang anak? Seperti biaya rumah sakit, dokter anak, dan sekolah anak kelak? - Apakah bapak-ibu pernah mengalami keluhan dalam memenuhi anggaran bagi sang anak? misalnya: karena sibuk mengurus anak, kerjaan jadi terganggu dll lalu bagaimana solusinya? - Apakah bapak dan ibu memiliki atau mencari usaha tambahan untuk kelangsungan kehidupan anak? Apa alasannya bapak-ibu mencari usaha tambahan? - Bagaimana tanggapan keluarga besar dengan kehidupan anggaran keluarga?apakah ada bantuan dari keluarga besar? - Apakah terdapat perubahan tanggung jawab dari sebelum dan setelah anda memiliki anak? - bagaimana cara anda berdua membagi tugas dalam merawat dan memenuhi kebutuhan anak anda? probing:

46

harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka.

tugasnya sesuai peran (misalnya Ibu memberi makan, memandikan, membersihkan rumah, belanja, masak, sedangkan ayah mencari uang dan terkadang membantu istri merawat anak) - adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada anak

- siapa yang memberi makan?memandikan? membersihkan kamar? Belanja?masak?mencuci baju? Mencari nafkah?

4.

Facilitating membersrolelearning :

- apakah ada tolong-menolong antara ibu dan bapak dalam mengurus rumah setelah ada anak dalam keluarga? (jika ada, biasanya dalam hal apa?) - apa yang biasanya ibu dan bapak ceritakan di waktu senggang pada malam hari? (apakah ibu berbagi cerita dalam mengurus rumah dan perkembangan anak kepada bapak?) (apakah bapak berbagi cerita dalam pekerjaannya kepada ibu?) - bagaimana bapak dan ibu menyelesaikan masalah yang biasanya muncul dalam mengurus rumah dan anak? - bagaimana cara ibu/bapak mengajarkan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak dalam keluarga?

5.

Communicating with one another in the family Interaksi atau

Memiliki perasaan bagaimana cara bapak/ ibu bermain bersama anak? puas dalam menjalin - kapan saja bapak/ ibu bermain bersama sang anak? hubungan - Bagaimana cara bapak/ ibu menjaga kedekatan

47

6.

7.

Saling menjaga perasaan pasangan Planning for Future Jika: Children a) memiliki keinginan : bagaimana rencana orang untuk memiliki anak lagi tua setelah memeliki anak pertama -mengapa Saudara tidak ingin punya anak lagi? b) tidak memiliki keinginan -Jika iya, Apa usaha untuk menghambatnya? untuk memiliki anak lagi Relating to relatives and - Adanya bantuan - Bagaimana harapan keluarga besar terhadap others dari keluarga dalam kelahiran bayi pertama? : memperoleh bantuan bentuk materi atau - Apakah ada masukan / saran / wejangan material dan immaterial, dari non-materi tentang mengurus anak dari salah satu anggota keluarga besar atau yang - Biasanya ketika keluarga (misalnya keluarga besar)? lainnya orang tua si bayi tidak - Apakah ada tradisi khusus untuk penyambutan mendapatkan bantuan anggota keluarga? dari keluarga (biasanya - Apakah ada bantuan dari pihak lain, selain karena keluarganya keluarga,? Biasanya bantuan apa yang

hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka

Adanya diantara tersebut

cinta hubungan

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

dengan sang anak? - Bagaimana respon anak ketika bapak/ ibu mengajarkan hal-hal baru kepada sang anak? Bagaimana cara bapak/ ibu memanggil pasangan atau anggota keluarga lainnya? Bagaimana cara bapak/ ibu mempertahankan cinta bapak/ ibu? Apa yang bapak/ ibu lakukan saat melihat pasangan sedang mengalami kesulitan? Jika salah satu pasangan sedang merasa kesal kepada bapak/ ibu, apa yang akan bapak/ ibu lakukan agar perasaan kesalnya tidak bertahan lama? seberapa besar keinginan untuk memiliki anak kedua? -Bagaimana persiapan untuk mendapatkan anak lagi? -Apa yang diinginkan dari anak kedua dan seterusnya?

48

jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. 8. Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening

diberikan?

- Bagaimana caranya pasangan mendukung satu sama lain dalam melaksanakan perannya sebagai orangtua? - adakah permasalahan yang dihadapi dalam pengasuhan? Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut?

9.

Family rituals and routines

- Apa yang biasanya dilakukan orangtua ketika bangun tidur?

anak

dan/atau

Breakfast

- Apakah keluarga memiliki kebiasaan sarapan bersama? - Apa yang biasanya dilakukan sebelum dan sesudah sarapan?

49

Naptime

- Apakah anak dan ibu memiliki waktu tidur siang bersama? - Apa yang biasanya dilakukan menunggu ayah pulang kerja? - Bagaimana jika ayah pulang? anak sambil

Daily Outings

Father's homecoming

- Apa yang biasanya dilakukan anak dan ibu ketika ayah pulang kerja? - Siapa yang biasanya memandikan anak? - Apakah orangtua sering memandikan anak bersama sambil bermain dengan anak? - Dengan siapa anak tidur? - Apa yang biasanya ibu dan/atau anak lakukan ketika menjelang waktu tidur? - Apa yang biasanya dilakukan keluarga saat hari libur? - Apakah keluarga memiliki kegiatan khusus bersama? Jika ada, tolong jelaskan?

Baby's bathtime

Bedtime for children

Special holidays

50

HASIL INTERVIEW
Responden dengan SE Rendah : 1 5 RESPONDEN 1 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Eka Nur Syabanawati NPM :190110080064 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial :P Usia : 25 tahun Pendidikan terakhir:SMA Pekerjaan : Pedagang keliling Alamat : Jatinangor Istri Inisial :S Usia : 23 tahun Pendidikan terakhir: SMA Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jatinangor Anak Inisial Usia Usia pernikahan

:N : 1 tahun 11 bulan : 3 tahun

51

NO 1.

SUB DIMENSI Adopting housing arrangements to the little child.

INDIKATOR - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi - Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkapan sang anak. - Orang tua mempersiapkan anggaran untuk masa depan sang anak - Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk

DESKRIPSI Orang tua sebenarnya mengetahui bagaimana kondisi rumah yang aman dan nyaman bagi anak. Namun, karena mereka yang mereka tempati sangat kecil dan hanya memiliki satu kamar, orang tua tidak banyak merubah kondisi rumah. Salah satu yang dapat dilakukan orang tua adalah memasang kelambu pada kasur mereka, karena anak mereka sampai sekarang masih tidur bersama orang tua. Orang tua berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga menabung untuk masa depan anak. Saat ini yang bekerja hanya suami saja, namun sebenarnya istri juga memiliki rencana untuk membantu suami mencari uang, namun karena anak masih kecil, istri menunda dulu sampai anak sudah lebih besar lagi.

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing:

3.

Assuming Mutual Responsibility

Merawat anak dipegang oleh istri. Suami bekerja setiap hari, sehingga tidak bisa ikut merawat anak aehari-harinya. Namun jika ada kesempatan, suami ikut membantu istri. Selain itu, untuk membersihkan rumah dan memasak juga dipegang oleh istri.

52

memenuhi kebutuhan anak

4.

Facilitating membersrolelearning

adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan Adanya cinta diantara hubungan tersebut Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

Orangtua membiasakan anak untuk bisa melakukan hal baik. Orangtua juga mengajarkan anak untuk tidak melakukan hal yang tidak baik.

5.

Communicating with one another in the family

Orang tua mempunyai waktu khusus untuk bertukar pikiran dsb. Misalnya ketika akan tidur. Ketika pasangan sedang mengalami kesulitan, pasangan lain ikut membantu mencari jalan keluarnya. Apabila salah satu pasangan sedang kesal terhadap pasangannya, biasanya tidak pernah lama. Hal yang menjadi alasan mereka tidak lama kesal adalah anak mereka. Setiap melihat anak, misalnya melihat kelucuan tingkah laku anak, mereka akan cepat luluh dan segera berbaikan.

53

6.

Planning for the future children

7.

relating to and others

Jika : a. Memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi b. Memiliki persiapan untuk memiliki anak lagi relatives - adanya bantuan dari keluarga dalam bentuk materi atau non-materi

Orang tua belum memiliki rencana untuk mempunyai anak lagi, karena masih fokus dalam hal materi untuk memenuhi kehidupan sehari dan menabung untuk anak pertama mereka.

Keluarga mendapatkan bantuan baik berupa materi maupun non-materi ketika melahirkan anak. Bantuan berupa non-materi misalnya wejangan cara mengurus anak, atau bagaimana merawat badan setelah melahirkan. Ketika baru melahirkan, istri juga dibantu oleh ibunya dalam mengurus anaknya. Orang tua mampu memahami dan menghargai masing-masing. Ketika ada permasalahan dalam pengasuhan, orang tua juga dapat mengatasinya. Permasalahan yang paling sering muncul adalah anak yang sangat aktif sehingga harus selalu dijaga, biasanya orang tua membiarkan dahulu anaknya bermain, namun tetap dalam pengawasan.

8.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan.

- pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua

- saling menghargai antar pasangan

54

9.

Family rituals and routines

- pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening Breakfast Naptime Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

2 2 1 1 1 1 2, belum ada karena ayah bekerja setiap hari, jadi belum pernah ada waktu libur kecuali libur hari raya Keluarga tidak memiliki waktu khusus untuk berlibur, karena ayah bekerja setiap hari sehingga tidak mempunyai waktu untuk berlibur. Namun ada beberaoa kebiasaan yang sering dilakukan anak dan ibu, misalnya, tidur siang bersama. Anak juga mempunyai kebiasaan menunggu ayahnya pulang kerja sambil bermain.

55

RESPONDEN 2 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Anggi Quartri S. NPM : 190110070069 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Nama Inisial :H Usia : 36 tahun Pendidikan terakhir: STM Pekerjaan : Wirausahawan fotokopi Alamat : Jatinangor Istri Nama Inisial : Usia : Pendidikan terakhir: Pekerjaan : Alamat Anak Nama Inisial Usia anak

K 28 tahun SMEA Ibu Rumah Tangga : Jatinangor

:F : 3 tahun

Usia pernikahan : 4 tahun Penghasilan Total : Rp. 2.000.000,-/bulan NO 1. SUB DIMENSI INDIKATOR Adopting housing - Orangtua mengetahui DESKRIPSI JAWABAN Persiapan menjadi orang tua dilakukan dengan bertanya kepada

56

arrangements to the bagaimana menata little child rumah agar aman dan Menyesuaikan nyaman bagi anak. penataan rumah - Orangtua melakukan tangga dengan anak. penataan barangMenjaga meubel dan barang di rumah sesuai peralatan rumah dengan kebutuhan bayi tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkapan sang anak. - Orang tua mempersiapkan anggaran untuk masa

keluarga dekat bagaimana mengurus anak misalnya susu apa yang diberikan terus bagaimana memilih pengasuh karena ibunya bekerja, dan lain-lain. Awalnya pasangan ini tinggal di kosan di Bandung, namun sejak istrinya hamil, mereka pindah ke rumah di Jatinangor untuk persiapan tempat tinggal saat anaknya lahir. Tidak terlalu terjadi perubahan bentuk rumah dan penataan di rumah sejak anak lahir karena memang ukuran rumah yang dapat dikatakan relatif kecil dan hanya memiliki 1 kamar. Namun memang ada barang tambahan misalnya lemari khusus anak. Demi keselamatan dan keamanan si anak, barang-barang berbahaya seperti benda tajam diletakkan di tempat yang tinggi dan sulit dijangkau anak. Tempat tidur tetap memakai ranjang namun anak selalu di tengah agar anak tidak jatuh. Dan sekarang ketika anak sudah mulai tidur di kasur sendiri, kasur itu tidak diberi ranjang. Menurut ibu ini dia merasa tata letak barang di rumahnya sudah cukup aman tapi memang kurang mengembangkan kreativitas anaknya. Karena ketika 2 tahun pertama tinggal di rumah neneknya dan hanya bertemu sekali seminggu dengan ibunya, anak lebih memiliki banyak teman seumur dan ruang geraknya lebih luas. Mempersiapkan sebelumnya dengan menabung karena istri dan suami sama-sama bekerja. Ketika anaknya lahir berusaha ikut asuransi pendidikan meskipun bukan asuransi yang mahal. Namuan sang istri berhenti bekerja setelah anak berumur 2 tahun karena ingin fokus membesarkan anak sehingga yang bertugas mencari uang hanyalah suami sehingga sang istri harus pintar membagi penghasilan dari usaha fotokopinya. Tidak ada usaha tambahan tapi berusaha meningkatkan penghasilan dari

57

masa depan sang anak.

depan sang anak

3.

4.

Assuming Mutual Responsibility Kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrole- learning

usahanya sekarang. Semua pembiayaan ditanggung sendiri termasuk ketika anak dititipkan pada orang tua, pasangan ini memberikan biaya bulanan untuk perawatan anak. Memberi makan Ada. 6 bulan pertama menggunakan pengasuh yaitu tetangga. Jadi anak dititipkan selagi ayah dan ibu bekerja. Lalu mulai dari 6 Memandikan Membersihkan kamar/ bulan-2 tahun anak diurus oleh neneknya. Setelah 2 tahun, istri rumah untuk menjamin berhenti bekerja dan fokus merawat serta mengurus anak. Mencari uang menjadi tugas utama suami yaitu dengan kesehatan bayi menjalankan usaha fotokopi. Belanja Masak Mencuci baju Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

5.

Pasangan ini sering melakukan sharing tentang perkembangan anaknya. Ketika suami pulang kerja, biasanya dia langsung menanyakan kegiatan anaknya atau kadang si anak sendiri yang suka menceritakan pada ayahnya. Dan terkadang tanpa ditanya, suami menceritakan pekerjaannya pada istrinya. Ketika ada masalah biasanya menyelesaikan ketika suasana sudah mulai baik baru didiskusikan. Cara mengajarkan mana yang boleh dan tidak boleh pada anak dilakukan dengan mengajari dengan pelan-pelan namun jika anaknya tidak mau maka akan diberi contoh efek negatif dari perbuatannya. Misalnya jika main pisau nantinya bisa berdarah. Communicating with - Memiliki perasaan puas Setelah berhenti bekerja ketika anaknya berusia 2 tahun, Ibu one another in the dalam menjalin selalu menemani anaknya bermain Namun 2 tahun pertama anak

- adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

58

6.

family : Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka Planning for Future Children : Bagaimana rencana orang tua setelah memeliki anak pertama

hubungan - Adanya cinta diantara hubungan tersebut - Membentuk interaksi yang sensitif dan responsif

lebih sering bermain bersama nenek kakeknya dan pengasuh. Biasanya anak akan bermain petak umpet, kuda-kudaan bersama ibu dan bermain sepak bola bersama ayah. Untuk menjaga kedekatan dengan anak, ketika masih bekerja ibu selalu berusaha menghabiskan waktu bersama anak ketika dia libur. Ayah memang adalah orang yang sangat perhatian terhadap anak dan suka mengajak ngobrol anak dan istri. Dan ketika ada masalah akan didiskusikan bersama ketika suasana hati kedua pasangan sudah lebih baik. Anak selalu dikenalkan dengan panggilan-panggilan pada orang yang baru dikenalnya.

7.

Relating to and others

Rencana memiliki anak kedua sudah ada semenjak anak pertama berumur 2 tahun karena merasa rentan jika melahirkan anak di atas usia 30 tahun. Namun karena pertimbangan ekonomi yang belum terlalu memadai jika memiliki anak kedua. Persiapan untuk memiliki anak kedua sudah dimulai dengan berusaha menabung b) Memiliki persiapan sedikit demi sedikit dan pasangan ini ingin memiliki anak kedua untuk memiliki anak berjenis kelamin perempuan. lagi relatives adanya bantuan dari Ibu menerima banyak masukan dari keluarga besar dan keluarga dalam bentuk lingkungannya misalnya bagaiman menjaga kualitas susu anak materi atau non-materi ketika ditinggal pergi ibunya bekerja, lalu memilih pengasuh yang baik dan bersih. Ibu juga sempat dibantu merawat anak ketika usia 6 bulan hingga 2 tahun karena Ibu bekerja. Ada tradisi khusus yaitu aqiqah yaitu tradisi pemotongan rambut bayi.

Jika: a) memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi

59

8.

9.

Maintaining Motivation - pasangan saling and Morale mendukung dalam : Pasangan dapat saling kegiatan pengasuhan mendukung dan - memiliki kepuasan mendapat kepuasan dalam pengasuhan dalam kegiatan sebagai orang tua pengasuhan, - saling menghargai mendapatkan antar pasangan penghargaan, dan - pasangan dapat dapat mengatasi mengatasi konflik yang konflik dalam terjadi dalam pengasuhan. pengasuhan Family rituals and Morning awakening Anak biasanya bangun ketika ayahnya bangun routines Breakfast Keluarga ini memiliki kebiasaan sarapan bersama Naptime Biasanya istri akan menidurkan anak, setelah itu istri akan mengerjakan pekerjaan dalam dalam membereskan rumah. Daily Outings Ibu merawat anak seperti memberi makan, memandikan, menidurkan dan bermain bersama. Father's homecoming Anak dan Ibu tidak akan tidur sebelum ayahnya pulang. Bahkan mereka sering menyusul ayah ke tempat usahanya. Baby's bathtime Yang biasanya memandikan anak adalah ibu. Namun jika anak ingin dimandikan oleh ayah, maka ayah akan mengerjakannya. Bedtime for children Anak tidur sekamar dengan orang tua tapi telah memiliki kasur sendiri. Namun terkadang anak suka pindah lagi ke kasur orang tuanya. Keluarga ini sering mengajak anaknya bermain sebelum

Harapan keluarga besar terhadap anak adalah menjadi pembawa manfaat dan pemaaf sesuai dengan namanya dan mempererat silahturahmi di keluarga mereka. Ada pembagian. Si ibu yang lebih fokus merawat anak. Namun Ayah juga sering membantu Ibu dalam merawat anaknya. Dan Ibu juga membantu Ayah di usaha fotokopinya ketika sedang ramai. Ada permasalah yang terjadi ketika merawat anak misalnya cara mendidik anak. Kalau istri sedang merasa kesal atau lelah dengan tingkah laku anak, istri terkadang membentak anaknya, namun suami tidak setuju dengan perlakuan istrinya. Tapi hal ini tidak dibiarkan menjadi masalah yang besar dan biasanya langsung dibicarakan bersama.

60

Special holidays

tidur. Biasanya di hari Sabtu, pasangan ini akan pergi ke pusat perbelanjaan dan hari minggu ke pasar. Terkadang keluarga akan mengikuti piknik bersama keluarga besar. Keluarga ini juga melakukan kunjungan ke tempat nenek dan kakek sebulan satu kali.

61

RESPONDEN 3 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : A. Septina Mustikaningrum NPM :190110070088 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami: Inisial : DM Usia : 25 tahun Pendidikan terakhir: SMP Pekerjaan : Office Boy Alamat : Jatinangor Istri inisial : NK Usia : 23 tahun Usia perkawinan : 2 tahun 5 bulan Pendidikan terakhir: SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jatinangor Anak Inisial Usia

: FS : 5 bulan

Usia Pernikahan : 2 tahun 5 bulan Penghasilan Total : Rp. 850.000,./bulan

62

Catatan : Pasangan ini semenjak menikah hingga sekarang mempunyai anak, masih tinggal dirumah mertua dari pihak isteri. Rumah mereka terdiri dari 3 kamar, 1 kamar mandi, ada ruang tamu dan ruang keluarga yang menyatu, dan 1 dapur. Rumah yang mereka tinggali merupakan rumah pemilik kost interviewer. NO SUB DIMENSI INDIKATOR DESKRIPSI . 1. Adopting housing - Orangtua mengetahui Dari interview dan hasil observasi yang dilakukan mengenai arrangements to the bagaimana menata bagaimana kondisi rumah setelah keadaan anak dan little child. rumah agar aman dan bagaimana penataan rumah yang baik bagi anak, pasangan ini : Menyesuaikan penataan nyaman bagi anak. yaitu DM dan NK, mengatakan bahwa mereka tidak melakukan rumah tangga dengan - Orangtua melakukan pengubahan tata letak barang dirumah. Mereka hanya anak. Menjaga meubel menambahkan tempat tidur ayun bagi bayi dan kasur lipat penataan barangdan peralatan rumah diruang keluarga, namun selain itu tidak ada barang-barang barang di rumah sesuai tangga agar aman bagi yang digeser atau dipindahkan. dengan kebutuhan bayi anak yang sedang Ketika ditanya apakah tempat tidur ayun itu digunakan setiap tumbuh dan berkembang hari, responden menjawab tidak, ia menjelaskan bahwa tempat tidur ayun itu hanya digunakan bila ia merasa pegal ketika ingin membuat anaknya tidur (anaknya tidak mau tidur jika tidak sambil digendong). Karena anak mereka masih bayi, maka mereka mengatakan bahwa bayi tersebut lebih baik tidur bersama mereka agar lebih mudah bila anaknya ingin menyusu pada ibunya. Kasur lipat yang ada diruang keluarga pun berfungsi bila ibunya akan menyusui anaknya. Ibunya beralasan bahwa menyusui anak sambil duduk atau menggendongnya akan membuatnya pegal, oleh karena itu ia menyiapkan kasur tersebut agar ia dapat menyusui anaknya sambil berbaring dan menonton tv. Ketika interviewee bertanya bila anak mereka sudah besar, apa yang akan mereka lakukan untuk menghindarkan anak

63

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya - Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

mereka dari perabotan rumah tangga yang berbahaya, mereka berkata bahwa mereka akan mengawasi anaknya bermain saja dan bukan melakukan penataan ulang atau mengubah perabotan rumah tangga tersebut agar aman bagi anak bermain di dalam rumah. Kedua responden mengatakan bahwa biaya bagi anaknya saat ini masih bias mereka penuhi karena anak mereka masih kecil dan belum membutuhkan biaya yang besar bagi perawatannya. Mereka juga mendapat bantuan dari mertua seperti popok, baju bayi dan terkadang biaya ke dokter bila anaknya sakit. Untuk biaya masa depan anak, mereka mengatakan bahwa mereka belum menyiapkan apa-apa dengan alasan anak mereka masih sangat kecil. Mereka belum terpikirkan untuk membuat tabungan bagi masa depan anak mereka.

Isteri (NK) mengatakan bahwa mempunyai anak sekarang ini bagaikan mimpi baginya dan masih tidak percaya bahwa ia telah memiliki anak. Sehingga itu berdampak pada tugastugas seorang ibu atau isteri yang masih belum bisa ia lakukan, alasannya karena takut dan malas. NK mengaku belum bisa memandikan bayinya, ia baru bisa mengelap saja. Ia berkata bahwa ia masih belum berani memandikan bayinya sehingga ibunya lah yang memandikan. Selain itu, NK juga tidak pernah memasak, belanja, mencuci piring, dan jarang sekali mencuci baju kecuali baju bayinya. Semua kegiatan itu dilakukan oleh ibunya. Bahkan setiap pagi ketika anaknya menangis, mertua lah yang sering berusaha

64

anak mereka.

4.

Facilitating membersrolelearning :

- adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

5.

Communicating with one another in the family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta

Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan Adanya cinta diantara hubungan tersebut

Membentuk interaksi yang sensitif dan

menenangkan bayinya dan menggendong bayi itu untuk dibawa berjalan-jalan atau sekedar berjemur. Suami (DM) lebih berkonsentrasi untuk mencari nafkah saja. Ketika ditanya apakah ia mengetahui kewajiban sebagai orangtua, seperti merawat anak, mengasuh, memberi makan, dan lain-lain, ia menjawab iya. Pembagian tugas yang spesifik dalam mengurus anak tidak ada, karena hampir keseluruhan tugas merawat anak dilimpahkan kepada isteri. Suami hanya berkonsentrasi dalam mencari nafkah dan hanya bermain dengan anak pada akhir minggu atau hari libur saja. Suami (DM) berperan dalam mencari nafkah, ia bekerja dari pukul 05.30 pagi dan pulang kerumah pukul 19.00. Ia jarang berinteraksi dengan bayinya karena ketika ia pulang bekerja, anaknya sudah tidur. Namun, DM dapat melakukan tugas-tugas yang biasa dilakukan isteri yaitu mem-bedong bayi, mengganti popok, mengganti baju bayi. Pasangan ini mengaku jarang mengobrol. Mereka hanya mengobrol jika ada hal-hal penting yang urgent untuk dibicarakan. Dalam menghadapi konflik, mereka justru malah saling diam dan menuggu pasangan mereka untuk bicara duluan. Namun, ketika ditanya apakah mereka merasa puas dalam menjalin hubungan, mereka mengatakan Iya syukur Alhamdulillah segini juga. Ketika salah satu pasangan sedang kesal terhadap pasangannya, biasanya yang dilakukan memang saling diam,alasan mereka adalah, bila orang yang sedang kesal ditanggapi, justru akan semakin membuat kesal. Oleh karena itu mereka akan membiarkan pasangannya yang sedang kesal

65

diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka 6. Planning for Future Children : bagaimana rencana orang tua setelah memeliki anak pertama Relating to and others

responsive

hingga kesalnya hilang kemudian baru menyapanya kembali. Dengan cara itu lah mereka saling menjaga perasaan satu sala lain.

Saling menjaga perasaan pasangan Jika: a) memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi Mereka mengatakan bahwa mereka memang ingin mempunyai anak lagi tetapi hanya jika anak pertama mereka ini sudah berumur 6 atau 7 tahun.

7.

b) tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi relatives - Keluarga besar memberikan bantuan, mulai banyak yang ikut campur dalam keluarga kecil seperti pemberian nasehat, keuangan keluarga (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan makin kuatnya power dari kedua pihak, suamiistri, apalagi jika itu kelahiran cucu pertama). Banyak harapan dan bantuan

Peran keluarga besar sangat berpengaruh dalam keluarga NK dan DM, terutama dari orangtua NK karena mereka tinggal dirumah orangtuanya. Ibu dari NK sering membantu NK dalam merawat bayinya karena Nk sendiri belum terlalu terampil dalam mengurus anak. Selain itu orangtua NK juga banyak membantu dalam hal biaya perawatan anak seperti membantu membiayai kelahiran anak dan perawatan ke dokter bila anak NK dan DM sakit. Tempat tinggal pasangan ini berdekatan dengan rumah saudara-saudara dari pihak NK, NK sering membawa anaknya mengunjungi rumah saudara-saudaranya. Banyak yang memberikan wejangan kepadanya seperti bagaimana mengurus bayi dan lain-lain.

66

8.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan

yang akan muncul dari keluarga besar, khususnya kakek-nenek si bayi, seperti persoalan rumah tangga, rencanarencana yang berhubungan dengan financial, rutinitas dalam berumah tangga, dll. - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua

Karena komunikasi diantara pasangan ini tidak terlalu baik, maka mereka jarang sekali menanyakan bagaimana perasaan pasangannya, contohnya sumai jarang sekali menanyakan apakah isterinya lelah dalam mengurus bayi seharian, dan sebagainya. Isteri pun demikian, ia jarang sekali melayani kebutuhan suaminya, bahkan ketika suaminya berangkat

67

pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. 9. Family rituals and routines

- saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening Breakfast Naptime Daily Outings

kerja, ia jsutru lebih memilih untuk tidur daripada melayani kebutuhan suaminya sebelum berangkat kerja.

Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

Biasanya suami (DM) pergi bekerja pada pukul 05.30 pagi sedangkan isterinya (NK) dan bayinya masih tidur. Jadi tidak ada rutinitas pagi yang dilakukan bersama Tidak ada aktivitas spesifik yang dilakukan bersama Anak memang memiliki waktu tidur siang tetapi NK jarang melakukan tidur siang, ia lebih sering menonton tv Biasanya NK atau ibu mertua membawa bayinya ke rumah saudara yang rumahnya dekat dari rumah mereka Tidak ada hal khusus yang dilakukan ketika ayahnya pulang bekerja. Biasanya sepulang kerja, DM langsung mandi, makan dan menonton tv, bermain sebentar dengan anaknya bila masih terbangun kemudian tidur Yang memandikan bayi mereka adalah ibu mertua mereka Biasanya ibunya hanya menyusui anaknya atau mengayunnya dikasur ayun untuk membuat bayinya tidur Ketika akhir minggu saja, keluarga ini mengunjungi rumah saudara merea bersama-sama

68

RESPONDEN 4 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Ratu Annissa Apsyari Npm : 190110080016 IDENTITAS INTERVIEWEE Ayah Inisial : AF Usia : 28 Tahun Pendidikan terakhir: S1 Pekerjaan : Swasta/Fotografer (sampingan) Alamat : Bandung (tinggal bersama orang tua istri) Ibu Inisial : DB Usia : 27 Tahun Pendidikan terakhir: D3 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Bandung (tinggal bersama orang tua istri) Anak inisial Usia Usia pernikahan Penghasilan NO

: TZ : 3 Tahun : 4 Tahun : Rp. 2.000.000,00/Bulan INDIKATOR DESKRIPSI

SUB DIMENSI

69

. 1.

Adopting housing arrangements to the little child. : Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

- Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. - Orangtua melakukan penataan barangbarang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi

Perasaan Ibu dan Ayah ketika anak mereka lahir, mereka merasa senang, bersyukur, campur aduk antara senang dan khawatir. Menurut Ayah ada proses adaptasi, misalnya dulu hura-hura, makan ya makan aja sesuka hati, tetapi sekarang ia berpkir bahwa ia tidak bisa menggunakan uang sebebas dulu, sekarang ada kebutuhan lain, misalnya beli susu, beli baju untuk anak. Ada persiapan yang dilakukan sebelum kelahiran tetapi hanya sebatas bersih-bersih, merapihkan kamar, beli box bayi, perlengkapan bayi seperti bajunya. Tetapi persiapan untuk perlengkapan bayi biasanya lebih ke orang tua Ibu, DB, yang hebohnya, kalau dari pasangan lebih simple, mereka berpikir kalau bagus, dipikir kepakai dan murah baru dibeli. Kondisi fisik rumah pun, sebelum dan sesudah kelahiran, tidak banyak yang berubah karena dirasa ventilasi udara dan cahaya sudah cukup. Paling hanya beberapa perubahan posisi dalam kamar karena ada box bayi. Ada beberapa penyesuaian yang mencolok ketika anak sudah mulai besar, yaitu colokan listrik yang diplester karena dirasa terlalu bawah dan takut dipakai main. Pertimbangan yang diambil untuk perubahan fisik di dalam rumah menurut pasangan itu dikarenakan kehati-hatian, seperti colokan listrik tadi. Dulu, anak tidur bersama orang tuanya, tetapi sekarang, setelah umur anak 2,5 tahun ke atas, anak tidur sendiri di dalam kamarnya yang pada awalnya ruangan tersebut merupakan ruang bermainnya. Tetapi lama-lama anak senang dan suka tidur-tiduran di karpet ruangan tersebut. Anak mereka mempunyai keinginan sendiri untuk memiliki kamar

70

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya

sendiri, tetapi sebelum tidur ia meminta tidur di ruangannya sendiri tetapi masih dikelonin oleh Ibunya. Aktivitas sehari-hari yang anak lakukan di rumah biasanya bermain bersama sepupunya karena rumah mereka yang saling berdekatan. Biasanya mereka bermain di lantai 2, ruang keluarga. Biasanya mereka bermain masak-masakan, warung-warungan, corat-coret, mewarnai, bermain bersama kelinci. Penataan ruangan yang disesuaikan dengan anak tidak ada karena dirasa usia anak baru 3 tahun, paling hanya colokan listrik tadi. Penataan/penyimpanan mainan anak berada di box dalam kamarnya. Menurut orangtua dari TZ (anak), tata letak barang rumah tangga yang sekarang belum cukup kondusif untuk tumbuh-kembang anak karena anak belum mempunyai ruang belajar. Menurut Ayah, ada beberapa cara menyiasati masalah keuangan dalam keluarga ini, diantaranya mencari pekerjaan. Selain itu, pasangan tersebut melakukan survey tempat lahir/rumah sakit mana yang murah dan cocok/bagus. Tetapi untuk dokter untuk anak, mereka mencari dokter yang cocok, sedangkan untuk masalah pendidikan seperti sekolah anak akan dimana, mereka baru terpikir sampai Paud, belum sampai jauh kedepan. Mulai dari anak umur 2 tahun,orang tua mulai menabung untuk persiapan pendidikan selanjutnya. Intinya mereka menyesuaikan dengan keadaan. Untuk keluhan tentang financial mereka pikir cenderung tidak ada karena senang dan sedih dirasa berimbang. Mereka berpikir jika kurang, ya berharap/berdoa, usaha, dan menyesuaikan (jadi tergantung uang yang ada). Mereka berpikir bahwa masalah kerjaan mereka masing-masing

71

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrole-

- Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

4.

- adanya pembagian

jarang terganggu oleh kesibukan mengurus keluarga. Selain menjadi Ibu Rumah Tangga, DB, juga mempunyai bisnis kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain jadi pegawai swasta, ayah AF- mempunyai kerja sampingan lain, seperti part-time menjadi fotografer, berjualan strap kamera, intinya selama halal dan ada peluang, kenapa tidak. Alasan mencari uang tambahan itu untuk menambah uang penghasilan, kadang jika sedang ada kerjaan motret, uang yang didapat jika diakumulasi sebulan, lebih besar dari pada gaji pekerjaan rutin tiap bulan. Tanggapan keluarga tentang keungan keluarga AF ini tebilang cukup, kadang ada bantuan dari orang tua mereka masing-masing. Menurut mereka, ada perbedaan tanggung jawab dari sebelum dan sesudah menikah, diantaranya ketika ayah pulang kerja, sekarang meluangkan waktu bermain bersama anak maupun istrinya. Selain itu ada pembagian tugas seperti antara Ayah dan Ibu. Menurut mereka, cara membagi tugas dalam perawatan dan memenuhi kebutuhan dalam keluarga ini sesadarnya. Mereka membagi tugas dan jika ada yang kesulitan, sesadarnya bekerjasama dan saling membantu. Yang biasa memberi makan anak, memandikan anak, membersihkan kamar/rumah untuk kesehatan bayi, dan belanja adalah pekerjaan Ibu. Memasak dan mencuci baju dikerjakan oleh yang membantu, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan anak lebih dominan pada peran ayah. Cara membagi tugas pada keluarga ini sesadarnya. Ada tolong-menolong dan kerjasama antar suami-istri seperti

72

learning :

tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

misalnya ketika Ibu sedang dandan, ayah mengasuh anak; ayah mengeluarkan kelinci karena Ibu geli. Ada beberapa orang yang membantu dalam rumah, seperti pembantu (nyetrika, bersih-bersih rumah), Ibu dari DB (masak). Ketika ada waktu senggang, Ibu dan Ayah suka bercerita, baik tentang pekerjaan ayah ketika hari itu maupun perkembangan/aktivitas anak seperti apa yang anak lakukan ketika ayah bekerja. Biasanya ayah komunikasi dengan anak dengan cara bertanya langsung main apa aja hari ini, makan apa hari ini, si kelinci sekarang bagaimana. Ketika ada masalah antara Ibu dan Ayah, biasanya mereka menyelesaikannya dengan cara komunikasi, mereka ngobrol. Ketika liburan mereka suka menyempatkan kumpul bersama, setidaknya bermain, renang atau jalan-jalan. Seringnya ketika libur mereka nonton TV bersama. Ketika hari kerja, Ibu bermain bersama anak di rumah dan ketika ayah pulang, ayah dan anak jalan keliling komplek dan nonton. Ketika sarapan pagi kadang-kadang mereka melakukannya bersamasama karena kadang anak bangun lebih dulu dari ayah, bahkan kadang Ayah terlalu pagi bangun dan ketika anak bangun, Ayah sudah pergi bekerja. Waktu yang sering untuk kumpul bersama adalah ketika makan malam. Aktivitas anak sehari-hari biasanya: bermain bersama kelinci dan saudaranya, nonton tontonan edukasi seperti baby Einstein, Barney, Sesame Street. Pasangan tersebut mengajarkan antara apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan pada anaknya dengan

73

5.

Communicating with one another in the family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka

Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan Adanya cinta diantara hubungan tersebut

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

Saling menjaga perasaan pasangan

cara memberi tahu pada anak dan mencontohkan apa yang benar sampai anak mencontohnya. Biasanya anak bermain kapal-kapalan dan lego bersama Ayah. Jika dengan Ibu anak lebih senang nonton. Mereka meluangkan waktu untuk bermain setiap hari. Cara menjaga kedekatan keluarga mereka, mereka biasanya mengajak anak bermain, bercanda, bercerita, jalan-jalan, naik perosotan. Ketika anak diberitahu dan diberi contoh apa yang harus dilakukan, anak mencontohnya karena kadang-kadang cara membujuknya itu dengan bercerita supaya membuat anak menjadi interest. Jadi anak senang. Dalam keluarga ini ada panggilan-panggilan khusus seperti memanggil ayah dengan kata abah, Ibu dengan kata ambu, dan anak dipanggil detdut atau mungil. Menurut mereka dengan komunikasi mereka memahami peranananya masing-masing. Cara menjaga kedekatan dengan keluarga, Ayah dan Ibu suka membawa anaknya berkunjung ke rumah nenek, mengajak ke acara-acara keluarga untuk mengenalkan anggota lain pada anaknya. Ketika Ayah pulang kerja lebih awal, Ayah suka bertanya pada Ibu mau titip apa?. Selain itu mereka sering bercanda, cerita-cerita tentang pekerjaan apa yang mereka kerjakan masing-masing. Kegiatan tersebut mereka lakukan untuk mempertahankan cinta mereka. Ketika pasangannya sedang kesulitan, mereka saling tolong menolong, intinya jika ada masalah, mereka memecahkannya dengan berkomunikasi. Bahkan jika ada yang kesal dengan pasangannya, salah satu dari mereka suka bertanya kenapa kesal, ngobrol. Tetapi jika Ibu yang sedang kesal, ayah tidak

74

6.

Planning for the future children

- Memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi - Memiliki persiapan untuk memiliki anak lagi - Keluarga besar memberikan bantuan, mulai banyak yang ikut campur dalam keluarga kecil seperti pemberian nasehat, keuangan keluarga (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan makin kuatnya power dari kedua pihak, suami-istri, apalagi jika itu kelahiran cucu pertama). Banyak harapan dan bantuan yang akan muncul dari

7.

relating to and others

relatives

terlalu banyak bertanya, kadang menunggu situasi cooling down. Tentang perencanaan mempunyai anak lagi, pasangan ini menunda dulu perencanaan tersebut. Ibu beranggapan bahwa anaknya masih kecil. Ayah beralasan karena belum ada uang dan psikologis si Ibu juga belum cukup siap karena ketika anak pertama lahir, Ibu pernah mengalami baby-blues syndrome. Persiapan yang masih dipikirkan adalah persiapan dan perencanaan dalam pendidikan dan kesehatan anak. Ketika bayi pertama mereka lahir, harapan keluarga besar lebih kepada doa seperti menjadi anak yang baik, menjadi anak yang solehah, dll. Dari keluarga besar ada wejangan untuk keluarga kecil tersebut, seperti jangan main tangan karena anak mereka perempuan, pakai perkataan verbal yang halus jika ingin marah. Selain itu, orang tua mereka menyarankan untuk mencari pekerjaan lain supaya lebih sejahtera dan mereka men-support untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Selain itu ada bantuan keuangan yang diberikan kedua orang tua mereka masing-masing. Selain dari orang tua mereka, saudara-saudara mereka juga membantu seperti berbagi cara mengasuh anak, kadang suka memberi uang untuk anaknya.

75

8.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan

keluarga besar, khususnya kakeknenek si bayi, seperti persoalan rumah tangga, rencana-rencana yang berhubungan dengan financial, rutinitas dalam berumah tangga, dll. - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. Ada pembagian tugas dalam keluarga ini seperti jika Anak - pasangan saling renang, maka Ayah yang menemaninya. Ibu menyuapi mendukung dalam anaknya ketika makan, Ayah yang mengeluarkan kelinci dari kegiatan kandangnya. Ketika Ayah pulang kerja, Ayah mengajak anak pengasuhan

76

mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan.

- memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening

jalan sore keliling-keliling komplek. Biasanya masalah yang muncul dari anak ini adalah masalah adaptasi dengan orang baru. Biasanya tergantung orang yang mendekati anak itu. Si anak harus dibujuk oleh orang baru itu, selain itu orangtuanya mengenalkan orang baru tersebut kepada anak. Selain itu anak lebih nempel ke Ibunya, misalnya ketika sedang bermain dengan Ayah, lalu si Anak merasa keberadaan Ibunya tidak jelas, maka anak akan rewel, lalu Ayah akan membujuknya membawa keluar.

9.

Family rituals and routines

Breakfast

Naptime Daily Outings

Father's homecoming

Baby's bathtime

Yang biasa dilakukan orangtua dengan anak ketika bangun tidur adalah mengajak anak ngobrol pelan-pelan, kalau bangun tidur rewel, biasanya orang tua membujuk untuk melihat kelincinya sedang apa. Mereka jarang sarapan bersama karena kadang-kadang Ayah pergi duluan,kadang-kadang anak bangun lebih awal. Setelah mereka sarapan, mereka mandi karena ketika bangun, mereka biasanya makan pagi terlebih dahulu. Ibu dan anak suka menyempatkan waktu tidur siang walaupun terbilang jarang. Selama menunggu Ayah pulang, biasanya bermain, balajar angka/huruf, bernyanyi. Setelah Ayah tiba di rumah, Anak menyambutnya, biasanya menarik perhatian, lalu Ayah bertanya dan menggendongnya. Sedangkan ketika Ayah pulang, Ibu salam dan bertanya apakah sudah makan atau belum, lalu ngobrol, nonton TV, dan bermain bersama anak. Yang biasanya memandikan anak adalah Ibunya. Ketika

77

Bedtime for children

Special holidays

mandi, anak suka bermain bola atau ketika mandi membawa gelas plastik. Tetapi main ketika mandi ini jarang dilakukan karena takut masuk angin. Mandi sambil bermain ini biasanya dilakukan ketika sedang keramas. Anak tidur sendiri di kamarnya, tetapi suka dikelonin oleh orangtuanya, yang lebih sering adalah Ibunya. Ketika menjelang tidur, biasanya anak dipijit, digaruk-garuk, atau membersihkan kuping. Ketika liburan, mereka jalan-jalan ke Mall, ke tempat bermain, makan di luar, atau ke rumah nenek. Pada keluarga ini tidak ada kegiatan khusus pada saat liburan karena mereka beralasan bahwa ketika kegiatan itu direncanakan, maka kegiatan itu biasanya batal. Jadi mereka lebih memilih untuk mengalir begitu saja, gimana nanti saja.

78

RESPONDEN 5 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Ashri Aliefah Muthmainnah NPM : 190110080093 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial : AA Pendidikan terakhir: S1 Tehnik Pekerjaan : PNS Alamat : Tasikmalaya Istri Inisial : KS Pendidikan terakhir: S1 Ekonomi Pekerjaan : Ibu rumah Tangga Alamat : Tasikmalaya Anak Inisial Usia

: MNS : 6 bulan

Usia Pernikahan : 3 tahun Penghasilan Total : Rp. 1.700.000,./bulan NO. 1. SUB DIMENSI Adopting housing arrangements to the little child. INDIKATOR DESKRIPSI - Orangtua mengetahui Pada pasangan ini, orang tua sudah cukup memahami kebutuhan bagaimana menata bayi, orang tua menyesuaikan penataan rumah tangga sesuai rumah agar aman dan dengan kebutuhan anaknya, seperti tidur tanpa dipan karena

79

: Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya - Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk

anaknya masih bayi (6 bulan), colokan listrik yang ditempatkan agak atas, tidak dibawah sehingga tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Kemudian karena rumah yang dimiliki pasangan ini bertingkat, di lantai 2 terdapat pager yang sengaja dibuat supaya anak tidak dapat turun sendiri. Dalam hal memilih mainan, pasangan ini memilih mainan yang terbuat dari bahan plastik, hal tersebut dipilih karena alasan biaya yang tidak cukup besar dan aman bagi anaknya, karena anaknya sudah mulai suka memasukkan mainan ke dalam mulutnya. Pasangan ini juga sudah menyiapkan kamar untuk anaknya, hal tersebut dilakukan karena memikirkan untuk ke depannya. Pasangan ini merasa rumah yang dimilikinya saat ini sudah cukup kondusif dengan tumbuh kembang anak. Pasangan ini selalu mengutamakan kebutuhan anaknya dibandingkan kebutuhan mereka, misalnya lebih mendahulukan untuk membelikan susu dibandingkan yang lainnya. Pasangan ini memiliki tabungan yang khusus disediakan untuk anaknya seperti untuk pendidikan, kesehatan, dll. Untuk memenuhi kebutuhan anak selain dari gaji ayah, pasangan ini juga memiliki usaha yang sengaja dilakukan untuk menambah-nambah uang untuk biaya anak, dan keluarga besar juga ikut membantu.

Pasangan ini merasa memiliki perubahan tanggung jawab yang berbeda dari sebelum dan setelah memiliki anak, terutama halhal yang berkaitan dengan mengurus bayi. Pada pasangan ini, tidak ada pembagian tugas dalam hal mengurus anak, dimana ibu

80

4.

menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrolelearning :

menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

yang mengurus semua kebutuhan anak (mulai dari memberi makan, memandikan, dsb), sedangkan tugas ayah adalah mencari nafkah .

- adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

5.

Communicating

Memiliki perasaan

Pada keluarga ini, ibu merasa ayah kurang mau membantu dalam hal mengurus bayi, kecuali pada saat tertentu ayah akan menolong, misalnya ketika ibu mandi dan makan. Namun dalam mengurus rumah, ibu dibantu oleh pembantu rumah tangga, dimana asisten rumah tangga membantu dalam hal seperti mencuci, mengepel, membereskan rumah, sedangkan yang lainnya ibu yang melakukan. Ketika memiliki waktu senggang, maka pasangan ini akan saling membagi cerita, dimana ibu akan bercerita tentang anaknya kepada ayah, dan ayah juga akan bercerita kepada ibu tentang pekerjaannya. Dan ketika ada masalah yang berhubungan dengan anak kedua pasangan ini akan menyelesaikannya dengan membicarakan secara baik-baik. Karena anak masih bayi, maka orang tua belum melakukan aktivitas khusus yang dilakukan bersama, namun ibu memiliki rencana sendiri untuk anaknya ketika anaknya beranjak besar, misalnya ketika anak berusia 1 3 tahun tidak akan memberikan coklat pada anak. Pada pasangan ini, ibu selalu bermain dengan anak setiap harinya,

81

with one another in the family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatka n adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka 6. Planning for the future children

puas dalam menjalin hubungan Adanya cinta diantara hubungan tersebut

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

sedangkan ayah akan menemani anaknya bermain apabila ketika pulang kantor tidak merasa kecapaian. Untuk menjaga hubungannya, dua hal yang dipegang oleh pasangan ini , yaitu saling percaya dan komunikasi. Dan ketika pasangan mengalami masalah, ibu akan langsung merespon dengan memberinya semangat, membantu memikirkan solusinya, dsb. Sedangkan ayah, walaupun termasuk orang yang santai dalam menghadapi masalah, namun ayah akan mencoba merespon dengan simpati dan empati. Karena ayah merasa, hal tersebut sudah menjadi konsekuensi yang harus diterima ketika mereka menikah.

Saling menjaga perasaan pasangan

Jika : a. Memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi

Pasangan ini memiliki rencana jangka panjang untuk anaknya, hal ini terlihat bahwa ibu dan ayah memikirkan untuk tidak mempunyai anak lagi sampai 4-7 tahun yang akan datang. Karena ibu dan ayah ingin fokus pada anaknya yang pertama dan ingin anaknya berkembang dengan maksimal. Dalam hal gizi, ibu dan

82

7.

relating to relatives and others

b. Tidak memiliki keinginann untuk memiliki anak lagi - Keluarga besar memberikan bantuan, mulai banyak yang ikut campur dalam keluarga kecil seperti pemberian nasehat, keuangan keluarga (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan makin kuatnya power dari kedua pihak, suami-istri, apalagi jika itu kelahiran cucu pertama). Banyak harapan dan bantuan yang akan muncul dari keluarga besar, khususnya kakek-nenek si bayi, seperti persoalan rumah tangga, rencanarencana yang berhubungan dengan financial, rutinitas dalam berumah tangga, dll. - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak

ayah memberikan yang terbaik sedangkan untuk urusan pendidikan ayah akan melihat pekembangan anak dan disesuaikan dengan keadaan keuangan. Hubungan keluarga ini dengan keluarga besarnya cukup baik, hal tersebut terlihat karena ketika pasangan ini mengalami masalah tentang anaknya, keluarga besar akan membantunya dengan memberikan saran dan nasehat yang diterima oleh keluarga ini, dan keluarga besar juga membantu memenuhi kebutuhan lainnya misalnya rumah yang didiaminya saat ini merupakan hasil pemberian dari orang tuanya. Tidak terdapat kecemburuan antara keluarga, keluarga saling mendukung,

83

8.

9.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. Family rituals and routines

mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan

Pasangan ini baru saja pindah ke rumah baru, dimana pada awalnya sejak pasangan ini memiliki anak, pasangan ini tinggal di rumah keluarga istrinya, sehingga sejak awal memiliki anak, pasangan ini selalu dibantu oleh keluarga istrinya, namun ketika pasangan ini sudah tinggal di rumahnya sendiri, tugas mengasuh dan mengurus anak dilakukan oleh istrinya, sedangkan ayah jarang membantu. Ayah kurang memberikan penghargaan pada istri secara langsung karena menganggap istrinya tidak melakukan pekerjaan yang seharusnya ( ketika masih tingga di rumah ibu mertuanya), namun sekarang, ketika mereka sudah tinggal di rumah sendiri, suami mulai menghargai apa yang dilakukan isrinya. Pada pasangan ini, setiap paginya orang tua akan memeriksa anaknya dan memenuhi kebutuhan anaknya, seperti memberi makan, membersihkan popoknya yang kotor, dsb. Kemudian kedua pasangan ini akan sarapan bersama. Ibu dari pasangan ini juga setiap hari selalu tidur siang bersama anaknya. Berhubung

Morning awakening Breakfast Naptime

84

Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

anak masih bayi, sehingga ketika ayah pulang kerja, anak biasanya sudah tidur, sedangkan ibu akan menunggu ayah pulang. Setiap harinya yang memandikan bayi adalah ibu,dan ibu sangat menikmati acara memandikan bayinya. Pada hari libur biasanya keluarga akan pergi jalan-jalan bersama, namun tidak ada kegiatan khusus yang harus dilakukan setiap minggunya.

85

Responden dengan SE Sedang : 6 dan 7 RESPONDEN 6 Nama : Muhammad Rizki NPM : 190110080113 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial : DKI Usia :26 tahun Pendidikan terakhir: Pekerjaan : Pegawai ITB Alamat : Bandung Istri Inisial : AN Usia : 27 tahun Pendidikan terakhir: Pekerjaan : PNS Alamat : Bandung Anak Inisial Usia Usia Pernikahan Penghasilan total N

: KMI :5 bulan : 14 bulan : Rp. 3.000.000,./bulan INDIKATOR DESKRIPSI JAWABAN

SUB DIMENSI

86

o. 1.

Adopting housing arrangements to the little child. : Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

- Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak.

Pasangan ini memang melakukan berbagai persiapan dari sejak kehamilan anak yang tentu juga menadi anak pertama. Sebagai orang tua, mereka mempersiapkan berbagai keperluan sang anak dan juga menata kamar mereka. Persiapan yang dilakukan persiapan biaya, mental, menjaga kondisi kesehatan, fisik sih pasti. Perlengakapan adik bayinya juga, kaya bajunya, tabungannya untuk masa depan, tempat adik bayi, yah, bersih-bersih dan sebagainya. Lebih banyak perabotan, jadi buat lemari, temapt peralatan bayi, dsb. Setelah anak lahir, Letak perabotan jadi berbeda, lebih besar ukuran perabotannya. Kemudian ruangan dicat, dibersihkan. Anak tidur dengan orang tua dengan alasan agar mudah diawasi di saat malam hari. tata letak perabotan berbeda namun usah untuk membatasi anak juga belum dipertimbangakan sehubungan dengan gerak anak pun yang masih terbatas di area tempat tidur atau matras. Pasangan ini memang memepertimbangkanmasa depan sang anak. Dengan mempersiapkan tabungan pendidikan, asuransi, anggaran kesehatan anak setiap bulan, dsb, orang tua menginginkan masa depan yang baik untuk anak. Kedua orang tua

87

bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

- Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka.

- Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan materi ini, dengan keduanya pun bekerja dan sesekali mengerjakan proyek kecil untuk menambah-nambah anggaran setiap bulannya dan juga untuk terus menabung demi keberjalanan keluarganya. Pasangan ini juga mendapat dukungan moral dan material dari orang tua, sehingga untuk kebutuhan seharihari memang sudah dipenuhi. Karena pasangan ini berkerja, umumnya pekerjaan pengasuhan sehari-hari dan pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh orang tua dari salah satu pasangan, karena tidak bekerja di luar rumah. Perubahan tanggung jawab memang dirasakan, terutama dalam fungsi pengasuhan bagi sang ibu dan mencari nafkah bagi sang ayah. Meski begitu, dalam pekerjaan rumah tangga, mungkin sehari-hari tidak dilakukan oleh kedua pasangan ini secara penuh kecuali di pagi dan malam hari, karena tinggal bersama orang tua dan sang anak pun diasuh oleh orang tua. Pembagian tugas dilakukan secara uum saja, tidak spesifik pada perkerjaan tertentu

4.

Facilitating membersrole- learning :

- adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga

Pembagian tugas tidak secara rinci disebutkan, seperti dalam dimensi sebelumnya. Pekerjaan rumah pun banyak

88

antara pasangan - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

5.

Communicating with one another in the family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam

Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan Adanya cinta diantara hubungan tersebut

dibantu orang tua. Di waktu senggang, biasanaya pasangan salain menceritakan kegiatan masing-masing walaupun sang ayah yang lebih sering bercerita pada yang lain. Di samping itu, mereka juga menanyakan kegiatan yang anak lakukan sepanjang hari apabila di hari kerja karena sang anak diasuh oleh orang tua. Pasangan secara rutin setiap hari menanyakan informasi di kala malam dan sesekali menanyakan aktivitas anak di siang hari pada orang tua yang berada di rumah dengan menelepon Aktivitas anak sehari-hari yaitu diasuh oleh orang tua, termasuk bermain di siang hari. Aktivitas anak belum terlalu leluasa, karena anak pun masih kecil. Apabila terdapat konflik, pasangan menaganggap bahwa komunikasi adalah jalan yang harus dilakukan dalam menyelesaikan masaliah yang dihadapi. Di waktu senggang, memang keluarga kecil ini melaukan aktivitas bersama seperti berkunjung ke rumah saudara, terkadang berbelanja, atau sekedar berekreasi ke temapt-tempat umum. Dalam berinteraksi, pasangan ini dapat dikatakan hangat. Hal ini digambarkan dengan keinginan mereka untuk saling mengisi dan melengkapi satu sama lain dalam setiap pekerjaan yang peru mereka lakukan, walaupun masih banyak sekali dibantu oleh

89

keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive Saling menjaga perasaan pasangan

banyak orang, termasuk orang tua, saudara, dan rekan kerja. Pasangan senang melihat anak berkembang dan berekasi terhadap benda baru, karena masih kecil. Di hari keraj, saat malam hari anak suka diceritakan kisah, kadang-kadang juga diajak ngobrol, main boneka, dan sebagainya. Anak pun diperkenalkan pada sanak saudara yang lain, walaupun belum paham, anak sering diperlihatkan gambar saudara dan sering dibawa dalam kegiatan keluarga besar. Dalam mengatsai konflik, selain saling berkomunikasi, mereka menjaga satu sama lain karena merasa khawatir dengan kondisi anak yang masih kecil pula.

6.

Planning for Future Children : bagaimana rencana orang tua setelah memeliki anak pertama

Jika: a) memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi

b) tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi

Pasangan ini ingin memiliki anak apabila anak sudah agak besar, sekitar empat atau lima tahun. Pasangan ingin memiliki tiga anak, mungkin menurut mereka. Ayah masih berpikir mungkin dua anak, sedangkan ibu empat anak, sehingga mungkin nantinya akan menjadi tiga anak saja. Pasangan ini belum memperkirakan atau memepersiapkan segaa sesuatu untuk anak kedua mereka, karena mereka baru akan memiirkan anak keduanya saat anak pertama sudah besar. Anak yang diharapkan lahir selanjutnya adalah anak

90

perempuan, karena anak pertama adalah anak laki-laki. 7. Relating to and others relatives - Keluarga besar memberikan bantuan, mulai banyak yang ikut campur dalam keluarga kecil seperti pemberian nasehat, keuangan keluarga (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan makin kuatnya power dari kedua pihak, suami-istri, apalagi jika itu kelahiran cucu pertama). Banyak harapan dan bantuan yang akan muncul dari keluarga besar, khususnya kakek-nenek si bayi, seperti persoalan rumah tangga, rencana-rencana yang berhubungan dengan financial, rutinitas dalam berumah tangga, dll. - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari Banyak harapan yang diinginkan oleh orang tua dan keluarga besar pada sang anak. Misalnya, Sehat, normal, solah, pinter, bageur, bener, jadi orang yang bener, Pokoknya berhasil, jadi pengusaha juga, panjang umur dan banyak rezeki. Memang ada sedikit permasalahan dalam pengasuhan sehari-hari dan pekerjaan rumah tangga, namun hal itu bukan masalah besar. Orang tua pasangan yang mengasuh pun sudah memahami resiko mengasuh cucu yang masih bayi apabila kedua orang tua bekerja, walaupun kadang kerepotan sendiri karena banyak pula kegiatan rumah tangga yang perlu dikerjakan padahal usia telah melebihi lima puluh tahun. Keluarga besar juga memberikan masukkan tentang pengasuhan saja. misalnya menggendong anak, pertolongan pertama kalau anak sakit, atau memberi pengetahuan tentang kondisi anak sesaui dengan pengalaman orang tua. Bantuan dari besar yang lain, karena selain satu rumah dengan salah satu orang tua, cukup rajin juga mengunjungi orang tua yang satu lagi. Bantuan yang diberikan macam-

91

8.

9.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. Family rituals and routines

orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening

mcam ada yang berupa moral atau material juga pengetahuan. Juga ada bantuan dari rekan-rekan sejawat. pasangan memang saling membantu dalam peran yang didapatkan dan saling medukung dalam kegiatan yang menunjang perkembangan anak.pasangan sama-sama beerja keras demi kebutuhan anak dan menabung untuk rumah mereka di masa depan.

Breakfast Naptime Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime

- Anak biasanya masih tidur ketika orang tua sudah bersiap-siap kerja. Kadang disusui. Kalau orang tua yang biasanya bersiap-siap untuk kerja - Ya kalau sarapan bersama - Biasanya sebelum sarapan ya bersih-bersih kamar. Setelahnya bersiap untuk ke kantor. - Ibu tidak tidur siang karena bekerja, anak tidur siang di rumah - Anak biasanya kalau tidak tidur, ya main saat kedua orang tua pulang - sda - Neneknya lebih sering - Orang tua memandikan anak ketika hari

92

Bedtime for children

Special holidays

libur, ya bermain saja. - Anak tidur dengan orang tua, ya anak dibacakan cerita atau diajak ngobrol kemudian digendong agar tidur - Istirahat, berkunjung ke rumah saudara, belanja keperluan, dan rekreasi - Ke lapangan olahraga setiap minggu saja.

93

RESPONDEN 7 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Farisa Ulfa NPM : 190110080082 IDENTITAS INTERVIEWEE: Suami Inisial : JL Usia : 33 tahun Pekerjaan : Pegawai swasta Pendidikan terakhir: SMA Istri Inisial : Usia : Pekerjaan : Pendidikan terakhir: Anak Inisial Usia Usia Perkawinan Penghasilan total No . 1.

EA 37 tahun Pegawai Swasta S1

: AYA : 1tahun 9 bulan : 3 tahun : 5 juta/bulan

SUB DIMENSI Adopting housing arrangements to the little child.

INDIKATOR - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan

Deskripsi - Perubahan yang terjadi setelah anak lahir tidak terlalu signifikan. Perubahan yang terjadi hanya tempat tidur. Tempat tidur yang berupa ranjang

94

: Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

nyaman bagi anak. - Orangtua melakukan penataan barangbarang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat

ketika baru menikah, dirubah menjadi kasur tanpa ranjang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bayi jatuh dari atas tempat tidur - Orang tua tahu bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak seperti meletakkan sambungan colokan listrik agak ke atas jauh dari jangkauan anak, merapikan semua kabel-kabel komputer agar tidak ada kemungkinan anak terkena listrik. - Orang tua hanya dapat melakukan penataan barang di rumah dengan terbatas. Semua barangbarang berat seperti kursi dan lemari dirasa belum sesuai. Kursi terbuat dari bahan yang ada kayunya. Kepala anak beberapa kali pernah terbentur tangan kursi. Barang-barang berat seperti buku jaman perkuliahan dan rice cooker yang tidak dipakai diletakkan di atas lemari. Orang tua pun sadar ini bahaya, tetapi ia mengakui bahwa sudah tidak ada tempat lagi untuk menyimpan barang-barang tersebut - Orang tua memiliki tabungan dan keduanya melakukan pekerjaan sambilan untuk menambah pendapatan. Tetapi, tabungan tersebut tidak dikhususkan untuk pendidikan, kesehatan, atau yang lainnya. Tabungan ini dibuat untuk kebutuhan yang mendesak, jadi jika pada waktunya anak sekolah, tabungan itu dipakai untuk biaya sekolah. Untuk saat ini tabungan tersebut dikonsentrasikan untuk membeli rumah

95

anak.

memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini - Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak - adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan

3.

4.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrolelearning :

- Untuk kebutuhan saat ini, orang tua mampu memenuhi anggaran untuk susu, popok, dan mainan. Hal ini dikarenakan ibu dan ayah giat mencari pekerjaan tambahan diluar pekerjaan tetapnya - Secara garis besar, karena pekerjaan ayah adalah satpam yang bekerja malam hari dan ibu adalah guru dan asisten notaris, maka yang melakukan pekerjaan siang seperti memandikan anak, membersihkan kamar atau rumah, mengurus anak adalah pekerjaan ayah. Sedangkan pekerjaan yang dapat dilakukan malam dan dini hari seperti masak, mencuci baju, menyuapi anak dilakukan oleh ibu - Untuk belanja kebutuhan bayi dan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak dilakukan oleh keduanya. Bahkan, waktu belanja bisa dijadikan saat yang menyenangkan untu menghabiskan waktu berdua - Karena suami pergi bekerja pukul 7 serta istri pulang bekerja pukul 5, mereka melakukan diskusi untuk membagi tanggung jawab yang dapat dilakukan masing-masing orang. - Anak diajarkan untuk memposisikan diri sebagai anak yang menuruti orang tua dan menghormati keluarga besar

5.

Communicating with one another in the family

- Ibu memiliki perasaan bahagia karena ia telah menjadi wanita sempurna sekarang. Menurutnya, menjadi wanita sempurna ialah ketika menikah dan

96

Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka

Adanya cinta diantara hubungan tersebut

memiliki anak. Artinya, ia telah menjalankan hakikatnya sebagai seorang wanita. Dari hasil observasi pun ia berkali-kali mengucapkan Alhamdulillah dapat menikah dan memiliki anak seperti sekarang. Suami pun sangat mendukung pekerjaannya dengan membantu menggantikan mengurus bayi pada siang hari - Ia mengatakan bahwa ia merasa beruntung memiliki suami yang mau mengurus anak, memandikan anak, dan tetap bekerja pada melam harinya. Walaupun waktu untuk berdua sebentar, ia merasa mencintai suaminya karena mereka berdua mampu memanfaatkan waktu yang sebentar. Yaitu antara pukul 5 sore sampai 7 malam ketika ibu baru pulang sampai ayah pergi kerja, lalu pukul 4 dini hari sampai pukul 7 pagi ketika ayah baru pulang kerja dan sebelum ibu pergi bekerja. Jadi mereka pun sangat memanfaatkan waktu libur untuk rekreasi - Pada hari senin-jumat waktu bersama hanya 5 jam. Sebelum suami atau istri pergi bekerja. Karena mereka sadar waktu yang dapat dihabiskan bersama hanya sebentar, mereka menjadikan waktu yang sebentar itu menjadi waktu yang berkualitas untuk berbicara tentang anak mereka dan rencana masa depan.

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

Saling menjaga perasaan pasangan

97

6.

Planning for Future Children : bagaimana rencana orang tua setelah memeliki anak pertama

Jika: a) memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi

b) tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi

7.

Relating to relatives and others

- Keluarga besar memberikan bantuan, mulai banyak yang

Menurut responden, karena istri lebih tua dari suami, istri tidak manja kepada suami. Istri sadar jika penghasilannya lebih besar daripada suami. Namun, istri tidak pernah meminta atau menuntut apapun. Ia ingin menjaga perasaan suaminya. Begitu pun dengan suami yang mengerjakan kewajiban istri seperti menggantikan popok anak, memandikan anak, dan mengerjakan pekerjaan lainnya tidak membuat suami mengeluh. Suami justru sangat mengerti kesibukan istri dan menjaga perasaan istri jika istri merasa cemburu karena suami lebih memiliki waktu banyak dengan anak daripada waktu yang dihabiskan ibu dengan anak. - Ibu dan ayah sama-sama tidak ingin menambah bayi karena anak kedua mereka bisa disebut dengan istilah kesalahan KB. Ibu pun merasa jika anak pertama belum terpenuhi kasih sayangnya, tapi harus memiliki adik. Sehingga kasih sayang dari kedua orang tuanya terbagi. Alasan lain ibu tidak menginginkan anak lagi ialah, usia ibu telah mendekati 40 tahun. Sehingga dapat membahayakan kondisi anak jika hamil lagi. Ibu pun merasa jika biaya pendidikan di masa depan akan semakin mahal, sehingga dengan memiliki lebih banyak anak, ibu khawatir tidak mendapatkan pendidikan yang berkualitas karena keterbatasan biaya - Keluarga besar selalu memberikan bantuan dalam hal mengurusi bayinya. Bagi ayah, mengurusi dua bayi tidaklah mudah. Seringnya, jika ayah capai, bayi

98

8.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan

ikut campur dalam keluarga kecil seperti pemberian nasehat, keuangan keluarga (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan makin kuatnya power dari kedua pihak, suami-istri, apalagi jika itu kelahiran cucu pertama). Banyak harapan dan bantuan yang akan muncul dari keluarga besar, khususnya kakeknenek si bayi, seperti persoalan rumah tangga, rencanarencana yang berhubungan dengan financial, rutinitas dalam berumah tangga, dll. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan

pertama diasuh oleh bibi yang memiliki anak setara usianya. - Secara materi, keluarga besar selalu menyediakan bantuan berupa uang untuk kebutuhan bayi. Seperti ketika kelahiran bayi pertama dan kedua yang harus melalui operasi cesar. - Pada saat operasi cesar, seluruh keluarga besar bergantian untuk menemani istri saat masa penyembuhan setelah operasi, menyediakan semua kebutuhan seperti makanan dan baju yang dibawa

- suami dan istri karena keduanya sama-sama bekerja, mereka membagi tugas sesuai dengan jam kerja - dua-duanya merasakan kepuasan karena samasama berinteraksi dan berperan dalam pengasuhan

99

9.

mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. Family rituals and routines

sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening Breakfast Naptime Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children

anak - keduanya saling menghormati karena memiliki nkesibukan dan tuntutan masing-masing pekerjaan - konflik biasanya terjadi jika naka sakit. Ayah tidak tega memberikan obat sesuai jadwal karena tahu rasa tidak enak. Tetapi ibunya selalu mengingatkan dan meyakinkan melalui telepon - anak tidak bangun pada jam yang tetratur - sebelum ibu pergi, ibu selalu menyempatkan diri untuk menyuapi anaknya - tidak ada waktu siang khusus bagi anak dan ibu karena ibu bekerja. Anak pun tidak memiliki waktu tidur siang karena suka bermain - Anak bermain dengan ayah ketika siang dan bermain dengan ibu ketika sore hari sampai waktunya tidur - Setiap ayah datang, anak terbiasa menyambut ayah datang walaupun ayah biasa datang pukul 4 pagi karena bekerja sebagai satpam - Bayi memiliki waktu mandi setiap pukul 3 sore - Bayi biasa tidur pukul 8 sambil dininabobokan oleh ibu - Setiap hari sabtu dan minggu mereka menyempatkan untuk berlibur. Supermarket pun dapat menjadi tempat untuk bermain keluarga. Anak sangat suka mainan koin. Pada hari libur dan awal bulan, mereka biasa pergi ke kebun binatang

Special holidays

100

101

Responden dengan SE Tinggi : 8 - 14 RESPONDEN 8 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Glory Yosephina NPM : 190110070064 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Nama Inisial : MS Usia : 22 tahun Pendidikan : Mahasiswa Semester 8 Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Jakarta (bersama orang tua) Istri Nama Inisial Usia Pendidikan Pekerjaan Alamat Anak Nama Inisial Usia anak Usia pernikahan Penghasilan

: : : :

IA 20 tahun Mahasiswi Semester 8 Mahasiswi : Jakarta (bersama orang tua)

: MA : 3 bulan : 1 tahun 5 bulan : Rp. 6.000.000,-/bulan

102

No 1.

Sub Dimensi Indikator Deskripsi jawaban Adopting housing - Orangtua Suami dan istri masih tinggal di rumah orang tua istri di jakarta. arrangements to the mengetahui Belum ada rencana pisah rumah dengan orang tua istri karena little child bagaimana menata orang tua tidak setuju, suami dan istri masih kuliah, dan memang Menyesuaikan rumah agar aman belum memiliki rumah sendiri. Namun dikarenakan istri masih penataan rumah dan nyaman bagi kuliah di luar kota, ia mengontrak rumah sebagai tempat tinggal tangga dengan anak. anak. karena terkadang ia membawa bayinya. Untuk sekarang, bayi Menjaga meubel dan - Orangtua melakukan memang lebih sering di jakarta dan istri yang sering pulang pergi peralatan rumah penataan barang- antara jakarta ke luar kota. Ada rencana bahwa jika nanti usia tangga agar aman bagi barang di rumah bayi sudah sekitar 4 bulan, istri akan membawanya ke luar kota anak yang sedang sesuai dengan tersebut untuk lebih sering menetap disana sampai lulus kuliah. tumbuh dan Adanya penambahan peralatan di dalam kamar istri di jakarta kebutuhan bayi berkembang setelah kelahiran bayi. Di kamar istri sekarang sudah terdapat tempat tidur bayi, lemari khusus untuk baju bayi, dan perlengkapan bayi. Untuk benda-benda tajam yang berbahaya tidak ada perubahan posisi, karena memang berada di laci dan jika dilihat dari usia bayi memang belum bisa meraihnya. Pada saat bulan pertama, bayi lebih sering tidur sama kakek dan neneknya, hal ini dikarenakan istri masih harus mengurus kuliah dan mencari kontrakan di luar kota. Namun karena istri sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir dan kuliah hanya hari selasa kamis, maka ia sering pulang pergi jakarta sehingga bayi dapat tidur dengan ayah dan ibunya. Persiapan yang dilakukan istri sebelum kelahiran bayi adalah mempersiapkan keperluan bayi, mencari informasi-informasi dari orang tua, keluarga, majalah, internet seperti informasi tentang proses melahirkan. Istri juga membeli dvd yoga untuk ibu hamil supaya dapat rileks mjelang melahirkan dan ketika melahirkan.

103

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkapan sang anak. - Orang tua mempersiapkan anggaran untuk masa depan sang anak

Persiapan anggaran kelahiran adalah dengan menabung dari hasil kerja suami dan dari uang bulanan yang masih diberikan oleh kedua orang tua masing-masing. Pada awalnya suami sempat bekerja, namun ia berhenti karena ingin fokus menyelesaikan kuliahnya. Sampai saat ini, suami dan istri memang masih ditanggung oleh kedua orang tuanya masing-masing tiap bulannya sampai mereka bisa secara mandiri mendapatkan uang. Dari uang yang didapatkan tiap bulannya tersebut, mereka mengaturnya untuk keperluan kuliah dan membeli keperluan rutin anak, seperti imunisasi dan popok. Namun, untuk keperluan lain, seperti membeli bak mandi bayi, dibantu oleh orangtuanya Tidak ada usaha tambahan untuk mencari uang, tetapi jika ada keperluan mendadak yang besar seperti biaya KB, mereka menggunakan uang tabungan dari hasil kerja suami sebelumnya. Tidak ada keluhan dalam anggaran, karena selama ini keperluan yang dibutuhkan masih dapat terpenuhi. Sekitar dua minggu pertama kelahiran bayi, tidak ada pembagian tugas antara suami dan istri dalam mengurus bayi. Semua tugas dalam mengurus bayi dikerjakan oleh istri padahal istri juga memiliki tugas kuliah yang cukup banyak pada saat itu. Kemudian istri terlihat sangat lelah dan stress hingga akhirnya suami merasa bahwa ada yang terjadi pada istrinya. Suami menanyakan penyebabnya dan istri pun menceritakan keluhannya. Setelah itu, suami meminta istri untuk membangunkan suami jam 2 malam untuk bergantian dengan istri dalam menjaga dan memberikan susu pada bayi. Namun sekarang bayi sudah tidak terlalu sering bangun tengah malam lagi. Setelah suami pulang kuliah, ia bermain dengan bayi. Istri yang biasanya memandikan dan

3.

Assuming Mutual Responsibility Kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk

- Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

104

anak mereka.

memberikan susu bayi. Namun ketika istri sedang mengerjakan tugas atau mandi atau memompa asi, suami langsung mengambil alih dalam mengurus bayi. Mereka juga sebenarnya memiliki pembantu khusus untuk mengurus keperluan istri dan anaknya, seperti mencuci pakaian, membantu membereskan kamar, dan mengurus bayi. Orang tua dari istri juga terkadang ikut mengurus ketika istri dan suami sedang sibuk. - adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi - Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan - Adanya cinta diantara hubungan tersebut - Membentuk interaksi yang sensitif dan responsif Walaupun memiliki pembantu khusus, sebisa mungkin istri berusaha untuk turun tangan langsung dalam mengurus bayi. Ketika waktu senggang (baik melalui tatap muka langsung, telepon, maupun bbm), suami dan istri sering mendiskusikan atau membicarakan tentang apa yang terjadi pada anaknya, apa yang sedang dilakukan anaknya, atau tentang berita di televisi yang menyangkut tentang bayi. Selain itu, mereka sering menanyakan dan membicarakan tentang kuliah masing-masing.

4.

Facilitating membersrole- learning

5.

Communicating with one another in the family : Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu,

Setelah pulang kuliah biasanya suami menyempatkan diri untuk menggendong, bermain, dan mengajak ngobrol bayi. Istri juga sudah mengerti sinyal kapan ia harusnya bangun untuk memberikan susu sehingga anak tetap tidur dengan nyenyak. Cara yang biasanya dilakukan agar bayi dapat mengenal keluarganya adalah dengan menggendong dan sambil memberitahu siapakah yang sedang menggendongnya, seperti ini papa. Ketika salah satu pasangan memiliki kesulitan ataupun merasa kesal, pasangan yang lainnya berusaha untuk menanyakan apa yang menyebabkan pasangannya seperti itu. Setelah itu mereka akan bertukar pikiran dan memikirkan

105

membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka 6. Planning for Future Jika: Children c) memiliki keinginan : Bagaimana rencana untuk memiliki anak orang tua setelah lagi memeliki anak pertama d) Memiliki persiapan untuk memiliki anak lagi Relating to relatives adanya bantuan dari and others keluarga dalam bentuk materi atau non-materi

solusinya.

Ada keinginan untuk memiliki anak kedua untuk 5 tahun lagi. Pertimbangan 5 tahun lagi adalah karena mungkin mereka sudah bisa secara mandiri, memiliki penghasilan sendiri, dan anak pertama sudah memiliki usia yang cocok karena untuk 2 tahun ke depan anak pertama masih membutuhkan perhatian sehingga orang tua harus mengajarkan hal ini dan itu.

7.

Harapan keluarga besar terhadap bayi adalah bisa jadi anak yang sehat, sholeh, menjadi ladang pahala untuk orangtuanya, sukses, pintar, dan hal lainnya yang positif. Ada masukan dan saran dari keluarga tentang mengurus bayi, seperti sebelum tidur sebaiknya bayi di lap memakai air hangat supaya segar dan tidurnya nyenyak. Bantuan dalam hal financial juga masih rutin diberikan oleh orang tua dari suami dan istri karena mereka masih belum memiliki penghasilan sendiri. Tradisi khusus keluarga yang dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi seperti aqiqah, potong kambing lalu dimasak dan dibagiin ke anak yatim. Jika suami sedang kuliah, yang mengurus anak adalah istri. Sebaliknya, jika suami sudah pulang kuliah dan istri merasa lelah, suami yang menggantikan istri untuk mengurus bayi. Jika istri belum minum susu, minum obat, ataupun minum vitamin, suami

8.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan

- pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan

106

9.

mendapat kepuasan dalam pengasuhan berinisiatif untuk menyiapkannya. dalam kegiatan sebagai orang tua pengasuhan, - saling menghargai mendapatkan antar pasangan penghargaan, dan - pasangan dapat dapat mengatasi mengatasi konflik konflik dalam yang terjadi dalam pengasuhan. pengasuhan Family rituals and Morning awakening Anak biasanya bangun ketika lapar dan popok sudah penuh. Istri routines biasanya memberikan susu, mengganti popok, dan mengajak ngobrol anak. Breakfast Biasanya pagi-pagi sekali suami harus berangkat kuliah. Yang dilakukan istri untuk suami adalah membuat teh dan memberikan roti untuk mengganjal perut. Suami biasanya sarapan di kampus. Jadi tidak ada waktu untuk sarapan bersama. Naptime Biasanya istri akan menidurkan anak, setelah itu istri akan membereskan kamar. Daily Outings Anak biasanya diberikan susu, dimandikan, diajak ngobrol, digendong, dan lain sebagainya. Father's homecoming Setelah ayah pulang kerja biasanya ia menggendong, bermain, dan mengajak ngobrol anaknya. Ketika ayah mengambil alih menemani anak, ibu mengistirahatkan tubuh sambil melihat ayah dan anak bermain. Baby's bathtime Yang biasanya memandikan anak adalah ibu. Bedtime for children Anak tidur sekamar dengan orang tua. Yang dilakukan sebelum anak tidur adalah menyiapkan tempat untuk tidur seperti bantal, selimut, dan lain sebagainya, kemudian membersihkan badan anak dengan mengelap pakai air hangat, mengganti popok, mengganti pakaian tidur, memakaikan minyak khusus untuk bayi,

107

Special holidays

dan memberikan asi. Saat hari libur biasanya ayah ibu dan anak pergi jalan-jalan seperti ke rumah orang tua suami atau pergi ke mall. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menghabiskan waktu libur di rumah dengan bersantai-santai, mengobrol, dan menonton dvd.

RESPONDEN 9 INDENTITAS INTERVIEWER Nama: Isthiana Nurhadiati NPM: 190110070075 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial : BTP Usia : 33 Tahun Pendidikan Terakhir : S-2 Manajemen UI Pekerjaan : Manager PT. Firmenich Indonesia Alamat : Bogor

108

Istri Inisial Usia Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat Anak Inisial Usia Usia Pernikahan Penghasilan

: MR : 33 Tahun : S-1 Psikologi UI : Staff Konseling di Yayasan Madaniyah : Bogor

: GAP : 5 bulan 14 hari : 6 tahun : + 17 juta / bulan

GAMBARAN DESKRIPTIF 1. Adapting housing, arrangement to the little child Pasangan ini menyambut kelahiran bayi pertama dengan perasaan senang dan bahagia, mereka juga telah mempersiapkan kebutuhan dan peralatan bayi. Tetapi mereka lebih memilih agar sang bayi tidur bersamasama di kamar dengan Ayah dan Ibunya dengan alasan agar lebih terkontrol dan mudah diawasi, walaupun sebenarnya kamar pribadi telah disiapkan untuk anaknya nanti. Pasangan ini tidak menyiapkan ruangan khusus untuk menyiapkan suatu ruangan lain untuk bermain, mereka menyimpan semua alat permainan bayi di kamar tidur mereka. Karena kedua pasangan ini sama-sama bekerja, maka sang anak dititipkan di rumah mertua, dan sepulang bekerja ibunya akan menjemputnya. Ruang keluarga di rumah mertua dijadikan sebagai tempat bermain karena luas dan tidak terdapat benda yang membahayakan. 2. Meeting present and future costs of childbearing Pasangan ini telah mempersiapkan mengenai anggaran untuk anak-anaknya nanti baik proses kelahiran, perkembangan, pendidikan, dan lain-lain. Sang suami mengikuti program di suatu Bank dimana ia membuka rekening untuk kebutuhan anaknya kelak. Pasangan ini merasa mampu membiayai seluruh kebutuhan-

109

3.

4.

5.

6.

7.

kebutuhan anaknya. Mereka juga berpikiran untuk membuka suatu usaha yang nantinya juga akan dipakai untuk kebutuhan anak-anak mereka. Assuming mutual responsibility Pasangan ini mengungkapkan bahwa memang terdapat perubahan tanggung jawab sebelum dan setelah memiliki anak, missal jadi ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan sadar akan kebutuhan keluarga. Tidak ada pembagian khusus untuk merawat anak, hanya saja ketika anak menangis tengah malam, suami lebih siaga dan mengurusnya. Sang istri member makan dan memandikan anak, hal ini juga di bantu oleh sang suami. Untuk tugas memasak dan membersihkan rumah telah dikerjakan oleh pembantu. Facilitating members role-learning Tidak ada pembagian tugas dalam mengurus rumah tangga sesudah mempunyai anak. Mereka merawat anak bersama-sama, meskipun peran istri lebih dominan. Untuk tugas memasak dan membersihkan rumah telah dikerjakan oleh pembantu. Di waktu senggang, pasangan ini juga sering berdiskusi (sharing) mengenai hal-hal yang telah terjadi seperti kebiasaan sang anak yang suka tidur tengkurap. Mereka mengatakan bahwa jujur dan terbuka adalah hal penting dalam sebuah keluarga. Communicating with one another in the family Sang ibu sering mengajak ngobrol anaknya, dan bayi menanggapinya dengan senyuman atau tertawa kecil. Pasangan ini yakin dengan seringnya mengajak ngobrol dan menghabiskan waktu bersama maka akan terjalin kedekatan emosional dengan sang anak. Pasangan ini memiliki panggilan khusus yaitu hun, mereka mengajarkan anaknya untuk memanggil Ayah dan Bunda. Karena suami bekerja hingga larut malam, maka akhir pecan adalah hal yang sangat penting bagi keluarga ini untuk menghabiskan waktu bersama dengan berkunjung ke rumah mertua. Ini dilakukan rutin setiap minggu. Dalam waktu senggang, pasangan ini sering berdiskusi (sharing) mengenai hal-hal yang telah terjadi, seperti istri yang menceritakan tingkah laku anak begitu juga dengan suami yang menceritakan pekerjaannya. Planning for future children Pasangan ini mengaku ingin segera memiliki anak lagi, namun menunggu hingga anak pertama sudah berumur 4-5 tahun, dengan alasan memperhitungkan biaya pendidikan yang semakin tinggi. Relating to relatives and others

110

Meskipun kelahiran anak ini bukan merupakan cucu pertama dalam keluarga, keluarga besar sangat berbahagia dengan kelahiran anak pertama dari pasangan ini. Keluarga mengharapkan agar sang anak kelak menjadi anak yang shaleh dan pemberani seperti nama yang diberikan oleh kedua ibu bapaknya. 8. Maintaining motivation and morale Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak ada pembagian tugas dalam hal pengasuhan anak. Suami dan istri melakukannya secara bersama meskipun istri lebih dominan. Pasangan ini mengatakan bahwa komunikasi, saling mendukung dan menghargai peran masing-masing adalah kunci dalam pengasuhan anak. Pasangan ini mengungkapkan bahwa apa yang telah mereka jalani sejauh ini memberikan kepuasan tersendiri terutama dalam mengurus anak. 9. Family rituals and routines Pasangan ini memulai kegiatan di pagi hari dengan diawali tangisan dari anak sehingga istri dan suami terbangun. Tidak ada kebiasaan makan bersama di ruang makan. Biasanya kedua suami istri ini bersamasama memandikan bayi sebelum berangkat ke kantor, lalu membawa anak mereka untuk dititpka dirumah mertua. Apabila sang istri pulang cepat, ia segera menjemput anaknya dan meluangkan waktu untuk tidur siang bersama. Ketika ayah pulang kerja, biasanya anak telah tertidur karena ayah pulang larut malam. Saat hari libur, keluarga ini biasanya menghabiskan waktu bersama dengan mengunjungi rumah mertua dan tempat untuk bayi, seperti baby spa.

RESPONDEN 10 IDENTITITAS INTERVIEWER Nama: Shafia Islaha Npm: 190110070087 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial : RP Usia : 28 Tahun

111

Pendidikan Terakhir : S-1 Ilmu Komputer UNISBA Pekerjaan : Owner Wedding Organizer Alamat : Bandung Istri Inisial : IR Usia : 25 Tahun Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Bandung Anak Inisial Usia Usia pernikahan Penghasilan total

: MFR : 1 tahun 9 bulan : 3 tahun : + 50 juta / bulan

GAMBARAN DESKRIPTIF 1. Adapting housing, arrangement to the little child Sebelum kelahiran bayi pertama, pasangan ini memang telah mempersiapkan kebutuhan bayi, peralatan, hingga kamar khusus yang di desain sendiri oleh mereka. Dari awal menikah pun, pasangan ini sudah menyiapkan ruangan kamar untuk anak-anaknya nanti. Hanya saja furniture, peralatan seperti tempat tidur, dan interior kamar baru disiapkan ketika istri mengandung anak pertama. Pasangan ini juga menyiapkan suatu ruangan lain yang di dalamnya berisi alat-alat permainan seperti set gambar edukatif yang nantinya dapat digunakan saat anak bermain. Pasangan ini juga sadar betul bahwa anak-anak membutuhkan ruang yang luas untuk bergerak. Oleh karena itu, pasangan ini sepakat tidak membeli perabotan rumah tangga yang berlebihan. Perabotan yang terbuat dari bahan mudah pecah pun dijauhkan dari jangkauan anak.

112

Ketika ditanyakan perihal perasaan pasangan ini ketika anak pertama yang berjenis kelamin laki-laki lahir, suami tampak lebih antusias. 2. Meeting present and future costs of childbearing Pasangan ini telah memikirkan jauh hari mengenai anggaran untuk anak-anaknya nanti baik proses kelahiran, perkembangan, pendidikan, dan lain-lain. Misalnya, pasangan ini telah memikirkan anggaran rutin tiap bulan yang harus dikeluarkan untuk membeli kebutuhan bayi, gaji baby sitter, perawatan anak jauh sebelum kelahiran bayi. Dengan pendapatan yang diperoleh dari usahanya, pasangan ini merasa mampu membiayai seluruh kebutuhan-kebutuhan anaknya. Tidak hanya untuk saat ini, tapi pasangan ini telah memikirkan masa depan anak-anaknya. Salah satu contohnya menyiapkan tabungan, investasi, dan usaha yang cukup berkembang. Terlihat bahwa sang suami lebih dominan dalam mengatur biaya dan keuangan rumah tangga. 3. Assuming mutual responsibility Pasangan ini menyebutkan bahwa memang terdapat sedikit perubahan tanggung jawab sebelum dan setelah memiliki anak. Sebelum memiliki anak, suami hanya fokus bekerja untuk mencari nafkah dan istri mengurus rumah tanga. Namun, setelah anak pertama lahir pasangan ini harus mencurahkan perhatian dan waktunya untuk merawat anak. Di awal kelahiran bayi, sang suami bersedia untuk mengerjakan hal-hal yang sebelumnya belum pernah ia kerjakan seperti mengganti popok, memandikan, memberi makan, dan bermain. Selain itu, suami juga turut mendampingi istri jika istri berbelanja kebutuhan rumah khususnya kebutuhan anak seperti susu, pakaian, obat-obatan. Untuk tugas memasak dan membersihkan rumah telah dikerjakan oleh pembantu. Tidak ada pembagian tugas yang spesifik hanya saja dalam merawat bayi mereka lakukan bersama. 4. Facilitating members role-learning Tidak ada pembagian tugas yang secara tertulis dibuat oleh pasangan ini. Yang jelas dalam hal merawat anak, mereka melakukannya bersama meskipun peran istri lebih dominan. Untuk tugas memasak dan membersihkan rumah telah dikerjakan oleh pembantu. Dalam waktu senggang, pasangan ini juga sering berdiskusi (sharing) mengenai hal-hal yang telah terjadi, seperti istri yang menceritakan tingkah laku anak begitu juga dengan suami yang menceritakan pekerjaannya. Namun, pasangan ini mengatakan bahwa berbicara mengenai tumbuh kembangnya anak merupakan topik yang menarik dibandingkan yang lainnya.

113

Pasangan ini telah sepakat di awal pernikahan untuk saling berdiskusi mengenai segala hal terutama urusan rumah tangga. 5. Communicating with one another in the family Menurut pasangan ini, dengan mencurahkan perhatian dan memberikan waktu pada anak maka akan terjalin kedekatan emosional dengan sang anak. Anak akan merasa bahwa orang tuanya sangat menyanyanginya. Inilah yang membuat pasangan ini betah bermain dengan anak seperti menonton film kartun dan sebagainya. Karena suami juga mempunyai pekerjaan yang mengharuskannya terkadang keluar kota, maka waktu senggang benar-benar dimanfaatkan oleh suami untuk bermain bersama anak. Istri yang menghabiskan waktu lebih banyak bersama anaknya mempunyai cara-cara tersendiri dalam mengajarkan hal-hal baru pada anaknya yaitu dengan menggunakan kartu bergambar dan warna menarik Seperti ketika mengajarkan anak dengan jenis-jenis binatang, huruf, angka. Menurut pengalamannya, anak jauh lebih tertarik dengan adanya alat peraga yang menarik sehingga komunikasi dengan anak lebih efektif. Dalam waktu senggang, pasangan ini sering berdiskusi (sharing) mengenai hal-hal yang telah terjadi, seperti istri yang menceritakan tingkah laku anak begitu juga dengan suami yang menceritakan pekerjaannya. Suami mengatakan bahwa hal yang paling ia nantikan dari cerita istrinya adalah perkembangan yang ditunjukkan oleh sang anak. Pasangan ini juga mengatakan bahwa apa yang telah mereka jalani sejauh ini memberikan kepuasan tersendiri terutama dalam mengurus anak dan tambah memperkuat ikatan cinta di antara mereka. 6. Planning for future children Mengenai rencana untuk memiliki anak lagi, pasangan ini menunda dulu sampai anak pertama sudah berusia 3-4 tahun. Pasangan ini ingin lebih fokus merawat anak pertama mereka supaya dapat memperhatikan setiap tumbuh kembang sang anak. Karena jika jarak kelahiran terlalu dekat, pasangan ini merasa khawatir tidak mampu mengurusnya. 7. Relating to relatives and others Meskipun kelahiran anak ini bukan merupakan cucu pertama dalam keluarga, keluarga besar sangat berbahagia dengan kelahiran anak pertama dari pasangan ini. Bahkan kakek dan nenek dari pihak suami yang tinggal di Padang sering berkunjung ke Bandung hanya untuk melihat keadaan cucunya. Karena pasangan ini baru memiliki anak, mereka mendapat banyak nasehat dan saran dalam mengurus bayi seperti

114

cara memandikan bayi, makanan yang bergizi, obat-obatan, hingga pakaian yang nyaman buat bayi. Orang tua juga memberikan saran agar pasangan ini dapat saling mendukung dalam mengurus anak dan apabila terdapat masalah lebih baik diselesaikan dengan berdiskusi. Tidak hanya dari keluarga, tetapi juga dari teman-teman yang lebih dahulu memiliki anak. Mereka memberikan tips-tips seperti desain kamar, alat permainan yang aman, pendidikan dini anak, dan sebagainya. 8. Maintaining motivation and morale Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak ada pembagian tugas tertulis yang dibuat dalam hal pengasuhan anak. Suami dan istri melakukannya secara bersama meskipun istri lebih dominan karena memiliki banyak waktu bersama dengan anak. Menurut pasangan ini, masalah ataupun kesulitan yang terjadi dalam mengurus bayi adalah hal yang lumrah pada pasangan muda yang baru memiliki anak seperti kesulitan menenangkan bayi yang menangis, mengurus bayi yang sedang sakit, dan lain-lain. Namun, pasangan ini lebih banyak berdiskusi dengan saudara mereka yang lebih dulu berkeluarga dan orang tua. Selain itu, pasangan ini menganggap bahwa saling mendukung dan menghargai peran masing-masing adalah kunci dalam pengasuhan anak. Karena orang tua dari pihak wanita telah meninggal maka istri lebih banyak berdiskusi dengan kakak perempuan mengenai makanan yang sehat untuk bayi, perawatan bayi, dan obatobat yang aman jika bayi sakit. Pasangan ini mengatakan bahwa apa yang telah mereka jalani sejauh ini memberikan kepuasan tersendiri terutama dalam mengurus anak. 9. Family rituals and routines Tidak ada jadwal rutin yang dibuat jelas oleh pasangan ini seperti makan pukul 08.00 WIB. Hanya saja ada ritual yang biasa dilakukan. Seperti yang biasa dilakukan oleh suami yaitu mengajak anak berkeliling rumah sambil melihat tanaman di sekitar rumah dan sesekali bermain dengan kucing peliharaan. Begitu juga dengan istri yang setiap pagi memandikan anak. Setelah itu, keluarga ini biasanya makan pagi bersama sebelum ayah berangkat kerja. Meskipun makanan dimasak oleh pembantu, namun istri tetap mengawasi dan mengarahkan hidangan yang akan disajikan terutama makanan untuk anaknya. Saat makan pagi, Ibu selalu memberikan susu dan vitamin agar anak memperoleh nutrisi yang seimbang. Setelah ayah pergi, Ibu dan anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain bersama sembari menunggu sang ayah pulang kerja. Di siang hari, anak dan Ibu sering tidur siang bersama. Ketika ayah pulang kerja, kebiasaan yang dilakukan oleh anak dan istri adalah menyambut kedatangan ayah dengan membuka pintu depan dan

115

menciumnya. Begitu juga dengan sang ayah. Setelah seharian bekerja, ia akan langsung menggendong anaknya dan bercengkrama beberapa saat sebelum mengganti pakaiannya. Selain hal di atas, Ibu mempunyai ritual yang setiap hari ia lakukan saat menidurkan sang anak yaitu membacakan doa sebelum tidur dan menyanyikan lagu-lagu. Sebelum tidur, pasangan suami istri ini bercerita mengenai hal-hal yang dilakukan sang anak seharian. Istri juga kerap menanyakan perkembangan usaha yang dirintis suaminya. Pasangan ini saling berbagi baik dalam mengurus anak maupun dalam mengembangkan usaha Wedding Organizer yang mereka rintis sejak sebelum menikah. Saat hari libur, keluarga ini biasanya menghabiskan waktu bersama dengan mengunjungi tempat-tempat rekreasi seperti Dufan, Ancol, kebun binatang, dan sebagainya. Ini dilakukan agar anak dapat mengenal lingkungan sekitar sambil bermain. Sebelum bepergian, istri biasanya sibuk melakukan persiapan seperti pakaian yang nyaman dipakai, obat-obatan, makanan, mainan kesayangan anaknya. Akan tetapi, jika tidak mempunyai banyak waktu mereka lebih sering mengunjungi keluarga dari pihak istri yang juga berdomisili di kota Bandung.

116

RESPONDEN 11 IDENTITAS INTERVIEWER Nama: Stella Priscilia Utami NPM : 190110080047 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial :HP Pendidikan terakhir: SMP Pekerjaan : wiraswasta Alamat : Bandung Istri Inisial :M Pendidikan terakhir: D3- ekonomi Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : Bandung Anak inisial usia Usia Pernikahan Penghasilan total

:HPP : 2 tahun 6 bulan : 8 tahun : Rp. 5.500.000,./bulan

GAMBARAN DESKRIPSI 1. Adopting housing arrangements to the little child

117

Pada sub dimensi ini yang merupakan tahap perkembangannya adalah menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak serta menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Responden yang saya wawancarai, juga menyatakan hal yang serupa dengan teori ini. Awalnya penataan rumah dilakukan untuk mempercantik rumah. Tetapi sejak memiliki anak, penataan rumah dilakukan lagi agar keamanan dan kenyamanan yang tercipta sewaktu anak bermain di rumah. responden juga mengakui bahwa tidak menyiapkan ruangan khusus untuk bermain. Ini dilakukan agar orangtua bisa terus memperhatikan anaknya bermain. Pada responden yang saya wawancara pada saat memiliki anak pertama dan sekarang berusia 2,5 tahun, menyatakan bahwa perubahan yang ia lakukan pada rumahnya tidak terlalu signifikan. Perubahan yang ia lakukan mulai dari saat si anak lahir hingga sekarang adalah tempat tidur yang berada di kamar utama keluarga tersebut. Tempat tidur yang awalnya diletakkan di tengah kamar, setelah anak lahir mulai dirapatkan ke dinding. Hal ini dilakukan agar saat anak mulai sudah bisa melakukan gerakan-gerakan saat tidur, orangtua tidak perlu merasa takut bahwa anaknya akan terjatuh dari tempat tidur. Selain itu juga, orangtua menyiapkan kasur busa di bawah tempat tidur. Hal ini juga dilakukan agar apabila anak terjatuh, maka anak akan jatuh di kasur busa tersebut bukan di lantai. Selain itu juga, perubahan penataan rumah juga dilakukan pada tangga yang menuju lantai 2. Awalnya tangga itu tidak dihalangi oleh apapun. Meja makan yang awalnya terletak di tengah ruangan, sekarang dirapatkan ke dinding dekat tangga agar anak bisa leluasa bermain di ruangan tersebut. Selain itu juga, kursi untuk makan diletakkan merapat dengan tangga sehingga anak tidak akan menaikki lantai 2 tanpa sepengetahuan orangtuanya. Pada awal anak bisa bermain dengan menggunakan mainan, orangtua mempunyai tempat khusus untuk menyimpan mainan anak-anaknya. Tetapi saat anak sudah bisa mengambil mainnanya sendiri, orangtua meletakkan atau menyusun mainnanya di tempat yang mudah dijangkau oleh anaknya. Mainan itu diletakkan di bawah lemari TV. 2. Meeting present and future costs of childbearing Tahap perkembangan pada subdimensi adalah dimana pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak. Hal ini juga terjadi pada responden saya. Pada masa awal pernikahan mereka sampai sebelum hamil, mereka belum menyiapkan anggaran dana untuk anak. Barulah pada saat sang istri hamil, mereka baru mulai memikirkan anggaran dana untuk anaknya kelak.

118

Anggran dana sudah mereka persiapkan pada masa awal kehamilan sang istri. Anggaran dana yang dipersiapkan itu dimulai dari anggaran untuk kelahiran sang anak hingga pada saat anak masuk sekolah nantinya. Mereka juga sudah mulai mencari informasi tentang biaya untuk masuk sekolah yang mereka inginkan. Anggaran dana itu mereka dapatkan dengan cara menabung kelebihan uang yang mereka miliki. Selain itu juga, mereka juga melakukan usaha tambahan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Walaupun diakui usaha ini sebenarnya hanya iseng untuk keperluan mereka sendiri tapi akhirnya peminatnya lumayan juga. Mereka melakukan usaha jual pulsa elektrik. Mereka juga sedang memiliki rencana untuk membuka usaha lainnya dengan membuka usaha fotocopy. Semua usaha yang mereka rencanakan dan usahakan ini, didukung sepenuhnya oleh keluarga dari kedua belah pihak. 3. Assuming mutual responsibility Pada sub dimensi ini tahap perkembangannya adalah kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orangtua dan orangtau harus membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Hal ini juga sesuai dengan yang responden saya rasakan. Mereka merasa sekarang memiliki tanggung jawab yang lebih dalam berkeluarga. Terutama sang istri yang diwawancarai merasa bahwa tugasnya sebagai istri semakin bertambah sejak kelahiran sang anak. Kelahiran sang anak membuat ia merasa bertanggung jawab terhadap pengasuhan dan mendidik anaknya, walaupun mereka berdua membagi tugas tersebut secara bersama-sama. Pembagian tugas dilakukan dengan cara, untuk urusan rumah dan anak sang suami mempercayakannya kepada istri sedangkan untuk mencari nafkah, sang suami lah yang bertanggung jawab. Namun tidak menutup kemungkinan peran itu sewaktu-waktu akan bertukar jika salah satu dari mereka sakit. 4. Facilitating members role- learning Tahap perkembangannya adalah pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan dan adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi. Pada responden yang saya wawancarai menyatakan bahwa untuk urusan rumah tangga mereka saling bekerja sama. Jadi jika sang istri sedang menjaga sang anak, maka sang suami akan bertugas untuk membereskan rumah, mulai dari mengepel, menyapu, mencuci dsb. Tugas itu mereka kerjakan bersama-sama. Pada awal mereka mempunyai anak hingga anak berusia 6 bulan, mereka berdua dibantu oleh keponakan dari sang suami. Keponakan itu membantu mereka dalam hal membersihkan rumah. Mereka tidak pernah

119

menggunakan jasa pembantu untuk mengurusa rumah dan mengurus anak mereka. Hal yang membuat mereka tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga karena sang istri yang hanya ibu rumah tangga. Selain berbagi tugas rumah tangga mereka juga sering berbagi cerita mengenai hal-hal apa saja yang mereka lakukan selama pasangan tidak ada di samping mereka. Hal-hal yang mereka ceritakan beraneka ragam, mulai dari perkembangan sang anak hingga pekerjaan yang mereka lakukan. Apabila terdapat perbedaan pendapat diantara mereka, mereka akan berusaha untuk menyelesaikkannya dengan baik dan segera mungkin. Untuk peraturan di rumah mereka membuatnya secara bersama-sama dan melakukan setiap peraturan yang dibuat sehingga sang anak pun mengerti akan adanya peraturan di rumah. 5. Communicating with one another in the family Tahap perkembangannya adalah memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan, adanya interaksi yang baik diantara hubungan tersebut, membentuk interaksi yang sensitive dan responsive, serta kemampuan untuk saling menjaga perasaan pasangan. Pada responden yang diwawancari, semua tahap perkembangan pada sub dimensi ini terlihat nyata. Hubungan yang mereka miliki cukup baik. hal ini terlihat saat mereka bermain bersama sang anak dan juga kedekatan anak dengan kedua orangtuanya. Pasangan ini juga terlihat kompak saat mereka menerapkan peraturan di rumah. peraturan yang mereka buat bersama juga sama-sama mereka patuhi. Mereka juga saling memahami satu sama lain, dengan artian bahwa jika pasangan sakit maka mereka tidak akan sungkan-sungkan untuk menggantikan peranan pasangan mereka. Bila pasangan sakit mereka juga akan saling menjaga dan merawat pasangan. Hubungan dengan angota keluarga lain pun berjalan dengan baik dan sang anakpun diajarkan untuk mengenal anggota kelurga lainnya melalui telepon dan foto-foto yang disimpan. Jika ada konflik, mereka sesegera mungkin akan menyelesaikkannya. 6. Planning for future children Pada pasang yang saya wawancari ini, mereka tidak pernah menunda untuk kelahiran anak berikutnya. Mereka malah menantikan agar bisa dapat momongan lagi dengan alasan agar mereka sekali repot untuk mengurus anak-anaknya. Mereka tidak pernah menunda mempunyai momongan begitu pula saat anak pertama mereka lahir. Saat anak pertama mereka lahir, usia perkawinan mereka sudah menginjak usia 6 tahun dan dengan alasan umur suaminya yang sudah mulai tua, membuat mereka ingin memiliki beberapa orang anak lagi. Mereka juga tidak pernah mempersoalkan jenis kelamin anak ke dua mereka nantinya.

120

7. Relating to relatives and others Pada tahap ini, responden mendapatkan dukungan keluarga sepenuhnya, apalagi saat kelahiran anak pertama mereka. Bentuk dukungan dari keluarga adalah saat mereka mengadakan aqiqah untuk anak mereka. Semua keluarga berkumpul dan memberikan bantuan baik yang berupa materi maupun bukan materi. Namun, untuk mengurus bayi (yang juga merupakan tahap perkembangan dari sub dimensi ini) tidak pernah karena jarak tempat tinggal mereka yang berbeda. 8. Maintaining motivation and morale Pada sub dimensi ini, tahap perkembangan yang akan ditanyakan adalah tentang apakah pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. Semua yang ditanyakan pada sub dimensi ini telah banyak terjawab pada sub dimensi lainnya. Pasangan yang saya wawancarai ini memiliki pembagian tugas dalam mengurus rumah dan mengurus anaknya. Kedua pasangan juga saling mendukung apa yang dilakukan pasangan lainnya. Konflik yang ada pun mereka tuntaskan secara cepat dengan diobrolkan secara baik, bahkan terkadang mereka sedikit merayu agar pasangannya tidak terlalu lama marah. Mereka juga tidak menemukan masalah dalam hal pengasuhan anak. 9. Family rituals and routines Pada tahapan ini, keluarga yang saya wawancarai pun memiliki rutinitas atau kegiatan-kegiatan keluarga lainnya. Rutinitas ini lebih sering dilakukan oleh sang anak bersama sang ibu karena ayah kondisi ayah yang bekerja. Rutinitas yang mereka lakukan dimulai dari pagi hari dimana biasanya anak bangun dan langsung buang air kecil dan kemudian anak akan langsung diberikan sarapan sebelum anak dimandikan. Sarapan biasanya dibuat oleh sang ibu yang memang selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan bagi keluarganya. Setelah sarapan biasanya anak akan dimandikan dan kemudian anak akan bermain bersama ayah dan ibunya. Pada siang hari anak akan tidur siang. Biasanya anak akan tidur siang dengan ditemani sang ibu. Pada sorenya anak akan kembali bermain bersama teman-teman yang ada di sekitar komplek rumahnya. Ada hal yang menarik di sini tentang kebiasaan anaknya pada saat akan tidur malam. Anak memiliki kebiasaan untuk makan kue bolu dan kemudian memengan handphone. Ini dilakukan pada saat sang anak disapih. Hal ini dilakukan agar anak tidak rewel saat disapih. Ternyata hal ini menjadi kebiasaan sang anak hingga sekarang.

121

122

RESPONDEN 12 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Farida Susanty NPM : 190110080115 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial : YF Usia : 41 tahun Pekerjaan : Dokter Spesialis Anak Pendidikan terakhir: Pendidikan Spesialis (setara S2) Istri Inisial : Usia : Pekerjaan : Pendidikan terakhir: Anak Inisial Usia Usia Pernikahan Penghasilan total

VH 30 tahun Bidan S1

: VHP : 7 bulan : 2 tahun : 15 juta/bulan

NO. 1.

SUB DIMENSI INDIKATOR DESKRIPSI Adopting housing - Orangtua mengetahui Pada keluarga yang diwawancarai, belum banyak arrangements to the bagaimana menata perubahan pada tata rumah yang dilakukan. Satu-satunya

123

2.

little child. : Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya - Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak

yang berubah adalah tambahan lemari dan boks bayi. Anak keluarga yang diwawancarai masih berusia 7 bulan dan belum bisa berjalan, baru bisa duduk dan tengkurap, jadi belum ada persiapan untuk menata rumah sedemikian rupa. Tapi mereka berniat untuk membuat kamar sendiri untuk anak kelak ketika anak sudah 1 tahun, mengamankan benda pecah belah serta yang ada listriknya. Mainan juga masih sering berantakan, belum diatur. Orangtua telah menyiapkan asuransi pendidikan dan kesehatan sebulan setelah anak lahir untuk mempersiapkan masa depannya. Mereka juga menabung untuk anaknya. Untuk memenuhi anggaran, keluarga yang diwawancarai melakukan usaha pengencangan ikat pinggang dalam pengeluaran keluarga untuk memenuhi anggaran pemenuhan kebutuhan anak. Mereka jadi mendahulukan kebutuhan anak dan lebih sedikit membeli barang untuk diri mereka sendiri untuk berhemat. Tidak ada usaha tambahan, tapi memang ayah mencoba mencari lebih banyak uang di pekerjaannya. Pada keluarga yang diwawancarai, ibu memegang peranan lebih besar dalam mengurus anak, misalnya dalam memberi makan, memandikan, belanja, masak, mencari uang untuk kebutuhan anak. Ada bantuan dari pembantu tapi ibu tetap sangat terlibat dalam pengasuhan anak. Ayah hanya membantu sesekali, membuatkan anak susu ketika ibu tidak bisa, mencari uang, mengajak bermain. Menurut pengakuan ibunya

124

4.

harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrolelearning :

- Mencuci baju juga, pada dua bulan pertama kelahiran, ayahnya mau - Mencari uang untuk mengganti pampers anaknya yang harus diganti tiap 3-4 memenuhi kebutuhan jam sekali, tapi sekarang tidak lagi. anak - adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi Dikatakan bahwa ada pembagian tugas pada ibu dan ayah dalam mengurus rumah tangga. Ibu memiliki lebih banyak peran dalam mengurus anak, tapi ayah juga tetap mengambil peran. Terdapat pula saling membantu dan menggantikan ketika salah satunya tidak bisa. Ketika ibu akan bekerja, ayah yang belum pergi bekerja mengurus anak mereka. Ketika ibu sakit, ayahnya yang tidur bersama si bayi dan membuatkan susu. Ibu tidur, makan, dan bermain bersama si bayi. Papanya juga bisa bergabung ketika makan bersama setelah pulang kerja. Ayah dan ibu pada keluarga ini juga secara aktif setiap hari memiliki waktu untuk berbagi tentang perkembangan anak, entah itu siang atau malam, tentang anaknya sudah bisa bicara kata-kata atau apa yang dilakukan seharian itu. Ketika ada masalah dalam pengasuhan ini, mereka akan mendiskusikannya, menimbang antar satu opsi dengan opsi lain, dan melihat perkembangan masalahnya untuk memutuskan memakai opsi yang mana untuk memecahkan. Mereka juga sama-sama terlibat dalam mengajari anak hal-hal seperti melambaikan tangan sebelum pergi, tepuk tangan, salam, bahkan adzan, dan masing-masing tahu kebiasaan anak mereka. perasaan Satu sama lain, orangtua saling memanggil dengan nama menjalin sayang, Papa-Mama atau Aa-Neng dulu. Ibu

5.

Communicating with one another in the

Memiliki puas dalam

125

family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka 6.

hubungan Adanya diantara tersebut cinta hubungan

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

mengakui cara untuk mempertahankan cinta mereka adalah dengan menahan ego dan saling memahami diri masing-masing. Jika ada kesulitan, mereka saling bercerita dan membantu. Ibu bahkan mengaku didengarkan oleh suaminya saja sudah terasa membantu, dia merasa puas dengan komunikasinya. Jika ada masalah, mereka akan menenangkan diri dulu lalu baru menceritakan apa yang membuat mereka kesal. Dengan anak, orangtua berusaha untuk melewatkan banyak waktu dengannya. Ayahnya dulu bahkan sempat punya kegiatan reguler bersama anak untuk main setiap pagi dan sore ketika ibunya bekerja, sedangkan kegiatan itu sekarang dilakukan dengan ibunya atau asisten rumah tangganya. Ketika orangtua mengajari anak, anak juga menurut dan mengikuti petunjuk orangtua, walau kadang lupa di harihari berikutnya.

Saling menjaga perasaan pasangan Planning for Future Jika: Orangtua dari keluarga yang diwawancarai mengaku Children a) memiliki keinginan untuk berencana untuk memiliki anak kedua. Persiapan yang : bagaimana rencana memiliki anak lagi dilakukan adalah dengan menabung, walau mereka orang tua setelah percaya bahwa setiap anak akan membawa rejekinya memeliki anak pertama sendiri. Ketika kesulitan dana saat awal-awal punya anak b) tidak memiliki keinginan pertama pun, mereka bisa tiba-tiba mendapat sumber untuk memiliki anak lagi uang yang bisa menutupi. Itu juga keyakinan yang dipegang dalam merencanakan keuangan untuk anak

126

7.

Relating to relatives and others

- Keluarga besar memberikan bantuan, mulai banyak yang ikut campur dalam keluarga kecil seperti pemberian nasehat, keuangan keluarga (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan makin kuatnya power dari kedua pihak, suamiistri, apalagi jika itu kelahiran cucu pertama). Banyak harapan dan bantuan yang akan muncul dari keluarga besar, khususnya kakek-nenek si bayi, seperti persoalan rumah tangga, rencanarencana yang berhubungan dengan financial, rutinitas dalam berumah tangga, dll. - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak

kedua. Terdapat kunjungan pada keluarga besar di kota lain (Bandung) setiap liburan. Keluarga juga membantu secara materi dan nonmateri. Yang materi, misalnya boks bayi atau peralatan bayi, sedangkan nonmateri berisi saransaran yang menurut sang istri berupa mitos-mitos atau saran seperti membacakan Al-Quran sebelum bayi tidur, dan sebagainya. Keluarga juga mengadakan akikah dalam merayakan kedatangan bayi.

127

8.

9.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. Family rituals and routines Morning awakening Breakfast Naptime

mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan

Sebenarnya orangtua pada keluarga yang diwawancarai saling mendukung satu sama lain dalam arti jika satu sedang tidak bisa mengasuh, yang lain menggantikan. Mereka merasa senang dalam mengasuh bayinya. Ada saja konflik dalam pengasuhannya seperti misalnya dalam memberi makan anak, ibu lebih rumit dalam memikirkan apa yang diberikan, sedangkan ayah maunya simpel saja. Di situ saling berdebat tapi akhirnya ayah mengalah.

Ayah biasanya masih tidur ketika anak sudah bangun. Jadi ibu yang memasak air untuk mandi, membuat susu, dan makanan. Tidak bisa berkumpul semua dalam waktu lama. Ayah-ibu jarang sarapan. Paling menyuapi anaknya. Anak dan ibu tidur bersama tiap siang, 3-4 jam.

128

Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

Pagi dan sore anak diajak main oleh ibu atau asisten keluarga. Ketika ayah pulang, anak juga diajak main. Setiap pulang, ayah menggendong anaknya. Ibulah yang memandikan anak secara reguler, sambil diajak bernyanyi dan bercanda. Tidur bersama ibu. Biasanya main dulu sebelum tidur, nangis-nangis ingin keluar, atau nonton. Keluarga punya ritual pergi ketika liburan ke mall (dalam keluarga ini mall Kelapa Gading) atau ke rumah nenekkakeknya di Bandung.

RESPONDEN 13 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Siti Endang Adyningsih NPM : 190110070045 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial : AH Usia : 29 tahun Pendidikan terakhir: S1 Pekerjaan : pegawai swasta pertambangan

129

Alamat

: Jakarta

Istri Inisial : AP Usia : 25 tahun Pendidikan terakhir: SMA Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : Jakarta Anak Inisial Usia Tinggal Lama pernikahan Penghasilan total

: HA : 2 bulan : Rumah orang tua : 1 Tahun 4 Bulan : >5 juta/bulan

130

Sub dimensi Adopting housing arrangements to the little child. : Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

Indikator Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barangbarang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi

Gambaran Deskriptif Responden, suami dan anaknya tinggal dirumah orang tua responden. Akan tetapi, setiap akhir pekan mereka menginap dirumah mertua responden. Setelah menikah, responden dan suami tinggal di Surabaya karena suami kerja disana. Setelah dinyatakan hamil, responden dan suami pun kembali ke Jakarta dan tinggal bersama orang tua responden. Responden menyatakan sebelum memiliki anak, ia dan suami menempati kamar miliknya sejak ia masih gadis. Kini pun ketika sudah memiliki anak, mereka menempati kamar tersebut bertiga. Responden pun menyatakan bahwa tidak ada perubahan besar yang terjadi di dalam kamar tersebut sebelum dan sesudah memiliki anak. Perubahan yang terjadi hanyalah cat dinding dan penambahan list wallpaper serta stiker bunga dan kupu-kupu yang membuat kamar menjadi tampak lebih manis karena kehadiran anak perempuan. Tidak adanya perubahan karena kamarnya kecil sedangkan perabotannya besar-besar sehingga sulit untuk diubah. Responden menyatakan bahwa sejak hamil, ia dan suami merencanakan untuk tidur bersama anak hingga anak tidak diberikan ASI lagi oleh responden. Jika anak tidak ASI lagi, maka anak akan ditidurkan ke dalam box bayi. Responden telah menyiapkan box bayi sejak anak baru lahir, tetapi belum digunakan karena alasan tersebut. Akan tetapi, responden menyatakan jika sudah memiliki rumah sendiri pun anak akan ditempatkan pada kamar sendiri, kira-kira ketika anak berusia 5 tahun. Hal ini pun dikarenakan usia 5 tahun, anak sudah mampu mengambil botol sendiri dan usia sekolah jadi bisa lebih mandiri. Saat ini anak masih berusia 2 bulan sehingga selalu di bawah pengawasan responden, tetapi ketika ia sudah mampu untuk merangkak ataupun berjalan, anak akan ditempatkan di dalam box bayi jika ingin bermain dengan mainannya. Responden menyatakan takut kepala anak akan terbentur ke lantai jika anak dibiarkan bermain sendiri di atas lantai.

131

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak. Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrolelearning Pasangan saling

Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkapan sang anak. Orang tua mempersiapkan anggaran untuk masa depan sang anak Memberi makan Memandikan Membersihka n kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi Belanja Masak Mencuci baju Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak - adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing

Responden menyatakan bahwa ia dan suami berencana akan menyiapkan anggaran pendidikan tuk anak dengan cara ikut serta dalam asuransi pendidikan. Sedangkan untuk kebutuhan serta biaya kesehatan untuk anak, responden dan suami telah menyiapkan uang 1 juta setiap bulannya. Uang 1 juta tersebut diperuntukan untuk perlengkapan anak seperti bedak, shampo, sabun, tisu, pampers serta imunisasi bagi anak. Responden masih memberikan ASI eksklusif sehingga tidak ada makanan dan susu formula dulu sampai anak berusia 6 bulan. Uang 1 juta tersebut diluar dari uang asuransi pendidikan si anak. Uang asuransi tersebut akan keluar ketika anak sudah mulai masuk sekolah. Responden menyatakan bahwa suami hanya mencari nafkah yakni bekerja, sedangkan responden lah yang mengurus rumah tangga serta merawat anak. Responden yang memandikan, memakaikan pakaian, dan lain-lainnya setiap harinya. Akan tetapi, ketika akhir pekan biasanya suami akan membantu menyiapkan peralatan mandi anak. Responden pun menyatakan bahwa ia dibantu oleh saudara yang tinggal bersama di rumah yang membantu ia dalam mencuci dan menyetrika. Responden pun menyatakan bahwa dalam berbelanja kebutuhan anak, ia dan suami selalu pergi bersama setiap akhir pekan ke supermarket.

Responden menyatakan bahwa hampir setiap hari berbagi cerita mengenai pengalaman responden seharian bersama anak kepada suami di malam hari sebelum tidur. Apa saja yang responden dan anak lakukan serta perkembangan apa saja yang telah dimiliki oleh anak mereka

132

berbagi mengenai peran masing-masing serta mengajarkan kepada anak mengenai perannya sebagai anak

adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

karena suami selalu mengupdate kemajuan si anak kepada responden. Suami pun selalu menceritakan mengenai kegiatan-kegiatan serta masalah yang ditemui oleh suami dikantor kepada responden. Responden dan suami selalu mengajak berbicara anak ketika melakukan kegiatan bersama, anak pun ikut mengoceh. Responden dan suami pun biasanya akan mengatakan salah kepada anak ketika anak melakukan sesuatu hal yang salah seperti menghisap jempol setelah disusui oleh responden. Biasanya responden akan menarik jempol dan mengatakan tidak boleh kepada anak, meskipun anak akan menangis. Responden menyatakan bahwa ini salah satu cara mengajarkan anak untuk tidak memiliki kebiasaan yang buruk. Responden menyatakan bahwa hanya bisa memberikan dukungan kepada suami jika suami memiliki masalah di kantor seperti di kejar deadline. Biasanya responden akan tidur lebih cepat agar suami dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman. Akan tetapi, ketika responden membutuhkan bantuan saat mengurus rumah tangga dan anak, suami tidak ingin membantu, responden akan merasa kesal dan marah. Jika responden mengomel, suami baru membantu. Akan tetapi, responden mengaku bahwa ia dan suami berusaha untuk saling pengertian untuk memahami peran masing-masing. Responden menyatakan bahwa suaminya pasti lelah juga seharian bekerja, sedangkan ia masih bisa beristrahat di rumah jika lelah mengurus rumah dan anak. Begitupun suami akan membantu ketika ia mempunyai waktu luang untuk membantu mengurus rumah. Setiap ada masalah di dalam rumah tangganya, responden dan suami selalu berdiskusi untuk memecahkan masalahnya. Responden pun mengaku bahwa sejauh ini merasa senang menjalani hubungannya dengan suami. Responden pun menyatakan bahwa ia sangat mencintai suaminya.

Communicating with one another in the family Interaksi antara pasangan memberikan perasaan puas, cinta serta sensitif dan responsif dalam menjalin hubungan

Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan Adanya cinta diantara hubungan tersebut Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

133

Planning for future children

the-

relating to relatives and others

Memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi - Memiliki persiapan untuk memiliki anak lagi adanya bantuan dari keluarga dalam bentuk materi atau non-materi

Responden menyatakan bahwa ia dan suami berencana memiliki anak kedua ketika anak pertamanya ini berusia 4 tahun. Responden beralasan jika anak pertamanya masuk ke TK, anak kedua bisa berusia 1 tahun jadi anak pertama sudah punya adik.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan.

pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua saling menghargai antar pasangan pasangan

Responden sekarang tinggal dirumah orang tuanya, tetapi setiap akhir pekan responden berserta anak dan suami menginap dari hari jumat malam hingga minggu siang. Responden mengakui bahwa keluarga dari pihak ia maupun suami sering memberikan masukan dan nasehat dalam mengasuh anak. Ketika anaknya pun lahir, anggota keluarga banyak yang memberikan perlengkapan untuk anaknya. Akan tetapi, responden menyatakan bahwa untuk kebutuhan serta imunisasi anaknya, pendapatan dari sang suami lah yang digunakan. Keluarga besar hanya sebatas memberikan nasehat dan masukan serta hadiah berupa pakaian dan mainan untuk anaknya. Responden menyatakan bahwa jika hanya mengurus anak seperti memandikan, memakaikan pakaian dan menidurkan sejauh ini ia mampu melakukan sendiri tanpa bantuan pengasuh. Suami responden sibuk bekerja setiap harinya dari jam setengah 7 pagi hingga jam setengah 7 malam baru sampai di rumah. Suami pun sangat terlihat lelah setiap pulang kantor sehingga responden mengakui ia tidak berani untuk memarahi atau mengeluh dalam mengurus anak. Sang suami pun akan membantu setiap akhir pekan dalam menyiapkan persiapan mandi anak dan berbelanja kebutuhan anak. Selain itu, menggendong anak jika responden sedang mandi atau beraktivitas yang lain. Sejauh ini responden mengakui merasa senang memiliki anak dan mengasuh anak mereka. Responden menikmati perannya kini sebagai seorang ibu yang memilki anak perempuan yang lucu dan menggemaskan. Jika anak sakit

134

dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Family rituals routines and Morning awakening

Breakfast

Naptime Daily Outings Father's homecoming

Baby's bathtime

Bedtime for children

atau menjadi rewel, responden dan suami biasanya akan merasa sedikit pusing dalam mengatasinya. Seperti waktu anak mereka sakit flu ketika baru berusia beberapa minggu, responden dan suami langsung membawanya ke rumah sakit. Biasanya anak bangun pagi dan suami mengajak bicara anak sambil bersiap-siap ke kantor. Responden mengaku biasanya ia menggendong anaknya ketika membukakan pintu gerbang untuk suami yang akan pergi ke kantor. Responden mengakui bahwa ia tidak biasa makan pagi sehingga tidak ada aktivitas sarapan bersama suami, suami pun biasanya berangkat jam setengah 7 pagi. Responden mengakui ketika anaknya tidur siang, biasnaya ia akan melakukan aktivitas lain yakni jualan online barang-barang cewek seperti dompet, pakaian, tas, sepatu. Responden mengaku tidak memiliki kegiatan berjalan disekitar rumah seperti jalan pagi bersama anak. Suami biasanya setelah pulang kerja akan langsung mandi lalu sholat berjamaah dengan responden lalu makan. Tidak lama, suami akan sholat isya lalu tidur. Biasanya sebelum tidur, suami responden bermain bersama anaknya (mengajak ngobrol). Respondenlah yang memandikan anaknya. Sebelum dimandikan, biasanya anak akan di-massage oleh responden. Responden mengakui bahwa hal ini akan membuat pertumbuhan badan dan otot-otot sang bayi baik. Ketika melakukan hal ini, biasanya responden sambil mengajak bicara anak, anak pun biasanya mengoceh. Setelah itu, anak pun akan di masukan ke dalam sebuah bak kecil sambil ditopang oleh responden. Biasanya anak akan senang ketika direndam di dalam air. Responden mengakui bahwa kebiasaan yang dilakukan oleh ia dan suaminya ketika menidurkan anak di malam hari ataupun siang hari

135

Special holidays

adalah memperdengarkan musik klasik di dalam kamar kepada anak mereka. Sebelum memiliki anak, responden dan suami sering bepergian berdua ke mall dia khir pekannya. Akan tetapi kini setelah memiliki anak, setiap akhir pekan mereka habiskan di rumah mertua responden. Mertua responden pun sering mengajak suami, respoden berserta anak dan anggota keluarga yang lain mengajak jalan-jalan ke pusat perbelanjaan ataupun suatu tempat wisata.

136

RESPONDEN 14 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Destri Diana NPM : 190110080017 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami : Inisial : SP Usia : 31 tahun Pendidikan terakhir: S1 Teknik Sipil Pekerjaan : Pegawai swasta Alamat : Tangerang Istri : Inisial : YA Usia : 29 tahun Pendidikan terakhir: S1 Ekonomi Pekerjaan : Pegawai swasta Alamat : Tangerang Anak : Inisial Usia Usia pernikahan Penghasilan total

: NAY : 3 tahun : 4 tahun : > Rp. 5.000.000,./bulan

137

NO . 1.

SUB DIMENSI Adopting housing arrangements to the little child. : Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

INDIKATOR - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi

DESKRIPSI HASIL INTERVIEW Keluarga ini sudah tinggal dengan rumah sendiri sejak dari awal pernikahan. Dalam penataan rumah dari sebelum dan sesudah memiliki anak tidak ada perubahan dan sudah cukup kondusif untuk tumbuh-kembang anak. Karena dari sejak awal memiliki rumah sudah direncanakan mengenai barang-barang yang safety bagi anak untuk digunakan, seperti meja dengan yang terbuat dari kayu, penataan ventilasi, lemari yang terbuat dari kayu dan plastik, kontak listrik dihalangi oleh meja, bendabenda yang tajam disimpan ditempat yang tidak terjangkau oleh anak, dan lain-lain. Persiapan ibu sebelum kelahiran bayinya, ia suka membaca buku mengenai kehamilan dan anak, misalnya dari hasil yang telah dibacanya, ibu pun terinspirasi dari buku tersebut mengenai pada saat dalam kandungan diberi music klasik, yang menurut buku tersebut dapat mengembangkan kognisi anak kelak. Pada usia kehamilan 7 bulan, suami-istri sudah mulai mempersiapkan kebutuhan bayi yang akan lahir, seperti baju, tempat tidur, dan perlengkapan bayi lainnya. Dalam mempersiapkan peralatan bayinya yang akan lahir, sang ibu ditemani suami dan orang tua dari ibu. Pada saat beberapa awal bulan kehamilan sudah mulai mempersiapkan biaya kelahiran sang bayi yang akan lahir dengan menabung dan juga memperisapkan namanya. Sang anak sejak lahir hingga sekarang masih tidur bersama kedua orang tuanya. Dan rencana untuk menyiapkan ruangan khusus bagi anak, yaitu ketika anak usia 5 tahun. Aktivitas anak sehari-hari di dalam rumah adalah bermain, misalnya permainan edukatif (seperti puzzle, mencari mana

138

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung

- Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi

gambar yang sama, dsb.), dan permainan lainnya (seperti robotrobotan, tembak-tembakan, mobil-mobilan); dan menonton TV. Penataan mainan anak pun disesuaikan dengan jenis permainannya dan mainan anak di simpan dalam box yang khusus sebagai tempat mainan anak. Anak sering bermain di ruang keluarga. Dalam mempersiapkan anggaran pendidikan anak suatu saat nanti, kedua pasangan suami-istri ini sudah membuat buku tabungan yang diatasnamakan anak mereka. Karena keduanya bekerja maka pengahasilan dari keduanya disisihkan untuk masa depan anak. Suami-istri ini tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi anggaran untuk anak. Selama ini pekerjaan di kantor dari keduanya berjalan dengan lancar dan tidak ada gangguan yang dikarenakan kesibukan dalam mengurus anak. Tambahan pemenuhan anggaran keluarga, sang ayah mencari tambahan untuk kelangsungan hidup keluarga, mencari pekerjaan sampingan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, yaitu mendesain, perbaiki, ataupun membangun rumah. Suamiistri ini juga berusaha untuk tidak menerima bantuan dari keluarga besar dan bahkan mereka tidak ingin merepotkan kedua keluarga besar dalam bantuan materi. Oleh karena itu tidak ada tanggapan dari keluarga besar terhadap anggaran pada keluarga ini. Pembagian tanggung jawab terhadap tugas rumah tangga atau dalam mengurus rumah dari sebelum dan sesudah memiliki anak tidak ada perubahan, karena antara suami-istri saling bekerja sama dalam mengerjakannya. Terlebih lagi kalau sang ayah sedang libur. Hal tersebut terjadi saat sang ibu sedang tidak bekerja, yaitu selama satu tahun usia anak. Pada saat ibu sedang

139

jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka.

- Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

4.

Facilitating membersrolelearning :

- adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

mencuci, memasak maka ayah yang menjaga anak dan belanja kebutuhan rumah tangga dilakukan bersama. Sebelum ibu bekerja, ibu yang mengatur pekerjaan rumah tangga dan juga merawat dan mengurus anak (memandikan, memberikan makan anak, dll.). Pekerjaan yang sering ayah lakukan dirumah adalah mengurus merapikan taman dan membetulkan peralatan rumah tangga yang kiranya rusak, dan membantu pekerjaan istri yang bisa dilakukan. Jadi, perubahannya hanyalah adanya tanggung jawab baru dalam keluarga tersebut, yaitu merawat, mengasuh dan mendidik anak. Pada saat anak mereka rewel, mereka bersama-sama menenangkan anak mereka. Pada saat ibu sedang repot dengan pekerjaan rumah tangga, sang ayah turun tangan untuk menjaga anak. Pasangan suami-istri ini dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari dilakukan bersama-sama. Meskipun yang lebih dominan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak adalah ibu. Setelah menikah sampai dengan anak berusia satu tahun, sang ibu adalah ibu rumah tangga. Setelah sang ibu mulai bekerja, segala pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak dikerjakan oleh pembantu rumah tangga. Baik itu mencuci, membersihkan kamar, masak, dan mengurus anak (memberi makan, memandikan, menidurkan anak tidur siang, menemani bermain, dan lain-lain) ketika sang ibu sedang bekerja. Pada waktu senggang pasangan suami-istri ini diisi dengan menceritakan pengalaman dan kegiatan yang dilakukan selama dipekerjaannya. Mereka tidak segan untuk saling menceritakan permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaannya atau dengan rekan kerjanya.

140

Sebelum ibu bekerja, dimana pengasuhan anak seluruhnya dilakukannya, ketika ada sesuatu yang terjadi pada anak, seperti memunculkan suatu perilaku yang tidak biasanya, ibu mengabadikannya dalam bentuk video ataupun foto. Yang kemudian ibu menceritakan kejadian tersebut kepada sang ayah. Kalau dalam hal mengurus rumah atau rumah tangga, ibu lebih menceritakan tentang sesuatu yang akan dibutuhkan, atau ada yang rusak, ataupun kalau ada bahan pokok yang mulai naik, dan sebagainya. Karena adanya saling keterbukaan diantara keduanya, maka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam rumah tangga, mereka mencari solusinya bersama-sama. Misalnya seperti masalah dalam perilaku anak yang tidak baik, mereka memberikan arahan kepada anak bahwa perilaku itu tidak baik dan memberi tahu bagaimana yang baiknya. Begitu pula, cara ibu dan ayah dalam mengajarkan anak. Apabila sesuatu hal bisa dijelaskan dengan suatu peragaan, maka dijelaskan demikian. Hari libur atau akhir pekan adalah hari yang panjang antara ibu dan anak pada keluarga ini, sang ibu menjaga dan mengasuh anak sepenuhnya. Di akhir pekan, sang ayah seringkali lembur. Di saat libur itu, ibu mengajarkan anak dalam belajar, seperti mengenalkan angka, huruf, atau yang lainnya, dan bermain. Terkadang anak suka meminta orang tuanya untuk mengajaknya pergi. Biasanya mereka berpergian ke suatu Mall, dan biasanya anak meminta ke suatu arena permainan yang ada di Mall tersebut. Pada saat hari kerja, biasa dilakukan bersama adalah menonton TV, bermain. Kebiasaan anak adalah menonton TV, bermain (baik di dalam

141

5.

Communicating with one another in the family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka

Memiliki puas dalam hubungan Adanya diantara tersebut

perasaan menjalin

cinta hubungan

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

Saling menjaga perasaan pasangan

rumah maupun di luar rumah). Anak lebih menyukai menonton film robot ksatria (misalnya, power rangers) dan permainan yang disukai anak adalah bongkar pasang puzzle. Cara orang tua dalam mendidik anak adalah penuh kasih sayang diajarkan untuk bertanggung jawab, jujur, disiplin, mengajari tentqng agama sesuai dengan usianya. Keluarga ini memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan di antara mereka. Menurut mereka, tidak ada kata tidak puas, yang penting menjalin hubungan saling percaya. Dengan adanya kepuasan tersebut dikarenakan saling mencintai satu sama lain. Pengungkapan cinta mereka, seperti perhatian yang penuh dengan kasih sayang dan mengetahui keadaan pasangan maupun anak. Pada hari kerja, orang tua biasa bermain bersama anak pada malam hari. Biasa yang dilakukan adalah menonton TV atau apa yang ingin dilakukan anak. Pada hari libur, semua kegiatan yang dilakukan anak ditemani oleh ibu. Biasanya bermain bersama itu di saat anak ingin bermain. Cara orang tua menjaga kedekatan dengan anak adalah dengan mengajak anak bermain bersama (apa ingin anak mainkan), menonton bersama (dimana orang tuanya menjelaskan cerita dari film yang ditonton), meminta anak menceritakan kegiatan yang dilakukan. Dan biasanya anak suka menceritakan kepada orang tuanya apa yang dilakukannya, misalnya yang dibeli anak ketika ke pasar bersama pengasuh, pada saat bermain ia terjatuh dan luka (anak menunjukkan lukanya pada orang tuanya). Ketika ayah dan ibu mengajarkan anak sesuatu yang baru, kadang-kadang anak mau mengikuti dan kadang-kadang tidak,

142

6.

Planning for Future Children : bagaimana rencana orang tua setelah memeliki anak pertama

dan orang tua pun tidak memaksakannya. Begitu juga dalam memperkenalkan anggota keluarga lainnya, tergantung dari mood anak. Cara orang tua memperkenalkan anggota keluarga lainnya, yaitu anak menyalami anggota keluarga tersebut dan orang tua memperkenalkannya (misalnya, ini tante Tia). Ibu memanggil ayah dengan sebutan Papah, ayah memanggil ibu dengan sebutan Bunda. Cara pasangan suami-istri ini dalam memahami peranan pasangannya, yaitu karena sudah tahu tanggung jawabnya dan tugasnya masing-masing. Ketika mengalami kesulitan dalam pekerjaan di kantor maupun dalam rumah tangga, mereka saling menceritakan masalahnya.mereka selalu melakukan sharing satu sama lain. Pada saat keduanya sedang bekerja, mereka juga sering saling sms dan menelepon. Dan kadang terlihat dari rawut wajah suami/istri yang tidak seperti biasanya. Baik suami/istri menanyakan ada permasalahan apa. Dan mereka pun bercerita, baik suami/istri memberikan pendapatnya atau mencoba membantu mengatasinya. Begitu juga ketika suami/istri sedang kesal pada suami/istri, biasanya mereka cerita dan meminta maaf. Begitu juga terhadap anak. Itulah cara mereka dalam mempertahankan cintanya kepada suami/istri. Yaitu dengan menjalin komunikasi yang baik, memahami satu sama lain, saling mendukung, dan sebagainya. Jika: Kedua pasangan ini sangat ini memiliki anak lagi, terlebih lagi a) memiliki keinginan untuk anaknya sudah meminta adik. Keinginan dari anak dan melihat memiliki anak lagi anak yang sudah dapat membagi kasih sayang itulah yang membuat suami-istri berencana untuk mendapatkan anak lagi. Pada saat itulah ibu sudah mulai melepas KB nya. b) tidak memiliki keinginan Karena sampai saat ini belum diberikan anak, pasangan

143

untuk memiliki anak lagi 7. Relating to relatives and others - Keluarga besar memberikan bantuan, mulai banyak yang ikut campur dalam keluarga kecil seperti pemberian nasehat, keuangan keluarga (yang dapat menimbulkan kecemburuan dan makin kuatnya power dari kedua pihak, suami-istri, apalagi jika itu kelahiran cucu pertama). Banyak harapan dan bantuan yang akan muncul dari keluarga besar, khususnya kakek-nenek si bayi, seperti persoalan rumah tangga, rencanarencana yang berhubungan dengan financial, rutinitas dalam berumah tangga, dll. - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya

suami-istri sudah mulai mempersiapkan finansial untuk kehadiran anak kedua. Harapan keluarga besar terhadap kelahiran anak pertama dalam keluarga ini yaitu bahwa lahir dengan selamat dan sehat. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga mendapatkan masukan atau saran dari keluarga besar ataupun kerabat mengenai mengurus anak. Misalnya, dalam hal makanan yang baik untuk bayi, memposisikan tidur bayi agar tidak terlalu terkena kipas angin, dan cara mengatasi kulit bayi yang sensitive. Dalam hal financial, keluarga ini tidak mendapat bantuan dari keluarga besar. Karena mereka berusaha untuk memenuhi kehidupan dengan semampunya. Kalau dikira kurang, suami ataupun istri mencari pekerjaan sampingan untuk menambah pemasukan/penghasilan. Karena ibu juga bekerja, maka ibu dibantu oleh seorang pengasuh. Pengasuh ini tidak hanya mengasuh anak saja, tetapi juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci, memasak, dan lain-lain. Pada saat usia bayi 40 hari, keluarga besar mengadakan acara syukuran dan memotong kambing. Keluarga ini mengadakan syukuran dengan menyantuni anak yatim di suatu pati asuhan.

144

karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. 8. Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Dalam pengasuhan anak pasangan suami-istri ini saling bekerja sama, misalnya saja pada malam hari, anak tidak hanya ibu saja yang selalu menidurkan anak, tetapi ayah yang menidurkannya. Yang lebih sering membuatkan susu di malam hari adalah ibu, sedangkan ayah mempipiskan anak di malam hari. Saat anak sedang rewel, karena mimpi ataupun sedang sakit, mereka bersama-sama menenangkannya. Pada saat anak sakit, kedua orang tua bersama-sama untuk menangani atau menjaganya. Apalagi kalau sedang sakit, anak susah sekali untuk makan. Kedua orang tua ini membuat berbagai cara agar anak mau makan. Misalnya, menanyakan apa yang diinginkan oleh anak, atau biasanya anak mau disuapin oleh ayah atau ibunya. Pasangan suami-istri ini tidak merasa tidak ada permasalahan dalam mengasuh anak selama ini. Kebiasaan yang sering dilakukan anak bersama orang tuanya ketika bangun tidur adalah anak bangun sendiri yang kemudian langsung mencari orang tuanya, kemudian orang tuanya mempipiskan anak. Setelah itu, mereka menonton TV bersama. Kebiasaan sarapan bersama antara anak dan orang tua selalu

9.

Family rituals routines

and Morning awakening Breakfast

145

terjadi ketika orang tua sedang libur bekerja. Pada saat hari kerja, sarapan bersama jarang terjadi. Kegiatan sebelum dan sesudah makan yang kerap dilakukan adalah menonton TV. Ruang makan dan ruang keluarga itu menyatu, dimana di ruang tersebut ada televisinya. Sedangkan untuk hari kerja, sarapan cukup jarang dilakukan bersama. Anak tidur siang bersama dengan ibu sering terjadi ketika ibu Naptime sedang libur bekerja. Sedangkan saat hari kerja, anak tidur siang bersama pengasuh. Hal yang biasa dilakukan anak menjelang kedua orang tuanya pulang bekerja (kedua orang tuanya berangkat dan pulang kerja Daily Outings dan Fathers bersama) adalah bermain bersama teman seusianya di luar homecoming rumah dengan pengawasan pengasuh. Menjelang Maghrib anak pulang ke rumah dan anak sambil menunggu kedua orang tuanya, ia menonton TV atau bermain bersama pengasunya. Pada hari libur, segala pengasuhan dilakukan orang tua, terutama ibu. Baik itu memandikan anak, bermain, makan, dan Baby's bathtime tidur siang. Biasanya anak mandi sambil bermain, sering terjadi bersama ayahnya. Anak selalu tidur bersama kedua orang tuanya. Hal biasa dilakukan antara ibu dengan anak menjelang tidur adalah ibu Bedtime for children memberikan susu kepada anaknya sambil tiduran dan ibu mengeluskan punggung anak, yang kemudian anak pun jadi tertidur. Special holidays Saat di hari libur, kadang-kadang anak dan orang tuanya berkunjung ke salah satu rumah kakek dan neneknya. Tidak kegiatan khusus yang menjadi rutinitas ketika hari libur. Yang penting ayah dan ibu menemani anak kalau sedang bermain, menonton, mengajarkan anak belajar.

146

Kadang-kadang anak suka meminta pergi ke Mall, biasanya ke sebuah arena permainan.

147

You might also like